Anda di halaman 1dari 11

vailable at http://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.

php/tgeo
e-ISSN: 2622-9528 p-ISSN: 2301-606X
Jurnal Tunas Geografi Vol. XX No. XX 20XX

”FAKTOR PENYEBAB KERUSAKAN POHON MANGROVE DI KAWASAN


1800 KONSERVASI MANGROVE DESA REGEMUK KEC. PANTAI LABU
KABUPATEN DELI SERDANG”
Boy Hartaman Sitopu1, Dwi Sartika2, Hijjah Putra Zai3, Risma Griseldis
Simorangkir4, Tika Fridawati Simanjuntak5, Meilinda Suriani Harefa6
Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial
Universitas Negeri Medan
Jl. Williem Iskandar/Pasar V, Medan, Sumatera Utara, Indonesia
Email: tikafridawati46@gmail.com. dwisartika31@gmail.com.
rismasimorangkir12@gmail.com. boy.sitopu15@gmail.com.
hijjahputrazai231@gmail.com. meilindasuriani@unimed.ac.id.

Abstrak
Konservasi diartikan sebagai upaya pengelolaan sumber daya alam secara bijaksana
dengan berpedoman pada asas pelestarian atau dengan kata lain upaya-upaya
pelestarian lingkungan akan tetapi tetap memperhatikan manfaat yang bisa didapatkan
pada saat itu dengan cara mempertahankan keberadaan setiap komponen-komponen
lingkungan untuk pemanfaatan di masa yang akan datang. Tujuan penelitian ini ialah
untuk 1). mengetahui faktor penyebab kerusakan pohon mangrove di kawasan 1800
konservasi mangrove Desa Regemuk, 2). bagaimana upaya konservasi mangrove di
kawasan 1800 konservasi mangrove desa regemuk. Metode penelitian yang digukan
adalah metode kualitatif deskritip dengan teknik pengumpulan data adalah dengan
observasi wawancara dan studi pustaka.
Kata kunci : konservasi, mangrove, desa regemuk

Abstrack
Conservation is defined as an effort to manage natural resources wisely by referring to
the principles of conservation or in other words efforts to preserve the environment but
still paying attention to the benefits that can be obtained at that time by maintaining the
existence of each component of the environment for future use. The purpose of this study
is to 1). knowing the factors causing mangrove tree damage in the 1800 mangrove
conservation area of Regemuk Village, 2). How are mangrove conservation efforts in the
1800 area of mangrove conservation in Regemuk Village. The research method used is a
descriptive qualitative method with data collection techniques is by observation of
interviews and literature studies.
Keywords: conservation, mangroves, regemuk village

Pendahuluan mempunyai beberapa fungsi antara lain


Hutan mangrove merupakan salah sebagai pelindung pantai dari abrasi
satu tipe hutan yang banyak tumbuh tempat berkembangnya biota laut
sepanjang pantai daerah tropis dan tertentu dan sebagai sumber penghasilan

1| Jurnal Geografi
vailable at http://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/tgeo
e-ISSN: 2622-9528 p-ISSN: 2301-606X
Jurnal Tunas Geografi Vol. XX No. XX 20XX

