Anda di halaman 1dari 13

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Pendahuluan

Berdasarkan peningkatan kebutuhan energi listrik pada suatu wilayah maka


dibutuhkan perencanaan untuk memenuhi kebutuhan energi listrik di waktu
mendatang. Perencanaan kebutuhan energi listrik tidak saja diperlukan sebagai data
masukan bagi proses perencanaan pembangunan suatu sistem kelistrikan, tetapi juga
diperlukan untuk pengoperasian sistem tenaga listrik dalam penyediaan energi yang
ada di Kota Bitung sesuai dengan kebutuhan.

3.2 Tinjauan Umum Kota bitung

Kota Bitung terletak pada posisi 1023’23‘’ – 1035’39” LU dan 12501‘43‘’ –


125018’13’’BT dengan batas-batas wilayah antara lain sebelah utara Kecamatan
Likupang (Kabupaten Minahasa Utara dan Laut Maluku), sebelah timur Laut Maluku
dan Samudra Pasifik, sebelah selatan Laut Maluku, dan sebelah barat dengan
Kecamatan Kauditan (Kabupaten Minahasa Utara). Wilayah daratan mempunyai luas
313,50 Km2 atau 31.350,35 Ha sedangkan luas wilayah perairan 439,8 Km 2 atau
43.980 Ha. Dengan total panjang garis pantai 143,2 Km, terdiri dari 46,3 Km daratan
utama dan 96,9 Km keliling pulau Lembeh serta pulau-pulau kecil lainnya.

18
Gambar 3.1 Peta Kota Bitung ( Sumber BAPPEDA )

3.3 Jenis data Penelitian

Data yang dikumpulkan untuk penyusunan tugas akhir ini merupakan data
yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Bitung, Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kota Bitung dan PT. PLN (Persero) Cabang
Bitung.

3.3.1 Data Penduduk Kota Bitung

Jumlah Penduduk Kota Bitung dari tahun ke tahun jumlah penduduk


Kota Bitung mengalami pertumbuhan, ditahun 2012 jumlah penduduk Kota Bitung
sebesar 228,557 jiwa yang terdiri dari laki-laki 117,469 jiwa dan perempuan
111,088 jiwa dengan jumlah keluarga sebanyak 64,887 kepala keluarga, meningkat
ditahun 2016 menjadi 254,446 jiwa dengan jumlah laki-laki 131,094 jiwa
perempuan 123,352 jiwa dengan jumlah keluarga 73,705 kepala keluarga. Untuk
jumlah penduduk yang tersebar dikecamatan dari tahun 2012 – 2016 dapat dilihat
pada tabel berikut ini.

19
Tabel 3.1 Jumlah Penduduk dan Rumah Tangga (RT) Kota Bitung Tahun 2012-
2016

Jumlah
Tahun Jumlah Penduduk Rumah Tangga
Penduduk/RT

2012 228.557 64.887 3,52

2013 235.564 67.845 3,47

2014 240.375 65.630 3,66

2015 246.767 66.331 3,72

2016 254.446 73.705 3,45

Sumber : BPS, Kota Bitung Dalam Angka Tahun 2016

3.3.2 Data Perekonomian Kota Bitung

Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu tolak ukur adanya


pembangunan ekonomi di suatu daerah. Produk Domestik Regional Bruto Kota
Bitung Tahun 2016 terhitung sebesar Rp. 12.683.359,7. Dari 16 sektor yang ada pada
PDRB, maka pertumbuhan tertinggi dihasilkan oleh sektor Industri Pengolahan
sebesar , sedangkan paling kecil sektor Jasa Perusahaan sebesar .

Tabel 3.2 PDRB Menurut Lapangan Usaha Kota Manado atas Dasar Harga Konstan
Tahun 2012-2016 (Jutaan Rupiah)

Lapangan
2012 2013 2014 2015 2016
Usaha

Pertanian,
Kehutanan dan 1.314.113,55 1.471.027,39 1.550.434,03 1.487.989,7 2.514.550,29
Perikanan

Pertambangan 40.991,1 42.013,6 43.457,02 44.870,82 58.801,06

20
dan Penggalian

Industri
3.120.932,7 3.248.290,15 3.390.567,09 3.352.289,13 4.190.595,97
Pengolahan

Listrik, Gas,Air
Bersih, dan 22.613,42 24.696,37 26.330,35 28.953,83 35.840,13
Sampah

Konstruksi 702.097,53 745.291,22 830.989,65 955.490,01 1.177.600,96

Perdagangan
besar dan
599.080,24 653.441,17 714.093,06 797.074,34 1.056.598,98
eceran,
Reparasi

Transportasi
dan 878.844 946.223,6 1.052.806,57 1.164.380,24 1.884.053,84
Pergudangan

Penyediaan
Akomodasi dan 60.518,5 62.751,47 66.286 73.765,01 101.347,65
Makan Minum

