Anda di halaman 1dari 14

KONTRIBUSI LAPANGAN USAHA INDUSTRI PENGOLAHAN DAN LAPANGAN

USAHA REAL ESTATE TERHADAP PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO


(PDRB) DI KOTA MEDAN
1
Dhea Puspita Sari Manik, 2 M.Sahnan,S.E.,M.M, 3 Azhar Apriandi,S.E.,M.M
1
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Sumatera Utara
Email : aisyahh1223@gmail.com
2
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Sumatera Utara
Email : msahnan65@gmail.com
3
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Sumatera Utara
Email : edisopianuisu@gmail.com

ABSTRAK
Rumusan masalah pada penelitian ini yaitu bagaimana peran lapangan usaha industri pengolahan
terhadap pertumbuhan ekonomi di Kota Medan dan bagaimana pengaruh lapangan usaha real
estate terhadap pertumbuhan ekonomi yang dilihat melalui data PDRB di Kota Medan. Tujuan
dari penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar peranan lapangan usaha industri
pengolahan dalam meningkatkan pertumbuhan perekonomian di Kota Medan dan untuk
mengetahui seberapa besar serta sejauh mana pengaruh lapangan usaha real estate dalam
meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Kota Medan. Teknik analisis dalam penelitan ini adalah
Analisis Kuantitatif yang menggunakan Uji Pendekatan Kontribusi, Uji Asumsi Klasik, Uji
Statistik dan Uji Hipotesis Korelasi. Sumber data yang digunakan yaitu data sekunder berupa
data time series yang diperoleh dari website Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Medan
terkhususnya data Lapangan Usaha Industri Pengolahan dan Lapangan Usaha Real Estate yang
di dapat dari Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) di Kota Medan. Berdasarkan hasil
penelitian yang telah dilakukan hasil ini menyatakan bahwa nilai dari F-stat > F-tabel (0,05;2;28) =
2537,023 > 3,34 dan Prob < α = 0 < 0,05 sehingga bisa disimpulkan bahwa X1 (industri
pengolahan) dan X2 (real estate) secara serentak memiliki pengaruh yang signifikan serta
signifikan terhadap Y (PDRB). Dengan nilai kontribusi dari lapangan usaha industri pengolahan
sebesar 14,86% dan nilai kontribusi dari lapangan usaha real estate sebesar 12,85%.

Kata Kunci : Lapangan Usaha Industri Pengolahan, Lapangan Usaha Real Estate dan
PDRB
ABSTRACT
The formulation of the problem in this study is what is the role of the processing industry
business field on economic growth in Medan City and how does the real estate business field
influence economic growth as seen through GRDP data in Medan City. The purpose of this
research is to find out how big the role of the processing industry business field is in increasing
economic growth in the city of Medan and to find out how big and to what extent the influence
of the real estate business field is in increasing economic growth in the city of Medan. The
analysis technique in this research is Quantitative Analysis using Contribution Approach Test,
Classical Assumption Test, Statistical Test and Correlation Hypothesis Test. The source of the
data used is secondary data in the form of time series data obtained from the website of the
Central Bureau of Statistics (BPS) for Medan City, especially data on the Processing Industry
Business Field and Real Estate Business Field which are obtained from the Gross Regional
Domestic Product (GDP) in Medan City. Based on the results of the research that has been

1
carried out, these results state that the value of the F-stat > F-table (0.05;2;28) = 2537.023 > 3.34
and Prob <α = 0 <0.05 so it can be concluded that X1 (manufacturing industry) and X2 (real
estate) simultaneously have a significant and significant influence on Y (GRDP). With a
contribution value from the processing industry business field of 14.86% and a contribution
value from the real estate business field of 12.85%.

Keywords : Processing Industry Business Field, Real Estate Business Field and GRDP