masyarakat pesisir (Ghufran, 2012). semakin hari semakin kritis


Sebagian daerah tersebut ditumbuhi ketersediannya di beberapa daerah
hutan mangrove dengan lebar beberapa pesisir di Indonesia sudah terlihat adanya
meter sampai beberapa kilometer. Hutan pendegradasian ekosistem mangrove
mangrove secara umum merupakan akibat penebangan mangrove yang
komunitas vegetasi pantai tropis, yang dilakukan secara berlebihan.
didominasi oleh beberapa jenis pohon
Beberapa tahun terakhir ini,
yang mampu tumbuh dan berkembang di
ekosistem hutan mangrove dijadikan
daerah pasang surut pantai berlumpur
sasaran manusia untuk dijadikan
(Sunarto, 2008 dalam Ghufran 2012).
berbagai macam aktivitas, baik itu secara
Hutan mangrove rentan terhadap langsung maupun tidak langsung.
kerusakan jika lingkungan tidak Eksploitasi yang berlebihan terhadap
seimbang. Bahkan rusaknya mangrove hutan mangrove yang dilakukan untuk
bukan saja di akibatkan oleh proses keperluan kayu bakar, kertas, arang
alami, tetapi juga akibat adanya aktivitas maupun yang diperuntukkan sebagai
manusia. Hal ini menyebabkan lahan pertanian, pertambakan,
ekosistem hutan mangrove mengalami penambangan dan pemukiman.
degradasi, dan secara langsung Kerusakan habitat mangrove disebabkan
kehilangan fungsinya sebagai tempat karena adanya kegiatan eksploitasi yang
mencari makan bagi bermacam ikan dan memanfaatkan sumberdaya hutan secara
udang yang bernilai tinggi, dan tempat berlebihan tanpa memikirkan
perlindungan bagi makhluk hidup lain di dampaknya. Berdasarkan Undang-
perairan pantai sekitarnya. Hutan undang Nomor 40 tahun 1990 tentang
mangrove memiliki peranan cukup kehutanan bahwa sumberdaya alam
penting bagi ekosistem sekitarnya, merupakan segala sesuatu yang
seperti pelindung, stabilisator garis digunakan untuk memenuhi kebutuhan
pantai, tempat utama perputaran nitrogen dan kesejahteraan manusia, namun
dan sulfur, pengumpul lumpur, dalam pemanfaatannya harus dilakukan
pembentuk lahan, tempat habitat alami dengan bijaksana dan memikirkan
satwa liar, daerah asuhan biota akuatik dampak jangka panjang agar
tertentu. sumberdaya alam tersebut dapat
digunakan pada waktu yang akan datang.
Lahan yang digunakan untuk
berbagai kegiatan manusia seperti Rusaknya pesisir yang utama
pemukiman, tambak ikan, lahan disebabkan oleh hancurnya hutan bakau,
pertanian, bahkan sebagai tempat hutan ini memiliki peran ganda yang
pembuangan sampah (Sri, 2009). sangat penting bagi lingkungan pesisir,
Ekosistem mangrove salah satu baik sebagai pelindung pantai terhadap
ekosistem wilayah pesisir dan lautan gelombang laut, penahan angin maupun
sangat potensial bagi kesejahteraan penahan kecepatan erosi pantai oleh
masyarakat baik dari segi ekonomi, kikisan arus. Fungsi kedua bertujuan
sosial, dan lingkungan hidup. Namun menciptakan lingkungan hidup yang

2| Jurnal Geografi
vailable at http://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/tgeo
e-ISSN: 2622-9528 p-ISSN: 2301-606X
Jurnal Tunas Geografi Vol. XX No. XX 20XX

sangat membantu kehidupan manusia, Kerusakan ini sebagian disebabkan oleh


memberikan perlindungan berbagai jenis tekanan penduduk dalam memanfaatkan
biota laut seperti udang, kepiting, dan lahan hutan mangrove. Keadaan semakin
berbagai jenis satwa lainnya (Sunarto, parah sejak pengalihan fungsi lahan
dalam Ghufran 2012). Secara mangrove menjadi permukiman dan
administrasi, kawasan mangrove di perubahan kawasan hutan menjadi tidak
wilayah Kabupaten Deli Serdang berada kawasan hutan yang disebabkan oleh
di empat wilayah kecamatan, yaitu warga. Kondisi ini merupakan bukti
Kecamatan Pantai Labu, Percut Sei nyata adanya aktivitas pemanfaatan
Tuan, Hamparan Perak, Labuhan Deli. ekosistem mangrove secara berlebihan
Keseluruhan kawasan mangrove seluas tanpa memperhatikan aspek
12.817,69 Hektar yang berada di wilayah pelestariannya. Kondisi ini
Kabupaten Deli Serdang (BPDAS menyebabkan kawasan mangrove
Asahan Barumun dan SWP DAS Wampu menjadi perhatian yang serius.
Sei Ular, 2006).
Kerusakan kawasan mangrove ini
Kerusakan ekosistem hutan telah berdampak ke berbagai sektor
mangrove di pesisir Sumatera semakin kehidupan masyarakat Desa Regemuk.
cepat. Sehingga banyak yang tidak Penuruan luasan ekosistem mangrove di
berfungsi lagi sebagaimana mestinya. atas berdampak pada degradasi atau
Kerusakan ini sebagian disebabkan oleh perubahan kawasan mangrove cukup
tekanan penduduk dalam memanfaatkan tinggi, hutan tak mampu lagi melindungi
lahan hutan mangrove untuk usaha pantai dari gelombang laut, dan juga tak
pertambakan dan persawahan. Keadaan mampu menahan angin maupun
semakin parah sejak pengalihan fungsi menahan kecepatan erosi pantai oleh
lahan mangrove. Kondisi hutan kikisan arus. Selain itu juga
mangrove yang ada di Kabupaten Deli mengakibatkan rusaknya ekosistem
Serdang seluas 12.817,69 Hektar. biota seperti udang, kepiting, dan ikan
yang ada di dalam kawasan hutan
Tingkat kerusakan mangrove di
mangrove tersebut.
Kabupaten Deli Serdang berdasarkan
Hasil Inventarisasi dan Identifikasi Keberadaan kawasan mangrove
Mangrove BPDAS Asahan Barumun Bagi masyarakat pesisir pada umumnya
SWP DAS Wampu Sei Ular Tahun 2006, dan masyarakat Desa Regemuk
dengan wilayah 7494,42 Ha dalam khusunya, bukan hanya berfungsi
kondisi rusak berat, 3784,98 Ha dalam sebagai kawasan hijau saja, tetapi
kondisi rusak sedang dan 1538,29 dalam menyangkut kehidupan sosial ekonomi
kondisi tidak rusak. masyarakat. Kawasan mangrove
merupakan tempat bagi masyarakat
Salah satu wilayah kabupaten Deli
untuk mencari sumber-sumber dalam
Serdang yang mengalami kerusakan
upaya pemenuhan kebutuhan hidup.
mangrove adalah Kecamatan Pantai
Kerusakan hutan mangrove ini harus
Labu tepatnya di Desa Regemuk.
segera dihentikan dan semua pihak

3| Jurnal Geografi
vailable at http://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/tgeo
e-ISSN: 2622-9528 p-ISSN: 2301-606X
Jurnal Tunas Geografi Vol. XX No. XX 20XX

menanggulangi kerusakan ini dengan dijadikan sebagai sumber data yang


melakukan upaya pelestarian kawasan diharapkan mampu memberikan data-
hutan mangrove. Upaya pelestarian data yang dibutuhkan dalam penelitian.
tersebut dapat dilakukan dengan Adapun yang menjadi populasi dalam
kegiatan penanaman jenis pohon di area penelitian ini masyarakat yang ada di
hutan yang dapat dikelola secara lestari kawasan konservasi 1800 pohon
dan lebih bermanfaat sesuai dengan Mangrove pantai labu, kabupaten Deli
fungsinya. serdang, Sumatera Utara.. Sedangkan
sampel penelitian adalah bagian dari
Lokasi dan Waktu Penelitian
populasi yang diambil untuk mewakili
populasi dari sampel. Dalam penelitian
ini dengan melakukan wawancara
terhadap masyarakat yang menjaga
lokasi pengeloaan bibit pohon mangrove
yang berada di sekitar kawasan
konservasi 1800 pohon Mangrove pantai
labu, kabupaten Deli serdang, Sumatera
Utara.
Teknik Pengumpulan Data
Penelitian ini dilaksanakan pada Teknik pengumpulan data yang
hari Jumat, 26 September 2022 pukul digunakan dalam melaksanakan
13.00 – selesai. Observasi dilaksanakan penelitian dengan menerapkan teknik:
di kawasan konservasi 1800 pohon
1. Survei dan Observasi
Mangrove pantai labu, kecamatan pantai
2. Wawancara
labu, kabupaten Deli serdang, Sumatera
3. Studi Pustaka
Utara.

Metode Penelitian Teknik Analisis Data


Metode penelitian yang digunakan Teknik analisis data dalam
dalam penelitian ini adalah metode penelitian dilakukan dengan melakukan
penelitian kualitatif. Menurut wolfe pengolahan data yang telah
(2017) mengatakan bahwa penelitian dikumpulkan. Kemudian dilakukan
kualitatif adalah suatu cara yang dapat anaisis data dengan mencari data yang
digunakan dalam menjawab masalah dicari melalui internet .selanjutnya
penelitian agar berkaitan dengan data adalah penarikan kesimpulan dari
berupa narasi yang bersumber dari kegiatan penelitian . Analisis data
aktivitas wawancara, pengamatan, merupakan kegiatan yang berisi langkah
pengalian dokumen. persiapan , tabulasi dan penerapan data
sesuai dengan pendekatan penelitian.
Populasi dan Sampel
Populasi penelitian merupakan
keseluruhan objek penelitian yang
menyangkut permasalahan yang

4| Jurnal Geografi
vailable at http://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/tgeo
e-ISSN: 2622-9528 p-ISSN: 2301-606X
Jurnal Tunas Geografi Vol. XX No. XX 20XX

Hasil dan Pembahasan • Sebelah Barat dengan Bagan


Serdang
Letak, Luas, dan Keadaan Desa
Regemuk Desa Regemuk merupakan daerah
dataran rendah yaitu dengan ketinggian
Desa Regemuk merupakan salah
0-8 dpl yang berbatasan langsung
satu desa yang berada di Kecamatan
dengan selat malaka yang beriklim tropis
Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang.
degan 2 musim yaitu musim hujan dan
Desa ini terdiri dari 4 (empat) dusun
musim kemarau dengan suhu berkisar
yang dipimpin oleh seorang Kepala
250C sampai dengan 340C.
Desa. Jumlah penduduknya pada tahun
2016 sekitar 2.585 jiwa, dengan jumlah Keadaan Fisik
rumah tangga sebesar 598 KK dengan
Kecamatan Pantai Labu merupakan
rata-rata jiwa per rumah tangga adalah
salah satu dari 22 kecamatan yang ada di
4,32. Mata pencaharian penduduknya
wilayah administrasi Kabupaten Deli
sangat variatif seperti nelayan,
Serdang, Provinsi Sumatera Utara.
berternak, petani, pedagang, wirausaha
Salah satu desa pesisir yang berada di
dan pegawai negeri sipil. Dari segi
kecamatan ini adalah Desa Rugemuk.
pemukiman dan tata guna lahan sebagian
Desa Regemuk merupakan salah satu
besar pendudukanya berada di pesisir
desa dari 17 desa dan 2 kelurahan yang
pantai. Jenis penggunaan lahan di desa
ada di Kecamatan Pantai Labu yang
ini terdiri atas pemukiman, kawasan
terletak di pesisir pantai utara Provinsi
lindung, lahan pertanian dan fasilitas
Sumatera Utara dengan panjang pantai 2
umum.
km dengan luas hutan mangrove berkisar
Secara administrasi Desa Regemuk 7 Ha. Sebagai desa pesisir di garis
berada pada Kecamatan Pantai Labu pantai utara Sumatera Utara, Desa
yang terletak pada posisi 2057’ – 3016’ Rugemuk memiliki wilayah pesisir
LU dan 98ᴼ37’-99ᴼ27’BT. Desa ini berupa hamparan lumpur yang
memiliki ketinggian tanah sekitar 3 didominasi oleh vegetasi mangrove
meter dari permukaan laut dengan rata- seperti bakau (Rhizopora mucronata),
rata curah hujan sekitar 100 mm api - api (Avicenia alba), dan beberapa
pertahun. (Badan Pusat Statistik jenis mangrove lainnya. Secara
Kabupaten Deli Serdang, 2020). Desa ekologis mangrove mempunyai fungsi,
Regemuk memiliki luas wilayah ± 590 sebagai penyedia nutrisi bagi biota
ha dengan batas wilayah sebagai berikut: perairan seperti ikan dan udang, tempat
pemijahan (spawning ground) tempat
• Sebelah Utara berbatasan dengan
mencari makan (feeding ground) dan
Selat Malaka
tempat berkembang biak (nursery
• Sebelah Selatan dengan Desa
ground) bagi berbagai macam jenis
Pematang Biara
biota air, tempat bersarangnya bebagai
• Sebelah Timur dengan Desa jenis burung dan lain - lain.
Pantai Labu Baru

5| Jurnal Geografi
vailable at http://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/tgeo
e-ISSN: 2622-9528 p-ISSN: 2301-606X
Jurnal Tunas Geografi Vol. XX No. XX 20XX

