PROPOSAL PENELITIAN
Oleh :
DIO PRASETYO
NIM C1A017023
Pada dasarnya, kemajuan moneter memiliki empat aspek utama, khususnya: (1)
pembangunan, (2) pelonggaran kebutuhan, (3) perubahan atau perubahan keuangan, dan (4)
perbaikan yang layak dari budaya agraris ke budaya modern. Perubahan mendasar adalah
penting untuk perluasan dan pembangunan yang layak dan pengurangan kemiskinan, sama
porsi area esensial (pertanian), (2) peningkatan porsi area opsional (industri), dan (3 ) bagian
daerah tersier (administrasi) yang juga menambah pemekaran sesuai dengan perkembangan
Isu-isu yang sering dibahas adalah: (1) terlepas dari apakah penurunan porsi
makanan sesuai dengan penurunan porsi bisnis sektoral, dan (2) bisnis berkembang pesat.
Jika perubahan tersebut tidak disesuaikan, diharapkan akan terjadi kemelaratan dan double-
Perubahan strukrur itu sendiri adalah jalannya perubahan desain perekonomian dari
yang terjadi di negara non industri adalah perubahan dari kawasan hortikultura ke kawasan
modern. Perubahan desain atau perubahan ekonomi dari konvensional ke masa kini secara
struktur bisnis, penciptaan, pertukaran, dan berbagai variabel yang diperlukan tanpa henti
untuk meningkatkan gaji dan bantuan sosial pemerintah melalui memperluas gaji per kapita.
(Chenery 1986).
Pembangunan moneter publik mempengaruhi desain keuangan lokal karena
pembangunan publik berdampak pada pembangunan teritorial, dengan alasan bahwa daerah
tersebut merupakan bagian dalam suatu negara. Indonesia 3 adalah negara kesatuan, di mana
rencana perbaikan menggabungkan rencana publik dan rencana provinsi. Kemajuan moneter
yang terletak di daerah pedesaan, modern, pertukaran dan administrasi yang telah
saling terkait. Suatu daerah dapat dikatakan maju jika dijunjung tinggi keterbukaan
informasi, adanya aset reguler yang cukup diawasi oleh SDM yang mungkin dapat
permlntaan domestik, prodksi dan perdagangana global. Hal ini sering disinggung sebagai
proses alokasi, biasanya ditandai oleh perubahan strukrur ekonomi. Salah satu bagian utama
dari proses yang disebutkan sebelumnya adalah ditandai dengan perubahan kompsisi PDRB
.Dalam menghadapi persaingan dunia yang semakin maju Indonesia dituntut untuk
pembangnan ekonmi. Otonomi daerah adalah salah satu langka pemerinta dalam mengatur
sistm perekonomian berdasarkan potenensi disuatu daerah tertentu dan mengetahui setiap
mengenai anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD). (Hamzah Halim, 2010)
Indonesia merupkan negara yang memilki 34 provinsi, yg merupakn negara agraris yang
seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan inovasi bergerak menuju negara modern.
Perkembangan ekonomi yang tak terhindarkan dan perkembangan moneter yang tinggi telah
sebenarnya, dan pembangunan moneter Sumatera terus berkembang, masih ada beberapa
Provinsi bengkulu merupakan provinsi yang terletak di sebelah barat pegunungan bukit
barisan. Luas wilayah provinsi bengkulu mencapai lebih kurang 1.991.933 hektar atau
19.919,33 kilometer persegi dengan jumlah penduduk sebanyak 1.991.838 jiwa yang terdiri
atas 1.014.918 jiwa penduduk laki-laki dan 976.920 jiwa penduduk perempuan ditahun 2019
bidang pertanan tanaman pangan, perkebunan, hewan dan perikanan. Ukuran PDRB
bergantung pada kemampuan aset normal dan variabel penciptaan suatu negara. PDRB saat
ini dapat digunakan untuk mengevaluasi perkembangan moneter daerah untuk lebih
Berdasarkan data tabel 1.1 Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bengkulu, pada tabel
berikut dapat dilihat Kontribusi Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga
Konstan 2010 dari tahun 2015 sampai tahun 2019 di Pulau Sumatra dari 10 provinsi tersebut
terus mengalami kenaikan akan tetapi ada yang mengalami penurunan namun secara rata-
PDRB
No Provinsi
2015 2016 2017 2018 2019
1 Aceh 5,74 5,69 5,68 5,68 5,66
2 Sumatera Utara 22,48 22,67 22,87 22,98 23,13
3 Sumatera Barat 7,17 7,27 7,31 7,35 7,39
4 Riau 22,89 22,46 22,05 21,61 21,26
5 Jambi 6,37 6,38 6,4 6,4 6,4
6 Sumatera Selatan 12,99 13,04 13,2 13,38 13,53
7 Bengkulu 1,94 1,95 1,97 1,98 1,98
8 Lampung 10,17 10,25 10,39 10,45 10,53
9 Kep. Bangka Belitung 2,34 2,33 2,34 2,34 2,31
10 Kepulauan Riau 7,91 7,96 7,79 7,83 7,81
Total 100 100 100 100 100
Sumber: BPS, Provinsi Bengkulu
Dari tabel 1.1 Menunjukkan tingkat kontribusi PDRB antar Provinsi di Pulau
Sumatera. Terdapat 4 provinsi yang memiliki nilai rata-rata tinggi yaitu Provinsi Riau
dengan nilai tertinggi di tahun 2015 sebesar 22,89% sedangkan di tahun 2019 menjadi
urutan kedua sebesar 21,26%, Provinsi Sumateta Utara di tahun 2015 sebesar 22,48% dan
pada tahun 2019 menjadi yang tertinggi yaitu 23,13%, diikuti Provinsi Sumatera Selatan
ditahun 2015 sebesar 12,95% sementara itu ditahun 2019 naik menjadi 13,53%, dan
Provinsi Lampung ditahun 2015 menunjukan pada angka 10.17% namun pada tahun 2019
mengalami kenaikan 10,48%. Sedangkan untuk provinsi dengan nilai kontribusi pdrb yang
terendah meliputi Provinsi Kepulauan Bangka Belitung tahun 2015 pada angka 2,34%
sedangkan 2019 pada angka 2,31% dan Provinsi Bengkulu menjadi provinsi yang memiliki
nilai kontribusi pdrb yang terendah tahun 2015 sebesar 1,94% sedangkan 2019 naik menjadi
1,98%. Hal ini menjadi Bengkulu menjadi provinsi yang memiliki kontribusi PDRB yang
terendah di Sumatera.
Perkembangan berbagai sector ekonomi selama tahun 2015 sampai dengan tahun
2019 menunjukan peningkatan, hal ini terlihat dari kontribusi PDRB Bengkulu atas dasar
harga konstan 2010. pada tabel 1.2 berikut merupakan perkembangan sector dan kontribusi
sector yang memilki nilai PDRB tertinggi dibandingkan sector lainny. Hal ini membuktikn
bahwa sector tersier di Provinsi Bengkulu menjadi sector terbesar dlm menyumbang
pemdapatan PDRB, Kedua disusuli oleh sector primer dan terakhir sector sekunder.
Pada tabel 1.2 menunjukan bahwa pola struktur perekonomian di provinsi Bengkulu
dari tahun 2015-2019 menunjukan pola T-P-S, yaitu sector tersier sebagai penyumbang
Dilihat dari tabel 1.2 menunjukan adanya perkembangan yang terjadi terhadap
sector primer, sector sekunder dan sector tersier. Pada 5 tahun terakhir memperlihatkan
sector yang memiliki sector yang memiliki kontribusi terbesar dalam menunjukan PDRB di
Provisi Bengkulu adalah tersier dengan nilai PDRB sebesar Rp.119,301,97 dengan 282,74%
angka ini bisa dikatakan cukup besar dibandingkan dengan sector-sector lainnya, seperti
halnya sector primer dengan angka PDRB nya 5 tahun terakhir hanya Rp 67.174,81 dengan
kontribusi 159,70% sementara itu sector sekunder berada pada urutan terakhir pada angka
ekonomi maka pemerintah memiliki peran yang penting. Pemerintah seharusnya melakukan
Konsumsi pemerintah teritorial (umum dan kabupaten/kota) yang tercermin dalam APBD
dipisahkan menjadi dua kelompok utama, yaitu penggunaan rutin atau penggunaan konvensi
provinsi dan penggunaan perbaikan atau penggunaan bantuan publik. Dari kedua jenis
penggunaan tersebut, penggunaan rutin merupakan jenis penggunaan yang paling banyak
banyak kabupate. Pengeluara rutin mencakup penggunaan staf, barang dagangan, dukungan,
tahun ketahun.
Tabel 1.3 Realisasi Belanja Pemerintah Provinsi Bengkulu Menurut Jenis Belanja
Provinsi Bengkulu
Tahun BTL BL Total
2010 521.635.607 449.562.954 971.198.561
2011 494.038.124 515.176.929 1.009.215.053
2012 786.792.319 731.660.414 1.518.452.805
2013 795.311.582 931.694.776 1.727.006.358
2014 908.754.313 1.025.967.285 1.934.721.598
2015 1.222.626.500 1.336.502.893 2.459.129.292
2016 1.219.472.558 1.117.674.418 2.337.147.039
2017 1.500.252.284 1.366.961.042 2.867.213.326
2018 1.622.411.064 1.357.167.172 2.979.578.236
2019 1.568.400.511 1.549.903.066 3.118.303.518
Sumber: BPS, Provinsi Bengkulu
Dari tabel 1.3 Menunjukkan adanya perbedaan dalam jumlah pengeluaran yang
dilakukan oleh pemerintah untuk tiap daerah setiap tahunnya. Secara umum pengeluaran
pemerintah berdasarkan data APBD dari tahun 2010-2019 mengalami peningkatan setiap
tahunnya. Secara umum, pengeluaran pemerintah dalam bentuk Belanja Tidak Langsung
dan Belanja Langsung pada tahun 2010 memiliki nilai Rp. 521.635.607 dan Rp.
449.562.954, tahun 2015 Belanja Tidak Langsung dan Belanja Langsung menjadi Rp.
1.222.626.500 dan tahun terakhir 2019 menjadi Rp. 1.568.400.511 dan Rp. 1.549.903.066
Hal ini pula yang diduga mempengaruhi Perubahan struktur ekonomi diprovinsi bengkulu.
Menurut Tambuhan (2001), Pengeluaran pemerintah secara langsung dan tidak langsung
pengeluaran pemerintah, akan semakin tinggi perubahan struktur ekonomi dari sektor
Pertanian ke sektor Industri dan sektor Jasa. Sebaliknya, jika semakin rendah pengeluaran
pemerintah, akan semakin rendah perubahan struktur ekonomi dari sektor pertanian menuju
Maka dari itu berdasarkan uraian diatas maka topic yang relevan dalam penelituan ini
adalah berjudul ‘’Analisis pengarh pengeluaran pemerintah, dan jumlah penduduk terhadp
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, Maka rumusan
masalahnya adalah :
sector tersier ?
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Hasil dari penulusian peneliti diharapkan dapat mengetahui apakah ada pengaruh
2. Hasil dari peneltian ini diharapkan mampu dijadikan referensi dan dikembangkan
berupa identifikasi kabupaten/kota. Dalam model Regresi data panel dimana data panel
merupakan gabungan antara data time series dan data cross section. Dan variabel
penelitian ini adalah Belanja tidak langsung (X1), Belanja tidak langsung (X2) dan jumlah
A. Landasan Teori
Dalam tinjauan ini, diperlukan beberapa hipotesis dan hasil pemeriksaan dari beberapa
penyelidikan masa lalu yang diidentifikasi dengan masalah yang sebanding, sehingga ini
dapat menjadi alasan bagi para ilmuwan dalam melakukan eksplorasi ini.
yang dikelola negara terdekat dan semua komponen masyarakat dalam menangani semua
aset lancar di daerah tersebut. Kemajuan keuangan seperti yang ditunjukkan oleh Todaro
dan Smith (2004) dicirikan sebagai batas ekonomi publik yang kondisi moneter dasarnya
cukup statis dan kemudian berubah selama rentang waktu yang signifikan. Untuk situasi ini
Todaro (2004) mengungkap tiga prinsip panduan dalam kemajuan suatu lokal: Kekuatan;
kapasitas untuk mengatasi masalah mendasar (pakaian, makanan, surga, kesejahteraan, dan
Dari perspektif ekspansif, perbaikan ruang harus memperluas kebanggaan sebagai orang di
sekitar sana. Independensi dari administrasi; Menurut Blakely (1989) yang dirujuk oleh
Mudrajad Kuncoro (2004), peningkatan moneter provinsi adalah interaksi di mana negara-
negara tetangga dan semua bagian masyarakat mengawasi berbagai aset yang ada dan
menyusun contoh asosiasi untuk membuat posisi baru dan memperkuat kemajuan tindakan
membangun upah per kapita yang asli dan memiliki komponen pemerataan atau nilai dalam
upah dan pembukaan usaha. Dengan mengetahui tujuan dan sasaran kemajuan, prosedur
peningkatan potensial saat ini akan lebih terlibat dan metodologi akan berubah menjadi
aturan untuk negara bagian terdekat atau setiap individu yang akan melakukan latihan bisnis
teritorial di ruang yang bersangkutan. Sejalan dengan itu, dalam menyusun suatu
metodologi untuk membina harapan yang ada di daerah, dapat ditempuh langkah-langkah
berikut: Membedakan daerah pergerakan mana yang mungkin dapat dibentuk dengan
Makna perkembangan moneter pada dasarnya unik dalam kaitannya dengan gagasan
perputaran keuangan, namun dari perbedaan itu cenderung dirasakan bahwa dalam mengkaji
keuangan sebagai salah satu tolak ukur pencapaian perbaikan yang signifikan mengingat hal
itu termasuk upaya membangun kreasi daerah. ini harus dirangkai dengan tujuan yang
setiap periode masyarakat umum akan memperluas kapasitasnya untuk mengirimkan tenaga
kerja dan produk. Ini karena perluasan dalam unsur-unsur umum penciptaan. Setip
tahun/periode jumlah tenaga kerj akan terus bertamba krn adanya kumpulan orang-orang
yang akan memasuki angkatan kerja. Spekulasi masa lalu akan membangun modal barang
dagangan dan batas penciptaan di masa sekarang. Selain itu, usaha umumnya diikuti oleh
perbaikan inovatif dalam metode penciptaan, dan ini akan mempercepat batas ekspansi yang
pembangunan moneter sesuai dengan peningkatan batas penciptaan yang digerakkan oleh
Ket.
Pengeluaran pemerintah akan digunakan untuk barang modal, tenaga kerja pelanggan
dan produk. Pengeeluaran pemerintah melalui adalah penggunaan uang tunai dan aset suatu
negara untuk mendanai latihan yang dikoordinasikan oleh negara atau pemerintah untuk
kegunaan ini ditujukan untuk mencapai bantuan pemerintah kepada masyarakat secara
keseluruhan. Hal ini cenderung disimpulkan bahwa konsumsi administrasi adalah rencana
pengeluaran yang digunakan oleh otoritas publik dalam membiayai berbagai kegiatan dan
penggunaan yang berbeda untuk membuat daerah setempat berkembang secara keseluruhan.
Tugas otoritas publik sangat penting untuk mengatur jalannya perekonomian untuk
1) Biaya rutin.
Konsumsi rutln yaitu penggunaan yang dilakukan oleh otoritas publik untk
mengikuti serta mengawasi pemerintah sehari hari, termasuk penggunaan tenaga kerja,
penggunaan barang dagangan, berbagai jenis sponsor angsuran dan bunga atas
dalam menjaga dengan otoritas publik, melalui konsumsi rutin, otoritas publik dapat
menyelesaikan tujuan utamanya untuk mengikuti dukungan, latihan fungsional dan
pemeliharaan sumber daya negara, komitmen kepada pihak luar, keamanan orang miskin
2) Peningkatan Konsumsi
proyek-proyek kemajuan yang dibebankan pada rencana belanja negara dalam rangka
penggunaan sebagai pembiayaan rupiah mulai dari dalam negeri dan dari luar negeri
sebagai proyek, 2) penggunaan melalui pembiayaan yang bersumber dari luar negeri
Sebagaimana ditunjukkan oleh hipotesis yang dibuat oleh Rostow dan Musgrave yang
khususnya tahap yang mendasari, tahap sedang dan tahap tingkat tinggi. Pada tahap awal
pergantian peristiwa keuangan, tingkat usaha pemerintah untuk menambah spekulasi sangat
besar karena pada tahap ini otoritas publik harus memberikan kerangka, seperti instruksi,
Pada fase tengah pergantian peristiwa keuangan, usaha pemerintah masih diperlukan,
namun pada tahap ini pekerjaan spekulasi swasta semakin besar. Tugas otoritas publik tetap
besar di tengah-tengah, dengan alasan bahwa pekerjaan swasta yang sangat besar
memberikan tenaga kerja dan produk publik dalam jumlah yang lebih besar dan kualitas
yang ramah, misalnya, program bantuan pemerintah lanjut usia, program sekolah, proyek
administrasi kesejahteraan umum, kerangka kerja, dll. Hipotesis Rostow dan Musgrave
adalah pandangan yang muncul dari persepsi yang bergantung pada perbaikan moneter yang
dialami oleh banyak negara, namun tidak bergantung pada hipotesis tertentu selain tidak
pasti apakah fase-fase perkembangan keuangan terjadi secara bertahap, atau beberapa fase
Hipotesis ini dikenal sebagai The Uprooting Impact dimana hipotesis ini bergantung pada
individu tidak memilih untuk membayar biaya yang semakin banyak untuk mendukung
pengeluaran pemerintah yang sedang berkembang. Hipotesis ini didasarkan bahwa daerah
memiliki tingkat duty resistance, dimana masyarakat pada umumnya dapat memahami
besarnya tuntutan pengeluaran yang dibutuhkan oleh otoritas publik untuk mendanai
konsumsi pemerintah
Seperti yang ditunjukkan oleh Suminto (2004) konfigurasi baru untuk belnja Negara
yaitu:
Yang dimaksud dengan Penggunaan pemerinta psat menurut undang undang n0m0r
41 tahn 2008 tentang rencana keuangan pendapatan dan penggunaan Negara tahun 2009
pasal 1 ayt 11 yaitu: belnja pemrintah pust terdidri , konsumsi modal , angsuran bunga
obligasi, wakaf, belanja penghargaan, bantuan sosial, dan penggunaan yang berbeda Belanja
a) Belanja Pekerja
membayar kompensasi yang representatif, termasuk imbalan yang berbeda yang menjadi
kebebasan mereka, dan membayar honorarium, waktu tambahan, remitansi luar biasa
dan penggunaan pekerja, serta membayar tunjangan. dan cakupan medis (komitmen
Dengan pengaturan ini, Anda akan melihat pos-pos yang mencakup antara angkatan
kerja menggunakan rutinitas yang didelegasikan dan peningkatan. Ini adalah tempat di
oleh suminto 2004 yaitu: “Belnja produk dilakukan untuk mendanai pelaksanaan
fungsional pemerintah untuk perolehan tenaga kerja dan produk, dan biaya untuk
memenuhi sumber daya negara. Kemudian lagi, itu umumnya diharapkan bernama
peningkatan konsumsi.
c) Konsumsi modal
usaha (sebagai sumber daya tetap dan sumber daya yang berbeda). Hal-hal konsumsi
modal diperinci untuk penggunaan modal pada barang-barang tetap. /sumber daya aktual
Menurut Srl lestari (2011) yaitu sebgai ‘’Bunga angsuran atas obligasi yang
e) Subsidi
mewajibkan semua konsumsi negara yang dialokasikan untuk membayar bobot sponsor
keberadaan banyak individu, untuk menjaga nilai kesehatan sehingga sangat baik
mungkin masuk akal oleh sebagian besar pertemuan individu. Sponsor diberikan melalui
f) Belanja Penghargaan
publik atau negara teritorial lainnya, organisasi lokal, jaringan dan asosiasi wilayah lokal
g) Bantuan Sosial
Bantuan sosial sebagaimana dimaksud oleh suminto (2004) yaitu ‘’Bantuan yang
mewajibkan semua konsumsi negra dibagi sebgai gerakan uang tunai/barng yang di beri
kepda penghuni, untuk menghindari bahaya sosial yang mungkin terjadi, misalnya pindah
h) Belanja Lainnya
Yang dimaksud dengan Konsumsi lain yaitu: “Penggunaan rencana keuangan untk
latihan-latihan yg bersifat aneh dan tidak dapat diandalkan untuk diulang kembali, seperti
peristiwa bencana para eksekutif, malapetaka sosial, dan penggunaan lain yang tidak
Arti Penggunaan Daerah menurut Suminto (2004) adalah sebagai berikut: “Mencari
lokal mewajibkan semua konsumsi pemerintah pusat yang ditunjuk untuk kabupaten,
2.4 Penduduk
2.4.1 Arti Penduduk
memberikan tenaga kerja, spesialis, dan visioner bisnis yang diharapkan untuk melakukan
latihan moneter.
Badan Pengukuran Pusat mencirikan penduduk sebagai semua individu yang hidup
dalam ruang geologis Negara Kesatuan Republik Indonesia dalam waktu yang cukup lama
atau lebih atau yang hidup di bawah setengah tahun namun berniat untuk menetap.
Pembangunan kependudukan adalah harmoni yang unik antara kekuatan yang ekspansi dan
tertentu pada waktu tertentu dari waktu yang lalu. Perkembangan penduduk yang cepat
menghadirkan masalah yang signifikan untuk bantuan pemerintah dan untuk perbaikan,
maka jumlah individu yang sangat besar jika tidak disesuaikan dengan bantuan keuangan
yang tinggi akan menciptakan berbagai masalah seperti kemiskinan dan rapuhnya kondisi
masyarakat secara keseluruhan. Oleh karena itu, upaya untuk membendung pembangunan
dan peningkatan jumlah individu dari tahun ke tahun perlu dilakukan untuk memberikan
jabatan dan pondasi serta peningkatan nilai SDM akan dilakukan dan pengurangan jumlah
penduduk merupakan salah satu tahapan penting dalam mempercepat laju pembangunan.
perkembangan moneter.
secara nyata untuk mengandung seorang anak atau penggandaan nyata seorang
Kesuburan atau kelahiran adalah salah satu faktor yang meningkatkan populasi
2. Mortalitas (kematian), merupakan salah satu dari tiga bagian segmen yang dapat
negara.
tinggi dari laju pembangunan modern dan perkembangan keuangan akan membuka
posisi terbuka.
Struktur ekonomi dapat dicirikan sebagai pengaturan pekerjaan setiap bidang dalam
perekonomian, baik yang ditunjukkan oleh bidang usaha maupun pembagian wilayah
menjadi wilayah esensial, tambahan, dan tersier. Area moneter dengan area dapat dilihat
berdampingan.
Pendekatn yang digunakan adalah jenis pendekatn pendpatan yang biasa disebut
dengan metode sisi produksi. Pendkatan ini memastikan harga (barang) yang diciptakan
oleh bidang usah. Struktur ekonomi menurt bidang usah terdiri dari 17 bidang, khususnya.
pertanian, penjaga hutan dan perikanan, penggalian dan pencarian, industri penanganan,
pasokan listrik dan gas, pasokan udara, pemborosan eksekutif, limbah dan penggunaan
kembali, pengembangan, diskon dan pertukaran eceran: perbaikan kendaraan dan sepeda,
transportasi dan pergudangan, pengaturan kenyamanan dan makanan dan minuman, data
Strukur ekonomi dapat dibedakn menjadi tiga yaitu primer, sekunder, dan tersier.
(Tambunan, 2001).
Teori perubahan tersebut menitikan pada perubahan yang dialami oleh negara-
negara berkembang, yang awalnya lebih berarti dan memusatkan perhatian pada bidang
pertanian ke bidang yang lebih modern, dan didominasi bidang indusrti dan jasa ( Todaro,
1991).
suatu daera dalam jangaka waktu yg panjanh akan mengalami perubahan strukturi
ekonomi, yang semula bergantung pada bidang pertanin beralih ke bidanh industry dan
4. Atribut Industrialisasi
tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai factor yang telah di identifikasi
sebagai masalah yang penting, sehingga secara teoritis bisa dijelaskan hubungan antara
Perubahan Struktur
Belanja Langsung (X2)
Ekonomi (Y)
Menurt Suharsmi (2006) hip0tesis adalah sebagai jawaban yang waktuny bersifat
semntara, sampai terbukti mlalui data yg terkumpul. Hipotesis dari penelitian ini adalah :
tidak langsung dan jumlah penduduk (X) terhadap variable terikat yaitu Perubahan
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data-data yang berasal dari
Badan Pusat Statistik (BPS), Kemenkeu, penelitian kepustakaan, dan riset internet.
Adapun data yang diperlukan dalam penelitian ini yaitu data PDRB, Pengeluaran
digunakan dalaam penelitian lni, dan merupakan upaya untuk menghindar penafsiran yang
berbda. Untuk itu diperlukan penjelasan secara ringkas tentang variable yang digunakan
pengeluaran pemrintah tiap tahunny dan dipublis oleh Kemenkeu dan bps provinsi
bengkulu
2. Belnja tidak langsung adalah belanja yang diestimasikan namun tidak secara
satuan rupiah.
3. Belannja langsung adalah belanja yg diestimasikan secara langsung mengenai
satuan rupiah.
sselama enam bulan atau lebi yang memiliki tujuan untuk menetap. Data variable
yang digunakan jumla pendudk di provinsi bengkulu 2010-2019. Dalam satuan jiwa
sumber daya alam secara langsung.. Sektor primer, terdiri dari sektor pertanian,
6. Perubahan Struktur Sektor Sekunder adalah sektor ekonomi yang mengolah hasil
sektor primer menjadi barang manufaktur dan konstruksi. Industri pada sektor ini
dapat dibagi menjadi industri ringan dan industri berat Sektor sekunder, terdiri dari
7. Perubhan Struktur Sektor Terseier adalah menghasilkan suatu jasa dari pada produk
akhir seperti sektor sekunder. Sektor tersier, terdiri dari perdagangan, hotel, restoran,
pengangkutan dan komunikasi, keuangan, sewa dan jasa perusahaan, jasa-jasa lain
diagrm, seperti data dari BPS Provinsi Bengkulu, kemenkeu dan dinas yg terkait untuk
Pada penelitian ini metode yang digunakan adalah Regresi data panel dimana data
panel merupakan gabungan antara data time series dan data cross section. Data cross
section adalah data memiliki banyak objek pada periode atau waktu yang sama, sedangkan
data time series adalah data yang dikumpulkan dari tahun ketahun terhadap satu objek.
Analisis regresi data panel adalah alat analisis regresi dimana data yang dikumpulkan
merupakan data yang memiliki banyak objek tetapi pada jangka waktu lebih dari satu
Untuk menganalisis Sektor Primer, Sektor Sekunde, dan Sektor Tersier dilakukan
a. Untuk menganalisis Sektor Primer, dilakukan dengan analisis regresi data panel
Y = a + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3 +e
b. Untuk menganalisis Sektor Sekunder, dilakukan dengan analisis regresi data panel
Y = a + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3 + e
c. Untuk menganalisis Sektor Tersier, dilakukan dengan analisis regresi data panel
Y = a + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3 + e
Keterangan:
a = Konstanta
b = Koefisien Regresi
X2 = Belanja Langsung
X3 = Jumlah Penduduk
e = Standar
Dalam regresi data panel terdapat tiga model yang digunakan. Model yang
digunakan dalam regresi data panel, yaitu common effect model (OLS pooled), fixed
Dalam menentukan sebuah model yang tepat yang akan digunakan pada
penelitian ini, maka harus dilakukan beberapa pengujian yang dilakukan sebagai berikut:
1) Uji Chow (Chow Test)
D. Pengujian Statistik
variabel bebas terhadap variabel terikat, maka perlu dilakukan pengujian statistik,
2) Uji F
3) Uji T