Anda di halaman 1dari 14

TUGAS REGIONAL

ANALISIS PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN


BANYUASIN

NAFA RAMADHANTY NURITA 01021181621022

AMALIA SEKAWANTI 01021381621198

TESHANIA NATALIA M 01021381621136

DYFA MALINA

SUCI TIWI

Mata Kuliah : Perencanaan Pembangunan Ekonomi

UNIVERSITAS SRIWIJAYA PALEMBANG

FAKULTAS EKONOMI

EKONOMI PEMBANGUNAN

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita ucapkan kepada Allah SWT. atas rahmat dan karunia-Nya kami dapat
menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Ekonomi Makro Regional Kabupaten
Banyuasin”.

Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas yang diberikan dalam mata kuliah
ekonomi regional.

Dalam penulisan makalah ini kami merasa masih terdapat kekurangan baik pada
teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami miliki. Kami
berharap makalah ini dapat membantu dalam proses pembelajaran. Akhir kata kami berharap
semoga teman-teman dapat memahami isi makalah ini dan kami ucapkan terima kasih.

Palembang, 22 May 2019


Tabel 1. Laju Pertumbuhan Ekonomi Pdrb Kabupaten Banyuasin Atas Dasar Harga
Konstan 2010 Menurut Lapangan Usaha Tahun 2011-2017 (Persen).

Tahun
Lapangan Usaha
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017

1 Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 4.75 5.62 5.31 3.20 9.62 8.60 1.13

2 Pertambangan dan Penggalian -8.95 6.14 9.97 14.49 -2.07 0.87 1.78

3 Industri Pengolahan 4.77 3.38 3.75 4.74 2.65 4.38 7.14

4 Pengadaan Listrik dan Gas 16.04 11.31 9.81 10.30 6.44 7.54 3.92

Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah,


-0.66 8.10 4.79 6.62 6.80 -0.51 10.57
5 Limbah dan Daur Ulang

6 Konstruksi 7.50 12.10 10.87 4.01 5.47 3.64 9.96

Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi


7.26 7.95 6.06 4.25 3.26 5.06 9.52
7 Mobil dan Sepeda Motor

8 Transportasi dan Pergudangan 6.82 7.13 7.40 6.66 7.02 6.07 7.00

9 Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 8.90 8.20 2.44 5.15 5.08 6.32 8.66

10 Informasi dan Komunikasi 6.92 7.95 -8.94 9.78 8.44 7.64 9.34

11 Jasa Keuangan dan Asuransi 5.36 10.34 7.60 4.23 3.68 4.11 3.96

12 Real Estate 8.37 -8.90 9.86 7.09 7.08 8.43 7.73

13 Jasa Perusahaan 9.37 8.24 9.09 5.96 4.34 5.35 5.32

Administrasi Pemerintahan, Pertahanan


1.40 1.87 5.23 6.13 3.91 4.65 4.52
14 dan Jaminan Sosial Wajib

15 Jasa Pendidikan 7.50 6.12 -8.90 10.49 10.48 9.73 7.33

16 Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 6.06 7.97 5.29 9.17 6.97 8.05 5.51

