Anda di halaman 1dari 21

REKAYASA IDE

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
“Persepsi Mahasiswa Terhadap Demokrasi”

Dosen Pengampu:
Dra. Katrina Samosir, M.Pd.

Disusun Oleh:
Kelompok V
Dea Amanda 4211111019
Clara Yolanda Br Ginting 4213311060
Elizabeth Sri Saulina Electa Situmeang 4213111018
Kristina Seriati Samosir 4213111019
Marcellino Zean Locas Hutajulu 4213111017
Melky Djetro Sinaga 4213311064

PSPM D 2021

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah
memberikan rahmat serta karunia-Nya sehingga kami berhasil menyelesaikan Rekayasa
Ide mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan ini. Dari Rekayasa Ide ini semoga dapat
memberikan solusi untuk permasalah yang dialami.
Ucapan terima kasih tidak lupa kami sampaikan kepada Ibu Dra. Katrina Samosir,
M.Pd. selaku Dosen pengampu mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan, dan semua
pihak yang telah membantu sehingga kami dapat menyelesaikan Rekayasa Ide ini. Kami
menyadari atas kekurangan kemampuan dalam pembuatan rekayasa ide ini, sehingga
akan menjadi suatu kehormatan besar bagi kami apabila mendapatkan kritikan dan saran
yang membangun agar rekayasa ide ini selanjutnya akan lebih baik dan sempurna serta
komprehensif.
Demikian akhir kata dari kami, semoga rekayasa ide ini bermanfaat bagi semua
pihak dan bisa menambah wawasan baru bagi semua pihak dalam menangani
permasalahan yang dialami dalam demokrasi.

Medan, November 2022


Penulis,

Kelompok 5 – PKN PSPM-21D

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ i

DAFTAR ISI..................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................ 1

1.1 Rasionalisasi Pemasalahan................................................................................. 1

1.2 Tujuan ................................................................................................................ 2

1.3 Manfaat .............................................................................................................. 2

BAB II IDENTIFIKASI MASALAH .............................................................................. 3

2.1 Kajian Pustaka ................................................................................................... 3

A. Pendahuluan ....................................................................................................... 3

B. Konsep Demokrasi ............................................................................................. 4

C. Bentuk Demokrasi ............................................................................................. 5

D. Prinsip-prinsip Demokrasi ................................................................................. 6

E. Demokrasi di Indonesia ................................................................................... 10

F. Pendidikan Demokrasi ..................................................................................... 12

2.2 Identifikasi Masalah ......................................................................................... 12

BAB III SOLUSI DAN PEMBAHASAN ...................................................................... 14

BAB IV PENUTUP ........................................................................................................ 17

4.1 Kesimpulan ...................................................................................................... 17

4.2 Saran ................................................................................................................ 17

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 18

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Rasionalisasi Pemasalahan
Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah negara yang menganut
demokrasi dalam konstitusinya. Demokrasi Indonesia tidak hanya terbatas pada
ranah sosial atau hukum, tetapi juga pada ranah politik, yang kemudian disebut
sistem politik demokrasi. Dalam Pidato Gettysburg, Abraham Lincoln
mendefinisikan demokrasi sebagai "pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan
untuk rakyat". Dengan demikian kehidupan demokrasi rakyat mencerminkan
partisipasi dan peran aktif masyarakat dalam penyelenggaraan pemerintahan.
Demokrasi adalah suatu bentuk atau mekanisme sistem pemerintahan suatu
negara yang berusaha untuk menegakkan kedaulatan rakyat (kekuasaan warga
negara) di suatu negara yang diperintah oleh pemerintah negara tersebut. Salah satu
pilar demokrasi adalah asas trias politica, yang membagi tiga cabang politik negara
(eksekutif, yudikatif, dan legislatif) menjadi tiga jenis lembaga negara yang berdiri
sendiri dan letaknya bersebelahan. Keselarasan dan kemandirian ketiga jenis
lembaga negara tersebut diperlukan agar ketiga lembaga negara tersebut dapat
saling mengontrol dan memerintah sesuai dengan prinsip saling menguasai.
Demokrasi sesungguhnya adalah seperangkat gagasan dan prinsip tentang
kebebasan, tetapi juga mencakup seperangkat praktik dan prosedur yang terbentuk
melalui sejarah panjang dan sering berliku-liku, sehingga demokrasi sering disebut
suatu pelembagaan dari kebebasan. Saat ini di alam demokrasi harus ditumbuhkan
kesadaran bahwa demokrasi hanya akan tumbuh kuat jika didukung oleh
wargawarga yang demokratis, yakni warga yang memiliki dan menjalani sikap
hidup demokratis. Ini artinya warga negara yang bersikap dan berbudaya hidup
demokratis menjadi syarat bagi berjalannya negara demokrasi. Jika di masyarakat
tumbuh budaya demokrasi, maka akan sangat mendukung perkembangan
demokrasi negara yang bersangkutan.
Sebagai kelompok korektif, mahasiswa menanggung hati nurani orang-orang
yang tertindas oleh orientasi kekuasaan yang mengutamakan kepentingan pribadi
dan kelompok di atas kemajuan bangsa. Siswa memiliki kecerdasan berdasarkan
bidang keahliannya, dan siswa dapat menerapkan pendidikan sains yang

1
diterimanya kepada masyarakat. Dalam membentuk organisasi, baik yang
bergantung maupun yang mandiri, siswa memiliki kewajiban moral untuk
menggunakan apa yang mereka terima dari kelas untuk pengabdian masyarakat.
Atau dengan kata lain, mampu menciptakan dan memberikan jawaban atas
permasalahan masyarakat. Demonstrasi biasanya dipicu oleh matinya saluran
transmisi yang diinginkan atau kebuntuan metode dialog. Demonstrasi dilakukan
sehubungan dengan pembentukan opini atau mencari dukungan publik.
Hal ini mendorong dan membangkitkan keinginan penulis untuk mempelajari
lebih jauh tentang proses dan sudut pandang atau persepsi mahasiswa tentang
pelaksanaan fungsi demokrasi dalam kaitannya dengan fenomena dan realitas
kekinian.

1.2 Tujuan
Adapun tujuannya yaitu:

1. Untuk Mengetahui makna dari demokrasi


2. Untuk Memahami kesadaran mahasiswa terhadap demokrasi serta bagaimana
mahasiswa dalam mengimplementasikan nilai-nilai dari demokrasi didalam
kehidupan sehari hari atau didalam lingkungan sekitarnya

1.3 Manfaat
Adapun manfaatnya adalah memahami makna dari demokrasi dan memahami
kesadaran mahasiswa terhadap demokrasi saat ini serta bagaimana mahasiswa
dalam mengimplementasikan nilai-nilai dari demokrasi didalam kehidupan sehari
hari atau didalam lingkungan sekitarnya

2
BAB II
IDENTIFIKASI MASALAH

2.1 Kajian Pustaka


A. Pendahuluan
Demokrasi merupakan suatu jalan untuk melakukan perubahan atas apa
yang terjadi di masa lampau, mengembalikan hak menentukan peminpin
kepada rakya, penguasa di bawah pengawasan rakyat. Dalamm sejarah
ketatanan republik indonesia yang telah lebih dari setengah abad,
perkembangan demokrasi mengalami fluktuasi (pasang surut). Masalah pokok
yang dihadapi oleh bangsa indonesia adalah bagaimana upaya meningkatkan
kehidupan ekonomi dan membangun kehidupan social politik yang
demokratisndalam masyarakat yang plural.
Menurut Juliardi fluktasi demokrasi indonesia pada hakekarnya dapat
dibagi dalam 5 periode:
1. Priode 1945-1949 dengan sistem demokrasi pancasila pada priode ini
sistem pemerintahan demokrasi pancasila seperti yang diamanatkan UUD
1945 belum sepenuhnya dilaksanakan karena negara dalam keadaan
darurat dalam rangka mempertahankan kemerdekaan.
2. Priode 1949-1959 dengan sistem demokrasi parlementer priode ini sangan
menonjolkan peranan parlemen dan partai politik.
3. Priode 1959-1965 dengan sistem demokrasi terpinpin, sistem demokrasi
terpinpin merupakan sistem demokrasi yang menyimpang dari
konstitusional priode ini juga sering disebut dengan orde lama.
4. Priode 1965-1998 dengan sistem demokrasi pancasila(orde baru),
demokrasi pancasila era orde baru yang merupakan demokrasi
konstotusional yang menojolkan sistem peredensial.
5. Priode 1998-sekarang dengan sistem demokrasi pancasila(orde reformasi)
demokrasi pancasila era reformasi.

3
B. Konsep Demokrasi
Istilah demokrasi berasal dari bahasa Yunani demos dan kratos. Demos
berarti rakyat, sedangkan kratos berarti pemerintahan. Berdasarkan arti kata
tersebut, dapat disimpulkan bahwa demokrasi berarti pemerintahan rakyat,
yakni suatu pemerintahan dimana rakyatnya memegang peranan yang sangat
menentukan (Sufianto, 2015:87). Demokrasi didefinisikan sebagai konsep
kekuasaan dari, oleh, untuk, dan bersama rakyat. Artinya, kekuasaan berasal
dari rakyat, karena itu rakyatlah yang sebenarnya menentukan dan memberi
arah serta yang menyelenggarakan kehidupan kenegaraan
(Asshiddiqie,2005:241).
Dalam pembicaraan tentang demokrasi, sering muncul istilah kebebasan.
Kebebasan dan demokrasi sering dipakai secara timbal balik, tetapi keduanya
tidak sama. Memang dalam demokrasu terkandung kebebasan, tetapi
kebebasan itu tidaklah absolut, melainkan memiliki keterbatasan. Keterbatasan
itu adalah tidak mengganggu kebebasan orang lain. Demokrasi sesungguhnya
adalah seperangkat gagasan dan prinsip tentang kebebasan, tetapi juga
manvakup seperangkat praktik dan prosedur yang terbentuk melalui sejarah
Panjang dan sering berliku-liku, sehingga demokrasi sering disebut suatu
pelembagaan dari kebebasan.
Demokrasi merujuk kepada konsep kehidupan negara atau masyarakat
dimana warga negara dewasa turut berpartisipasi dalam pemerintahan melalui
wakilnya yang dipilih, pemerintahannya mendorong dan menjamin
kemerdekaan berbicara, beragam, berpendapat, berserikat, menegakkan rule of
law adanya pemerintahan mayoritas yang menghormati hak-hak kelompok
miyoritas, dan masyarakat yang warga negaranya saling memberi peluang yang
sama.Definisi lain dikemukakan oleh joseph Schumpeter yang menyatakan “
The democratic method is tat institutional arrangement for arriving at political
decisions in which individuals acquire the power to decide by meand of a
competitive struggle for the people votes” (Metode yang demokratis adalah
suatu pengaturan kelembagaan guna mencapai keputusan politik, dimana setiap
imdividu berusaha mendapatkan kekuasaan untuk mengambil keputusan lewat
kompetisi guna memperoleh suara rakyat) ( Schumpeter, 1950).

