Anda di halaman 1dari 12

ANALISA INDIKATOR MAKRO EKONOMI : PERTUMBUHAN

EKONOMI, TINGKAT PENGANGGURAN, KETIMPANGAN EKONOMI,


DAN INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA KABUPATEN SOLOK TAHUN
2016 – 2020

Syarif Hidayatullah
Magister Manajemen Universitas Andalas
+ 6287738981251
syahidofficials@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa dan mengevaluasi kinerja ekonomi dari
Kabupaten Solok berdasarkan indikator makro ekonomi yaitu, pertumbuhan ekonomi,
tingkat pengangguran, ketimpangan ekonomi, dan Indeks Pembangunan Manusia
dalam jangka waktu tahun 2016 – 2020. Temuan dari kajian ini bahwa selama masa
pengamatan tahun 2016 – 2020 terjadi penurunan pertumbuhan ekonomi yang
signifikan pada tahun 2020, tingkat pengangguran menurun, ketimpangan ekonomi
menurun, dan Indeks Pembangunan Manusia rendah.

Kata Kunci : Makro Ekonomi, Pertumbuhan Ekonomi, Laju Inflasi, Indeks


Pengembangan Manusia

ABSTRACT

This study aims to analyze and evaluate the economic performance of Solok
Regency based on macroeconomic indicators such as, economic growth,
unemployment rate, economic inequality, and Human Development Index from 2016
until 2020 period. The findings of this study are that during the 2016 – 2020
observation period, there is a significant decline in economic growth in 2020, the
unemployment rate decreased, economic inequality declined, and the Human
Development Index was low.

Keywords: Macro Economy, Economic Growth, Inflation Rate,


Human Development Index

1
1. PENDAHULUAN

Indikator makro ekonomi merupakan variabel penting yang biasa digunakan dalam
proses monitoring dan evaluasi kinerja ekonomi suatu daerah. Indikator-indikator
tersebut dapat menggambarkan permasalahan ataupun keunggulan yang dimiliki oleh
suatu daerah. Gambaran potensi ataupun permasalahan tersebut nantinya dapa
dijadikan sebagai dasar dalam membuat perencanaan dan kebijakan perekonomian
suatu daerah. Oleh karena itu, analisis indikator makro ekonomi sangat penting
dilakukan untuk dijadikan sebagai dasar melakukan perbaikan, peningkatan, dan
penguatan kinerja perekonomian, khususnya Kabupaten Solok di masa mendatang.
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisa kinerja perekonomian di
Kabupaten Solok berdasarkan indikator-indikator ekonomi makro yaitu, pertumbuhan
ekonomi, tingkat pengangguran, ketimpangan ekonomi, dan Indeks Pembangunan
Manusia. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pemerintah
Kabupaten Solok untuk mendapatkan analisa keunggulan ataupun permasalahan
ekonomi yang dialami selama periode tahun 2016 hingga 2020.

2. KERANGKA TEORI

2.1. Pertumbuhan Ekonomi


Pertumbuhan ekonomi adalah peningkatan atau kenaikan yang terjadi jangka
panjang pada kemampuan suatu negara untuk menyediakan beragam jenis komoditas
ekonominya pada masyarakat. Kemampuan ini bisa tumbuh diiringi dengan adanya
perkembangan teknologi, ideologi, serta penyesuaian kelembagaan negara terkait.
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi yaitu :
A. Faktor Ekonomi :
1. Sumber Alam
2. Akumulasi Model
3. Organisasi
4. Kemajuan Teknologi
5. Pembagian Kerja dan Skala Produksi
B. Faktor Non – Ekonomi
1. Faktor Sosial
2. Faktor Manusia
3. Faktor Politik dan Administrasi

2
Pertumbuhan ekonomi pada tahun tertentu nantinya dapat dilihat dengan cara
membandingkan PDRB riil tahun tersebut dengan tahun sebelumnya dengan
menggunakan rumus sebagai berikut :
R = Pertumbuhan Ekonomi
PDBrt = Produk Domestik Bruto Riil tahun tertentu
PDBrt-1 = Produk Domestik Bruto Riil tahun sebelumnya

