Anda di halaman 1dari 26

Cara Urus Mengurus IMB

Dalam artikel ini kami admin Arsindo.Com dijelaskan


mengenai tips, saran dan penjelasan singkat mengenai urus-
mengurus IMB. Bagi anda yang ingin mengurus sediri IMB
tanpa bantuan jasa mungkin penjelasan ini sangat membantu
1. Mengambil formulir di Dinas Perkerjaan Umum setempat
2. Formulir diisi dan ditandatangani di atas materai 6000 oleh
pemohon
3. Formulir dilegalisir kelurahan dan kecamatan dimana
bangunan akan didirikan.
4. Lampiran-lampiran yang diperlukan masing(-masing 3
rangkap) adalah:
a. Gambar denah, tampak (minimal 2 gambar), potongan
(minimal 2 gambar), rencana pondasi, rencana atap, rencana
sanitasi serta site plan. Lihat contoh gambar pra rencana di
sini.
b. Gambar konstruksi beton serta perhitungannya.
c. Gambar konstruksi baja serta perhitungannya
d. Hasil penyelidikan tanah serta uji laboratorium mekanika
tanah untuk bangunan berlantai 2 atau lebih.
e. Surat keterangan kepemilikan tanah/sertifikat HM (Hak
Milik)/HGB (Hak Guna Bangunan).
f. Surat persetujuan tetangga, untuk bangunan berhimpit
dengan batas persil.
g. Surat kerelaan tanah bermaterai Rp.6000 dari pemilik
tanah yang diketahui oleh Lurah serta camat, apabila tanah
bukan milik pemohon
h. Surat Perintah Kerja (SPK) apabila pekerjaan diborongkan
i. Ada izin usaha (HO) untuk bangunan komersial
j. Ada izin prinsip dari pejabat Kepala Daerah bila lokasi
bangunan menyimpang dari Tata Ruang Kota.
5. Formulir yang telah diisi beserta lampiran-lampirannya
diserahkan ke DPU.
6. Pemohon (yang mengurus imb) akan diberitahu apakah
permohonan izin bangunan disetujui atau tidak.
Bagaimana Mengurus IMB? Bacalah Syarat Ini!
Juli
11
/ 2013
11:47 WIB
Oleh :Lahyanto Nadie
Share this post :




