Anda di halaman 1dari 50

PENINJAUAN TERHADAP

PP NO. 64 TAHUN 2021

BADAN BANK TANAH

NAMA : Yoga Prawira Juanda Sitompul


(190200427)

Fakulatas Hukum

Universitas Sumatera Utara

Medan
2020/202

Kata Pengantar

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa atas
limpahan berkat, rahmat, dan kuasanya saya dapat menyelesaikan
tugas makalah ini.

Adapun tujuan utama penulisan makalah ini adalah untuk


memenuhi tugas mata kuliah Hukum Agraria Lanjutan, dan judul
makalah ini adalah "peninjauan terhadap PP 64/2021 tentang badan
Bank Tanah".

Saya ucapkan terima kasih kepada dosen mata kuliah Hukum


Adat Lanjutan, bapak Dr. Ferry Susanto Limbong, S.H., Sp.N.,
M.Hum. yang telah memberikan tugas ini, sehingga memperluas ilmu
dan pengetahuan saya selaku mahasiswa. Saya juga berterima kasih
kepada semua pihak yang sudah membantu dalam penulisan makalah
ini dari awal hingga selesai.

Saya mohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam penulisan


makalah, dan saya juga mengharapkan kritik serta saran dari para
pembaca untuk bahan pertimbangan perbaikan makalah ini. Terima
kasih.

2
Pendahluan

PENINJAUAN PP No. 64 Tahun 2021

Peraturan pemerintah ini dibuat atas dasar untuk melakukan


ketentuan pasal 135 UU No. 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja.

Yang memiliki isi " Ketentuan lebih lanjut mengenai pembentukan


badan bank tanah diatur dalam Peraturan Pemerintah.” Yang mana hal ini
tertulis pada Bagian Keempat Undang-Undang Ciptaker

Sesuai dengan ketentuan pada pasal 125 UU Ciptaker pada ayat 1


nya menyebutkan atau memerintahkan agara pemerintah pusat membentuk
badan bank tanah selanjutnya di ayat 2 dijelaskan maksud dari bank tanah.

Menurut Pasal 125 ayat 2 menyebutkan bahwa “Badan bank tanah


sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan badan khusus yang
mengelola tanah.” Dan pada ayat 4 disebutkanlah Fungsi dari badan bank
tanah diantaranya” Badan bank tanah berfungsi melaksanakan perencanaan,
perolehan, pengadaan, pengelolaan, pemanfaatan, dan pendistribusian
tanah.”

Urgensi pembentukan bank tanah awalnya adalah untuk melakukan


reforma agrarian dimana agar untuk memungkinkan pengambilan tanah
yang terlantar, tanah bekas kawasan hutan yang kemudian beruikutnya
harga dapat dikendalikan oleh karena adanya bank tanah.

3
Tinjauan Kritis

PENINJAUAN PP No. 64 Tahun 2021

Pasal 1 ayat 1

Yang isinya

“Badan Bank Tanah yang selanjutnya disebut Bank Tanah adalah


badan khusus (sui geneis) yang merupakan badan hukum Indonesia yang
dibentuk oleh pemerintah pusat yang diberi kewenangan khusus untuk
mengelola tanah”

Tinjauan

Pada umumnya Bank tanah diambil dalam dua kata yakni “Bank”
dan “Tanah”. Secara terminologi Bank sebenarnya berasal dari bahsa Italia
yakni Banca yang memiliki arti tempat penukaran uang. Begitu pula di
Indonesia dimana mengenai bank diatur di dalam UU 10 /1998 tentang
perbankan yang mana menyebutkan di dalam pasal 1 ayat 2 nya bahwasanya
Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam
bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk
kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf
hidup rakyat banyak.

Pada Regulasi ini tepatnya pada UU Cipta Kerja serta regulasi


turunannya PP Badan Bank Tanah dapat diketahui terdapat penggeseran
definisi dari kata bank ketika digabungkan dengan kata Tanah.

Dan dapat diketahui dari fungsi bank tanah tersebut yang mana
terdapat pada pasal 3 PP Badan Bank Tanah bahwa penggunaan Kata bank
pada bank tanah memiliki alasan karena mengambil sifat umum dari Bank
yang mana Bank berfungsi mengelola uang, dan ketika ditambahkan dengan
kata Tanah, maka pengelolaan uang tersebut berganti fungsi menjadi
pengelolaan tanah. Yang menurut pasal 3 fungsi dari Bank Tanah yakni

4
perencanaan tanah, perolehan tanah, pengadaan tanah, pengelolaan tanah,
pemanfaatan tanah, dan pendistribusian tanah.

Pasal 2 ayat 1

Yang isinya :

“Berdasarkan Peraturan Pemerintah ini dibentuk Bank Tanah yang


merupakan badan hukum Indonesia.”

Tinjauan

Badan Hukum dalam bahasa Indonesia diartikan sebagai organisasi


atau perkumpulan yang didirikan dengan akta yang otentik dan dalam
hukum diperlakukan sebagai orang yang memiliki hak dan kewajiban atau
disebut juga dengan subyek hukum.

Sedangkan Badan hukum sendiri ada 2 jenisnya yakni

- Badan Hukum Publik


- Badan Hukum Privat

Dimana Badan Hukum Publik adalah Badan hukum yang didirikan


berdasarkan hukum publik atau badan hukum yang mengatur hubungan
antara negara dan atau aparatnya dengan warga negara yang
menyangkut kepentingan umum/publik, seperti hukum pidana, hukum
tatanegara, hukum tata usaha negara, hukum international dan lain
sebagainya.

Sedangkan Badan Hukum Privat memiliki adalah badan hukum yang


yang didirikan atas dasar hukum perdata atau hukum sipil atau
perkumpulan orang yang mengadakan kerja sama (membentuk badan
usaha) dan merupakan satu kesatuan yang memenuhi syarat-syarat yang
ditentukan oleh hukum.

Berdasarkan kedua pengertian diatas dapat dilihat bahwa Badan


Bank Tanah didirikan berdasarkan hukum public yang mengatur antara

5
aparat negara dengan warga negaranya dan yang menyangkut
kepentingan umum/ public.

Oleh karenanya dalam pasal 2 ayat 1 ini dapat kita kategorikan


bahwa Badan Hukum yang dimaksudkan dalam pasal ini adalah Badan
Hukum Publik yang terdapat di Indonesia. Dan dapat juga diketahui
bahwa Badan Bank tanah merupakan milik negara.

Pasal 2 ayat 2

yang Isinya

Bank Tanah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberi kewenangan


khusus untuk menjamin ketersediaan tanah dalam rangka ekonomi
berkeadilan, untuk:

a. kepentingan umum;
b. kepentingan sosial;
c. kepentingan pembangunan nasional;
d. pemerataan ekonomi;
e. konsolidasi lahan; dan
f. reforma agraria.

Tinjauan

Yang dimaksud dengan "reforma agraria" adalah penataan kembali struktur


penguasaan, pemilikan, penggunaan, dan pemanfaatan tanah yang lebih
berkeadilan melalui penataan aset dan disertai dengan penataan akses untuk
kemakmuran rakyat Indonesia.

Reforma agraria yang dilakukan oleh Bank Tanah dilaksanakan di


luar kawasan hutan

Pasal 2 ayat 5 dan 6

Yang isinya

6
(5) Bank Tanah berkedudukan di Ibu Kota Negara Kesatuan Republik
Indonesia.

(6) Bank Tanah dapat mempunyai kantor perwakilan di seluruh wilayah


Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Tinjauan

Di dalam pasal ini disebutkan sifat dari Badan bank tanah yang
bersifat sentral atau terpusat dengan kantor yang terpusat pada Ibukota
negara yakni DKI Jakarta dan kantor Badan Bank tanah di wilayah lain
hanyalah perwakilan.

Dalam hal ini tentunya terdapat pendelegasian wewenang yang mana


di dalam pendelegasian wewenang sendiri terdapat dua konsep atau prinsip
yakni :

- Dekonsntrasi
- Desentralisasi

Dekonsentrasi sendiri memiliki makna penyerahan berbagai urusan


pusat kepada badan-badan lain. Atau juga dekonsentrasi merupakan
pelimpahan wewenang dari instansi diatas kepada instansi dibawahnya
secara vertikal.

Menurut UU 5/1974, badan-badan lain yang telah diberi wewenang


oleh pemerintah maka ketika badan-badan itu melakukan pelaksanaan
tugasnya harus menuruti segala petunjuk pemerintah pusat dan bertanggung
jawab kepadanya.

Sedangkan konsep desentralisasi sendiri adalah penyerahan


Kekuasaan Pemerintahan oleh Pemerintah Pusat kepada daerah otonom
berdasarkan Asas Otonomi. pengertian ini sesuai dengan Undang-undang
nomor 23 tahun 2014.

Dengan adanya desentralisasi maka muncul otonomi bagi suatu


pemerintahan daerah. Desentralisasi sebenarnya adalah istilah dalam

7
keorganisasian yang secara sederhana di definisikan sebagai penyerahan
kewenangan.

