Anda di halaman 1dari 11

1

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
FAKULTAS PERTANIAN
JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN
Kampus Universitas Palangka Raya Tanjung Nyahu I. PENDAHULUAN
Jl. Yos Sudarso Kotak Pos 2/PLKUP Palangka Raya
Kalimantan Tengah 1.1. Latar Belakang
g
Indonesia merupakan salah satu negara yang menggantungkan
RINGKASAN USULAN PENELITIAN kesejahterannya pada sektor pertanian. Perkebunan sebagai salah satu subsektor
dari sektor pertanian yang turut serta menunjang dan merangsang pertumbuhan
Pola Kemitraan Inti Plasma Perkebunan Kelapa Sawit Rakyat
ekonomi dan kesejahteraan masyarakat Indonesia sehingga sangat perlu untuk
yang Dikelola oleh Kelompok Tani di Desa Sebungsu Kecamatan
Tualan Hulu Kabupaten Kotawaringin Timur menunjang perkembangan dalam sektor perkebunan (Adrianto, 2014).
Sub sektor perkebunan mempunyai peran yang sangat penting dan
Nama : Tresno Santoso Sihombing strategis dalam pembangunan nasional sebagai salah satu sumber pendapatan
NIM : CBA 116 011 nasional. Hal ini terbukti dari nilai distribusi Produk Domestik Bruto (PDB)
Dosen Pembimbiing : 1. Dr. Ir. Suharno, M.P subsektor pertanian Indonesia menurut lapangan usaha Atas Dasar Harga
2. Dr. Ir. Yuni Erlina, M.Sc Berlaku (ADHB) pada tahun 2018 menunjukkan bahwa kontribusi tanaman
Dosen Partisipan :  1. Dr. Ir. Wison Daud, M.Si perkebunan menempati urutan petama dalam pembangunan PDB yaitu sebesar
2. Dr. Eti Dewi N., S.P.,M.P 3,30 % (Badan Pusat Statistik, 2019). Tanaman perkebunan merupakan bagian
Moderator : Rossi Indah Sitorus pendukung utama sektor pertanian dalam menghasilkan devisa negara. Hasil-
Pembahas : 1. Edu Wiranto Purba hasil perkebunan yang selama ini telah menjadi komoditas ekspor yaitu kelapa
2. Rinaldi Eduardo Purba sawit, karet, teh, kopi, tebu, cengkeh dan tembakau (Suwarto, 2010).
Hari/ Tanggal : Selasa, 03 Maret 2020 Kelapa sawit merupakan komoditi perkebunan utama di Indonesia yang
Waktu : 09.00 WIB - Selesai mempunyai peran cukup penting dalam kegiatan perekonomian Indonesia.
Tempat : Ruang Lab Komputer SOSEK Pertama, minyak sawit merupakan bahan utama minyak goreng, sehingga
2

pasokan yang kontinu ikut menjaga kestabilan harga minyak goreng. Kedua, Tabel 1.1 menunjukan bahwa perkembangan luas areal perkebunan
sebagai salah satu komoditas pertanian dalam ekspor non migas.. Ketiga, dalam kelapa sawit di Provinsi Kalimantan Tengah selama 5 tahun terakhir berfluktuasi
proses produksi maupun pengolahan juga mampu menciptakan lapangan namun cenderung mengalami peningkatan dengan rata-rata pertumbuhan sebesar
pekerjaan sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat (Mukhtar, 2014). 4,30 % per tahun, walaupun pada tahun 2017 mengalami penurunan sebesar
Provinsi Kalimantan Tengah merupakan provinsi terbesar ke-2 di -5,59 % namun kembali naik sebesar 0,84 % pada tahun 2018. Sementara pada
Indonesia setelah Provinsi Papua, yang terletak di tengah-tengah wilayah Asia produksinya juga menunjukkan pola berfluktuasi namun cenderung meningkat
Pasifik dengan luas wilayah sebesar 153.564 Km2. Kalimantan Tengah juga dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 11,07 % setiap tahunnya, walaupun pada
merupakan salah satu sentra perkebunan kelapa sawit terbesar di Indonesia. tahun 2018 mengalami penurunan sebesar 6,09 %. Kemudian pada
Kelapa sawit merupakan komoditas perkebunan utama dan komoditas unggulan produktivitasnya menunjukan pola yang berfluktuasi, dengan rata-rata
di Provinsi Kalimantan Tengah. Hal ini terbukti dari tahun ke tahun pertumbuhan sebesar 5,81 % per tahun. Peningkatan pada luas areal dan
perkembangan luas areal dan produksi kelapa sawit di Kalimantan Tengah terus produksi ini disebabkan karena sebagian besar masyarakat yang tinggal di
mengalami peningkatan. Perkembangan luas areal, produksi dan produktivitas pedesaan pada umumnya mengusahakan tanaman perkebunan kelapa sawit dan
perkebunan kelapa sawit di Provinsi Kalimantan Tengah dapat dilihat pada sebagian besar perkebunan kelapa sawit di Provinsi Kalimantan Tengah dikelola
Tabel 1.1. oleh Perkebunan Besar Swasta (PBS) yang melakukan praktik pengelolaan
perkebunan yang sangat baik.
Tabel 1.1. Perkembangan Luas Areal, Produksi dan Produktivitas
Perkebunan Kelapa Sawit di Provinsi Kalimantan Tengah Tahun Perkebunan kelapa sawit sangat berpotensi untuk dikembangkan di
2014 – 2018 Provinsi Kalimantan Tengah. Salah satu Kabupaten yang merupakan sentra
No Tahun Luas Areal Produksi Produktivitas produksi terbesar di Povinsi Kalimantan Tengah yaitu terdapat di Kabupaten
(Ha) (Ton CPO) (Ton CPO/Ha)
1 2014 1.297.886,17 3.574.879,33 2,75 Kotawaringin Timur. Luas areal, produksi dan produktivitas perkebunan kelapa
2 2015 1.411.018,41 4.471.301,48 3,17 sawit di Provinsi Kalimantan Tengah menurut Kabupaten/Kota tahun 2018
3 2016 1.597.594,59 4.541.222,54 2,84
4 2017 1.508.215,55 5.493.248,78 3,64 dapat dilihat pada Tabel 1.2.
5 2018 1.520.936,83 5.158.523,71 3,39
Dinas Perkebunan Provinsi Kalimantan Tengah, 2019
3

Tabel 1.2. Luas Areal, Produksi dan Produktivitas Perkebunan Kelapa dibandingkan dengan rata-rata produktivitas Provinsi Kalimantan Tengah yang
Sawit di Provinsi Kalimantan Tengah Menurut Kabupaten/Kota
hanya sebesar 3,39 Ton CPO/Ha.
Tahun 2018
Perkebunan kelapa sawit di Kabupaten Kotawaringin Timur terdiri dari
No Kabupaten/Kota Luas Areal Poduksi Produktivitas
(Ha) (Ton CPO) (Ton CPO/Ha) Perkebunan Besar Swasta (PBS) dan Perkebunan Rakyat (PR). Pada umumnya
1 Barito Selatan 4.431,44 14.387,44 3,25
2 Barito Timur 24.582,26 19.894,14 0,81 perkebunan kelapa sawit di Kabupaten Kotawaringin Timur lebih banyak di
3 Barito Utara 27.787,00 80.232,64 2,89 usahakan oleh PBS dibandingkan dengan PR. Hal ini terbukti dari luas areal,
4 Gunung Mas 72.760,00 99.249,00 1,36
5 Kapuas 105.840,52 346.879,74 3,28 produksi dan produktivitas perkebunan kelapa sawit rakyat di Provinsi
6 Katingan 77.225,99 159.714,98 2,07
7 Kotawaringin Barat 198.118,85 774.341,07 3,91
Kalimantan Tengah menurut Kabupaten/Kota tahun 2018 pada Tabel 1.3.
8 Kotawaringin Timur 411.102,38 1.843.178,97 4,48 Tabel 1.3. Luas Areal, Produksi dan Produktivitas Perkebunan Kelapa
9 Lamandau 127.216,03 598.526,80 4,70 Sawit Rakyat di Provinsi Kalimantan Tengah Menurut
10 Murung Raya 81,66 0 0 Kabupaten/Kota Tahun 2018
11 Palangka Raya 10.641,85 1.018,69 0.10
12 Pulang Pisau 67.201,63 88.885,42 1,32 No Kabupaten/Kota Luas Areal Poduksi Produktivitas
13 Seruyan 332.397,81 955.743,13 2,88 (Ha) (Ton CPO) (Ton CPO/Ha)
14 Sukamara 61.549,41 176.471,69 2,87 1. Barito Selatan 1.076,70 10,82 0,01
Jumlah/Rata-rata 1.520.936,83 5.158.523,71 3,39 2. Barito Timur 500,75 246,14 0,49
Dinas Perkebunan Provinsi Kalimantan Tengah, 2019
3. Barito Utara 2.702,00 6.142,77 2,27
Pada Tabel 1.2 terlihat persebaran perkebunan kelapa sawit tahun 2018 4. Gunung Mas 3.628,00 2.788,00 0,77
5. Kapuas 3.861,25 5.016,00 1,30
dengan luas areal dan produksi terbesar di Provinsi Kalimantan Tengah terdapat 6. Katingan 16.861,13 11.646,98 0,69
pada Kabupaten Kotawaringin Timur dengan luas areal 411.102,38 Ha dan 7. Kotawaringin Barat 45.314,10 73.765,22 1,63
8. Kotawaringin Timur 24.894,46 28.739,12 1,15
produksi sebesar 1.843.178,97 Ton CPO. Hal ini disebabkan karena komoditas 9. Lamandau 29.915,79 77.702,61 2,60
kelapa sawit memiliki potensi yang cukup baik untuk dikembangkan di daerah 10. Murung Raya 81,66 0 0
11. Palangka Raya 4.314,85 1.018,69 0,24
tersebut. Selain memiliki luas areal dan produksi tebesar, ternyata jika dilihat 12. Pulang Pisau 4.752,00 5.800,87 1,22
dari segi produktivitasnya Kabupaten Kotawaingin Timur juga memiliki 13. Seruyan 15.728,00 32.357,61 2,06
14. Sukamara 13.295,40 32.465,69 2,44
produktivitas yang relatif lebih tinggi yaitu sebesar 4,48 Ton CPO/Ha Jumlah/Rata-rata 166.926,09 277.700,52 1,36
Dinas Perkebunan Provinsi Kalimantan Tengah, 2019
4

Pada Tabel 1.3 terlihat bahwa tahun 2018 perkebunan kelapa sawit Kecamatan. Kecamatan Tualan Hulu termasuk sentra produksi perkebunan
rakyat di Kabupaten Kotawaringin Timur merupakan sentra perkebunan rakyat kelapa sawit rakyat terbesar terbesar ke-3 di Kabupaten Kotawaringin Timur
terbesar ke-3 setelah Kabupaten Kotawaringin Barat dan Kabupaten Lamandau. setelah Kecamatan Parenggean dan Kecamatan Cempaka. Luas areal, produksi
Dengan luas areal sebesar 24.894,46 Ha dan produksi sebesar 28.739,12 Ton dan produktivitas pekebunan kelapa sawit rakyat di Kabupaten Kotawaringin
CPO serta memiliki produktivitas sebesar 1,15 Ton CPO/Ha. Timur menurut Kecamatan tahun 2018, dapat dilihat pada Tabel 1.4.
Jika dilihat dari luas areal yang diusahakan, ternyata luas areal yang
Tabel 1.4. Luas Areal, Produksi dan Produktivitas Perkebunan Kelapa
dikelola oleh Perkebunan Rakyat (PR) relatif sangat sedikit, hanya sebesar Sawit Rakyat di Kabupaten Kotawaringin Timur Menurut
24.894,46 Ha dari 411.102,38 Ha total luas areal perkebunan kelapa sawit yang Kecamatan Tahun 2018

ada di Kabupaten Kotawaringin Timur dan sisanya dikelola oleh Perkebunan No Luas Areal Poduksi Produktivitas
Kecamatan
(Ha) (Ton CPO) (Ton CPO/Ha)
Besar Swasta (PBS). Hal ini juga yang menyebabkan produksi PR hanya sebesar 1 Antang Kalang 481,00 337,5 0,70
28.739,12 Ton CPO. Pengelolaan luas areal perkebunan yang tidak seimbang 2 Baamang 114 77,28 0,68
3 Bukit Santuai 187,50 92,11 0,49
antara PBS dengan PR di Kabupaten Kotawaringin Timur ini dikhawatirkan 4 Cempaga 2.903,52 6.468,05 2,23
dapat menimbulkan kerusuhan atau konflik sosial. Kemudian jika dilihat dari 5 Cempaga Hulu 6.198,00 3.875,60 0,63
6 Kota Besi 907,00 996,91 1,10
segi produktivitasnya ternyata produktivitas PR di Kabupaten Kotawaringin 7 Mentawa Baru
90,00 61,82 0,69
Timur relatif lebih rendah yaitu hanya sebesar 1,15 Ton CPO/Ha dibandingkan Ketapang
8 Mentaya Hilir Selatan 35,00 27,60 0,79
dengan produktivitas perkebunan kelapa sawit secara umum yaitu 4,48 Ton 9 Mentaya Hilir Utara 327,00 347,55 1,06
CPO/Ha dan rata-rata produktivitas PR di Provinsi Kalimantan Tengah yaitu 10 Mentaya Hulu 1.964,00 1.204,13 0,61
11 Parenggean 5.425,76 9.312,93 1,72
1,36 Ton CPO/Ha. 12 Pulau Hanaut 0,00 0,00 0,00
Rendahnya produktivitas perkebunan rakyat (PR) di Kabupaten 13 Seranau 30,00 54,10 1,80
14 Telaga Antang 823,00 159,22 0,19
Kotawaringin Timur juga dapat dilihat pada persebaran perkebunan kelapa sawit 15. Telawang 326,68 519,84 1,60
rakyat di tingkat Kecamatan. Kabupaten Kotawaringin Timur merupakan 16. Teluk Sampit 50,00 57,96 1,16
17. Tualan Hulu 5.032,00 5.146,52 1,02
Kabupaten yang memiliki luas wilayah sebesar 16.796 Km 2 dan terdiri dari 17 Jumlah/Rata-rata 24.894,46 28.739,12 1,15
Dinas Perkebunan Provinsi Kalimantan Tengah, 2019
5

Berdasarkan Tabel 1.4 terlihat bahwa Kecamatan Tualan Hulu memerlukan, saling memperkuat dan menguntungkan. Kemitraan usaha
merupakan Kecamatan dengan luas areal dan produksi perkebunan kelapa sawit perkebunan di atur dalam pasal 58 ayat (1) Undang-Undang Republik Indonesia
rakyat terbesar ke-3 di Kabupaten Kotawaringin Timur dengan luas areal nomor 39 tahun 2014 tentang perkebunan yang menyatakan bahwa: “perusahaan
5.032,00 Ha dan produksi sebesar 5.146,52 Ton CPO. Hal ini disebabkan karena perkebunan yang memiliki izin usaha perkebunan (IUP) atau izin usaha
adanya pembukaan lahan baru untuk perkebunan kelapa sawit dan sebagian perkebunan untuk budidaya (IUP-B), wajib memfasilitasi pembangunan kebun
besar masyarakat di Kecamatan Tualan Hulu pada umumnya mengusahakan masyarakat sekitar paling rendah seluas 20% (dua puluh perseratus) dari total
tanaman perkebunan kelapa sawit sebagai mata pencaharian utamanya. luas areal kebun yang diusahakan oleh perusahaan perkebunan”. Tujuan dari
Kemudian jika dilihat dari produktivitasnya ternyata produktivitas perkebunan kemitraan yaitu untuk kepentingan dan kesinambungan bisnis dari kedua pihak
rakyat (PR) di Kecamatan Tualan Hulu juga masih relatif lebih rendah yaitu agar dapat terlaksana, saling memperkuat dan menguntungkan (Darmono, 2004).
hanya sebesar 1,02 Ton CPO/Ha dibandingkan dengan rata-rata produktivitas Konsep dan pola kemitraan yang ditawarkan antara satu perusahaan
PR di Kabupaten Kotawaringin Timur yaitu 1,15 Ton CPO/Ha dan rata-rata dengan perusahaan lain berbeda-beda. Dalam proses pengelolaan kemitraan inti-
produktivitas perkebunan rakyat di Provinsi Kalimantan Tengah yaitu 1,36 Ton plasma di Provinsi Kalimantan Tengah menurut hasil penelitian Suharno et al
CPO/Ha. Rendahnya produktivitas pada PR ini disebabkan karena kurangnya (2015), terdapat tiga model kemitraan yang dikembangkan yaitu (1) model
pengetahuan, tidak menggunakan benih varietas unggul (benih palsu) dan kemitraan inti-plasma yang dikelola oleh perusahaan inti, (2) model kemitraan
rendahnya kemampuan teknis usahatani serta kurangnya modal yang dimiliki inti-plasma yang dikelola oleh koperasi, dan (3) model kemitraan inti-plasma
petani. Sehingga perlu dilakukan pengembangan perkebunan kelapa sawit rakyat yang dikelola oleh petani secara inidividu. Namun berdasarkan hasil kajian di
agar dapat meningkatkan produksi melalui penambahan luas areal lapangan dan wawancara dengan petani kelapa sawit di Kecamatan Tualan Hulu,
(Ekstensifikasi) dan peningkatan produktivitas (Intensifikasi). Salah satu cara terdapat sebuah model kemitraan inti-plasma yang baru dikembangkan dan
yang dapat dilakukan yaitu melalui pola kemitraan. dikelola melalui Kelompok Tani yang berada di Desa Sebungsu.
Kemitraan adalah kerjasama usaha antara usaha kecil dengan menengah Desa Sebungsu adalah salah satu Desa yang ada di Kecamatan Tualan
atau dengan usaha besar disertai pembinaan dan pengembangan berkelanjutan Hulu, Kabupaten Kotawaingin Timur, yang merupakan Desa yang
oleh usaha menengah atau usaha besar dengan memperhatikan prinsip saling mengandalkan tanaman perkebunan komoditas kelapa sawit. Sebagian besar
6

penduduk Desa Sebungsu bekerja sebagai karyawan di perkebunan besar swasta Berdasarkan uraian di atas, maka yang menjadi petanyaan dalam
(PBS) yang salah satunya adalah PT.Uni Primacom. Kondisi alam dan potensi di penelitian ini, yaitu :
Desa Sebungsu cukup layak untuk pengembangan usaha komoditas kelapa 1. Bagaimana teknis pengelolaan kebun plasma yang dilakukan oleh kelompok
sawit, namun karena keterbatasan modal dan kurangnya kemampuan teknis tani di Desa Sebungsu, Kecamatan Tualan Hulu, Kabupaten Kotawaringin
usahatani membuat petani di Desa sebungsu kurang maksimal dalam mengelola Timur ?
kebunnya. Sehingga di bentuklah sebuah kelompok tani pada tahun 2008 yang 2. Bagaimana pengelolaan keuangan kelompok tani di Desa Sebungsu,
diberi nama Kelompok Tani Ubi Hapakat. Kelompok tani tersebut mulai Kecamatan Tualan Hulu, Kabupaten Kotawaringin Timur ?
bermitra dengan perusahaan kelapa sawit PT.Uni Primacom pada awal tahun 3. Apa kendala/hambatan yang dihadapi kelompok tani dalam melaksanakan
2014. Melalui pola kemitraan inti plasma yang dikelolah oleh kelompok tani ini pola kemitraan dengan PT. Uni Primacom di Desa Sebungsu, Kecamatan
diharapkan dapat mengatasi kendala yang selama ini menjadi penghambat dalam Tualan Hulu, Kabupaten Kotawaringin Timur ?
pengembangan perkebunan rakyat, baik dalam teknis budidaya, produksi,
1.3. Tujuan Penelitian
pemasaran, maupun pendanaannya.
Tujuan dari penelelitian ini adalah :
1.2. Rumusan Masalah 1. Mengetahui teknis pengelolaan kebun plasma yang dilakukan oleh
Pengelolaan kebun plasma yang dilakukan oleh kelompok tani di Desa kelompok tani di Desa Sebungsu, Kecamatan Tualan Hulu, Kabupaten
Sebungsu, Kecamatan Tualan Hulu merupakan model kemitraan inti-plasma Kotawaringin Timur.
yang baru dikembangkan dan hingga saat ini rata-rata umur tanaman kelapa 2. Menganalisis pengelolaan keuangan kelompok tani di Desa Sebungsu,
sawit yang dikelola oleh kelompok tani tersebut sudah mencapai 6 tahun. Untuk Kecamatan Tualan Hulu, Kabupaten Kotawaringin Timur.
menunjang keberhasilan dan keberlanjutan usahatani kelapa sawit, kelompok 3. Mengetahui kendala/hambatan yang dihadapi kelompok tani dalam
tani yang bermitra harus melakukan pengelolaan yang sangat baik terutama melaksanakan pola kemitraan dengan PT. Uni Primacom di Desa
dalam teknis pengelolaan kebun dan pengelolaan keuangan. Ketika melakukan Sebungsu, Kecamatan Tualan Hulu, Kabupaten Kotawaringin Timur.
pengelolaan juga tidak terlepas dari kendala/hambatan yang dihadapi oleh
kelompok tani dalam melaksanakan pola kemitraan dengan PT. Uni Primacom. 1.4. Kegunaan Penelitian
7

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.7. Kerangka Pemikiran Peneliti

Gambar 1. Kerangka Pemikiran Peneliti


Perkebunan Kelapa Sawit
2.1. Gambaran Umum Kelapa Sawit (Elaisis Guinensis Jacq)
PT. Uni Primacom
2.1.1. Kelapa Sawit (Elaisis Guinensis Jacq)
2.1.2. Sistem Agribisnis Kelapa Sawit
2.1.3. Faktor Umur Tanaman Dalam Perawatan Kelapa Sawit
Kelompok Tani
2.1.4. Faktor Umur Tanaman Dalam Produksi Kemitraan Inti
Kelapa Sawit
2.2. Kemitraan Kelapa Sawit
2.2.1. Definisi Kemitraan
2.2.2. Dasar Kebijakan
Pengelolaan Kebun Plasma :
Pengelolaan Keuangan :
2.2.3. Manfaat Kemitraan - Perencanaan (Planning)
- Aktivitas Operasi
2.2.4. Model-model Kemitraan Inti Plasma - Pengorganisasian (Organizing)
- Aktivitas Investasi
- Pelaksanaan (Actuating)
2.3. Pengeloaan - Aktivitas Pembiayaan
- Pengawasan (Controlling).
2.3.1. Pengertian Pengelolaan
2.3.2. Fungsi Pengeloalaan
2.4. Kelompok Tani (Poktan) Kendala/Hambatan

2.5. Laporan Arus Kas (Cash Flow)


2.5.1. Definisi Laporan Arus Kas Peningkatan Pengelolaan
2.5.2. Tujuan Laporan Arus Kas Kebun dan Keuangan
2.5.3. Kegunaan Laporan Arus Kas Kelompok Tani

2.5.4. Pengklasifikasian Arus Kas


2.6. Penelitian Terdahulu
8

III. METODE PENELITIAN tani dapat ditentukan jumlah sampel yang akan diambil menggunakan rumus
sebagai berikut:
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian N
n = 1+ N .( e)2
Penelitian ini akan dilaksanakan di Desa Sebungsu Kecamatan Tualan Hulu
Kabupaten Kotawaringin Timur Provinsi Kalimantan Tengah. Pemilihan lokasi Keterangan :
penelitian tersebut dilakukan secara sengaja (purposive) dengan petimbangan n = Ukuran Sampel
bahwa di Desa Sebungsu terdapat kebun plasma kelapa sawit yang dikelola oleh N = Jumlah Populasi
kelompok tani dalam skema kemitraan dengan PT. Uni Primacom dan dengan e = Tingkat kesalahan yang di tolelir 10%
pertimbangan bahwa model pengelolaan kebun plasma yang dikelola oleh N
kelompok tani ini merupakan model kemitraan inti plasma yang baru n = 1+ N .( e)2
dikembangkan sejak tahun 2014. 62 62
Kegiatan penelitian ini akan dilaksanakan selama 3 (tiga) bulan, yaitu dari = 1+ 62(0,1)2 = 1,62
bulan Maret 2020 sampai Mei 2020, termasuk pengolahan analisis data dan
= 38 petani
penulisan sekripsi.
Berdasarkan perhitungan menggunakan rumus Slovin diatas dapat
3.2. Metode Pengambilan Sampel diambil sampel berjumlah 38 petani yang akan mewakili dari 62 total populasi
Dalam penelitian ini sampel yang digunakan untuk mewakili populasi yang tergabung dalam kelompok tani. Dalam penelitian ini penentuan jumlah
adalah seluruh petani perkebunan kelapa sawit dengan pola kemitraan yang unit sampel berdasarkan dari luas tanam yang diklasifikasikan menjadi 3
tergabung dalam kelompok tani. Total populasi dalam penelitian ini berjumlah golongan, kemudian diambil sampel menggunakan metode alokasi proporsional
62 petani yang tergabung dalam kelompok tani yang berada di Desa Sebungsu dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
dan luas tanam yang dimiliki petani dapat diklasifikasikan menjadi 3 golongan ¿
ni = N .n
yaitu golongan I (0,01 - 1,00 Ha), golongan II (1,01 - 2,00 Ha) dan golongan III
(2,01 - 3,00 Ha). Dari total populasi petani yang tergabung dalam kelompok
9

Keterangan : Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data
ni = Unit sampel / Luas Tanam sekunder. Data primer diperoleh langsung dari responden melalui wawancara
Ni = Populasi pada masing-masing luas tanam langsung dengan bantuan daftar pertanyaan (kuisioner) menegenai semua
N = Jumlah total populasi variabel yang berhubungan dengan variabel-variabel yang akan diteliti. Data
n = Ukuran sampel primer yang diperlukan meliputi identitas pengurus dan anggota kelompok tani,
teknis pengelolaan kebun, data laporan keuangan dan hal-hal yang berkaitan
Berdasarkan rumus diatas maka ditentukan jumlah unit sampel dari luas
dengan tujuan penelitian.
tanam yang diklasifikasikan dapat dilihat pada tabel 3.1.
Data sekunder diperoleh dari berbagai literatur di lembaga atau intansi
Tabel 3.1. Ukuran Sampel Berdasarkan Luas Tanam yang erat kaitanya dengan penelitian yang dilakukan, seperti Badan Pusat
Luas Tanam Populasi Statistik Provinsi Kalimantan Tengah, Badan Pusat Statistik Kabupaten
No Perhitungan Unit Sampel
(Ha) Luas Tanam
Golongan I 5 Kotawaringin Timur, Dinas Perkebunan Provinsi Kalimantan Tengah, serta
1 5 . 38=3,06 3
(0,01 - 1,00) 62 buku acuan yang berkaitan dengan penelitian. Data sekunder yang diperlukan
Golongan II 39
2 39 . 38=23,90 24 seperti luas dan produksi perkebunan kelapa sawit, keadaan umum daerah Desa
(1,01 - 2,00) 62
Golongan III 18 Sebungsu, dan data-data lain yang berkaitan dengan variabel-variabel yang akan
3 18 . 38=11,03 11
(2,01 - 3,00) 62 diteliti.
Jumlah 38
Sumber : Data Diolah, 2020
3.4. Metode Analisis Data
Jumlah unit sampel pada setiap klompok tani akan diambil secara
Metode analisis data yang digunakan untuk menjawab tujuan penelitian
Stratified berdasarkan pada setatus keanggotaannya yaitu : ketua dan anggota
dapat dijelaskan sebagai berikut :
kelompok. Metode yang digunakan dalam pengambilan responden ditentukan
1. Untuk mengetahui tujuan penelitian yang pertama yaitu teknis pengelolaan
dari anggota kelompok tani secara acak sederhana dan berstrata secara
kebun plasma yang dilakukan oleh kelompok tani di Desa Sebungsu,
proporsional (Proportional Stratified Random Sampling).
Kecamatan Tualan Hulu, menggunakan analisis deskriptif dengan
3.3. Metode Pengumpulan Data pemaparan atau penggambaran kata-kata secara umum.
10

2. Untuk mengetahui tujuan penelitian yang kedua yaitu pengelolaan keuangan 3. Petani perkebunan kelapa sawit adalah orang yang melakukan aktivitas
kelompok tani di Desa Sebungsu, Kecamatan Tualan Hulu, dengan usahatani dan tergabung kedalam bagian anggota kelompok tani yang
menggunakan analisis kuantitatif dan kualitatif terhadap laporan keuangan bermitra dengan PT.Uni Primacom.
kelompok tani tahun 2014 s/d tahun 2019 yang terdiri dari neraca, laporan 4. Teknis pengelolaan kebun adalah proses yang dimulai dari perencanaan
rugi laba (sisa hasil usaha) dan laporan arus kas. (planning), pengorganisasian (organising), pelaksanaan (actuating), dan
3. Untuk mengetahui tujuan penelitian yang ketiga yaitu kendala yang pengawasan (controlling) untuk mencapai tujuan pengelolaan kebun plasma
dihadapi kelompok tani dalam melaksanakan pola kemitraan dengan PT. secara efisiensi dan efektif.
Uni Primacom di Desa Sebungsu, Kecamatan Tualan Hulu menggunakan 5. Pengelolaan keuangan adalah arus atau pergerakan uang masuk (cash
analisis deskriptif dengan pemaparan atau penggambaran kata-kata secara inflow) dan uang keluar (cash outflow) dari segala aktivitas operasi,
umum. investasi, dan pendanaan yang dilakukan kelompok tani selama suatu
periode tertentu yang disusun dalam bentuk laporan arus kas guna untuk
3.5. Defenisi Operasional
mencapai efisiensi dan efektivitas keuangan kelompok tani.
Definisi oprasional yang dimaksud untuk mengetahui keseluruhan variabel
6. Laporan arus kas (cash flow) adalah suatu laporan tentang aktivitas
yang diteliti dalam penelitian ini, digunakan beberapa indikator atau batasan
penerimaan dan pengeluaran kas kelompok tani selama suatu periode
sebagai berikut :
tertentu beserta penjelasan tentang sumber- sumber penerimaan dan
1. Kemitraan adalah adanya kerjasama antara kelompok tani dengan PT. Uni
pengeluaran kas tersebut.
Primacom disertai oleh pembinaan dan pengembangan berkelanjutan oleh
7. Aktivitas operasi adalah aktivitas pendapatan utama kelompok tani
PT. Uni Primacom dengan memperhatikan prinsip saling memerlukan,
(principal revenue- producing activies) dan aktivitas lain yang bukan
memperkuat dan menguntungkan.
merupakan aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan.
2. Kelompok tani adalah kumpulan petani atau pekebun kelapa sawit yang
8. Aktivitas investasi adalah perolehan dan pelepasan aktiva jangka panjang
dibentuk atas dasar kesamaan kepentingan, kesamaan kondisi lingkungan
serta investasi lain yang tidak termasuk setara kas kelompok tani.
dan keakraban untuk meningkatkan dan mengembangkan usaha anggota
melalui skema kemitraan dengan PT.Uni Primacom.
11

9. Aktivitas pendanaan adalah aktivitas yang mengakibatkan perubahan dalam 2015-2017. Palangka Raya.
jumlah serta komposisi modal dan pinjaman kelompok tani. Direktorat Jendral Perkebunan. 2018. Statistik Perkebunan Indonesia Komoditi
Kelapa Sawit 2010-2017. Sekertariat Jendral Perkebunan. Jakarta.
10. Kendala/hambatan adalah kondisi atau situasi dari yang berasal dari dalam
Fattah, N. 2004. Konsep Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) dan Dewan
(internal) maupun dari luar (eksternal) yang dapat menghambat kelompok
Sekolah. Puataka. Bandung.
tani dalam melakukan pola kemitraan dengan PT.Uni Primacom.
Hartati, Sri. 2013. Manajemen Keuangan Untuk Usaha Mikro, Kecil dan
Menengah. Penebar Swadaya: Jakarta.
DAFTAR PUSTAKA Mukhtar. 2014. Analisis Pendapatan Usahatani Kelapa Sawit di Desa Cot Mue
Kecamatan Tadu Raya Kabupaten Nagan Raya. Skripsi. Fakultas
Pertanian. Univesitas Teuku Umar. Meulaboh.
Adriano, T. T. 2014. Pengantar Ilmu Pertanian. Global Pustaka Utama.
Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 1997 Tentang Kemitraan.
Yogyakarta.
Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor 67/ Permentan/ Sm.050/
Badan Pusat Statistik Indonesia. 2019. Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
12/2016 Tentang Pembinaan Kelembagaan Petani.
Triwulan I- 2019. Jakarta.
Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor 82/Permentan/
. 2019. Statistik Kelapa Sawit Indonesia 2018. Jakarta.
OT.140/8/2013 Tentang Pedoman Pembinaan Kelompoktani dan
Badan Pusat Statistik Provinsi Kalimantan Tengah. 2019. Kalimantan Tengah Gabungan Kelompoktani.
Dalam Angka 2018. Palangka Raya.
Peraturan  Menteri  Pertanian  Republik  Indonesia   Nomor:  98/Permentan/
.2019.Distribusi PDRB Kalimantan Tengah Atas Dasar Harga Berlaku OT.140/9/2013 Tentang Pedoman Perizinan Usaha Perkebunan.
Menurut Lapangan Usaha 2010-2018. Palangka Raya.
Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 1997 Tentang Kemitraan.
Cropper. 1998. Dalam Manajemen Pembangunan: Untuk Negara Berkembang.
Suwarto. & Octavianty, Y. 2010. Budidaya dan Pengelolaan Perkebunan.
LP3ES. Jakarta.
Penebar Swadaya. Jakarta.
Darmono. 2004. Kemitraan Meraih Keuntungan Bersama. Hailarang. Jakarta.
Undang-Undang Republik Indonesia No. 18 Tahun 2004. Tentang Perkebunan.
Dinas Perkebunan Provinsi Kalimantan Tengah. 2019. Perkembangan Usaha
Undang-Undang Republik Indonesia No. 39 Tahun 2014. Tentang Perkebunan.
Perkebunan Besar Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2018. Palangka
Raya. Widanarko. 2011. Buku Pintar Kelapa Sawit. Agromedia Pustaka. Jakarta.
.2019. Angka Tetap Statistik Perkebunan Tahun 2018. Palangka Raya.
.2018. Statistik Kelapa Sawit Provinsi Kalimantan Tengah Tahun

Anda mungkin juga menyukai