Bisnis.com, JAKARTA - Bagaimana mengurus izin mendirikan


bangunan alias IMB? Setiap daerah kabupaten maupun
provinsi memiliki aturan masing-masing mengenai tata cara
permohonan IMB.
Secara umum syarat-syarat dan cara mengurus imb renovasi
rumah atau bangun rumah cukup mudah, yakni dengan
menyiapkan berkas-berkas ini:
Mengisi formulir Permohonan Izin.
Foto Copy surat tanah
Gambar konstruksi bangunan (denah, tampak muka,
samping, belakang, rencana utilitas)
Fotocopy KTP
Persetujuan tetangga (khusus bangunan bertingkat)
Bukti pelunasan PBB
Bila Anda akan melakukan renovasi rumah atau bangun
rumah di Jakarta, maka tata cara permohonan IMB dapat
dilihat dalam Keputusan Gubernur Daerah Khusus Ibukota
Jakarta No. 76 Tahun 2000 tentang Tata Cara Memperoleh
Izin Mendirikan Bangunan dan Kelayakan Menggunakan
Bangunan di Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta (KepGub
DKI No. 76/2000).
Berdasarkan Pasal 2 ayat (2) huruf a KepGub DKI No.
76/2000, maka cara mengurus IMB renovasi rumah yang
harus dilakukan adalah mengajukan permohonan IMB bagi
rumah tinggal di daerah khusus Ibukota Jakarta dan harus
dilengkapi dokumen-dokumen sebagai berikut:
Pertama, fotokopi Kartu Tanda Penduduk (1 lembar);
Kedua, fotokopi surat-surat tanah (1 set) yang terdiri dari:
1. Sertifikat tanah.
2. Surat keputusan pemberian Hak Penggunaan Atas Tanah
oleh pejabat yang berwenang dan instansi pemerintah yang
menguasai tanah tersebut.
3. Surat kavling dan Pemerintah Daerah, Walikotamadya atau
instansi lain yang ditunjuk Gubernur.
4. Fatwa tanah atau rekomendasi dan Kanwil BPN Propinsi
DKI Jakarta atau Kantor Pertanahan setempat.
5. Surat keputusan Walikotamadya untuk penampungan
sementara.
6. Rekomendasi dari Kantor Pertanahan dengan peta bukti
pembebasan tanah.
7. Surat pernyataan dari instansi Pemerintah atau Pemimpin
Proyek Tim Pembebasan Tanah, khusus untuk Bangunan
Pemerintah.
8. Hasil Sidang Panitia A yang dikeluarkan Kantor Pertanahan
disertai Surat Pernyataan pemilik bahwa tanah dikuasai dan
tidak sengketa yang diketahui oleh lurah setempat.
9. Surat girik, disertai surat pernyataan pemilik bahwa tanah
dikuasai dan tidak sengketa yang diketahui oleh lurah
setempat.
10. Surat Kohir Verponding Indonesia, disertai pernyataan
bahwa Pemilik sudah menempati, menguasai tanah
Verponding tersebut selama 10 tahun atau lebih, baik
sebagian atau seluruhnya dan tidak sengketa yang diketahui
oleh Lurah setempat.
11. Surat pernyataan bahwa tanah yang dikuasai dan atau
dimiliki tidak dalam sengketa dari pemohon.
12. Surat Izin Penunjukan Penggunaan Tanah (SIPPT) dari
Gubernur, bagi yang disyaratkan;
13. Keterangan dan Peta Rencana Kota dan Dinas/Suku Dinas
Tata Kota sebanyak minimal 7 lembar;
14. Peta Kutipan Rencana Kota dan Dinas/Suku Dinas untuk
Bangunan rumah tinggal pada lokasi yang telah dikeluarkan
IMB sebagai pengganti Keterangan dan Peta Rencana Kota
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b. angka 5) pasal
ini sebanyak minimal tujuh set;
15. Gambar rancangan Arsitektur Bangunan minimal tujuh
set;
16. Fotokopi surat izin bekerja sebagai penanggung jawab
rancangan arsitektur, kecuali untuk bangunan Wisma Kecil
dan Wisma Sedang di daerah bukan Real Estat dan bukan
daerah pemugaran (1 lembar);
17. Gambar rancangan arsitektur bangunan harus dilengkapi
hasil penilaian/penelitian dari Tim Penasehat Arsitektur Kota
(TPAK), untuk bangunan rumah tinggal di daerah pemugaran
golongan A dan B;
18. Perhitungan dan gambar struktur bangunan untuk
bangunan rumah tinggal dengan bentangan struktur yang
dominan lebih besar dari enam meter serta fotokopi surat
izin bekerja Perencana Struktur (1 lembar);
19. Data hasil penyelidikan tanah bagi yang disyaratkan (3
set).
Namun, bagi renovasi rumah kecil atas rumah tinggal
sebagaimana yang diatur dalam Pasal 7 ayat (2) KepGub DKI
No. 76/2000 juga dimungkinkan untuk mendapatkan Izin
Khusus/Keterangan Membangun yang diterbitkan oleh Suku
Dinas Penataan dan Pengawasan Bangunan, Pemerintah
Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta.
Untuk menanyakan tata cara/prosedur IMB pada daerah
Anda, maka Anda dapat menanyakannya kepada instasi
pemerintah setempat yang mengurus perizinan IMB pada
daerah Anda mengenai syarat-syarat dan tata cara mengurus
imb renovasi rumah.
Ada beberapa komponen tarif dan biaya terkait tata cara
mengurus imb renovasi rumah atau bangun rumah, yaitu:
- Tarif dasar retribusi dihitung per m2.
- Tarif dasar bangunan non gedung : pagar, jalan dan parkir,
teras/bangunan terbuka, saluran dan jembatan, kolom,
menara, cerobong dan sejenisnya. Dihitung per m2.
- Tarif bangunan induk disesuaikan dengan kelas jalan (jalan
utama, jalan lokal, jalan desa, gang), jenis bangunan (sosial,
non komersial, komersial), jumlah lantai (I, II, III, dst), luas
bangunan (0-100m2, 101-250m2, >251m2)
TIDAK SEMUA
Namun, tidak semua renovasi rumah atau bangunan rumah
harus disertai IMB. Menurut Perda No. 7/1991, pasal 17 ayat
2 menyatakan bahwa pembangunan atau renovasi rumah
yang kurang dari 12 m2 tidak perlu menggunakan IMB.
Berikut ini ada beberapa kegiatan yang tidak memerlukan
izin:
- Pekerjaan yang termasuk dalam pemeliharaan dan
perawatan bangunan yang bersifat biasa.
- Mendirikan kandang pemeliharaan binatang atau bangun-
bangunan di halaman belakang dan isinya tidak lebih dari 12
m2.
- Bangun-bangunan di bawah tanah.
- Perbaikan-perbaikan yang ditentukan oleh Gubernur Kepala
Daerah.
- Jika renovasi rumah yang dilakukan tergolong kecil dan
bangunan tersebut telah memiliki IMB, maka tidak perlu
mengurus IMB baru. Cukup dengan surat keterangan
membangun. Misalnya, renovasi rumah berupa penambahan
ruang yang luasnya tidak lebih dari 30% luas bangunan lama.
Luas ruang tambahan juga tidak lebih dari 250 meter persegi.
- Jika renovasi rumah berupa penambahan lantai, luas lantai
atas tidak lebih dari dari 50% luas lantai bawah. Ukurannya
juga tidak lebih dari 250 meter persegi.
Lain halnya jika renovasi rumah yang dilakukan berupa
perubahan fasad, tata letak ruangan atau struktur bangunan
keseluruhan. Renovasi rumah seperti ini butuh IMB baru. Hal
ini juga berlaku pada renovasi rumah dengan penambahan
ruang lebih dari 30% luas bangunan lama.
Jadi bagi Anda yang ingin melakukan bangun rumah atau
renovasi rumah diatas 12 m2 dengan hati tenang, segeralah
mengurus IMB-nya terlebih dahulu, jika tidak, rumah Anda
bisa disegel. Dendanya justru lebih banyak daripada biaya
pembuatan IMB. Nah, sudahkah Anda memahami syarat dan
tata cara mengurus IMB renovasi rumah atau bangun rumah?
Begini Cara Mengurus Rumah Lama yang Belum Punya IMB

