Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH GEOGRAFI POLITIK

ANALISIS POTENSI PERTUMBUHAN


EKONOMI PROVINSI BALI

Oleh :
1. Dhevi eka Ramadhiani (19040274089)
2. M. NUR RIZAL ROFIQ (19040274071)
3. Wahyu Tri Ardiansyah (19040274079)

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA


FAKULTAS ILMU SOSIAL dan HUKUM
PENDIDIKAN GEOGRAFI
2021
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Dalam pembangunan negara Indonesia, perekonomian negara perlu


dikembangkan secara terencana dan terpadu. Pembangunan yang dilakukan sudah pasti
menuju pada suatu perubahan yang mengarah kepada kesejahteraan masyarakat yang
lebih baik. Salah satu indikator kinerja pembangunan ekonomi tersebut adalah dengan
menggunakan tingkat pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi suatu negara dilihat
dari pertumbuhan sektor migas dan sektor pariwisata (sektor nonmigas). Peran sektor
pariwisata akan berfungsi sebagai katalisator (agent of development) sekaligus akan
mempercepat proses pembangunan itu sendiri dan akan sangat berperan dalam
mendorong pertumbuhan pembangunan wilayah yang memiliki potensi alam yang
terbatas.
Sektor pariwisata atau nonmigas memiliki peranan yang penting dalam pembangunan
ekonomi di Indonesia dan memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap
pertumbuhan ekonomi Indonesia. Sektor pariwisata atau nonmigas pada Produk
Domestik Bruto (PDB) Indonesia memiliki laju pertumbuhan yang meningkat
dibandingkan dengan laju pertumbuhan ekonomi sektor migas yang cenderung
menurun. Periode tahun 2005-2011, pertumbuhan ekonomi sektor non migas mengalami
fluktuasi. Pada tahun 2009 terjadi penurunan dari tahun 2008 sebesar 6,46 persen
menjadi 4,93 persen. Kemudian pada tahun 2010 dan 2011 pertumbuhan sektor non
migas terus mengalami peningkatan menjadi 6,39 persen dan 6,58 persen. Dibandingkan
dengan pertumbuhan sektor migas pada tahun 2007 pertumbuhannya sebesar 6,35
persen, tahun 2008 dan 2009 menurun menjadi 6,01 persen dan 4,55 persen. Pada tahun
2010 dan 2011 terjadi peningkatan lagi menjadi 5,93 persen dan 6,12 persen.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia sektor non migas (pariwisata) menunjukkan
peningkatan lebih tinggi dibandingkan dengan sektor migas (BPS, 2011).
Penurunan pertumbuhan tahun 2009 disebabkan karena adanya krisis ekonomi
global tahun 2008, yang menyebabkan macetnya sistem keuangan dunia sehingga terjadi
kemerosotan aktivitas ekonomi dan perdagangan dunia. Hal ini juga mempengaruhi
perekonomian di Indonesia. Bisa dilihat dari menurunnya sumbangan-sumbangan sektor
terhadap PDB Indonesia (BAPPENAS, 2009).
Provinsi Bali merupakan salah satu provinsi yang di dominasi sektor- sektor pariwisata
atau nonmigas tertinggi dalam pembentukan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
nya. Selain itu, Provinsi Bali merupakan provinsi yang menjadi primadona para
wisatawan baik lokal maupun asing untuk berinvestasi dan berlibur. Namun sektor
pariwisata akan sangat rentan terhadap faktor internal dan eksternal seperti isu-isu
terorisme dan keuangan global. Pada tahun 2006 perekonomian Bali mengalami
penurunan dari tahun 2005 sebesar 5,56 persen menjadi 5,28 persen akibat peristiwa
bom yang mengguncang Bali tahun 2005. Selanjutnya pada tahun 2008 terjadi krisis
finansial global sehingga tahun 2009 perekonomian Bali turun menjadi 5,33 persen.
Dinamika ekonomi makro di tingkat nasional, berimplikasi terhadap perekonomian
daerah (BPS Provinsi Bali, 2010 a).

