Anda di halaman 1dari 13

MENGIDENTIFIKASI PUSAT PERTUMBUHAN EKONOMI

WILAYAH KABUPATEN SAMOSIR YANG SESUAI DENGAN


POTENSI WILAYAH DALAM MENINGKATKAN
PEMBANGUNAN WILAYAH (ANALISIS SEKTOR BASIS DAN
NON BASIS)
Dosen Pengampu : Dra. Tumiar Sidauruk, M.Si

KELOMPOK 4

1. Hijjah Putra Zai


2. Ricardo Gultom
3. Tarisa Diba Fitriana
4. Tika Fridawati
A. Pusat Pertumbuhan

Richardson (dalam Syafrizal, 2008) memberikan definisi Pusat Pertumbuhan sebagai berikut:

“ A growth pole was defined as a set of industries capable of generating dynamic growth in the economy, and strongly
interrelated to each other via input-output linkages around a leading industry (Propulsive Industry) ”

Berdasarkan definisi ini terdapat 4 karakteristik utama pusat pertumbuhan yaitu :

1. Adanya sekelompok kegiatan ekonomi yang terkonsentrasi di suatu lokasi tertentu.

2. Konsentrasi kegiatan ekonomi tersebut mampu mendorong pertumbuhan ekonomi yang dinamis dalam perekonomian

3. Terdapat keterkaitan input dan output yang kuat antara sesama kegiatan ekonomi pada pusat tersebut

4. Dalam kelompok kegiatan ekonomi tersebut terdapat sebuah industri induk yang mendorong pengembangan kegiatan
ekonomi pada pusat tersebut
Menurut Budiharsono (2001) Faktor-faktor yang menyebabkan timbulnya pusat-pusat
pertumbuhan adalah :

1. Letak suatu wilayah yang strategis menyebabkan suatu wilayah dapat menjadi pusat
pertumbuhan.

2. Ketersediaan sumber daya alam pada suatu wilayah akan menyebabkan wilayah
tersebut menjadi pusat pertumbuhan.

3. Kekuatan aglomerasi terjadi karena ada sesuatu yang mendorong kegiatan ekonomi
sejenis untuk mengelompok pada suatu lokasi karena adanya suatu keuntungan yang
kemudian akan menyebabkan timbulnya pusat pertumbuhan.

4. Faktor investasi pemerintah merupakan sesuatu yang disengaja dibuat (artificial).


B. Penetapan Wilayah Pembangunan

Syafrizal (2008) mengungkapkan bahwa penetapan wilayah pembangunan perlu


memperhatikan 4 aspek utama yaitu:

a) Kesamaan kondisi, permasalahan dan potensi umum daerah baik di bidang .....ekonomi,
sosial, dan geografi (Homogeneous Region).
b) Keterkaitan yang erat antara daerah-daerah yang tergabung dalam wilayah /////pembangunan
bersangkutan (Nodal Region).
c) Kesamaan karakteristik geografis antar daerah yang tergabung dalam wilayah
/////pembangunan tersebut (Wilayah Fungsional
d) Kesatuan wilayah administrasi pemerintah yang tergabung dalam wilayah /////pembangunan
yang bersangkutan (Planning Region).
C. Ruang Dan Perwilayahan

Ruang adalah wadah yang meliputi ruang darat, ruang laut, dan ruang udara, termasuk ruang di
dalam bumi sebagai satu kesatuan wilayah, tempat manusia dan makhluk lain hidup, melakukan
kegiatan, dan memelihara kelangsungan hidupnya.