Mangrove juga mempunyai fungsi program wirausaha berdasarkan potensi


fisik, yaitu menjaga garis pantai dan desa. Penanganan peningkatan
tebing sungai agar tetap stabil, perekonomian warga desa sangat
melindungi pantai dari erosi laut (abrasi), terkait dengan potensi wilayah. Sebagai
mengendalikan intrusi air laut, salah satu desa pantai yang terletak
mempercepat perluasan lahan, paling dekat dengan ibukota provinsi,
pengolah bahan limbah organik, desa ini sangat potensial untuk
penahan amukan angin topan dan dikembangkan sebagai desa wisata
tsunami dan lain - lain. Selain kedua mangrove. Potensi hutan mangrove
fungsi di atas hutan mangrove juga yang terawat baik menjadi potensi
mempunyai fungsi ekonomi, yaitu wisata utama yang khas yang berbeda
sebagai penghasil kayu sebagai sumber dibandingkan dengan desa pantai
bahan bakar (arang, kayu bakar), bahan lainnya. Selain itu letak geografis yang
bangunan (balok, atap rumah, tikar), obat paling dekat dengan Kota Medan,
- obatan, minuman serta makanan, tannin yakni berbatasan dengan bandara
dan lain - lain, pertambakan, tempat kebanggaan masyarakat Sumatera Utara
pembuatan garam, bahan bangunan dan yakni Kuala Namu menambah nilai lebih
lain - lain. desa ini untuk dikembangkan menjadi
desa ekowisata.
Keadaan Sosial Ekonomi
Faktor-Faktor Penyebab Kerusakan
Kondisi sosial ekonomi masyarakat
Hutan Mangrove
Desa Regemuk pada umumnya
tergolong miskin. Seperti halnya Kondisi hutan mangrove sampai
kebanyakan desa pesisir lainnya di saat ini masih mengalami tekanan-
Sumatera Utara, masyarakat umumnya tekanan akibat pemanfaatannya dan
memiliki mata pencaharian sebagai pengelolaannya yang kurang
nelayan. Hanya sebagian kecil warga memperhatikan aspek kelestarian.
masyarakat desa ini yang berprofesi Tuntutan pembangunan yang lebih
sebagai pedagang, pekerja, dll. menekankan pada tujuan ekonomi
dengan mengutamakan infrastruktur
Tingginya tingkat kemiskinan di
fisik seperti konversi hutan mangrove
desa ini disebabkan oleh beberapa
telah terbukti menjadi faktor penyebab
faktor, antara lain : (1) Pendapatan
kerusakan ekosistem mangrove dan
masyarakat, khususnya nelayan
degradasi lingkungan pantai. Kondisi
bergantung pada kondisi alam, (2)
seperti ini diperberat dengan terjadinya
Diversifikasi sumber mata pencaharian
pencemaran air sungai atau air laut dan
hampir tidak ada, (3) Penanganan
eksploitasi sumber daya laut yang tidak
pasca tangkap pada masyarakat
ramah lingkungan, sehingga kualitas
nelayan sangat rendah (4) Masa
lingkungan pantai saat ini berada dalam
panceklik yang selalu dan pasti datang
kondisi yang mengkhwatirkan.
setiap tahun (5) Kurangnya
Kerusakan ekosistem mangrove
pemberdayaan masyarakat dalam
umumnya disebabkan oleh faktor

6| Jurnal Geografi
vailable at http://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/tgeo
e-ISSN: 2622-9528 p-ISSN: 2301-606X
Jurnal Tunas Geografi Vol. XX No. XX 20XX