2.2. Tingkat Pengangguran


Pengangguran adalah suatu
keadaan seorang yang tergolong dalam angkatan kerja ingin mendapatkan pekerjaan
tapi belum dapat memperolehnya. Analisa yang biasa digunakan untuk mengetahui
tingkat pengangguran di suatu daerah adalah analisa tingkat pengangguran terbuka.
Tingkat pengangguran terbuka terdiri dari : (1) Mereka yang tak punya pekerjaan
dan mencari pekerjaan; (2) Mereka yang tak punya pekerjaan dan mempersiapkan
usaha; (3) Mereka yang tak punya pekerjaan dan tidak mencari pekerjaan karena
merasa tidak mungkin mendapatkan pekerjaan; dan (4) Mereka yang sudah punya
pekerjaan, tetapi belum mulai bekerja. Persamaan yang biasa digunakan dalam mencari
presentase tingkat pengangguran terbuka adalah sebagi berikut :

2.3. Ketimpangan Ekonomi


Ketimpangan ekonomi adalah kondisi tidak ratanya pendapatan yang dimiliki oleh
masyarakat. Tingkat ketimpangan ekonomi ini biasa diukur dengan menggunakan Gini
Rasio. Pada metode ini, pendapatan masyarakat akan dikelompokkan menjadi
pendapatan rendah, pendapatan menengah, dan pendapatan tinggi dan dilihat seberapa
besar ketimpangan yang terjadi dari masing-masing pendapatan tersebut. Setelah itu,
nilai tersebut akan menjadi pedoman, apakah ketimpangan ekonomi yang terjadi pada
suatu daerah dapat diklasifikasikan baik atau buruk. Berikut klasifikasi Gini Rasio
beserta artinya :

3
Daerah dengan nilai Gini rasio diatas 2.2 dapat dikatakan memiliki tingkat
ketimpangan ekonomi yang tinggi. Kemudian, daerah dengan gini rasio diantara 1.8 –
2.2 dapat dikatakan memiliki tingkat ketimpangan ekonomi yang sedang. Lalu, daerah
dengan gini rasio dibawah 1.8 merupakan daerah dengan tingkat ketimpangan ekonomi
yang rendah dan memiliki tingkat pendapatan penduduk yang relatif hampir sama
besarnya. Analisa pada metode ini hanya akan menggunakan data Gini rasio perkotaan
dan pedesaan agar nantinya dapat dibandingkan dengan data Gini Rasio Provinsi
Sumatera Barat dan Indonesia.

2.4. Indeks Pembangunan Manusia


Salah satu indikator penting yang dianggap lebih dari sekedar pertumbuhan
ekonomi adalah Indeks Pembangunan Manusia (IPM). IPM merupakan indeks
gabungan dari tiga indikator : longevity sebagai ukuran harapan hidup, pengetahuan
yang diukur dengan kombinasi melek huruf penduduk dewasa dan gabungan rasio
pendidikan tinggi primer, sekunder, tersier, dan standar hidup layak yang diukur oleh
PDRB riil per kapita dalam paritas daya beli. Analisa IPM nantinya akan menggunakan
metode baru yang mempertimbangkan kesehatan, pengetahuan, dan pendapatan.

4
3. PEMBAHASAN

3.1. Analisa Pertumbuhan Ekonomi


Analisa pertumbuhan ekonomi menggunakan data sekunder PDRB riil Kabupaten
Solok periode 2016 hingga 2020 yang bersumber dari Badan Pusat Statistik Kabupaten
Solok. Data ini nantinya akan diolah dengan menggunakan persamaan yang telah
dijelaskan pada bagian kerangka teori, menggunakan pendekatan berdasarkan lapangan
usaha. Hasil analisa pertumbuhan ekonomi ditunjukkan oleh Tabel 3.1.

