Correspondence: Mayarni@lecturer.unri.ac.id
Abstrak
Kelapa sawit merupakan salah satu komoditi unggulan perkebunan dan
mempunyai peran strategis dalam perekonomian nasional. Kabupaten Indragiri Hilir
merupakan salah satu wilayah dengan pertumbuhan perkebunan kelapa sawit yang
cukup pesat di Provinsi Riau. Luas areal tanaman kelapa sawit milik Perkebunan
Rakyat (RA) di Kabupaten Indragiri Hilir pada tahun 2022 sebesar 308. 197 Ha
dengan total produksi 912. 875 Ton. Tujuan penelitian untuk mengetahui tata kelola
(governance) kelembagaan pada penerapan PSR di lahan gambut di kabupaten
Indragiri Hilir dan peran tata kelola (governance) dalam implementasinya. Penelitian
ini menggunan metode deskriptif kualitatif dengan pendekatan studi kepustakaan
yang relevan, menggunakan teknik analisis data yaitu analisis kepustakaan. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa pada prakteknya tata kelola program PSR di
kabupaten Indragiri Hilir belum maksimal, karena proses implementasi terhambat
pada status lahan yang menimbulkan beberapa tantangan oleh stakeholder. Persoalan
tata kelola sawit bukan hanya pada ketiadaan regulasi melainkan intervensi kebijakan
di lapangan. Penataan kelembagaan dan kebijakan yang relevan mengarah pada
keseimbangan dan keberhasilan implementasi program Peremajaan Sawit
Rakyat (PSR).
METODE
Pada kajian ini instrumen utama pada penelitian ini menggunakan
deskriptif kualitatif dengan pendekatan studi kepustakaan yang relevan,
menggunakan teknik analisis data yaitu analisis kepustakaan. Beberapa
literatur yang digunakan berupa, artikel ilmiah, buku dan media massa yang
digunakan sebagai sumber data. Analisis data dilakukan setelah semua data
dikumpulkan.
b. Pengorganisasian (Organizing)
Pengorganisasian adalah proses penentuan, pengelompokan,
dan pengaturan agar mencapai tujuan. Kelompoktani merupakan
kelembagaan ditingkat petani yang dibentuk untuk mengorganisir
petani dalam aktivitas usahatani, merupakan kumpulan petani yang
dibentuk atas dasar kepentingan, kesamaan kondisi lingkungan dan
keakraban untuk meningkatkan dan mengembangkan usaha anggota.
Kelompoktani dianggap organisasi yang efektif untuk memberdayakan
petani, peningkatan produktivitas, pendapatan dan kesejahteraan
melalui bantuan dan fasilitas dari pemerintah. Kartasapoetra (1994)
menyatakan bahwa usahatani yang dilaksanakan oleh masing-masing
anggota kelompoktani, secara keseluruhan harus dipandang sebagai
satu kesatuan usaha yang dapat dikembangkan untuk mencapai skala
ekonomi, baik dipandang dari segi kuantitas, kualitas maupun
kontinuitas (Edwina, Susy et.al 2020).
Kelembagaan Pekebun sebagaimana dimaksud dalam Permentan
No. 03 Tahun 2022 Pasal 15 ayat (1) huruf a, terdiri atas Poktan,
Gapoktan, Koperasi atau Kelembagaan Pekebun Lainnya. Kelembagaan
Pekebun yang memiliki kriteria beranggotakan paling sedikit 20 (dua
puluh) Pekebun; atau memiliki hamparan paling sedikit seluas 50 (lima
puluh) hektare, dalam jarak antar kebun paling jauh 10 (sepuluh)
kilometer. Rekap kelompok tani per wilayah BP3K Bpp Kempas,
Kabupaten Indragiri Hilir terdapat 138 kelompok tani
(SIMLUHTAN,2023).
REALISASI
%
TAHUN TARGET LUAS KELEMBAGAA PEKEBUN
TERHADAP
(HA) N (UNIT) (ORANG)
TARGET
2017 - - - - 0%
2018 - - - - 0%
2019 - - - - 0%
2020 1,000 - - - 0%
2021 2,000 155.4123 - 82 8%
2022 500 - - - 0%
Total 3,500 155.4123 - 82 4%
Sumber: Analisis Data