17 Jasa lainnya 3.09 -8.90 2.18 9.28 2.84 3.48 2.33

Sumber data : Badan Pusat Statistik Kabupaten Banyuasin

Dilihat dari tabel diatas menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi pada tahun 2011
ke tahun 2012 mengalami peningkatan sebesar 0.87 persen di setiap tahunnya, dimana pada
tahun 2011 kontribusi terbesar ditunjukkan oleh sektor penggandaan listrik dan gas yaitu
sebesar 16.04 persen. Sedangkan jika dilihat pada tahun 2012 terdapat juga sektor kontruksi
yang memberi kontribusi yang cukup besar, sehingga dapat mendorong laju pertumbuhan
ekonomi di Kabupaten Banyuasin. Pertumbuhan ekonomi jika dilihat dari tabel diatas
Kabupaten Banyuasin memiliki tingkat pertumbuhan ekonomi yang cukup relatif tinggi pada
tahun 2013 yaitu 6,18 persen. Lalu pertumbuhan ekonomi pada tahun 2014 yaitu sebesar 5,14
persen. Pada tahun 2015 pertumbuhan ekonomi pada kabupaten Banyuasin sebesar 5,56
persen. Pada tahun 2016, perbaikan kondisi ekonomi mulai terlihat dengan tingkat
pertumbuhan ekonomi yang meningkat sebesar 5,88 persen. Dan terakhir pada tahun 2017
laju pertumbuhan ekonominya sebesar 5,08 persen.
Tabel diatas menunjukkan pertumbuhan ekonomi kabupaten Banyuasin yang dihitung
berdasarkan produk domestik regional bruto atas harga konstan (PDRB riil). Terdapat 17
sektor yang menunjukkan pertumbuhan ekonomi pada kabupaten Banyuasin pada tahun 2013
sampai 2017. Pada sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan pada tahun 2013 sampai 2017
rata-rata nya sebesar 5,572. Pada sektor pertambangan dan penggalian pada tahun 2013
sampai 2017 rata-ratanya sebesar 4,96. Pada sektor industri pengolahan pada tahun 2013
sampai 2017 rata-rata nya sebesar 4,532. Pada sektor pengadaan listrik dan gas pada tahun
2013 sampai 2017 rata-rata nya sebesar 7,602. Pada sektor pengadaan air, pengelolaan
sampah, limbah dan daur ulang pada tahun 2013 sampai 2017 rata-rata nya sebesar 5,646.
Pada sektor kontruksi pada tahun 2013 sampai 2017 rata-rata nya sebesar 6,79. Pada
sektor perdagangan besar dan eceran ; reparasi mobil dan sepeda motor pada tahun 2013
sampai 2017 rata-rata nya sebesar 5,63. Pada sektor transportasi dan pergudangan pada tahun
2013 sampai 2017 rata-rata nya sebesar 6,83. Pada sektor penyediaan akomodasi dan makan
minum pada tahun 2013 sampai 2017 rata-rata nya sebesar 5,532. Pada sektor informasi dan
komunikasi pada tahun 2013 sampai 2017 rata-rata nya sebesar 7,814. Pada sektor jasa
keuangan dan asuransi pada tahun 2013 sampai 2017 rata-rata nya sebesar 4,714. Pada sektor
real estate pada tahun 2013 sampai 2016 rata-rata nya sebesar 7,8. Pada sektor jasa
perusahaan pada tahun 2013 sampai 2017 rata-rata nya sebesar 6,008.
Pada sektor administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib pada
tahun 2011 sampai 2017 rata-rata nya sebesar 4,888. Pada sektor jasa kesehatan dan kegiatan
sosial pada tahun 2013 sampai 2017 rata-rata nya sebesar 6,998. Pada sektor jasa lainnya
pada tahun 2013 sampai 2017 rata-rata nya sebesar 2,738. Pada tabel diatas, terdapat tiga
sektor yang paling kecil berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi di kabupaten Banyuasin
adalah sektor jasa lainnya, industri pengolahan, dan jasa keuangan dan asuransi. Lalu tiga
sektor yang paling besar berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi kabupaten Banyuasin
adalah sektor informasi dan komunikasi, real estate, dan pengadaan listrik dan gas.
Sektor infomasi dan komunikasi mendukung pertumbuhan ekonomi dikarenakan
penggunaan data internet untuk media sosial, transaksi online, dan sebagainya meningkat dan
sudah menjadi kebutuhan yang paling sering digunakan. Lalu sektor real estate, real estate
adalah bentuk investasi dibidang properti. Keuntungannya, bentuk investasi ini sangat likuid
dan ditujukan bagi investor yang mencari resiko yang kecil, pendapatan yang stabil, dan
modal yang kembali. Maka dari itu real estate memacu pertumbuhan ekonomi pada
kabupaten Banyuasin. Dan yang terakhir pada sektor pengadaan listrik dan gas yang
menunjang pertumbuhan ekonomi dikarenakan sektor ini penunjang kegiatan ekonomi dan
sebagai infrastruktur yang mendorong aktivitas seluruh sektor kegiatan industri.