Jika dikaitkan dalam konteks ini maka kantor badan Bank Tanah
seharusnya adalah badan otonom namun pada PP no 64 tahun 2021 pasal 2
ayat 6 sudah jelas disebutkan bahwa kantor badan Bank Tanah di wilayah
bersifat sebagai “perwakilan”

Maka oleh karenanya dapat dimengerti bahwa dalam pasal 2 ayat 5


dan 6, PP no 64 tahun 2021 mengatur Badan Bank Tanah dalam praktek dan
penjalanannya menggunakan asas Dekonsentrasi dimana penyerahan urusan
dari Badan Bank Tanah Pusat yang terletak di ibukota Negara yakni DKI
Jakarta kepada kantor Badan Bank Tanah di beberapa wilayah yang
merupakan perwakilan.

pelaksanaan tugas dari kantor Badan Bank Tanah di wilayah-


wilayah NKRI selain ibukota juga harus menuruti segala petunjuk Kantor
Badan Bank Tanah pusat (DKI Jakarta) Ibukota jakarta dan bertanggung
jawab kepada Kantor Badan Bank Tanah Pusat.

Pasal 3 Ayat 1

Yang berbunyi

Bank Tanah mempunyai fungsi:

a. perolehan tanah
b. pengadaan tanah
c. pengelolaan tanah;
d. pemanfaatan tanah
e. pendistribusian tanah.
f. perencanaan;

Tinjauan

Dapat ditafsirkan bahwa kemudian Badan Bank Tanah setidaknya telah


menjalankan fungsi-fungsi dari Badan Pertanahan negara.

8
Dimana secara jelas Fungsi Badan Pertanahan Negara menurut PP Nomor
20 Tahun 2015 tentang Badan Pertanahan Negara diantaranya

1. penyusunan dan penetapan kebijakan di bidang pertanahan;


2. perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang survei, pengukuran,
dan pemetaan;
3. perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang penetapan hak
tanah, pendaftaran tanah, dan pemberdayaan masyarakat;
4. perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pengaturan,
penataan dan pengendalian kebijakan pertanahan;
5. perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pengadaan tanah;
6. perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pengendalian dan
penanganan sengketa dan perkara pertanahan;
7. pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan BPN;
8. pelaksanaan koordinasi tugas, pembinaan, dan pemberian dukungan
administrasi kepada seluruh unit organisasi di lingkungan BPN;
9. pelaksanaan pengelolaan data informasi lahan pertanian pangan
berkelanjutan dan informasi di bidang pertanahan;
10. pelaksanaan penelitian dan pengembangan di bidang pertanahan; dan
11. pelaksanaan pengembangan sumber daya manusia di bidang
pertanahan

fungsi serupa tersebut dapat dilihat pada fungsi Badan Bank Tanah
“pengadaan tanah” dengan fungsi no 5 Badan pertanahan Negara
“perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pengadaan tanah” dan
selanjutnya dan untuk fungsi Badan Pertanahan Negara, “perumusan dan
pelaksanaan kebijakan di bidang pengaturan, penataan dan pengendalian
kebijakan pertanahan” tampak serupa dengan pengelolaan tanah pada Badan
Bank Tanah.

Jika dipantau dari selisih produk

Oleh karenanya sepertinya esensi dari Badan Bank Tanah berpotensi


untuk menggantikan Badan Pertanahan Negara. Ada baiknya fungsi tersebut

9
di hilangkan di salah satu instansi agar tidak terjadi hal seperti saling negasi
kedepannya.

Pasal 3 ayat 2

Yang berisi

Dalam melaksanakan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Bank


Tanah mempunyai tugas:

a. melakukan perencanaan kegiatan jangka panjang, jangka menengah,


dan tahunan;
b. melakukan perolehan tanah yang dapat bersumber dari penetapan
pemerintah dan pihak lain;
c. melakukan pengadaan tanah bagi pembangunan untuk kepentingan
umum atau pengaciaan tanah secara langsung;
d. melakukan pengelolaan tanah dari kegiatan pengembangan,
pemeliharaan dan pengamanan, dan pengendalian tanah;
e. melakukan pemanfaatan tanah melalui kerja sama pemanfaatan
dengan pihak lain; dan
f. melakukan pendistribusian tanah dengan melakukan kegiatan
penyediaan dan pembagian
tanah.

Tinjauan

Dapat dikatakan Bank Tanah ini dalam tugasnya seperti


penyimpanan stok tanah. Dapat dilihat dari tugas nya di bagian C. yakni
“melakukan pengadaan tanah bagi pembangunan untuk kepentingan umum
atau pengaciaan tanah secara langsung;” dimana disini Badan Bank Tanah
merupakan Supplier dari tanah yang selanjutnya akan di proyeksikan demi
kebutuhan pembangunan Indonesia.

Di tugasnya yang bagian B “melakukan perolehan tanah yang dapat


bersumber dari penetapan pemerintah dan pihak lain;” juga semakin
menunjukkan bahwa secara garis besar tugas dari Bank Tanah adalah

10
sebagai penyimpan dan pencari stok tanah . dimana Badan Bank tanah
ditugaskan untuk menerima tanah dari segala penjuru baik dari pemerintah ,
pihak swasta maupun badan hukum Privat lainnya.

Tetapi tidak cukup disitu Bank tanah juga bertugas dalam


pemanfaatan tanah tersebut. Hal ini dapat dilihat pada poin E, “melakukan
pemanfaatan tanah melalui kerja sama pemanfaatan dengan pihak lain;
yang mana bukan hanya sebagai penyimpan dan penyedia, Bank Tanah juga
bertugas dalam pemanfaatan tanah tersebut.

Dan juga yang dimaksud dengan “pendistribusian tanah pada Huruf F


adalah pelaksanaan tugas Bank Tanah dalam rangka pemenuhan
ketersediaan tanah untuk kepentingan umum, kepentingan sosial,
kepentingan pembangunan nasional, pemerataan ekonomi, konsolidasi tanah
dan reforma agraria. Pendistribusian tanah yang dilakukan oleh Bank Tanah
berbeda dengan redistribusi tanah yang merupakan pembagian tanah secara
langsung kepada orang atau entitas oleh kementerian yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang agrarialpertanahan dan
tata ruang.

Pasal 4

yang berisi

Bank Tanah bersifat transparan, akuntabel, dan nonprofit

Tinjauan

Bank tanah memiliki 3 sifat diantaranya

- Transparan
- Akuntabel
- Nonprofit

Yang mana diantara 3 sifat ini,

11
Pengertian Transparan, dalam konteks ini berarti Badan Bank Tanah
memiliki sifat transparan yang mana tindakan dari Badan Bank Tanah tidak
tertutup serta dipublikasi . yang mana menurut UU Informasi publik pada
pasal 2 ayat 1 “Setiap Informasi Publik bersifat terbuka dan dapat diakses
oleh setiap Pengguna Informasi Publik.” Yang mana juga menurut Badan
Bank tanah sebagai Badan Publik wajib menyediakan informasi setiap saat
yang meliputi:

a. daftar seluruh Informasi Publik yang berada di bawah


penguasaannya, tidak termasuk informasi yang dikecualikan;
b. hasil keputusan Badan Publik dan pertimbangannya;
c. seluruh kebijakan yang ada berikut dokumen pendukungnya;
d. rencana kerja proyek termasuk di dalamnya perkiraan pengeluaran
tahunan Badan Publik;
e. perjanjian Badan Publik dengan pihak ketiga;
f. informasi dan kebijakan yang disampaikan Pejabat Publik dalam
pertemuan yang terbuka untuk umum;
g. prosedur kerja pegawai Badan Publik yang berkaitan dengan
pelayanan masyarakat; dan/atau
h. laporan mengenai pelayanan akses Informasi Publik sebagaimana
diatur dalam Undang-Undang ini.

pengertian dari akuntabel merupakan sifat konsep etika


pertanggungjawaban yang mana memiliki arti setiap tindakan dari Badan
Bank Tanah memiliki pertanggungjawaban atau dapat
dipertanggungjawabkan oleh aparat Bank Tanah

.Pengertian dari Nonprofit yakni Badan Bank Tanah bersifat


mendukung suatu kebijakan atau memecahkan masalah penting yang
terjadi di suatu Negara. Dengan tujuannya yang tidak komersial atau
tidak menarik perhatian terhadap sesuatu yang bersifat mencari
keuntungan. organisasi nirlaba bisa terbentuk dari organisasi
keagamaan, organisasi politik, rumah sakit, sekolah negeri, dan
organisasi lainnya.

12
Pasal 5 ayat 1-4

Yang berisi

1) Perencanaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) huruf a,


meliputi:
a. rencana jangka panjang;
b. rencana jangka menengah; dan
c. rencana tahunan.
2) Rencana jangka panjang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf
a merupakan perencanaan kegiatan untuk jangka waktu 25 (dua
puluh lima) tahun.
3) Rencana jangka menengah sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf b merupakan perencanaan kegiatan untuk jangka waktu 5
(lima) tahun.
4) Rencana tahunan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c
merupakan perencanaan kegiatan untuk jangka waktu 1 (satu) tahun.

Tinjauan:

Jika di tabelkan maka

Rencana Jangka Panjang 25 Tahun


Rencana Jangka menengah 5 tahun
Rencana tahunan 1 Tahun

Dapat diketahui pada Tabel diatas bahwa terdapat perbedaan yang


sangat signifikan mengenai jangka waktu antara Rencana Jangka Panjang
dan Rencana Jangka menengah yang mana terdapat selisih sekitar 20 tahun.
Idealnya jika Rencana Jangka panjang adalah 25 tahun maka Rencana
Jangka menengah setidaknya menempati angka setengah dari 25 tahun
yakni 12 tahun.

13
Disini lebih disarankan untuk menambah satu kategori dimana 5
tahun menjadi Rencana Jangka pendek dan 1 tahun tetap menjadi rencana
tahunan.

Pasal 5 ayat 6

Yang isinya

Perencanaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh


kepala Badan Pelaksana setelah mendapat persetujuan dari Komite.

Tinjauan

Dalam menetapkan perencanaan kepala Badan memperhatikan


masukan dari Dewan Pengawas.

Pasal 6

Yang berisi

" Perolehan tanah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) huruf b
berasal dari:

a. tanah hasil penetapan pemerintah; dan/atau

b. tanah dari pihak lain.”

Tinjauan

Yang dimana pada huruf A Penetapan pemerintah dilakukan oleh


Menteri dan dapat berkoordinasi dengan menteri/pimpinan lembaga teknis
terkait dan/ atau gubernur/ bupati/wali kota.

Pada konteks ini maka pasal 6 membagi 2 perolehan tanah yang ada
pada pasal 3 ayat 1 huruf B. pembedaan atau pembagian yang dilakukan
oleh pasal 6 adalah untuk semakin mendeskripsikan tanah dari mana saja
yang dapat diperolaeh oleh badan Bank Tanah.

Pasal 7

14
Tanah hasil penetapan pemerintah sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 6 huruf a terdiri atas tanah negara yang berasal dari:

a. tanah bekas hak;

b. kawasan dan tanah telantar;

c. tanah pelepasan kawasan hutan;

d. tanah timbul;

e. tanah hasil reklamasi;

f. tanah bekas tambang;

g. tanah pulau-pulau kecil;

h. tanah yang terkena kebijakan perubahan tata ruang;

dan

i. tanah yang tidak ada penguasaan di atasnya.

Tinjauan

Dalam konteks ini maka produk-produk hasil tanah diatas, yang


disebutkan oleh pasal 7 adalah produk tanah yang tidak memiliki tuan dan
tidak ada hak guna atau hak apapun diatasnya.

Diambil dari artikel internet https://finance.detik.com/properti/d-


5216793/lewat-omnibus-law-tanah-terlantar-bisa-diambil-jadi-milik-negara
maka sofyan dalam konfrensi pers mengatakan "Ada tanah seseorang yang
sudah ada pemiliknya tapi pemiliknya punah, sudah pergi keluar negeri, itu
diambil bank tanah asetnya," ujar Sofyan dalam konferensi pers, Jumat
(16/10/2020).

Dan beliau menjelaskan bahwa Makna kata terlantar itu adalah tidak
pernah diurus, tidak dipedulikan pemiliknya atau bahkan pemiliknya tidak

15
tahu lokasinya. Hal ini disebutkan juga pada pasal 7 huruf b “kawasan dan
tanah terlantar”

Dari artikel baru ini dapat diketahui bahwa Badan Bank Tanah
mengeluarkan terobosan baru yang mana bisa mengaklamasi tanah yang
tidak ter urus atau terlantar.

Dalam hal ini tidak disebutkan oleh sofyan tentang retribusi dalam
pengaklamasian tanah terlantar. Maka secara konsepsual hal ini bisa
berpotensi melanggar Hak Asasi Manusia.

Dalam konteks lain Sofyan juga menyebutkan

Tanah Adat Bukan Objek Tanah Terlantar

Selain itu, Sofyan menegaskan bahwa tanah-tanah adat tidak akan


menjadi objek tanah yang akan dirampas oleh bank tanah.

"Tanah masyarakat adat bukan objek tanah terlantar, jadi kita sangat
menghargai tanah masyarakat adat dan bukan objek tanah terlantar. Jadi
tanah masyarakat adat tetap tanah masyarakat adat, tidak akan pernah
terlantar karena tidak pernah kita katakan itu tanah objek tanah terlantar,"
tambahnya.

Namun, yang namanya tanah adat itu harus jelas batasan dan
diketahui jelas kepemilikannya serta sudah ada dalam peraturan daerah
(perda).

" karena itu belum ada ketentuan atau penetapan oleh pemerintah
daerah. Untuk membikin sebuah masyarakat adat sebagai dilindungi, harus
ada batasnya, diketahui secara jelas, ada Perdanya," terangnya.

Dan yang dimaksud dengan “tanah hasil reklamasi” pada huruf E


adalah tanah hasil reklamasi yang tidak diajukan haknya oleh pelaksana
reklamasi berdasarkan ketentuan peraturan perundangundangan.

16
Dan yang dimaksud dengan tanah bekas tambang pada huruf F
adalah lahan pasca tambang yang tidak diperpanjang haknya berdasarkan
ketentuan peraturan perundang-undangan.

Sedangkan yang dimaksud dengan n "tanah yang terkena kebijakan


perubahan tata ruang" yang tercantum pada huruf H adalah tanah yang
berasal dari pengalokasian perubahan peruntukan kawasan.

Pasal 8 ayat 1

Yang isinya

Tanah dari pihak lain sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf b berasal
dari:

a. Pemerintah Pusa!
b. Pemerintah Daerah;
c. badan usaha milik negara;
d. badan usaha milik daerah;
e. badan usaha
f. badan hukum
g. masyarakat

Tinjauan

Bahwa perolehan tanah pada bagian ini diperoleh dengan sengaja.


Disini Bank tanah bertugas untuk dapat menerima tanah dari pihak lain
seperi pemerintah pusat, daerah dan lainnya dan tentu perolehan tidak
melanggar ketentuan-ketentuan yang berpotensi melanggar Hak Asasi
Manusia kemudian.

Dan Yang dimaksu dengan "tanah yang berasal dari Pemerintah


Pusat" adalah tanah yang dikuasai atau digunakan untuk kepentingan
Pemerintah Pusat baik yang sudah atau belum tercatat sebagai barang milik
negara.

17
Sedangkan Yang dimaksud dengan "tanah yang berasal dari
Pemerintah Daerah" adalah tanah yang dikuasai atau digunakan untuk
kepentingan Pemerintah Daerah baikyang sudah atau belum tercatat sebagai
barang milik daerah.

Pasal 8 ayat 2

yang berisi

Perolehan tanah dari pihak lain sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan melalui proses:

a. pembelian;
b. penerimaan hibah/sumbangan atau yang sejenis;
c. tukar menukar;
d. pelepasan hak; dan
e. perolehan bentuk lainnya yang sah.

Tinjauan

Ayat 2dalam pasal 8 ini menyebutkan tindakan-tindakan legal,


bagaimana proses atau cara-cara yang dapat dilakukan.

Pada konklusinya bahwa perolehan tanah harus diselenggarakan


dengan ketentuan ketentuan atau dengan cara-cara yang saah seperti contoh:
pembelian, penerimaan hibah/sumbangan, tukar menukar atau barter,
pelepasan hak karena suatu hal.

Tentu jika perolehan tanah dilakukan dengan proses atau cara-cara


tersebut sama sekali tidak akan bertentangan dengan Hak asasi manusia dan
tidak berpotensi sama sekali untuk melanggar Hak Asasi Manusia

Pasal 9

yang isinya

Pengadaan tanah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1)


huruf c dilaksanakan melalui mekanisme tahapan pengadaan tanah bagi

18
pembangunan untuk kepentingan umum atau pengadaan tanah secara
langsung.

Tinjauan

Pengadaan tanah oleh Badan bank tanah haruslah sesuai denga pasal
9 yakni melalui mekanisme tahapan pengadaan tanah bagi pembangunan
untuk kepentingan umum atau pengadaan tanah secara langsung.

Yang mana secara garis besar

Pengadaan tanah merupakan perbuatan hukum yang berupa


melepaskan hubungan hukum yang semula ada antara pemegang hak dan
tanahnya yang diperlukan, dengan pemberian imbalan dalam bentuk uang,
fasilitas atau lainnya, melalui musyawarah untuk mencapai kata sepakat
antara empunya tanah dan pihak yang memerlukan.

proses pelepasan hak atas kepemilikan orang atas tanah dan/atau


benda-benda yang ada diatasnya yang dilakukan secara sukarela. Pengaturan
Pengadaan Tanah bagi pembangunan untuk kepentingan umum diatur dalam
Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2012 tentang Pengadaan Tanah Bagi
Pembangunan Untuk Kepentingan Umum dan Peraturan Pelaksanaannya
diatur dengan Peraturan Presiden dan Peraturan Kepala Badan Pertanahan
Nasional Republik Indonesia.

19
Pasal 10

Yang isinya

Pengelolaan tanah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) huruf d


terdiri atas kegiatan:

a. pengembangan tanah;
b. pemeliharaan dan pengamanan tanah; dan
c. pengendalian tanah.

Tinjauan

Yang dimaksud dengan "pengembangan tanah" adalah kegiatan peningkatan


kemanfaatan dan penggunaan tanah hasil perolehan Bank Tanah untuk
kepentingan kegiatan fungsional yang dapat memenuhi kebutuhan
kehidupan dan kegiatan usaha secara optimal dari segi ekonomi, sosial, dan
fisik.

Dapat ditafsirkan bahwa kemudian Badan Bank Tanah setidaknya telah


menjalankan fungsi-fungsi dari Badan Pertanahan negara.

Dimana secara jelas Fungsi Badan Pertanahan Negara menurut PP Nomor


20 Tahun 2015 tentang Badan Pertanahan Negara diantaranya

1. penyusunan dan penetapan kebijakan di bidang pertanahan;


2. perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang survei, pengukuran,
dan pemetaan;
3. perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang penetapan hak
tanah, pendaftaran tanah, dan pemberdayaan masyarakat;
4. perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pengaturan,
penataan dan pengendalian kebijakan pertanahan;
5. perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pengadaan tanah;
6. perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pengendalian dan
penanganan sengketa dan perkara pertanahan;
7. pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan BPN;

20
8. pelaksanaan koordinasi tugas, pembinaan, dan pemberian dukungan
administrasi kepada seluruh unit organisasi di lingkungan BPN;
9. pelaksanaan pengelolaan data informasi lahan pertanian pangan
berkelanjutan dan informasi di bidang pertanahan;
10. pelaksanaan penelitian dan pengembangan di bidang pertanahan; dan
11. pelaksanaan pengembangan sumber daya manusia di bidang
pertanahan

fungsi Badan Pertanahan Negara, “perumusan dan pelaksanaan


kebijakan di bidang pengaturan, penataan dan pengendalian kebijakan
pertanahan” tampak serupa dengan pengelolaan tanah pada Badan Bank
Tanah.

Oleh karenanya sepertinya esensi dari Badan Bank Tanah berpotensi


untuk menggantikan Badan Pertanahan Negara. Ada baiknya fungsi tersebut
di hilangkan di salah satu instansi agar tidak terjadi hal seperti saling negasi
kedepannya.

Pasal 11 ayat 1

Yang berisi

1. Pengembangan tanah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 huruf a


meliputi penyiapan tanah untuk kegiatan:
a. perumahan dan kawasan permukiman;
b. peremajaan kota;
c. pengembangan kawasan terpadu;
d. konsolidasi lahan;
e. pembangunaninfrastruktur;
f. pembangunan sarana dan prasarana lain;
g. pematangan tanah untuk mempersiapkan tana bagi tata kelola
usaha Bank Tanah; dan
h. proyek strategis nasional.

Tinjauan

21
Sama seperti fungsi tata kelola di Badan Pertanahan Negara. Tetapi
terdapat suatu konsep baru yakni peremajaan kota

Definisi dari peremajaan kota sendiri adalah kegiatan untuk


meningkatkan kesejahteraan dan harkat masyarakat berpenghasilan rendah,
yang dilakukan melalui penataan dan perbaikan kualitas yang lebih
menyeluruh terhadap kawasan hunian yang kumuh yang merupakan salah
satu cara dalam intensifikasi lahan di kawasan perkotaan.’

Dan definisi dari konsolidasi tanah , menurut Peraturan Kepala


Badan pertanahan Nasional Nomor 4 Tahun 1991 tentang Konsolidasi
Tanah, Konsolidasi tanah adalah kebijaksanaan pertanahan mengenai
penataan kembali penguasaan dan penggunaan serta usaha pengadaan tanah
untuk kepentingan pembangunan, untuk peningkatan kualitas lingkungan

Pasal 11 ayat 2

Yang isinya

Pengembangan tanah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat


berbentuk pembangunan sarana dan prasarana infrastruktur kawasan
industri, kawasan pariwisata, pertanian, perkebunan, kawasan ekonomi
khusus, kawasan ekonomi lainnya, dan bentuk pembangunan lainnya yang
mendukung kegiatan Bank Tanah.

Tinjauan

Yang dimaksud dengan "sarana dan prasarana infrastruktur" adalah


infrastruktur dasar antara lain pematangan tanah, pembuatan saluran air,
listrik, dan jalan.

Dengan kata lain pengembangan tanah tentu harus juga mendukung


kegiatan Badan Bank Tanah.

Pasal 11 ayat 5

22
Yang berisi

Dalam hal penyusunan rencana kegiatan pengembangan tanah yang


bersifat strategis dan belum termuat dalam rencana tata ruang, kegiatan
Pengembangan tanah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan
berdasarkan rekomendasi kesesuaian kegiatan pemanfaatan ruang.

Tinjauan

Yang dimaksud dengan "bersifat strategis" adalah kegiatan yang memiliki


pengaruh sangat penting terhadap pertahanan, keamanan, pertumbuhan
ekonomi, pemerataan pembangunan, dan sosial budaya secara nasional.

Pasal 12 ayat 1-3

(1) Pemeliharaan dan pengamanan tanah sebagaiman dimaksud dalam


Pasal 10 huruf b terdiri atas:
a. aspek hukum; dan
b. aspek fisik.
(2) Aspek hukum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a meliputi:
a. kepastian hukum hak atas tanah; dan
b. aktif dalam upaya hukum mempertahankan kepastian hukum hak
atas tanah baik di luar maupun di dalam pengadilan.
(3) Aspek fisik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b merupakan
kegiatan pemeliharaan dan pengamanan fisik tanah.

Tinjauan:

Terdapat 2 aspek dalam melindungi tanah diantaranya

a. Aspek hukum
b. Aspek fisik

Yang mana yang dimaksud dengan akses hukum seperti perlindungan


tentang kepastian hukum dari tanah seperti hak atas tanah dan
perlindungannya baik di dalam maupun diluar proses pengadilan atau
litigasi.

23
Dan yang dimaksud dengan Aspek Fisik adalah kondisi tanah yang
terlindungi dan terhindar dari pencemaran dan pengruskan fisik dari tanah
tersebut yang dilindungi.

Pasal 13

Yang isinya

Pengendalian tanah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 huruf c terdiri


atas kegiatan:

a. pengendalian penguasaan tanah;


b. pengendalian pemanfaatan tanah; dan
c. pengendalian nilai tanah.

Tinjauan :

Dapat ditafsirkan bahwa kemudian Badan Bank Tanah setidaknya telah


menjalankan fungsi-fungsi dari Badan Pertanahan negara.

Dimana secara jelas Fungsi Badan Pertanahan Negara menurut PP Nomor


20 Tahun 2015 tentang Badan Pertanahan Negara diantaranya

1. penyusunan dan penetapan kebijakan di bidang pertanahan;


2. perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang survei, pengukuran,
dan pemetaan;
3. perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang penetapan hak
tanah, pendaftaran tanah, dan pemberdayaan masyarakat;
4. perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pengaturan,
penataan dan pengendalian kebijakan pertanahan;
5. perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pengadaan tanah;
6. perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pengendalian dan
penanganan sengketa dan perkara pertanahan;
7. pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan BPN;
8. pelaksanaan koordinasi tugas, pembinaan, dan pemberian dukungan
administrasi kepada seluruh unit organisasi di lingkungan BPN;
9. pelaksanaan pengelolaan data informasi lahan pertanian pangan
berkelanjutan dan informasi di bidang pertanahan;

24
10. pelaksanaan penelitian dan pengembangan di bidang pertanahan; dan
11. pelaksanaan pengembangan sumber daya manusia di bidang
pertanahan

fungsi Badan Pertanahan Negara, “perumusan dan pelaksanaan


kebijakan di bidang pengaturan, penataan dan pengendalian kebijakan
pertanahan” tampak serupa dengan pengendalian penguasaan tanag,
pengendalian pemanfaatab dan pengendalian nilai tanah.

Oleh karenanya sepertinya esensi dari Badan Bank Tanah berpotensi


untuk menggantikan Badan Pertanahan Negara. Ada baiknya fungsi tersebut
di hilangkan di salah satu instansi agar tidak terjadi hal seperti saling negasi
kedepannya.

Pasal 14 ayat 2

Yang isinya

Kerja sama pemanfaatan dengan pihak lain sebagaimana dimaksud pada


ayat (1) dapat berbentuk:

a. jual beli;
b. sewa;
c. kerja sama usaha;
d. hibah;
e. tukar menukar; dan
f. bentuk lain yang disepakati dengan pihak lain.

Tinjauan

Yang dimaksud dengan "jual beli" adalah hasil dari kerja sama
pemanfaatan tanah kepada pihak lain yang diberikan hak atas tanah dan hak
turunannya tanpa melepas atau mengurangi Hak Pengeloiaan.

Dan yang dimaksud dengan "hibah" adalah hasil dari kerja sama
pemanfaatan tanah tanpa memperoleh penggantian kepada pihak lain yang
diberikan hak atas tanah dan hak turunannya tanpa melepas atau mengurangi
Hak Pengelolaan.

Pasal 14 ayat 3

25
yang isinya

Dalam melaksanakan pemanfaatan tanah, Bank Tanah tetap memperhatikan


asas kemanfaatan dan asas prioritas.

Tinjauan

Yang dimaksud dengan “ asas kemanfaatan" adalah hasil


penyelenggaraan Bank Tanah yang memberikan manfaat secara luas bagi
kepentingan masyarakat, bangsa, dan negara. Yang dimaksud dengan 'asas
prioritas" adalah pemanfaatan tanah dalam penyelenggaraan Bank Tanah
yang lebih mengutamakan kepentingan masyarakat, bangsa, dan negara.

Sedangkan yang dimaksud dengan Asas Prioritas pada hak


kebendaan adalah pemegang jaminan kebendaan yang lahir terlebih dahulu
mempunyai kedudukan yang diutamakan dibanding dengan pemegang
jaminan kebendaan yang lahir kemudian.

Pasal 15 ayat 1

Yang isinya

Pendistribusian tanah sebagaimana dimaksud dalarn Pasal 3 ayat (1) huruf f


berupa kegiatan penyediaan dan pembagian tanah.

Tinjauan

Yang dimaksud dengan "penyediaan tanah" adalah penyediaan untuk


kepentingan umum, kepentingan sosial, kepentingan pemerataan ekonomi,
kepentingan pembangunan, kepentingan konsolidasi lahan, dan reforma
agraria.

Dan yang dimaksud dengan "pembagian tanah" adalah dalam rangka


redistribusi tanah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 15 ayat 2

Yang isinya

Pendistribusian tanah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditujukan paling


sedikit untuk:

a. kementerian/lembaga;
b. Pemerintah Daerah;
c. organisasi sosial dan keagamaan; dan/atau

26
d. masyarakat yang ditetapkan oleh Pemerintah Pusat.

Tinjauan

Pasal ini sendiri menyebbutkan tujuan dari pendistribusian tanah dan


menentukan tapal batas prioritas lembaga yang diutamakan dalam
pendistribusian tanah duantaranya adalah

1. kementrian
2. pemerintah daerah
3. organisasi sosial dan keagamaan
4. masyarakat yang ditetapkan oleh pemerintah pusat

27
Pasal 16

Yang isinya

Dalam melaksanakan fungsi dimaksud dalam Pasal 3, Bank Tanah


ketersediaan tanah untuk:

a. kepentingan umum
b. kepentingtan sosial
c. kepentingan pembangunan nasional
d. pemerataan ekonomi
e. konsolidasi lahan
f. reforma agrarian

Tinjauan

Pasal ini lebih mendeskriptifkan hal hal prioritas kegiatan yang


menuntut keterseidaan bank tanah seperti ke 6 unsur tersebut

Perlu diketahui bahwa reforma agraria sesuai Peraturan Presiden


Republik Indonesia Nomor 86 Tahun 2018 adalah Penataan kembali
struktur penguasaan, pemilikan, penggunaan, dan pemanfaatan tanah yang
lebih berkeadilan melalui Penataan Aset dan disertai dengan Penataan Akses
untuk kemakmuran rakyat Indonesia.

Dan Subyek Reforma Agraria terdiri dari Orang Peseorangan yang


memenuhi syarat, Kelompok Masyarakat dengan Hak Kepemilikan
Bersama, dan Badan Hukum yang memenuhi syarat. Sedangkan objek
Reforma Agraria terdiri dari Eks-Hak Guna Usaha, Tanah Terlantar, dan
Tanah Negara Lainnya; Tanah dari Penyelesaian Konflik Sengketa Agraria;
Tanah dari Pelepasan Kawasan Hutan dan Partisipasi Masyarakat.

Pasal 17

Yang isinya

Dukungan untuk jaminan ketersediaan tanah untuk kepentingan umum


sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 huruf a dapat terdiri atas:

a. pertahanan dan keamanan nasional;


b. jalan umum, jalan tol, terowongan, jalur kereta api,
stasiun kereta api, dan fasilitas operasi kereta api;
c. waduk, bendungan, benduflB, irigasi, saluran air clan
sanitasi, dan bangunan pengairan lainnl,a;
d. pelabuhan, bandar udara, dan terminal;
e. infrastruktur minyak, gas, dan panas bumi;

28
f. pembangkit, transmisi, gardu, jaringan, dan/atau
distribusi tenaga listrik;
g. jaringan telekomunikasi dan informatika;
h. tempat pembuangan dan pengolahan sampah sertapengelolaan
limbah;
i. pembangunan produksi dan jaringan air bersih;
j. rumah sakit;
k. fasilitas keselamatan umum;
l. pemakaman umum;
m. fasilitas sosial, lasilitas umum, dan ruang terbuka hijau publik;
n. cagar alam dan cagar budaya;
o. kantor Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, atau:Desa;
p. penataan permukiman kumuh perkotaan dan/atau konsolidasi tanah
serta perumahan untuk masyarakat berpenghasilan rendah;
q. prasarana pendidikan atau sekolah;
r. prasarana olahraga;
s. pasar umum dan lapangan parkir umum;
t. kawasan industri hulu dan hilir minyak dan gas;
u. kawasan ekonomi khusus;
v. kawasan industri;
w. kawasan pariwisata;
x. kawasan ketahanan pangan; dan
y. kawasan pengembangan teknologi.

Tinjauan

Setidaknya terdapat 25 item yang dimasukkan dalam kategori


kepentingan umum dan dapat diketahui bahwa kepentingan umum seperti
dibawah ini merupakan keperluan yang sangat penting

Baiknya dalam pelaksanaan penyelenggaan ketersediaan tanah


dituntut agar Bank Tanah tidak memaksakan akan adanya tanah dengan cara
mempersempit kawasan hutan demi membangun seperti ke 25 jenis fasilitas
umum yang diuraukan tersebut.

Karena jika hal tersebut dilakukan akan bertentagnan dengan


Undang-udang lingkungan hidup yang juga diperbaharui di Undang-undang
no 11 tahun 2021 tentang Cipta Kerja

Pasal 18

yang isinya

29
Dukungan dalam jaminan ketersediaan tanah untuk kepentingan sosial
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 huruf b terdiri atas jaminan
penyediaan tanah untuk kepentingan pendidikan, peribadatan, olahraga,
budaya,penghijauan, konservasi, dan kepentingan sosial masyarakat lainnya

Tinjauan

Baiknya dalam pelaksanaan penyelenggaan ketersediaan tanah


dituntut agar Bank Tanah tidak memaksakan akan adanya tanah dengan cara
mempersempit kawasan hutan demi membangun seperti ke 25 jenis fasilitas
umum yang diuraukan tersebut.

Karena jika hal tersebut dilakukan akan bertentagnan dengan


Undang-udang lingkungan hidup yang juga diperbaharui di Undang-undang
no 11 tahun 2021 tentang Cipta Kerja

Pasal 20

yang isinya

Dukungan dalam jaminan ketersediaan tanah untuk pemerataan


ekonomi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 huruf d merupakan
.iaminan penyediaan tanah untuk program pionir, pembukaan isolasi
wilayah, pembangunan pasar rakyat, pengembangan rumah masyarakat
berpenghasilan rendah, dan program pemerataan ekonomi lainnya.

Tinjauan

Yang dimaksud dengan "program pionir" pembangunan perintis


yang dilakukan pada terpencil, dan tertinggal.

Pasal 22 ayat 1

Yang isinya

Dukungan dalam jaminan ketersediaan tanah untuk reforma agraria


sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 huruf f merupakan jaminan
penyediaan tanah dalam rangka redistribusi tanah.

Tinjauan

Redistribusi tanah adalah pembagian tanah-tanah yang dikuasai oleh


negara dan telah ditegaskan menjadi objek landreform yang diberikan
kepada para petani penggarap yang telah memenuhi syarat ketentuan
Peraturan Pemerintah No. 224 Tahun 1961 yang bertujuan untuk

30
memperbaiki keadaan sosial ekonomi rakyat dengan cara mengadakan
pembagian tanah yang adil dan merata atas sumber penghidupan rakyat tani
berupa Tanah. Sehingga dengan pembagian tersebut dapat dicapai
pembagian hasil yang adil dan merata.

Pasal 22 ayat 2

Yang isinya

Ketersediaan tanah untuk reforma agrarian sebagaimana dimaksud


pada ayat (1) paling sedikit 30% (tiga puluh persen) dari tanah negara yang
diperuntukkan Bank Tanah.

Tinjauan

Di dalam pasal ini sudah ditentukan batas minimal sebuah ketersediaan


tanah untuk reformasi agrarian. Dimana terdapat 30%dari tanah milik
negara sebagai ambang batas minimal yang kemudian diperuntukkan untuk
Bank Tanah

Pasal 23

yang isinya

Bank Tanah mempunyai kewenangan:

a. melakukan penyusunan rencana induk;


b. membantu memberikan kemudahan perizinan berusaha/
persetujuan ;
c. melakukan pengadaan tanah; dan
d. menentukan tarif pelayanan.

Tinjauan

Di dalam pasal ini Yang tepatnya pada huruf D yang dimaksud


dengan "menentukan tarif pelayanan" adalah tarif kegiatan pemanfaatan
tanah yang diatur dalam Peraturan Kepala Badan Pelaksana.

Pasal 26 ayat 4

yang isinya

Kepala Badan Pelaksana dapat memberikan besaran tarif, jangka waktu,


dan tata cara pembayaran yan kompetitif.

Tinjauan

31
Yang dimaksud dengan "besaran tarif yang kompetitif" adalah
besaran tarif yang ditetapkan oleh Bank Tanah dapat terjangkau.

Dan yang dimaksud dengan "jangka waktu yang kompetitif' adalah


jangka waktu pembayaran besaran tarif dapat dilakukan sesuai dengan
kesepakatan para pihak.

Selanjutnya Yang dimaksud dengan "tata cara pembayaran yang


kompetitif" adalah tata cara pembayaran besaran tarif sesuai dengan
kesepakatan para pihak.

Pasal 26 ayat 6

Dalam hal kepentingan tertentu, besaran pemanfaatan tanah sebagaimana


dimaksud ayat (3) ditetapkan:

a. untuk kepentingan sosial dan reforma agrarian ditetapkan Rp0,O0


(nol rupiah); dan
b. untuk kepentingan lainnya dapat ditetapkan sampai dengan Rp0,00
(nol rupiah) sesuai dengan kebijakan Komite.

Tinjauan

Yang dimaksud dengan "kepentingan lainnya" adalah kepentingan


sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 selain kepentingan sosial dan
reforma agraria. yaitu:

a. kepentingan umum;
b. kepentinganpembangunannasional;
c. pemerataan ekonomi; dan
d. konsolidasi lahan.

Pasal 26 ayat 7

Yang isinya

Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara penyertaan modal


sementara sebagaimana dimaksud pada ayat (5) diatur dalam Peraturan
Presiden.