I. PENDAHULUAN (INTRODUCTION)

Pembangunan ekonomi adalah istilah yang digunakan secara bergantian dengan


pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi merupakan indikator keberhasilan pemerintah
masing-masing negara dalam mendorong pertumbuhan ekonomi. Setiap negara akan berusaha
keras untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang paling ideal. Sebab, pertumbuhan ekonomi
yang berkualitas tinggi akan menuntungkan masyarakat luas.
Menurut Sjafrizal (2014:57) untuk mendorong terjadinya pertumbuhan ekonomi daerah,
perlu ditentukan prioritas pembangunan daerah. Salah satu kebijakan yang perlu diambil oleh
pemerintah maupun masyarakat yaitu memaksimalkan semaksimal mungkin prioritas
pembangunan daerah yang sesuai dengan potensi yang dimiliki oleh daerah yang bersangkutan.
Hal ini perlu diusahakan karena potensi pembangunan yang dihadapi oleh masing-masing daerah
sangat bervariasi. Apabila prioritas kurang sesuai dengan potensi yang dimiliki oleh masing-
masing daerah, maka sumber daya yang ada kurang dapat dimanfaatkan secara maksimal.
Sejarah pertumbuhan ekonomi di daerah maju menunjukkan bahwa pengaruh pembangunan
struktural dan sektoral tingkat tinggi terhadap pertumbuhan ekonomi sangatlah penting.
Beberapa komponen utama proses perubahan struktural tersebut antara lain pergeseran bertahap
dari kegiatan di sektor pertanian ke sektor non-pertanian. Pertumbuhan ekonomi telah
menyebabkan perubahan struktural.
Selain itu, untuk menentukan sektor basis dan nonbasis di daerah Kota Medan,
diperlukan suatu metode yang digunakan untuk menilai dan memprediksi pertumbuhan ekonomi
daerah. Selanjutnya dapat digunakan sebagai pedoman untuk menentukan langkah-langkah apa
yang harus dilakukan untuk mempercepat laju pertumbuhan yang ada.
Dalam hal ini, salah satu indikator penting untuk menentukan status ekonomi suatu
daerah atau daerah tertentu dalam satuan periode tertentu adalah data Produk Domestik Regional
Bruto (PDRB) daerah yang dihitung atas harga yang berlaku dan harga konstan. PDRB pada
dasarnya adalah jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh semua unit ekonomi. PDRB harga saat
ini merupakan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung dengan menggunakan harga pasar
pada tahun yang bersangkutan, sedangkan PDRB harga tetap merupakan nilai tambah barang dan
jasa yang dihitung dengan menggunakan harga pasar pada tahun yang bersangkutan, sedangkan
PDRB harga tetap merupakan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung dengan menggunakan
atas harga pada tahun tertentu sebagai dasar tahun. (Tarigan2007:24)
Berdasarkan perhitungan Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Medan dalam PDRB terdapat
17 kategori lapangan usaha dan sebagian besar kategori dirinci lagi menjadi subkategori. Salah
satu pengembangan PDRB Kota Medan adalah sektor industri pengolahan dan real estate. Peran
PDRB Kota Medan atas dasar harga konstan menurut lapangan usaha Tahun 2016-2020
disajikan dalam table dibawah ini.

2
Tabel 1. 1 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota Medan Atas Dasar Harga
Konstan Tahun 2010 Menurut Lapangan Usaha (Miliyar Rupiah) 2016-2020