Informasi dan
152.376 162.482,39 165.305,84 182.649,9 216.784,49
Komunikasi

Jasa Keuangan
233.402,32 250.799,2 252.904,36 259.671,96 441.688,07
dan Asuransi

Real Estate 177.255,77 188.002,07 199.158,05 215.289,93 277.074,24

Jasa
1.668,26 1.750,01 1.820,86 1.979,88 2.843,44
Perusahaan

Jasa
141.847,51 146.549,19 158.675,77 175.388,24 288.770,1
Pendidikan

55.890,14 58.728,57 62.287,53 67.907.45 93.197,65


Administrasi

21
Pemerintahan,
Pertahanan
dan Jaminan
Sosial Wajib

Jasa Kesehatan
dan Kegiatan 163.685,63 173.835,11 183.982,11 197.883,65 256.950,29
Sosial

Jasa Lainnya 50.083,42 53.360,75 52.207,39 61.454,74 86.662,57

PDRB 7.715.400,09 8.229.152,26 8.755.304,68 9.067.038,83 12.683.359,7

3.3.3 Data Kondisi Kelistrikan Kota Bitung

Kota Bitung adalah salah satu area pelayanan PLN Cabang Bitung. Sampai
Tahun 2016 konsumen PLN Bitung sebanyak 43.923 pelanggan.

Tabel 3.3 Jumlah Pelanggan Energi Listrik Kota Bitung Tahun 2009-2013

Jumlah Pelanggan PLN


Pelanggan
2012 2013 2014 2015 2016

Rumah Tangga 35.548 38.412 40.633 42.452 43.923

Bisnis 1.205 1.296 1.555 1.794 1.962

Publik 177 188 204 226 235

Sosial 666 700 729 745 795

Industri 70 72 72 71 71

22
Total 37.666 40.668 43.193 45.288 46.986

Sumber : PT. PLN (Persero) Cabang Bitung

Tabel 3.4 Beban Terpasang (MVA) Kota Bitung Tahun 2012-2016

Beban Terpasang (MVA)


Pelanggan
2012 2013 2014 2015 2016

Rumah Tangga 29,76 33,32 35,43 37,21 39,38

Bisnis 18,39 25,04 31,83 24,08 25,92

Publik 2,08 2,22 2,44 2,69 2,77

Sosial 1,67 1,90 2,02 2,08 2,23

Industri 20,92 25,37 30,25 39,87 39,98

Total 72,82 87,85 101,97 105,93 110,28

Sumber : PT. PLN (Persero) Cabang Bitung

Tabel 3.5 Konsumsi Energi Listrik (Kwh)

Konsumsi Energi Listrik (KWh)


Pelanggan
2012 2013 2014 2015 2016

Rumah
4.256.342 4.725.224 5.226.125 5.234.124 5.400.115
Tangga

Bisnis 3.564.124 3.921.663 4.300.552 4.053.110 4.511.456

Publik 565.332 854.669 1.216.499 1.225.289 1.445.398

Sosial 276.416 652.927 912.777 1.022.878 1.258.665

23
Industri 3.856.241 4.085.556 4.475.664 3.598.221 4.341.031

15.133.62 16.956.66
Total 12.518.455 14.240.039 16.131.617
2 5

Sumber : PT.PLN (Persero) Cabang Bitung

Tabel 3. 6 Intensitas Energi Listrik (KWh/Pelanggan) Kota Bitung Tahun 2012-2016

Intensitas Energi Listrik


Pelanggan
2012 2013 2014 2015 2016

Rumah Tangga 119,73 123,01 128,62 123,29 122,94

Bisnis 2.957,78 3.025,98 2.765,63 2.259 2.299,42

Publik 3.193,97 4.546,11 5.963,23 5.421,63 6.150,63

Sosial 415,04 932,75 1.252,09 1.372,99 1.583,22

50.679,1
Industri 55.089,16 56.743,83 62.162 61.141,28
7

Sumber : PT.PLN (Persero) Cabang Bitung

3.4 Simulasi LEAP

24
Untuk melakukan simulasi menggunakan LEAP, perlu melihat kembali data
yang dimiliki. Hal ini dimungkinkan karena algoritma LEAP yang memiliki
fleksibilitas tinggi yang memberi keluasan bagi pengguna dalam melakukan
simulasi. LEAP dapat diatur sesuai data yang dimiliki. Apabila data yang dimiliki
sangat lengkap seperti emisi buang, teknologi pembangkitan, hingga peralatan
elektronik dan penerangan dalam bangunan mampu diakomodasi oleh LEAP.
Demikian juga apabila data yang dimiliki sangat terbatas seperti simulasi pada
penelitian ini dimana hanya memiliki data yang berkaitan dengan konsumsi energi
listrik pun dapat digunakan.