lingkungan fisik dan faktor sosial Sirkulasi air dalam dasar (substrat)
ekonomi masyarakat (Toknok, dkk yang sangat minimal, ditambah dengan
2014). banyaknya bahan organik dan bakteri
penyebab kandungan oksigen di dalam
Hasil pengamatan dan wawancara di
dasar sangat minim, bahkan mungkin
lapangan, kondisi hutan mangrove di
tidak terdapat oksigen sama sekali di
Desa Regemuk telah banyak mengalami
dalam substrat.
kerusakan. Salah satu penyebab utama
adalah perubahan garis pantai akibat Abrasi adalah proses pengikisan
abrasi yang kuat dari pantai. Faktor pantai oleh tenaga gelombang laut dan
sosial ekonomi masyarakat menjadi arus laut yang bersifat merusak. Dari
faktor dominan yang menyebabkan hasil pengamatan dilapangan tingkat
kerusakan hutan mangrove. Kawasan abrasi yang terjadi di wilayah pesisir
hutan yang banyak mengalami tekanan pantai hutan mangrove sebesar 0-3 meter
dari aktivitas manusia seperti konversi /tahun. Tingkat abrasi yang tinggi
hutan menjadi lahan tambak dan menyebabkan instrusi air laut.
pemukiman. Disamping itu, jarak hutan Perubahan garis pantai yang terjadi di
mangrove dengan lokasi lahan usaha dan pesisir dari tahun 2016 sampai dengan
mata pencaharian utama juga sangat tahun 2020 adalah sebesar 15 meter
dekat yaitu <0,5 km dari hutan mangrove selama 10 tahun terakhir. Pengukuran
menjadi penyebab kerusakan hutan tingkat abrasi dilakukan pada saat air laut
mangrove. Karena banyaknya alih fungsi surut agar memudahkan mengetahui
hutan mangrove, terutama untuk seberapa besar tingkat abrasi yang terjadi
perluasan tambak dan pemukiman, telah setiap tahunnya.
mengakibatkan luas dan penyebarannya
2. Faktor Masyarakat
semakin menyusut. Akibatnya banyak
menimbulkan kerugian sosial dan Menurut Soesanto dan Sudomo,
ekonomi masyarakatnya, hilangnya 1994, dalam Fadlan, (2011). kerusakan
fungsi-fungsi ekologi penting bagi ekosistem hutan mangrove dapat
perlindungan manusia dan pembangunan disebabkan oleh berbagai hal, antara
di wilayah pesisir. lain: (1). Kurang dipahami kegunaan
ekosistem hutan mangrove; dan (2).
1. Faktor Lingkungan Fisik
Meskipun hutan mangrove terus
Menurut kusmana (1997), kondisi terancam kelestariannya, namun
fisik yang jelas nampak didaerah berbagai aktivitas penyebab kerusakan
mangrove adalah gerakan air yang hutan mangrove terus terjadi dan
minim sehingga mengakibatkan partikel- adakalanya dalam skala dan intensitas
partikel sedimen yang halus sampai di yang terus meningkat. “Perubahan dari
daerah mangrove cenderung mengendap hutan mangrove primer dan sekunder
dan mengumpul di dasar berupa lumpur menjadi areal non hutan mangrove
halus yang menjadi dasar (substrat) diakibatkan oleh konversi, terutama
hutan. pembukaan areal untuk pertambakan,

7| Jurnal Geografi
vailable at http://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/tgeo
e-ISSN: 2622-9528 p-ISSN: 2301-606X
Jurnal Tunas Geografi Vol. XX No. XX 20XX

pertanian maupun pembangunan” Beberapa Aktivitas Ekonomi


Rudianto, 2009, dalam Riandani, (2007). Penduduk terhadap Dampak
Potensial Kerusakan
Faktor-faktor yang mendorong
Ekosistem Hutan Mangrove
aktivitas manusia untuk memanfaatkan
hutan mangrove dalam rangka NO Aktivitas Dampak potensial
mencukupi kebutuhannya sehingga penduduk
berakibat rusaknya hutan, antara lain: 1 Tebang Habis Berubahnya komposisi tumbuhan,
(1). Keinginan untuk membuat pohon-pohon mangrove akan
digantikan oleh spesies-spesies yang
pertambakan dengan lahan yang terbuka
nilai komersialnya rendah dan
dengan harapan ekonomis dan terjadinya penurunan fungsi sebagai
menguntungkan, karena mudah dan feeding, nursery dan spawning
murah; (2). Kebutuhan kayu bakar yang ground.
sangat mendesak untuk rumah tangga, 2 Pengalihan aliran Terjadinya peningkatan salinitas dan
air tawar penurunan kesuburan mangrove.
karena tidak ada pohon lain di sekitarnya
misalnya pada
yang bisa ditebang; dan (3).Rendahnya pembangunan
pengetahuan masyarakat akan berbagai irigasi
fungsi hutan mangrove, adanya 3 Konversi Mengancam regenerasi stok ikan dan
kesenjangan sosial antara petani tambak menjadi lahan, udang diperairan lepas pantai, terjadi
pertanian, pencemaran laut oleh pencemar yang
tradisional dengan pengusaha tambak
perikanan, sebelumnya diikat oleh substrat
modern, sehingga terjadi proses jual beli pemukiman mengrove. Terjadi pendangkalan
lahan yang sudah tidak rasional (Perum pantai, abrasi dan intrusi air laut.
Perhutani 1994). Menurut Dahuri, 4 Pembuangan Penurunan kandungan oksigen,
(1996) “bahwa dampak potensial yang sampah cair munculnya gas H2S.
dapat timbul akibat aktivitas ekonomi
5 Pembuangan Memungkinkan tertutupnya
penduduk terhadap kerusakan ekosistem sampah padat pneumatopor yang berakibat
hutan mangrove. kematian mangrove dan perembesan
bahan-bahan pencemar dalam
sampah padat.
6 Pencemaran minyak mengakibatkan kematian
tumpahan mangrove.