[Seri 2010] PDRB Kota Medan Atas Dasar Harga Berlaku Menurut
Lapangan Usaha Lapangan Usaha (Miliyar Rupiah)
2016 2017 2018 2019 2020
A.Pertanian, Kehutanan dan 2.269,06 2.536,66 2.714,27 2.692,10 2.695,30
Perikanan
B.Petambangan dan Penggalian 2,40 2,31 0,10 2,40 2,40
C.Industri Pengolahan 27.719,51 30.133,93 32.497,42 34.414,50 34.186,40
D.Pengadaan Listrik dan Gas 160,87 194,62 211,14 221,60 233,50
E.Pengadaan Air, Pengelolaan 345,71 400,65 435,60 459,90 489,60
Sampah Limbah dan Daur Ulang
F.Konstruksi 35.026,07 39.045,13 42.986,70 46.722,90 45.610,70
G.Perdagagan Besar dan Eceran 45.907,07 50.034,46 55.538,09 61.710,10 62.278,30
Reparasi Mobil dan Sepeda Motor
H.Transportasi dan Pergudangan 11.713,72 12.914,64 14.012,11 15.395,30 14.136,30
I.Penyediaan Akomodasi dan Makan 5.718,19 6.233,07 6.730,28 7.351,20 6.619,80
Minum
J.Informasi dan Komunikasi 9.206,95 10.362,86 11.403,89 12.442,80 13.604,90
K.Jasa Keuangan dan Asuransi 12.998,99 13.546,81 14.266,85 14.668,10 14.547,50
L.Real Estate 15.543,39 17.790,13 19.850,14 21.460,00 23.032,90
M.N.Jasa Perusahaan 4.700,54 5.254,71 5.758,77 6.463,40 6.721,60
O.Administrasi Pemerintah 3.449,19 3.709,24 4.051,87 4.380,50 4.672,10
Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib
P.Jasa Pendidikan 4.975,73 5.225,33 5.688,75 6.150,10 6.262,50
Q.Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 2.965,51 3.292,29 3.741,26 4.119,50 4.221,90
R.S.T.U. Jasa Lainnya 2.106,13 2.358,90 2.593,72 2.830,00 2.882,50
PDRB 184.809,04 203.035,74 222.438,24 241.482,30 242.198,20
Sumber : BPS Kota Medan 2021
Berdasarkan Tabel 1.1 tersebut dapat dilihat perbandingan dari tahun sebelumnya ke
tahun yang baru atau tahun 2020 bahwa terjadinya peningkatan ataupun ada juga yang
mengalami kestabilan pada tahun 2020. Terutama pada sektor pertambangan dan penggalian
yang memberikan kontribusi yang stabil yaitu sebesar 2,40 miliyar rupiah per tahun pada tahun
2020 dimana jika dibandingkan beberapa sektor lain salah satunya adalah Perdagangan Besar
Dan Eceran, Reparasi Mobil Dan Sepeda Motor yang memberikan kontribusi lebih besar dari 60
Miliyar Rupiah yaitu 62.278,30, pada sektor konstruksi hampir 46 Miliyar Rupiah yaitu
45.610,70, indusrti pengolahan lebih dari 30 Miliyar Rupiah yaitu 34.186,40, real estate lebih
dari 20 Miliyar Rupiah yaitu 23.032,90, jasa keuangan dan asuransi hampir 15 Miliyar Rupiah
yaitu 14.547,50. Pertumbuhan yang seperti ini memperlihatkan jika sektor lain dari
pertambangan dan penggalian memberikan kontribusi yang lebih besar terhadap pendapatan
regional Kota Medan menunjukkan jika dalam kontribusinya mengalami pergeseran pada sektor
primer.
Dan dapat dilihat juga dari data PDRB bahwa pada sektor Industri Pengolahan mengalami
peningkatan setiap tahunnya namun pada tahun 2020 justru mengalami penurunan. Berbeda
dengan Real Estate yang terus mengalami peningkatan setiap tahunnya. Hal itu yang

3
menyebabkan Industri Pengolahan Real Estate memiliki peranan terhadap PDRB Kota Medan.
Kedua sektor ini yang harus dikembangkan oleh pemerintah daerah dengan harapan dapat
menjadi pendorong, penggerak, dan penunjang pembangunan ekonomi daerah. Berdasarkan latar
belakang yang telah diuraikan diatas maka penulis memilih judul dalam penelitian ini :
“Kontribusi Lapangan Usaha Industri Pengolahan dan Lapangan Usaha Real Estate
Terhadap Poduk Domestik Regional Bruto (PDRB) di Kota Medan ”.