Setiap upaya pembangunan ekonomi daerah mempunyai tujuan utamauntuk


meningkatkan jumlah dan jenis peluang kerja untuk masyarakat daerah. Dalam upaya
untuk mencapai tujuan tersebut, pemerintah daerah dan masyarakatnya harus secara
bersama-sama mengambil inisiatif pembangunan daerah. Oleh karena itu, pemerintah
daerah beserta partisipasi masyarakatnya dandengan menggunakan sumberdaya yang
ada harus mampu menaksir potensisumber daya yang diperlukan untuk merancang dan
membangun perekonomian daerah (Arsyad, 2010:374).

Berdasarkan tabel 1.1 menunjukkan distribusi presentase Provinsi Bali atas dasar harga
konstan tahun 2000 dari tahun 2008 hingga 2011 semua sektor mengalami fluktuasi. Di
Provinsi Bali kontribusi sektor nonmigas atau pariwisata selama tahun 2005-2011 dari
yang terbesar adalah sektor perdagangan, hotel dan restoran; pertanian; jasa-jasa lainnya;
pengangkutan dan komunikasi; industri pengolahan; keuangan, persewaan dan jasa
perusahaan; bangunan; listrik, gas dan air; pertambangan. Semua sektor tersebut
merupakan sektor utama nonmigas atau sektor pariwisata. Namun sektor pertambangan
dan penggalian menunjukkan kontribusi terhadap PDRB Bali yang paling rendah. Hal
ini dikarenakan pemerintah dan potensi Provinsi Bali yang terpusat pada pembangunan
sektor- sektor pariwisata. Di bawah ini merupakan paparan tabel 1.1 mengenai distribusi
PDRB Provinsi Bali sektor nonmigas (pariwisata) atas dasar harga konstan tahun 2005-
2011
Tabel 1.1
Distribusi Presentase PDRB Tahun 2005-2011 Menurut Sektor Atas
Dasar Harga Konstan Tahun 2000 Provinsi Bali (dalam persen)
No Sektor 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011
1 Pertanian 21,79 21,54 20,85 20,62 20,69 19,89 19,10
2Pertambangan 0,64 0,62 0,60 0,58 0,58 0,65 0,68
3Industri 9,54 9,46 9,75 10,13 10,14 10,17 9,85
Pengolahan
4 Listrik, Gas, Air 1,47 1,49 1,52 1,51 1,50 1,52 1,53
5 Bangunan 3,89 3,86 3,87 4,08 3,91 3,97 4,02
6 Perdagangan, 29,37 28,88 28,98 31,45 31,72 31,89 32,53
Hotel, R
7 Pengangkutan 11,85 11,86 12,33 11,08 11,05 11,05 10,99
dan Komunikasi
8 Keu, Persew, Jasa 7,07 7,46 7,34 7,14 6,96 7,07 7,05
P
9 Jasa-jasa Lainnya 16,19 16,22 15,86 13,41 13,45 13,80 14,25
Jumlah 100 100 100 100 100 100 100
Sumber : BPS Provinsi Bali 2012 (diolah kembali)

Berkembangnya pariwisata di Bali, membuat struktur perekonomian di


Bali mengalami pergeseran dari sektor primer ke sektor tersier. Hal ini tampak
jelas dari kontribusi masing-masing sektor dalam membentuk PDRB Bali. Sektor
perdagangan, hotel dan restoran yang merupakan sektor dengan keterkaitan paling
besar terhadap pariwisata dan memberikan share paling dominan bagi PDRB Bali
bahkan menunjukkan kecendrungan yang terus meningkat dari tahun ke tahun
(BPS Provinsi Bali, 2012 b).
Tabel 1.2
Laju Pertumbuhan PDRB Kabupaten/Kota Provinsi Bali Atas Harga
Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha Tahun 2011 (Dalam Persen)
Lapang Kabupaten/
an Kota
Usaha Denpas Badu Jembra Taban Giany Karangas Klungku Bulele Bangl
ar ng na an ar em ng ng i
Pertanian 8,32 3,46 0,44 2,50 3,06 2,35 1,02 2,50 2,55
Penggalian 7,97 4,64 12,37 10,10 14,65 15,17 -1,00 8,42 3,81
Industri
Pengolahan 6,48 6,71 1,92 2,25 3,25 2,65 3,46 2,96 1,62
Listrik,Air &
Gas 12,63 6,71 9,21 8,76 7,60 7,24 8,43 9,76 12,84
Bangunan 10,55 7,96 7,08 6,99 6,70 6,11 8,53 7,55 4,12
Perdaganga 15,03 7,87 9,55 7,59 7,10 6,44 9,06 9,82 7,34
n,
Hotel&Rest
oran
Pengangku 7,97 5,79 5,64 4,13 4,73 5,35 6,45 5,51 4,46
tan &
Komunika
si
Keu, 10,37 2,38 4,69 8,17 5,94 8,05 6,31 3,14 3,39
Persewaan
& Jasa
Jasa-jasa 5,79 7,78 7,57 10,91 13,99 6,80 11,62 7,06 12,14
PDRB 10,87 6,69 5,61 5,82 6,76 5,19 5,81 6,11 5,84
Sumber: BPS Provinsi Bali 2012 (diolah kembali)