7 Penambangan Kerusakan total ekosistem mangrove


dan ekstraksi sehingga menghancurkan fungsi
mineral, baik bioekologis mangrove dan terjadinya
dalam hutan pengendapan sedimen yang
maupun daerah berlebihan yang dapat mematikan
sekitar hutan mangrove.

(Sumber: Fadlan, 2011)

8| Jurnal Geografi
vailable at http://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/tgeo
e-ISSN: 2622-9528 p-ISSN: 2301-606X
Jurnal Tunas Geografi Vol. XX No. XX 20XX

Penutup Konservasi Mangrove Desa


Regemuk Kec. Pantai Labu Kab.
Kesimppulan
Deli Serdang
1. Desa Rugemuk memiliki wilayah 2. Kerusakan hutan mangrove di desa
pesisir berupa hamparan lumpur Regemuk dapat dicegah melalui
yang didominasi oleh vegetasi perbaikan taraf hidup penduduk
mangrove seperti bakau pesisir pantai, peningkatan
(Rhizopora mucronata), api - api pengetahuan dan penyadaran
(Avicenia alba), dan beberapa masyarakat, penegakan hukum,
jenis mangrove lainnya. rehabilitasi mangrove dan
2. Kondisi sosial ekonomi masyarakat penanaman mangrove, dengan
Desa Regemuk pada umumnya bantuan bantuan dari pemerintah
tergolong miskin, masyarakat baik dana, bibit, dan fasilitas lainnya
umumnya memiliki mata maka kelompok tani mangrove
pencaharian sebagai nelayan. dapat lebih maksimal dalam
Hanya sebagian kecil warga melestarikan ekosistem hutan
masyarakat desa ini yang mangrove di kawasan 1800
berprofesi sebagai pedagang, konservasi Desa Regemuk Kec.
pekerja, dll. Pantai Labu Kab. Deli Serdang.
3. Faktor-Faktor Penyebab Kerusakan
Hutan Mangrove di kawasan 1800
konservasi mangrove desa Regemuk
yakni (1) perubahan garis pantai
akibat abrasi yang kuat dari pantai,
(2) banyaknya pengalihan fungsi
hutan mangrove untuk perluasan
tambak dan pemukiman, (3) jarak
hutan mangrove dengan lokasi lahan
usaha dan mata pencaharian utama
sangat dekat yaitu <0,5 km dari
hutan mangrove menjadi penyebab
kerusakan hutan mangrove.
Saran
1. Diharapkan kepada pemerintah
daerah dan penduduk sekitar /
masyarakat setempat melakukan
reboisasi atau melestarikan kembali
ekosistem hutan mangrove yang
telah rusak dan juga merawat serta
menjaga kelestarian ekosistem
hutan mangrove di Kawasan 1800

9| Jurnal Geografi
vailable at http://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/tgeo
e-ISSN: 2622-9528 p-ISSN: 2301-606X
Jurnal Tunas Geografi Vol. XX No. XX 20XX