Seorang teman akan membeli rumah di bilangan Jakarta


Barat. Rumah tersebut sudah tua dan tidak memiliki Ijin
Mendirikan Bangunan atau IMB.
Saya sarankan dia terlebih dahulu men-cek peruntukan lokasi
tempat rumahnya berada, jika peruntukannya adalah
pemukiman maka tidak masalah rumah itu dibeli.
Tetapi jika peruntukan lokasi adalah selain untuk rumah
tinggal maka sebaiknya rumah tersebut tidak dibeli karena di
lokasi tidak akan bisa diurus IMB.
Pentingnya IMB ini karena dia akan membeli dengan bantuan
KPR. Tentu saja bank mensyaratkan suatu jaminan harus
memiliki IMB.
Mengenai bangunan lama dibolehkan atau wajib mengurus
IMB ini diatur dalam Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002
Tentang Bangunan Gedung Pasal 48 yang berbunyi Bangunan
gedung yang telah berdiri, tetapi belum memiliki izin
mendirikan bangunan pada saat undang-undang ini
diberlakukan, untuk memperoleh izin mendirikan bangunan
harus mendapatkan sertifikat laik fungsi berdasarkan
ketentuan undang-undang ini.
Memang bunyi undang-undang tersebut tidak
mengkhususkan bangunan untuk rumah tinggal tapi
bangunan yang disebut adalah termasuk rumah tinggal.
Dapat dilihat bahwa bangunan yang sudah berdiri wajib
mengurus IMB asalkan masih layak dan berada di lingkungan
pemukiman.
Nanti akan ada petugas yang memeriksa kelaikan bangunan
secara teknis. Jika bangunan masih layak oleh pengkaji teknis
tersebut maka bangunan tersebut dapat diberikan IMB.
Akan halnya peruntukan lokasi tersebut bukan untuk rumah
tinggal, seperti untuk penghijauan, taman, daerah komersil
atau perkantoran, perdagangan dan jasa, maka IMB untuk
rumah tinggal di lokasi tersebut tidak akan terbit.
Baca juga: Workshop Developer Properti di Indonesia yang
Wajib Anda Ikuti
Pengurusan IMB untuk rumah tinggal yang kecil dengan
batasan luas tertentu masih bisa diurus di Dinas Tata Ruang
di Kecamatan setempat.
Persyaratan untuk mengurus IMB rumah tinggal yang sudah
ada bangunannya ini sama saja dengan pengurusan IMB
rumah baru, diantaranya:
Fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP)
Fotokopi Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)
Fotokopi surat bukti kepemilikan tanah
Surat pernyataan (di atas meterai) dari pemohon yang
menyatakan bahwa tanah yang dikuasai tidak dalam keadaan
sengketa
Ketetapan Rencana Kota (KRK)
dan persyaratan yang diatur oleh ketentuan lain

