CBR PJ & IC (Penginderaan Jauh Dan Interpretasi Citra)
CBR PJ & IC (Penginderaan Jauh Dan Interpretasi Citra)
Dosen Pengampu :
M. Ridha Syafii, S.Pi.,M.Sc
M. Taufiq Rahmadi, S.Pd.,M.Sc
Disusun Oleh :
Saya berharap makalah critical book report ini dapat berguna dalam rangka
menambah wawasan dan pengetahuan kita. Penulis juga menyadari bahwa dalam
penulisan makalah ini masih banyak terdapat kesalahan-kesalahan dan jauh dari apa
yang saya harapkan, untuk itu saya mengharapkan kritik dan saran yang membangun
dari para pembaca demi perbaikan di masa yang mendatang, mengingat tidak ada
sesuatu yang sempurna tanpa sarana yang membangun.
Semoga makalah critical book report ini dapat berguna bagi banyak khalayak
yang membacanya. sekiranya laporan ini dapat berguna bagi saya sendiri maupun orang
lain yang membacanya. sebelumnya saya memohon maaf jika ada kata-kata yang
kurang berkenan di hati para pembaca.
Penulis,
Tika Fridawati S
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii
BAB II Pendahuluan..........................................................................................................4
BAB V Penutup...............................................................................................................15
A. Kesimpulan...........................................................................................................15
B. Saran.....................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................16
ii
BAB I
Identitas Buku
3
BAB II
Pendahuluan
4
C. Metode Penulisan CBR
Adapun metode yang digunakan dalam penulisan critical book review ini adalah
metode deskriptif guna memahami apa saja materi yang terdapat dalam buku.
Sehingga penulis akan mendapatkan gambaran tentang kelemahan dan kelebihan
kedua buku tersebut. Dan dapat memberikan masukan pada pembaca untuk
dijadikan buku pedoman atau buku refrensi.
5
BAB III
Ringkasan Isi Buku
Buku Utama
Bab I Pendahuluan
Pengertian penginderaan jauh adalah ilmu dan seni yang dipergunakan untuk
memperoleh informasi tentang suatu objek atau fenomena dengan alat, tanpa kontak
langsung dengan objek, daerah atau fenomena tersebut. Alat yang dimaksud adalah alat
pengindera atau sensor yang dipasang pada wahana, biasanya berupa balon udara,
pesawat terbang, pesawat ulang alik, atau satelit.
Komponen dasar dalam sistem penginderaan jauh adalah sumber energi, atmosfer,
interaksi yang unik antara tenaga dengan benda dimuka bumi, sensor, sistem
pengolahan data yang tepat waktu dan berbagai penggunaan data.
6
Danoedoro (2012) menjelaskan bahwa resolusi radiometrik adalah kemampuan
sensor dalam mencatat respon spektral obyek. Respon spektral dalam satuan mW cm 2
sr 14m 1 datang mencapai sensor dengan intensitas yaug bergariasi. Selisih respon yang
paling lemah dapat dibedakan sensor yang peka. Kemampuan sensor secara langsung
dikaitkan dengan kemampuan koding (digital coding), yang mampu mengubah
intensitas pantulan atau pancaran spektral menjadi angka digital. Kemampuan ini
dinyatakan dalam bit. Sistem koding 4 bit diartikan sebagai mengubah intensitas
pantulan atau pancaran menjadi 24 = 16 tingkat, yang paling lemah diberi kode 0, dan
yang paling kuat diberi kode 15. Bagi sensor 8 bit, sinyal dengan julat intensitas
pantulan 2 8 = 256 tingkat kecerahan, dimana 0 adalah untuk sinyal terlemah yang
nampak hitam pada citra, dan 255 untuk sinyal terkuat yang nampak putih pada citra.
Kemampuan Koding satelit sumberdaya dari waktu ke waktu berbedabeda. Landsat
ETM+ mempunyai resolusi radiometri 8 bit sedangkan landsat generasi baru (LDCM)
mempunyai resolusi radiometri 12 bit.
Resolusi temporal adalah kemampuan suatu sistem satelit untuk merekam ulang
daerah yang sama. Satuan resolusi temporal adalah jam atau hari. Satelit Landsat MSS
dan TM setiap 18 hari sekali untuk generasi 1, dan 16 hari sekali untuk generasi 2.