Tabel 2. Produk Domestik Regional Bruto Menurut Pengeluaran Harga Konstan


Produk Domestik Regional Bruto Menurut Pengeluaran
(Persen)
PDRB
Tahun
Pengeluaran (Seri
2010) Rata-
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 rata

1. Pengeluaran
Konsumsi 6,45 7,40 6,32 3,59 3,63 4,56 2,63 4,94
Rumahtangga
2. Pengeluaran 255,36
4,49 5,05 -88,90 1004,05 7,06 -89,42 945,20
Konsumsi LNPRT
3. Pengeluaran
Konsumsi 4,05 6,61 8,35 1,61 4,94 -0,58 0,12 3,59
Pemerintah
4. Pembentukan 4,73
4,37 6,26 5,83 1,05 0,96 7,86 6,80
Modal Tetap Bruto
5. Perubahan 460,62
516,40 2642,42 -121,43 -164,41 361,66 -26,13 15,82
Inventori
6. Ekspor Barang 8,36
19,81 9,77 18,82 6,30 -4,62 3,14 5,32
dan Jasa
7. Dikurangi Impor 6,34
17,73 21,62 4,46 3,59 -5,06 -0,08 2,11
Barang dan Jasa
Produk Domestik 5,63
5,42 6,15 6,18 5,14 5,56 5,88 5,08
Regional Bruto
Sumber data : Badan Pusat Statistik Kabupaten Banyuasin (diolah)