Berkas-berkas tersebut dilengkapi dengan gambar kerja yang


ditandatangani oleh perencana yang memiliki ijin. Jika
bangunannya sudah ada maka pemilik atau orang yang
ditunjuk harus membuat gambar kerja berdasarkan
bangunan tersebut.
Jika kita tidak familiar dengan istilah-istilah di atas, maka
sebaiknya langsung saja konsultasi ke kantor kecamatan
setempat, disana kita akan diberi pengarahan mengenai apa
saja yang harus dilengkapi dan dilakukan.
Biasanya petugas sudah mengenal orang yang bisa
membantu memenuhi segala persyaratan untuk pengajuan
IMB tersebut.
Mengenai besaran biaya yang harus disediakan untuk
mengurus IMB untuk rumah tinggal ini sama sekali
tergantung kebijakan daerah setempat, sebaiknya tanyakan
langsung ke petugas secara langsung.
Penulis: Asriman A. Tanjung
Founder and Mastercoach of P
Tata Cara Mengurus IMB Bangunan Lama, Renovasi, dan IMB
yang Hilang
Izin Mendirikan Bangunan (IMB) adalah sertifikat
persetujuan dan perizinan yang dikeluarkan oleh kepala
daerah setempat yang wajib dimiliki oleh seluruh rakyat
Indonesia ketika akan membangun, merenovasi,
merobohkan, menambah atau mengurangi luas bangunan
berdasarkan hukum yang berlaku di Indonesia. IMB mengatur
perizinan sebuah bangunan, baik itu berupa rumah, kantor,
sekolah, restoran, dan lain-lain. Mengurus IMB bangunan
memiliki peranan penting guna terciptanya tata letak
bangunan yang aman dan teratur serta menjamin
berjalannya proses transaksi jual beli bangunan secara legal
dan benar.
Apabila Anda didapati tidak memiliki IMB atau data IMB Anda
tidak sesuai dengan properti fisik dan data yang sebenarnya,
Anda akan dikenakan denda sebesar 10% dari harga atau nilai
bangunan yang Anda miliki. Merugikan sekali, bukan? Oleh
karena itu, pastikan Anda mengurus IMB rumah tinggal Anda
dengan tata cara yang benar.
Lalu, bagaimana jika IMB Anda hilang? Dan bagaimana
mengurus IMB untuk bangunan lama atau IMB untuk
bangunan yang ingin direnovasi? Yuk, simak penjelasan
selengkapnya berikut ini.
Mengurus IMB yang Hilang
Jangan khawatir bila IMB yang Anda miliki hilang! Segera
datangi Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah (BPAD) di
daerah di mana bangunan Anda berada. BPAD memiliki
seluruh arsip atau salinan IMB milik masyarakat setempat.
Jam operasionalnya adalah setiap hari kerja, yaitu dari hari
Senin-Jumat, pukul 9 hingga pukul 3 sore.
Berkas yang harus Anda siapkan ketika mengurus IMB yang
hilang adalah:
• Fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP) pemilik IMB
• Fotokopi Sertifikat Kepemilikan Tanah atau Sertifikat
Hak Milik (SHM)
• Fotokopi IMB atau nomor IMB yang hilang, yang dapat
diakses dari PTSP Kecamatan
• Surat permohonan untuk mendapatkan arsip, ditujukan
untuk BPAD.
Jika seluruh berkas yang diperlukan sudah dilengkapi dan
diserahkan pada BPAD, Anda hanya perlu menunggu
pembuatan ulang IMB Anda. Waktu yang dibutuhkan
tergantung pada tahun pembuatan IMB Anda yang hilang.
Semakin lama jarak penerbitan IMB yang lama dengan IMB
yang akan dibuat, maka semakin lama pula pembuatan IMB
baru Anda. Namun, waktu terlama IMB Anda selesai tidak
lebih dari 7 hari. Perlu diketahui, dalam mengurus
pengantian IMB yang hilang, Anda tidak dikenakan biaya
apapun.