4
Dengan demikian, demokrasi berarti kekuasaan untuk pemerintah ada
ditangan rakyat. Dalam konteks ini kekuasaan atau pemerintah tertinggi berada
di tangan rakyat dan dijalankan langsung oleh mereka atau oleh wakil-wakil
yang mereka pilih di bawah sistem pemilihan bebas.

C. Bentuk Demokrasi
Sklar (dalam Pasaribu, 2012:151) mengungkapkan bahwa saat ini,
terdapat lima model demokrasi, yaitu:
1. Demokrasi liberal, yaitu pemerintahan yang dibatasi oleh undang-undang
dan pemilihan umum bebas yang diselenggarakan dalam waktu yang
ditentukan;
2. Demokrasi terpimpin, yaitu pemerintahan yang sangat mempercayai
pemimpinnya. Namun pemimpin tersebut menolak pemilihan umum yang
bersaing sebagai kendaraan untuk menduduki kekuasaan;
3. Demokrasi sosial, yaitu demokrasi yang menaruh kepedulian pada
keadilan sosial dan egalitarianisme bagi persyaratan untuk memperoleh
kepercayaan politik;
4. Demokrasi partisipasi, yaitu pemerintahan yang menekankan hubungan
timbal balik antara penguasa dan yang dikuasai.
5. Demokrasi konstitusional, yaitu pemerintahan yang menekankan proteksi
khusus bagi kelompok-kelompok budaya yang menekankan kerjasama
yang erat diantara elit yang mewakili bagian budaya masyarakat utama.

Sedangkan dari segi pelaksanaannya, demokrasi yang dimaksudkan


terdiri dari dua model, yaitu:
1. Demokrasi langsung (direct democracy), adalah demokrasi yang terjadi
apabila rakyat mewujudkan kedaulatannya pada suatu negara dilakukan
secara langsung. Misalnya,pemilihan pejabat eksekutif (presiden, wakil
presiden, gubernur, bupati, dan walikota) dan pemilihan anggota parlemen
atau legislatif (DPR, DPD, dan DPRD) dilakukan rakyat secara langsung
melalui pemilu;

5
2. Demokrasi tidak langsung (indirect democracy), yaitu demokrasi yang
terjadi apabila dalam mewujudkan kedaulatan rakyat tidak secara langsung
berhadapan dengan pihak eksekutif, melainkan melalui lembaga
perwakilan. Dengan demikian, demokrasi tidak langsung disebut juga
dengan demokrasi perwakilan.

Dalam hubungannya dengan implementasi ke dalam sistem pemerintah,


demokrasi melahirkan sitem yang bermacam-macam, seperti demokrasi
dengan sistem presidensial, demokrasi dengan sistem parlementer, dan
demokrasi dengan sistem referendum.Demokrasi dengan sistem presidensial
menyejajarkan antara parlemen dan presiden dengan memberi dua kedudukan
kepada presiden, yakni sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan.
Demokrasi dengan sistem parlementer meletakkan pemerintah (kepala
pemerintahan) dipimpin oleh perdana mentri dan kepala negara bisa presiden,
raja, raru, kaisar, dan sebagainya yang menjadi symbol kedaulatan dan
persatuan. Demokrasi dengan sistem referendum meletakkan pemerintah
sebagai bagian (badan kerja) dari parlemen. Dibeberapa negara ada yang
menggunakan sistem campuran antara presidensial dan parlemen (seperti
prancis dan Indonesia).

D. Prinsip-prinsip Demokrasi
No Pilar Penjelasan
1. Demokrasi berdasarkan Esensinya adalah seluruh system serta perilaku dalam
KetuhananYang Maha Esa menyelenggarakan kenegaraan RI haruslah taat asas,
konsisten, atau sesuai dengan nilai-nilai dan kaidah-
kaidah dasar Ketuhanan
Yang Maha Esa.