Tabel diatas menunjukkan distribusi ekonomi kabupaten Banyuasin yang dihitung


berdasarkan produk domestic regional bruto atas harga konstan (PDRB rill). Kabupaten
banyuasin memiliki tingkat distribusi ekonomi yang cukup relative tinggi pada tahun 2011
yaitu 5,42. Lalu mengalami peningkatan distibusi ekonomi pada tahun 2012 yaitu sebesar
6,15. Pada tahun 2013 distibusi ekonomi pada kabupaten banyuasin mengalami kenaikan
yaitu sebesar 6,18. Namun pada tahun 2014 distibusi ekonomi pada kabupaten banyuasin
mengalami penurunan cukup terlihat yaitu sebesar 5,14. Pada tahun 2015 terjadi kenaikan
menjadi 5,56. Tahun 2016 mengalami kenaikan menjadi 5,88. Namun pada tahun 2017
terjadi penurunan yang cukup drastis menjadi 5,08.
Tabel diatas menunjukkan distribusi ekonomi kabupaten Banyuasin yang dihitung
berdasarkan produk domestik regional bruto atas harga konstan (PDRB riil). Terdapat 7
sektor yang menunjukkan distribusi ekonomi pada kabupaten Banyuasin pada tahun 2012
sampai 2017. Pada sektor pengeluaran konsumsi rumah tangga pada tahun 2012 sampai 2017
rata-rata nya sebesar 4,94. Pada sektor pengeluaran konsumsi LNPRT pada tahun 2012
sampai 2017 rata-ratanya sebesar 255,36. Pada sektor pengeluaran konsumsi pemerintah pada
tahun 2012 sampai 2017 rata-rata nya sebesar 3,59. Pada sektor pembentukan modal tetap
bruto pada tahun 2012 sampai 2017 rata-rata nya sebesar 4,73. Pada sektor perubahan
inventori pada tahun 2013 sampai 2017 rata-rata nya sebesar 460,62. Pada sektor ekspor
barang dan jasa pada tahun 2012 sampai 2017 rata-rata nya sebesar 8,36. Pada sektor
dikurangi impor barang dan jasa pada tahun 2012 sampai 2017 rata-rata nya sebesar 6,34.
Pada tabel diatas, bahwa sektor yang paling kecil berkontribusi pada pertumbuhan
ekonomi di kabupaten Banyuasin adalah pengeluaran konsumsi pemerintah. Lalu sektor yang
paling besar berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi kabupaten Banyuasin adalah sektor
perubahan inventori.
Tabel 3. Pdrb Perkapita
Pdrb Perkapita (Juta)
Kabupaten/Kota Rata-
2012 2013 2014 2015 2016 2017
Rata
Ogan Komering Ulu 2201 2266 2316 2353 2414 2476 2337,7
Ogan Komering Ilir 1889 1979 2049 2117 2185 2261 2080,0
Muara Enim 4611 4842 4914 5205 5396 5780 5124,7
Lahat 2494 2584 2652 2680 2725 2803 2656,3
Musi Rawas 2512 2619 2773 2875 2992 3107 2813,0
Musi Banyuasin 6056 6192 6378 6422 6480 6580 6351,3
Banyuasin 1775 1856 1923 2001 2090 2167 1968,7
Ogan Komering Ulu Selatan 1231 1275 1327 1368 1420 1466 1347,8
Ogan Komering Ulu Timur 1109 1172 1218 1287 1341 1363 1248,3
Ogan Ilir 1303 1379 1449 1496 1552 1611 1465,0
Empat Lawang 1130 1174 1207 1245 1284 1315 1225,8
Pali 1955 2054 2022 2081 2157 2256 2087,5
Musi Rawas Utara 2342 2357 2555 2603 2658 2732 2541,2
Palembang 4631 4830 5010 5209 5436 5696 5135,3
Prabumulih 2068 2139 2348 2426 2555 2652 2364,7
Pagar Alam 1267 1323 1369 1414 1459 1515 1391,2
Lubuk Linggau 1404 1429 1496 1567 1636 1715 1541,2
Sumber data : Badan Pusat Statistik Kabupaten Banyuasin (data diolah)

Berdasarkan data PDRB Perkapita atas dasar harga konstan di Provinsi Sumsel,
Kabupaten/Kota Banyuasin menempati posisi 7 dari 17 Kabupaten/Kota di Sumatera Selatan,
adapun rata-rata pendapatan perkapitanya sebesar 1968.7. Namun jika dilihat dari PDRB atas
dasar harga konstan terdapat pendapatan perkapita yang terendah yaitu ditunjukkan oleh
Kabupaten Empat Lawang sebesar 1225,8, selain itu juga terdapat pendapatan perkapita yang
tertinggi di Provinsi Sumatera Selatan ditunjukkan oleh Kabupaten/Kota Musi Banyuasin
sebesar 6351.3 dan selanjutnya Kota Palembang menempati posisi kedua.
Tabel 4. Pdrb Menurut Kabupaten Dan Kota Atas Dasar Harga Konstan

PDRB Atas Dasar Harga Konstan (persen)