Faktor utama yang menyebabkan laju pertumbuhan Kota Denpasar tertinggi karena
merupakan Ibukota Provinsi Bali dan memiliki karakteristik pergerakan sektor pariwisata
yang serupa dengan pergerakan sektor pariwisata Provinsi Bali. Peran Kota Denpasar yang
merupakan ibukota Provinsi Bali dan kota pemerintahan juga sangat diminati sebagai kota
wisata. Kota Denpasar merupakan pintu gerbang sekaligus daerah utama penyedia sarana
akomodasi bagi sektor pariwisata Provinsi Bali. (BPS Kota Denpasar, 2008:35)
Berdasarkan tabel di atas kabupaten di sekitar Kota Denpasar yang laju pertumbuhan
cukup baik adalah Kabupaten Badung dan Gianyar. Laju pertumbuhan masing-masing
kabupaten sebesar 6,69 persen dan 6,76 persen. Sedangkan laju pertumbuhan terendah di
antara kabupaten/kota Provinsi Bali adalah Kabupaten Karangasem sebesar 5,16 persen. Ini
disebabkan karena struktur ekonomi Karangasem tidak banyak mengalami pergeseran,
pertumbuhan ekonomi masih didominasi oleh sektor penggalian.
Laju pertumbuhan ekonomi PDRB kabupaten/kota di Provinsi Bali oleh sektor-sektor
ekonomi secara tidak langsung menunjukkan tingkat perubahan struktur potensi ekonomi
yang berbeda-beda. Provinsi Bali memiliki banyak sektor ekonomi yang berpotensi untuk
dikembangkan lebih lanjut karena ditunjang oleh pariwisatanya yang tersohor. Berkaitan
dengan sektor pariwisata merupakan sektor ekonomi yang terbukti mampu mengentaskan
kemiskinan pada suatu daerah karena mampu menyerap tenaga kerja lebih banyak dari
sektor- sektor yang lain karena sektor ini tidak memerlukan pendidikan yang tinggi serta
sumberdaya alam yang tersediasangat memadai. Pembangunan industri pariwisata yang
mampu mengentaskan kemiskinan adalah pariwisata yang mempunyai trickle down effect
bagi masyarakat Bali setempat (Yoeti, 2008: 8).

Provinsi Bali memiliki sembilan kabupaten/kota yang masing-masing tersebar


pertumbuhan ekonomi untuk sektor-sektor ekonomi yang menunjang pariwisata. Sehingga
terjadi perbedaan struktur ekonomi masing-masing daerah. Struktur ekonomi wilayah
tercermin dari besarnya kontribusi PDRB masing- masing sektor ekonomi terhadap PDRB.
Dengan mengetahui struktur ekonomi wilayah, maka upaya pembangunan ekonomi dapat
diarahkan sesuai dengan potensi wilayah. Pembangunan sektor-sektor ekonomi dengan
menganalisis potensi wilayah Provinsi Bali dan kabupaten/kota nya diperlukan metode untuk
mengkaji pertumbuhan wilayah, yakni dengan mengetahui sektor basis untuk meningkatkan
perekonomian wilayah.
Selain itu, pembangunan ekonomi perlu diperhatikan sektor yang potensial
dikembangkan supaya memberikan efek multiplier bagi sektor-sektor ekonomi yang lain.
Sehingga masing-masing pemerintah daerah dapat melihat sektor yang memiliki
keunggulan/kelemahan di wilayahnya maka sektor yang memiliki keunggulan akan
mempunyai prospek untuk dikembangkan dan diharapkan dapat mendorong sektor-sektor
lain untuk berkembang.
Kota Denpasar mempunyai pengaruh yang kuat sebagai pusat pertumbuhan sektor
pariwisata di Provinsi Bali. Untuk itu perlu mengetahui daya tarik ekonomi antar wilayah
kota dengan kabupatennya sebagai usaha meningkatkan pertumbuhan ekonomi antar daerah
dan pemerataan pembangunan ekonomi. Dengan demikian akan dapat meningkatkan output
regional dan efisiensi lokasi di daerah yang bersangkutan.
Oleh sebab itu, perlu untuk mengetahui daya tarik ekonomi antar wilayah kota
dengan kabupaten yang akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Provinsi Bali.
Berdasarkan data-data dan fakta yang didapat penelitian ini mengkaji tentang analisis sektor
ekonomi yang mempengaruhi Pendapatan Domestik Regional Bruto di Provinsi Bali dan
kabupaten/kota-nya dengan judul analisis potensi pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota di
Provinsi Ba
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, dapat dirumuskan permasalahan