Daftar Pustaka Irwanto, 2008. Hutan Mangrove dan


Manfaatnya,
Anonim. (2020). "6 Cara Melestarikan
http://www.irwantoshut.com/peneli
Hutan Mangrove (Bakau)"
tian/hutan_Mangrove/.
https://www.geologinesia.com/2020
/03/cara-melestarikan-hutan-
Ni, Bau Toknok, & I Nengah Korja.
mangrove.html?m=1
(2018). FAKTOR PENYEBAB
Anonim. (2022). Upaya Pelestarian KERUSAKAN HUTAN
Hutan Mangrove yang Harus MANGROVE DI DESA
Dilakukan - IlmuGeografi.com" BURANGA KECAMATAN
https://ilmugeografi.com/ilmu- AMPIBABO KABUPATEN
bumi/hutan/upaya-pelestarian- PARIGI
hutan-mangrove/amp MOUTONG. ForestSains, 15(2),
91–99. Retrieved from
Arief, A. 2003. Hutan Mangrove Fungsi
http://jurnal.untad.ac.id/jurnal/ind
dan Manfaatnya. Kanisius.
ex.php/ForestScience/article/view/
Yogyakarta.
13732/10480
Dahuri, R. 2004. Pengelolaan Sumber Nontji, A. 1987. Laut Nusantara.
Daya Wilayah Pesisir dan Lautan Penerbit Djambatan. Jakarta.
Secara Terpadu. 2004. PT Pradnya Nurmala Berutu, Hidayat, A., Hermawan
Paramitha. Jakarta. Syahputra, & Meilinda Suriani
Harefa. (2012). PENGOLAHAN
Dinas Lingkungan Hidup. 2021.
TEPUNG IKAN DARI LIMBAH
Pentingnya Hutan Mangrove Bagi
IKAN DI DESA REGEMUK
Lingkungan Hidup.
KECAMATAN PANTAI LABU
https://dlh.bulelengkab.go.id/inform
KABUPATEN DELI
asi/detail/artikel
SERDANG. JURNAL
Fadlan, Mohammad. 2011. Aktivitas PENGABDIAN KEPADA
Ekonomi Penduduk terhadap MASYARAKAT, 24(1), 510–515.
Kerusakan Ekosistem Hutan Retrieved from
MANGROVE di Kelurahan https://jurnal.unimed.ac.id/2012/ind
Bagan Deli Kecamatan Medan ex.php/jpkm/article/view/8941/779
Belawan. Medan: Universitas 8
Sumatera Utara. Onrizal. 2006. Hutan mangrove:
Bagaimana memanfaatkannya
Harianto, S. P. 1999. Konservasi
secara lestari?. Jurnal Manajemen
mangrove dan potensi
dan Kualitas Lingkungan, Volume
pencemaran. Jurnal Manajemen &
1
Kualitas Lingkungan, Volume 1
Santoso, U. 2007. Permasalahan
Iqbal Muhammad. 2022. Manfaat Hutan dan solusi pengelolaan
Mangrove untuk Lingkungan dan lingkungan hidup di Propinsi
Masyarakat

10 | Jurnal Geografi
vailable at http://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/tgeo
e-ISSN: 2622-9528 p-ISSN: 2301-606X
Jurnal Tunas Geografi Vol. XX No. XX 20XX

Bengkulu. Jurnal Perhutani,


Volume 2.
Sugiarti, R., Achyani, A., &
Muhfahroyin, M. (2020). UPAYA
PELESTARIAN HUTAN
MANGROVE KECAMATAN
LABUHAN MARINGGAI
KABUPATEN LAMPUNG
TIMUR UNTUK
MENINGKATKAN FUNGSI
HUTAN
MANGROVE. BIOLOVA, 1(1),
25-29.
Suriani, Melinda. 2012. Pengelolaan
Hutan Mangrove Berbasis
Masyarakat pada Kawasan Pantai
Timur Sumatera Utara.
Toknok, dkk. 2014. Nilai Manfaat Hutan
Mangrove Di Desa Sausu Peore
Kecamatan Sausu Kabupaten
Parigi Moutong. Jurnal. Jurusan
Kehutanan Universitas
TadulakoView of Development of
mangrove tourism area through
making tourism umbrellas as well
as private society preparation in
Regemuk village Pantai Labu Sub-
Distric Deli Serdang District.
(2022). Retrieved October 23,
2022, from Usu.ac.id website:
https://talenta.usu.ac.id/abdimas/art
icle/view/4179/2938
Wolfe, D. T., Hermanson, D. R., Ii, B. A.
B., Diri, A. K., Diri, P. K.,
Chotimah, C., … Noviyani, D. I.
(2017). PEMAPARAN METODE
PENELITIAN KUALITATIF.
Educational Psychology Journal,
2(2), 65–72.

11 | Jurnal Geografi

Anda mungkin juga menyukai