Menurut Glasson (dalam Tarigan, 2005) ada dua cara pandang yang berbeda tentang wilayah,
yaitu cara pandang subyektif dan objektif.

a) Cara pandang subjektif memandang wilayah adalah alat untuk mengidentifikasi suatu lokasi
yang didasarkan atas kriteria tertentu dan tujuan tertentu pula.

b) Cara pandang objektif menyatakan wilayah itu benar-benar ada dan dapat dibedakan dari ciri-
ciri/gejala alam di setiap wilayah seperti musim, temperatur, konfigurasi lahan dan lain-lain.
D. Teori Sektor Basis Ekonomi

Harry W. Richardson (1973) yang menyatakan bahwa faktor penentu utama pertumbuhan ekonomi suatu
daerah adalah berhubungan langsung dengan permintaan akan barang dan jasa dari luar daerah.

Menurut Glasson (1990:63-64), konsep dasar basis ekonomi membagi perekonomian menjadi dua sektor
yaitu:

1. Sektor-sektor Basis

Sektor basis adalah sektor-sektor yang mengekspor barang-barang dan jasa ke tempat di luar batas
perekonomian masyarakat yang bersangkutan atas masukan barang dan jasa mereka kepada masyarakat
yang datang dari luar perbatasan perekonomian masyarakat yang bersangkutan

2. Sektor-sektor Non Basis

Sektor non basis adalah sektor-sektor yang menjadikan barang-barang yang dibutuhkan oleh orang yang
bertempat tinggal di dalam batas perekonomian masyarakat bersangkutan.
Menurut Tarigan (2005), ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk menetapkan
yang mana kegiatan basis dan non basis, yaitu:

a) Metode Langsung

Metode ini dilakukan dengan survei langsung langsung kepada pelaku usaha dan
kegiatannya.

b) Metode Tidak Langsung

Metode Tidak Langsung dilakukan dengan dengan menggunakan asumsi

c) Metode Campuran

Metode campuran menggabungkan metode langsung dan tidak langsung

d) Location Quotient (LQ)

LQ adalah Metode yang membandingkan porsi lapangan kerja atau nilai tambah
sektor tertentu di wilayah lokal dengan porsi lapangan kerja atau nilai tambah sektor
tertentu di wilayah nasional (hierarki wilayah yang lebih tinggi).
E. Potensi Ekonomi Kabupaten Samosir

1. Potensi Wilayah Masing – Masing Kecamatan


a) Potensi wilayah Kecamatan Sianjurmulamula
Basis kegiatan perekonomian Kecamatan Sianjurmulamula adalah sektor pertanian.
b) Potensi wilayah Kecamatan Harian
Potensi Ekonomi Kecamatan Harian adalah Sektor Pertanian khususnya Pertanian Padi Sawah.
c) Potensi wilayah Kecamatan Sitiotio
Basis aktivitas perekonomian di Kecamatan Sitiotio adalah pertanian.
d) Potensi wilayah Kecamatan Onanrunggu
Basis perekonomian Kecamatan Onanrunggu adalah Pertanian. Pertanian yang dimaksud adalah pertanian
padi sawah dan perkebunan kopi rakyat.
e) Potensi wilayah Kecamatan Nainggolan
Basis kegiatan perekonomian di Kecamatan Nainggolan adalah Pertanian. Sekitar 95% penduduk Kecamatan
Nainggolan adalah Petani.
f) Potensi wilayah Kecamatan Palipi
Basis aktivitas perekonomian di Kecamatan Palipi adalah Pertanian. Sekitar
95% penduduk Kecamatan Palipi adalah petani, sedangkan sisanya adalah
PNS.

g) Potensi wilayah Kecamatan Ronggurnihuta


Hampir 90 % masyarakat Ronggurnihuta adalah petani kopi. Sebagian besar
pendapatan utama masyarakat di kecamatan ini adalah dari pertanian kopi.

h) Potensi wilayah Kecamatan Pangururan


Potensi Kecamatan Pangururan adalah Sektor Pertanian. Subsektor pertanian
yang menjadi potensi Kecamatan Pangururan adalah subsektor pertanian
tanaman pangan, peternakan dan perikanan darat.