II. LANDASAN TEORI (LITERATURE REVIEW)


Menurut Sukirno (2006:421) Pertumbuhan ekonomi adalah peningkatan kegiatan ekonomi
masyarakat yang menyebabkan kenaikan produksi barang dan atau peningkatan pendapatan
nasional. Pertumbuhan ekonomi juga dapat diartikan sebagai proses perubahan kondisi
perekonomian suatu Negara secara berkesinambungan menuju keadaan yang lebih baik selama
periode tertentu.
Menurut Todaro (2011:2) Pertumbuhan ekonomi adalah kegiatan meningkatkan kapasitas
produksi untuk menghasilkan output yang lebih besar.Mengukur pertumbuhan ekonomi wilayah
dengan indikator PDRB Atas Dasar Harga Konstan tahun yang bersangkutan terhadap tahun
sebelumnya. Semakin tinggi pertumbuhan ekonomi suatu wilayah menandakan semakin baik
kegiatan ekonomi yang diperoleh dari laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto
(PDRB) atas dasar harga konstan.
Bambang Prishardoyo (2008:1) Secara makro pertumbuhan dan peningkatan PDRB dari
tahun ke tahun merupakan indikator dari keberhasilan pembangunan daerah. Semakin besar
kontribusi yang diberikan oleh sektor-sektor ekonomi terhadap PDRB maka akan dapat
melaksanakan pertumbuhan ekonomi daerah yang baik. Meningkatnya pertumbuhan ekonomi
melalui indikator PDRB yang berarti pula akan meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran
rakyat.
Menurut Adam Smith, dalam Sukirno (2011:430) pertumbuhan ekonomi secara klasik
dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu pertumbuhan output total dan pertumbuhan penduduk.
Pertumbuhan ekonomi sangat dipengaruhi oleh produktivitas sektor-sektor dalam menggunakan
faktor produksi. Produktivitas dapat ditingkatkan melalui berbagai sarana Industri Pengolahan,
pelatihan dan manajemen yang lebih baik. Menurunya, sumber daya alam yang tersedia
merupakan wadah yang paling Mendasar dari kegiatan produksi suatu masyarakat. Jumlah
sumber daya alam merupakan batas maksimum bagi pertumbuhan suatu perekonomian. Artinya,
jika sumber daya itu belum digunakan sepenuhnya, maka jumlah penduduk dan stok modal yang
ada memegang peranan dalam pertumbuhan output. Tetapi pertumbuhan output tersebut jika
semua sumber daya alam tersebut telah digunakan sepenuhnya. Lincolin Arsyad (2010:12).
Menurut Prof.Simon Kuznet dalam M.L Jhingan (2012), pertumbuhan ekonomi merupakan
peningkatan dalam waktu lama kesanggupan suatu negara menyediakan banyak berbagai barang
ekonomi masyarakatnya. Kesanggupan tersebut berkembang bersamaan dengan perkembangan
teknologi serta penyelerasan kelembagaan juga ideologis yang dibutuhkan. Bukunya yang
berjudul Modern Economic Growth 1966, memberikan makna petumbuhan ekonomi sebagai

4
suatu peningkatan yang berkesinambungan pada produk perkapita atau per pekerja, kerap
didampingi dengan kenaikan total penduduk dan biasanya dengan perubahan struktural.
Indikator dari keberhasilan pembangunan daerah salah satunya adalah pertumbuhan
ekonomi dari tahun ke tahun yang dapat dilihat pada nilai PDRB. Meningkatnya pertumbuhan
ekonomi melalui indikator Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) yang berarti pula akan
meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat (Mediana, 2021). Dan Pertumbuhan
ekonomi sebagai suatu ukuran kuantitatif adanya pembangunan ekonomi di suatu wilayah
tersebut (AMIN, 2015).
Pembangunan ekonomi dilakukan dengan mencapai pertumbuhan ekonomi yang optimal
dengan memanfaatkan sumber daya yang ada. Pembangunan ekonomi daerah ini secara umum
dapat memberikan kontribusi pada pertumbuhan ekonomi nasional (Dienelly et al., 2017).

III. METODE PENELITIAN (METHOD/RESEARCH DESIGN)

Lokasi, Objek dan Waktu Penelitian


1. Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian
Adapun yang menjadi lokasi penelitian bagi penulis adalah Kota Medan.
2. Objek Penelitian
Objek penelitian adalah dua sektor ekonomi berdasarkan data PDRB Kota Medan
diantaranya : Industri Pengolahan dan Real Estate.
3. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan dari bulan Oktober 2022 sampai dengan bulan Desember
2022.
Penelitian ini menggunakan data sekunder berupa data time series dengan data tahun 2016-
2020. Adapun sumber data penelitian yang diperoleh berasal dari Badan Pusat Statistik (BPS)
Kota Medan. Selain itu data juga didapat dari daftar pustaka atau literatur yang terdahulu serta
bacaan-bacaan berhubungan dengan masalah yang diteliti.
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah menghimpun data sekunder yang telah
dipublikasi, yang mana data tersebut berasal dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Medan.
Dengan melihat data publikasi Kota Medan Dalam Angka Tahun 2021. Data yang digunakan
dalam kurun waktu 2016 sampai dengan tahun 2020, sehingga hasil penelitian ini merupakan
hasil penggunaan data selama periode waktu tersebut
Selain menggunakan uji statistik dan uji hipotesis korelasi (R 2), analisis ini juga
melalukan uji pendekatan kontribusi yang mana dibantu dengan melalukan uji asumsi klasik agar
dapat mengetahui pengaruh dan untuk megetahui bahwa Lapangan Usaha Industri Pengolahan
dan Lapangan Usaha Real Estate berdistribusi normal atau tidak normalnya pertumbuhan
ekonomi Kota Medan melalui sektor Produk Domestik Regional Bruto (PDRB).

IV. ANALISIS DAN EVALUASI

5.1.1 Analisis Dengan Pendekatan Kontrtibusi


Berdasarkan perhitungan analisis kontribusi dari setiap sektor dan subsektor di
dalam penelitian ini diperoleh hasil sebagai berikut :

5
1. Kontribusi lapangan usaha industri pengolahan terhadap Produk Domestik Regional
Bruto (PDRB) Kota Medan tahun 1992-2022.
Besarnya kontribusi atau peranan dari sektor lapangan usaha industri pengolahan
terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota Medan dengan menggunakan
rumus kontribusi.
Gambar 5.1
Diagram Lapangan Usaha Industri Pengolahan

Kontribusi lapangan usaha industri pengolahan


terhadap PDRB tahun 1992-2022
25.00%

20.00%

15.00%

10.00%

5.00%

0.00%
92 94 96 98 00 02 04 06 08 10 12 14 16 18 20 22
19 19 19 19 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

2. Kontribusi lapangan usaha real estate terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
tahun 1992-2022.
Besarnya kontribusi atau peranan dari sektor lapangan usaha real estate terhadap
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota Medan dengan menggunakan rumus
kontribusi seperti yang di perlihatkan pada Gambar 5.2
Gambar 5.2
Diagram Lapangan Usaha Real Estate

Kontribusi lapangan usaha real estate


terhadap PDRB tahun 1992-2022
25.00%

20.00%

15.00%

10.00%

5.00%

0.00%
92 994 996 998 000 002 004 006 008 010 012 014 016 018 020 022
19 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2

6
5.1.2 UJI ASUMSI KLASIK
Y = PDRB
X1 = lapangan usaha industri pengolahan
X2 = lapangan usaha real estate
a. Normalitas
Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel
penganggu atau residual memiliki distribusi normal atau tidak. Hasil uji dari aplikasi
eviews 10 dapat dilihat pada gambar sebagai berikut:
Gambar 5.3
Uji Normalitas

Sumber : Data Diolah dengan E-Views (2023)


H0 : galat berdistribusi normal (P-value > α ; dimana α = 0,05)
H1 : galat tidak berdistribusi normal (P-value < α ; dimana α = 0,05)
Pada gambar diatas dapat diketahui hasil uji normalitas diatas bahwa P-value < α atau
0,02 < 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa galat tidak berdistribusi normal atau tolak H0. Hal
ini terjadi karena pada nilai Jarque-Bera lebih besar dari 2 yaitu 7.381742 dan nilai probality
lebih kecil dari 5% yaitu sebesar 0,024950. Hal tersebut yang menyebabkan data pada uji
normalitas dinyatakan berdistribusi tidak normal. Hal ini sejalan dengan penelitian yang
dilakukan Agnes Yolanda (2017) yang menyatakan bahwa data penelitian ini berdistribusi tidak
normal, karena nilai sig dari variabel Net profit margin dan Total aset turnover kurang dari 0,05.
Hal ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Paulus Nurjamin (2012) yang
menyatakan bahwa hasil uji normalitas yang dilakukan berdistribusi tidak normal karena pada
nilai Jarque-Bera lebih besar dari 2 yaitu 8.097265 dan nilai probality lebih kecil dari 5% yaitu
sebesar 0,017446.
b. Multikolinearitas
Untuk dapat menentukan apakah terdapat multikolinieritas dalam model regresi pada
penelitian ini adalah dengan melihat nilai VIF dan tolerance. Adapun nilai VIF dapat
dilihat pada gambar dibawah ini:
Gambar 5.4
Uji Multikolinearitas

7
Sumber : Data Diolah dengan E-Views (2023)
H0 : terdapat multikoliniearitas (Centered VIP > 10)
H1 : tidak terdapat multikoliniearitas (Centered VIP < 10)
Dapat dilihat dari hasil uji multikoliniearitas diatas terlihat variabel X1 dan X2 tidak
terdapat multikolinieritas dikarenakan masing-masing variabel memiliki nilai Centered VIP < 10
atau 1,000265 < 10 sehingga tolak H0.
c. Heteroskedastisitas
Uji Heterokedastisitas menghasilkan gambar yang terlihat dibawah ini:
Gambar 5.5
Uji Heteroskedastisitas

Sumber : Data Diolah dengan E-Views (2023)


H0 : terdapat heteroskedastisitas (P-value < α ; dimana α = 0,05)
H1 : tidak terdapat heteroskedastisitas (P-value > α ; dimana α = 0,05)
Dari hasil uji heteroskedastisitas yang telah dilakukan dapat dilihat hasil dari Nilai P-
value yang ditunjukkan prob.Chi-Square(2) pada Obs*R-squared yaitu 0,0052. Hal ini
menandakan bahwa P-value < α atau 0,0052 < 0,05 sehingga terdapat heteroskedastisitas (terima
H0).

5.1.3 UJI HIPOTESIS


Y = PDRB

8
X1 = lapangan usaha industri pengolahan
X2 = lapangan usaha real estate

1. Korelasi
Korelasi bertujuan untuk menguji ada tidaknya hubungan serta arah dua variabel atau
lebih. Korelasi dilambangkan dengan huruf R. Nilai R yang mendekati -1 dan 1 menunjukkan
hubungan yang kuat antara dua variabel, sementara nilai R yang mendekati 0 menunjukkan
lemahnya hubungan variabel tersebut.
Gambar 5.6
Uji Hipotesis

Sumber : Data Diolah dengan E-Views (2023)

Dapat diketahui dari hasil diatas :


H0 : terdapat korelasi (P-value < α ; dimana α = 0,05)
H1 : tidak terdapat korelasi (P-value > α ; dimana α = 0,05)
Bisa disimpulkan bahwa nilai dari probabilitas atau Obs*R-squared yaitu sebesar 0,0045
sehingga P-value < α atau 0,0045 < 0,05 yang artinya terdapat korelasi pada model ini (terima
H0).
5.1.4 UJI STATISTIK

Y = PDRB
X1 = lapangan usaha industri pengolahan
X2 = lapangan usaha real estate
a. Uji-t

9
Uji ini dilakukan untuk mengetahui besanya pengaruh masing-masing variabel independen
( lapangan usaha industri pengolahan dan lapangan usaha real estate ) secara individual (parsial)
terhadap variabel dependen ( PDRB).
Gambar 5.7
Uji-t

Sumber : Data Diolah dengan E-Views (2023)

Dari hasil tabel diatas diketahui :


a. X1 : pengaruh lapangan usaha industri pengolahan terhadap PDRB
t-stat > t-tabel(0,05:2) = 71,21 > 2,92 dan Prob < α = 0 < 0,05 sehingga bisa dikatakan
bahwa X1 (industri pengolahan) memiliki pengaruh serta ada hubungan yang signifikan
terhadap Y (PDRB).
b. X2 : pengaruh lapangan usaha real estate terhadap PDRB
t-stat < t-tabel(0,05:2) = -0,51 < 2,92 dan Prob > α = 0,61 > 0,05 sehingga bisa dikatakan
bahwa X2 (real estate) tidak memiliki pengaruh serta tidak ada hubungan yang signifikan
terhadap Y (PDRB).
b. Uji-f

Uji-f ini digunakan untuk menguji kemampuan seluruh variabel independent secara
bersamaan dalam menjelaskan perilaku variabel dependen.
Gambar 5.8
Uji-f

Sumber : Data Diolah dengan E-Views (2023)


Diketahui nilai F-stat > F-tabel (0,05;2;28) = 2537,023 > 3,34 dan Prob < α = 0 < 0,05 sehingga
bisa disimpulkan bahwa X1 (industri pengolahan) dan X2 (real estate) secara serentak memiliki
pengaruh yang signifikan serta signifikan terhadap Y (PDRB).
c. Anova

Uji anova digunakan untuk membandingkan nilai rata-rata populasi guna mengetahui
perbedaan signifikan dari dua atau lebih kelompok data.
Gambar 5.9
Uji Anova

10
Sumber : Data Diolah dengan E-Views (2023)
H0 : kedua variabel memiliki rata-rata nilai tes sama (Prob > α , dimana α = 0,05)
H1 : kedua variabel memiliki rata-rata nilai tes berbeda (Prob < α , dimana α = 0,05)
Diketahui dari hasil diatas bahwa nilai Prob < α atau 0,0007 < 0,05 sehingga bisa dikatakan
kedua variabel memiliki rata-rata nilai tes yang berbeda (tolah H0).
d. Regresi

Uji regresi digunakan untuk memperkirakan hubungan antara sebuah variabel terikat dn satu
variabel independent atau lebih. Uji ini juga digunakan unuk menilai kekuatan hubungan antara
variabel dengan perkiraan masa depan.