Tabel 3.1. Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Solok Periode 2016 – 2020

Growth %
No. Lapangan Usaha
2015-2016 2016-2017 2017-2018 2018-2019 2019-2020
1 Pertanian, Kehutanan dan Perikanan 3.0% 4.3% 2.6% 2.7% 0.9%
2 Pertambangan dan Penggalian 4.8% 2.9% 2.9% 3.1% -3.1%
3 Industri Pengolahan 6.8% -2.5% 6.2% -2.1% -3.0%
4 Pengadaan Listrik dan Gas 10.5% 4.3% 2.5% 2.0% -6.0%
5 Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, limbah dan Daur Ulang 2.4% 5.5% 5.2% 3.8% -1.8%
6 Konstruksi 6.9% 9.3% 8.7% 8.9% -3.5%
7 Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 6.1% 7.8% 8.1% 7.8% -0.8%
8 Transportasi dan Pergudangan 7.4% 4.9% 4.5% 6.3% -11.6%
9 Penyediaan Akomodasi dan makan minum 9.6% 10.3% 8.8% 9.7% -9.9%
10 Informasi dan Komunikasi 8.7% 8.9% 9.3% 10.0% 7.9%
11 Jasa Keuangan dan Asuransi 6.7% 4.7% 1.3% 2.7% 0.3%
12 Real Estate 5.6% 5.7% 5.8% 6.0% 0.0%
13 Jasa Perusahaan 4.3% 5.5% 5.7% 5.8% -4.5%
Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial
14 5.5% 5.5% 7.2% 5.5% -0.6%
Wajib
15 Jasa Pendidikan 9.2% 9.4% 8.7% 9.3% 4.5%
16 Q. Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 5.3% 6.7% 8.1% 8.6% 7.2%
17 RSTU. Jasa lainnya 6.3% 8.1% 8.1% 8.0% -11.7%
Total PDRB 5.3% 5.3% 5.2% 5.0% -1.1%

Dalam tabel 3.1. dapat dilihat bahwa secara keseluruhan, pertumbuhan ekonomi
dari Kabupaten Solok dari periode 2016 hingga tahun 2017 terlihat stagnan. Namun,
pada tahun berikutnya yaitu pada tahun 2018, pertumbuhan ekonomi Kabupaten Solok
mulai terlihat menurun sebesar 0.2 %. Kemudian puncak dari penurunan pertumbuhan
ekonomi terjadi pada tahun 2020 sebesar – 1.1 % yang tentunya disebabkan oleh
pandemi covid-19.
Pada tabel 3.1. terlihat pula bahwa industri pengolahan telah mengalami tren
penurunan, bahkan sebelum pandemi covid-19 terjadi. Pada tahun 2020 ketika pandemi

5
covid-19 menyerang, industri yang paling merasakan dampak dari pandemi ini adalah
industri transportasi dan pergudangan serta industri jasa. Penurunan tercatat sebesar
lebih dari 11 % dari masing-masing sektor.
Walaupun terjadi penurunan yang cukup signifikan dari beberapa sektor industri
di Kabupaten Solok, terdapat pula beberapa sektor industri yang masih menunjukkan
perkembangan yang pesat di kala pandemi ini, yaitu industri informasi dan komunikasi
serta industri jasa kesehatan dan kegiatan sosial yang masing-masing meningkat
sebesar lebih dari 7% pada tahun 2020.
Pemerintah sebaiknya melakukan perbaikan kinerja di bidang industri jasa dan
transportasi terlebih dahulu untuk menanggulangi masalah penurunan pertumbuhan
ekonomi. Hal ini disebabkan kedua industri tersebut merupakan industri yang
mengalami penurunan pertumbuhan ekonomi paling signifikan dibandingkan sektor
industri lain. Kemudian, pemerintah Kabupaten Solok juga dapat mulai melakukan
perbaikan pada sektor industri pengolahan yang mengalami penurunan yang cukup
besar bahkan sebelum pandemi covid-19 terjadi.
Apabila dibandingkan dengan laju pertumbuhan ekonomi Provinsi Sumatera barat
dan Indonesia, pada gambar 3.1 grafik perbandingan laju pertumbuhan ekonomi, dapat
disimpulkan bahwa laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Solok relatif lebih baik
dibandingkan laju pertumbuhan ekonomi Provinsi Sumatera barat dan Indonesia.

Gambar 3.1. Grafik Perbandingan Laju Pertumbuhan Ekonomi

6
3.2.Analisa Tingkat Pengangguran
Analisa tingkat pengangguran pada studi kali ini berdasarkan pada data
tingkat pengangguran terbuka Kabupaten Solok pada periode 2017 - 2020, yang
bersumber dari Badan Pusat Statistik Kabupaten Solok. Data ini nantinya akan diolah
dengan persamaan yang telah dijelaskan pada bagian kerangka teori.
Pengolahan data nantinya hanya akan menggunakan data statistik mulai dari tahun
2017 hingga tahun 2020, hal ini dikarenakan pada tahun 2016 data tingkat
pengangguran terbuka tidak tersedia di website BPS Kabupaten Solok. Berikut adalah
hasil analisa tingkat pengangguran terbuka Kabupaten Solok periode 2017 – 2020 yang
penulis rangkum dalam tabel 3.2. Tabel Tingkat Pengangguran Terbuka Kabupaten
Solok 2017 – 2020 :

Tabel 3.2. Tingkat Pengangguran Terbuka Kabupaten Solok 2017 – 2020

Tingkat Pengangguran Terbuka 2017 2018 2019 2020


Kabupaten Solok 6.1% 6.1% 4.7% 4.7%
Provinsi Sumatera Barat 5.6% 5.7% 5.4% 6.9%
Indonesia 5.6% 5.3% 5.2% 4.6%

Pada tabel 3.2. terlihat bahwa pada tahun 2017 hingga 2018 tingkat
pengangguran terbuka di Kabupaten Solok melebihi tingkat pengangguran Provinsi
Sumatera Barat dan bahkan Indonesia yaitu sebesar 6.1 %. Namun, pada tahun 2019
hingga tahun 2020 tingkat pengangguran terbuka Kabupaten Solok menurun drastis
hingga berada dibawah tingkat pengangguran Provinsi Sumatera Barat dan Indonesia
khususnya pada tahun 2019. Sehingga dapat disimpulkan tingkat pengangguran dari
Kabupaten Solok relatif baik karena memiliki tren menurun tiap tahunnya. Penulis
telah memvisualisasikan data tabel 3.2. dalam bentuk grafik untuk memudahkan
analisa tingkat pengangguran terbuka ini.

7
Gambar 3.2. Grafik Perbandingan Tingkat Pengangguran Terbuka Kabupaten Solok
tahun 2017 – 2020

3.3. Indeks Pembangunan Manusia


Analisa Indeks Pembangunan Manusia (IPM) ini menggunakan data IPM
Kabupaten Solok periode 2016 hingga 2020 yang bersumber dari Badan Pusat Statistik
Kabupaten Solok. Data ini nantinya akan diolah dengan menggunakan persamaan yang
telah dijelaskan pada bagian kerangka teori dan dibandingkan dengan nilai IPM
Provinsi Sumatera Barat dan Indonesia sebagai pembanding kondisi IPM Kabupaten
Solok. Hasil analisa IPM Kabupaten Solok ditunjukkan oleh Tabel 3.3.

Tabel 3.3. Tabel Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Solok 2016 – 2020
Indeks Pembangunan Manusia 2016 2017 2018 2019 2020
Kabupaten Solok 67.7% 67.9% 68.6% 69.1% 69.1%
Provinsi Sumatera Barat 70.7% 71.2% 71.7% 72.4% 72.4%
Indonesia 70.2% 70.8% 71.4% 71.9% 71.9%

Pada tabel diatas dapat dilihat bahwa IPM Kabupaten Solok selalu meningkat
setiap tahunnya. Peningkatan paling besar terjadi dari tahun 2017 ke 2018 sebesar
0.7%. Hal ini menunjukkan bahwa kebijakan pemerintah terkai pembangunan manusia
di sektor kesehatan, pendidikan, dan pengeluaran rumah tangga dapat di aplikasikan
dengan baik.
Namun, apabila IPM Kabupaten Solok dibandingkan dengan IPM Provinsi
Sumatera barat dan Indonesia, nilai IPM dari Kabupaten Solok masih berada di

8
peringkat bawah atau dapat dikatakan kurang maksimal. Selisih nilai IPM Kabupaten
Solok dengan Provinsi Sumatera Barat ataupun Indonesia adalah kurang lebih sebesar
3%.
Hal ini menunjukkan bahwa kinerja pembangunan manusia pemerintahan
Kabupaten Solok masih belum maksimal dibandingkan Provinsi Sumatera Barat
ataupun Indonesia Pemerintahan Kabupaten Solok harus berupaya lebih keras untuk
meningkatkan lagi kinerja pembangunan manusia di daerah Kabupaten Solok kurang
lebih sebesar 3 % agar bisa sejajar dengan kinerja IPM Provinsi Sumatera Barat
ataupun Indonesia. Berikut grafik perbandingan nilai IPM Kabupaten Solok dengan
Provinsi Sumatera Barat dan Indonesia :

Gambar 3.3. Perbandingan IPM Kabupaten Solok dengan Provinsi Sumatera Barat
dan Indonesia Tahun 2016 – 2020

3.4. Ketimpangan Ekonomi


Analisa ketimpangan ekonomi ini akan menggunakan data ketimpangan ekonomi
dalam bentuk Gini Rasio pedesaan dan perkotaan Kabupaten Solok periode 2016
hingga 2020 yang bersumber dari Badan Pusat Statistik Kabupaten Solok. Data ini
nantinya akan dibandingkan dengan data Gini Rasio Provinsi Sumatera Barat dan
Indonesia untuk melihat apakah bagaimana kondisi ketimpangan ekonomi Kabupaten
Solok jika dibandingkan dengan Provinsi Sumatera Barat ataupun Indonesia. Hasil
analisa ketimpangan ekonomi Kabupaten Solok akan ditunjukkan oleh Tabel 3.4.

9
Tabel 3.4. Perbandingan Gini Rasio Kabupaten Solok tahun 2016 – 2020

Gini Rasio Pedesaan + Perkotaan 2016 2017 2018 2019 2020


Kabupaten Solok 3.3 3.1 3.2 2.8 2.7
Provinsi Sumatera Barat 3.1 2.9 3.0 3.0 3.0
Indonesia 3.9 3.9 3.8 3.8 3.8

Secara garis besar, tingkat ketimpangan ekonomi Kabupaten Solok tahun 2016 –
2020 diklasifikasikan ke tingkat ketimpangan ekonomi yang tinggi. Hal ini dibuktikan
dari nilai Gini Rasio Kabupaten Solok tidak ada yang berada di bawah nilai 2.2.
Walaupun tingkat ketimpangan ekonomi Kabupaten Solok relatif tinggi, tingkat
ketimpangan ekonomi Kabupaten Solok mulai dari tahun 2016 hingga 2020 setiap
tahunnya selalu mengalami penurunan walau sempat terjadi kenaikan pada tahun 2018.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa pemerintah Kabupaten Solok telah berhasil
mengusahakan penurunan tingkat ketimpangan ekonomi setiap tahunnya mulai dari
tahun 2016 hingga 2020. Namun pemerintah Kabupaten Solok tetap harus meninjau
ulang berbagai keputusan pemerintah terkait pendapatan masyarakat karena walaupun
terjadi penurunan, nilai gini rasio Kabupaten Solok tetaplah tergolong tinggi.
Gini Rasio Kabupaten Solok secara garis besar lebih kecil dibandingkan nilai Gini
Rasio Provinsi Sumatera Barat ataupun Indonesia, khususnya pada tahun 2019 dan
2020. Sehingga, dapat diartikan ketimpangan ekonomi Kabupaten Solok pada tahun
2016 – 2020 lebih kecil dibandingkan Provinsi Sumatera Barat ataupun Indonesia.
Analisa ini dapat dilihat lebih lanjut pada gambar 3.4. grafik perbandingan Gini Rasio
Kabupaten Solok, Provinsi Sumatera barat, dan Indonesia :

Gambar 3.3. Perbandingan Gini Ratio Kabupaten Solok dengan Provinsi Sumatera
Barat dan Indonesia Tahun 2016 – 2020