penelitian sebagai berikut :
1. Sektor-sektor ekonomi mana yang merupakan sektor basis di kabupaten/kota di
Provinsi Bali?
2. Seberapa besar keterkaitan/daya tarik potensi ekonomi antara Kota Denpasar
dengan kabupaten-kabupaten di Provinsi Bali?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan dasar latar belakang dan permasalahan yang dikemukakan


diatas, maka penelitian ini bertujuan :
1. Menganalisis sektor-sektor nonmigas (pariwisata) yang menjadi sektor basis di
kabupaten/kota Provinsi Bali.
2. Menganalisis sektor-sektor nonmigas (pariwisata) yang potensial untuk
dikembangkan sebagai penggerak perekonomian untuk keseluruhan
kabupaten/kota di Provinsi Bali dan sebagai acuan pemerintah daerah dalam
meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerahnya.
3. Menganalisis keterkaitan/daya tarik potensi ekonomi antara Kota Denpasar
dengan kabupaten-kabupaten di Provinsi Bali.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk :

1. Untuk pemerintah

a. Mengevaluasi arah kebijakan ekonomi pemerintah daerah, terutama dalam rangka


perencanaan ekonomi makro regional dalam menghadapi era otonomi daerah di
Provinsi Bali.
b. Sebagai bahan masukan dan evaluasi bagi para pemerintah daerah untuk
penetapan kebijakan yang akan datang yang akan berkaitan dengan pembangunan
regional.
2. Untuk akademisi sebagai bahan penelitian berikutnya yang terkait.

3. Untuk penulis sebagai pengembangan dan pelatihan diri dalam


menerapkan ilmu pengetahuan yang diperoleh.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sektor-Sektor Ekonomi Basis di Kabupaten/Kota Provinsi Bali
Provinsi bali terdiri dari delapan kabupaten dan satu kota dengan berdasarkan
hasil perhitungan LQ sembilan sektor ekonomi terdapat beberapa daerah yang
memiliki lebih dari dua sektor basis yang konsisten setiap tahun analisis yaitu
dari tahun 2005 hingga 2011. Kota denpasar merupakan tempat yang paling
banyak memiliki sektor basis yaitu sebanyak lima sektor terutama pada sektor
pariwisata, industrik, pengolahan, perdagangan, hotel dan restoran.
Sedangkan kabupaten lainnya memiliki dua, tiga atau empat sektor yang
konsisten sepanjang tahun analisis. Terdapat beberapa kabupaten yang memili
empat sektor basis yaitu Kabupaten Badung, Klungkung, Buleleng dan
Jembrana. Kabupaten Lainnya memiliki tiga sektor basis yaitu Kabupaten
Gianyar dan Bangli. Kemudian yang memiliki dua sektor saja adalah
Kabupaten Tabanan dan Karangasem. Beberapa Kabupaten yang letaknya
berasal dari sektor-sektor pariwisata namun sektor-sektor primer terdiri dari
sektor pertanian dan sektor tersiernya yaitu jasa-jasa lainnya.