Gambar 5.10
Uji Regresi

Sumber : Data Diolah dengan E-Views (2023)


Berdasarkan data diatas diperoleh persamaan regresi yaitu :
Y = -326960,9 + 7,1599X1 – 0,007X2
Disimpulkan :
a) Koefisien X1 (industri pengolahan) memiliki nilai 7,1599 atau berpengaruh positif
terhadap nilai Y (PDRB). Artinya jika industri pengolahan mengalami kenaikan sebesar 1
satuan maka variabel Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) akan mengalami
kenaikan sebesar 7,1599.
b) Koefisien X2 (real estate) memiliki nilai -0,007 atau berpengaruh negatif terhadap nilai Y
(PDRB). Artinya jika real estate mengalami peningkatan sebesar 1 satuan, maka variabel
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) akan mengalami peningkatan sebesar -0.007.

Berdasarkan hasil penelitian ini, Lapangan Usaha Industri Pengolahan dan Lapangan
Usaha Real Estate lebih mengarah atau bisa dikatakan memiliki pengaruh positif yang lebih

11
besar. Hal ini terjadi karena pengaruh positif dari lapangan usaha industri pengolahan
terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) lebih memampu menutupi pengaruh
negatif yang dihasilkan oleh lapangan usaha real estate.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa pengaruh dari Lapangan Usaha Industri Pengolahan dan
Lapangan Usaha Real Estate Terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) memiliki
pengaruh yang positif atau memiliki hubungan yang signifikan terhadap pertumbuhan
ekonomi yang dihasilkan melalui sektor Produk Domestik Regional Bruto (PDRB).

V. KESIMPULAN (CONCLUSIONS)

Berdasarkan hasil penelitian dari pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya
mengenai pengaruh lapangan usaha industri pengolahan dan lapangan usaha real estate terhadap
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) di Kota Medan maka dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut. Kesimpulan diambil dari hasil Uji-T, Uji-F, dan Pendekatan Kontribusi untuk melihat
pengaruh dari variabel – variabel tersebut, maka dapat disimpulkan :
1 Dari hasil uji-t yang telah dilakukan maka, Lapangan Usaha Industri Pengolahan
memiliki pengaruh positif atau memiliki hubungan yang signifikan terhadap
pertumbuhan nilai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Dari hasil Uji-t tersebut
memperoleh nilai t-stat > t-tabel (0,05:2) = 71,21 > 2,92 dan Prob < α = 0 < 0,05
sehingga dapat dikatakan bahwa Lapangan Usaha Industri Pengolahan memiliki
pengaruh serta memiliki hubungan yang signifikan terhadap Produk Domestik Regional
Bruto (PDRB) Kota Medan.
2 Berdasarkan hasil penelitian , Lapangan Usaha Real Estate memiliki pengaruh negatif
dan tidak signifikan dalam membantu meningkatkan pertumbuhan nilai ekonomi dari
sektor Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Hal tersebut dilihat melalui hasil Uji-t
yang mana menyatakan bahwa nilai t-stat < t-tabel(0,05:2) = -0,51 < 2,92 dan Prob > α =
0,61 > 0,05 sehingga bisa dikatakan bahwa lapangan usaha real estate tidak memiliki
pengaruh serta tidak ada hubungan yang signifikan terhadap Produk Domestik Regional
Bruto (PDRB).
3 Dari hasil penelitian yang telah dilakukan bahwa Lapangan Usaha Industri Pengolahan
dan Lapangan Usaha Real Estate terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
memiliki pengaruh yang positif serta memiliki hubungan yang signifikan terhadap
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Hal ini dapat dilihat melalui Uji-F yang telah
dilakukan yang mana pada uji tersebut menyatakan bahwa nilai F-stat > F-tabel(0,05;2;28) =
2537,023 > 3,34 dan Prob < α = 0 < 0,05 sehingga bisa disimpulkan bahwa Lapangan
Usaha Industri Pengolahan dan Lapangan Usaha Real Estate secara serentak memiliki
pengaruh yang signifikan serta memiliki hubungan yang signifikan terhadap Produk
Domestik Regional Bruto (PDRB).
4 Dari hail penelitian yang dilakukan dengan menggunakan metode penelitian pendekatan
kontribusi pada Lapangan Usaha Industri Pengolahan dan Lapangan Usaha Real Estate
tehadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dapat dilihat nilai kontribusinya
sebesar 14,86% untuk variabel lapangan usaha industri pengolahan dan nilai kontribusi
sebesar 12,85% untuk lapangan usaha real estate.