Kabupaten/Kota Rata-
2013 2014 2015 2016 2017 Rata

3,58
Ogan Komering Ulu 3,10 3,72 3,08 4,00 3,98
5,04
Ogan Komering Ilir 5,66 5,10 4,85 4,72 4,88
6,24
Muara Enim 6,38 3,15 7,64 5,26 8,75
3,31
Lahat 3,78 3,87 2,15 2,81 3,96
5,63
Musi Rawas 4,79 7,45 5,18 5,46 5,26
3,22
Musi Banyuasin 3,66 4,69 2,29 2,43 3,02
5,45
Banyuasin 5,45 5,17 5,60 5,92 5,11
Ogan Komering Ulu 4,58
2,74 5,64 4,64 5,29 4,61
Selatan
5,17
Ogan Komering Ulu Timur 5,52 5,26 6,91 5,45 2,70
5,40
Ogan Ilir 5,30 6,67 4,69 5,14 5,21
3,82
Empat Lawang 1,51 4,39 4,67 4,70 3,83
3,95
Pali 3,73 -0,01 4,57 5,35 6,13
4,19
Musi Rawas Utara -0,34 10,16 3,40 3,57 4,16
5,67
Palembang 5,71 5,24 5,45 5,79 6,17
6,27
Prabumulih 2,21 11,83 4,96 6,97 5,39
3,73
Pagar Alam -0,40 4,85 4,58 4,56 5,05
5,13
Lubuk Linggau -0,02 6,55 6,51 6,17 6,46
Sumber data : Badan Pusat Statistik Kabupaten Banyuasin (data diolah)

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan salah satu indikator pencapaian
pembangunan secara makro. Dengan menggunakan metode penghitungan yang
terstandarisasi, indikator tersebut dapat dibandingkan antar daerah satu dengan yang lainnya.
Provinsi Sumatera Selatan terbagi atas 17 kabupaten/kota, dua dintara nya merupakan
kabupaten baru yaitu kabupaten pali (penukal abab pematang ilir) yang merupakan pecahan
dari kabupaten muara enim dan kabupaten musi rawas utara yang merupakan pecahan dari
kabupaten musi rawas. Masing-masing kabupaten/kota di Provinsi Sumatera Selatan
mempunyai potensi perekonomian antar daerah yang berbeda. Kota Palembang merupakan
ibukota provinsi sekaligus sebagai pusat pembangunan ekonomi. Hal tersebut tergambar dari
PDRB Kota Palembang yang merupakan nilai PDRB terbesar dibandingkan PDRB
kabupaten/kota lainnya, kemudian di Kota Prabumulih menempati posisi kedua yang
merupakan daerah dengan nilai PDRB terbesar dan Kabupaten Muara Enim menempati
posisi ketiga sebagai daerah dengan nilai PDRB terbesar di Provinsi Sumatera Selatan.

Tabel 5. Laju Indeks Implisit PDRB Menurut Lapangan Usaha

Laju Indeks Implisit PDRB Menurut Lapangan Usaha


Sektor PDRB (Persen)
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
1. Pertanian, Kehutanan, dan
8,73 5,98 7,05 -0,15 1,66 3,54 0,83
Perikanan
2. Pertambangan dan Penggalian 15,09 8,34 5,96 2,54 -10,78 -4,93 0,6
3. Industri Pengolahan 11,73 -2,08 6,58 9,21 5,43 4,95 5,28
4. Pengadaan Listrik dan Gas 3,86 6,35 6,2 9,68 16,85 22,04 7,92
5. Pengadaan Air, Pengelolaan
5,99 3,67 2,74 11,24 3,5 4,49 5,86
Sampah, Limbah dan Daur Ulang
6. Konstruksi 7,15 7,38 0,14 4,88 -0,67 2,76 0,61
7. Perdagangan Besar dan Eceran;
6,03 1,25 4,36 3,68 21,45 8,94 5,1
Reparasi Mobil dan Sepeda Motor
8. Transportasi dan Pergudangan 33,15 8,3 7,41 0,65 -0,19 5,77 4,84
9. Penyediaan Akomodasi dan
2,65 6,59 17,38 5,35 -7,96 8,25 3,81
Makan Minum
10. Informasi dan Komunikasi 20,09 0,17 1,92 4,08 4,69 6,03 4,07
11. Jasa Keuangan dan Asuransi 2,3 7,31 3,46 4,29 5,44 3,66 3,3
12. Real Estate -26,12 3,72 2,74 0,8 -9,97 3,36 2,68
13. Jasa Perusahaan 28,03 9,1 0,03 0,99 2,97 1,51 3,89
14. Administrasi Pemerintahan,
Pertahanan dan Jaminan Sosial 12,24 7,15 7,46 12,07 5,37 -3,24 -7,89
Wajib
15. Jasa Pendidikan 3,99 4,24 6,28 1,3 2,08 0,77 0,7
16. Jasa Kesehatan dan Kegiatan
6,42 8,12 3,43 4,14 7,35 3,15 5,06
Sosial
17. Jasa lainnya 1,24 -1,65 2,22 1,94 3,74 2,47 3,04
Produk Domestik Regional Bruto 9,42 3,72 5,56 3,85 3,09 3,57 2,38
Sumber data : Badan Pusat Statistik Kabupaten Banyuasin