6
2. Demokrasi dengan kecerdasan Demokrasi harus dirancang dan dilaksanakan oleh
segenap rakyat dengan pengertian-pengertiannya yang
jelas, dimana rakyat sendiri turut terlibat langsung
merumuskan substansinya. Mengujicobakan desainnya,
sebab UUD 1945 dan demokrasinya bukanlahseumpama
final product yang tinggal mengkonsumsi saja, tetapi
mengandung nilai-nilai dasar dan kaidah-kaidah dasar
suprastruktur dan infrastruktur system kehidupan
bernegara bangsa Indonesia. Nilai-nilai dan kaidah-
kaidah dasar inimemerlukan pengolahan secara seksama.
Rujukan yang mengenai kehidupan bernegara dan
berbangsa tidak dimaksudkan untuk diperlakukan hanya
sebagai kumpulan dogma-dogma saja, melainkan harus
ditata dengan menggunakan akal budi dan akal pikiran
yang sehat. Pengolahan itu harus dilakukan cerdas.

3. Demokrasi yang berkedaulatan Demokrasi menurut UUD 1945 ialah demokraasi yang
rakyat berkedaulatan rakyat, yaitu kekuasaan tertinggi ada di
tangan rakyat. Secara prinsip, rakyatlah yang memiliki
atau memegang kedaulatan itu.Kedaulatan itu kemudian
dilaksanakan menurut undang-undang dasar.
4. Demokrasi dengan rule of law Negara adalah organisasi kekuasaan, artinya organisasi
yang memiliki kekuasaan dan dapat menggunakan
kekuasaan itu dengan paksa. Dalam negara hukum,
kekuasaan dan hukum itu merupakan kesatuan konsep
yang integral dan tidak dapat dipisah- pisahkan.
Implikasinya adalah kekuasaan negara harus punya
legitimasi hukum
4. Demokrasi dengan pembagian Demokrasi dikuatkan dengan pembagian kekuasaan
kekuasaan negara negara dan diserahkan kepadabadan-badan negara yang
bertanggung jawab menurut undang-undang dasar.
5. Demokrasi dengan hak asasi Demokrasi menurut UUD 1945mengakui hak-hak asasi,

7
manusia melainkan untuk meningkatkan martabat dan derajat
manusia seutuhnya. Hak asasi Manusia bersumber pada
sifat hakikat manusia yang diberikan oleh TuhanYang
Maha Esa. Hak asasi manusia bukan diberikan oleh
negara atau pemerintah. Hak ini tidak boleh dirampas
atau diasingkan oleh negara atau oleh siapapun.
6. Demokrasi dengan peradilan Lembaga peradilan merupakan Lembaga tertinggi yang
yang merdeka menyuarakan kebenaran, keadilan, dan kepastian hukum.
Lembaga ini merupakan pelaksana kekuasaan kehakiman
yang merdeka. Ia tidak boleh diintervensi oleh kekuasaan
apapun. Kekuasaan yang merdeka ini memberikan
kesempatan seluas-luasnya kepada semua pihak yang
berkepentingan untuk mencari dan menemukan
hukum yang seadil-adilnya.
7. Demokrasi dengan otonomi Otonomi daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban
daerah daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri
urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat
setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Hal ini merupakan pelaksana amanat UUD 1945 yang
mengatur bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia
dibagi atas daerah- daerah provinsi dan daerah provinsi itu
dibagi atas kabupaten dan ota yang masing-masing
mempunyai pemerintahdaerah (pasal 18 UUD 1945).
8. Demokrasi dengan Demokrasi bukan sekedar soal kebebasan dan hak, bukan
kemakmuran sekedar soal kewajiban dan tanggung jawab, bukan
sekedar soal mengorganisir kedaulatan rakyat atau
pembagian kekuasaan. Demokrasi bukan pula sekedar
otonomi daerah dan keadilan hukum. Sebab bersamaan
dengan itu semua, demokrasi menurut UUD 1945 ternyata
ditujukan untuk membangun negara
berkemakmuran/kesejahteraan (Welfare State) oleh dan
untuk sebesar-besarnya rakyat Indonesia.

8
9. Demokrasi yang berkeadilan Demokrasi menurut UUD 1945 menggariskan keadilan
sosial sosial di antara berbagai kelompok, golongan, dan lapisan
masyarakat. Keadilan sosial bukan soal kesamarataan
dalam pembagian output materi dan sistem
kemasyarakatan. Keadilan sosial justru lebih merujuk
pada keadilan peraturan dan tatanan kemasyarakatan yang
tidak diskriminatif untuk memperoleh kesempatan atau
peluang hidup, tempat tinggal, pendidikan pekerjaan,
politik, administrasi pemerintah pelayanan birokrasi,
bisnis, dan lain-lain.