Perlukah Mengurus IMB untuk Renovasi Rumah?


Tidak semua proses renovasi mewajibkan Anda untuk
memperbaharui IMB. Lalu, renovasi seperti apa yang
mengharuskan Anda untuk mengurus kembali IMB? Nah,
Anda diwajibkan untuk memperbaharui IMB bila renovasi
yang dikerjakan melibatkan perombakan denah rumah.
Seperti yang diatur pada Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 32 Tahun 2010, mengurus IMB untuk renovasi rumah
hanya meliputi proyek penambahan jumlah ruangan,
pembongkaran dinding untuk memperluas ruangan, atau
pembuatan bangunan baru di bagian atas maupun bagian
samping bangunan rumah sebelumnya. Apabila Anda hanya
membuat saluran air, mengecat dinding, atau mengganti
genteng, Anda tidak perlu mengurus IMB untuk renovasi
rumah.
Memperbaharui IMB ketika renovasi menjamin kemudahan
dan keteraturan proses jual-beli rumah kelak serta
menghindari sanksi yang tidak diinginkan. Jika di masa depan
Anda berniat menjual rumah Anda, calon pembeli potensial
sangat mungkin tidak jadi membeli rumah yang Anda jual
karena adanya perbedaan IMB dengan keadaan fisik rumah
Anda yang sebenarnya. Oleh karena itu, bila Anda tidak
mengurus IMB ketika merenovasi rumah, rumah Anda
menjadi tidak sah secara hukum.
Dokumen yang harus Anda lengkapi untuk mengurus IMB
renovasi rumah adalah sebagai berikut:
• Fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP).
• Surat kuasa apabila penandatangan bukan dilakukan
oleh pemohon sendiri.
• Fotokopi pelunasan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)
tahun terakhir.
• Fotokopi Bukti Kepemilikan Tanah yang disahkan oleh
pejabat yang berwenang.
• Fotokopi Gambar Rencana Bangunan berikut
penjelasannya, dengan skala 1:100
• Perhitungan Konstruksi bagi bangunan bertingkat.
• Izin tetangga diketahui RT/RW (dengan materai sebesar
6000).
• Denah bangunan dan foto tampak bangunan dalam
ukuran Postcard (8,9 x 12,7 cm), khusus IMB pemutihan.
• Pengantar/ Rekomendasi Lurah dan Camat tentang
berdirinya bangunan.
• Rekomendasi dinas/ instansi terkait.
• Fotokopi Akte Jual Beli
• Fotokopi IMB lama sebelum renovasi.Fotocopy izin
pemanfaatan ruang.
Setelah semua dokumen yang diperlukan telah Anda
lengkapi, segera datangi Dinas Tata Kota setempat dan
serahkan dokumen-dokumen tersebut kepada petugas.
Beberapa hari kemudian, Anda akan didatangi petugas yang
akan memeriksa dan memastikan kesesuaian dokumen
dengan fakta di lapangan. Setelah itu, bila dokumen Anda
dinyatakan tidak bermasalah, Anda wajib melakukan
pembayaran ke loket dan melakukan pembelian atas papan
IMB untuk dipasang di depan rumah yang sedang direnovasi.
Biasanya, IMB renovasi akan selesai dalam waktu kurang
lebih 14 hari setelah Anda melakukan pembayaran.
Mengurus IMB Bangunan Lama atau Bangunan yang Telah
Ditempati
Pengurusan IMB untuk bangunan lama atau bangunan yang
telah ditempati diatur oleh UU Nomor 28 Tahun 2008 Pasal
48 Ayat 3, yang berbunyi:
“Bangunan gedung yang telah berdiri, tetapi belum memiliki
izin mendirikan bangunan pada saat undang-undang ini
diberlakukan, untuk memperoleh izin mendirikan bangunan
harus mendapatkan sertifikat layak fungsi berdasarkan
ketentuan undang-undang ini. Pengkajian kelayakan
bangunan dilakukan oleh pengkaji teknis Pemerintah Daerah
secara bertahap sesuai dengan kondisi sosial, ekonomi, dan
budaya masyarakat.”
Berdasarkan undang-undang tersebut, Anda wajib mengurus
IMB untuk bangunan yang sudah berdiri lama, selagi kondisi
bangunan masih layak dan berada di lingkungan pemukiman
penduduk. Untuk membuktikan kelayakan kondisi bangunan,
diperlukan sertifikat layak fungsi yang harus diserahkan
ketika mengajukan pembuatan IMB bangunan lama. Selain
itu, prosedur dan dokumen yang dibutuhkan untuk mengurus
IMB bangunan lama dan bangunan yang telah ditempati
sama persis dengan tata cara membuat IMB baru yang dapat
Anda lihat di sini.
Bagaimana Bila Berkas dan Dokumen Yang Dibutuhkan
Hilang?
Masalahnya sekarang, bagaimana bila berkas dan dokumen
yang menjadi persyaratan pengajuan IMB tidak Anda miliki?
Dan bagaimana bila IMB atau berkas-berkas penting lainnya
belum balik nama? Jangan khawatir! Segera urus ke Kantor
Pertanahan wilayah Anda dan jelaskan permasalahan Anda
kepada petugas yang berwenang.
Namun, agar ketidaklengkapan dokumen kepemilikan atas
bangunan tidak terjadi pada diri Anda, tetap lakukan
tindakan pencegahan dengan menyimpan dokumen Anda di
tempat yang aman dan memastikan kelengkapan dokumen,
berkas, dan sertifikat ketika Anda membeli bangunan atau
tempat tinggal dengan seksama. Jangan lupa untuk selalu
melakukkan balik nama terhadap berkas-berkas tersebut! Hal
ini bertujuan untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan
ke depannya.
Kini, Anda sudah memahami langkah-langkah beserta
penjelasan untuk mengurus IMB renovasi rumah, IMB yang
hilang, dan IMB bangunan lama. Semoga proses pengajuan
IMB Anda berjalan dengan lancar, ya!
Syarat IMB – Persyaratan Mengurus Izin Mendirikan
Bangunan
JANUARI 3, 2018/AMALIA DESAIN

