SKRIPSI
Oleh
Nadia Asalia Fathimah Zahra
NIM 160810101026
UNIVERSITAS JEMBER
2020
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Setiap negara mempunyai tujuan dalam pembangunan ekonomi termasuk
Indonesia. Pembangunan ekonomi sendiri adalah usaha meningkatkan taraf hidup riil per
kapita. Jadi tujuan pembangunan ekonomi disamping untuk menaikkan pendapatan riil
suatu negara juga meningkatkan produktivitas penduduk suatu negara (Irawan dan
Suparmoko.2002).
Tembakau salah satu komoditas yang memiliki potensi dan dapat dikembangkan dengan
cepat serta tembakau harus memiliki competitive advantage . dengan kebutuhan modal yang
sama sektor tersebut dapat memberikan nilai tambah yang lebih besar, dapat berproduksi dalam
waktu relatif singkat dan sumbangan untuk perekonomian juga cukup besar. Cara
mensinergikan yaitu membuat sektor lain juga harus saling terikat dan saling mendukung
menggabungkan kebijakan jalur cepat dan mensinergikannya dengan sektor lain yang terkait
akan mampu membuat perekonomian tumbuh cepat. Selain itu perlu diperhatikan pandangan
beberapa ahli ekonomi (Schumpeter dan ahli lainnya) yang mengatakan bahwa kemajuan
teknologi sangat ditentukan oleh jiwa usaha (entrepreneurship) dalam masyarakat. Jiwa usaha
berarti pemilik modal mampu melihat peluang dan mengambil resiko untuk membuka lapangan
kerja baru untuk menyerap angkatan kerja yang bertambah setiap tahunnya.
Menurut Widyawati 2017, dalam perekonomian pasti memiliki keterkaitan antar sektor
satu dengan yang lainnya. Keterkaitan pada komoditas atau sektor akan tejadi jika sektor
tersebut membutuhkan input dari sektor lainnya. Seperti sektor pertanian dengan sektor
pengolahan industri yang memiliki keterkaitan yang tidak langsung ke depan yang tinggi.
Sehingga pembangunan yang diarahkan kepada pengembangan sektor industri pengolahan
akan berdampak tidak langsung terhadap pembangunan sektor ekonomi.
Berdasarkan pada uraian di atas serta fenomena yang dijelaskan pada latar belakang, maka
peneliti ingin menganalisis seberapa besar dampak komoditas tembakau terhadap sektor-
sektor lainnya di Provinsi Jawa Timur. Pada segi multiplier sektor pertanian memiliki
pengganda yang terdapat pada segi tenaga kerja,output,pendapatan. Mengingat juga besarnya
pengaruh komoditas tembakau terhadap konsumsi masyarakat sehingga menghasilkan PDRB
yang cukup tinggi terhadap perekonomian Provinsi Jawa Timur.
Penulis berharap hasil dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan
masukkan dalam pembuat kebijakan dan mengambil keputusan dalam merencanakan serta
merumuskan arah pembangunan pertanian khususnya pada komoditas tembakau di wilayah
provinsi Jawa Timur,serta dapat berguna sebagai literatur untuk penelitiannya lainnya.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Pembangunan Wilayah
Menurut Kuncoro (2010) pembangunan ekonomi adalah suatu proses
multimensional,karena pembangunan ekonomi sendiri bukan hanya bermakna perubahan
dalam struktur ekonomi suatu negara yang lihat dari menurunnya peranan sektor pertanian
dan meningkatnya peran sektor industri .
Adam smith (1723-1790) “nabi” dari ilmu ekonomi modern, sebernarnya lebih
terkenal dengan teori nilainya yaitu (yaitu teori yang menyelidiki faktor faktor yang
menentukan nilai atau harga suatu barang). Namun dalam bukunya An Inquiry into the
nature and causes of the wealth of nations (1776) yang sangat terkenal itu dapat dilihat tema
pokoknya adalah mengenai bagaimana perekonomian kapitalis tumbuh. Di dalam buku
tesebut beliau yang mengungkapkan bahwa proses pertumbuhan ekonomi dalam jangka
panjang secara sistematis. Oleh sebab itu teori Adam Smith sering disebut sebagai awal
dari pengkajian masalah pertumbuhan secara sistematis.
Garis besar proses pertumbuhan ekonomi menurut adam smith dibedakan menjadi
2 aspek yaitu :
2. Pertumbuhan penduduk
Pertumbuhan output
Smith melihat sistem produksi suatu negara terdiri dari tiga unsur pokok yaitu :
Adam smith mengatakan sumber alam yang tersedia merupakan wadah yang
paling mendasar dari kegiatan produksi di dalam masyarakat . Jumlah yang untuk
sumber daya alam yang tersedia di wilayah adalah batas maksimal bagi pertumbuhan
perekonomin tersebut. Jika sumber sumber alam belum tersedia serta pemanfaatan
kurang maka yang memegang peranan proses produksi yaitu jumlah penduduk serta
stok kapital yang ada. Besarnya output masyarakat yang menentukan adalah dua unsur
ini yaitu jumlah penduduk serta stok kapital selama tiap tahunnya. Jika output semakain
meningkat, sumber alam akhirnya akan sepenuhnya dimanfaatkan (dieksplotir), dan
pada tahapan ini sumber sumber alam akan membatasi output. Unsur sumber alam
tersebut menjadi batas atas dari pertumbuhan suatu perekonomian. Pertumbuhan
ekonomi akan berhenti apabila bata bata tersebut tercapai.
Unsur yang kedua sumber manusiawi atau jumlah penduduk. Dalam proses
pertumbuhan output unsur ini di sebut mempunyai peranan yang kurang atau
pasif,diartikan bahwa jumlah penduduk akan menyesuaikan diri dengan kebutuhan
akan tenaga kerja dari masyarajat.
Untuk unsur yang ketiga yaitu stok kapital unsur produksi, disini stok kapitak
mennetukan rigkat output. Disini smit memberikan peranan sentral kepada
pertumbuhan stok kaiptal. smith memberikan hal tesrbut karena stok kapital dalam
proses pertumbuhan output. Tingkat output tergantung pada apa yang terjadi pada stok
kapital,serta lanu pertumbuhan output tergantung pada laju pertumbuhan stok kapital.
Pertumbuhan penduduk
Pengertian pertanian yang dalam arti luas tidak hanya mencakup pembudidayaan
tanaman saja melainkan membudidayakan serta mengelola dibidang perternakan seperti
merawat dan membudidayakan hewan ternak yang bermanfaat bagi pemenuhan kebutuhan
masyarakat banyak seperti: ayam, bebek, angsa. Serta pemanfaatan hewan yang dapat
membantu tugas para petani kegiatan ini merupakan suatu cakupan dalam bidang pertanian
(Bukhori, 2014).
Sumbangan atau jasa sektor pertanian pada pembangunan ekonomi terletak dalam hal.
a. Menyediakan surplus pangan yang semakin besar kepada penduduk yang kian
meningkat.
b. Meningkatkan permintaan akan produk industri dan dengan demikian mendorong
keharusan diperluasnya sektor sekunder dan tersier.
c. Menyediakan tambahan penghasilan devisa untuk impor barang-barang modal bagi
pembangunan melalui eksport hasil pertanian terus-menerus.
d. Meningkatkan pendapatan desa untuk dimobilisasi pemerintah.
e. Memperbaiki kesejahteraan masyarakat.
Peran nyata sektor pertanian sebagai tumpuan pembangunan ekonomi nasional
pada masa krisis dan selama pemulihan ekonomi, maka sektor pertanian perlu
diposisikan sebagai sektor andalan dan didukung secara konsisten dengan
mengembangkan ekonomi yang bersifat resource based. Atas dasar tersebut, potensi
perekonomian pedesaan diharapakan akan menjadi determinan dari perekonomian
nasional secara keseluruhan dan dengan demikian perubahan yang terjadi pada struktur
perekonomian pedesaan perlu dicermati terutama dampaknya terhadap struktur
kesempatan kerja dan pendapatan di wilayah pedesaan (Resthiningrum, 2011).
Adanya strategi pembangunan ekonomi yang berbasis pada prioritas pertanian serta
ketenagakerjaan paling tidak memerlukan tiga unsur pelengkap yaitu : (1) memerlukan
percepetan output melalui serangkaian dan peningkatan teknologi,instistusional, dan
insentif herga yang khusus untuk meningkatkan petani kecil, (2) peningkatan
permintaan domestik terhadap output pertanian yang dihasilkan dari startegi
pembangunan ekonomi di wilayah perkotaan yang berorientasi pada upaya pembinaan
ketenegakerjaan, (3) diversifikasi kegiatan pembangunan daerah yang pemilihannya
yaitu padat karya,yaitu nonpertanian dimana secara langsung serta tidak langsung akan
menunjang dan ditunjang oleh masyarakat pertanian. Untuk skala yang lebih luas
pembangunan dalam sektor pertanian diyakini inti dari pembangunan nasional secara
menyeluruh khusus di Indonesia dan di wilayah Jawa Timur. Jika tidak adanya
pembangunan untuk sektor pertanian maka pertumbuhan industri tidak akan bisa maju
dan jikapun tetap berjalan pertumbuhan industri akan memunculkan ketimpangan
internal yang sangat parah dalam perekonomian seta akan muncuk masalah masalah
kemiskinan,ketimpangan pendapatan , serta penagangguran (Todaro,2014).
Menurut Analisis klasik dari Kuznets (1964) dalam tambunan T (2003), sektor
pertanian di Negara sedang berkembang adalah suatu sektor ekonomi yang sangat
potensial . ada 4 bentuk kontribusi terhadap pembangunan ekonomi dan pertumbuhan
ekonomi yaitu :
1. Ekspansi dari sektor ekonomi bukan pertanian sangat membutuhkan dan tergantung
pada produk sektor pertanian,ini dikarenakan karena penyediaan bahan baku untuk
keperluan kegiatan produksi.seperti hal industri pengolahan makanan serta
minuman , pakaian jadi,perabotan rumah tangga. Hal ini dapat disebut sebagai
kontribusi produk
2. Karena sangat kuatnya sektor pertanian di tahap awal pembangunan,maka populasi
di sektor pertanian membentuk bagian yang sangat besar dari pasar (permintaan)
domestik untuk produk dari industri dan sektor lain di dalam negeri,baik untuk
barang konsumen serta produsen.hal seperti ini dapat disebut sebagai kontribusi
pasar
3. Sangat bermanfaatnya pertanian (dapat dilihat melalui sumbangan outputnya
terhadap pembentukkan PDB serta pada penyerapan tenaga kerja) dapat dilihat dari
pertumbuhan ekonomi yang semakin meningkat,sektor pertanian dijadikan sebagai
sumber modal untuk investasi didalam perekonomian. Pembangunan ekonomi
melibatkan transfer surplus modal dari sektor pertanian ke sektor bukan pertanian.
Hal di atas ini dapat kita sebut sebagai komoditas tembakau terhadap pertanian
kontribusi faktor produksi
4. Sektor pertanian sebagai saah satu sumber penting untuk surplus neraca
perdagangan serta neraca pembayaran (sumber devisa), dapat dilakukan dengan
ekspor hasil pertnian atau peningkatan prosuksi komoditi pertanian menggantikan
impor (sunsitusi impor). Hal ini merupakan kontribusi devisa
2.1.4 Pengembangan Komoditas Unggulan
Alokasi Output
Tabel transaksi input-output terdiri atas 4 kuadran yang isi masing masing kuadranya
akan di uraikan berikut ini :
1. Kuadran I
Kuadran I ini terdiri dari transaksi antarsektor/kegiatan,yaitu arus barang atau jasa yang
dihasilkan oleh suatu sektor nantinya digunakan untuk sekrtor lain maupun sektor itu
sendiri,baik bahan penolong dan juga bahan baku. Artinya disini barang dan jasa itu
dibeli untuk kebutuhan proses produksi yang hasil akhirnya akan dijual kembali pada
putaran berikutnya. Unsur impor yang terdapat di input di keluarkan lalu dihitung
sendiri. Matriks yang ada dalam kuadran I meruapakan sistem produksi dan bersifat
endogen,sedangkan matriks yang berada diluar Kuadran I (Kuadran II.III.IV) bersifat
eksogen. Endogen artinya tidak mampu berubah karena pengaruh dari dalam diri
sendiri, perubahan hanya terjadi karena pengaruh dari luar.
2. Kuadran II
Kuadran II sendiri terdiri atas permintaan akhir,dimana barang dan jasa yang dibeli oleh
masyarakat untuk konsumsi (habis pakai) dan untuk investasi. disini permintaan akhir
termasuk barang atau jasa yang dibeli oleh masyarakat umum,dibeli oleh pemerintah,
dipergunakan untuk investasi, diekspor ke luar negeri atau ke luar wilayah,dan jika
tidak lagi berada di dalam negeri atau wilayah dianggap habis terpakai.
3. Kuadran III
Kuadran III disini berisikan input primer,yaitu semua daya dan dana yang diperlukan
untuk menghasilkan produk tetapi diluar kategori input antara. Ada sekitar 6 kategori
yang masuk ke dalam kudran III yaitu tenaga kerja, keahlian, modal, peralatan,
bangunan,dan tanah. Sumbangan yang diberikan kepada masing masing pihak dilihat
dan dihitung sesuai dengan balas jasa yang diterimanya karena ikutnya mereka dalam
proses produksi. Contohnya yaitu keahlian mendapatkan bonus dari atasan,tenaga kerja
mendapatkan pendapatan berupa gaji. Di dalam kuadran III yang tertera adalah balas
jasa bagi faktor produksi dan merupakan medapatan yang menggambarkan
kemakmuran.
4. Kuadran IV
Kuadran IV disini menjelaskan bagaimana balas jasa yang diterima oleh input primer
yang didistribusikan kepada permintaan akhir. Karena tidak dibutuhkan dalam analisis
input-output sedangkan dalam pengumpulan data dibutuhkan survei yang
rumit,kuadran IV biasanya sering di abaikan pada tabel input-output. (Robinson
Tarigan,2005)
Pengganda tenaga kerja melihat dari efek total dari adanya perubahan menurut
lapangan pekerjaan akibatnya yaitu adanya satu unit perubahan permintaan akhir di
suatu sektor tertentu. Dalam efek pengganda tenaga kerja ini digunakan untuk
melihat peran suatu sektor dalam meningkatkan tenaga kerja yang berapa besar
jumlahnya dan terserap oleh perekonomian.
2.2 Penelitian Terdahulu
No Peneliti dan Judul Tujuan Metode Hasil Penelitian
Tahun Penelitian
1. Suseno aji deky Multiplier Effect Tujuan penelitian ini adalah untuk Input output Hasil penelitian menunjukkan
(2017) Sektor Basis menganalisis dan mengetahui bahwa sektor basis mempunyai
Terhadap seberapa besar pengaruh ekonomi dampak pengganda terhadap
Perekonomian yang ditimbulkan oleh sektor output, pendapatan dan tenaga
Daerah Provinsi industri pengolahan dalam kerja. Sektor industri pengolahan
Jawa Tengah memiliki angka multiplier output
sebesar 2,02060. Hasil analisis
multiplier pendapatan, sektor jasa-
jasa memiliki nilai pengganda
pendapatan tertinggi, yaitu
0,59764. Hasil analisis multiplier
tenaga kerja terbesar adalah pada
sektor pertanian, yaitu 0,30992.
2. Haris azman wilaga Analisis Peranan Tujuan menganalisis peranan, Input output nilai sektor tanaman pangan
menganalisis keterkaitan subsektor
(2017) Subsektor Tanaman terdapat di peringkat 6 pada
tanaman pangan dengan sektor
Pangan terhadap lainnya, dan menganalisis dampak struktur output dan peringkat 5
Perekonomian Jawa multiplier yang ditimbulkan dari pada struktur nilai tambah bruto.
perubahan permintaan akhir
Barat Secara lebih terperinci, sektor
subsektor tanaman pangan
terhadap sektor perekonomian industri pengolahan lebih
Jawa Barat.
memberikan manfaat kepada
masyarakat daripada sektor
tanaman pangan
3. Oktavia Fajar H,et Peran Sektor Melihat peran sektor pertanian Input-Output Komoditas unggulan sektor
al.2016 Pertanian dalam dalam pembangunan ekonomi pertanian, yaitu: komoditas ikan
Pembangunan Provinsi Jawa Timur laut dan hasil perikanan lainnya,
Ekonomi di menggunakan Input Output komoditas ikan darat dan hasil
Provinsi Jawa perikanan lainnya, komoditas
Timur padi, komoditas jagung,
komoditas sayur-sayuran,
komoditas buah-buahan,
komoditas kedelai, komoditas
telur, komoditas sapi, komoditas
ayam, komoditas susu segar,
komoditas ternak lainnya,
komoditas domba dan kambing,
komoditas tebu, komoditas
tembakau.
4. Wijaya agung raka Analisis Input bertujuan untuk mengetahui Input-output Hasil penelitian menunjukkan
iswin,at al. (2014) Output Tembakau kecenderungan perkembangan bahwa luas tanam tembakau
di Provinsi Jawa komoditas tembakau dan cenderung menurun sedangkan
Timur agroindustri tembakau di Provinsi jumlah perusahaan, tenaga kerja,
Jawa Timur; mengetahui dan nilai ouput agroindustri
keterkaitan ke belakang (backward tembakau cenderung meningkat.
linkage) dan keterkaitan ke depan Keterkaitan ke belakang sektor
(forward linkage) sektor agroindustri rokok termasuk rendah sedangkan
tembakau terhadap sektor lainnya sektor tembakau olahan termasuk
dalam struktur ekonomi Provinsi tinggi. Keterkaitan ke depan
Jawa Timur; dan mengetahui besaran kedua sektor tersebut termasuk
dampak ekonomi yang ditimbulkan rendah. Sektor rokok termasuk ke
oleh sektor agroindustri tembakau, dalam sektor dengan dampak
ditinjau berdasarkan multiplier effect output dan pendapatan yang
terhadap output, pendapatan, dan rendah, namun memiliki dampak
penyerapan tenaga kerja di Provinsi tenaga kerja yang tinggi.
Jawa Timur.
5. Guo dan Planting Using input output Untuk meningkatkan struktur Input output Perekonomian AS telah
(2000) analysis to measure ekonomi selama dua setangah mengalami transformasi
US economic dekade terakhir. Interdepensi signifikan dalam struktur
structural chane antara industri domestik telah ekonomi selama dua setangah
over A 24 Year menurun sesuai dengan penurunan dekade terakhir. Interdepensi
Period total pengganda. antara industri domestik telah
menurun sesuai dengan
penurunan total pengganda.
2.3 Kerangka konseptual
Kerangka Konseptual digunakan sebagai pedoman atau sebagai gambaran alur dari pemikiran
dalam fokus pada tujuan penelitian.
Kondisi ekonomi
pertanian di Provinsi
Jawa Timur
Peranan Komoditas
Tembakau
K(𝐷𝐼 ) =
Dimana :
Dimana :
Dimana :
B (d) j = keterkaitan langsung ke belakang sektor j
Aij = matrik koefisien input
3.4.3 Analisis Pengganda (Multiplier)
Salah satu jenis analisis yang umum dilakukan dalam rangka kerangka analisis input
output adalah analisis pengganda (multiplier). Pada intinya,analisis pengganda
mencoba melihat apa yang terjadi terhadap variabel endogen tertentu terhadap
perubahan variabel eksogen seperti permintaan akhir,didalam perekonomian
Rumusan analisis pengganda output,pendapatan,tenaga,kerja
Keterangan :
3.5 Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional merupakan uraian yang terbatas pada setiap variabel yang
digunakan dalam penelitian dengan makna tunggal dan terukur. Dalam penelitian
ini definisi variabel operasional yang digunakan sebagai berikut :
a. Output
Output Adalah nilai produksi barang dan jasa (produk) yang dihasilkan seluruh
sektor ekonomi yang berada di wilayah Provinsi Jawa Timur. Dalam
Mengestimasi output sektoral, ada tigas jenis produk yang dicakup :
1. Produk utama (main product), yaitu produk yang memberikan nilai terbesar
dari keseluruhan aktivitas produksi di dalam suatu perusahaan
2. Produk Ikutan (by product), yaitu produk yang dihasilkan bersamaan
terhadap produksi uatama (didalam suatu proses yang tunggal). Contoh
jerami yang dihasilkan bersama padi
3. Produk sampingan (secondary product) adalah produk yang dihasilkan
bersamaan dengan adanya produk utama,namun tidak dari proses yang sama
b. Input Antara
Input antara ini mencakup penggunaan barang serta jasa oleh suatu sektor
tertentu didalam proses produksinya. Barang serta jasa ini adalah hasil produksi
sektor lain maupun hasil produksi sendiri. Barang yang digunakan untuk input
antara yaitu kebanyakan habis dalam sekali pakai misalnya, bahan penolong,
bahan baku, serta sejenisnya.
c. Permintaan Antara
Permintaan antara adalah permintaan barang dan jasa guna memenuhi proses
produksi oleh sektor lain, dimana permintaan antara merupakan jumlah
penawaran output dari suatu sektor ke sektor lain untuk digunakan dalam proses
produksi.
d. Input Primer (Nilai tambah )
Input primer adalah balas jasa atas pemakaian faktor- faktor produksi yang
terdiri dari tenaga kerja, tanah, modal, dan kewirausahaan. Input primer dapat
disebut juga nilai tambah bruto yang terdiri dari upah dan gaji, surplus usaha,
penyusutan, pajak tak langsung dan subsidi.
e. Permintaan Akhir
Permintaan akhir adalah pemintaan barang dan jasa yang terdiri dari permintaan
output untuk input produksi sektor lain dan permintaan untuk konsumsi akhir.
Permintaan akhir terdiri dari pengeluaran konsumsi rumah tangga, pengeluaran
konsumsi pemerintah, pembentukan modal tetap bruto, perubahan stok, dan
ekspor- impor.
DAFTAR PUSTAKA
Tarigan Robinson,2005.Ekonomi Regional Teori dan Aplikasi Edisi Revisi.Jakarta:PT Bumi
Aksara
BPS Provinsi Jawa Timur.2018.Analisis Data Tembakau Jawa Timur 2018.Surabaya : PT Sinar
Murni indoprinting
Boediono DR.1981.Teori Pertumbuhan Ekonomi.Yogyakarta: BPFE
Pribadhi Bagus.2019.Analisis Dampak Komoditas Padi Terhadap Perekonomian Jawa Timur
: Pendekatan Input Output [Skripsi]. Jember (ID): Universitas Jember
Priyono Hadi Teguh.2001.Ekonomi Tembakau Kabupaten Jember.Jurnal Agribis, V(1),27-29.
Mu’min S.M., & Anggara P.Y., & Maulana B.R.2018. Identifikasi Pengembangan Industri
Tembakau Di Jawa Timur : Pendekatan Model Dinamis Dan Penerapan The Triple Layered
Business Model Canvas. Pembangunan Pertanian dan Peran Pendidikan Tinggi Agribisnis:
Peluang dan Tantangan di Era Industri 4.0.575-591.
BPS Provinsi Jawa Timur. 2016. Tabel Input Output Provinsi Jawa Timur 2015.Surabaya:
Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Timur
Wijaya, A.,R.,I,& Masyuri.,& Irham.,Hartono, S.2014.Analisis Input Output Pengolahan
Tembakau di Provinsi Jawa Timur.Agro Ekonomi,24(1),1-9.
Rofiuddin, M.2018.Pengolahan Tembakau & Pembangunan Ekonomi di Kabupaten
Pamekasan.Media ekonomi dan manajemen,33(1),40-43
Rachmat,M., &Aldilaflah.,R.2010.Agribisnis tembakau di Indonesia: Kontroversi & Prospek.
Forum penelitian agro ekonomi,28(1),69-80.
Oktavia,F.,H., &Hanani,N., &Suhartini.2016. peran sektor pertanian dalam pembangunan
ekonomi di Provinsi Jawa Timur (Pendekatan Input-Output),27(2),72-84
Haris,A.,W.,&Sarma.,&Falatehah, F.,A.2018. Analisis Peranan Subsektor tanaman pangan
tehadap perekonomian Jawa Barat.Journal of regional and rural planning,1(3),231-242.
Susenti, A., D & Anas,A., M. 2017. Multiplier effect sektor Provinsi Jawa Tengah.Jurnal riset
ekonomi pembangunan,2(2),1-14.