Tabel 2.A.1
Hasil Perhitungan Location Quetiont (LQ) Rata – Rata
Kabupaten/Kota di Provinsi Bali Tahun 2005– 2011
Kabupaten/Kot Jumlah
Kabupaten/Kot a Sekto
a r
Basis

1 2 3 4 5 6 7 8 9

Denpasar 0,357 0,008 1,223 2,424 0,847 1,175 1,162 1,836 0,753
(nb) (nb) (b) (b) (nb) (b) (b) (b) (nb) 5
Badung 0,426 0,178 0,294 1,039 1,181 1,441 2,331 0,375 0,597 4
(nb) (nb) (nb) (b) (b) (b) (b) (nb) (nb)

Gianyar 0,897 0,638 1,913 0,585 1,118 0,964 0,437 0,703 1,220
(nb) (nb) (b) (nb) (b) (nb) (nb) (nb) (b) 3

Tabanan 1,880 0,521 0,677 0,587 0,961 0,662 0,517 0,817 1,268 2
(b) (nb) (nb) (nb) (nb) (nb) (nb) (nb) (b)
Klungkung 1,626 6,684 0,926 0,728 1,433 0,700 0,471 0,391 1,215 4
(b) (b) (nb) (nb) (b) (nb) (nb) (nb) (b)
Karangasem 1,552 2,691 0,713 0,338 0,968 0,495 0,727 0,657 1,942
(b) (b) (nb) (nb) (nb) (nb) (nb) (nb) (b) 3
Bangli 1,754 0,254 0,808 0,315 1,275 0,811 0,188 0,485 1,409
(b) (nb) (nb) (nb) (b) (nb) (nb) (nb) (b) 3
Buleleng 1,283 1,085 1,057 0,596 0,687 0,867 0,332 0,597 1,708 4
(b) (b) (b) (nb) (nb) (nb) (nb) (nb) (b)
Jembrana 1,27 0,64 0,77 0,544 1,36 0,80 1,32 0,671 1,08 4
8 6 6 2 5 5 0
(b) (nb) (nb) (nb) (b) (nb) (b) (b) (b)
Rata-rata 1,23 1,53 0,94 0,801 1,06 0,88 0,76 0,715 1,27 4
6 1 7 2 5 4 2
(b) (b) (nb) (nb) (b) (nb) (nb) (nb) (b)
Sumber: Hasil perhitungan PDRB Provinsi Bali dan PDRB Tiap Kabupaten/Kota
Provinsi Bali Tahun 2005-2011 (data diolah) Lampiran III
Keterangan: 1. Pertanian; 2. Pertambangan dan Penggalian; 3. Industri
Pengolahan; 4. Listrik, Gas dan Air Bersih; 5. Bangunan; 6.
Perdagangan, Hotel & Restoran; 7. Pengangkutan dan
Komunikasi; 8. Keuangan, Persw. dan Jasa P; 9. Jasa-jasa
(n) = sektor basis (nb) = sektor non basis