Banyak masyarakat yang merasa malas untuk membuat


sendiri surat Izin Mendirikan Bangunan (IMB) kebanyakan
diantara mereka justru menyuruh orang lain ataupun calo
karena tidak tahu menahu tentang cara mengurus maupun
syarat IMB. Padahal jika mau dikerjakan, ternyata membuat
surat izin mendirkan bangunan sangatlah mudah.
Mengurus urusan legalitas seperti IMB ini, tentu sangat
penting bagi mereka yang baru membeli rumah, baik cash
ataupun kpr, karena jika properti Anda tidak memiliki surat-
surat beharga maka nilai properti Anda akan berkurang atau
lemah dimata hukum.
Arti / Pengertian IMB
Arti atau pengertian IMB (Izin Mendirikan Bangunan) adalah
produk hukum yang berisi persetujuan atau perizinan yang
dikeluarkan oleh Kepala Daerah Setempat (Pemerintah
kabupaten / kota) dan wajib dimiliki / diurus pemilik
bangunan yang ingin membangun, merobohkan, menambah
/ mengurangi luas, ataupun merenovasi suatu bangunan.
Kehadiran IMB (izin mendirikan bangunan) pada sebuah
bangunan sangatlah penting, karena bertujuan untuk
menciptakan tata letak bangunan yang aman dan sesuai
dengan peruntukan lahan. Bahkan keberadaan IMB juga
sangat dibutuhkan ketika terjadi transaksi jual beli rumah.
Pemilik rumah yang tidak memiliki IMB nantinya akan
dikenakan denda 10 persen dari nilai bangunan, rumah pun
juga bisa dibongkar.
Nah, bagi Anda yang saat ini masih bingung bagaimana cara
untuk mengurus IMB, berikut ini beberapa syarat imb rumah
tinggal maupun non tinggal.
Syarat IMB Rumah Tinggal

