Anda di halaman 1dari 16

CRITICAL BOOK REPORT SKOR :

KONSTITUSI
Dosen Pengampu Mata Kuliah :
Drs. Katrina Samosir, M.Pd

Disusun Oleh :
Nama : Marcellino Zean Locas Hutajulu
Nim : 4213111017
Kelas : PSPM-21D

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN MATEMATIKA


JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas berkat,
rahmat dan anugerah-Nya saya dapat menyelesaikan Critical Book Report ini tepat pada
waktunya. Saya juga berterima kasih kepada Ibu Drs. Katrina Samosir, M.Pd selaku
dosen mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan atas nasehat yang telah membimbing
saya dalam penyelesaian tugas Critical Book Report ini.
Saya juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini terdapat kekurangan
dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, saya mengharapkan kritik, saran dan usulan
demi perbaikan yang akan saya buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada yang
sempurna tanpa saran yang membangun.
Namun demikian kami telah berupaya dengan segala kemampuan dan
pengetahuan yang kami miliki sehingga dapat selesai dengan baik, dan oleh karena itu
dengan rendah hati kami berharap kepada pembaca yang budiman untuk memberikan
masukan saran dan kritik yang sifatnya membangun guna penyempurnaan makalah ini.

Akhir kata saya ucapkan terima kasih. Semoga makalah ini bermanfaat dan dapat
menambah ilmu pengetahuan bagi para pembaca.

Medan, 19 September 2022


Penyusun,

Marcellino Zean Locas Hutajulu


Nim. 4213111017

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... i


DAFTAR ISI .................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................................... 1
1.2 Tujuan ................................................................................................................ 1
1.3 Manfaat .............................................................................................................. 1
1.4 Identitas Buku Utama ........................................................................................ 2
1.5 Identitas Buku Pembanding ............................................................................... 2
BAB II ISI ........................................................................................................................ 3
2.1 Buku Utama ....................................................................................................... 3
2.2 Buku Pembanding .............................................................................................. 5
BAB III PEMBAHASAN .............................................................................................. 10
3.1 Kelebihan ......................................................................................................... 10
3.2 Kekurangan ...................................................................................................... 11
BAB IV PENUTUP ........................................................................................................ 12
4.1 Kesimpulan ...................................................................................................... 12
4.2 Saran ................................................................................................................ 12
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 13

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Membaca merupakan kegiatan yang dapat membantu seorang individu dalam
meningkatkan pengetahuannya. Seseorang dapat menambah wawasan mereka
dengan membaca buku. Buku yang baik juga dapat menambahkan pengetahuan
yang baik pula. Baik atau tidaknya sebuah buka dapat kita lihat dari kelebihan dan
kelemahan dari buku tersebut. Untuk itu kita perlu kritis dalam menemukan
kelebihan dan kekurangan buku tersebut agar dapat mengetahui apakah buku itu
baik atau tidak.
Kegiatan mencari kelebihan dan kekurangan buku disebut juga dengan Critical
Book Report. Critical Book Report dilakukan untuk mengetahui atau menemukan
kelebihan dan kekurangan dari buku yang berbeda, agar dapat mengetahui
kelayakan buku tersebut dengan membandingkan buku yang satu dengan buku yang
lain. Keterampilan dalam menulis Critical Book Report juga dapat menguji
kemampuan penulis dalam meringkas dan menganalisis sebuah buku.
Untuk itu, pada penulisan Critical Book Report ini bertujuan untuk
mengidentifikasi 2 buku Pendidikan Kewarganegaraan yang memiliki pembahasan
yang sama yaitu Konstitusi. Selain itu juga penulisan Critical Book Report ini
bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pendidikan
Kewarganegaraan.

1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari pada Critical Book Report ini, yaitu :
1. Menganalisis kelebihan dan kekurangan dari buku yang berjudul Pendidikan
Kewarganegaraan yang membahas tentang Konstitusi, agar dijadikan rujukan
karya yang lebih baik.
2. Memenuhi tugas Mata Kuliah Pendidikan Kewarganegaraan.