3.4.1 Metode Simulasi


Metode yang digunakan dalam simulasi ini berdasar pada final energy
demand analysis atau bisa dikategorikan model end-use. Dengan mengakomodasi
variabel intensitas energi dan jumlah pelanggan yang berfungsi sebagai unit activity
level.

Gambar 3.2 Bagan Simulasi

3.4.2 Basic Parameter

Langkah pertama dalam simulasi adalah mengatur dan menentukan


parameter dasar simulasi. Di dalam parameter dasar, lingkup kerja ditentukan yaitu

25
hanya pada analisis permintaan (demand). Kemudian menentukan tahun dasar
simulasi. Dalam penelitian ini yang digunakan sebagai tahun dasar adalah tahun
2017, setelah itu menentukan batas akhir periode simulasi yaitu tahun 2021.

Yang terakhir adalah menentukan unit satuan yang digunakan seperti unit energi,
unit panjang, massa dan mata uang.

3.6.3 Key Assumption

Key Assumption merupakan bagian dari cabang (branch) yang berfungsi


sebagai variabel penggerak. Asumsi yang digunakan sebagai kunci adalah intensitas
energi dan pelanggan untuk masing-masing sektor tarif, misalnya pertumbuhan
PDRB total, pertumbuhan PDRB bisnis, pertumbuhan PDRB industri dan
pertumbuhan PDRB publik. Secara detail nama-nama tersebut ditunjukkan oleh
Gambar 3.3. Untuk unit satuan yang digunakan pada pertumbuhan PDRB adalah
persen, sedangkan untuk level aktivitas adalah pelanggan.

Gambar 3.3 Tampilan Key Assumption

26
Setelah pembuatan asumsi kunci, maka selanjutnya adalah memberikan
masukan dalam kondisi current account yaitu kondisi tahun dasar (base year).
Karena tahun dasar yang digunakan adalah tahun 2017 maka input awalnya yang
ditulis pada bagian expression seperti ditunjukkan oleh Gambar 3.3. Data yang
dimasukkan adalah data untuk masing-masing sektor yang terdiri dari sektor Rumah
Tangga, Bisnis, Industri, Sosial dan Publik.

Gambar 3.4 Ekspresi dalam simulasi LEAP

3.4.4 Demand Analysis

Demand Analysis adalah cabang yang menentukan akan seperti apa


karakteristik nilai permintaan. Dalam penelitian ini permintaan dihitung berdasarkan
2 variabel yaitu intensitas energi dan pelanggan. Tingkat permintaan ditentukan
dengan mengalikan nilai proyeksi intensitas energi dan pelanggan yang ada pada
asumsi kunci. Satuan yang digunakan dan diharapkan sebagai satuan
keluaran/hasilnya adalah MWh. Demand dibagi menjadi 5 sektor tarif yaitu rumah
tangga, bisnis, industri, sosial dan publik.

27
Gambar 3.5 Tampilan Demand Analysis

3.4.5 Skenario (Scenario)

Setelah memasukkan data current account selesai, maka perlu menentukan


skenario yang digunakan. Skenario yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Business As Usual (BAU). BAU merupakan skenario dimana proyeksi didasarkan
pada anggapan bahwa pertumbuhan konsumsi listrik akan berjalan sebagaimana
biasanya seperti waktu sebelumnya. Untuk menggunakan skenario BAU dapat
dilakukan dengan memilih Reffrence (REF) pada kotak skenario. Setelah itu muncul
tampilan dimana harus memasukkan data expression.

Skenario BAU merupakan suatu kondisi dengan mendasarkan bahwa dalam


rentang waktu simulasi (2013-2023) tidak ada kebijakan baru dibidang

28
ketenagalistrikan di Kota Manado. Pada skenario BAU asumsi yang digunakan untuk
Kota Manado berupa pertumbuhan intensitas energi per sektornya.

Gambar 3.6 Tampilan Scenario

3.5.6 Analisis Hasil

Apabila semua data masukkan telah selesai, berikutnya adalah


mensimulasikan dengan memilih Result View. Kemudian Result View akan
menampilkan hasil simulasi berupa proyeksi konsumsi energi listrik masing-masing
sektor pada Kota Manado.

29
Gambar 3.8 Tampilan Result View

3.6 Data Asumsi Untuk Simulasi

Dalam melakukan simulasi menggunakan LEAP, diperlukan beberapa


variabel perhitungan. Hasil dari penentuan variabel ini tidak mungkin diperoleh
secara pasti, sehingga untuk memudahkan perhitungan diperlukan skenario yang di
dalamnya terdapat berbagai asumsi-asumsi.

Skenario yang digunakan dalam penelitian ini adalah skenario dasar atau
biasa juga disebut Base Scenario atau Business As Usual (BAU). Skenario Business
As Usual (BAU) merupakan skenario yang menggambarkan proyeksi kondisi masa
depan dianggap akan berjalan seperti kecenderungan yang sudah dan yang sedang
terjadi.

30

Anda mungkin juga menyukai