Uraian kesepuluh pilar demokrasi diatas sesungguhnya menegaskan


bahwa system politik demokrasi Indonesia adalah demokrasi konstitusional,
yaitu pemerintah kekuasaan pemerintahannya dibatasi oleh konstitusi.
Menurut Miriam Budiarjo demokrasi konstitusional gagasan bahwa
pemerintahan yang demokratis adalah pemerintahan yang terbatas
kekuasaannya dan tidak dibenarkan bertindak sewenang-wenang pada warga
negaranya. Pembatasan-pembahasan atas kekuasaan pemerintah berdasarkan
konstitusi.
Pada hakikatnya sebuah negara dapat disebut sebagai negara yang
demokratis dapat disebut sebagai negara yang demokratis, apabila di dalam
pemerintahan tersebut rakyat memiliki persamaan di muka hukum, dan
memperoleh pendapatan yang layak karena terjadi distribusi pendapatan yang
adil (Nurwardani, 2016: 172-173). Berikut penjelasa dari pernyataan di atas:
1. Partisipasi Dalam Pembuatan Keputusan
Dalam negara yang menganut system pemerintahan, demokrasi
kekuasaan tertinggi berada di tangan rakyat dan pemerintahan dijalankan
berdasarkan kehendak rakyat. Aspirasi dan kemauan rakyat harus
dipenuhi dan pemerintahan dijalankan berdasarkan konstitusi yang
merupakan arah dan pedoman dalam melaksanakan hidup bernegara.
Para pembuat kebijakan memperhatikan seluruh aspiraasi rakyat yang
berkembang . kebijakan yang dikeluarkan harus dapat mewakili berbagai

9
keinginan masyarakat yang beragam.

2. Persamaaan kedudukan di depan hukum


Seiring dengan adanya tuntutan agar pemerintah harus berjalan
baik dan dapat mengayomi rakyat dibutuhkan adanya hukum. Hukum itu
mengatur bagaimana seharusnya penguasa bertindak, bagaiman hak dan
kewajiban dari penguasa dan juga rakyatnya. Semua rakyat memiliki
kedudukan yang sama di depan hukum. Artinya, hukum harus dijalankan
secara adil dan benar. Hukum tidak boleh dipandang bulu,. Siapa saja
yang besalah dihukum sesuai ketentuan yang berlaku. Untuk
menciptakan hal itu harus ditunjang dengan adanya apparat penegak
hukum yang tegas dan bijaksana, bebas dari pengaruh pemerintah yang
berkuasa, dan berani menghukum siapa saja yang bersalah.

3. Distribusi pendapatan secara adil.


Dalam negara demokrasi, semua bidang dijalankan dengan
berdasarkan prinsip keadilan bersama dan tidak berat sebelah, termasuk
di dalam bidang ekonomi. Semua warga negara berhak memperoleh
pendapat yang layak.

E. Demokrasi di Indonesia
Demokrasi Indonesia dikatakan demokrasi pancasila, dimana prinsip
prinsip demokrasi yang dijalankan berdasarkan pada nilai-nilai Pancasila,
Demokrasi Pancasila dapat diartikan secara luas maupun sempit, sebagal
berikut:
1. Secara luas demokrasi Pancasila berarti kedaulatan rakyat yang
didasarkan pada nilai-nilai Pancasila baik sebagai pedoman
penyelenggaraan maupun sebagai cita-cita.
2. Secara sempit demokrasi Pancasila berarti kedaulatan rakyat yang
dilaksanakan menurut hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan
Perkembangan demokrasi yang ada di Indonesia, terdiri dari empat
periode, yaitu :

10
1) Periode 1945-1959 Demokrasi pada masa ini dikenal dengan demokrasi
parlementer, yaitu demokrasi yang menonjolkan perananan parlemen dan
partai-partaai. Sistem demokrasi parlementer yang mulai berlaku sebulan
sesudah kemerdekaan diproklamirkan dan diperkuat dalam Undang-
undang Dasar 1945 dan 1950, ternyata kurang cocok untuk Indonesia,
meskipun dapat berjalan secara memuaskan pada beberapa Negara Asia
lain. Karena lemahnya benih-benih demokrasi system parlementer
memberi peluang untuk dominasi partai-partai politik dan Dewan
Perwakilan Rakyat. Ir. Keluarnya Dekrit Presiden tersebut merupakan
intervensi presiden terhadap parlemen.
2) Periode 1959-1965 Ciri system politik pada periode ini adalah dominasi
peranan presiden, terbatasnya peranan partai politik, berkembangnya
pengaruh komunis dan meluasnya peranan ABRI sebagai unsur sosial
politik. Pada periode ini ada kekeliruan besar dalam demokrasi terpimpin
Soekarno, yaitu adanya pengingkaran terhadap nilai-nilai demokrasi.
Karena itu pada periode ini sebenarnya alam dan iklim demokrasi tidak
muncu, karena yang sebenarnya terjadi dalam praktik pemerintahan
adalah rezim pemerintah sentralistik otoriter Soekarno.
3) Demokrasi periode 1965-1998 Periode pemerintahan ini muncul setelah
gagalnya gerakan 30 september yang dilakukan oleh PKI. Landasan
formal periode ini adalah Pancasila, Undang Undang Dasar 1945 serta
ketetapan MPRS. Semangat yang mendasari kelahiran periode ini adalah
ingin mengembalikan dan memurnikan pelaksanaan pemerintah yang
berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar 1945 secara murni dan
konsekuen.
4) Demokrasi 1998-sekarang dengan Sistem Demokrasi Pancasila
Demokrasi Pancasila Era Reformasi berakar pada kekuatan multi partai
yang berupaya mengembalikan perimbangan kekuatan antar lembaga
Negara. Demokrasi pada periode ini telah dimulai dengan terbentuknya
DPR-MPR hasil Pemilu 1999 yang telah memilih Presiden dan Wakil
Presiden.