Satelit SPOT resolusi temporarnya 26 hari sekali pada sistem operasi normal, tapi dapat
beberapa hari berturutturut dengan mekanisme perekaman menyamping (Brachet, 1984
dalam Danoedoro, 2012). Satelit IKONOS mempunyai resolusi temporar 3 hari. Satelit
Quickbird resolusi temporarnya 13,5 hari. Satelit MOS milik Jepang resolusi
temporarnya 17 hari. Satelit Radarsat milik kanada yang merupakan satelit
menggunakan gelombang mikro resolusi temporarnya 6 hari.
7
Bab IV Klasifikasi Multispektral Untuk Citra Satelit
Klasifikasi multispectral merupakan salah satu pengolahan citra satelit yang
banyak digunakan dalam aplikasinya. Hasil utama klasifikasi multispectral yang banyak
dimanfaatkan adalah peta tutupan lahan atau penggunaan lahan yang sering
dimanfaatkan untuk analisis lanjutan untuk pemodelan system informasi geografis.
Algoritma klasifikasi multispektral pada prinsipnya adalah menandai tiap jenis obyek
hingga terlihat berbeda satu dari dengan lainnya berdasarkan ciriciri nilai spektralnya
pada setiap saluran dan kemudian diterjemahkan kenampakan gisual menjadi parameter
statistik yang di proses oleh komputer dan dieksekusi.
8
transformasitransformasi ini adalah fearure space. Pada feature space, dapat terlihat
kecendemngan pengelompokan nilai spektral, yang mengindikasikan adanya
pengelompokan obyek, terpisah satu sama lain, ataupun membentuk fenomena tertentu.
9
Buku Pembanding
Suatu bidang pengetahuan dapat dinyatakan sebagai ilmu jika memiliki landasan
ontologis, epistemologis, dan aksiologis. Penginderaan jauh menurut beberapa ahli
memiliki landasan tersebut, sehingga penginderaan jauh merupakan ilmu. Untuk
memperoleh gambaran singkat tentang suatu bidang kajian termasuk ilmu, teknik, atau
seni dapat dilihat dari definisi yang dikemukakan oleh para ahli dalam bidang tersebut.
Dari beberapa definisi yang dikemukakan oleh para ahli, ternyata ada beragam definisi
yang berbeda secara mendasar. Perbedaan tersebut terutama pada pernyataan bahwa
penginderaan jauh sebagai ilmu, sementara yang lain menyatakannya sebagai teknik.
10
balik yang berkesinambungan dari para pegiat suatu disiplin ilmu menjadi faktor yang
paling penting dalam dinamika sains modern.
Penginderaan jauh dalam kedudukannya baik sebagai ilmu maupun teknik telah
banyak digunakan oleh berbagai kepentingan, baik untuk keperluan praktis maupun
untuk tujuan pengemabangan disiplin ilmu lain. Sebagai sebuah teknologi,
penginderaan jauh memiliki banyak kelebihan sehingga teknologi yang semula
dimonopoli oleh militer kemudian dapat dilepas ke sipil untuk keperluan pembangunan
dan kemanusiaan. Secara teknis dan ekonomis pemanfaatan citra penginderaan jauh
untuk keperluan survei dan pemetaan aspek-aspek fisik permukaan bumi secara
langsung dan aspek-aspek non-fisik secara tidak langsung berdasarkan hasil evaluasi di
beberapa negara dianggap lebih efisien, hemat, dengan keakuratan yang dapat
dipertanggungjawabkan.
Objek yang diindera adalah permukaan bumi dan atau ruang angkasa. Permukaan
bumi yang dimaksud dapat berupa perkotaan atau perdesaan, hutan, dan
tutupan/penggunaan lahan lainnya sesuai dengan keperluan. Bagian-bagian permukaan
bumi tersebut direkam oleh sensor penginderaan jauh melalui detektor yang terpasang
pada sensor sebagai satu sistem dan hasil rekamannya disebut citra (image) dalam
bentuk cetak (hardcopy) maupun digital yang tersimpan dalam Computer Compatible
Tape (CCT) atau pita magnetik yang dapat dibaca dengan komputer. Citra yang
dihasilkan oleh sensor kamera manual (sistem fotografi) berupa citra analog yang
disebut foto udara. Sementara citra yang dihasilkan dengan sensor digital (kamera
digital) dan sensor digital lainnya (biasanya digunakan oleh sistem penginderaan jauh
non-fotografis) hasilnya berupa citra digital.
11
pengolahan data, dan berbagai pengguna data (Sutanto, 1994; Lilesand, Kiefer, dan
Chipman, 2007). Menurut Tindal (2006) komponen sistem penginderaan jauh terdiri
atas sumber energi, radiasi (melalui atmosfir), interaksi (tenaga dan objek), sensor
perekam, transmisi, resepsi, dan pemrosesan, interpretasi dan analisis (operator), dan
aplikasi. Suatu sistem dapat bekerja secara optimal jika masing-masing komponen
penyusunnya bekerja sama secara serasi dan seimbang. Komponen sistem penginderaan
jauh secara garis besar dapat dibagi menjadi 3 komponen, yakni alami, teknologi dan
manusia.
12
BAB IV
Analisis Kelebihan Dan Kekurangan Buku
Buku pertama yang berjudul Penginderaan jauh (remote sensing) yang merupakan
karangan Firman Farid M, S.Pi,M.Sc. dan buku kedua yang berjudul Penginderaan jauh
karangan Bambang Syaeful Hadi memiliki struktur bahasa yang digunakan sesuai
dengan ketentuan dan kaidah Bahasa Indonesia, terlihat dengan jelas dari penggunaan
kata baku dan tidak terdapatnya kata tidak baku dalam penyajian materi. Penulisan
kata/kalimat/istilah yang berbahasa asing juga ditandai dengan dimiringkan atau
ditebalkan penulisannya, istilah-istilah ilmiah jug disertai dengan arti atau
penjelasannya. Penulisan rumus selalu diberikan tanda/ciri tertentu, dengan penulisan
rumus didalam “kotak” sehingga sangat memudahkan pembaca. Penggunaan dan
penempatan setiap kalimat sangat teratur dan sesuai dengan kaidah kebahasaan
Indonesia Serta pemilihan kata yang tepat sehingga membangun kalimat padu dengan
menyajikan makna yang lugas.
Buku pertama yang berjudul Penginderaan jauh (remote sensing) yang merupakan
karangan Firman Farid M, S.Pi,M.Sc. memiliki tujuan sebagai buku refernsi atau
pedoman untuk banyak khalayak pembaca.
Buku kedua yang berjudul Penginderaan jauh karangan Bambang Syaeful Hadi
sebagai sumber referensi tentang penginderaan jauh secara umum.
Pada buku pertama yang berjudul Penginderaan jauh (remote sensing) yang
merupakan karangan Firman Farid M, S.Pi,M.Sc. menyajikan materi terkait
penginderaan jauh (remote sensing) dengan lengkap dan mendetail bahkan dapat
dipahami dengan mudah oleh para pembaca.
13
Sedangkan pada buku kedua yang berjudul Penginderaan jauh karangan Bambang
Syaeful Hadi menyajikan informasi yang diawali dengan pengertian penginderaan jauh
hingga bagaimana penginderaan jauh itu bekerja.
Kelebihan Buku Utama : Penjelasan pada setiap bab buku ini lebih rinci
sehingga memudahkan pembaca dalam memahami tujuan dari penulisan di
setiap bab. Bahasanya mudah untuk dipahami secara umum. Buku ini juga
menyertakan pendapat ahli dalam setiap pembahasannya membuat isinya lebih
terpercaya. Cover dari bukunya juga membuat orang – orang tertarik untuk
membaca lebih jauh lagi.
Kekurangan Buku Utama : Beberapa kata – kata yang tidak baku atau tidak
sesuai ejaan bahasa Indonesia, sumber dari buku juga tidak terlalu banyak, ada
kata yang tidak dimengerti secara umum dan tidak terindeks, Beberapa kalimat
tidak berhubungan dengan isi, pada buku ini juga tidak terdapat gambar
penjelasan untuk menjelaskan materi lebih detail.
14
BAB V
Penutup
A. Kesimpulan
B. Saran
Semoga dengan adanya program atau tugas CBR ini dapat membuat Mahasiswa
berfikir kritis dan aktif dalam mempelajari pengetahuan serta menambah minat dalam
membaca buku – buku, khususnya buku pengetahuan. Diharapkan agar siswa pandai
dalam mencari informasi dan menelaah serta membandingkan berbagai buku yang
ditemui.
15
DAFTAR PUSTAKA
Farid Firman. 2015. Penginderaan Jauh (Remote Sensing). Malaysia: UTM Press
16