Terdiri dari berbagai macam sektor ekonomi basis di Kabupaten/Kota Provinsi Bali diantaranya,
1) Sektor Pertanian
Sektor ini merupakan sektor basis di enam kabupaten dari sembilan kabupaten
dan kota yang ada di bali semenjak awal tahun hingga akhir tahun. Hal ini
dapat dilihat dari hasil rata-rata LQ dari tahun 2005-2011. Walaupun diketahui
PRDB disetiap kabupaten dan kota Bali seringkali mengalami penurunan
tetapi masih dapat menjadi sektor basis unggulan di Bali.
2) Sektor Pertambangan dan Penggalian
Menurut hasil analisis LQ sektor ini menjadi sektor basis yang ada di
Kabupaten Klungkung dan Buleleng. Sektor ini juga termasuk dalam sektor
terbesar di Klungkung yaitu 6,684. Oleh karena itu dapat menjadi sektor basis
di Kabupaten /Kota Provinsi Bali
3) Sektor Industri Pengolahan
Sesuai dengan hasil LQ yang ada pada tabel 2.A.1 menunjukkan bahwa
terdapat Kabupaten dan satu Kota yang memiliki sektor basis selama periode
analisis. Hal ini menunjukkan bahwa sektor industri pengolahan sangat
dibutuhkan untuk menunjang sekot pariwisata dalam menyediakan barang
cinderamata untuk Kota Denpasar dan Kabupaten Gianyar.
4) Sektor Listrik, Gas dan Air
Sektor ini merupakan sektor penunjang pariwisata khususnya pada Kota
Denpasar dan Kabupaten Badung, karena kedua daerah tersebut merupakan
daerah pariwisata sekaligus Kota Denpasar juga menjadi pusat pemerintahan
di Bali dan sangat memiliki pengaruh besar bagi daerah-daerah lainnya.
5) Sektor Bangunan
Sektor ini menjadi sektor basis di lima Kabuparen di Bali diantaranya,
Kabupaten Badung, Gianyar, Klungkung, Bangli dan Jembrana. Pembangunan
yang dilakukan bertujuan untuk menarik para wisatawan yang datang dan
menginap sekaligus sebagai bukti kemajuan daerah serta tempat bisnis dan
industri.
6) Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran
Menurut kontribusi PRDB Kabupaten Bali tahun 2005-2011 menunjukkan
sektor perdagangan, hotel dan restoran memberikan kontribusi tertinggi.
Sektor ini juga berpotensi untuk dikembangkan menjadi sektor basis. Hal ini
dapat dibuktikan dengan nilai PRDB nya selalu unggul dari sembilan
Kabupaten lainnya di Bali.
7) Sektor Pengangkutan dan Komunikasi
Sektor ini menjadi sektor pariwisata yang sangat dibutuhkan untuk memenuhi
kebutuhan sektor perdagangan, hotel dan restoran agar dapat mengkondisikan
dan terkoordinasi dengan baik. Kota Denpasar merupakan pusat pemerintahan
yang sudah pasti sangat membutuhkan pengangkutan dan komunikasi agar
dapat berkomunikasi lancar dengan daerah-daerah lainnya.
8) Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan
Hanya ada satu kota yang mempunyai sektor keuangan, persewaan dan jasa
perusahaan yaitu Kota Denpasar. Hal ini dapat terjadi dikarenakan Kota
Denpasar merupakan pusat pemerintahan dan tempat kantor pengatur kemasan
dari berbagai kegiatan bisnis dan industri yang ada di Provinsi Bali sehingga
sektor ini menjadi sektor basis.
9) Sektor jasa-jasa lainnya
Kota Denpasar merupakan kota yang memiliki banyak sektor basis. Begitu
juga dengan Kabupaten yang berbatasan dengan Kota Denpasar seperti
Kabupaten Badung dan Gianyar yang menjadi sektor basis di sektor
pariwisata. Sedangkan Kabupaten lainnya yang menjadi sektor adalah
pertanian, penggalian, bangunan, pengangkutan dan jasa-jasa lainnya.
B. Keterkaitan dan daya tarik potensi ekonomi antara Kota Denpasar dengan
kabupaten-kabupaten di Provinsi Bali
Provinsi Bali merupakan Provinsi yang di dominasi oleh sektor pariwisata
tertinggi. Selain itu Provinsi Bali merupakan Provinsi yang menjadi primadona para
wisatawan yang datang baik wisatawan lokal maupun asing. Kawasan Regional
Sarbagita memiliki daya dukung kuat dengan adanya empat atribut pariwisata yaitu,
attraction, accesable, amenities, dan ancillary. Hal ini menjadikan wilayah pada
kawasan Regional Srbagita sebagai kawasan yang strategis di Provinsi dalam
mengembangkan potensi yang dimiliki untuk dapat membiayai pembangunan daerah
masing-masing. Namun laju pertumbuhan dari kawasan regional ini masih kalah dengan
Kota Denpasar dan Kabupaten Badung jika di lihat dari laju perkembangannya. Bahkan
pada Kabupaten Tabanan memiliki rata-rata laju pertumbuhan PRDB yang berada
dibawah pertumbuhan ekonomi di Provinsi Bali. Berikut adalah beberapa Kabupaten di
Provinsi Bali yang menjadi daya tarik wisatawan lokal maupun asing,
Kabupaten Badung merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Bali dengan
konsentrasi produk pariwisata tertinggi di Pulau Dewata. Jumlah dan jenis produk
pariwisata tersebut membuat Kabupaten Badung tergolong kompleks. Wisatawan di
Kabupaten Badung dapat diamsusikan mewakili seluruh kategori wisatawan. Ketegori
tersebut yaitu domestic, international, outbond, long haul, short haul, stayover dan
excursionist. Hal ini tentu saja menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan baik
wisatawan lokal maupun asing dikarenakan Kabupaten Badung juga memiliki
keunggulan dalam sektor pariwisatanya.
Kabupaten Karangasem memiliki daya tarik tersendiri dengan destinasi seperti
Taman ujung, Besakih, Tulamben, Puri Agung, Tirta Gangga, Telaga Waja, Tenganan
dan masih banyak destinasi lagi. Namun di Kabupaten Karangasem ini memiliki sesuatu
spesifik terhadap destinasi wisatanya yaitu lebih dominan dengan wisata budaya. Hal ini
dapat dilihat dari beberapa faktor, Puri Agung Karangasem memiliki daya tarik berupa
bangunan bersejarah, arsitektur, pemandagan alam , bentang alam, desa budaya dan
historic people. Sehingga hal tersebut dapat menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan
terutama wisatawan asing yang ingin melihat bermacam-macam budaya dan tradisi yang
tidak di temukan di Negara mereka.

BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Sektor-Sektor Ekonomi Basis di Kabupaten/Kota Provinsi Bali Provinsi bali terdiri dari
delapan kabupaten dan satu kota dengan berdasarkan hasil perhitungan LQ sembilan sektor
ekonomi terdapat beberapa daerah yang memiliki lebih dari dua sektor basis yang konsisten
setiap tahun analisis yaitu dari tahun 2005 hingga 2011.Terdiri dari berbagai macam sektor
ekonomi basis di Kabupaten/Kota Provinsi Bali diantaranya, 1) Sektor Pertanian Sektor ini
merupakan sektor basis di enam kabupaten dari sembilan kabupaten dan kota yang ada di bali
semenjak awal tahun hingga akhir tahun. Sektor Pertambangan dan Penggalian Menurut hasil
analisis LQ sektor ini menjadi sektor basis yang ada di Kabupaten Klungkung dan Buleleng.
Oleh karena itu dapat menjadi sektor basis di Kabupaten /Kota Provinsi Bali 3) Sektor Industri
Pengolahan Sesuai dengan hasil LQ yang ada pada tabel 2.A.1 menunjukkan bahwa terdapat
Kabupaten dan satu Kota yang memiliki sektor basis selama periode analisis. Sektor Listrik, Gas
dan Air Sektor ini merupakan sektor penunjang pariwisata khususnya pada Kota Denpasar dan
Kabupaten Badung, karena kedua daerah tersebut merupakan daerah pariwisata sekaligus Kota
Denpasar juga menjadi pusat pemerintahan di Bali dan sangat memiliki pengaruh besar bagi
daerah-daerah lainnya. Sektor Pengangkutan dan Komunikasi Sektor ini menjadi sektor
pariwisata yang sangat dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan sektor perdagangan, hotel dan
restoran agar dapat mengkondisikan dan terkoordinasi dengan baik.

Hal ini dapat terjadi dikarenakan Kota Denpasar merupakan pusat pemerintahan dan
tempat kantor pengatur kemasan dari berbagai kegiatan bisnis dan industri yang ada di Provinsi
Bali sehingga sektor ini menjadi sektor basis. Begitu juga dengan Kabupaten yang berbatasan
dengan Kota Denpasar seperti Kabupaten Badung dan Gianyar yang menjadi sektor basis di
sektor pariwisata.

SARAN
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis akan lebih
fokus dan details dalam menjelaskan tentang makalah di atas dengan sumber – sumber yang
lebih banyak yang tentunya dapat di pertanggung jawabkan. Serta diharapkan makalah diatas
dapat bermanfaat bagi kita semua atau sebagai sumber data bahan penelitian yang akan
mendatang.
DAFTAR PUSTAKA
Patria. A.T. 2014. Tinjauan Sistem dan Elemen Pariwisata di Kabupaten Badung, Bali, Melalui
Sistem Pariwisata. Jakarta. Vol. 5 No. 1.
Wiwieka. K. 2014. Analisis Konsep Tri Hita Karana Pada Daya Tarik Warisan Budaya:Studi
Kasus Puri Agung Karangasem, Bali. Volume 01. Nomor 01.
Nurfatima. A. 2013. Analisis Potensi Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten/Kota Provinsi Bali.
Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai