Anda di halaman 1dari 77

www.brgm.co.

id
2023

RENCANA KERJA
BADAN RESTORASI
GAMBUT DAN MANGROVE
RENCANA KERJA
BADAN RESTORASI
GAMBUT DAN MANGROVE
TA 2023
RENCANA KERJA
Badan Restorasi Gambut dan Mangrove

Disusun dan diterbitkan oleh


Badan Restorasi Gambut dan Mangrove

Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM)


mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah
menyusun dan menyumbangkan tenaga, kreativitas dan
pandangannya dalam penyusunan Rencana Kerja BRGM
Tahun Anggaran 2023.

Pengarah : FOTO
Teguh Prio Adi Sulistyo

Koordinator :
Dian Hendriana

Kontributor :
Zaenal Novantri, Ibnu Siswo Bayu Aji, Sanchia Putri
Shahandra, Ghilman Ismail, Andi Julia Kania Sari, Tim
Dokumentasi BRGM

BADAN RESTORASI GAMBUT DAN MANGROVE


Jl. Teuku Umar No.17, RW.1, Kelurahan Gondangdia,
Kecamatan Menteng, Kota Jakarta Pusat, Daerah Khusus
Ibukota Jakarta, 10350
FOTO
KATA PENGANTAR

“ Rencana kerja ini disusun agar menjadi pedoman


dan arah penyelenggaraan kegiatan bagi Badan
Restorasi Gambut dan Mangrove dalam melaksanakan
kegiatan Restorasi Gambut di(tujuh Provinsi Prioritas

dan Rehabilitasi Mangrove di sembilan Provinsi


Prioritas di Indonesia
Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 120 Tahun Rencana Kerja Badan Restorasi Gambut dan
2020 tentang Badan Restorasi Gambut dan Mangrove, Mangrove (BRGM) Tahun 2023 merupakan sebuah
BRGM bertugas memfasilitasi percepatan pelaksanaan dokumen perencanaan BRGM yang berisi target kinerja dan
restorasi gambut serta upaya peningkatan kesejahteraan alokasi anggaran BRGM untuk tahun 2023. Penysunan
masyarakat pada areal kerja restorasi gambut di Provinsi Rencana Kerja BRGM didasarkan pada Rencana Strategis
Riau, Provinsi Jambi, Provinsi Sumatera Selatan, Provinsi (Renstra) BRGM Tahun 2021-2024 dan Rencana Kerja
Kalimantan Barat, Provinsi Kalimantan Tengah, Provinsi Pemerintah (RKP) Tahun 2023. Pada Tahun 2023, tema
Kalimantan Selatan, dan Provinsi Papua dan melaksanakan dalam penyusunan RKP 2023 adalah Peningkatan
percepatan rehabilitasi mangrove pada areal kerja di Produktivitas untuk Transformasi Ekonomi yang Inklusif
Provinsi Sumatera Utara, Provinsi Riau, Provinsi Kepulauan dan Berkelanjutan.
Riau, Provinsi Bangka Belitung, Provinsi Kalimantan Barat,
Rencana kerja ini disusun agar menjadi pedoman
Provinsi Kalimantan Timur, Provinsi Kalimantan Utara,
dan arah penyelenggaraan kegiatan bagi Badan Restorasi
Provinsi Papua, dan Provinsi Papua Barat.
Gambut dan Mangrove dalam melaksanakan kegiatan
Restorasi Gambut di 7 (tujuh) Provinsi Prioritas dan
Rehabilitasi Mangrove di 9 (sembilan) Provinsi Prioritas di
Pada awal tahun 2022, Badan Restorasi Gambut dan
Indonesia. Rencana kerja ini diharapkan dapat digunakan
Mangrove telah melakukan proses pemisahan Daftar Isian
dalam penysunan RKA-KL Tahun Anggaran 2023,
Pelaksanaan Anggaran (DIPA) dari sebelumnya tergabung
pelaksanaan dan pengendalian program pembangunan
dalam DIPA Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran
restorasi gambut dan rehabilitasi mangrove yang efisien dan
dan Kerusakan Lingkungan (Ditjen PPKL) dengan kode
efektif dan sinergis serta berkesinambungan di lingkungan
029.13 menjadi DIPA tersendiri yaitu DIPA Badan Restorasi
Badan Restorasi Gambut dan Mangrove.
Gambut dan Mangrove (BRGM). DIPA BRGM disahkan
pada tanggal 04 Januari 2022 melalui Surat a.n. Direktur Semoga rencana kerja ini dapat dilaksanakan
Jenderal Anggaran Direktur Anggaran Bidang dengan baik dan bermanfaat bagi seluruh pihak yang
Perekonomian dan Kemaritiman Kementerian Keuangan berhubungan dengan pengelolaan dan perlindungan gambut
Nomor: S-1AG/AG.3/2022 tentang Perubahan/Revisi Kode dan mangrove di Indonesia.
Unit dan Satker DIPA BRGM-KLHK TA 2022. Implikasi Sekretaris Badan,
Lembaga Negara yang memiliki DIPA wajib memiliki
akuntabilitas kinerja. Akuntabilitas kinerja merupakan
garda depan menuju good governance berkaitan dengan
AYU DEWI UTARI
bagaimana instansi pemerintah mampu
mempertanggungjawabkan penggunaan anggaran negara.
DAFTAR ISI

01
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Dasar Hukum
Tugas dan Fungsi
Indikator Kinerja Kegiatan

02
CAPAIAN KINERJA
FOTO Capaian Kinerja Tahun 2022
03
RENCANA KERJA TAHUN 2023
FOTO Rencana Kerja Tahun 2023

04
PENUTUP
FOTO
Progres pelaksanaan pembangunan Infrastuktur Pembasahan
Gambut (IPG) yaitu sekat kanal pada Provinsi Jambi tahun 2022
I. PENDAHULUAN
A . LATAR BELAKANG
Tahun 2023 merupakan tahun dimana Pemerintah harus menjaga trens positif paska pandemi yang telah terjadi
mulai dari tahun 2020. Tahun 2022 menjadi titik balik perekonomian Indonesia, sehingga tahun 2023 Indonesia perlu
mempertahankan tren positif tersebut. Beberapa isu mendatang adalah isu produktivitas dan mitigasi scarring effect
akibat pandemi Covid-19 yang masih terasa sampai saat ini. Mempertimbangkan kondisi dunia pada tahun 2022 baik dari
isu ekonomi maupun isu geopolitik, Pemerintah pada tahun 2023 telah menetapkan tema Rencana Kerja Pemerintah
(RKP) yaitu “Peningkatan Produktivitas untuk Transformasi Ekonomi yang Inklusif dan Berkelanjutan”.

Tahun 2023 juga merupakan tahun keempat pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMN)
2020-2024. RPJMN 2020-2024 telah menetapkan empat pilar pembangunan nasional yang diterjemahkan kedalam
tujuh Agenda Pembangunan/ Prioritas Nasional yang didalamnya terdapat program prioritas, kegiatan prioritas dan
proyek prioritas nasional. Ketujuh Agenda Pembangunan dimaksud yaitu:

Memperkuat Ketahanan Ekonomi Untuk


Revolusi Mental Dan Pembangunan
1 Pertumbuhan Yang Berkualitas Dan 4 Kebudayaan
Berkeadilan

Memperkuat Infrastruktur Untuk


Mengembangkan Wilayah Untuk Mengurangi
2 Kesenjangan 5 Mendukung Pengembangan Ekonomi Dan
Pelayanan Dasar

Membangun Lingkungan Hidup,


Meningkatkan Sumber Daya Manusia Yang
3 Berkualitas Dan Berdaya Saing 6 Meningkatkan Ketahanan Bencana Dan
Perubahan Iklim

Memperkuat Stabilitas Polhukhankam Dan


7 Transformasi Pelayanan Publik

Rencana Kerja
01 Badan Restorasi Gambut dan Mangrove
Memperhatikan Misi Presiden dan Wakil Presiden serta berpedoman pada tugas, fungsi dan kewenangan KLHK,
sebagaimana telah ditetapkan dalam Undang- Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan dan Undang-Undang
Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup serta Peraturan Presiden Nomor 16
Tahun 2015 tentang Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, maka misi KLHK yaitu :
Mengoptimalkan manfaat ekonomi sumber daya
Mewujudkan hutan yang lestari dan
1 lingkungan hidup yang berkualitas 2 hutan dan lingkungan secara berkeadilan dan
berkelanjutan
Mewujudkan keberdayaan masyarakat dalam akses
Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang
3 kelola hutan baik laki- laki maupun perempuan 4 baik
secara adil dan setara.
Berdasarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 120 Tahun 2020 tentang Badan Restorasi Gambut dan
Mangrove, penyelenggaraan upaya pemulihan ekosistem gambut yang rusak dan pemulihan mangrove yang terdegradasi
atau kritis menjadi tanggung jawab KLHK cq. BRGM. Oleh karena itu BRGM memastikan terwujudnya pelaksanaan agenda
Prioritas Nasional 6 yaitu: Membangun Lingkungan Hidup, Meningkatkan Ketahanan Bencana dan Perubahan
Iklim. Guna mendukung terlaksananya pembangunan nasional diatas, maka semangat BRGM mengarah pada tujuan
mewujudkan kondisi ekosistem gambut dan mangrove yang mampu mendukung pembangunan berkelanjutan Indonesia
yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian berlandaskan gotong royong.
Berpedoman pada sasaran strategis KLHK yang tertuang pada salah satu misi yaitu: Terwujudnya Lingkungan
Hidup dan Hutan yang berkualitas serta tanggap terhadap perubahan iklim, dan untuk memastikan Indikator Kinerja Utama
berupa kenaikan indeks kualitas lingkungan hidup (IKLH) tercapai, maka Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM)
mempersiapkan strategi yang digunakan untuk mewujudkan hal tersebut:

Rencana Kerja
Badan Restorasi Gambut dan Mangrove 02
Pengelolaan ekosistem gambut dan mangrove bertujuan untuk mencapai multi manfaat, yaitu manfaat
ekonomi, sosial, serta manfaat ekologi. Dari uraian tersebut, maka rumusan program Badan Restorasi Gambut dan
Mangrove yang menjadi tanggung jawab BRGM adalah Fasilitasi dan Koordinasi Restorasi Gambut di 7 (tujuh) Provinsi
dan Rehabilitasi Mangrove di 9 (sembilan) Provinsi dengan sasaran yang ingin dicapai adalah percepatan pelaksanaan
restorasi gambut di 7 (tujuh) provinsi dan rehabilitasi mangrove di 9 (sembilan) provinsi untuk pemanfaatan yang
berkelanjutan bagi kepentingan ekonomi, sosial dan ekologi.

Upaya pencapaian sasaran program, serta pencapaian indikator kinerja programnya akan dilaksanakan melalui tiga
kegiatan yaitu:

1. Dukungan Manajemen dan teknis lainnya BRGM;

2. Terfasilitasinya percepatan pelaksanaan restorasi gambut serta upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat pada
areal kerja restorasi gambut di 7 Provinsi;

3. Terwujudnya percepatan rehabilitasi mangrove dan pemberdayaan masyarakat pada areal kerja BRGM.

Secara indikatif, kebutuhan pendanaan pelaksanaan program restorasi gambut dan rehabilitasi mangrovetahun 2023
digunakan untuk mendanai kegiatan restorasi gambut dan rehabilitasi mangrove dengan target sebagaimana tercantum
pada peraturan presiden nomor 120 tahun 2020, yaitu 300.000 ha (25% dari target 1.200.000 ha) wilayah gambut
terdegradasi yang harus direstorasi dan 225.000 ha (37,5% dari target 600.000 ha) wilayah percepatan rehabilitasi
mangrove.

Rencana Kerja
03 Badan Restorasi Gambut dan Mangrove
B . DASAR HUKUM
1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang 8. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun Kinerja Instansi Pemerintah;
2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara 9. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 1
Republik Indonesia Nomor 4421); Tahun 2016 tentang Badan Restorasi Gambut;
2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang 10. Peraturan Presiden Nomor 92 Tahun 2020
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan tentang Kementerian Lingkungan Hidup dan
Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Kehutanan;
Tahun 2009 Nomor 140, Tambahan Lembaran 11. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor
Negara Republik Indonesia Nomor 5059); 61 Tahun 2019 tentang Rencana Kerja
3. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2004 Pemerintah Tahun 2020;
tentang Rencana Kerja Pemerintah; 12. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor
4. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2004 18 Tahun 2020 tentang Rencana Pembangunan
tentang Rencana Kerja Kementerian Jangka Menengah Nasional Tahun 2020 - 2024;
Negara/Lembaga; 13. Intruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang
5. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah;
tentang Tata Cara Penyusunan Rencana 14. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan
Pembangunan Nasional; Kehutanan Nomor
6. Peraturan Pemerintah Nomor 90 Tahun 2010 P.51/MENLHK/SETJEN/Kum.1/10/2017
tentang Penyusunan Rencana Kerja dan tentang Pedoman Penyusunan Rencana Kerja
Anggaran Kementerian Negara/Lembaga; Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan;
7. Peraturan Pemerintah No. 17 Tahun 2017 tentang 15. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan
Sinkronisasi Proses Perencanaan dan Kehutanan Nomor
Penganggaran Pembangunan Nasional P.43/MENLHK/SETJEN/SET.1/8/2019 tentang
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun Mekanisme Penyusunan Rencana Kerja dan
2017 Nomor 105, Tambahan Lembaran Negara Anggaran Kementerian Lingkungan Hidup dan
Republik Indonesia Nomor 6056); Kehutanan

Rencana Kerja
Badan Restorasi Gambut dan Mangrove 04
C . KEDUDUKAN, TUGAS DAN FUNGSI
Peraturan Presiden Nomor 120 Tahun 2020 tentang Badan Restorasi Gambut dan Mangrove menjelaskan tugas
BRGM adalah mengkoordinasikan dan memfasilitasi restorasi gambut pada Provinsi Riau, Provinsi Jambi, Provinsi Sumatera
Selatan, Provinsi Kalimantan Barat, Provinsi Kalimantan Tengah, Provinsi Kalimantan Selatan dan Provinsi Papua serta
melaksanakan percepatan rehabilitasi mangrove pada areal kerja di Provinsi Sumatera Utara, Provinsi Riau, Provinsi
Kepulauan Riau, Provinsi Bangka Belitung, Provinsi Kalimantan Barat, Provinsi Kalimantan Timur, Provinsi Kalimantan
Utara, Provinsi Papua, dan Provinsi Papua Barat.

Dalam menyelenggarakan tugas, BRGM menyelenggarakan fungsi :

1. Pelaksanaan restorasi gambut;


2. Perencanaan, pengendalian, dan evaluasi penyelenggaraan restorasi gambut;
3. Pelaksanaan konstruksi, operasi, dan pemeliharaan infrastruktur pembasahan (rewetting) gambut dan
segala kelengkapannya;
4. Pelaksanaan penguatan kelembagaan masyarakat dalam rangka restorasi gambut;
5. Pelaksanaan sosialisasi dan edukasi restorasi gambut;
6. Pelaksanaan perbaikan penghidupan masyarakat di lahan gambut;
7. Pelaksanaan percepatan rehabilitasi mangrove di dalam kawasan hutan dan di luar kawasan hutan di
provinsi sumatera utara, provinsi riau, provinsi kepulauan riau, provinsi bangka belitung, provinsi
kalimantan barat, provinsi kalimantan timur, provinsi kalimantan utara, provinsi papua, dan provinsi
papua barat;
8. Pemberian dukungan administrasi; dan
9. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh presiden.

Rencana Kerja
05 Badan Restorasi Gambut dan Mangrove
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi menyetujui Organisasi dan Tata Kerja Badan
Restorasi Gambut dan Rehabilitasi Mangrove melalui surat Nomor B/252/M.KT.01/2021 tanggal 1 April 2021 yang
selanjutnya melalui Peraturan Kepala Badan Restorasi Gambut dan Mangrove Nomor P.6/KaBRGM/2021 tentang
Organisasi Tata Kerja Badan Restorasi Gambut dan Mangrove Kerja Badan Restorasi Gambut mengamanatkan bahwa
dalam menyelenggarakan tugas dan fungsinya, BRGM didukung dengan perangkat organisasi yang terdiri dari:

Rencana Kerja
Badan Restorasi Gambut dan Mangrove 06
D . STRUKTUR ORGANISASI BRGM
Dalam menjalankan tugas dan fungsinya Badan Restorasi Gambut dan Mangrove didukung oleh lima Unit Kerja
Eselon I yaitu satu Sekretariat Badan dan Empat Kedeputian. Empat Kedeputian tersebut diantaranya adalah Deputi
Bidang Perencanaan dan Evaluasi, Deputi Bidang Konstruksi, Operasi dan Pemeliharaan, Deputi Bidang Edukasi dan
Sosialisasi, Partisipasi dan Kemitraan dan Deputi Bidang Pemberdayaan Masyarakat. Kelima unit kerja Eselon I tersebut
didukung oleh lima belas Kelompok Kerja (Unit Kerja Eselon II). Secara struktur organisasi yang sesuai dengan
Peraturan Kepala Badan Nomor: P.6/KaBRGM/2021 dapat dilihat pada Gambar.1

Rencana Kerja
07 Badan Restorasi Gambut dan Mangrove
E . SUMBER DAYA MANUSIA PADA
BADAN RESTORASI GAMBUT DAN MANGROVE

Dalam melaksanakan kegiatan Badan Restorasi Gambut dan Mangrove didukung oleh Sumber Daya Manusia yang
berasal dari unsur Aparatur Sipil Negara (ASN) dan Pegawai Pemerintah Non Pegawai Negeri (PPNPN). Sebaran dan jumlah
Sumber Daya Manusia pada Badan Restorasi Gambut dan Mangrove per 1 Januari 2023 tercatat sebanyak 339 Orang, 35
Orang diantaranya berstatus PNS dan 304 Orang berstatus Non PNS.

Jumlah sumber daya manusia Badan Restorasi Gambut dan Mangrove berdasarkan Pendidikan diantaranya : (a) 21
Orang SMA/SMK; (b) 6 Orang Diploma-III; (c) 250 Orang Strata-1; (d) 55 Orang Strata-2; (e) 7 Orang Strata-3.

59,29% 40,71%

Berdasarkan gender, jumlah sumber daya manusia BRGM terdiri dari perempuan berjumlah 138 orang dan 201
orang laki-laki.

Rencana Kerja
Badan Restorasi Gambut dan Mangrove 08
F . PENGARUSUTAMAAN

Pengarusutamaan merupakan langkah-langkah yang dilaksanakan untuk memberikan manfaat bagi kelompok yang
sudah terpenuhi kebutuhannya maupun yang sebelumnya kurang diperhatikan atau dianggap kurang penting dalam
melaksanakan suatu kegiatan atau Program Pemerintah sehingga dapat dilaksanakan secara simultan bahkan menjadi salah
satu pedoman, sebagai contoh adalah pengambilan keputusan, pengelolaan aktivitas kegiatan dan program kerja pemerintah.
Pengarusutamaan dalam program pemerintahan bertujuan untuk menciptakan kebijakan dan program yang lebih inklusif
dan berkelanjutan, sehingga semua kelompok masyarakat dapat merasakan manfaat dari pembangunan yang berkelanjutan.
Melalui Peraturan Presiden Nomor: 18 Tahun 2020 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2020-
2024 didalamnya telah ditetapkan pengarusutamaan (mainstreaming) sebagai bentuk pembangunan inovatif dan adaptif,
sehingga dapat menjadi katalis pembangunan menuju masyarakat yang sejahtera dan berkeadilan. Mengacu pada Peraturan
Presiden tersebut telah ditetapkan empat pengarusutamaan (mainstreaming).

Badan Restorasi Gambut dan Mangrove sepenuhnya akan berkomitmen dalam menjalankan tugas dan fungsi
kelembagaannya dengan tetap berlandaskan kepada empat pengarusutamaan tersebut. Empat pengarusutamaan tersebut
saling terkait dan saling mendukung satu sama lain, diantaranya :

Pengarusutamaan Tujuan Pengarusutamaan


1 Pembangunan Berkelanjutan
2 Transformasi Digital

Pembangunan berkelanjutan merupakan Pengarusutamaan transformasi digital


strategi pembangunan nasional yang merupakan strategi dalam mengoptimalkan
melibatkan partisipasi masyarakat serta teknologi dalam meningkatkan daya saing
kolaborasi semua pihak tanpa mengorbankan maupun dalam penyebaran informasi terkait
generasi masa depan dengan memperhatikan kinerja kementerian/lembaga kepada
kesejahteraan tiga dimensi (sosial, ekonomi dan masyarakat Indonesia.
lingkungan).

Rencana Kerja
09 Badan Restorasi Gambut dan Mangrove
3 Pengarusutamaan Gender
Pengarusutamaan gender merupakan strategi dalam mengintegrasikan dan menginternalisasikan perspektif gender
dalam pengembangan,pelaksanaan dan monitoring serta evaluasi kebijakan, program kerja maupun instansi.
Kesetaraan gender bertujuan agar dalam melaksanakan pembangunan nasional dapat terciptanya keadilan
kesejahteraan yang merata bagi seluruh rakyat Indonesia. Kesetaraan gender dapat dicapai dengan mengurangi
kesenjangan antara laki-laki dan perempuan dalam mengakses dan mengontrol sumber daya, berpartisipasi di
seluruh proses pembangunan dan pengambilan keputusan, serta memperoleh manfaat dari pembangunan. Salah
satu dukungan alat dalam mengintegrasikan pengarusutamaan gender adalah penganggaran berbasis gender.

4 Pengarusutamaan Transformasi Digital


Pengarusutamaan transformasi digital merupakan strategi dalam mengoptimalkan teknologi dalam meningkatkan
daya saing maupun dalam penyebaran informasi terkait kinerja kementerian/lembaga kepada masyarakat Indonesia.

Kegiatan pelaksanaan verifikasi dalam kegiatan


pembuatan sekat kanal

Rencana Kerja
Badan Restorasi Gambut dan Mangrove 10
G. PELAKSANAAN RESTORASI GAMBUT DAN
REHABILITASI MANGROVE

1. RESTORASI GAMBUT

BRGM diberikan mandat oleh Presiden Republik Indonesia melalui Peraturan Presiden Nomor
120 Tahun 2020 yaitu melaksanakan restorasi gambut di tujuh provinsi prioritas dan percepatan
rehabilitasi mangrove di sembilan provinsi prioritas. Pelaksanaan restorasi gambut dilaksanakan pada
area gambut yang rusak pada Provinsi Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan
Tengah, Kalimantan Selatan dan Papua. Upaya restorasi gambut untuk mencapai tujuan terpulihkannya
lahan gambut yang rusak dan rawan terbakar dilakukan melalui beberapa kegiatan tapak meliputi:
pembasahan kembali gambut yang kering, penanaman kembali lahan gambut yang terbuka, revitalisasi
mata pencaharian masyarakat, dan pengembangan kelembagaan tingkat tapak melalui penguatan
partisipasi masyarakat dan Desa Mandiri Peduli Gambut (DMPG). Sementara kegiatan pendukungnya
berupa dukungan manajemen, perencanaan, sosialisasi dan edukasi, serta penelitian dan
pengembangan.

Pelaksanaan kegiatan restorasi gambut tidak dilakukan dalam satu kali kegiatan namun
membutuhkan rangkaian aktivitas untuk menjamin keberfungsian dan serta mencegah terjadinya
kerusakan yang baru pada ekosistem gambut yang telah diintervensi. Langkah-langkah yang dilakukan
untuk menjamin kelangsungan restorasi gambut pada wilayah yang telah diintervensi sebelumnya
sangat diperlukan sehingga sejalan dengan upaya percepatan restorasi gambut pada target baru yang
direncanakan. Salah satu strategi yang ditempuh melalui corrective action juga diperlukan sejalan
dengan berkembangnya pengetahuan dan keilmuan dalam upaya menjaga kebasahan air di lahan
gambut.

Restorasi gambut tahun 2022 tercapai seluas 244.168 hektar dari target 300.000 hektar
meliputi pembangunan Infrastruktur Pembasahan Gambut (IPG); sumur bor terbangun 80 unit dan
sekat kanal 371 unit, revegetasi bekas terbakar seluas 390 ha dan revitalisasi ekonomi masyarakat 165
paket.

Rencana Kerja
11 Badan Restorasi Gambut dan Mangrove
Operasi Pembasahan lahan gambut
Rencana Kerja yang kering dengan
Badanair yang bersumber
Restorasi Gambutdari
dansumur 12 lokasi
bor disekitar
Mangrove
2. REHABILITASI MANGROVE

Selain restorasi gambut, BRGM berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 120 Tahun 2020
diberikan mandat untuk percepatan rehabilitasi mangrove di sembilan provinsi prioritas, diantaranya
Provinsi Sumatera Utara, Provinsi Riau, Provinsi Kepulauan Riau, Provinsi Bangka Belitung, Provinsi
Kalimantan Utara, Provinsi Kalimantan Timur, Provinsi Kalimantan Barat, Provinsi Papua dan Provinsi
Papua Barat. Rehabilitasi mangrove merupakan salah satu upaya yang dilakukan untuk mengembalikan
ekosistem mangrove yang rusak atau hilang akibat kegiatan manusia seperti penebangan hutan, eksploitasi
sumber daya alam, dan perubahan iklim. Selain melakukan rehabilitasi mangrove, BRGM juga turut
memperhatikan kesejahteraan masyarakat sekitar dengan memberikan pemberdayaan usaha masyarakat.
Tidak hanya memulihkan lingkungan namun kegiatan rehabilitasi mangrove juga membantu
meningkatkan taraf hidup masyarakat sekitar dengan memanfaatkan hasil dari kegiatan rehabilitasi
mangrove tersebut.

Dalam pelaksanaan rehabilitasi mangrove, salah satu acuan dalam menentukan pelaksanaan
kegiatan adalah Roadmap Rehabilitasi Mangrove Nasional 2021-2030 yang telah disahkan oleh Menteri
LHK pada tahun 2022. Roadmap tersebut perlu kita dorong agar difungsikan menjadi acuan pelaksanaan
rehabilitasi mangrove bagi para stakeholders. Di dalamnya terdapat tahapan dalam upaya rehabilitasi
mangrove nasional berupa pemenuhan kondisi pemungkin, implementasi aksi, serta keberlanjutan. Selain
itu, pada dokumen Roadmap juga disebutkan bahwa rehabilitasi mangrove dapat dibiayai melalui berbagai
skema sehingga percepatan rehabilitasi mangrove dapat kita dorong dengan pembiayaan selain dengan
APBN.

Pelaksanaan kegiatan percepatan rehabilitasi mangrove tahun 2022 tercapai 3.638 ha dari target
3.548 ha. Percepatan rehabilitasi mangrove tahun 2022 dikerjakan di 9 Provinsi Prioritas melalui
pendekatan padat karya dengan jumlah Hari Orang Kerja (HOK) 137.084. Dengan demikian, realisasi
restorasi gambut tahun 2022 tercapai 81,3% dan rehabilitasi mangrove tahun 2022 tercapai 102,5% dari
perencanaannya.

Rencana Kerja
13 Badan Restorasi Gambut dan Mangrove
Salah satu anggota masyarakat yang melakukan
kegiatan pembibitan dalam rangkaian kegiatan
penanaman mangrove tahun 2022
CAPAIAN
KINERJA
TA 2022

Salah satu produk kegiatan pemberdayaan masyarakat yaitu


pembuatan kain batik yang memanfaatkan pewarna yang
bersumber dari mangrove
A . CAPAIAN KINERJA

Capaian kinerja BRGM tahun 2022 merupakan hasil pengukuran terhadap indikator kinerja. Terdapat dua puluh
indikator kinerja yang menggambarkan kinerja kegiatan pemulihan/restorasi gambut dan rehabilitasi mangrove.
Berdasarkan hasil pengukuran kinerja, capaian kinerja kegiatan pemulihan/restorasi gambut dan rehabilitasi
mangrove adalah sebagai berikut:

Pemantauan, Pengendalian, dan Pemulihan


Kerusakan Ekosistem Gambut

7 Dokumen 4 Sistem 5.912 Unit


Data dan Informasi Lokasi Sistem Pengembangan Data dan Jumlah Infrastruktur fisik
dan Luas Target Restorasi Informasi Restorasi Gambut restorasi gambut yang dipelihara,
Gambut Tahun 2021-2024 Digital yang dapat di akses Publik diperbaiki dan ditingkatkan

451 Unit 390 Hektar 166 Paket


Jumlah Infrastruktur Jumlah Demplot Revegetasi Terlaksananya revitalisasi sumber
Pembasahan Gambut Lahan Gambut Terdegradasi mata pencaharian masyarakat di
lahan gambut

170 Desa 7 Laporan 170 Desa


Desa Mandiri Peduli Jumlah Instansi Pemerintah Integrasi Restorasi Gambut
Gambut Lainnya dan Pemerintah Daerah dalam Pembangunan Desa
terlibat dalam edukasi untuk
Restorasi Gambut

Rencana Kerja
17 Badan Restorasi Gambut dan Mangrove
Rehabilitasi Ekosistem Mangrove

1 Dokumen 7 Laporan 8 Unit


Rencana Percepatan Jumlah Instansi Pemerintah Jumlah Kegiatan Pemberdayaan
Rehabilitasi Mangrove Lainnya dan Pemerintah Daerah Usaha Masyarakat Sekitar Area
2021-2024 pada Target Baru terlibat dalam edukasi untuk Mangrove yang Mandiri dan
Rehabilitasi Mangrove Berkelanjutan

3.638 Hektar 104 Desa 2 Kebijakan


Luas Area Mangrove Desa Mandiri Peduli Mangrove Integrasi Rehabilitasi Mangrove
yang direhabilitasi dalam Pembangunan Desa

Dukungan Manajemen Pelaksanaan Tugas Teknis


Lainnya BRGM

4,2 Poin 3 Poin 3 Dokumen


Tingkat Kepuasan Tingkat Kematangan Laporan Keuangan BRGM
Pelayanan Perencanaan Implementasi SPIP tertib dan akuntabel

93 % 95,75 Poin 61 Dokumen


Tingkat Kepuasan Nilai Layanan PPID Jumlah Produk Peraturan
Layanan Umum berdasarkan Penilaian KIP yang dihasilkan

7 Dokumen
Jumlah Kerjasama Teknis
Restorasi gambut dan
Rehabilitasi Mangrove

Rencana Kerja
Badan Restorasi Gambut dan Mangrove 18
B . Capaian Realisasi Anggaran Tahun 2022
Pagu BRGM tahun 2022 sebesar Rp376.546.554.000,- yang bersumber dari APBN Rupiah Murni. Tahun
2022, kondisi ekonomi global masih belum stabil sehingga dalam perjalanannya mengalami perubahan-
perubahan kebijakan keuangan salah satunya adalah pencadangan anggaran atau Automatic Adjustment (AA).
Badan Restorasi Gambut dan Mangrove mengalami Automatic Adjustment (AA) sebesar Rp81.593.741.000,-.
September 2022, Anggaran Belanja Tambahan (ABT) untuk kegiatan Percepatan Rehabilitasi Mangrove disetujui
oleh Kementerian Keuangan sebesar Rp73.813.273.000,-. Total Pagu Anggaran BRGM pada tahun 2022 sebesar
Rp294.952.813.000,- dengan realisasi anggaran sebesar Rp280.904.657.484,- atau sebesar 95,24%

Belanja Operasional BRGM

Pagu Pagu BRGM


Rp10.950.131.000,- Rp237.502.155.000,-
Realisasi 75,16% Realisasi BRGM 94,66%
Rp8.229.937.713,- Rp224.823.801.884,-

Belanja Non Operasional


Pagu BRGM + Tugas Pembantuan
Rp226.552.024.000,-
Pagu Total
Realisasi 95,60%
Rp221.593.864.171,- Rp294.952.813.000,-
Realisasi Total
Tugas Pembantuan Rp280.904.657.484,-

Pagu
Rp141.216.134.000,- 95,24%
Realisasi 97,62%
Rp129.385.509.667,-

Rencana Kerja
19 Badan Restorasi Gambut dan Mangrove
99,87% 99,54%

1
4 93,09%

2 5
98,61%
97,62% 6 99,98%
3 93,74%
7

1 Provinsi Riau 2 Provinsi Jambi 3 Provinsi Sumatera Selatan 4 Provinsi Kalimatan Barat 5 Provinsi Kalimatan Tengah

6 Provinsi Kalimatan Selatan 7 Provinsi Papua

Realisasi Satuan Kerja


Tugas Pembantuan dengan
rata-rata 97,49% dimana
pagu anggaran tahun 2022
BRGM untuk Satker TP
sebesar
Rp.57.450.658.000,-
dan yang dapat
direalisasikan sebesar
Rp.56.080.855.600,-

Pagu Anggaran dan Realisasi Anggaran Satuan Kerja Tugas Pembantuan pada 7 Provinsi Prioritas BRGM Tahun 2022.
Rencana Kerja
Badan Restorasi Gambut dan Mangrove 20
RENCANA KERJA
TAHUN 2023

Proses pemeliharaan sekat kanal pada kegiatan restorasi gambut yang berfungsi untuk
menjaga infrastukrut pembasahan gambut (IPG) dapat berfungsi secara normal
A. INDIKATOR KINERJA UTAMA
Indikator Kinerja Utama BRGM Fasilitasi Restorasi Gambut dan Percepatan Rehabilitasi Mangrove, serta
Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat pada Wilayah Kerja Badan Restorasi Gambut dan Mangrove. Indikator
Kinerja Utama tersebut dilaksanakan oleh setiap kedeputian sesuai dengan tugas dan fungsinya. Rincian sasaran
kinerja dan indikator kinerja utama tersebut adalah sebagai berikut :

Sasaran Kinerja Indikator Kinerja dan Target


Terfasilitasinya percepatan pelaksanaan restorasi gambut
serta upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat pada
areal kerja restorasi gambut di Provinsi Riau, Provinsi
300.000 Hektar
Jambi, Provinsi Sumatera Selatan, Provinsi Kalimantan Lahan Gambut yang
direstorasi
Barat, Provinsi Kalimantan Tengah, Provinsi Kalimantan
Selatan, dan Provinsi Papua

Terwujudnya percepatan rehabilitasi mangrove dan


pemberdayaan masyarakat pada areal kerja di Provinsi
Sumatera Utara, Provinsi Riau, Provinsi Kepulauan Riau, 3.064 Hektar
Kawasan Ekosistem
Provinsi Bangka Belitung, Provinsi Kalimantan Barat, Mangrove yang Direhabilitasi
Provinsi Kalimantan Timur, Provinsi Kalimantan Utara,
Provinsi Papua, Provinsi Papua Barat, dan/atau provinsi
lain yang ditugaskan Presiden

Terwujudnya Tata Kelola yang baik dalam


78 Poin
penyelenggaraan restorasi gambut dan rehabilitasi Nilai SAKIP BRGM
mangrove

Rencana Kerja
23 Badan Restorasi Gambut dan Mangrove
Proses pembuatan sekat kanal pada kegiatan restorasi gambut yang berfungsi
untuk menjaga keterbasahan lahan gambut di sekitar kanal yang sudah ada

Pengarusutamaan gender pada pelaksanaan percepatan rehabilitasi mangrove yaitu


penanaman mangrove oleh salah satu anggota kelompok masyarakat.
RENCANA OUTPUT

Pemantauan, Pengendalian, dan Pemulihan


Kerusakan Ekosistem Gambut

11 Unit 1 Sistem 1.000 Unit


Terlaksananya revitalisasi Sistem Pengembangan Data dan Jumlah Infrastruktur fisik
sumber mata pencaharian Informasi Restorasi Gambut restorasi gambut yang dipelihara,
masyarakat di lahan gambut Digital yang dapat di akses Publik diperbaiki dan ditingkatkan

700 Unit 700 Unit 10 Peraturan


Jumlah Infrastruktur Desa Mandiri Peduli Integrasi Restorasi Gambut
Pembasahan Gambut Gambut dalam Pembangunan Desa

700 Hektar 7 Laporan


Jumlah Demplot Revegetasi Jumlah Instansi Pemerintah Lainnya dan
Lahan Gambut Terdegradasi Pemerintah Daerah terlibat dalam
edukasi untuk Restorasi Gambut

Rencana Kerja
25 Badan Restorasi Gambut dan Mangrove
Rehabilitasi Ekosistem Mangrove

3.064 hektar 50 Desa 10 Peraturan


Luas Area Mangrove Desa Mandiri Peduli Mangrove Integrasi Rehabilitasi Mangrove
yang direhabilitasi dalam Pembangunan Desa

9 Laporan 11 Unit
Jumlah Instansi Pemerintah Jumlah Kegiatan Pemberdayaan
Lainnya dan Pemerintah Daerah Usaha Masyarakat Sekitar Area
terlibat dalam edukasi untuk Mangrove yang Mandiri dan
Rehabilitasi Mangrove Berkelanjutan

Dukungan Manajemen Pelaksanaan Tugas Teknis


Lainnya BRGM

4 Poin 4 Poin 1 Dokumen


Tingkat Kepuasan Tingkat Kematangan Laporan Keuangan BRGM
Pelayanan Perencanaan Implementasi SPIP tertib dan akuntabel

100 % 70 Poin 15 Peraturan


Tingkat Kepuasan Nilai Layanan PPID Jumlah Produk Peraturan
Layanan Umum berdasarkan Penilaian KIP yang dihasilkan

7 Dokumen
Jumlah Kerjasama Teknis Restorasi
gambut dan Rehabilitasi Mangrove

Rencana Kerja
Badan Restorasi Gambut dan Mangrove 26
T.A 2023
SEKRETARIAT BADAN Rp 109.147.072.000

Sekretariat Badan merupakan salah satu Eselon I yang dipimpin oleh Sekretaris Badan yang berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada Kepala Badan Restorasi Gambut dan Rehabilitasi Mangrove. Sekretariat Badan mempunyai tugas
melaksanakan pemberian dukungan administrasi kepada BRGM. Dalam melaksanakan tugas tersebut, Sekretariat Badan
menyelenggarakan fungsi :

Pelaksanaan tugas dan fungsi tersebut diturunkan kepada lima Kepala Kelompok Kerja diantaranya : (a) Kelompok
Kerja Program dan Anggaran; (b) Kelompok Kerja Pengawasan Internal; (c) Kelompok Kerja Keuangan; (d) Kelompok Kerja
Kerjasama, Hukum, dan Hubungan Masyarakat; (e) Kelompok Kerja Umum dan Kepegawaian.

Dalam sistem perencanaan dan penganggaran, Sekretariat Badan mendukung Program Dukungan Manajemen.
Program dukungan manajemen mencakup berbagai inisiatif dan kegiatan untuk membantu meningkatkan kinerja organisasi
pemerintah dan meningkatkan efektivitas penyampaian layanan publik kepada masyarakat, salah satunya adalah reformasi
birokrasi. Kinerja Sekretariat Badan tercermin dari sasaran kinerja dan indikator kinerjanya.

Rencana Kerja
27 Badan Restorasi Gambut dan Mangrove
Dalam mencapai sasaran kinerja dan
Sasaran Kinerja
pemenuhan indikator kinerja pada tahun 2023,
Sekretariat Badan mengalokasikan sebesar Meningkatnya tata kelola yang baik dalam
Rp109.147.072.000 untuk melaksanakan penyelenggaraan restorasi gambut dan
rehabilitasi mangrove yang akuntabel, responsif
kegiatan-kegiatan yang mendukung sasaran dan berpelayanan prima
kinerja dan indikator kinerja Sekretariat Badan.
Indikator kinerja dalam meningkatnya tata
Indikator Kinerja
kelola pemerintahan yang baik dalam tubuh
BRGM adalah Nilai SAKIP BRGM dan Tingkat
78 Poin 4 Poin
Kematangan Implementasi SPIP. Pencapaian
Nilai SAKIP Tingkat Kematangan
Indikator tersebut nantinya akan dijabarkan BRGM Implementasi SPIP
kepada indikator kinerja setiap Kelompok Kerja.

KELOMPOK KERJA KEUANGAN


Kelompok Kerja Keuangan dalam mempunyai tugas Dalam melaksanakan tugas dan fungsi serta pencapaian
untuk melaksanakan urusan keuangan, dan pelaksanaan kinerja, Kelompok Kerja Keuangan memiliki tiga
akuntansi serta pelaporan keuangan, dengan indikator kinerja yaitu Laporan Keuangan BRGM Tertib
menyelenggarakan fungsi berupa: pelaksanaan pengelolaan dan Akuntabel, (b) Jumlah Informasi Pengelolaan
keuangan dan perbendaharaan, pelaksanaan akuntansi dan Keuangan BRGM, (c) Tingkat Kinerja Pengelolaan
pelaporan keuangan, dan penyelesaian ganti kerugian negara. Keuangan BRGM dan Satker (TP). Dalam mencapai
Tugas dan fungsi tersebut berkontribusi kepada salah satu indikator kinerja tersebut, Kelompok Keuangan dibantu
indikator kinerja Sekretariat Badan yaitu pencapaian nilai dengan dua Sub Kelompok Kerja yaitu : (a) Sub Kelompok
SAKIP BRGM. Kerja Perbendaharaan, dan (b) Sub Kelompok Kerja
Akutansi dan Pelaporan Keuangan.

1 Dokumen 1 Dokumen 95 %
Laporan Keuangan BRGM Tertib Jumlah Informasi Pengelolaan Tingkat Kinerja Pengelolaan Keuangan
Dan Akuntabel Keuangan BRGM BRGM Dan Satker (TP)
Rencana Kerja
Badan Restorasi Gambut dan Mangrove 28
KELOMPOK KERJA PROGRAM DAN ANGGARAN

Kelompok Kerja Program dan Anggaran dalam Dalam melaksanakan tugas dan fungsi serta pencapaian
peningkatan tata kelola BRGM mempunyai tugas kinerja, Kelompok Kerja Program dan Anggaran
melaksanakan koordinasi dan penyusunan rencana, program menjabarkan hal tersebut kedalam dua indikator
dan anggaran dengan menyelenggarakan fungsi: penyiapan kinerja yaitu Nilai SAKIP BRGM dan Tingkat Kepuasan
koordinasi dan penyusunan rencana, program dan anggaran; Layanan Perencanaan. Dalam mencapai indikator kinerja
dan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan program tersebut, Kelompok Kerja Program dan Anggaran dibantu
dan anggaran. Tugas dan fungsi tersebut berkontribusi dengan dua Sub Kelompok Kerja yaitu : (a) Sub Kelompok
kepada salah satu indikator kinerja Sekretariat Badan yaitu Kerja Penyusunan Program dan Anggaran, dan (b) Sub
pencapaian nilai SAKIP BRGM. Kelompok Kerja Evaluasi dan Pelaporan.

78 Poin 4 Poin
Nilai SAKIP BRGM Tingkat Kepuasan Layanan Perencanaan

Agenda Forum Group Discussion (FGD)


antara BRGM dengan Komisi IV di Jakarta

Pelaksanakan Forum Group Discussion (FGD) antara BRGM dengan Komisi IV DPR RI dalam rangka sinkronisasi perencanaan dan
pelaksanaan kegiatan restorasi gambut dan rehabilitasi mangrove serta penggunaan anggaran BRGM tahun 2022.
Rencana Kerja
29 Badan Restorasi Gambut dan Mangrove
KELOMPOK KERJA PENGAWASAN INTERNAL

Pelaksanaan seluruh kegiatan BRGM akan dilakukan pengawasan oleh pihak eksternal seperti Badan Pengawasan
Keuangan dan Pembangunan, Badan Pemeriksa Keuangan, Inspektorat Jenderal KLHK dan lain-lain. Sebelum dilakukan
pengawasan/pemeriksaan oleh pihak eksternal, alangkah lebih baik dilakukan pengawasan secara internal dahulu.
Pelaksanaan pengawasan internal lingkup BRGM dilakukan oleh Kelompok Kerja Pengawasan Internal. Pelaksanaan
pengawasan internal tersebut bertujuan untuk mempertahankan dan/atau meningkatkan level maturitas SPIP lingkup
BRGM dan menjaga agar setiap kegiatan berada pada koridor yang tepat.

Kelompok Kerja Pengawasan Internal mempunyai tugas melaksanakan pengawasan internal lingkup Badan dan
menjalankan fungsi sebagai: penyiapan kebijakan teknis pengawasan internal lingkup Badan, pelaksanaan pengawasan
internal lingkup Badan terhadap kinerja dan keuangan, pelaksanaan pengawasan kegiatan restorasi gambut dan percepatan
rehabilitasi mangrove yang dilaksanakan oleh pihak lain, pelaksanaan pengawasan untuk tujuan tertentu atas penugasan
Kepala Badan, tindak lanjut hasil audit, dan penyusunan laporan hasil pengawasan lingkup Badan Restorasi Gambut dan
Mangrove. Tugas dan fungsi tersebut berkontribusi kepada salah satu indikator kinerja Sekretariat Badan yaitu
pencapaian Tingkat Kematangan Implementasi SPIP. Dalam mencapai hal tersebut, Kelompok Kerja Pengawasan
Internal menjabarkan kedalam enam indikator kinerja yang akan dibantu oleh Sub Kelompok Kerja Administrasi
Pengawasan.

80 % 85 %
Peningkatan Pengawasan Implementasi rencana kerja program
Internal Berbasis Resiko pengendalian gratifikasi

80 % 80 %
Peningkatan Kepatuhan Peningkatan standar kapabilitas SDM
terhadap PKPT Pengawasan

100 % 1 Zona
Penyelesaian tindak lanjut hasil pemeriksaan BPK RI, Penyiapan zona integritas Wilayah Bebas Korupsi
audit Itjen dan Pengawasan lainnya (WBK) / Wilayah Birokrasi Bers

Rencana Kerja
Badan Restorasi Gambut dan Mangrove 30
KELOMPOK KERJA UMUM DAN KEPEGAWAIAN

Beberapa tugas dan fungsi Sekretariat Badan adalah memberikan dukungan administrasi, ketatausahaan, dan sumber
daya manusia serta pengelolaan barang milik negeri. Tugas tersebut dilaksanakan oleh kelompok kerja umum dan
kepegawaian. Kelompok Kerja Umum Dan Kepegawaian mempunyai tugas melaksanakan urusan administrasi,
ketatausahaan, kerumahtanggaan, perlengkapan, barang milik negara, dan pengelolaan administrasi kepegawaian serta
penataan organisasi dan tata laksana, dengan menyelenggarakan fungsi: pengelolaan urusan tata usaha, kearsipan dan
dokumentasi, pengelolaan barang milik negara, pengelolaan urusan rumah tangga dan perlengkapan, pengelolaan layanan
pengadaan barang dan jasa, penyusunan perencanaan dan pengembangan pegawai, pelaksanaan administrasi pengelolaan
kepegawaian, dan penyiapan koordinasi dan penataan organisasi dan tata laksana.

1 Dokumen
Jumlah dokumen proses bisnis 3 Dokumen
Dokumen pengelolaan BMN yang
akuntabel
100 %
Tingkat Pemenuhan kebutuhan SOP 100 %
Tingkat kepuasan layanan pengadaan
100 % barang/jasa disbanding SIRUP

Tingkat kepuasan layanan umum 85 %

Persentase penyelesaian barang persediaan yang


100 % diserahkan kepada masyarakat
Tingkat kinerja pengelolaan
kearsipan BRGM

Dalam melaksanakan tugas dan fungsi tersebut, Kelompok Kerja Umum Dan Kepegawaian memiliki kinerja yang
dijabarkan kedalam tujuh indikator kinerja. Ketujuh indikator kinerja tersebut dibantu oleh tiga Sub Kelompok Kerja
yaitu (a) Sub Kelompok Kerja Kepegawaian; (b) Sub Kelompok Kerja Umum dan Layanan Pengadaan, dan (c) Sub Kelompok
Kerja Tata Usaha dan Barang Milik Negara.

Rencana Kerja
31 Badan Restorasi Gambut dan Mangrove
Pelaksanaan pembinaan pegawai pada
awal tahun 2023

Sekretariat Badan melalui Kelompok Kerja Umum dan Kepegawaian melaksanakan kegiatan pembinaan pegawai yang dihadiri
oleh seluruh Pimpinan BRGM dan seluruh anggota BRGM. Pembinaan pegawai diawal tahun dilakukan agar dapat
meningkatkan motivasi dan kepuasan yang nantinya akan meningkatkan kinerja BRGM secara keseluruhan serta memberikan
arahan tujuan dan kegiatan-kegiatan BRGM tahun 2023.

Rencana Kerja
Badan Restorasi Gambut dan Mangrove 32
KELOMPOK KERJA KERJASAMA, HUKUM DAN
HUBUNGAN MASYARAKAT

Salah satu tugas dan fungsi Sekretariat Badan adalah meningkatkan kinerja dan efektivitas dalam implementasi
pengembangan hubungan dan Kerjasama luar negeri program pembangunan di Indonesia khususnya terkait
dalam rangka kebutuhan pendanaan. Tugas dan fungsi kegiatan restorasi gambut dan rehabilitasi mangrove.
tersebut dilaksanakan oleh Kelompok Kerja Kerjasama, Kelompok kerja ini memiliki peran yang sangat penting
Hukum dan Hubungan Masyarakat, mempunyai tugas dalam mengembangkan kerjasama, menyusun kebijakan
melaksanakan koordinasi dan pelaksanaan hubungan dan hukum, dan membangun hubungan yang baik antara
kerja sama dalam rangka kebutuhan pendanaan, ilmu pemerintah dan masyarakat baik melalui media masa, media
pengetahuan dan teknologi, pengelolaan gambut, sosial maupun berperan aktif secara langsung ke tingkat
manajemen restorasi gambut, serta percepatan tapak.
pelaksanaan rehabilitasi mangrove, penyusunan
Dalam membangun kerjasama yang kuat dengan
peraturan Badan, dan hubungan masyarakat dengan
berbagai pihak terkait kegiatan restorasi gambut dan
menyelenggarakan fungsi: koordinasi dan penyusunan
rehabilitasi mangrove, dilakukan identifikasi potensi
perjanjian kerja sama; penyusunan rencana, monitoring
kerjasama yang dapat dilakukan dengan pihak lain, seperti
dan evaluasi serta laporan penggunaan anggaran
lembaga swadaya masyarakat, perusahaan, dan lembaga
kerjasama dalam negeri dan luar negeri, pengelolaan
pemerintah lainnya. Kerjasama yang baik dengan pihak lain
hibah, penyusunan dan dokumentasi peraturan Badan,
juga dapat memperkuat keberlanjutan kegiatan restorasi
dan koordinasi dan pelaksanaan penyajian pemberitaan,
gambut dan rehabilitasi mangrove di tiga belas provinsi
dan pelayanan informasi publik, serta pelaksanaan
prioritas wilayah kerja BRGM.
hubungan masyarakat.
Dalam melaksanakan tugas dan fungsi tersebut,
Selain melaksanakan tugas dan fungsinya tersebut,
Kelompok Kerja Kerjasama, Hukum dan Hubungan
Kelompok Kerja Kerjasama, Hukum dan Hubungan
Masyarakat memiliki kinerja yang dijabarkan kedalam
Masyarakat menjadi bagian dari upaya untuk
tujuh indikator kinerja.

Rencana Kerja
33 Badan Restorasi Gambut dan Mangrove
60%
Pemberitaan positif
di media massa
Ketujuh indikator kinerja tersebut dalam pencapaiannya
dibantu oleh dua Sub Kelompok Kerja yaitu (a) Sub 70 Poin
Kelompok Kerja Kerjasama dan (b) Sub Kelompok Kerja Nilai Layanan PPID
berdasarkan Penilaian KIP
Hukum dan Hubungan Masyarakat. Rimciam imdikator
kinerja tersebut sebagai beriku : 15 Peraturan
Jumlah produk peraturan
yang dihasilkan
1 Dokumen
Agenda setting dan schedule pelaksanaan 85 %
kegiatan kehumasan yang tertata
Tingkat pencapaian kerjasama restorasi
gambut dan rehabilitasi mangrove
2 Dokumen 7 Dokumen
Jumlah kerjasama pendanaan restorasi
gambut dan rehabilitasi mangrove Jumlah kerjasama teknis restorasi
gambut dan rehabilitasi mangrove

Peresmian Hutan Pertamina Mahakam Hulu di Kawasan PPKH-Pertamina


Hulu Mahakam serta penandatangan MoU antara Pertamina dan BRGM

Rencana Kerja
Badan Restorasi Gambut dan Mangrove 34
DEPUTI BIDANG T.A 2023
PERENCANAAN DAN EVALUASI Rp 18.363.000.000
Pelaksanaan restorasi gambut dan rehabilitasi Pelaksanaan tugas dan fungsi tersebut dibantu
mangrove berjalan dengan baik dan terarah jika dengan oleh dua Kelompok Kerja yaitu : (a) Kelompok Kerja
mengedepankan aspek perencanaan yang komprehensif. Perencanaan Restorasi Gambut dan Rehabilitas
Perencanaan yang komprehensif tersebut juga perlu Mangrove dan (b) Kelompok Kerja Monitoring,
dilakukan evaluasi pelaksanaannya agar pelaksanaan tahun Evaluasi dan Pengembangan Data.
depan dapat berjalan lebih baik lagi dari tahun sebelumnya.
Dalam sistem perencanaan dan penganggaran,
Dalam hal ini, Kedeputian Bidang Perencanaan dan Evaluasi
Deputi Bidang Perencanaan dan Evaluasi mendukung
BRGM memiliki tugas untuk melaksanakan penyusunan
Program Kualitas Lingkungan Hidup untuk kegiatan
rencana dan evaluasi restorasi gambut dan percepatan
perencanaan dan evaluasi restorasi gambut dan
pelaksanaan rehabilitasi mangrove. Dalam melaksanakan
Program Hutan Berkelanjutan untuk perencanaan dan
tugasnya, Deputi Bidang Perencanaan dan Evaluasi
evaluasi rehabilitasi mangrove. Program kualitas
menyelenggarakan fungsi:
lingkungan hidup adalah program yang bertujuan
untuk meningkatkan kualitas lingkungan hidup,

Rencana Kerja
35 Badan Restorasi Gambut dan Mangrove
baik dari aspek fisik, biologis, maupun sosial. Program ini Dalam mencapai sasaran kinerja dan indikator kinerja,
berfokus pada pengelolaan dan perlindungan lingkungan Deputi Bidang Perencanaan dan Evaluasi mengalokasikan
hidup secara holistik dan berkelanjutan, dengan anggaran sebesar Rp 18.363.000.000 untuk melaksanakan
mempertimbangkan kebutuhan ekonomi, sosial, dan kegiatan-kegiatan sasaran kinerja dan indikator kinerja
lingkungan. Sedangkan untuk Program hutan berkelanjutan Sekretariat Badan. Rincian Sasaran Kinerja dan Indikator
adalah program yang bertujuan untuk menjaga Kinerja Deputi Bidang Perencanaan dan Evaluasi sebagai
keberlanjutan hutan dan sumber daya alam yang terkait berikut :
dengan hutan, seperti air, tanah, dan keanekaragaman Sasaran Kinerja
hayati. Program ini memperhatikan aspek ekonomi, sosial,
Terselenggaranya Perencanaan dan
dan lingkungan dalam pengelolaan hutan.
evaluasi restorasi gambut
Pencapaian tujuan Nasional yang dicanangkan
melalui Program-Program seperti Program Kualitas
Terselenggaranya Perencanaan dan
Lingkungan Hidup dan Program Hutan Berkelanjutan perlu Evaluasi Rehabilitasi Mangrove
dikawal mulai dari perencanaan dan evaluasi
pelaksananaanya. Hal tersebut terlihat dari sasaran kinerja Indikator Kinerja
Deputi Bidang Perencanaan dan Evaluasi yaitu
terselenggaranya perencanaan dan evaluasi restorasi 2 Dokumen
Perencanaan restorasi
gambut dan rehabilitasi mangrove. Deputi Bidang gambut di 7 Provinsi
Perencanaan dan Evaluasi memiliki dua sasaran kinerja
yang dicapai melalui empat indikator kinerja. Dua 1 Dokumen
Perencanaan
indikator kinerja untuk kegiatan restorasi gambut dan dua percepatan rehabilitasi
indikator kinerja lainnya untuk rehabilitasi mangrove. mangrove di 9 Provinsi
Indikator kinerja mengenai data, informasi dan sistem
20 Paket
manajemen informasi restorasi gambut dan rehabilitasi Data, Informasi dan Sistem
mangrove nantinya dapat dipergunakan untuk Manajemen Informasi
Restorasi Gambut
merencanakan kegiatan – kegiatan restorasi gambut
dan rehabilitasi mangrove tahun berikutnya dan dapat 10 Paket
memudahkan pengambilan kesimpulan dalam evaluasi Data, Informasi dan Sistem
Manajemen informasi
pelaksanaan kegiatan tahun berjalan. rehabilitasi mangrove

Rencana Kerja
Badan Restorasi Gambut dan Mangrove 36
KELOMPOK KERJA PERENCANAAN RESTORASI
GAMBUT DAN REHABILITASI MANGROVE

Perencanaan kegiatan restorasi gambut dan Dalam melaksanakan tugas dan fungsi tersebut,
rehabilitasi mangrove menjadi salah satu hal yang sangat Kelompok Kerja Perencanaan Restorasi Gambut dan
penting untuk diperhatikan sebelum melaksanakan kegiatan Rehabilitasi Mangrove memiliki kinerja yang dijabarkan
restorasi gambut dan rehabilitasi mangrove. Perencanan kedalam lima indikator kinerja beserta targetnya. Kelima
yang baik dapat membantu dalam mengoptimalkan sumber indikator kinerja tersebut dalam pencapaiannya dibantu oleh
daya yang tersedia, meminimalkan risiko, dan meningkatkan dua Sub Kelompok Kerja yaitu (a) Sub Kelompok Kerja
efektivitas serta efisiensi dalam mencapai tujuan. Perencanaan Restorasi Gambut dan (b) Sub Kelompok Kerja
Kelompok Kerja Perencanaan Restorasi Gambut dan Perencanaan Rehabilitasi Mangrove. Indikator kinerja
Rehabilitasi Mangrove mempunyai tugas Menyusun kelompok kerja perencanaan restorasi gambut dan rehabilitasi
perencanaan teknis pelaksanaan restorasi gambut dan mangrove sebagai berikut :
pelaksanaan percepatan rehabilitasi mangrove dan
menyelenggarakan fungsi berupa : penyiapan penyusunan
kriteria teknis target lokasi restorasi gambut, pelaksanaan
pemetaan target lokasi restorasi gambut, pelaksanaan
fasilitasi penyusunan rencana perlindungan dan pengelolaan
ekosistem gambut, koordinasi penyusunan kriteria teknis
target lokasi percepatan rehabilitasi mangrove, dan fasilitasi
penyusunan peta target lokasi percepatan rehabilitasi
mangrove.
Beberapa output kegiatan perencanaan diantaranya
berupa rancangan teknis, rencana tahunan restorasi gambut
dan rehabilitasi mangrove, pembaharuan data terkait peta
mangrove nasional dan peta indikatif restorasi gambut serta
pembaharuan data pada website BRGM mengenai hasil yang
telah dicapai dalam pelaksanaan kegiatan restorasi gambut
dan rehabilitasi mangrove.

Rencana Kerja
37 Badan Restorasi Gambut dan Mangrove
KELOMPOK KERJA MONITORING, EVALUASI
DAN PENGEMBANGAN DATA

Selain perencanaan yang tepat dan komprehensif, Keenam indikator kinerja tersebut dalam
evaluasi pelaksanaan kegiatan menjadi hal yang penting untuk pencapaiannya dibantu oleh dua Sub Kelompok Kerja yaitu (a)
melihat bagaimana pelaksanaan kegiatan pada tahun berjalan Sub Kelompok Kerja Monitoring dan Evaluasi dan (b) Sub
sesuai dengan apa yang direncanakan. Selain untuk melihat Kelompok Kerja Pengembangan Data. Indikator kinerja
kesesuaian dengan perencanaan, evaluasi juga dapat Monitoring, Evaluasi, dan Pengembangan Data sebagai
memberikan sumbangsih data dan informasi yang dapat berikut :
digunakan untuk menyusun perencanaan tahun selanjutnya
sehinga tidak tumpang tindih dan dampak yang sudah
dirasakan oleh masyararakat atau lingkungan setempat dapat
berjalan secara berkelanjutan.

Deputi Bidang Perencanaan dan Evaluasi melalui


Kelompok Kerja Monitoring, Evaluasi, dan Pengembangan
Data bertugas untuk melaksanakan monitoring dan evaluasi,
serta pengembangan data restorasi gambut dan percepatan
rehabilitasi mangrove dan menyelenggarakan fungsi berupa:
penyiapan kebijakan teknis monitoring dan evaluasi serta
pengembangan data restorasi gambut dan percepatan
rehabilitasi mangrove, pelaksanaan monitoring pelaksanaan
restorasi gambut dan percepatan rehabilitasi mangrove,
pelaksanaan evaluasi hasil restorasi gambut dan percepatan
rehabilitasi mangrove, dan pengembangan sistem data dan
informasi restorasi gambut dan percepatan rehabilitasi
mangrove.
Dalam melaksanakan tugas dan fungsi tersebut,
Kelompok Kerja Perencanaan Restorasi Gambut dan
Rehabilitasi Mangrove memiliki kinerja yang dijabarkan
kedalam enam indikator kinerja.

Rencana Kerja
Badan Restorasi Gambut dan Mangrove 38
DEPUTI BIDANG KONSTRUKSI T.A 2023
OPERASI DAN PEMELIHARAN Rp 67.514.043.000
Restorasi gambut merupakan upaya untuk Deputi Bidang Konstruksi, Operasi dan Pemeliharaan
mengembalikan fungsi ekologi dan sosial-ekonomi dari lahan dalam memastikan kegiatan restorasi gambut sesuai dengan
gambut yang terdegradasi atau rusak. Di Indonesia, lahan standar teknis yang telah ditetapkan, memiliki tugas dan
gambut merupakan aset strategis yang sangat penting bagi fungsi sebagai berikut :
keberlanjutan lingkungan dan kehidupan manusia, karena
gambut memiliki kemampuan menyimpan karbon, mengatur
ketersediaan air, serta memberikan manfaat ekonomi bagi
masyarakat sekitar.
Dalam penyelenggaraan restorasi gambut, Deputi
Bidang Konstruksi Operasi dan Pemeliharaan Badan
Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) bertanggung
jawab atas pelaksanaan konstruksi, operasi, dan
pemeliharaan infrastruktur yang menunjang restorasi
gambut dan memastikan kegiatan restorasi gambut
dilaksanakan dengan baik dan sesuai dengan standar teknis
yang telah ditetapkan.

Pelaksanaan tugas dan fungsi tersebut dibantu oleh


tiga Kelompok Kerja yaitu : (a) Kelompok Kerja Restorasi
Gambut Wilayah Sumatera, (b) Kelompok Kerja Restorasi
Gambut Wilayah Kalimantan dan Papua dan (c) Kelompok
Kerja Teknik Restorasi.

Rencana Kerja
39 Badan Restorasi Gambut dan Mangrove
Dalam sistem perencanaan dan penganggaran,
Deputi Bidang Konstruksi, Operasi dan Pemeliharaan Sasaran Kinerja
mendukung Program Kualitas Lingkungan Hidup.
Program kualitas lingkungan hidup adalah program yang Terselenggaranya kegiatan fisik restorasi
gambut dan kelengkapannya di 7 Provinsi
bertujuan untuk meningkatkan kualitas lingkungan
hidup, baik dari aspek fisik, biologis, maupun sosial.
Program ini berfokus untuk memastikan bahwa kualitas
Indikator Kinerja
lingkungan hidup terjaga dan ditingkatkan, sehingga
dapat memberikan manfaat bagi kesejahteraan
masyarakat dan kelestarian lingkungan hidup dalam hal 700 Unit
ini adalah kondisi lahan gambut kembali pulih sehingga Jumlah infrastruktur
pembasahan gambut
lahan gambut tidak hanya sehat secara ekologi namun
memberikan manfaat yang berkelanjutan untuk
masyarakat setempat.
6 KHG
Role model restorasi ekosistem
Dalam menggapai keberlanjutan program-program gambut sistematis dan terpadu
pemerintah khususnya keberlanjutan pengelolaan restorasi
gambut, Deputi Bidang Konstruksi, Operasi dan
700 Hektar
Pemeliharaan memiliki satu sasaran kinerja yang
Jumlah demplot revegetasi
dijabarkan kedalam empat indikator kinerja. Deputi lahan gambut terdegredasi
Bidang Konstruksi, Operasi dan
Pemeliharaanmengalokasikan anggaran sebesar Rp
220 Pokmas
67.514.043.000 dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan
Jumlah kelompok masyarakat
yang akan mendukung dan mencapai sasaran kinerja dan yang dilibatkan dan
indikator kinerja tersebut. Rincian sasaran kinerja dan ditingkatkan pendapatannya

indikator kinerja tersebut sebagai berikut :

Rencana Kerja
Badan Restorasi Gambut dan Mangrove 40
KELOMPOK KERJA RESTORASI GAMBUT
WILAYAH SUMATERA

Kelompok Kerja Restorasi Gambut Wilayah Sumatera bertugas dalam pelaksanaan restorsai gambut dengan
melakukan kegiatan terkait pembasahan lahan gambut, revegetasi lahan gambut bekas terbakar dan revitalisasi ekonomi
masyarakat sekitar lahan gambut di Provinsi Riau, Provinsi Jambi dan Provinsi Sumatera Selatan. Kelompok Kerja Restorasi
Gambut Wilayah Sumatera mempunyai tugas dan fungsi untuk pelaksanaan konstruksi infrastruktur pembasahan
(rewetting) gambut dan segala kelengkapannya, pelaksanaan operasi dan pemeliharaan infrastruktur pembasahan
(rewetting) gambut dan segala kelengkapannya, penyelenggaraan teknik konservasi pada zona lindung kawasan gambut,
pelaksanaan pemeliharaan revegetasi pada zona lindung kawasan gambut, penyelenggaraan revitalisasi sumber mata
pencaharian masyarakat yang berkelanjutan dan koordinasi pelaksanaan dengan koordinator daerah sesuai tugas dan
fungsinya .
Pelaksanaan tugas dan fungsi tersebut Kelompok Kerja Restorasi Gambtu Wilayah Sumatera dibantu oleh tiga Sub
Kelompok Kerja yaitu : (a) Sub Kelompok Kerja Restorasi Gambut Riau, (b) Sub Kelompok Kerja Restorasi Gambut Jambi
dan (c) Sub Kelompok Kerja Restorasi Gambut Sumatera Selatan. Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya tersebut,
Kelompok Kerja Restorasi Gambut Wilayah Sumatera memiliki lima indikator kinerja sebagai berikut :

Rencana Kerja
41 Badan Restorasi Gambut dan Mangrove
Bimbingan Teknis tentang Pembangunan Infrastruktur Gambut
(IPG) yaitu Pembangunan sekat kanal dan sumur bor

Sebelum dilakukan pembangungan infrastruktur pembasahan gambut (IPG), BRGM melakukan Bimbingan Teknis terkait pembangunan
infrastruktur pembasahan gambut (IPG) diantaranya pembangunan sekat kanal dan sumur bor. Kedua infrastruktur ini berfungsi dalam
menjaga keterbasahan lahan gambut dan ketika terjadi kebakaran pada lahan gambut disekitar dapat segera dipadamkan dengan adanya
sumur bor di area tersebut.

Rencana Kerja
Badan Restorasi Gambut dan Mangrove 42
KELOMPOK KERJA RESTORASI GAMBUT
WILAYAH KALIMANTAN DAN PAPUA

Kelompok Kerja Restorasi Gambut Wilayah Kalimantan dan Papua bertugas dalam pelaksanaan restorsai gambut
dengan melakukan kegiatan terkait pembasahan lahan gambut, revegetasi lahan gambut bekas terbakar dan revitalisasi
ekonomi masyarakat sekitar lahan gambut di Provinsi Kalimantan Barat, Provinsi Kalimantan Tengah, Provinsi Kalimantan
Selatan dan Provinsi Papua. Kelompok Kerja Restorasi Gambut Wilayah Kalimantan dan Papua mempunyai tugas dan fungsi
untuk pelaksanaan konstruksi infrastruktur pembasahan (rewetting) gambut dan segala kelengkapannya, pelaksanaan
operasi dan pemeliharaan infrastruktur pembasahan (rewetting) gambut dan segala kelengkapannya, penyelenggaraan
teknik konservasi pada zona lindung kawasan gambut, pelaksanaan pemeliharaan revegetasi pada zona lindung kawasan
gambut, penyelenggaraan revitalisasi sumber mata pencaharian masyarakat yang berkelanjutan dan koordinasi pelaksanaan
dengan koordinator daerah sesuai tugas dan fungsinya .
Pelaksanaan tugas dan fungsi tersebut Kelompok Kerja Restorasi Gambtu Wilayah Kalimantan dan Papua dibantu
oleh empat Sub Kelompok Kerja yaitu : (a) Sub Kelompok Kerja Restorasi Gambut Kalimantan Barat, (b) Sub Kelompok
Kerja Restorasi Gambut Kalimantan Tengah, (c) Sub Kelompok Kerja Restorasi Gambut Kalimantan Selatan dan (d)
Kelompok Kerja Restorasi Gambut Papua. Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya tersebut, Kelompok Kerja Restorasi
Gambut Wilayah Kalimantan dan Papua memiliki lima indikator kinerja sebagai berikut :

Rencana Kerja
43 Badan Restorasi Gambut dan Mangrove
Salah satu kegiatan dalam pemeliharaan Infrastruktur
Pembasahan Gambut (IPG) di Provinsi Kalimantan Selatan

Salah satu kegiatan dalam rangka pemeliharan infrastruktur pembasahan gambut (IPG) yaitu sekat kanal adalah dengan membersihkan
tanaman-tanaman liar yang berada pada areal sekat kanal yang sudah dibangun. Pemeliharaan ini berfungsi agar infrastruktur yang sudah
dibangun dapat memberikan manfaatnya selama infrastruktur tersebut berdiri terlebih dalam manfaat utamanaya adalah menjaga
keterbasahan lahan gambut disekitar kanal sehingga lahan gambut tidak mudah terbakar.

Rencana Kerja
Badan Restorasi Gambut dan Mangrove 44
KELOMPOK KERJA TEKNIK RESTORASI

Salah satu strategi yang ditempuh dalam penyusunan rencana teknis konstruksi infrastruktur
pelaksanaan restorasi gambut adalah melalui corrective pembasahan (rewetting) gambut dan segala kelengkapanya
action juga diperlukan sejalan dengan berkembangnya Kelompok Kerja Teknik Restorasi menyelenggarakan fungsi:,
pengetahuan dan keilmuan dalam upaya menjaga kebasahan penyusunan rencana teknis konservasi pada zona lindung
air di lahan gambut. Berkembangnya pengetahuan dan kawasan gambut, penyusunan rencana teknis revitalisasi
keilmuan tersebut dilaksanakan dan dikoordinasikan oleh sumber mata pencaharian masyarakat yang berkelanjutan,
Kelompok Kerja Teknik Restorasi. Kelompok Kerja Teknik pelaksanaan bimbingan teknis konstruksi, operasi dan
Restorasi mempunyai tugas penyusunan rencana teknis pemeliharaan infrastruktur pembasahan gambut dan segala
pelaksanaan pembangunan infrastruktur pembasahan kelengkapannya, dan pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan
(rewetting) gambut dan segala kelengkapannya, revegetasi pelaporan pelaksanaan konstruksi, operasi dan
dan revitalisasi sumber mata pencaharian masyarakat, pemeliharaan infrastruktur pembasahan gambut dan segala
operasi dan pemeliharaan, serta pelaksanaan monitoring, kelengkapannya serta revegetasi dan revitalisasi sumber
evaluasi, dan pelaporan di bidang konstruksi, operasi dan mata pencaharian masyarakat. Pokja Teknik Restorasi dalam
pemeliharaan. Sementara fungsi kelompok kerja Teknik menjalankan tugas dan fungsinya dibantu oleh dua Sub
restorasi adalah penyusunan kebijakan teknis pelaksanaan Kelompok Kerja yaitu : (a) Sub Pokja Teknik Pembasahan
konstruksi pembasahan gambut, teknik konservasi pada dan (b) Sub Pokja Teknik Revegetasi dan Revitalisasi.
zona lindung kawasan gambut, teknik budidaya tanaman Pelaksanaan tugas dan fungsi tersebut dicerminkan
pada kawasan budidaya gambut, revitalisasi sumber mata kedalam empat indikator kinerja kelompok kerja Teknik
pencaharian masyarakat, dan operasi dan pemeliharaan, restorasi, dengan rincian sebagai berikut :

Rencana Kerja
45 Badan Restorasi Gambut dan Mangrove
Pelaksanaan kegiatan pelatihan teknis mengenai
pembasahan lahan gambut terkait sumur bor

Pelaksanaan kegiatan pelatihan teknis mengenai


pembasahan lahan gambut terkait sekat kanal

Rencana Kerja
Badan Restorasi Gambut dan Mangrove 46
DEPUTI BIDANG EDUKASI T.A 2023
SOSIALISASI PARTISIPASI Rp 24.759.879.000
DAN KEMITRAAN
Edukasi, sosialisasi, partisipasi dan kemitraan Peranan aktif masyarakat menjadi kunci dalam
merupakan elemen yang penting dalam upaya mencapai keberlanjutan pembangunan dalam hal ini adalah
pembangunan yang berkelanjutan. Kegiatan edukasi keberlanjutan pengelolaan restorasi gambut dan rehabilitasi
berfungsi untuk meningkatkan kesadaran tentang mangrove. Peranan aktif masyarakat dapat disebut sebagai
pengetahuan terkait restorasi gambut dan rehabilitasi partisipasi dan kemitraan. Selain bermitra dengan masyarakat
mangrove, berbagai potensi masalah yang kemungkinan dalam pengelolaan restorasi gambut dan rehabilitasi
dihadapi dan cara menyelesaikan permasalahan tersebut serta mangrove, BRGM bermitra dengan Pemerintah Provinsi,
manfaat yang akan didapatkan dari kegiatan restorsai gambut Pemerintdah Daerah setempat sampai tingkat tapak,
dan rehabilitasi mangrove. Bersamaan dengan edukasi, Lembaga Swadaya Masyarakat, dan lain-lain.
kegiatan sosialisasi juga dilakukan secara bersamaan. Dalam melaksanakan hal-hal tersebut, Deputi Bidang
Sehingga kesadaran masyarakat dapat meningkat baik dari Edukasi Sosialisasi, Partisipasi dan Kemitraan memiliku
keterampilan, pengetahuan maupun membentuk perilaku dan tugas dan fungsi sebagai berikut :
sikap masyarakat terhadap pengelolaan gambut dan
mangrove yang dapat membentuk individu maupun kelompok
masyarakat yang kompeten dan berperan aktif dalam
masyarakat.

Rencana Kerja
47 Badan Restorasi Gambut dan Mangrove
Pelaksanaan tugas dan fungsi tersebut dibantu oleh dua Kelompok Kerja yaitu : (a) Kelompok Kerja Edukasi dan
Sosialisasi dan (b) Kelompok Kerja Partisipasi dan Kemitraan. Dalam sistem perencanaan dan penganggaran, Deputi
Edukasi, Sosialisasi, Partisipasi dan Kemitraan mendukung Program Kualitas Lingkungan Hidup dan Prgoram Hutan
Berkelanjutan. Hal ini mendasari bahwa pentingnya membuat program-program tersebut agar menjadi program pemerintah
yang berkelanjutan dan dampak yang dirasakan oleh masyarakat dan lingkungan akan berjalan terus.
Dalam menggapai keberlanjutan program-program pemerintah khususnya keberlanjutan pengelolaan restorasi
gambut dan rehabilitasi mangrove, Deputi Bidang Edukasi, Sosialisasi, Partisipasi dan Kemitraan memiliki enam sasaran
kinerja yang dijabarkan kedalam enam indikator kinerja. Deputi Bidang Edukasi, Sosialisasi, Partisipasi dan Kemitraan
mengalokasikan anggaran sebesar Rp 24.759.879.000 dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan yang akan mendukung dan
mencapai sasaran kinerja dan indikator kinerja tersebut. Rincian sasaran kinerja dan indikator kinerja tersebut sebagai
berikut :

Sasaran Kinerja Indikator Kinerja

Rencana Kerja
Badan Restorasi Gambut dan Mangrove 48
KELOMPOK KERJA EDUKASI DAN SOSIALISASI

Kegiatan edukasi dan sosialisasi terkait pengelolaan seperti kampanye sosial dengan turun langsung ke tingkat
restorasi gambut dan rehabilitasi mangrove dilaksanakan tapak maupun melalui media sosial diberbagai platform,
oleh Kelompok Kerja Edukasi dan Sosialisasi. Edukasi dan program pembelajaran, dan pelatihan. Melalui edukasi,
sosialisasi memainkan peran penting dalam mencapai tujuan masyarakat dapat memahami betapa pentingnya
pembangunan berkelanjutan khususnya mengenai pengelolaan lingkungan, sosial, dan ekonomi yang
pengelolaan restorasi gambut dan rehabilitasi mangrove. berkelanjutan. Sedangkan, kegiatan sosialisasi dapat
Kelompok kerja edukasi dan sosialisasi memiliki peran dilakungan dengan diskusi publik, seminar, dan pertemuan
untuk memastikan bahwa masyarakat memahami konsep kelompok masyarakat.
pengelolaan tersebut dalam rangka pembangunan Diharapkan dengan kegiatan-kegiatan edukasi dan
berkelanjutan dan terlibat dalam kegiatan yang mendukung sosialisasi dapat membantu untuk mewujudkan
program-program. Selain menargetkan masyarakat pembangunan yang berkelanjutan yang dapat dirasakan baik
setempat, Pemerintah Daerah maupun stakeholders lain masyarakat sekitar dan perbaikan kondisi lingkungan.

yang beririsan dengan kegiatan


restorasi gambut dan rehabilitasi
mangrove perlu juga dilakukan
pendekatan melalui kegiatan
edukasi dan sosialisasi. Sehingga
kegiatan restorasi gambut dan
rehabilitasi mangrove tidak hanya
dalam pelaksanaan kegiatan oleh
masyarakat saja yang berkelanjutan
namun dari segi kebijakan Daerah
juga didukung oleh Pemerintah
Daerah yang dapat meminimalisir
potensi-potensi permasalahan di
lapangan. Kegiatan edukasi
dilakukan melalui berbagai media, Salah satu kegiatan sekolah lapangan
terkait pembibitan mangrove

Rencana Kerja
49 Badan Restorasi Gambut dan Mangrove
Kelompok Kerja Edukasi dan Sosialisasi mempunyai tugas untuk melaksanakan sosialisasi dan edukasi dalam
pelaksanaan restorasi gambut dan percepatan rehabilitasi mangrove. Dalam melaksanakan tugas tersebut, Kelompok Kerja
Edukasi dan Sosialisasi menyelenggarakan fungsi: pelaksanaan kegiatan edukasi, sosialisasi dan pelatihan restorasi gambut
dan rehabilitasi mangrove, pelaksanaan pengelolaan pengetahuan dan penggalangan dukungan masyarakat, koordinasi
dengan koordinator daerah sesuai tugas dan fungsinya, dan pelaksanaan monitoring dan evaluasi.
Pelaksanaan tugas dan fungsi tersebut Kelompok Kerja Edukasi dan Sosialisasi dibantu oleh dua Sub Kelompok Kerja
yaitu : (a) Sub Kelompok Kerja Sosialisasi dan Pelatihan dan (b) Sub Kelompok Kerja Pengelolaan Pengetahuan dan
Dukungan Masyarakat. Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya tersebut, Kelompok Kerja Edukasi dan Sosialisasi memiliki
sepuluh indikator kinerja sebagai berikut :

Rencana Kerja
Badan Restorasi Gambut dan Mangrove 50
KELOMPOK KERJA PARTISIPASI KEMITRAAN

Setelah dilakukan kegiatan mengenai edukasi dan Dalam praktiknya, partisipasi dan kemitraan dapat
sosialisasi, melalui Kelompok Kerja Partisipasi Kemitraan dilakukan melalui berbagai cara, seperti seminar, pelatihan,
BRGM akan meningkatkan ke tahap selanjutnya yaitu Partisipasi dan kemitraan yang efektif akan membantu
partisipasi masyarakat, Pemerintah Daerah dan stakeholders memperkuat hubungan antara masyarakat, pemerintah, dan
lain dalam berpartisipasi langsung bahkan dapat dijadikan sektor swasta, serta mendorong terciptanya pembangunan
sebagai mitra pengelolaan restorasi gambut dan rehabilitasi yang berkelanjutan dan berkesinambungan.
mangrove. BRGM dalam rangka meningkatkan partisipasi aktif
Partisipasi masyarakat dalam pembangunan masyarakat dengan konsep kemitraan membentuk Desa
berkelanjutan dalam hal ini adalah pengelolaan restorasi Mandiri Peduli Gambut (DMPG) dan Desa Mandiri Peduli
gambut dan rehabilitasi mangrove sangat penting karena Mangrove (DMPM). Program tersebut bertujuan untuk
masyarakat memiliki peran dan andil yang amat besar dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekaligus menjaga
menentukan arah pembangunan yang ingin dicapai oleh kelestarian lingkungan di daerah yang terkena dampak
Pemerintah. Masyarakat yang aktif dan partisipatif akan perubahan iklim. DMPG difokuskan pada pengelolaan
memiliki tanggung jawab tersendiri dan timbulnya rasa gambut secara berkelanjutan sedangkan DMPM difokuskan
memilik yang tinggi atas apa yang sudah dikerjakan. kepada pengelolaan ekosistem mangrove dengan keduanya
Partisipasi masyarakat juga dapat meningkatkan melibatkan masyarakat setempat dalam pengelolaannya.
akuntabilitas dan transparansi dalam proses pembangunan, Melalui DMPG maupun DMPM pengelolaan restorasi
sehingga dapat mengurangi terjadinya praktik-praktik yang gambut dan rehabilitasi mangrove dapat berjalan secara
tidak diinginkan. Selain itu, kemitraan antara pemerintah, berkelanjutan dan dapat dikelola secara mandiri serta dapat
masyarakat, dan sektor swasta juga sangat penting dalam terintegrasi dalam pembangunan desa.
pembangunan berkelanjutan. Kemitraan ini dapat Dalam konteks pembangunan yang berkelanjutan,
membantu memperkuat kebijakan dan strategi partisipasi dan kemitraan memiliki peran yang sangat
pembangunan yang berkelanjutan dalam konteks krusial. Kedua konsep ini harus diterapkan secara terus
pengelolaan restorasi gambut dan rehabilitasi mangrove, menerus dan dilakukan secara efektif untuk mencapai
mengurangi potensi terjadinya konflik di tingkat tapak, dan pembangunan yang berkelanjutan. Dengan adanya
meningkatkan efektivitas program pembangunan. Dalam partisipasi masyarakat yang aktif dan kemitraan yang kuat,
kemitraan, masing-masing pihak memiliki peran dan pembangunan yang berkelanjutan dapat terwujud, dan
tanggung jawab yang sama dalam mencapai tujuan masyarakat dapat merasakan manfaatnya secara langsung
pembangunan yang berkelanjutan. dan berkelanjutan.

Rencana Kerja
51 Badan Restorasi Gambut dan Mangrove
Kelompok Kerja Partisipasi Kemitraan mempunyai tugas pelaksanaan penghimpunan dan pengakomodasian
partisipasi dan dukungan masyarakat dan menyelenggarakan fungsi: (a) pelaksanaan penguatan partisipasi masyarakat
perdesaan di ekosistem gambut dan mangrove, (b) pelaksanaan penguatan kelembagaan desa dan antar desa, kelembagaan
tingkat kabupaten dan kelembagaan tingkat provinsi untuk mendukung restorasi gambut dan mangrove, (c) pelaksanaan
kemitraan, (d) pengakomodasian aspirasi dan penanganan laporan masyarakat terkait restorasi gambut dan rehabilitasi
mangrove, (e) koordinasi dengan koordinator daerah sesuai tugas dan fungsinya, (f) pelaksanaan monitoring dan evaluasi di
bidang partisipasi dan kemitraan.
Pelaksanaan tugas dan fungsi tersebut Kelompok Kerja Partisipasi dan Kemitraan dibantu oleh tiga Sub Kelompok
Kerja yaitu : (a) Sub Kelompok Kerja Partisipasi Masyarakat Pedesaan, (b) Sub Kelompok Kerja Penguatan Kelembagaan
dan Kemitraan dan (c) Sub Kelompok Kerja Pelayanan Konsultasi dan Pengaduan Masyarakat Dalam melaksanakan tugas
dan fungsinya tersebut, Kelompok Kerja Edukasi dan Sosialisasi memiliki dua belas indikator kinerja sebagai berikut :

Rencana Kerja
Badan Restorasi Gambut dan Mangrove 52
DEPUTI BIDANG T.A 2023
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT Rp 72.873.480.000

Mandat presiden tentang pelaksanaan percepatan Dalam melaksanakan percepatan rehabilitasi


rehabilitasi mangrove pada BRGM dilakukan oleh Deputi mangrove, Deputi Bidang Pemberdayaan melaksanakan tugas
Bidang Pemberdayaan Masyarakat. Selain pelaksanaan dan fungsi sebagai berikut :
percepatan rehabilitasi mangrove, BRGM juga melakukan
upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui
pemberdayaan masyarakat di sembilan provinsi prioritas,
yaitu Provinsi Sumatera Utara, Provinsi Riau, Provinsi
Kepulauan Riau, Provinsi Bangka Belitung, Provinsi
Kalimantan Timur, Provinsi Kalimantan Utara, Provinsi
Papua, dan Provinsi Papua Barat.

Pelaksanaan tugas dan fungsi tersebut


dibantu oleh tiga Kelompok Kerja yaitu : (a)
Kelompok Kerja Pengembangan Usaha
Masyarakat, (b) Kelompok Kerja Rehabilitasi
Mangrove Wilayah Sumatera dan (c) Kelompok
Kerja Rehabilitasi Mangrove Wilayah Kalimantan
dan Papua.

Rencana Kerja
53 Badan Restorasi Gambut dan Mangrove
Dalam sistem perencanaan dan penganggaran, Deputi Bidang Pemberdayaan Masyarakat mendukung Program
Hutan Berkelanjutan. Program Hutan Berkelanjutan adalah program yang bertujuan untuk menjaga keberlanjutan hutan dan
sumber daya alam yang terkait dengan hutan, seperti air, tanah, dan keanekaragaman hayati. Program ini memperhatikan
aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan dalam pengelolaan hutan. Tujuan utama program hutan berkelanjutan adalah untuk
memastikan bahwa penggunaan sumber daya hutan tidak dimanfaatkan melebihi kemampuan alam untuk mempertahankan
fungsi ekologisnya, serta memastikan bahwa kepentingan ekonomi dan sosial masyarakat yang bergantung pada hutan
terjaga dengan baik. Selain itu, program hutan berkelanjutan juga melibatkan partisipasi aktif dari masyarakat lokal,
sehingga mereka dapat menjadi mitra penting dalam pengelolaan dan pemeliharaan hutan.
Dalam menggapai keberlanjutan program-program pemerintah khususnya keberlanjutan rehabilitasi mangrove
serta pemberdayaan usaha masyarakat melalui kegiatan restorasi gambut dan rehabilitasi mangrove, Deputi Bidang
Pemberdayaan memiliki tiga sasaran kinerja yang dijabarkan kedalam tiga indikator kinerja. Deputi Bidang
Pemberdayaan Masyarakat mengalokasikan anggaran sebesar Rp 72.873.480.000 dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan
yang akan mendukung dan mencapai sasaran kinerja dan indikator kinerja tersebut. Rincian sasaran kinerja dan indikator
kinerja tersebut sebagai berikut :

Sasaran Kinerja Indikator Kinerja


15 Unit
Jumlah kegiatan usaha
masyarakat sekitar lahan gambut
yang mandiri dan berkelanjutan

3.064 Hektar
Luas area mangrove
yang direhabilitasi

11 Unit
Jumlah kegiatan pemberdayan
usaha masyarakat sekitar area
mangrove yang mandiri dan
berkelanjutan

Rencana Kerja
Badan Restorasi Gambut dan Mangrove 54
KELOMPOK KERJA PENGEMBANGAN USAHA
MASYARAKAT

Pengembangan usaha masyarakat melalui kegiatan Gambut merupakan tanah yang sangat penting bagi
rehabilitasi mangrove dan restorasi gambut merupakan konservasi keanekaragaman hayati dan penyimpanan karbon.
salah satu upaya untuk meningkatkan kesejahteraan Melalui kegiatan restorasi gambut, masyarakat juga dapat
masyarakat yang berkelanjutan. Kegiatan rehabilitasi dan dikembangkan menjadi pengusaha yang berkelanjutan. Salah
restorasi di wilayah pesisir dan gambut merupakan bagian satu contoh kegiatan yang dapat dilakukan adalah
dari strategi mitigasi dan adaptasi perubahan iklim serta pengembangan usaha dengan menanam tanaman budidaya
perlindungan ekosistem dan keanekaragaman hayati. seperti nanas, sagu, dan lain-lain.
Rehabilitasi mangrove adalah upaya untuk Selain itu, pengembangan usaha masyarakat melalui
memperbaiki kondisi ekosistem mangrove yang rusak atau kegiatan rehabilitasi mangrove dan restorasi gambut juga
hilang akibat aktivitas manusia. Mangrove adalah hutan dapat membangun keterampilan dan pengetahuan masyarakat
bakau yang berada di wilayah pesisir dengan fungsi penting setempat mengenai konservasi lingkungan. Hal ini dapat
sebagai pemecah gelombang, penahan sedimentasi, serta meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya
sebagai tempat hidup dan mencari makan bagi ikan dan menjaga kelestarian lingkungan serta memperkuat partisipasi
berbagai fauna laut lainnya. Melalui kegiatan rehabilitasi masyarakat
mangrove, masyarakat dapat dikembangkan menjadi Kelompok Kerja Pengembangan Usaha Masyarkaat
pengusaha yang berkelanjutan. Salah satu contoh kegiatan dalam melaksanakan hal-hal tersebut diatas bertugas dalam
yang dapat dilakukan adalah pengembangan usaha tambak melaksanakan perbaikan penghidupan masyarakat,
ikan atau budidaya kerang di wilayah mangrove yang sudah pengembangan dan diversifikasi produk, serta pemasaran
direhabilitasi ataupun dengan memanfaatkan hasil hutan produk-produk masyarakat dari areal gambut dan mangrove.
bukan kayu dari mangrove seperti buah mangrove maupun dan memiliki fungsi yaitu : a) pelaksanaan pembinaan dan
daun mangrove. Kegiatan ini dapat memberikan manfaat fasilitasi pengembangan kelembagaan usaha masyarakat, (b)
ekonomi bagi masyarakat setempat dengan meningkatkan pelaksanaan pembinaan dan fasilitasi pengembangan dan
produksi dan pendapatan, serta mempertahankan ekosistem diversifikasi produk, (c) pelaksanaan pembinaan dan fasilitasi
mangrove yang sehat dan berkelanjutan. pemasaran produk-produk masyarakat dari areal gambut dan
Sedangkan restorasi gambut merupakan upaya mangrove, (d) pelaksanaan fasilitasi penguatan permodalan
untuk mengembalikan kondisi gambut yang rusak atau usaha masyarakat melalui keterlibatan lembaga jasa keuangan
terdegradasi akibat aktivitas manusia seperti pembukaan dan sumber lainnya, (e) dan pelaksanaan monitoring dan
lahan dan kebakaran hutan. evaluasi.
Rencana Kerja
55 Badan Restorasi Gambut dan Mangrove
Pelaksanaan tugas dan fungsi tersebut
Kelompok Kerja Pengembangan Usaha
Masyarakat dibantu oleh dua Sub Kelompok
Kerja yaitu : (a) Sub Kelompok Kerja
Pengembangan dan Pemasaran Produk
Gambut dan (b) Sub Kelompok Kerja
Pengembangan dan Pemasaran Produk
Mangrove. Dalam melaksanakan tugas dan
fungsinya tersebut, Kelompok Kerja
Pengembangan Usaha Masyarakat memiliki
sepuluh indikator kinerja sebagai berikut :

Ibu-ibu yang sedang beristirahat sejenak saat melakukan


kegiatan revitalisasi ekonomi masyarakat

Rencana Kerja
Badan Restorasi Gambut dan Mangrove 56
KELOMPOK KERJA REHABILITASI MANGROVE
WILAYAH SUMATERA

Kelompok Kerja Rehabilitasi Mangrove Wilayah Kalimantan dan Papua bertugas dalam pelaksanaan percepatan
rehabilitasi mangrove dengan pendekatan padat karya di Provinsi Sumatera Utara, Riau, Kepulauan Riau, dan Kepulauan
Bangka Belitung.
Dalam menjalankan tugas, Kelompok Kerja Rehabilitasi Mangrove Wilayah Sumatera menjalankan fungsi
diantaranya :, (a) koordinasi dan penyusunan rancangan kegiatan, (b) pelaksanaan percepatan rehabilitasi mangrove
meliputi persemaian, pembibitan, penanaman, dan pemeliharaan, (c) penyelenggaraan revitalisasi sumber mata pencaharian
masyarakat yang berkelanjutan, (d) koordinasi dengan koordinator daerah sesuai tugas dan fungsinya, (e) pelaksanaan
monitoring dan evaluasi di bidang percepatan rehabilitasi mangrove dan segala kelengkapannya.

Kelompok Kerja Rehabilitasi Mangrove Wilayah Kalimantan dan Papua dalam menjalankan tugas dan fungsinya di
empat provinsi tersebut didukung oleh 2 (dua) Sub Kelompok Kerja yaitu : (a) Sub Kelompok Kerja Rehabilitasi Mangrove
Sumatera Utara dan Riau dan (c) Sub Pokja Rehabilitasi Mangrove Kepulauan Riau dan Kepulauan Bangka Belitung.
Dalam mendukung pencapaian kinerja BRGM yang berkaitan dengan rehabilitasi mangrove, kelompok kerja
rehabiilitasi mangrove wilayah sumatera memiliki target dan indikator kinerjanya selama tahun 2023. Indikator kinerja dan
target tersebut diantaranya :

Rencana Kerja
57 Badan Restorasi Gambut dan Mangrove
Penanaman mangrove dengan pola penanaman
intensif di Provinsi Sumatera Utara.

Kegiatan percepatan rehabilitasi mangrove tahun 2022 di Provinsi Sumatera Utara dengan melakukan penanaman mangrove
di hamparan terbuka dengan pola intensif.

Rencana Kerja
Badan Restorasi Gambut dan Mangrove 58
KELOMPOK KERJA REHABILITASI MANGROVE
WILAYAH KALIMANTAN DAN PAPUA

Kelompok Kerja Rehabilitasi Mangrove Wilayah Kalimantan dan Papua bertugas dalam pelaksanaan percepatan
rehabilitasi mangrove dengan pendekatan padat karya di wilayah Kalimantan dan Papua pada Provinsi Kalimantan Barat,
Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, Papua, dan Papua Barat.
Dalam menjalankan tugas, Kelompok Kerja Rehabilitasi Mangrove Wilayah Kalimantan dan Papua menjalankan
fungsi diantaranya :, (a) koordinasi dan penyusunan rancangan kegiatan, (b) pelaksanaan percepatan rehabilitasi mangrove
meliputi persemaian, pembibitan, penanaman, dan pemeliharaan, (c) penyelenggaraan revitalisasi sumber mata pencaharian
masyarakat yang berkelanjutan, (d) koordinasi dengan koordinator daerah sesuai tugas dan fungsinya, (e) pelaksanaan
monitoring dan evaluasi di bidang percepatan rehabilitasi mangrove dan segala kelengkapannya.

Kelompok Kerja Rehabilitasi Mangrove Wilayah Kalimantan dan Papua dalam menjalankan tugas dan fungsinya di
lima provinsi tersebut didukung oleh 2 (dua) Sub Kelompok Kerja yaitu : (a) Sub Kelompok Kerja Rehabilitasi Mangrove
Kalimantan Barat, Kalimantan Utara, Kalimantan Timur dan (c) Sub Pokja Rehabilitasi Mangrove Papua dan Papua Barat.
Dalam mendukung pencapaian kinerja BRGM yang berkaitan dengan rehabilitasi mangrove, kelompok kerja
rehabiilitasi mangrove wilayah Kalimantan dan papua memiliki target dan indikator kinerjanya selama tahun 2023. Indikator
kinerja dan target tersebut diantaranya :

Rencana Kerja
59 Badan Restorasi Gambut dan Mangrove
Penanaman mangrove dengan pola penanaman
intensif di Provinsi Kalimantan Utara

Salah satu contoh hasil Kegiatan percepatan rehabilitasi mangrove di Provinsi Kalimantan Utara dengan melakukan penanaman
mangrove di hamparan terbuka dengan pola intensif.

Rencana Kerja
Badan Restorasi Gambut dan Mangrove 60
B. ANGGARAN
I . Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN)

Keluaran (output) yang akan dicapai adalah luas lahan gambut yang difasilitasi restorasi gambut seluas 300.000 Ha
dan rehabilitasi mangrove seluas 3.064 Ha. Output ini terbagi menjadi 2 (dua), yaitu koordinasi pelaksanaan restorasi gambut
dan rehabilitasi mangrove yang dilakukan oleh BRGM dan fasilitasi restorasi gambut yang dilakukan oleh Satker Pelaksana
Tugas Pembantuan. Alokasi anggaran Badan Restorasi Gambut dan Mangrove untuk mencapai target restorasi gambut dan
rehabilitasi mangrove sebesar Rp.376.198.381.000 ,- (tiga ratus empat miliar tujuh ratus delapan puluh lima juta enam ratus
tujuh puluh lima ribu rupiah). Anggaran tersebut dibagi dalam 8 (delapan) satker yang meliputi satker BRGM dan 7 (tujuh)
Satuan Kerja Tugas Pembantuan (Satker TP) untuk pelaksanaan restorasi gambut di provinsi prioritas.

Rencana Kerja
61 Badan Restorasi Gambut dan Mangrove
Komposisi anggaran Badan Restorasi Gambut dan Mangrove tahun 2023 dengan Satuan Kerja Tugas Pembantuan di 7
Provinsi Prioritas sebesar Rp292.657.474.000 untuk BRGM Pusat dan Rp83.540.907.000 untuk Satuan Kerja Tugas
Pembantuan di 7 Provinsi Prioritas. Dalam anggaran BRGM Pusat, akan terdistribusi untuk lima eselon I yaitu Sekretariat
Badan, Kedeputian 1, Kedeputian 2, Kedeputian 3 dan Kedeputian 4. Sedangkan, untuk Satker TP akan terdistribusi kedalam
anggaran tujuh Provinsi Prioritas. Distribusi anggaran pada BRGM Pusat dan Satker TP tersaji pada infografis berikut.

Rencana Kerja
Badan Restorasi Gambut dan Mangrove 62
I I . Anggaran Belanja Lainnya

Indonesia memiliki komitmen penurunan emisi Program M4CR menargetkan rehabilitasi mangrove
sebesar 29% (834 Mton CO2e) dengan usaha sendiri dan seluas 75.000 hektare selama 3 tahun di 4 provinsi, yakni
41% (1.185 Mton CO2e) dengan bantuan negara lain. Dari Sumatera Utara, Riau, Kalimantan Timur, dan Kalimantan
target NDC tersebut, sektor FoLU diharapkan dapat Utara. Dengan 4 komponen kegiatan, M4CR diharapkan
menyumbang sebesar 59% dari target nasional, atau setara dapat mewujudkan praktik pengelolaan mangrove yang
497 Mton CO2e – 692 Mton CO2e. Salah satu langkah berkelanjutan. Pelaksanaan program M4CR akan dimulai
kongkrit Pemerintah Indonesia untuk mencapai target ini tahun 2023 s.d. tahun 2025 dimana dalam melaksanakan
adalah komitmen untuk melaksanakan percepatan Program M4CR selama 3 tahun ke depan, KLHK dan BRGM
rehabilitasi mangrove nasional seluas 600.000 hektare s.d. sebagai Implementing Agency (IA) dari komponen-
tahun 2024. Karena perannya yang signifikan dalam komponen kegiatan.
mitigasi perubahan iklim, rehabilitasi mangrove dapat
didukung melalui berbagai skema pendanaan, yakni APBN
atau APBD, investasi (melalui izin usaha jasa lingkungan),
kewajiban rehabilitasi DAS, pinjaman atau hibah luar negeri
(bilateral, multilateral, via trust fund), CSR perusahaan (baik
BUMN, maupun swasta), serta community-based melalui
perhutanan sosial.

Program Indonesia’s Mangrove for Coastal


Resilience (M4CR) merupakan salah satu program
rehabilitasi mangrove yang didukung dengan skema
pendanaan non-APBN, yakni dengan hibah dan pinjaman
dari Bank Dunia. Dengan total hibah sebesar USD 19 juta,
serta pinjaman sebesarUSD 400 juta.

Rencana Kerja
63 Badan Restorasi Gambut dan Mangrove
Tahun 2023, Badan Restorasi Gambut dan Mangrove merencanakan untuk menggunakan anggaran World Bank
dalam rangka komitmen Indonesia dalam penurunan emisi sebesar Rp3.336.018.991.760 yang digunakan dalam kegiatan
penanaman seluas 35.o00 hektar di empat provinsi yaitu Provinsi Sumatera Utara, Provinsi Riau, Provinsi Kalimantan Utara
dan Provinsi Kalimantan Timur. Selain kegiatan penanaman, angggaran tersebut juga digunakan untuk kegiatan sekolah
lapang, pelatihan ekonomi dan Hibah Usaha Masyarakat. Sebaran target penanaman yang bersumber dari World Bank tahun
2023 di masing-masing provinsi sebagai berikut :

Sumatera Utara Kalimantan Utara


9 Kabupaten/Kota 6 Kabupaten/Kota
3.190 Hektar 11.986 Hektar
Riau Kalimantan Timur
6 Kabupaten/Kota 4 Kabupaten/Kota
2.806 Hektar 17.017 Hektar

Rencana Kerja
Badan Restorasi Gambut dan Mangrove 64
PENUTUP
Demikian Rencana Kerja BRGM Tahun 2023 disusun sebagai penjabaran kegiatan dan
anggaran tahunan sebagai mandat turunan Rencana Strategis Badan Restorasi Gambut dan Mangrove
Tahun 2021 s.d 2024. Rencana Kerja BRGM tahun 2023 digunakan sebagai arahan dan landasan
penentuan kebijakan kegiatan dan anggaran. Dengan komitmen yang kuat dari seluruh komponen
unit organisasi Badan Restorasi Gambut dan Mangrove, diharapkan kinerja Badan Restorasi Gambut
dan Mangrove dalam menjalankan Program Kualitas Lingkungan Hidup dan Program Pengelolaan
Hutan Berkelanjutan dapat berjalan dengan baik.

Hal mendasar dan utama dalam pelaksanaan restorasi gambut dan rehabilitasi mangrove di 7
(tujuh) Provinsi restorasi gambut dan 9 (Sembilan) Provinsi rehabilitasi mangrove adalah
memastikan bahwa masyarakat dan Pemerintah Daerah terlibat secara langsung dan merasakan
manfaat yang optimal dari kegiatan restorasi gambut dan rehabilitasi mangrove. Dengan demikian
upaya perbaikan ekosistem gambut dan mangrove menjadi sarana edukasi bagi masyarakat melalui
pembangunan berkelanjutan yang memperhatikan kelestarian ekosistem dan peningkatan
kesejahteraan masyarakat.

Melalui perencanaan yang baik, diharapkan dapat mendorong pengelolaan ekosistem gambut
dan mangrove berkelanjutan, pemulihan gambut dan mangrove yang rusak, peningkatkan
kesejahteraan masyarakat dan mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik.

Rencana Kerja
65 Badan Restorasi Gambut dan Mangrove

Anda mungkin juga menyukai