1.3 Manfaat
1. Untuk mengetahui kelemahan buku
2. Untuk mengetahui kekurangan buku

1
1.4 Identitas Buku Utama
• Judul : Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Perguruan Tinggi
• Edisi :1
• Pengarang : Nurwadani, dkk
• Penerbit : RISTEKDIKTI
• Kota Terbit : Jakarta
• Tahun Terbit : 2016
• ISBN : 978-602-6470-02-7

1.5 Identitas Buku Pembanding


• Judul : Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Perguruan Tinggi
( Upaya Mewujudkan Good Citizenship )
• Edisi :1
• Pengarang : Wasiyem, dkk
• Penerbit : Merdeka Kreasi
• Kota Terbit : Medan
• Tahun Terbit : 2021
• ISBN : 978-623-6198-06-3

2
BAB II
ISI

2.1 Buku Utama


Konsep dan Urgensi Konstitusi
Istilah konstitusi dikenal dalam sejumlah bahasa, misalnya dalam bahasa
Prancis dikenal dengan istilah constituer, dalam bahasa Latin/Italia digunakan
istilah constitutio, dalam bahasa Inggris digunakan istilah constitution, dalam
bahasa Belanda digunakan istilah constitutie, dalam bahasa Jerman dikenal dengan
istilah verfassung, sedangkan dalam bahasa Arab digunakan istilah masyrutiyah
(Riyanto, 2009). Constituer (bahasa Prancis) berarti membentuk, pembentukan.
Yang dimaksud dengan membentuk di sini adalah membentuk suatu negara.
Kontitusi mengandung permulaan dari segala peraturan mengenai suatu negara atau
dengan kata lain bahwa konstitusi mengandung permulaan dari segala peraturan
mengenai negara (Prodjodikoro, 1970), pembentukan suatu negara atau menyusun
dan menyatakan suatu negara (Lubis, 1976), dan sebagai peraturan dasar mengenai
pembentukan negara (Machfud MD, 2001).

Untuk memperdalam pemahaman mengenai konsep konstitusi, mari kita


telusuri berbagai definisi yang dikemukakan para ahli (pengertian terminologis)

Lord James Bryce:


“… a constitution as a frame of political society, organized through and by law, that
is to say, one which in law has stablished permanent institutions with recognized
function and definite rights (CF Strong, 1960).
C.F. Strong:
“…. a constitution may be said to be a collection of principles according to which
the power of the government, the rights of governed, and the relations between the
two are adjusted (1960).
Aristoteles:
Constitution variously as a community of interests that the citizen of a state have in
common, as the common way of lving, that a state has chosen, and as in fact the
government (Djahiri, 1971.
Pada bagian lain Aristoteles merumuskan:
A constitution is an organization of offices in a city, by which the method of their
distribution is fixed, the souvereign authority is determined, and the nature of the

3
end to be pursued---by the association and all its members is prescribed (Barker,
1988).
Russell F. Moore:
The oldest and most general usage is purely descriptive, the constitution of a
country consist of its governmental institutions and the rules which control their
operation (Simorangkir, 1984).
Bolingbroke:
By constitution, we mean, whenever we speak with propriety and exactness, that
assemblage of laws, institution and customs, derived from certain fixed principles
of reason….that compose the general system, according to which the community
had agreed to be governed (Wheare,1975)
Chamber’s Encyclopedia Volume IV:
Constitution denotes a body of rules which regulates the government of a state or,
for that matter,of anyinstitution or organization.
William H.Harris:
Constitution, fundamental principles of government in a nation, either implied in
its laws, institutions, and customs or embodied in one document or in several
(1975).
Pandangan Lord James Bryce yang dimaksud dengan konstitusi adalah suatu
kerangka negara yang diorganisasikan melalui dan dengan hukum, yang
menetapkan lembaga-lembaga yang tetap dengan mengakui fungsi-fungsi dan hak-
haknya. Pendek kata bahwa konstitusi itu menurut pandangannya merupakan
kerangka negara yang diorganisasikan melalui dan dengan hukum, yang
menetapkan lembaga-lembaga yang tetap (permanen), dan yang menetapkan
fungsi-fungsi dan hak-hak dari lembaga-lembaga permanen tersebut. Sehubungan
dengan itu C.F. Strong yang menganut paham modern secara tegas menyamakan
pengertian konstitusi dengan undang-undang dasar. Rumusan yang
dikemukakannya adalah konstitusi itu merupakan satu kumpulan asas-asas
mengenai kekuasaan pemerintah, hak-hak yang diperintah, dan hubungan antara
keduanya (pemerintah dan yang diperintah dalam konteks hak-hak asasi manusia).
Konstitusi semacam ini dapat diwujudkan dalam sebuah dokumen yang dapat
diubah sesuai dengan perkembangan zaman, tetapi dapat pula berupa a bundle of
separate laws yang diberi otoritas sebagai hukum tata negara. Rumusan C.F. Strong
ini pada dasarnya sama dengan definisi Bolingbroke (Astim Riyanto, 2009).

4
Fungsi Konstitusi

1. Konstitusi berfungsi sebagai landasan kontitusionalisme. Landasan


konstitusionalisme adalah landasan berdasarkan konstitusi, baik konstitusi
dalam arti luas maupun konstitusi dalam arti sempit. Konstitusi dalam arti luas
meliputi undang-undang dasar, undang-undang organik, peraturan perundang-
undangan lain, dan konvensi. Konstitusi dalam arti sempit berupa Undang-
Undang Dasar (Astim Riyanto, 2009).
2. Konstitusi berfungsi untuk membatasi kekuasaan pemerintah sedemikian rupa,
sehingga penyelenggaraan kekuasaan tidak bersifat sewenang-wenang.
Dengan demikian, diharapkan hak-hak warganegara akan lebih terlindungi.
Gagasan ini dinamakan konstitusionalisme, yang oleh Carl Joachim Friedrich
dijelaskan sebagai gagasan bahwa pemerintah merupakan suatu kumpulan
kegiatan yang diselenggarakan oleh dan atas nama rakyat, tetapi yang
dikenakan beberapa pembatasan yang diharapkan akan menjamin bahwa
kekuasaan yang diperlukan untuk pemerintahan itu tidak disalahgunakan oleh
mereka yang mendapat tugas untuk memerintah (Thaib dan Hamidi, 1999).
3. Konstitusi berfungsi: (a) membatasi atau mengendalikan kekuasaan penguasa
agar dalam menjalankan kekuasaannya tidak sewenang-wenang terhadap
rakyatnya; (b) memberi suatu rangka dasar hukum bagi perubahan masyarakat
yang dicitacitakan tahap berikutnya; (c) dijadikan landasan penyelenggaraan
negara menurut suatu sistem ketatanegaraan tertentu yang dijunjung tinggi oleh
semua warga negaranya; (d) menjamin hak-hak asasi warga negara.

2.2 Buku Pembanding


Pengertian Konstitusi
Istilah konstitusi berasal dari Inggris yaitu kata ‘Constitution’ yang berarti
membentuk, menyusun, pernyataan. Sedangkan bahasa Prancis berasal dari kata
constituer yang artinya membentuk. Dalam bahasa Latin, merupakan gabungan dari
dua kata, yaitu cume yang artinya “bersama-sama dengan...” dan statuere yang

5
berarti berdiri, membuat sesuatu berdiri atau menetapkan, jadi, konstitusi berarti
menetapkan sesuatu secara bersama-sama.

Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia online (2016), konstitusi


berarti: (1) Segala ketentuan dan aturan mengenai ketatanegaraan; (2)
Undangundang dasar suatu negara. Maksud pemakaian istilah konstitusi ini adalah
pembetukan suatu negara, menyusun dan menyatakan suatu negara.

Dalam praktek kenegaraan, pengertian konstitusi mempunyai arti yang lebih


luas dari sekedar pengertian undang-undang dasar. Hal itu dikarenakan sifat
terbatas undang- andang dasar yang hanya meliputi konstitusi tertulis saja. Padahal
selain UUD, masih terdapat konstitusi tidak tertulis yang tidak tercantum dalam
undang-undang dasar suatu negara. Dari paparan di atas maka konstitusi dapat
dimaknai sebagai kerangka kerja (framework) dari sebuah negara yang menjelaskan
bagaimana tujuan pemerintahan negara tersebut diorganisir dan dijalankan.