i) Potensi wilayah Kecamatan Simanindo


Sektor yang menjadi basis ekonomi Kecamatan Simanindo adalah sektor
pertanian, khususnya di subsektor perkebunan rakyat. Komoditi utama nya
adalah kopi.
2. Analisis LQ (Location Quotient)
Indeks LQ Kabupaten Samosir Tahun 2020
PDRB SAMOSIR PDRB SUMUT
No Sektor LQ
(Jutaan Rupiah) (Jutaan Rupiah)
Contoh perhitungan LQ
1 Pertanian, Kehutanan & Perikanan 2.310.000,91 173.083.465,17 4,632493
2 Pertambangan dan Penggalian 2.900,23 10.373.468,64 0,097044 1. Pertanian, Kehutanan & Perikanan
3 Industri Pengolahan 2.300,48 156.503.609,50 0,005102
4 Pegadaan Listrik dan Gas 200,26 932.381,96 0,074552
Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah,
5 200,33 831.188,44 0,083657
Limbah dan Daur Ulang
6 Konstruksi 5.050,32 110.280.639,85 0,015896

Perdagangan Besar dan Eceran;


7
Reparasi Mobil dan Sepeda Motor
4.920,36 153.138.152,24 0,011152 2.310.000,91 / 2.337.297,86
8 Transportasi dan Pergudangan 1.550,93 36.382.797,25 0,014796 173.083.465,17 /
Penyediaan Akomodasi dan Makan
9
Minum
2.310,43 17.692.132,79 0,045328 811.282.839,90
10 Informasi dan Komunikasi 370,14 18.467.111,50 0,006957
11 Jasa Keuangan dan Asuransi 410,02 23.529.581,63 0,006049 = 4,6324932823819
12 Real Estat 1.030,71 42.721.953,94 0,008374
13 Jasa Perusahaan 50,25 8.710.085,65 0,002002

14
Administrasi Pemerintahan,
5.270,77 30.254.285,70 0,060471
2. Pertambangan & Penggalian
Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib
15 Jasa Pendidikan 430,33 15.423.488,45 0,009685 2.900,23 / 2.337.297,86
16 Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 270,73 8.366.119,89 0,011232
10.373.468,64 / 811.282.839,90
17 Jasa Lainnya 30,66 4.592.377,30 0,002317
PDRB 2.337.297,86 811.282.839,90 5,087108 = 0,0970435489793
Sumber : Data BPS Kab. Samosir 2020. diolah
F. Penetapan Pusat Pertumbuhan
Renhard (2013) dalam penelitiannya yang berjudul
analisis penetapan wilayah pembangunan di kabupaten
Samosir bahwa, Pusat pertumbuhan pada suatu wilayah
dapat ditentukan berdasarkan indikator aktivitas pelayanan
umum di wilayah tersebut.

Secara umum, dapat dikemukakan bahwa semakin besar


jumlah penduduk, dan semakin banyak jumlah fasilitas
serta jenis fasilitas pada suatu pusat, maka semakin tinggi
pula hierarki dari pusat tersebut.

Pada tabel 1.5 ditetapkan bahwa yang menjadi pusat


pertumbuhan adalah Kecamatan Pangururan, Kecamatan
Simanindo, dan Kecamatan Nainggolan.
G. Penetapan wilayah pembangunan

Renhard (2013) dalam penelitiannya yang


berjudul analisis penetapan wilayah
pembangunan di kabupaten Samosir bahwa,
Berdasarkan analisis skalogram yang telah
dilakukan, terdapat pembagian wilayah menjadi
satuan wilayah pembangunan di Kabupaten
Samosir berdasarkan penetapan pusat
pertumbuhan.

Penetapan Wilayah Pembangunan tersebut


didasarkan kepada 3 kecamatan dengan jumlah
penduduk dan kelengkapan jumlah dan jenis
fasilitas tertinggi di Kabupaten Samosir. Ketiga
kecamatan tersebut kemudian akan menjadi
pusat-pusat pertumbuhan pada masing-masing
Wilayah Pembangunan.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai