Anda di halaman 1dari 28

ANALISIS PENGARUH INDUSTRIALISASI TERHADAP

PERTUMBUHAN EKONOMI DI GORONLAO

PROPOSAL

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Dalam Mengikuti Ujian


Proposal Pada Program Studi S1 Ekonomi Pembangunan

Oleh

MUHAMMAD REIN DJUBU

NIM : 9124 18 000

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO


FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN ILMU EKONOMI
PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN
2023
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Naiknya pertumbuhan ekonomi secara terus-menerus merupakan capaian

yang diinginkan oleh suatu negara atau daerah agar tujuan pembangunan dapat

tercapai. Adanya pertumbuhan barang dan jasa menunjukkan pertumbuhan

ekonomi, semakin tinggi tingkat pertumbuhan ekonomi maka semakin cepat

proses pertumbuhan outputnya.

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan salah satu tolak

ukur untuk menggambarkan kondisi ekonomi di suatu daerah dalam periode

tertentu. Menurut Badan Pusat Statistik, PDRB merupakan jumlah nilai tambah

yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam suatu daerah tertentu, atau

merupakan jumlah nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit

ekonomi pada suatu daerah.

Keberhasilan pembangunan suatu daerah dapat dilihat dari tingkat

pertumbuhan ekonominya yang dilihat berdasarkan kenaikan Produk Domestik

Regional Bruto (PDRB). Oleh sebab itu, setiap daerah selalu menetapkan target

tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi didalam perencanaan dan tujuan

pembangunan daerahnya, termasuk provinsi Gorontalo. Berikut sepuluh provinsi

dengan PDRB terendah se-Indonesia pada tahun 2021:


PDRB (Triliun Rupiah)
Sulawesi Tenggara 139.06
Nusa Tenggara Timur 110.89
Kalimantan Utara 110.67
Kep. Bangka Belitung 85.94
Papua Barat 85.07
Bengkulu 79.58
Maluku Utara 52.36
Sulawesi Barat 50.34
Maluku 48.56
Gorontalo 43.9
0 20 40 60 80 100 120 140 160

Sumber: Badan Pusat Statistik

Gambar 1.1 PDRB Terendah se-Indonesia Tahun 2021


Berdasarkan gambar 1.1, provinsi Gorontalo merupakan provinsi terendah

berdasarkan PDRB-nya dengan nilai sebesar 43,90 triliun. Provinsi Gorontalo

merupakan provinsi yang dimekarkan dari provinsi Sulawesi Utara pada tahun

2000. Untuk provinsi yang terbilang cukup muda, masalah perekonomian tentu

saja masih menjadi salah satu masalah utama di provinsi Gorontalo.

Berikut pertumbuhan ekonomi provinsi Gorontalo menurut


8
kabupaten/kota:
7
6
5
4
3
2
1
0
KABUPATEN KABUPATEN KABUPATEN KABUPATEN KABUPATEN KOTA
-1 BOALEMO GORONTALO POHUWATO BONE GORONTALO GORORNTALO
BOLANGO UTARA

2017 2018 2019 2020 2021

Sumber: Badan Pusat Statistik


Gambar 1.2 Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Gorontalo Menurut
Kabupaten/Kota
Berdasarkan Gambar 1.2, Dalam lima tahun terakhir pertumbuhan

ekonomi tertinggi yaitu Kota Gorontalo dengan rata-rata 4,83 persen dan yang

terendah pada kabupaten pohuwato dengan rata-rata 4,31 persen. Pada tahun 2020

saat terjadinya pandemi Covid-19 semua kabupaten/kota mengalami penurunan

sampai ke angka minus. Meskipun pada tahun 2021 semua wilayah mulai pulih

namun hal itu menjadikan Gorontalo merupakan provinsi dengan pertumbuhan

ekonomi terendah se-Indonesia tahun 2021. Kenaikan tersebut dipengaruhi oleh

beberapa sektor termasuk sektor industri.

Industrialisasi erat kaitannya dengan pembangunan ekonomi suatu negara

atau daerah. Namun, industrialisasi bukan penentu atau tujuan akhir dari

pembangunan ekonomi, melainkan hanya menjadi salah satu strategi gunna untuk

mendukung proses pembangunan ekonomi agar mencapai tingkat pendapatan per

kapita yang tinggi dan berkelanjutan.

Povinsi Gorontalo juga mengikuti pola indsutrialisasi yang berlaku.

Perkembangan PDRB Gorontalo menunjukkan bahwa industri pertanian masih

menjadi penyumbang terbesar terhadap pertumbuhan ekonomi di Gorontalo.

Meskipun demikian, industri pertambangan dan pengolahan juga memiliki peran

terhadapat PDRB Gorontalo. Berikut rata-rata pertumbuhan industri provinsi

Gorontalo menurut kabupaten/kota:


25

20 21.73
19.23 18.56
15
15.29 14.72

10

3.36
0
KABUPATEN KABUPATEN KABUPATEN KABUPATEN KABUPATEN KOTA
BOALEMO GORONTALO POHUWATO BONE GORONTALO GORONTALO
BOLANGO UTARA

Sumber: Badan Pusat Statistik (Diolah)

Gambar 1.3 Rata-Rata Pertumbuhan Industri Di Provinsi Gorontalo


Menurut Kabupaten/Kota
Berdasarkan Gambar 1.3, Dalam lima tahun terakhir rata-rata

pertumbuhan industri sektor pertanian, pertambangan dan industri pengolahan

tertinggi yaitu pada Kabupaten Pohuwato dengan rata-rata 21,73 persen dan yang

terendah pada Kota Gorontalo dengan rata-rata 3,36 persen.

Berdasarkan latar belakang masalah, maka penulis tertarik untuk meneliti

seberapa besar pengaruh pertumbuhan industri sektor pertanian, pertambangan

dan industri pengolahan terhadap PDRB provinsi Gorontalo. Adapun Judul

penelitian ini yakni, “Analisis Pengaruh Industrialisasi Terhadap Pertumbuhan

Ekonomi Provinsi Gorontalo”.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang maka masalah yang menjadi dasar penentuan

judul ini yakni:


1. Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Gorontalo yang dilihat dari pertumbuhan

PDRB merupakan PDRB terendah se-Indonesia tahun 2021.

2. Pertumbuhan sektor industri yang tertinggi hanya pada sektor pertanian saja.

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah maka rumusan masalah dalam penelitian

ini yakni:

1. Seberapa besar industri sektor pertanian berpengaruh terhadap PDRB di

provinsi Gorontalo?

2. Seberapa besar industri sektor pertambangan berpengaruh terhadap PDRB di

provinsi Gorontalo?

3. Seberapa besar industri sektor pengolahan berpengaruh terhadap PDRB di

provinsi Gorontalo?

4. Seberapa besar industri sektor pertanian, pertambangan dan pengolahan

berpengaruh terhadap PDRB di provinsi Gorontalo?

1.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah maka tujuan dari penelitian ini dijabarkan

berikut ini:

1. Untuk menganalisis seberapa besar industri sektor pertanian berpengaruh

terhadap PDRB di provinsi Gorontalo

2. Untuk menganalisis seberapa besar industri sektor pertambangan berpengaruh

terhadap PDRB di provinsi Gorontalo.

3. Untuk menganalisis seberapa besar industri sektor pengolahan berpengaruh

terhadap PDRB di provinsi Gorontalo


4. Untuk menganalisis seberapa besar industri sektor pertanian, pertambangan

dan pengolahan berpengaruh terhadap PDRB di provinsi Gorontalo.

1.5 Manfaat Penelitian

1.5.1 Manfaat Teoritis

Memberikan sumbangan pemikiran kepada civitas akademik pada

khususnya mengenai analisis pengaruh industrialisasi terhadap pertumbuhan

ekonomi di provinsi Gorontalo

1.5.2 Manfaat Praktis

1. Memberikan informasi kepada pemerintah provinsi di provinsi kawasan

regional Sulawesi dan kabupaten/kota dalam mengambil kebijakan untuk

mereduksi kemiskinan.

2. Sebagai bahan evaluasi bagi pemerintah pusat khususnya untuk

optimalisasi pertumbuhan ekonomi

3. Memberikan informasi kepada mahasiswa dan Akademik dan sebagai

masukan untuk kelanjutan penelitian yang berkaitan dengan pengaruh

pertumbuhan ekonomi dan inflasi terhadap kemiskinan di provinsi

kawasan regional Sulawesi.


BAB II

KAJIAN TEORI, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS PENELITIAN

2.1 Kajian Teori

2.1.1 Teori Pertumbuhan Ekonomi

Teori-teori pertumbuhan ekonomi menurut Sukirno (2016:433-437) dalam

Palindangan & Bakar (2021) sebagai berikut yaitu:

1. Teori Pertumbuhan Klasik Menurut pandangan ahli-ahli ekonomi klasik

ada empat faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi yaitu, jumlah

penduduk, jumlah stok barang-barang modal, luas tanah dan kekayaan

alam, serta tingkat teknologi yang digunakan. Teori pertumbuhan klasik

menyimpulkan bahwa apabila terdapat kekurangan penduduk, produksi

marjinal adalah lebih tinggi daripada pendapatan per kapita. Maka

pertambahan penduduk akan menaikkan pendapatan per kapita. Akan

tetapi apabila penduduk sudah semakin banyak, hukum hasil tambahan

yang semakin berkurang akan mempengaruhi fungsi produksi, yaitu

produksi marjinal akan mulai mengalami penurunan.

2. Teori Schumpeter Teori Schumpeter menekankan tentang pentingnya

peranan pengusaha dalam mewujudkan pertumbuhan ekonomi. Para

pengusaha merupakan golongan yang akan terus menerus membuat

pembaharuan atau inovasi dalam kegiatan ekonomi. Inovasi tersebut

meliputi: memperkenalkan barang-barang baru mempertinggi cara efisien

cara memproduksi dalam menghasilkan suatu barang, memperluas pasar

sesuatu barang ke pasaranpasaran yang baru, mengembangkan sumber


bahan mentah yang baru dan 13 mengadakan perubahan-perubahan dalam

organisasi dengan tujuan mempertinggi keefisienan kegiatan perusahaan.

3. Teori Harrod-Domar Teori Harrod-Domar bertujuan untuk menerangkan

syarat yang harus dipenuhi supaya suatu perekonomian dapat mencapai

pertumbuhan yang sangat teguh atau steady growth dalam jangka panjang.

4. Teori Pertumbuhan Neo-Klasik Dalam teori neo klasik pertumbuhan

ekonomi pengaruhnya dibagi menjadi tiga jenis input yaitu akumulasi

modal, teknologi dan angkatan kerja. Menurut teori Keynesian, yang

dirintis oleh J.M Keynes meyakini bahwa kebijakan moneter maupun

kebijakan fiskal harus digunakan untuk mengatasi pengangguran dan

menekan lajunya inflasi (Murni, 2006).

Menurut Kuznets terdapat enam ciri pertumbuhan ekonomi berdasarkan

pada produk nasionaldan komponenya, keenam ciri tersebut adalah:

1. Laju pertumbuhan penduduk dan produk perkapita yang tinggi.

2. Peningkatan produktifitas suatu negara.

3. Terjadi perubahan sturuktural yang tinggi yang mencakup peralihan dari

kegiatan pertanian ke non pertanian, dari industri ke jasa, dan peralihan

usaha-usaha perseorangan menjadi perusahaan yan berbadan hukum serta

perubahan status para buruh.

4. Naiknya tingkat urbanisasi

Pertumbuhan Ekonomi Menurut Rapanna dan Yana (2018:1) pertumbuhan

ekonomi adalah proses kenaikan kapasitas produksi suatu perekonomian yang

diwujudkan dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional.


2.1.2 Teori Indutrialisasi

Seluruh negara di dunia melaksanakan proses industrialisasi, untuk

menjamin pertumbuhan ekonomi (Chenery dalam Tambunan, 2001). Hal ini

menunjukkan bahwa sektor industri telah dipercaya oleh seluruh dunia sebagai

satu-satunya leading sektor yang membawa suatu perekonomian menuju

kemakmuran, sektor industri dijadikan leading sektor sebab sektor ini mempunyai

begitu banyak kelebihan dibandingkan sektor pertanian, kelebihannya diantara

lain produksinya mempunyai dasar, nilai tukar (term of trade) yang tinggi, nilai

tambah besar, bagi pengusaha mempunyai keuntungan yang besar, dan proses

produksinya lebih dapat dikendalikan oleh manusia.

Industri di setiap negara memiliki corak yang berbeda-beda, Industrialisasi

memiliki 4 teori yang digunakan oleh beberapa negara yang melandasi

industrialisasi (Dumairy, 2001). Adapun 4 teori yang berhubungan Industrialisasi

sebagai berikut.

1. Keunggulan komporatif (Comparative advantage), Jenis industry yang

di kembangkan oleh negara yang menganut teori ini adalah industri

yang merupakan keunggulan komporatif negara tersebut.

2. Keterkaitan industry (industrial linkage), jenis industry yang di

kembangkan oleh negara yang menganut teori ini adalah industry yang

mempunyai keterkaitan yang luas dengan sektor-sektor ekonomi lain.

3. Penciptaan kesempatan kerja (employment creation), jenis industry

yang di kembangkan oleh negara yang menganut teori ini adalah

industry mempunyai penyerapan tenaga kerja dalam jumlah besar.


4. Loncatan teknologi (technology jump) jenis industry yang di

kembangkan oleh negara yang mengnut teori ini adalah industry yang

mempunyai teknologi tinggi sehingga akan terjadi alih ekonomi bagi

sector lain.

Industri adalah semua perusahaan atau usaha yang melakukan kegiatan

merubah bahan dasar atau barang yang kurang nilainya menjadi barang yang lebih

tinggi nilainya. Termasuk kedalam sektor ini adalah perusahaan yang melakukan

kegiatan jasa industri dan perakitan (assembling) dari suatu industri (BPS 2002).

Menurut G. Kartasapoetra (1987) Industri adalah kegiatan ekonomi yang

mengolah bahan-bahan mentah, bahan baku, barang setengah jadi atau barang jadi

menjadi barang yang bernilai tinggi.

2.1.2.1 Industri Sektor Pertanian

Pembangunan pertanian merupakan bagian penting dan tidak terpisahkan

dari pembangunan ekonomi dan pembangunan nasional. Hasil kajian

pembangunan ekonomi di berbagai negara menunjukkan bahwa terdapat

mekanisme keterkaitan antara pembangunan pertanian dengan pembangunan

industri dan jasa. Keberhasilan pembangunan pertanian terutama dalam

meningkatkan pendapatan dan ketersediaan bahan pangan pokok masyarakat akan

memacu berkembangnya sektor industri dan jasa serta mempercepat trasformasi

struktur perekonomian nasional. Bukti-bukti empiris juga menunjukkan bahwa

ketangguhan sektor industri akan semakin kokoh apabila didukung oleh

berkembangnya sektor pertanian yang tangguh dan berkelanjutan, sehingga

nampak keterkaitan antara pertanian, industri dan jasa (Badan Agribisnis, 2000).
2.1.2.2 Industri Sektor Pertambangan

Pertambangan memegang peran yang sangat penting dalam perekonomian

Indonesia. ekspor produk-produk pertambangan seperti batubara, minyak bumi,

dan gas alam. memperkuat nilai tukar mata uang negara. langsung, seperti tenaga

kerja di tambang, pabrik pengolahan, dan jasa transportasi.

Pertambangan adalah sebahagian atau seluruh tahapan kegiatan dalam

rangka penelitian, pengelolaan, dan pengusahaan mineral atau batubara yang

meliputi penyelidikan umum, eksplorasi, studi kelayakan, konstruksi,

penambangan, pengolahan dan pemurnian, pengangkutan dan penjualan, serta

kegiatan pascatambang (UU RI NO.4, 2009).

Tantangan yang dihadapi Indonesia saat ini adalah bagaimana

memaksimalkan pemanfaatan kekayaan sumberdaya alama berupa tambang

tersebut. Indonesia harus mampu mengubah orientasi industri tambangnya, antara

lain dengan melakukan hirilisasi, sehingga tidak lagi ekspor bahan baku, tapi

mengolahnya dahulu menjadi barang setengah jadi, bahkan jika memungkinkan

menjadi barang jadi, sehingga diperoleh nilai tambah tinggi.

2.1.2.3 Industri Sektor Pengolahan

Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), Industri Pengolahan adalah suatu

kegiatan ekonomi yang melakukan kegiatan mengubah suatu barang dasar secara

mekanis, kimia, atau dengan tangan sehingga menjadi barang jadi/setengah jadi,

dan atau barang yang kurang nilainya menjadi barang yang lebih tinggi nilainya,
dan sifatnya lebih dekatkepada pemakai akhir. Termasuk dalam kegiatan ini

adalah jasa industri/makanan dan pekerjaan perakitan (assembling).

Peranan sektor industri dalam menciptakan produksi nasional dan

menampung tenaga kerja telah dapat dilihat bahwa peranannya meningkat. Dalam

sektor industri itu sendiri peranan sub sektor industri pengolahan pada umumnya

mengalami kenaikan pula dalam menghasilkan produksi sektor industri dan

menyediakan kesempatan kerja (Sukirno, 2006).

2.1.3 Penelitian Terdahulu

Adapun penelitian-penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini.

Berikut tabel peneletian terdahulu:

Tabel 2.1: Kajian Penelitian Terdahulu


Judul/ Nama Persamaan
Rumusan Metode
No Peneliti/ Kesimpulan dan
Masalah Penelitian
Tahun Perbedaan
1 Analisis Peran Penelitian ini Teknik Variabel sektor Persamaan
Sektor bertujuan untuk analisis data pertanian pada
Pertanian menganalisis yang mempunyai penelitian ini
Dalam bagaimana digunakan peranan atau yaitu pada
Perekonomian peranan sekot dalam pengaruh yang variabel
Dan pertanian penelitian ini signifkan pertumbuhan
Kesempatan
terhadap adalah teknik terhadap ekonomi dan
Kerja Di
perekonomian analisis perekonomian sektor
Provinsi Riau
Ufira Isbah, dan penciptaan regresi Provinsi Riau pertanian
Dan Rita Yani kesempatan sederhana selama tahun
kerja Provinsi dengan 2011-2015. Dan
Iyan. (2016)
Riau. menggunakan perbedaan
pada
data panel.
penelitian ini
pada tahun
dan variabel
kesempatan
kerja.

2 Analisis Penelitian ini Teknik Secara parsial Persamaan


Pengaaruh bertujuan untuk analisis data industrialisasi pada
Industrialisasi menganalisis yang sumsel yang di penelitian ini
Terhadap pengaruh digunakan ukur dengan yaitu pada
Pertumbuhan industrialisasi dalam pertumbuhan variabel
Ekonomi di terhadap penelitian ini nilai tambah industrialisasi
Sumatera pertumbuhan yaitu analisis sektor industri dan
Selatan. PDRB sumsel. regresi linier mempunyai pertumbuhan
Bernadette bergandadan pengaruh positif ekonomi
robiani. (2018) tunggal. dan signifikan
terhadap Perbedaan
pertumbuhan pada
ekonomi di penelitian ini
sumsel. yaitu pada
variabel
tenaga kerja
dan pada kota
lokasi
penelitian.

3 Dampak Penelitian ini Penelitian ini Hasil penelitian Persamaan


Perkembangan bertujuan untuk menggunakan ini menunjukkan variabel pada
Industri mengetahui analisis adanya panelitian ini
Pertambangan kecenderungan regresi linier oeningkatan yaitu variabel
Nikel Terhadap perubahan berganda positif dari segi industri. Dan
Kondisi Sosial, kondisi social, kondisi social dan perbedaan
Ekonomi dan
Ekonomi dan ekonomi pada
Budaya
Budaya masyarakat penelitian ini
Masyarakat
Yeni Nuraeni. masyarakat kabupaten yaitu variabel
(2022) kabupaten morowali. kondisi social
morowalisebagai ekonomi dan
dampak dari budaya
perkembangan masyarakat.
industri
pertambangan
nikel.

4 Role of Dampak Penelitian ini Hasil penelitian Persamaan


Industrialization industrialisasi menggunakan ini menunjukkan pada
on Economic terhadap teknik industrialisasi penelitian ini
Growth: The pertumbuhan Ordinary akan sangat terdapat pada
Experience of ekonomi dengan Least Square membantu dalam variabel
Senegal (1960- menganalisis (OLS) merangsang industri
perusahaan pertumbuhan
2017).
manufaktur ekonomi Perbedaan
Cisse Nadia &
Senegal pada
Kangjuan Lv.
(2018) penelitian ini
pada lokasi
penelitiannya
dan beberapa
variabel

5 The Impact Of Pengaruh fiskal Penelitian ini Industrialisasi Persamaan


Industrialization dan kebijakan menggunakan memiliki dampak pada
On Economic moneter teknik negatif terhadap penelitian ini
Growth: The terhadap Produk kuadrat pertumbuhan yaitu pada
Nigeria Domestik Bruto terkecil biasa ekonomi di variabel
Experience (PDB), (OLS) Nigeria industri.
(2000-2013). Menentukan
Jelilov & Isik. hubungan antara dalam jangka Perbedaan
(2016) pengeluaran panjang. pada
pemerintah dan penelitian ini
pembangunan yaitu lokasi
industri penelitiannya.
Menentukan
pengaruh
anggaran
terhadap
investasi atau
pekerjaan
generasi

2.2 Kerangka Pikir Penelitian

Berdasarkan teori dan beberapa hasil penelitian yang berkaitan dengan

kajian ini, maka kerangka berpikir yang mendasari penelitian ini dapat

digambarkan sebagai berikut.

Sektor Pertanian (X1)

Sektor Pertambangan (X2) Pertumbuhan


Ekonomi
Y
Industri Pengolahan (X3)

Regresi Berganda

Hasil Penelitian dan


Kesimpulan

Gambar 2.1: Kerangka Pikir Penelitian


2.3 Hipotesis Penelitian

Sehubungan dengan uraian teori di atas, maka dapat dirumuskan hipotesis

bahwa

1. Diduga Sektor Pertanian berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi di

Gorontalo periode 2017-2021

2. Diduga Sektor Pertambangan berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi di

gorontalo periode 2017-2021.

3. Diduga INdustri pengolahan berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi di

Gorontalo periode 2017-2021.


BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Desain penelitian ini merupakan penelitian dengan metode pendekatan

kuantitatif yaitu metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positif.

Dimana digunakan data populasi atau sampel tertentu dalam pengumpulan

datanya, dengan melakukan penelitian atau analisis mulai dari penafsiran dan

sampai mendapatkan hasilnya. Analisis kuantitatif digunakan untuk menguji

hipotesis yang telah ditetapkan. Dengan tujuan menarik kesimpulan atas hasil dari

penelitian dan mengetahui pengaruh antar dua variabel atau lebih.

3.2 Waktu Dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada Provinsi Gorontalo. Penelitian direncanakan

berlangsung dari bulan januari 2023 sampai dengan bulan desember 2023.

3.3 Definisi Operasional Variabel

Variabel penelitian sebagaimana dijelaskan di atas yakni Industri sektor

pertanian (X1), Industri pertambangan (X2) Industri pengolahan (X3) dan

Pertumbuhan Ekonomi (Y). Variabel-variabel penelitian yang telah diuraikan di

kajian teori, akan disajikan pada tabel berikut ini:

Tabel 3.1: Definisi Operasional Variabel


Jenis Variabel Definisi Skala
Pertumbuhan PDRB atas dasar harga konstan menunjukkan Persen
Ekonomi nilai tambah barang dan jasa tersebut yang
dihitung menggunakan harga yang berlaku
pada satu tahun tertentu sebagai tahun dasar.
PDRB atas dasar harga konstan digunakan
untuk mengetahui pertumbuhan ekonomi
secara riil dari tahun ke tahun atau
pertumbuhan ekonomi yang tidak
dipengaruhi oleh faktor harga.
Pertumbuhan kontribusi sektor pertanian
Sektor Pertanian Persen
terhadap PDRB
Sektor Pertumbuhan kontribusi sektor pertambangan
Persen
Pertambangan terhadap PDRB
Industri Pertumbuhan kontribusi sektor indsutri
Persen
Pengolahan pengolahan terhadap PDRB

3.4 Jenis Dan Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini yakni berasal dari data sekunder. Data

sekunder adalah data yang diperoleh dari website www. Bps.go.id pada badan

pusat statistik (BPS).

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah Dokumentasi adala

teknik pengumpulan data dan variabel penelitian dengan cara mencari pada

website Badan Pusat Statistik (BPS). Dengan cara ini peneliti mencari data dari

website dan dokumen. Dokumen ini berupa data pertumbuhan ekonomi dan

industri. Selain data dokumentasi juga digunakan data pustaka yakni metode

pengumpulan data dengan cara membaca literatur, arsip dan buku-buku.

3.6 Pengujian Pemilihan Model

Data dalam penelitian ini terdiri dari data Cross Section dan data Time

Series sehingga dapat dikatakn sebagai data panel. Atau dengan kata lain, regresi

berganda yang dilakukan dengan pendekatan data panel. Menurut Widarjono

(2013: 370) bahwa ada beberapa kemungkinan yang akan muncul atas adanya

asumsi terhadap intersep, slope dan variabel gangguannya. Hal tersabut yakni:
1. Diasumsikan intersep dan slope adalah tetap sepanjang periode waktu dan

seluruh entitas/daerah. Perbedaan intersep dan slope dijelaskan oleh variabel

gangguan (residual).

2. Diasumsikan slope adalah tetap tetapi intersep berbeda antar entitas/daerah.

3. Diasumsikan slope tetap tetapi intersep berbeda baik antar waktu maupun

antar individu.

4. Diasumsikan intersep dan slope berbeda antar individu.

5. Diasumsikan intersep dan slope berbeda antar waktu dan antar individu.

Mengacu pada buku Ajija, dkk (2010: 52) bahwa model dalam regresi data

panel terdiri dari 3 model yang dijabarkan sebagai berikut:

3.6.1 Common Effect Model (CEM) Pooled Least Square (PLS)

Merupakan pendekatan model data panel yang paling sederhana karena

hanya mengkombinasikan data time series dan cross section. Pada model ini tidak

diperhatikan dimensi waktu maupun individu, sehingga diasumsikan bahwa

perilaku data daerah sama dalam berbagai kurun waktu.

3.6.2 Fixed Effect Model (FEM)

Model ini mengasumsikan bahwa perbedaan antar individu dapat

diakomodasi dari perbedaan intersepnya. Model estimasi ini sering juga disebut

dengan teknik Least Squares Dummy Variable (LSDV).

3.6.3 Random Effect Model

Model ini akan mengestimasi data panel dimana variabel gangguan

mungkin saling berhubungan antar waktu dan antar individu. Model ini juga
disebut dengan Error Component Model (ECM) atau Generalized Least Square

(GLS)

Secara umum dengan menggunakan data panel kita akan menghasilkan

intersep dan slope koefisien yang berbeda pada setiap daerah dan setiap periode

waktu. Oleh karena itu, di dalam mengestimasi persamaan akan sangat tergantung

dari asumsi yang kita buat tentang intersep, koefisien slope dan variabel

gangguannya. Dalam menguji regresi data panel terdapat beberapa model yakni

Common Effect Model, Fixed Effect Model, dan Random Effect Model. Dalam

memilih model yang sesui terdapat 2 tahapan uji yakni Uji Chow dan Uji

Hausman Test (Widarjono, 2013: 370 dan Ajija, dkk, 2010: 52)

1. Uji Chow

Uji chow Merupakan uji pemilihan model regresi untuk memilih antara

Common Effect Model dengan Fixed Effect Model. Pengujian dilakukan

pada hasil Fixed Effect Model (FEM). Adapun hipotesis uji chow yakni:

Ho: Gunakan Common Effect Model

H1: Gunakan Fixed Effect Model

Pengujian dengan melihat signifikansi F Cross Section, dengan ketentuan

menolak Ho bila signifikansi F Cross Section lebih kecil dari 0,05.

Apabila hasilnya menggunakan Common Effect, maka tidak perlu

diteruskan dengan step 2 tetapi sebaliknya jika hasilnya harus

menggunakan Fixed Effect Model, maka pengujian dilanjutkan pada step

selanjutnya yakni uji Hausman.

2. Uji Hausman
Uji Hausman Merupakan uji pemilihan model regresi untuk memilih

antara Random Effect Model (REM) dengan Fixed Effect Model (FEM).

Pengujian dilakukan pada hasil Random Effect Model (REM). Adapun

hipotesis uji Hausman yakni:

Ho: Gunakan Random Effect Model

H1: Gunakan Fixed Effect Model

Pengujian dengan melihat signifikansi Chi Square, dengan ketentuan

menolak Ho bila signifikansi Chi Square lebih kecil dari 0,05.

3. Uji LM (Langrange Multiplier Test)

Uji Lagrange Multiplier (LM) digunakan untuk memilih antara OLS

(Common Effect) tanpa variabel dummy atau Random Effect. Uji

signifikansi Random Effect ini dikembangkan oleh Bruesch-pagan. Uji

LM digunakan untuk mengetahui apakah model Random Effect lebih baik

dari metode OLS (Common Effect).

Hipotesa :

H0  : Common Effects

H1  : Random Effects

Pengujian dengan melihat signifikansi Breush-Pagan (BP), dengan

ketentuan menolak Ho bila signifikansi lebih kecil dari 0,05.

3.6 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik

analisis model regresi yang dapat diuji dengan tingkat signifikansi 0,05. Teknik

analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi berganda.
Analisis regresi berganda merupakan analisis regresi yang memprediksi besar

variabel tergantung (dependent variable) menggunakan data dari dua atau lebih

variabel bebas (Indenpendent variable) yang telah diketahui besarnya (Santoso,

2012: 221). Bentuk persamaan dari regresi berganda adalah:

PEit = α + β1ISPit + β2IPBit + β3IPLit +εit


Dimana:
PEit = Pertumbuhan Ekonomi
α = Konstanta, besar nilai Y jika X = 0
β1 – β2 = Koefisien regresi yaitu menyatakan perubahan nilai Y apabila
terjadi perubahan nilai X
ISPit = Industri sektor pertanian
IPBit = Industri pertambangan
IPLit = Industri pengolahan
εit = Error term, yaitu tingkat kesalahan penduga dalam penelitian

3.7 Pengujian Hipotesis

Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel bebas terhadap

variabel terikat, maka diperlukan pengujian hipotesis. Pengujian hipotesis statistik

yang dilakukan yaitu:

3.7.1 Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi (Adjusted R2 atau koefisien determinasi disesuaikan)

bertujuan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan

variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara 0 dan satu.

Pada penelitian dengan variabel bebas hanya 1 maka menggunakan R Square

sedangkan untuk penelitian yang jumlah variabel bebasnya lebih dari 1 maka

menggunakan adjusted R-Square. Nilai koefisien determinasi mendekati satu,

berarti kemampuan variabel-variabel independen (pada competitive advantage)

memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi

variabel independen (Ghozali, 2015: 83). Adapun rumusnya yakni sebagai

berikut ini:

KD = r2 x 100%
Keterangan:
KD = Koefisien Determinasi
r = Nilai koefisien korelasi

3.7.2 Uji F atau Uji Simultan

Uji F digunakan untuk menguji pengaruh antara faktor-faktor variabel

dependent dengan independent secara bersama-sama (Ghozali, 2001: 41). Rumus

yang digunakan adalah:

R2 /k
F ¿¿

Keterangan:
R2 = Koefisien regresi
n = Jumlah sampel
k = Jumlah variabel independen
Pengujian ini untuk mengetahui pengaruh variabel bebas secara

bersama-sama terhadap variabel terikat. Jika tingkat probabilitas lebih

kecil dari nilai alpha 0,05, maka dapat dikatakan variabel bebas secara

bersama-sama berpengaruh terhadap variabel terikat. Rumusan

hipotesisnya dapat dinyatakan sebagai berikut:

H0: Seluruh koefisien regresi tidak signifikan (model regresi tidak signifikan)

H1: minimal satu koefisien regresi signifikan (model regresi signifikan)

1) Jika Fhitung > Ftabel, maka H0 ditolak (berpengaruh signifikan secara

simultan)

2) Jika Fhitung < Ftabel, maka H0 diterima (tidak berpengaruh signifikan secara

simultan)
3.7.3 Uji t atau Uji Parsial

Uji secara parsial (uji t) untuk mengetahui pengaruh antara faktor-faktor

variabel dependent dengan independent secara terpisah dengan α = 5% dan taraf

kepercayaan 95% (Ghozali, 2015: 40).

Hipotesisnya:

1) Ho ditolak yaitu jika nilai thitung ≥ nilai ttabel, artinya ada pengaruh pertumbuhan

ekonomi dan inflasi terhadap kemiskinan Kawasan Regional Sulawesi

2) Ho diterima yaitu jika nilai thitung < ttabel artinya ada tidak ada pengaruh

pertumbuhan ekonomi dan inflasi terhadap kemiskinan Kawasan Regional

Sulawesi

Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari variabel

bebas secara parsial terhadap variabel terikat. Tingkat signifikan sebesar

0,05 dan degree of freedom (df)= n-k-1, maka diperoleh nilai ttabel. jika

tingkat probabilitas lebih kecil dari nilai alpha 0,05 maka dapat dikatakan

variabel bebas berpengaruh terhadap variabel terikat.

1) Jika thitung < t tabel, maka H0 diterima dan H1 ditolak

2) Jika thitung > t tabel, maka H1 diterima dan H0 ditolak

3.8 Pengujian Asumsi Klasik

Berikut ini adalah uji asumsi klasik yang harus dipenuhi oleh model

regresi:

3.8.1 Uji Normalitas

Pengujian normalitas ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal
atau tidak. Dalam penelitian ini uji normalitas diuji melalui Jarque Berra (JB)

agar hasilnya lebih dapat diandalkan. Penentuan Hipotesis sebagai berikut:

Ho : data variabel dependen berdisribusi normal

H1 : data variabel dependen tidak berdistribusi normal

Tingkat kepercayaan yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah

sebesar 95% atau tingkat signfikansinya (alpha) sebesar 5%. Dengan uji Jarque

Berra (JB), apabila nilai probabilitas dari pengujian JB lebih kecil dari tingkat

signifikansi yang digunakan maka H0 ditolak. Sebaliknya jika nilai probabilitas

dari statistik JB lebih besar dari tingkat signifikansi yang digunakan maka H0

diterima atau model regresi memenuhi asumsi normalitas (Santoso, 2012: 231)

3.8.2 Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi

ditemukan adanya korelasi diantara variabel bebas. Salah satu asumsi model

regresi berganda adalah tidak adanya korelasi yang sempurna, atau korelasi tidak

sempurna tetapi relatif sangat tinggi pada variabel-variabel bebasnya. Jika

terdapat multikolinearitas sempurna akan berakibat koefisien regresi tidak dapat

ditentukan serta standar deviasi menjadi tak terhingga. Jika terdapat

multikolinearitas tidak sempurna maka koefisien regresi meskipun terhingga

tetapi mempunyai standar deviasi yang besar, sehingga koefisien-koefisien tidak

dapat ditaksir dengan mudah.

Uji multikolinearitas dilakukan dengan melihat tolerance value dan Variance

Inflation Factor (VIF). Multikolinearitas terjadi bila nilai VIF diatas nilai 10 atau
tolerance value dibawah 0,10. Multikolinearitas tidak terjadi bila nilai VIF

dibawah nilai 10 atau tolerance value diatas 0,10 (Santoso, 2012: 234).

3.8.3 Uji Autokorelasi

Autokorelasi pada model regresi dapat diartikan keadaan adanya korelasi

antara residual yang berlainan waktu. Dalam kaitannya dengan asumsi metode

OLS, autokorelasi adalah korelasi antara variabel gangguan satu dengan variabel

gangguan lainnya. Salah satu asumsi penting pada metode OLS tidak ada

hubungan antara variabel gangguan satu dengan variabel gangguan lainnya.

Dalam melakukan pengujian autokorelasi dapat dilakukan menggunakan

pengujian Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test. Kriteria uji Breusch

Godfrey: Hipotesis:

H0: ada auto korelasi

H1: tidak ada autokorelasi

Kriteria:

H0 diterima jika nilai prob < α

H0 ditolak jika nilai prob > α

3.8.4 Uji Heterokedastisitas

Uji Heterokedastisitas dilakukan untuk melihat terjadinya ketidaksamaan

(heterogen) nilai dari residual antar pengamatan pada model regresi. Akibat

adanya heterokedastisitas pada penggunaan metode OLS, estimator β1 tidak lagi

mempunyai varian yang mínimum atau penaksir OLS tidak bias dan efisien. Cara

pengujian heterokedastisitas dapat dilakukan dengan pengujian Glejser. Pengujian

ini dilakukan dengan meregresikan variabel bebas menjadi nilai mutlak residual.
Jika signifikansi antara residual independen dan absolut residual > α maka tidak

terjadi heterokedastisitas.

Anda mungkin juga menyukai