Beberapa definisi konstitusi menurut para ahli di antaranya sebagai berikut:

1. Herman Heller membagi pengertian konstitusi menjadi tiga, yaitu: a) Konstitusi


dalam pengertian politis-sosiologis. Konstitusi mencerminkan kehidupan politik di
dalam masyarakat sebagai suatu kenyataan, b) Konstitusi dalam pengertian yuridis.
Konstitusi merupakan suatu kesatuan kaidah yang hidup dalam masyarakat yang
selanjutnya dijadikan suatu kesatuan kaidah hukum, c) Konstitusi pengertiannya
lebih luas dari undang-undang dasar. Konstitusi adalah yang ditulis dalam suatu
naskah sebagai undangundang yang tertinggi yang berlaku dalam suatu negara.

2. K.C. Wheare, mengartikan konstitusi sebagai “keseluruhan sistem


ketatanegaraan dari suatu negara, berupa kumpulan peraturan yang membentuk,
mengatur atau memerintah dalam pemerintahan suatu Negara”.

3. Prof. Prayudi Atmosudirdjo, merumuskan konstitusi yaitu: a) Konstitusi suatu


negara adalah hasil atau produk sejarah dan proses perjuangan bangsa yang
bersangkutan, b) Konstitusi suatu negara adalah rumusan dari filsafat, cita-cita
kehendak, dan perjuangan bangsa Indonesia, c) Konstitusi adalah cermin dari jiwa,
jalan pikiran, mentalitas dan kebudayaan suatu bangsa.

6
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa konstitusi,
adalah kumpulan kaidah sebagai pembatasan kekuasaan terhadap penguasa. Dapat
pula dikatakan sebagai dokumen tentang pembagian tugas ketatanegaraan dan
sekaligus petugasnya dari suatu sistem politik. Konstitusi juga gambaran
menyangkut tentang jaminan hak asasi manusia dan warga negara, serta gambaran
tentang hak dan kewajiban warga Negara, sistem sosial, ekonomi, dan identitas
Nasional.
Pengertian-pengertian di atas, dapat pula dibagi kepada pengertian konstitusi
secara luas dan sempit. Dimana secara luas konstitusi (hukum dasar) meliputi
hukum dasar tertulis dan tidak tertulis (umwritten constitution). Sedangkan secara
sempit konstitusi (hukum dasar) adalah hukum dasar tertulis yaitu undang-undang
dasar. Dengan pengertian ini, undang-undang dasar merupakan konstitusi atau
hukum dasar yang tertulis saja (written constitution).

Kedudukan Konstitusi

Pada hakikatnya konstitusi itu berisi tiga hal pokok, yaitu: a) adanya jaminan
terhadap hak-hak asasi manusia dan warga negaranya, b) ditetapkan susunan
ketatanegaraan suatu negara yang bersifat fundamental, c) adanya pembagian dan
pembatasan tugas ketatanegaraan yang juga bersifat fundamental.
Hal di atas menunjukkan bahwa konstitusi bertujuan membatasi kekuasaan
secara efektif, sehingga penyelenggaraan negara tidak dilaksanakan dengan
sewenang-wenang. Selain itu, konstitusi juga memiliki tujuan agar hak asasi warga
negara terjamin olen karenanya. Agar tujuan konstitusi tersebut berjalan efektif,
maka diperlukan suatu pengorganisasian kekuasaan yang terdistribusi, dengan kata
lain tidak berada pada satu badan atau tangan kekuasaan. Hal ini menerangkan
bahwa konstitusi dipahami sebagai pedoman bernegara sehingga hubungan
konstitusi dengan penyelenggaraan pemerintah suatu negara sangatlah erat.
Sehingga kedudukan formal konstitusi pada setiap Negara adalah sebagai
hukum dasar, dan hukum tertinggi. Sebagai hukum dasar; karena berisi aturan dan
ketentuan tentang hal-hal negara. Jadi, konstitusi menjadi: dasar adanya, sumber
kekuasaan bagi setiap lembaga negara, dan dasar adanya dan sumber bagi isi aturan

7
hukum vang ada di bawahnya. Sedangkan sebagai hukum tertinggi; aturan-aturan
yang terdapat dalam konstitusi, secara hirarkis mempunyai kedudukan lebih tinggi
terhadap aturan-aturan lainnya. Oleh karenanya, aturan-aturan lain dibuat oleh
pembentuk undang-undang harus sesuai atau tidak bertentangan dengan undang-
undang dasar.
Berikut ulasan Loewenstein berkaitan dengan nilai yang terkandung dalam
konstitusi yang akan terbentur dalam mengimplementasikannya (Lemhannas,
2011), yaitu:

a) Nilai Normatif. Hal ini diperoleh segenap rakyat suatu negara dan diterimanya.
Bagi mereka, konstitusi tersebut merupakan suatu kenyataan hidup dalam arti
sepenuhnya. Diperlukan secara efektif, artinya konstitusi benar-benar dilaksanakan
secara murni dan konsekuen.

b) Nilai Nominal. Konstitusi yang mempunyai nilai nominal yaitu berarti secara
hukum konstitusi berlaku, tetapi kenyataan kurang sempurna. Sebab pasal-pasal
tertentu dalam konstitusi tersebut ternyata tidak berlaku.

c) Nilai Semantik. Dalam hal ini konstitusi hanya sekedar istilah saja. Meskipun
secara hukum konstitusi tetap berlaku, tetapi dalam kenyataannya pelaksanaanya
selalu dikaitkan dengan kepentingan pihak penguasa. Wallahu a’lambisshowab.

Tujuan dan Fungsi Konstitusi


Tujuan konstitusi sejalan dan terdapat dalam tujuan Negara, hal ini dapat
dilihat pada pembukaan UUD 1945 alinea ke empat, yakni: (1) melindungi segenap
bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, (2) memajukan
kesejaheraan umum, (3) mencerdaskan kehidupan bane dan (4) ikut serta
melaksanakan ketertiban dunia. Selain itu, konstitus memiliki tujuan yaitu: a)
memberi pembatasan sekaligus pengawasan terhadap kekuasaan politik; b)
melepaskan kontrol kekuasaan dari penguasa sendiri; c) memberi batasan-batasan
ketetapan bagi para penguasa negara dalam menjalankan kekuasaannya.
Sedangkan fungsi dari Konstitusi negara adalah sebagai : a) penentu atau
pembatas kekuasaan Negara; b) pengatur hubungan kekuasaan antar organ Negara;
c) pengatur hubungan kekuasaan antara organ negara dengan warga Negara; d)

8
pemberi atau sumber legitimasi terhadap kekuasaan negara ataupun kegiatan
penyelenggaraan kekuasaan Negara; e) penyalur atau pengalih kewenangan dari
sumber kekuasaan yang asli kepada organ Negara; f) sarana pemersatu (symbol of
unity), sebagai rujukan identitas dan keagungan kebangsaan (identity of nation)
serta sebagai center of ceremony, g) sarana pengendalian masyarakat (social
control), baik di bidang politik maupun bidang sosial-ekonomi, h) sarana
perekayasaan dan pembaruan masyarakat (social engineering dan social reform).

9
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Kelebihan
1. Buku Utama
• Cover buku menarik
• Materi yang ditawarkan adalah materi yang bersifat baru (update) sesuai
dengan perkembangan yang sedang berlangsung serta kompleksitasnya
sesuai dengan apa yang diharapkan (tidak kurang dan tidak berlebihan).
• Tampilan isi buku ini menarik
• Penggunaan kertas dan tingkat keterbacaan teks yang telah sempurna
Penyampaian penulis buku sampai kepada pembaca karena susunan
kalimat yang mudah dimengerti.
• Sistematika penulisan pada buku ini telah memenuhi kaidah
penulisan buku yang baik dan benar. Dimulai dari tampilan luar
hingga daftar pustaka semuanya telah memenuhi kaidah yang telah
ditetapkan

2. Buku Pembanding
• Aspek-aspek pengetahuan psikologi pendidikan dijelaskan secara detail,
mulai dari pengertian psikologi pendidikan itu sendiri, teori-teori psikologi
belajar, perkembangan dan pertumbuhan serta hal-hal yang berkaitan
dengan karakteristik psikologi anak serta kesulitan-kesulitan dalam
belajarnya.
• Cover buku sederhana dan menarik
• Pada buku ini dijelaskan dengan sangat rinci tentang topik yang dibahas
• Sumber dari para ahli dipaparkan dengan sangat bagus
• Dari aspek layout dan tata letak, serta tata tulis, termasuk penggunaan font
adalah: dari segi layout sudah sesuai, peletakan halaman juga sudah benar
begitu juga dengan tata tulis dari judul hingga isi materinya. Jika dilihat
dari segi fontnya juga sesuai ukuran normal sehingga membuat pembaca
nyaman membaca buku tersebut.

10
3.2 Kekurangan
1. Buku Utama
Menurut saya materi yang dibahas pada buku ini kurang menjelaskan
secara mendetail, dan kurangnya konsep dan teori yang berkaitan dengan
konstitusi.

2. Buku Pembanding
Materi yang disampaikan kurang update dengan keadaan yang sekarang,
implikasinya kurang mendetail, serta subbab pembahasan yang disampaikan
tidak jauh berbeda dengan buku-buku pada umumnya.

11
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Setelah menganalisis buku ini, maka reviewer dapat menyimpulkan
bahwa kegiatan mengkritik buku ini bertujuan untuk menemukan keunggulan
dan kelemahan buku demi terwujudnya pemahaman terhadap karya tulis yang
berkualitas sejalan dengan tujuan pendidikan nasional bangsa Indonesia. Dalam
2 buku yang berjudul Pendidikan Kewarganegaraan yang membahas tentang
konstitusi, konstitusi merupakan suatu dokumen atau seperangkat dokumen
yang berisi aturan-aturan dasar untuk menyelenggarakan negara, sedangkan
dalam arti luas konstitusi merupakan peraturan, baik tertulis maupun tidak
tertulis, yang menentukan bagaimana lembaga negara dibentuk dan dijalankan.
2. Konstitusi diperlukan untuk membatasi kekuasaan pemerintah atau penguasa
negara, membagi kekuasaan negara, dan memberi jaminan HAM bagi warga
negara. 3. Konstitusi mempunyai materi muatan tentang organisasi negara,
HAM, prosedur mengubah UUD, kadang-kadang berisi larangan untuk
mengubah sifat tertentu dari UUD, cita-cita rakyat dan asas-asas ideologi
negara.

4.2 Saran
Demi terwujudnya sebuah karya tulis yang bernilai tinggi dari segi
penampilan dan juga muatan materi ada beberapa hal yang sebaiknya dimiliki oleh
karya tulis berupa buku yaitu : Identitas yang jelas, konsep yang pasti, mengikuti
kaidah-kaidah penulisan yang telah disepakati, muatan materi yang tepat sasaran
dan pengembangan materi yang sesuai dengan konsep yang ditawarkan. Buku ini
dinilai telah layak untuk digunakan sebagai sumber belajar karena telah memenuhi
kriteria yang diharapkan dari sebuah karya tulis berupa buku. Setelah membahas
profesi pendidikan diharapkan para pemabaca dapat mengetahui hal-hal apa saja
yang perlu diperhatikan saat mempelajari, mengetahui teknik-tekniknya dengan
tepat dan mampu menjadi pendidik yang memiliki kualitas yang tinggi.

12
DAFTAR PUSTAKA

Nurwardani, d. (2016). Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Perguruan Tinggi.


Jakarta: RISTEKDIKTI.
Wasiyem, d. (2021). Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Perguruan Tinggi. Medan:
Merdeka Kreasi.

13

Anda mungkin juga menyukai