Secara umum semakin tinggi tingkat implisit maka menggambarkan semakin tinggi
kenaikan harga. Tingkat implisit PDRB pada tahun 2011 sebesar 9,42 persen. Sedangkan
tingkat implisit pada tahun 2017 sebesar 2,38 persen. Sektor yang mengalami implisit
tertinggi pada tahun 2011 adalah sektor transportasi dan pergudangan dengan tingkat implisit
sebesar 33,15 persen. Pada tahun 2012 sektor yang mengalami implisit tertinggi adalah sektor
pertambangan dan penggalian sebesar 8,34 persen. Kemudian pada tahun 2013 sektor
penyediaan akomodasi dan makan minum adalah sektor yang mengalami implisit tertinggi
yaitu sebesar 17,38 persen. Tahun 2014 sektor yang mengalami tingkat implisit tertinggi
yaitu sektor administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial sebesar 12,07 persen.
Selanjutnya pada tahun 2015, sektor perdagangan besar dan eceran reparasi mobil dan sepeda
motor adalah sektor yang mengalami tingkat implisit tertinggi yaitu sebesar 21,45 persen.
Tahun 2016 sektor Pengadaan Listrik dan Gas adalah sektor yang mengalami tingkat implisit
tertinggi yaitu sebesar 22,04 persen. Dan pada tahun 2017, sektor yang mengalami tingkat
implisit tertinggi yaitu sektor pengadaan listrik dan gas sebesar 7,92 persen.

1. LQ (Location Quotient)
Logika dasar Location Quotient (LQ) adalah teori basis ekonomi yang intinya adalah
karena industri basis menghasilkan barang-barang dan jasa untuk pasar di daerah maupun di
luar daerah yang bersangkutan, maka penjualan keluar daerah akan menghasilkan pendapatan
bagi daerah. Secara umum metode analisis LQ dapat diformulasikan sebagai berikut
(Widodo, 2006).
LQ = (Vik/Vk) / (Vip/Vp)
Keterangan:
Vik: Nilai output (PDRB) sektor i daerah studi k (kabupaten/kota misalnya) dalam
pembentukan Produk Domestik Regional Riil (PDRR) daerah studi k.
Vk: Produk Domestik Regional Bruto total semua sector di daerah studi k
Vip: Nilai output (PDRB) sektor i daerah referensi p (provinsi misalnya) dalam
pembentukan PDRR daerah referensi p.
Vp: Produk Domestik Regional Bruto total semua sector di daerah referensi p.
Berdasarkan hasil perhitungan Location Quotient (LQ), dapat diketahui konsentrasi suatu
kegiatan pada suatu wilayah dengan kriteria sebagai berikut:
1. Nilai LQ di sector i = 1. Ini berarti bahwa laju pertumbuhan sektor i di daerah studi k
adalah sama dengan laju pertumbuhan sektor yang sama dalam perekonomian daerah
referensi p;
2. Nilai LQ di sector lebih besar dari 1. Ini berarti bahwa laju pertumbuhan sektor i di
daerah studi k adalah lebih besar dibandingkan dengan laju pertumbuhan sektor yang
sama dalam perekonomian daerah referensi p. Dengan demikian, sektor i merupakan
sektor unggulan daerah studi k sekaligus merupakan basis ekonomi untuk
dikembangkan lebih lanjut oleh daerah studi k.
3. Nilai LQ di sector lebih kecil dari 1. Ini berarti bahwa laju pertumbuhan sektor i di
daerah studi k adalah lebih kecil dibandingkan dengan laju pertumbuhan sektor yang
sama dalam perekonomian daerah referensi p. Dengan demikian, sektor i bukan
merupakan sektor unggulan daerah studi k dan bukan merupakan basis ekonomi serta
tidak propektif untuk dikembangkan lebih lanjut oleh daerah studi k.
Tabel 6. Hasil dan Analisis LQ Kabupaten Banyuasin