11
F. Pendidikan Demokrasi
Pendidikan demokrasi diartikan sebagai upaya sistematis yang
dilakukan negara dan masyarakat untuk memfasilitasi individu warga
negaranya agar memahami, menghayati, mengamalkan dan mengembang
kan konsep, prinsip, dan nilai demokrasi sesuai dengan status dan perannya
dalam masyarakat (Udin S. Winataputra, 2001:12). Pada dasarnya,
pendidikan demokrasi dapat dilakukan melalui tiga cara, yaitu:
1. Pendidikan demokrasi secara formal: pendidikan yang lewat tatap muka,
diskusi timbal balik, presentasi, serta studi kasus.
2. Pendidikan demokrasi secara informal: pendidikan yang lewat tahap
pergaulan di rumah maupun masyarakat, sebagai bentuk aplikasi nilai
berdemokrasi sebagai hasil interaksi terhadap lingkungan sekitarnya dan
langsung dapat dirasakan hasilnya.
3. Pendidikan demokrasi secara non formal: pendidikan yang melewati
lingkungan masyarakat secara lebih makro karena pendidikan di luar
sekolah memilikiparameter yang signifikan terhadap pembentukan jiwa
seseorang, seperti kelompok masyarakat, lembaga.

2.2 Identifikasi Masalah


Indonesia adalah negara demokrasi. Demokrasi adalah bentuk pemerintahan
di mana semua warga negaranya memiliki hak yang sama untuk pengambilan
keputusan yang dapat mengubah hidup mereka. Demokrasi mengizinkan warga
negara ikut serta-baik secara langsung atau melalui perwakilan dalam perumusan,
pengembangan, dan pembuatan hukum (Noviati, 2013). Demokrasi memberikan
pemahaman, bahwa dari sebuah kekuasaan dari rakyat. Dengan pemahaman seperti
itu, rakyat akan melahirkan sebuah aturan yang menguntungkan dan melindungi
hak-haknya. Agar itu bisa terlaksana, diperlukan sebuah peraturan bersama yang
mendukung dan menjadi dasar pijakan dalam kehidupan bernegara untuk menjamin
dan melindungi hak-hak rakyat.
Implementasi sistem demokrasi yang sudah berlangsung selama ini bila
dikaitkan dengan tujuan pembentukan Negara Kesatuan Republik Indonesia, jelas
sekali peran penting masyarakat Indonesia harus mampu mewujudkan prinsip dasar

12
dan nilai-nilai sumpah pemuda dan kepahlawanan guna menjaga persatuan dan
konstitusi bangsa Indonesia. Generasi muda sebagai penerus bangsa perlu
memahami dan mengerti serta melaksanakan prinsip dan nilai semangat sumpah
pemuda dan kepahlawanan yang diwujudkan untuk tetap bersatu dan tidak tercerai
oleh kepentingan yang bersifat individu. Oleh sebab itu asas Pancasila, asas
kekeluargaan, asas kedaulatan rakyat, asas pembagian kekuasaan dan asas negara
hukum sebagai pijakan mendasar dalam menerapkan sistem demokrasi guna
menjaga persatuan dan konstitusi negara (Winarno, 2014).
Namun, dalam menerapkan sistem demokrasi yang baik, persepsi yang baik
juga tentunya sangat diperlukan. Persepsi akan mempengaruhi seorang individu
dalam bertindak dan berpikir tentang sesuatu. Generasi muda Indonesia, terlebih
para mahasiswa perlu memandang penting demokrasi sebagai salah satu hal yang
menjadikan bangsa Indonesia adalah bangsa yang bersatu dan berdaulat, mahasiswa
juga perlu melakukan kegiatan demokratis di lingkungan sekitarnya.
Untuk itu, penulis memilih ide “Persepsi Mahasiswa Terhadap Demokrasi”
sebagai ide yang akan dikembangkan menjadi projek untuk berikutnya. Ide tersebut
dipilih berdasarkan hasil riset sebelumnya yang berisi argumen mahasiswa
mengenai demokrasi, pentingnya demokrasi, penerapan demokrasi dan wujud sikap
demokrasi. Argumen yang disampaikan oleh responden mahasiswa tersebut sangat
mendukung munculnya ide “Persepsi Mahasiswa Terhadap Demokrasi” untuk
dikembangkan.

13
BAB III
SOLUSI DAN PEMBAHASAN

Saat ini di alam demokrasi harus ditumbuhkan kesadaran bahwa demokrasi


hanya akan tumbuh kuat jika didukung oleh warga yang demokratis, yakni warga yang
memiliki dan menjalani sikap hidup demokratis. Ini artinya warga negara yang
bersikap dan berbudaya hidup demokratis menjadi syarat bagi berjalannya negara
demokrasi. Jika di masyarakat tumbuh budaya demokrasi, maka akan sangat
mendukung perkembangan demokrasi negara yang bersangkutan. Generasi muda
Indonesia, terlebih para mahasiswa perlu memandang penting demokrasi sebagai salah
satu hal yang menjadikan bangsa Indonesia adalah bangsa yang bersatu dan berdaulat,
mahasiswa juga perlu melakukan kegiatan demokratis di lingkungan sekitarnya.
Masalah utama yang sangat dirasakan oleh bangsa Indonesia dalam
menghadapi era global ini adalah keterbatasan sumber daya manusia yang berkualitas
untuk berpartisipasi dan berperan aktif dalam penyelenggaraan pembangunan, baik
dalam lingkup nasional ataupun internasional. Untuk mengatasi masalah dampak dari
globalisasi diperlukan peran pemuda dan mahasiswa yang dianggap penting menjadi
peran sentral sebagai sosok pemuda yang harus siap dan tanggap dalam memberikan
kontribusinya sebagai Agent of change atau pembawa perubahan. Pemuda secara
mutlak bertanggungjawab terhadap bangsa dan negara Indonesia dalam proses
demokrasi, dengan membangkitkan semangat kepedulian terhadap masalah sosial
(Prayogi : 2018).
Sebagai kaum intelektual dan anggota mayarakat yang punya nilai tambah,
mahasiswa untuk mampu memperankan diri secara profesional dan proporsional di
masyarakat ataupun di dunia pendidikan. Peran mahasiswa tidak sekedar kegiaan
pembelajaran di bangkau perkuliahan, di perpustakaan dan aksess internet yang ada
hubungangannya dengan disiplin ilmu yang sedang ia tempuh tapi lebih dari itu. Ide
dan pemikiran cerdas seorang mahasiswa mampu merubah paradigma yang
berkembang dalam suatu kelompok dan menjadikannya terarah sesuai kepentingan
bersama. Sikap kritis mahasiswa sering membuat sebuah perubahan besar dan
membuat para pemimpin yang tidak berkompeten menjadi gerah dan cemas. Dan satu

14
hal yang menjadi kebanggaan mahasiswa mahasiswa adalah semangat membara untuk
melakukan sebuah perubahan (Cahyono : 2019).
Nilai-nilai Pancasila yang ada harus diterapkan dan diimplementasikan
dengan baik agar dapat mewujudkan suatu keseimbangan dan keharmonisan dalam
kehidupan. Mahasiswa sebagai kaum intelektual dan anggota masyarakat yang
memiliki nilai tambah, harus mampu menempatkan diri secara profesional dan
proporsional di masyarakat ataupun di dunia pendidikan. Mahasiswa tidak hanya
berperan dalam kegiatan pembelajaran atau pendidikan, tetapi mahasiswa juga
memiliki peran sebagai seorang agent of change atau agen perubahan. Mahasiswa
sebagai agent of change merupakan bagian yang penting dalam penerapan nilai-nilai
Pancasila di masyarakat karena mahasiswa sebagai generasi penerus bangsa haruslah
mampu memberikan contoh dan menjadikan Pancasila sebagai pedoman dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara(Abdhul, 2021; Ariatama, dkk,
2022). Pada zaman sekarang ini, implementasi atau penerapan nilai-nilai Pancasila
dalam masyarakat masih belum berjalan dengan baik, dimana masih banyak
perilaku-perilaku dan tindakan-tindakan masyarakat yang belum sesuai dengan
nilai-nilai yang terkandung di dalam Pancasila. Mahasiswa sebagai Agent of
Change tentu harus dapat melaksanakan perannya sehingga dapat membawa
perubahan yang positif dalam masyarakat sehingga nilai-nilai yang terkandung di
dalam Pancasila dapat diamalkan dan diimplementasikan dengan baik di masyarakat
dan mewujudkan lingkungan masyarakat yang rukun, harmonis, dan sesuai dengan
norma-norma yang ada di masyarakat (utami : 2022).
Oleh sebab itu, hendaknya mahasiswa lebih berempati terhadap keadaan
lingkungan di sekitarnya. Hanya dengan beropini saja, kita dapat menunjukkan bahwa
kita masih peduli dan sanggup untuk membenahi. permasalahan yang tengah
berlangsung saat ini. Akan tetapi, pada masa kini, kesadaran berpendapat pada masing-
masing individu semakin rendah (Khairunnisa : 2021)
Inovasi dan metode pengajaran suatu mata kuliah di era teknologi informasi
dan komunikasi (TIK) saat ini tidak bisa hanya mengandalkan penyampaian materi
secara konvensional (Basuki & Sholeh, 2018). Dalam hal ini, peneliti menawarkan
solusi dalam berupa bentuk multimedia untuk menyampaikan hasil singkat dari hasil
mini reset kami, berbagai permasalahan dalam mewujudkan kehidupan yang

15
demokratis, dan bagaimana mewujudkan nilai-nilai kehidupan yang demokratis
terutama dalam kehidupan mahasiswa. Menurut Munir dalam (Basuki & Sholeh,
2018), dalam bentuk yang paling sederhana, multimedia kadang-kadang didefinisikan
sebagai presentasi konten yang menggunakan kombinasi media [teks, suara, gambar
(statis, bergerak, animasi, video)]. Secara umum konsep multimedia dapat
didefinisikan gabungan dari berbagai media teks, gambar, video dan animasi dalam
satu program berbasis komputer yang dapat memfasilitasi komunikasi interaktif.
Di era yang sudah canggih, perkembangan media sangatlah pesat dan sudah
sangat banyak digunakan oleh berbagai kalangan masyarakat. Video-video edukatif
yang dimaksud dapat diunggah di berbagai platform sehingga dapat ditonton, diunduh,
tidak hilang, dan bisa diputar berulang kali. Video interaktid ini disajikan dalam bentuk
beberapa narasi, dan potongan video permasalahan demokrasi yang ada di lingkungan
sekitar masyarakat Indonesia. Pendekatan multimedia ini disertai dengan audio, visual,
dan elemen lainnya yang dapat mendukung pengembangan wujud video yang menarik,
dapat dipahami dan mampu menembus berbagai kalangan. Hal ini sebagai salah satu
upaya mewujudkan kesadaran masyarakat terlebihnya mahasiswa tentang pentingnya
peran mereka dalam mewujudkan negara yang demokratis.

16
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Demokrasi adalah bentuk atau sistem pemerintahan yang segenap rakyat turut
serta memerintah dengan perantaraan wakil-wakilnya atau pemerintahan
rakyat.Kata “demokrasi” seiring waktu memiliki sangat banyak pengertian.
Namun, diantara banyaknya pengertian yang berbeda terdapat juga sejumlah
persamaan penting yang menunjukkan unuversalitas konsep demokrasi
berdasarkan kriteria-kriteria yang menjadi cerminan perwujudan konsep tersebut.
Hendry B. Mayo, misalnya, mencatat setidaknya ada 8 ciri utama yang harus
diperhatikan untuk menilai apakah suatu masyarakat bersifat demokratis atau tidak.
Demokrasi berdasarkan penyaluran kehendak rakyat. Demokrasi langsung
merupakan sistem demokrasi yang mengikutsertakan seluruh rakyat dalam
pengambilan keputusan negara.Demokrasi tidaklangsung merupakan sistem
demokrasi yang digunakan untuk menyalurkan keinginan dari rakyat melalui
perwakilan parlemen.Demokrasi berdasarkan hubungan antar kelengkapan
negara.Demokrasi perwakilan dengan sistem referendum merupakan sistem
demokrasi yang dimana rakyat memiliki perwakilan untuk menjabat diparlemen
namun tetap di kontrol oleh referendum.
Demokrasi perwakilan dengan sistem parlementer merupakan sistem
demokrasi yang didalamnya terdapat hubungan kuat antara badan eksekutif dengan
badan legislatif

4.2 Saran
Demokrasi di indonesia harus di pahamin karna agar semua masyarakat bisa
menggunakan demokrasi masing-masing dengan sebaik-baiknya.

17
DAFTAR PUSTAKA

Basuki, U. J., & Sholeh, M. (2018). Pengembangan bahan ajar pendidikan pancasila
berbasis multimedia dengan menggunakan aplikasi Sparkol Videoscribe. Jurnal
DISPROTEK, 9(1), 20–30.

cahyono, h. (2019). peran mahasiswa di masyarakat. jurnal pengabdian masyarakat


setiabudi, 32-43.

Dr. Osberth Sinaga, M. A. (2022). Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Perguruan


Tinggi. Medan: CV. Harapan Cerdas.

khairunnisa, z. q., nardyawan arifin maaruf, adrian walfi elhaq, & khadijah. (2021).
meningkatkan kesadaran akan pentingnya berpendapat dalam kehidupan
demokrasi melalui media sosial sebagai mahasiswa. jurnal kewarganegaraan,
794-800.

Noviati, C. E. (2013). Demokrasi dan Sistem Pemerintahan. Jurnal Konstitusi, 334-354.

prayogi, r. (2018). peningkatan kesadaran demokrasi dalam organisasi badan eksekutif


mahasiswa universitas pasir pangaraian. journal of education, humaniora and
social sciences, 52-59.

utami, s. g., & fatma ulfatun najicha. (2022). kontribusi mahasiswa sebagai agent of
change dalam penerapan nilai-niali pancasila pada kehidupan masyarakat. jurnal
penelitian pendidikan pancasila dan kewarganegaraan, 1-6.

Winarno, R. (2014). PENERAPAN SISTEM DEMOKRASI DALAM MENJAGA


PERSATUAN DAN KONSTITUSI SERTA PENEGAKAN HUKUMNYA .
Jurnal Sapientia et Virtus , 34-48.

18

Anda mungkin juga menyukai