Tinjauan

Sama seperti regulasi ini yang pada dasarnya diperintahkan untuk


dibuat oleh Undang-Udnang No.11 tahun 2021 Tentang Cipta kerja,

32
Peraturan Pemerintah ini juga kemudian mengutuskan sebuah peraturan
presiden untuk sselanjutnya mengatur mengenai penyertaan modal.

Pasal 27

yang isinya

Sumber Kekayaan Bank Tanah dapat berasal dari:

a. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara;


b. pendapatan sendiri;
c. penyertaan modal negara; dan/atau
d. sumber lain yang sah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Tinjauan

Pasal ini sendiri telah mendeskripsikan mengenai sumber dana atau


pendapatan dari Bank Tanah tersebut

A. diketahui bahwa sifat bank tanah adalah sentral dan bank tanah yang
terdapata di wlayah non ibu kota negara merupakan perwakilan oleh
karenanya juga Anggaran yang dipakai untuk menyelenggarakan
kegiatan negara juga berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara (APBN) dan sama sekali todak dipungut oleh Anggaran
Pendapatan Belanja Daerah (APBD)

B. yabng dimaksud dengan pendapatan sendiri, walau badan bank tanah


bukanlah badan usaha yang mencari keuntungan atau dapat
dikatakan non-profit organization namun bukan sebagai menutup
kemungkinan Bank tanah memiliki pendapatan sendiri dari hasil
pengelolaan tanah tersebut

C. penyertaan modal negara yang dimaksud disini adalah turunnya


anggaran dana secara garis vertikal dari pemerintah negara agar
kemudian sebagai modal awal bank tanah dapat menyelenggarakan
kegiatannya

D. dalam huruf D disebutkan “sumber lain yang sah sesuai dengan


ketentuan peraturan perundang-undangan.” Yang mana hal ini
berarti Badan Bank Tanah dapat menghasilkan ketungan dari mana

33
saja dan kapan saja selama tidak bertentangan dengan Undang-
Undang dan merupakan hasil yang sah dan legal.

Dari uraian diatas telah menjelaskan dari mana saja sumber kekayaan dan
asset milik bank tanah sekaligus menjelaskan bahwa asset dari bank tanah
tersebut bukan lah hanya berbentuk tanah. Begitu juga menjelaskan bahwa
walau Badan Bank Tanah merupakan Badan Usaha non profit namun tetap
menghasilkan atau tetap mendapatkan pendapatan sendiri ssebuah
perusahaan

Pasal 28

Yang isinya

Bank Tanah mengelola aset tanah yang berasal dari perolehan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 6 sampai dengan Pasal 9.

Tinjauan

Dapat ditafsirkan bahwa kemudian Badan Bank Tanah setidaknya telah


menjalankan fungsi-fungsi dari Badan Pertanahan negara.

Dimana secara jelas Fungsi Badan Pertanahan Negara menurut PP Nomor


20 Tahun 2015 tentang Badan Pertanahan Negara diantaranya

1. penyusunan dan penetapan kebijakan di bidang pertanahan;


2. perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang survei, pengukuran,
dan pemetaan;
3. perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang penetapan hak
tanah, pendaftaran tanah, dan pemberdayaan masyarakat;
4. perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pengaturan,
penataan dan pengendalian kebijakan pertanahan;
5. perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pengadaan tanah;
6. perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pengendalian dan
penanganan sengketa dan perkara pertanahan;
7. pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan BPN;
8. pelaksanaan koordinasi tugas, pembinaan, dan pemberian dukungan
administrasi kepada seluruh unit organisasi di lingkungan BPN;

34
9. pelaksanaan pengelolaan data informasi lahan pertanian pangan
berkelanjutan dan informasi di bidang pertanahan;
10. pelaksanaan penelitian dan pengembangan di bidang pertanahan; dan
11. pelaksanaan pengembangan sumber daya manusia di bidang
pertanahan

fungsi Badan Pertanahan Negara, “perumusan dan pelaksanaan


kebijakan di bidang pengaturan, penataan dan pengendalian kebijakan
pertanahan” tampak serupa dengan pengelolaan tanah pada Badan Bank
Tanah.

Oleh karenanya sepertinya esensi dari Badan Bank Tanah berpotensi


untuk menggantikan Badan Pertanahan Negara. Ada baiknya fungsi tersebut
di hilangkan di salah satu instansi agar tidak terjadi hal seperti saling negasi
kedepannya.

Pasal 29 ayat 1

Yang isinya

Bank Tanah dapat diberikan fasilitas perpajakan daerah dalam


melaksanakan perolehan, pengadaan, kepemilikan, pen glrasaan, dan / atau
pemanfaatan atas tanah sebagaimana diberikan kepada lembaga pemerintah.

Tinjauan

Ini merupakan salah satu sumber pendapatan dari bank tanah yang
diatur oleh undang-udnang yang mana tentu saja dana dari daerah
digunakan juga dalam mengelola dan membantu pendanaan dari Badan
Bank Tanah agar dapat menyelenggarakan kewenangan dan fungsi dari
Badan Bank Tanah tersebut

Pasal 29 ayat 2

yang isinya

Perolehan, pengadaan, kepemilikan, penguasaan,dan/atau


pemanfaatan atas tanah oleh Bank Tanahsebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dikecualikan darikewajiban membayar Pajak Bumi dan Bangunan

35
dan/atau Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan sepanjang tidak
dilakukan dalam rangka mendapatkan keuntungan.

Tinjaun

Dijelaskan disini bahwa uang pajak seperti pajak PBB yang mana
menurut undang-undang pemerintahan daerah juga sumber dari kekayaan
otonom daerah maka pajak tersebut dikecualikan dari pendapatan
keuntungan dari Badan Bank Tanah tersebut.

Lagipula sebagai badan usaha non profit ini sudah sejalan karena
prinsip utama berdirinya Badan Bank Tanah bukan untuk mendapatkan
keuntungan.

36
Pasal 30 ayat 1

Yang isinya

Pendapatan sendiri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 huruf b


merupakan pendapatan yang diperoleh dari kerja sama usaha, kerja sama
pemanfaatan tanah, dan pendapatan lainnya yang sah.

Tinjauan

Pasal ini menjelaskan lebih lanju pendeskripsian pendapatan sendiri


yang dilakukan oleh bank tanah yang dimana pendapatan sendiei itu
merupakan hasil dari:

a. kerjasama usaha
b. kerja sama pemangaatan tanah
c. dan sumber pendapatan lainnya yang sah

Pasal 30 ayat 2

yang isinya

Pendapatan sendiri sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa:

a. hasil pemanfaatan aset;


b. hasil sewa, sewa beli dan jasa lainnya;
c. hasil dari penjualan aset;
d. hasil kerja sama pengembangan usaha dengan pihak lain;
e. hasil dari perolehan hibah dan tukar menukar;
f. hasil dari pengelolaan;
g. hasil pelepasan aset;
h. hasil dari imbal hasil surat berharga yang diterbitkan Negara
Republik Indonesia;
i. hasil bunga dan/atau imbalan bank;
j. hasil usaha; dan/atau
k. hasil lainnya yang sah yang ditetapkan dengan Keputusan Kepala
Badan Pelaksana.

Tinjauan

Pasal ini menjelaskan lebih lanjut pendeskripsian pendapatan sendiri yang


dilakukan oleh bank tanah yang dimana pendapatan sendiri itu memiliki
rupa seperti

a. hasil pemanfaatan aset;

37
b. hasil sewa, sewa beli dan jasa lainnya;
c. hasil dari penjualan aset;
d. hasil kerja sama pengembangan usaha dengan pihak lain;
e. hasil dari perolehan hibah dan tukar menukar;
f. hasil dari pengelolaan;
g. hasil pelepasan aset;
h. hasil dari imbal hasil surat berharga yang diterbitkan Negara
Republik Indonesia;
i. hasil bunga dan/atau imbalan bank;
j. hasil usaha; dan/atau hasil lainnya yang sah yang ditetapkan dengan
Keputusan Kepala Badan Pelaksana.

dan yang dimaksud bunga bank pada huruf I adalah antara lain
berasal dari giro dandeposito.

Pasal 31 ayat 1-5

1. Struktur Bank Tanah terdiri dari:


a. Komite;
b. Dewan Pengawas; dan
c. Badan Pelaksana.

2. Komite sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a menetapkan


kebijakan strategis Bank Tanah.

3. Dewan Pengawas dan Badan Pelaksana sebagaimana dimaksud pada


ayat (1) huruf b dan huruf c merupakan organ Bank Tanah.

4. Dewan Pengawas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b


bertugas melakukan pengawasan dan memberikan nasihat kepada
Badan Pelaksana dalam menj alankan kegiatan penyelenggaraan
Bank Tanah.

5. Badan Pelaksana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c


bertanggungjawab atas penyelenggaraan Bank Tanah untuk
kepentingan dan tujuan Bank Tanah, serta mewakili Bank Tanah
baik di dalam maupun di luar pengadilan.

Tinjauan

Pasal ini menjelaskan mengenai struktur organisasi dari badan bank tanah
yang secara vertikal dari komite hingga badan pelaksana

38
Jika ditinjau, Komite memiliki tingkatan tertinggi di Badan bank
tanah karena komitelah yang menetapkan kebijakan strategis bank tanah

dan dilanjutkan dengan dewan pengawas yang bertugas melakukan


pengawasan dan memberikan nasihat kepada badan pelaksana dalam
menjalankan kegiatan pentelenggaraan didalam trias politika badan
pengawas dapat kita kataakan sebagai legislative dalam badan bank tanah

sementara badan pelaksana yang tugasnya untuk bertanggungjawab


atas penyelenggaraan bank tanah untuk kepentingan dan tujuan bank tanah,
serta mewakili bank tanah baik dalam maupun luar pengadilan. Disini
bertindak sebagai penjalan atau roda dalam badan usaha.

Pasal 32 ayat 1

yang isinya

(1) Komite sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31 huruf a terdiri atas:

a. Menteri sebagai ketua merangkap anggota


b. menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
keuangan sebagai anggota;
c. menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
pekerjaan umum dan perumahan rakyat sebagai anggota; dan/atau
d. menteri/kepala lembaga lainnya yang ditunjuk oleh Presiden sebagai
anggota.

Tinjauan

Dapat dipahami bahwa anggota komite berasal dari para menteri seperti
dan diatur didalamnya ada 3 macam jenis menteri yang kemudian
menjadi komite badan bank tanah diantaranya

a. menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang


keuangan
b. menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
pekerjaan umum dan perumahan rakyat
c. menteri yang ditunjuk oleh presiden

menteri tersebut pun kemudian akan menjadi anggota komite dari badan
bank tanah

39
Pasal 32 ayat 2

Yang isinya

Ketua dan anggota Komite Citetapkan dengan Keputusan Presiden


berdasarkan usulan Menteri.

Tinjauan

Seperti yang ditunjukkan oleh pasal 32 ayat 1 sebelumnya bahwa isi


dari komite adalah menteri. Pada pasal ini ketia anggota komite juga
diusulkan oleh menteri dengan keputusan presiden. Dari sini diketahui
bahwa presiden berperan penting dalam penunjukkan ketua komite dimana
menjadi titik fundamentalis untuk menentukan jalannya Badan Bank Tanah
ke depannya

Pasal 33 ayat 1-4

yang isinya

(1) Dewan Pengawas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31 ayat (1) huruf
b ditetapkan dengan Keputusan Presiden.
(2) Dewan Pengawas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berjumlah
paling banyak 7 (tujuh) orang, dengan 1(satu) orang sebagai ketua
merangkap anggota.
(3) Dalam hal Dewan Pengawas sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
berjumlah 7 (tujuh) orang, komposisinya terdiri dari 4 (empat) orang
yang berasal dari unsur profesional dan 3 (tiga) orang yang dipilih oleh
Pemerintah Pusat.
(4) Ketentuan mengenai pemilihan, penetapan, pengangkatan dan
pemberhentian, tugas, wewenang,kewajiban, masa tugas, dan tata cara
pengambilan keputusan Dewan Pengawas diatur dalam Peraturan
Presiden.

Tinjauan

Kembali seperti komite dewan pengawas juga diputuskan oleh presiden


sebagaimana tertulis di ayat (1)

Di sini juga dijelaskan komposisi dari dewan pengawas yang mana di


dalam badan Bank Tanah komposisi dari dewan pengawas berjumlah tujuh
(7) orang dengan satu (1) orang merangkap jabatan sebagai ketua sekaligus
anggota

Didalam ayat (3) dijelaskan bahwa asal dari dewan pengawas


mayoritasnya berasal dari unsur professional atau dapat disebut sebagai ahli

40
dan hal ini berjumlah 4 orang sedangkan sisanya ditunjuk oleh pemerintah
pusat yang bertotalkan 3 orang

Disini kembali PP 64/2021 yang juga merupakan hasil perintah dari


Undang-undang no 11 tahun 2021 tentang Cipta Kerja, memerintahkan
untuk dibuatnya regulasi lain berupa Peraturan Presiden tentang ai
pemilihan, penetapan, pengangkatan dan pemberhentian, tugas, wewenang,
kewajiban, masa tugas, dan tata cara pengambilan keputusan Dewan
Pengawas

Pasal 34 ayat 1-5

Yang isinya

(1) Badan Pelaksana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31 huruf c


terdiri atas kepala dan deputi.
(2) Jumlah deputi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh
ketua Komite.
(3) Kepala dan deputi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diangkat dan
diberhentikan oleh ketua Komite.
(4) Pengangkatan dan pemberhentian kepala dan deputi sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dapat diusulkan oleh Dewan Pengawas.
(5) Ketentuan mengenai penetapan, pengangkatan dan pemberhentian,
masa tugas, struktur organisasi, tugas, wewenang, dan kewajiban
Badan Pelaksana diatur dalam Peraturan Presiden.

Tinjauan

Di pasal ini di jelaskan terbagi dua nya badan pelaksana yakni yang
terdiri atas

- Kepala
- Deputi

Dijelaskan juga yang menetapkan jumlah deputi sebagaimana di ayat (2)


ditentukan oleh ketua komite yang dipilih dan diputusskan oleh presiden
dengan usulan sesama menteri yang merupkan anggota komite

Dan kepala deputi juga memiliki tanggung jawab terhadap kepala


komite sehingga yang berhak untuk menganggkat dan memberhentikan
kepala Deputi adalah ketua komite

Pemberhentian dari deputi juga merupakan usulan dari dewaan


pengawas dan itu termasuk salah satu fungsi dewan pengawas yang dapat
dikatakan sebagai legislatifnya Badan Bank Tanah ini

41
Disini kembali PP 64/2021 yang juga merupakan hasil perintah dari
Undang-undang no 11 tahun 2021 tentang Cipta Kerja, memerintahkan
untuk dibuatnya regulasi lain berupa Peraturan Presiden penetapan,
pengangkatan dan pemberhentian, masa tugas, struktur organisasi, tugas,
wewenang, dan kewajiban Badan Pelaksana

Pasal 35

yang isinya

Ketentuan lebih lanjut mengenai jenis dan besaran hak keuangan dan
fasilitas untuk Komite, Dewan Pengawas, dan Badan Pelaksana pada Bank
Tanah diatur dengan Peraturan Presiden.

Tinjauan

Disini kembali PP 64/2021 yang juga merupakan hasil perintah dari


Undang-undang no 11 tahun 2021 tentang Cipta Kerja, memerintahkan
untuk dibuatnya regulasi lain berupa Peraturan Presiden mengenai jenis dan
besaran hak keuangan dan fasilitas untuk Komite, Dewan Pengawas, dan
Badan Pelaksana pada Bank Tanah.

Pasal 36 ayat 1

yang isinya

Bank Tanah dapat bekerja sama dengan pihak lain dalam


menyelenggarakan kegiatan perencanaan, perolehan, pengadaan,
pengelolaan, pemanfaatan, dan pendistribusian tanah sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 3 ayat (1).

Tinjauan

Walau diesbut kerjasama dan tentu terdapat perjanjian,hal ini tidak


dikatakan dengan hukum privat walaupun mengenai perjanjian diatur
kemudian di dalam Kuhperdata

Hal ini berlandaskan karena Badan Bank Tanah merupakan Bank


Usaha Non-Profit yang bersifat public dan mengatur mengenai kepentingan
public Oleh karenanya tindakan-tindakan seperti kerjasama juga dianggap
sebagai hukum public dalam penyelenggaraannya

Pasal 36 ayat 2

yang isinya

42
Kerja sama sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilakukan dengan
Pemenntah Pusat, Pemerintah Daerah, lembaga negara, badan usaha milik
negara, badan usaha milik daerah, badan usaha, badan hukum milik negara,
badan hukum swasta, masyarakat, koperasi, dan/atau pihak lain yang sah.

Tinjauan

Walau diesbut kerjasama dan tentu terdapat perjanjian,hal ini tidak


dikatakan dengan hukum privat walaupun mengenai perjanjian diatur
kemudian di dalam Kuhperdata

Hal ini diperkuat dengan siapa saja rekan kerjasamanya dapat diperhatikan
terdapat badan hukum public dan privat didalamnya seperti:

- Pemerintah pusat
- Pemerintah daerah
- Lembaga negara
- BUMN
- BUMD

Yang merupakan badan hukum public dan

- Badan hukum swasta


- Masyarakat
- Koperasi
- Pihak lain yang sah

Yang merupakan badan hukum privat

Walaupun kerja sama dilakukan dengan badan hukum public atau privat
sebagaimana dijabarkan oleh ayat 2 tetapi kerja sama tersebut masuk ke
dalam ranah hukum public karena dilakukan oleh badan Bank Tanah
yang merupakan badan hukum public

Pasal 36 ayat 3

Yang isinya

Dalam melakukan kerja sama sebagaimana dimaksud pada ayat (2)


Bank Tanah dapat menerima tanah titipan dan mengelola dalam bentuk
kerja sama usaha.

Tinjauan

Pasal 36 ayat 3 menjelaskan mengenai bentuk dari kerjasama tersbut. Dan


yang merupakan bentuk dari kerjasama itu antara lain adalah

43
- Menerima tanah titipan
- Mengelolah tanah tersebut

Kedua hal ini yang menjadi fokus kerjasama antara badan Bank Tanah
dengan Pihak lain

Pasal 37 ayat 1 -2

Yang isinya

(1) Bank Tanah dapat membentuk badan usaha atau badan hukum
dalam mendukung penyelenggaraan Bank Tanah.

(2) Pembentukan badan usaha atau badan hukum sebagaimana


dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh kepala Badan Pelaksana
setelah mendapatkan persetujuan Komite.

Tinjauan

Di dalam pasal ini dijelaskan bahwa terdapat kewenangan khusus


dimana Badan Bank tanah dapat mendirikan badan usaha lainnya jika
diperlukan baik berjenis badan usaha Profit atau Non-profit demi
menunjang kepentingan dari bank tanah tersbut

Pasal 40 ayat 1-10

(1) Tanah yang dikelola Bank Tanah diberikan hak pengelolaan sesuai
dengan ketentuan perundang-undangan
(2) Hak atas tanah di atas Hak Pengelolaan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dapat diberi:
a. Hak Guna Usaha;
b. Hak Guna Bangunan; dan
c. Hak Pakai.
(3) Bank Tanah dapat melakukan penyerahan dan/atau penggunaan atas
bagian-bagian tanah Hak Pengelolaan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) kepada pihak lain dengan perjanjian.
(4) Jangka waktu Hak Guna Bangunan di atas Hak Pengelolaan
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b dapat diberikan
perpanjangan jangka waktu hak dan pembaruan hak apabila sudah
digunakan dan/atau dimanfaatkan sesuai dengan tujuan pemberian
haknya.

44
(5) Bank Tanah memberikan jaminan perpanjangan dan pembaruan hak
atas tanah di atas Hak Pengelelolaan sesuai dengan persyaratan yang
termuat dalam perjanjian
(6) Perpanjangan dan pembaruan hak atas tanah di atas Hak Pengelolaan
dapat diberikan sekaligus setelah dimanfaatkan dan diperjanjikan.
(7) Dalam hal tertentu, Bank Tanah dapat mengikat perjanjian perdata
untuk jangka waktu yang lebih kompetitif.
(8) Hak atas tanah sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat dibebani
hak tanggungan.
(9) Untuk mendukung kegiatan operasional, Bank Tanah dapat
diberikan Hak Guna Bangunan atau Hak Pakai di atas Hak
Pengelolaan sebagaimana dimaksud pada ayat (l).
(10) Menteri melakukan pengawasan dan pengendalian atas
penggunaan danlatau pemanfaatan tanah di atas Hak Pengel.olaan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (21 sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.

Tinjauan

Yang dimaksud dengan "peraturan perundang-undangan" pada ayat


1 nya adalah peraturan perundangan-undangan di bidang agraria /
pertanahan dan tata ruang.

Dan juga sebaiknya Pemberian hak atas tanah sebagaimana


dimaksud pada ayat (1) dan hak atas tanah diatas Hak Pengelolaan
dilakukan oleh menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di
bidang agraria I pertanahan dan tata ruang.

Dan pada ayat (9) yang dimaksud dengan mendukung kegiatan


operasional antara lain untuk Kantor Bank Tanah, rumah dinas instansi lain,
dan sarana pendukung lainnya.

45
Pasal 41

yang isinya

Dalam hal di atas tanah Hak Pengelolaan sebagaimana dimaksud


dalam Pasal 40 ayat (1) telah dimanfaatkan dengan baik untuk perumahan
bagi masyarakat berpenghasilan rendah, pertanian dan/atau perkebunan,
paling singkat 10 (sepuluh) tahun, dapat dilepaskan kepada masyarakat
untuk diberikan hak milik.

Tinjauan

Yang dimaksud dengan "pertanian dan/atau perkebunan" adalah


tanah pertanian dan/atau perkebunan yang diberikan kepada- subjek dan
luasan sesuai dengan ketentuan peraturan perulndang-undangan mengenai
redistribusi tanah.

Pasal 42

(1) Bank Tanah menyelenggarakan kegiatan pengelolaan keuangan yang


didasarkan pada tata kelola yang baik.

(2) Pengelolaan keuangan oleh Bank Tanah dilaksanakan berdasarkan prinsip


kemandirian dan keberlanjutan.

(3) Pengelolaan keuangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling sedikit
meliputi pen5rusunan rencana kerja dan anggaran, pengelolaan kas,
pengelolaan aset, pengelolaan surat-surat berharga, dan kesesuaian
terhadap rencana usaha.

(4) Pengelolaan keuangan sebagaimana dimaksud pacia aSrat (3) harus


menerapkan manajemen risiko dan sistem pengendalian intern.

(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai pengeiolaan keuangan sebagaimana


dimaksud pada ayat (3) diatur dengan Peraturan Komite.

Tinjauan

Yang dimaksud dengan "tata kelola yang baik" adalah pengelolaan


anggaran dengan prinsip kehati-hatian serta menerapkan tata kelola yailg
transparan, akuntabel, efisien, dan efektif.

Dan yang dimaksud dengan "prinsip kemandirian" adalah pola


keuangan yang memberikan fleksibilitas kepada Bank Tanah untuk

46
memajukan kesejahteraan umum, menciptakan lapangan kerja, pelayanan
kepada masyarakat, dan pembangunan nasional.

Dan yang dimaksud dengan "prinsip keberlanjutan" adalah dapat


memperoleh surplus yang dikembalikan untuk pengembangan Bank Tanah.

Pasal 43 ayat 1-5

1. (1) Untuk melaksanakan tugas, fungsi, dan kewenangannya, Bank


Tanah diberikan modal sebesar Rp2.500.000.OOO.OOO,O0 (dua
triliun lima ratus miliar rupiah).
2. Modal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat diberikan dalam
bentuk:
a. kas;
b. tanah;
c. gedung dan bangunan;
d. peralatan dan mesin; dan/atau
e. aset tetap lainnya.
3. Modal Bank Tanah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat
diberikan tambahan yang berasal dari:
a. kapitalisasi dari akumulasi hasil usaha Bank Tanah; dan/atau
b. penyertaan modal negara.
4. Dalam hal diperlukan penambahan modal sebagairrrana dimaksud
pacla ayat (3) huruf b, Komite mengusulkan penambahan penyertaan
modal negara kepada menteri yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang keuangan.
5. Pelaksanaan pemberian modal dan tambahan penyertaan modal
negara dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Tinjauan

Bahwasanya dalam pelaksanaanya Badan Bank Tanah memerlukan


modal, dan dalam ayat 1 dijelaskan bahwa modal yang diberikan oleh
negara berjumlah cukup besar berjumlah Rp2.500.000.000.000,00 (dua
triliun lima ratus miliar rupiah).

Dan modal tersbut juga bisa saja berbentuk seperti

- Kas
- Tanah
- Gedung atau bangunan
- Peralatan atau mesin
- Asset tetap lain

47
Perillu diketahui Rp2.500.000.000.000,00 (dua triliun lima ratus miliar
rupiah) yang mana merupakan modal tersebut juga pada ayat 3 dapat
mendapatkan tambahan yang mana dapat berasal dari

- Kapitalisasi dari akumulasi hasil usaha bank tanah


- Penyertaan modal negara

Pasal 44 ayat 1 dan 2

Yang isinya

1. Bank Tanah dapat melakukan pinjaman dalam rangka pembiayaan


peningkatan kapasitas pengeloiaan aset yang dicantumkan dalarn
rencana kerja dan anggaran Bank Tanah.

2. Pelaksanaan pinjaman sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus


mendapatkan persetujuan dari Komite dan/atau Dewan Pengawas
yang ketentuannya diatur lebih lanjut dengan Peraturan Presiden.

Tinjauan

Yang dimaksud dengan "pinjaman dalam rangka pembiayaan


peningkatan kapasitas pengelolaan aset" antara lain:

a. pinjaman dari bank atau lembaga keuangan lainnya; dan


b. menerbitkan obligasi.

Pelaksanaan pinjaman dalam rangka pembiayaan peningkatan


kapasitas pengelolaan aset dilakukan sesuai dengan tata kelola yang baik.

48
Pasal 45 ayat 1 dan 2

1. Bank Tanah dapat melakukan penghapusan aset tetap non tanah


dari pembukuan atau neraca Bank Tanah.

2. Ketentuan lebih lanjut mengenai penghapusan aset tetap non


tanah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan
Peraturan Komite.

Tinjauan

Yang dimaksud dengan "penghapusan aset tetap non tanah" adalah


penghapusan aset yang digunakan dalam kegiatan pendukung
penyelenggaraan Bank Tanah, antara lain:

a. gedung dan bangunan; dan


b. peralatan dan mesin.

49
KESEIMPULAN

Bahwasanya benar jika ditelusuri dari setiap pasal Bank tanah


merupakan badan usaha Non Profit yang berbadan hukum public

Di dalam kewenangannya pun Badan Bank Tanah di pimpin oleh


komite yang mana kommite ini merupakan menteri dan ketua komite di
usulka oleh anggota komite kepada presiden dan kemudian diputuskan oleh
presiden

Badan Bank tanah digeraakkan oleh 3 unsur yakni Komite, Dewan


pengawas dan dewan pelaksana yang mana ketigaunsur ini kemudian akan
berkolaborasi untuk menciptakan perjalanan dari Bank tanah dengan baik

Badan Bank tanah sendiri bersifat sentral dimana hanya ada 1 kantor
pusat Badan Bank tanah yakni di ibukotanegara yakni Jakarta dan
selanjutnya terdapat kantor-kantor yang tersebar di seluruh Indonesia yang
memiliki sifat hanya sebagai perwakilan dan berarti melaksanakan tugas
pembantuan terhadap Bank Tanah Pusat

Didalam pembagian kewenangan tentu bank tanah menggunakan


asas dekonsentrasi pada epmbagian kewenangan terhadap kantor bank tanah
lainnya sebagai perwakilan

50

Anda mungkin juga menyukai