LQ
Lapangan usaha 2013 2014 2015 2016 2017 rata-
rata
1. Pertanian, Kehutanan, dan 1.84 1.82 1.90 0.49 0.49 1.31
Perikanan
2. Pertambangan dan Penggalian 0.33 0.37 0.34 2.97 3.06 1.41
3. Industri Pengolahan 1.28 1.27 1.23 0.83 0.82 1.08
4. Pengadaan Listrik dan Gas 0.84 0.80 0.81 1.34 1.35 1.03
5. Pengadaan Air, Pengelolaan 0.12 0.12 0.12 8.32 7.81 3.30
Sampah, Limbah dan Daur Ulang
6. Konstruksi 1.17 1.16 1.21 0.87 0.85 1.05
7. Perdagangan Besar dan Eceran; 1.04 1.04 1.02 1.01 0.99 1.02
Reparasi Mobil dan Sepeda Motor
8. Transportasi dan Pergudangan 0.28 0.27 0.26 3.77 3.80 1.68

9. Penyediaan Akomodasi dan 0.34 0.33 0.32 3.26 3.23 1.49


Makan Minum
10. Informasi dan Komunikasi 0.05 0.55 0.54 1.84 1.81 0.96

11. Jasa Keuangan dan Asuransi 0.12 0.12 0.12 8.49 8.35 3.44
12. Real Estate 0.27 0.27 0.27 3.66 3.63 1.62

13. Jasa Perusahaan 0.13 0.13 0.13 7.56 7.72 3.13


14. Administrasi Pemerintahan, 0.84 0.83 0.77 1.27 1.25 0.99
Pertahanan dan Jaminan Sosial
Wajib
15. Jasa Pendidikan 0.09 0.88 0.90 1.04 0.97 0.78
16. Jasa Kesehatan dan Kegiatan 0.67 0.66 0.65 1.43 1.39 0.96
Sosial
17. Jasa lainnya 0.04 0.48 0.47 2.08 2.11 1.04

Sumber data : Badan Pusat Statistik Kabupaten Banyuasin (data diolah)

Dari hasil analisis diatas, sektor unggulan di kabupaten banyuasin yaitu sektor
pertambangan, pengadaan listrik, pengadaan, transportasi, penyediaan akomodasi, informasi
dan komunikasi, real estate, administrasi pemerintahan, jasa kesehatan, dan jasa lainnya.
Untuk sektor pertanian ,industry konstruksi dan jasa pendidikan di kabupaten banyuasin
belum menjadi sektor unggulan namun ada potensi akan menjadi sector unggul dalam jangka
waktu yang tidak diketahui.

2. TIPOLOGI KLASEN
Tipologi Klassen merupakan metode yang digunakan untuk mengidentifikasi dan
menganalisis sektor, subsektor, usaha/industri, atau komoditas unggulan atau prioritas suatu
daerah. Dalam analisis Klassen ini akan diperoleh informasi perbandingan antara kontribusi
dan pertumbuhan sektor maupun subsektor ekonomi. Ada empat tipologi yang menjelaskan
posisi suatu sektor atau subsektor ekonomi dalam analisis Klassen, yaitu:
a. Tipologi I: area dengan pertumbuhan dan pendapatan per kapita yang cukup tinggi
(high growth and income). Area ini disebut sebagai area cepat maju dan tumbuh.
b. Tipologi II: area dengan kategori maju tetapi tertekan (high income but low growth).
C. Tipologi III: area termasuk kategori berkembang dengan cepat (high growth but low
income).

