Faktor Penyebab Kerusakan Pohon Mangrove Di Kawasan 1800 Desa Regemuk
Faktor Penyebab Kerusakan Pohon Mangrove Di Kawasan 1800 Desa Regemuk
php/tgeo
e-ISSN: 2622-9528 p-ISSN: 2301-606X
Jurnal Tunas Geografi Vol. XX No. XX 20XX
Abstrak
Konservasi diartikan sebagai upaya pengelolaan sumber daya alam secara bijaksana
dengan berpedoman pada asas pelestarian atau dengan kata lain upaya-upaya
pelestarian lingkungan akan tetapi tetap memperhatikan manfaat yang bisa didapatkan
pada saat itu dengan cara mempertahankan keberadaan setiap komponen-komponen
lingkungan untuk pemanfaatan di masa yang akan datang. Tujuan penelitian ini ialah
untuk 1). mengetahui faktor penyebab kerusakan pohon mangrove di kawasan 1800
konservasi mangrove Desa Regemuk, 2). bagaimana upaya konservasi mangrove di
kawasan 1800 konservasi mangrove desa regemuk. Metode penelitian yang digukan
adalah metode kualitatif deskritip dengan teknik pengumpulan data adalah dengan
observasi wawancara dan studi pustaka.
Kata kunci : konservasi, mangrove, desa regemuk
Abstrack
Conservation is defined as an effort to manage natural resources wisely by referring to
the principles of conservation or in other words efforts to preserve the environment but
still paying attention to the benefits that can be obtained at that time by maintaining the
existence of each component of the environment for future use. The purpose of this study
is to 1). knowing the factors causing mangrove tree damage in the 1800 mangrove
conservation area of Regemuk Village, 2). How are mangrove conservation efforts in the
1800 area of mangrove conservation in Regemuk Village. The research method used is a
descriptive qualitative method with data collection techniques is by observation of
interviews and literature studies.
Keywords: conservation, mangroves, regemuk village
1| Jurnal Geografi
vailable at http://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/tgeo
e-ISSN: 2622-9528 p-ISSN: 2301-606X
Jurnal Tunas Geografi Vol. XX No. XX 20XX
2| Jurnal Geografi
vailable at http://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/tgeo
e-ISSN: 2622-9528 p-ISSN: 2301-606X
Jurnal Tunas Geografi Vol. XX No. XX 20XX
3| Jurnal Geografi
vailable at http://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/tgeo
e-ISSN: 2622-9528 p-ISSN: 2301-606X
Jurnal Tunas Geografi Vol. XX No. XX 20XX
4| Jurnal Geografi
vailable at http://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/tgeo
e-ISSN: 2622-9528 p-ISSN: 2301-606X
Jurnal Tunas Geografi Vol. XX No. XX 20XX
5| Jurnal Geografi
vailable at http://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/tgeo
e-ISSN: 2622-9528 p-ISSN: 2301-606X
Jurnal Tunas Geografi Vol. XX No. XX 20XX
6| Jurnal Geografi
vailable at http://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/tgeo
e-ISSN: 2622-9528 p-ISSN: 2301-606X
Jurnal Tunas Geografi Vol. XX No. XX 20XX
lingkungan fisik dan faktor sosial Sirkulasi air dalam dasar (substrat)
ekonomi masyarakat (Toknok, dkk yang sangat minimal, ditambah dengan
2014). banyaknya bahan organik dan bakteri
penyebab kandungan oksigen di dalam
Hasil pengamatan dan wawancara di
dasar sangat minim, bahkan mungkin
lapangan, kondisi hutan mangrove di
tidak terdapat oksigen sama sekali di
Desa Regemuk telah banyak mengalami
dalam substrat.
kerusakan. Salah satu penyebab utama
adalah perubahan garis pantai akibat Abrasi adalah proses pengikisan
abrasi yang kuat dari pantai. Faktor pantai oleh tenaga gelombang laut dan
sosial ekonomi masyarakat menjadi arus laut yang bersifat merusak. Dari
faktor dominan yang menyebabkan hasil pengamatan dilapangan tingkat
kerusakan hutan mangrove. Kawasan abrasi yang terjadi di wilayah pesisir
hutan yang banyak mengalami tekanan pantai hutan mangrove sebesar 0-3 meter
dari aktivitas manusia seperti konversi /tahun. Tingkat abrasi yang tinggi
hutan menjadi lahan tambak dan menyebabkan instrusi air laut.
pemukiman. Disamping itu, jarak hutan Perubahan garis pantai yang terjadi di
mangrove dengan lokasi lahan usaha dan pesisir dari tahun 2016 sampai dengan
mata pencaharian utama juga sangat tahun 2020 adalah sebesar 15 meter
dekat yaitu <0,5 km dari hutan mangrove selama 10 tahun terakhir. Pengukuran
menjadi penyebab kerusakan hutan tingkat abrasi dilakukan pada saat air laut
mangrove. Karena banyaknya alih fungsi surut agar memudahkan mengetahui
hutan mangrove, terutama untuk seberapa besar tingkat abrasi yang terjadi
perluasan tambak dan pemukiman, telah setiap tahunnya.
mengakibatkan luas dan penyebarannya
2. Faktor Masyarakat
semakin menyusut. Akibatnya banyak
menimbulkan kerugian sosial dan Menurut Soesanto dan Sudomo,
ekonomi masyarakatnya, hilangnya 1994, dalam Fadlan, (2011). kerusakan
fungsi-fungsi ekologi penting bagi ekosistem hutan mangrove dapat
perlindungan manusia dan pembangunan disebabkan oleh berbagai hal, antara
di wilayah pesisir. lain: (1). Kurang dipahami kegunaan
ekosistem hutan mangrove; dan (2).
1. Faktor Lingkungan Fisik
Meskipun hutan mangrove terus
Menurut kusmana (1997), kondisi terancam kelestariannya, namun
fisik yang jelas nampak didaerah berbagai aktivitas penyebab kerusakan
mangrove adalah gerakan air yang hutan mangrove terus terjadi dan
minim sehingga mengakibatkan partikel- adakalanya dalam skala dan intensitas
partikel sedimen yang halus sampai di yang terus meningkat. “Perubahan dari
daerah mangrove cenderung mengendap hutan mangrove primer dan sekunder
dan mengumpul di dasar berupa lumpur menjadi areal non hutan mangrove
halus yang menjadi dasar (substrat) diakibatkan oleh konversi, terutama
hutan. pembukaan areal untuk pertambakan,
7| Jurnal Geografi
vailable at http://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/tgeo
e-ISSN: 2622-9528 p-ISSN: 2301-606X
Jurnal Tunas Geografi Vol. XX No. XX 20XX
8| Jurnal Geografi
vailable at http://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/tgeo
e-ISSN: 2622-9528 p-ISSN: 2301-606X
Jurnal Tunas Geografi Vol. XX No. XX 20XX
9| Jurnal Geografi
vailable at http://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/tgeo
e-ISSN: 2622-9528 p-ISSN: 2301-606X
Jurnal Tunas Geografi Vol. XX No. XX 20XX
10 | Jurnal Geografi
vailable at http://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/tgeo
e-ISSN: 2622-9528 p-ISSN: 2301-606X
Jurnal Tunas Geografi Vol. XX No. XX 20XX
11 | Jurnal Geografi