DAFTAR PUSTAKA (REFERENCES)


12
Ala, Andre Bayo. (1996). Kemiskinan dan Strategi Memerangi Kemiskinan. Yogyakarta:Liberty,
Agus Sunan, Deny Tisna. (2008) Pengaruh Ketidakmerataan Distribusi Pendapatan,
Pertumbuhan Ekonomi, dan Pengangguran terhdap tingkat Kemiskinan di Indonesiatahun
2003-2004. Semarang: UNDIP,.
Anshori, Achmad dardiri, Muslich, dan Sri iswati. (2009). Metodologi penelitian kuantitatif.
Surabaya: Airlangga University Press,.
Arikunto, suharsimi. (2006). Prosedur penelitian: suatu pendekatan praktik. Jakarta: Rineka
cipta.
Arsyad, Lincolin. (1997) Ekonomi Pembangunan. Yogyakarta: STIE YKPM.
Badan Pusat Statistik Sumatera utara. Tingkat Kemiskinan di kabupaten langkat. Medan : BPS-
SUMUT
Badan Pusat Statistik Sumatera Utara. Tingkat Pengangguran terbuka di kabupaten langkat.
Medan: BPS-SUMUT
Badan Pusat Statistik Sumatera Utara. Tingkat Pendidikan usia sekolah di kabupaten langkat.
Medan: BPS-SUMUT
Durrotul Mahsunah. (2013) “Analisis pengaruh jumlah penduduk,pendidikan, dan
pengangguran terhadap kemiskinan”, Skripsi.UNM Jawa Timur
Eka Agustina Mohd. Nur Syechalad Hamzah (2015) “ Pengaruh jumlah penduduk, tingkat
pengangguran terhadap kemiskinan”. Skripsi. UNB Aceh
Hasbullah. (2001). Dasar-dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Izmalina. (2015). “Analisis pengaruh pendidikan dan tingkat pengangguran terhadap
kemiskinan. Skripsi. UIN STS Jambi
Nugroho. Tjipherijanto (2004). Pembangunan Wilayah: ”Perspektif Ekonomi, Sosial dan
Lingkungan”. Jakarta: LP3ES.
Sayifullah, Sayifullah, dan Tia Ratu Gandasari. 2016. “Pengaruh Indeks Pembangunan Manusia
Dan Pengangguran Terhadap Kemiskinan Di Provinsi Banten.” Jurnal Ekonomi-Qu 6, no. 2
Undang-undang No. 20 Pasal 3 Tahun 2003 “Tentang Sistem Pendidikan Nasional”
Prastyo, Adit Agus. William A Mceanchern. (2016). Analisi Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Tingkat Kemiskinan. Semarang: Universitas Diponegoro.
Priyo Adi Nugroho. (2015) “Pengaruh PDRB, tingkat pendidikan dan pengangguran terhadap
kemsikinan” Skripsi. Yogyakarta
Pujoalwanto, Basuki. (2014). Perekonomian Indonesia. Yogyakarta: Graha Ilmu
Rahaju, dkk, Siti. (2004). Refleksi Pendidikan Masa Kini. Surabaya: University Press UNESA.

13
Tambunan, tulus T.H. (2014). Perekonomian Indonesia Kajian Teoretis dan Analisis
Empiris. Bogor: Ghalia Indonesia
Todaro, Michael P, dan Stephen C Smith. (2003). Pembangunan Ekonomi. Jakarta: Erlangga
Wijayanto, Ravi Dwi. (2010). Pengaruh Pengangguran Terhadap Kemiskinan: Latar Belakang
Teoretis. Semarang: Universitas Diponegoro
Yacoub, Yarlina. (2013). “Pengaruh tingkat pengangguran terhadap tingkat kemiskinan
Kabupaten/Kota di Provinsi Kalimantan Barat”

14

Anda mungkin juga menyukai