Tipologi IV: area yang relatif tertinggal (low growth and low income).

Kriteria Ysektor ≥ Ypdrb Ysektor < Ypdrb


Rsektor ≥ Rpdrb Cepat maju dan Maju tetapi
cepat tumbuh tertekan
(prima) (berkembang)
Rsektor < Rpdrb Berkembang cepat
Relatif tertinggal
(potensial)

Keterangan:
Ysektor : nilai sektor i
Ypdrb : rata-rata nilai PDRB
Rsektor : pertumbuhan sektor i
Rpdrb : pertumbuhan PDRB

a. Rsektor ≥ Rpdrb dan Ysektor ≥ Ypdrb maka sektor subsektor, usaha/industri, atau
komoditas unggulan atau prioritas suatu daerah Cepat maju dan cepat tumbuh (prima)
b. Rsektor ≥ Rpdrb dan Ysektor < Ypdrb maka sektor subsektor, usaha/industri, atau
komoditas unggulan atau prioritas suatu daerah Maju tetapi tertekan (berkembang)
c. Rsektor < Rpdrb dan Ysektor ≥ Ypdrb maka sektor subsektor, usaha/industri, atau
komoditas unggulan atau prioritas suatu daerah Berkembang cepat (potensial)
d. Rsektor < Rpdrb dan Ysektor < Ypdrb maka sektor subsektor, usaha/industri, atau
komoditas unggulan atau prioritas suatu daerah Relatif tertinggal
Tabel 7. Tipologi Klasen

3. SHIFT SHARE
Analisis shift share umumnya dipakai untuk menganalisis peranan suatu sektor
ataupun pergeseran suatu sektor di daerah terhadap sektor yang sama dalam perekonomian
nasional. Data yang sering dianalisis adalah data yang terkait kegiatan ekonomi ataupun
ketenagakerjaan (Putra, 2011: 165). Mirip dengan penjelasan tersebut, analisis shift-share
untuk membandingkan perbedaan laju pertumbuhan sektor (industri) di wilayah yang sempit
disebut daerah dengan wilayah yang lebih luas disebut nasional (Tarigan, 2005: 85). Suatu
daerah yang memiliki banyak sektor yang tingkat pertumbuhannya lamban maka sektor
tersebut pertumbuhannya secara nasional juga akan lamban. Hal ini terjadi karena daerah-
daerah lain tumbuh lebih cepat (Putra, 20,11: 165).
Analisis shift share memiliki tiga komponen (Tarigan, 2005: 87-89; Putra, 2011: 165-
166) yaitu:
a) National share untuk mengetahui pergeseran struktur perekonomian suatu daerah
yang dipengaruhi oleh pergeseran perekonomian nasional.
b) Proportional shift adalah pertumbuhan nilai tambah bruto suatu sektor
dibandingkan total sektor di tingkat nasional.
c) Differential shift atau competitive position adalah perbedaan pertumbuhan
perekonomian satu daerah dengan nilai tambah bruto sektor yang sama di tingkat nasional.

Tabel 8. Shift Share


DAFTAR PUSTAKA

Teori Lq. Http://Simpangmahar.Blogspot.Com/2010/08/Metode-Location-Quotient-


Lq.Html (Diakses Pada Tanggal 21 May 2019)

Analisis Sektor Unggulan (Lq), Struktur Ekonomi (Shift Share), Dan Proyeksi Produk
Domestik Regional Bruto.
Https://Ejournal.Unitomo.Ac.Id/Index.Php/Ep/Article/Download/384/230. (Diakses Pada
Tanggal 21 May 2019)

Anda mungkin juga menyukai