10
4. KESIMPULAN DAN SARAN

a. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisa empat indikator makro ekonomi yaitu pertumbuhan
ekonomi, tingkat pengangguran, indeks pembangunan manusia (IPM), dan
ketimpangan ekonomi, dapat disimpulkan bahwa kebijakan makro ekonomi Kabupaten
Solok dapat dikatakan relatif bagus. Hal ini dibuktikan bahwa 3 dari 4 indikator makro
ekonomi yang telah dianalisa oleh penulis menunjukkan hasil yang positif.
Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Solok relatif bagus bila dibandingkan dengan
pertumbuhan ekonomi Provinsi Sumatera Barat ataupun Indonesia. Hal tersebut juga
diikuti oleh indikator-indikator lain seperti tingkat pengangguran dan ketimpangan
ekonomi. Secara garis besar Kabupaten Solok berada pada nilai tengah bahkan lebih
unggul dari Provinsi Sumatera Barat ataupun Indonesia. Namun, berbeda halnya
dengan Indeks Pembangunan Manusia, Kabupaten Solok berada jauh tertinggal
dibawah Provinsi Sumatera Barat ataupun Indonesia.
b. Saran
Ketertinggalan dalam Indeks Pembangunan Manusisa ini menjadi tugas besar
bagi pemerintahan Kabupaten Solok untuk menata ulang kebijakan-kebijakan terkait
pembangunan manusia, mulai dari kebijakan terkait pendidikan, kesehatan, dan
pengeluaran rumah tangga masyarakatnya. Hal ini dilakukan agar nantinya dimasa
depan Kabupaten Solok dapat mengejar ketertinggalan pada indikator indeks
pembangunan manusia, agar dapat menyamai bahkan melampaui Provinsi Sumatera
Barat ataupun Indonesia.

5. DAFTAR PUSTAKA

Bariyah, Nurul., 2015, Analisis Indikator Fundamental Ekonomi Daerah di Kalimantan


Barat : Pertumbuhan Ekonomi, Pendapatan Perkapita dan HDI, Jurnal Ekonomi
Bisnis dan Kewirausahaan, Vol 4, pp. 72-93.
BPS, 2021, Kabupaten Solok dalam Angka 2021, Solok : Badan Pusat
Statistik Kabupaten Solok.
BPS, Gini rasio Menurut Provinsi dan Daerah,
https://www.bps.go.id/indicator/23/98/1/gini-ratio-menurut-provinsi-dan-
daerah.html (Diakses Online 10 Februari 2022)
BPS, Gini rasio Menurut Kabupaten dan Kota di Sumatera Barat,
https://sumbar.bps.go.id/indicator/23/83/1/gini-ratio-menurut-kabupaten-kota-
di-sumatera-barat.html (Diakses Online 10 Februari 2022)
BPS, Indikator Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Metode baru 2019 -2021,
https://sumbar.bps.go.id/indicator/26/135/1/indikator-indeks-pembangunan-
manusia-ipm-metode-baru.html (Diakses Online 10 Februari 2022)

11
BPS, [Metode Baru] Indeks Pembangunan Manusia menurut Provinsi 2016 - 2018,
https://www.bps.go.id/indicator/26/494/2/-metode-baru-indeks-pembangunan-
manusia-menurut-provinsi.html (Diakses Online 10 Februari 2022)
BPS, Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan Menurut Lapangan
usaha Kabupaten Solok, https://solokkab.bps.go.id/indicator/52/50/1/produk-
domestik-regional-bruto-atas-dasar-harga-konstan-menurut-lapangan-usaha-
kabupaten-solok.html (Diakses Online 10 Februari 2022).
BPS, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Menurut Kabupaten/Kota (Persen),
https://sumbar.bps.go.id/indicator/6/139/1/tingkat-pengangguran-terbuka-tpt-
menurut-kabupaten-kota.html (Diakses Online 10 Februari 2022)
BPS, Tingkat Pengangguran Terbuka Menurut Provinsi (Persen),
https://www.bps.go.id/indicator/6/543/1/tingkat-pengangguran-terbuka-
menurut-provinsi.html (Diakses Online 10 Februari 2022)
Darma, Budi., 2021, Pengaruh Jumlah Penduduk Terhadap Pertumbuhan Ekonomi
Kabupaten Teb Tahun 2016 – 2020, Jurnal Citra Ekonomi, Vol 2, pp 86 – 92.
Maryanti, Sri., 2009, Analisa Pertumbuhan Ekonomi dan Tingkat Kemiskinan di
Provinsi Riau, Pebkis Jurnal, Vol 1, pp 150-158.
Restiatun, 2020, Analisa Indikator Makro Ekonomi Kabupaten Sekadau Tahun 2015-
2019, Prosiding Seminar Akademik Tahunan Ilmu Ekonomi dan Studi
Pembangunan 2020, pp 197-207.
Yani, Akhmad., 2020, Analisa Indikator Makro Ekonomi Kabupaten Sintang Tahun
2015 - 2019, Prosiding Seminar Akademik Tahunan Ilmu Ekonomi dan Studi
Pembangunan 2020, pp 176-196.

12

Anda mungkin juga menyukai