Persyaratan / Syarat IMB Rumah Tinggal


Sebelum menjalankan proses pembuatan IMB, setiap
pemohon diwajibkan untuk melengkapi beberapa
persyaratan IMB, diantaranya adalah foto kopi identitas
pemilik, foto kopi SPPT dan Bukti Pembayaran Pajak Bumi
dan Bangunan Tahun Berjalan, foto kopi surat kepemilikan
tanah, surat kuasa (bila dikuasakan), surat pernyataan
kepemilikan tanah.
Alur Pengajuan IMB Rumah Tinggal
Bagi Anda yang memiliki rumah di bawah 500 meter persegi,
mengurus IMB bisa langsung datang kecamatan di loket
Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) Kecamatan, setelah itu
Anda bisa langsung mengisi formulir untuk pengajuan
pengukuran tanah. Satu minggu kemudian petugas akan
datang ke rumah Anda dan mengukur dan membuat gambar
denah rumah Anda, setelah gambar jadi maka dapat
dijadikan blueprint untuk IMB.
Lama Proses Pembuatan IMB Rumah Tinggal
Setelah gambar denah selesai, baru proses pengajuan IMB
bisa dilaksanakan, jangka waktu lama pembuatan IMB sendiri
bisa memakan waktu 15 hari kerja.
Biaya Pengurusan IMB Rumah Tinggal
Biaya pengurusan IMB sendiri dihitung berdasarkan luasan
rumah tersebut, yakni per meter persegi dikenakan biaya Rp
2.500.
Syarat IMB Non Rumah Tinggal / Bangunan Umum

Persyaratan / Syarat IMB Bangunan Umum (Non Rumah


Tinggal s/d 8 lantai)
Untuk membuat IMB Bangunan Umum Non Rumah Tinggal
(s/d 8 lantai) pemohon harus melengkapi beberapa syarat
mengurus IMB berupa :
• Formulir permohonan IMB
• Surat pernyataan tidak sengketa (bermaterai)
• Surat Kuasa (jika dikuasakan)
• KTP dan NPWP ( pemohon dan/yang dikuasakan)
• Surat Pernyataan Keabsahan dan Kebenaran Dokumen
• Bukti Pembayaran PBB
• Akta Pendirian (Jika pemohon atas nama
perusahaan/badan/yayasan)
• Bukti kepemilikan tanah (surat tanah)
• Ketetapan Rencana Kota (KRK)/RTLB
• SIPPT (untuk luas tanah > 5.000 m2)
• Gambar rancangan arsitektur (terdiri atas gambar
situasi, denah, tampak, potongan, sumur resapan)
direncanakan oleh arsitek yang memiliki IPTB, diberi notasi
GSB, GSJ dan batas tanah)
• Gambar konstruksi serta perhitungan konstruksi dan
laporan penyelidikan tanah (direncanakan oleh perencana
konstruksi yang memiliki IPTB)
• Gambar Instalasi (LAK/LAL/SDP/TDP/TUG)
• IPTB (Izin Pelaku Teknis Bangunan) arsitektur, konstruksi
dan instalasi ( legalisir asli )
• IMB lama dan lampirannya (untuk permohonan
merubah/menambah bangunan)
Tahap Pengajuan IMB Bangunan Umum (Non Rumah Tinggal
s/d 8 lantai)
Pertama pemohon datang ke loket Pelayanan Terpadu Satu
Pintu (PTSP) kota Administrasi dimana Anda tinggal,
kemudian mengisi formulir yang diajukan, setelah itu
menyerahkan syarat-syarat atau dokumen yang dibawa,
kemudian berkas akan diteliti dan akan di survey ke lokasi.
Setelah di survey kemudian petugas akan menghitung
besaran retribusi atau biaya yang harus dikeluarkan oleh
pemohon, kemudian pemohon membayar retribusi yang
ditetapkan di bank DKI dan meminta bukti pembayaran dan
kemudian menyerahkannya ke loket PTSP kota Administrasi.
Setelah itu baru IMB dapat diambil oleh pemohon.
Biaya Membuat IMB Bangunan Umum Non Rumah Tinggal (8
Lantai)
Untuk biayanya membuat IMB Bangunan Umum Non Rumah
tinggal sendiri disesuaikan dengan Perda No 1 tahun 2015
dengan berdasarkan luas bangunan x indek bangungan x
harga satuan retribusi.
Lama Proses Pembuatan IMB Bangunan Umum Non Rumah
Tinggal (8 Lantai)
Lama pembuatan IMB sendiri adalah 25 hari kerja, sejak
dokumen teknis disetujui. Jika sudah jadi IMB bisa langsung
diambil di loket PTSP Kota Administrasi setempat.
Syarat IMB Bangunan Umum (Non Rumah Tinggal) 9 lantai
lebih
Hampir sama seperti syarat-syarat membuat IMB Bangunan
Umum untuk non rumah (s/d 8 lantai), untuk bangunan
setinggi sembilan lantai lebih pun, harus memeuhi beberapa
persyaratan di bawah ini :
• Formulir Pendaftaran IMB
• Fotokopi KTP dan NPWP Pemohon
• Fotokopi Sertifikat Tanah, yang telah dilegalisir Notaris,
• Fotokopi PBB Tahun terakhir
• Menyertakan Ketetapan Rencana Kota (KRK) dan
Rencana Tata Letak Bangunan (RTLB/ Blokplan) dari BPTSP
• Mencantumkan fotokopi Surat Izin Penunjukkan
Penggunaan Tanah (SIPPT) dari Gubernur, apabila luas tanah
daerah perencanaan 5.000 M2 atau lebih.
• Gambar rancangan arsitektur (terdiri atas gambar
situasi, denah, tampak, potongan, sumur resapan)
direncanakan oleh arsitek yang memiliki IPTB, diberi notasi
GSB, GSJ dan batas tanah)
• Rekomendasi hasil persetujuan Tim Penasehat
Arsitektur Kota (TPAK), apabila luas bangunan 9 Lantai atau
lebih,
• Hasil Penyelidikan Tanah yang dibuat oleh Konsultan,
• Persetujuan Hasil Sidang TPKB, apabila ketinggian
bangunan 9 lantai atau lebih dan atau bangunan dengan
basement lebih dari 1 lantai, atau bangunan dengan struktur
khusus.
• Gambar Instalasi (LAK/LAL/SDP/TDP/TUG)
• Rekomendasi UKL/UPL dari BPLHD apabila luas
bangunan 2.000 sampai dengan 10.000 M2, atau
Rekomendasi AMDAL apabila luas bangunan lebih dari
10.000 M2.
• Surat Penunjukan Pemborong dan Direksi Pengawas
Pelaksanaan Bangunan dari Pemilik Bangunan.
• Surat Kuasa (jika dikuasakan)
Alur Membuat IMB Bangunan Umum (Non Rumah Tinggal) 9
Lantai atau lebih
Untuk mengurus IMB Bangunan Umum (Non Rumah Tinggal)
9 lantai ini, setiap pemohon yang berdomisili di Jakarta
terlebih dahulu mengisi formulir pendaftaran di loket Badan
Pelayanan Terpadu Satu Pintu (BPTSP) Kantor Provinsi DKI
Jakarta.
Di sana pemohon juga diwajibkan untuk menyertakan
persyaratan-persyaratan yang telah ditentukan, kemudian
berkas-berkas yang telah masuk akan diteliti dan disidangkan
oleh Tim Penasehat Arsitektur Kota (TPAK). Setelah lulus
maka akan disidangkan kembali berdasarkan Pencanaan
Struktur oleh Tim Penasehat Konstruksi Bangunan (TPKB) dan
Perencanaan Instalasi dan M&E ke Tim Penasehat Instalasi
Bangunan (TPIB).
Kemudian petugas akan menghitung besarnya retribusi/biaya
IMB, setelah itu pemohon harus segera membayar biaya
retribusi IMB melalui Bank DKI dan meminta tanda bukti
pembayaran yang kemudian diserahkan ke loket BPTSP di
kantor Provinsi DKI Jakarta, setelah itu maka berkas
permohonan IMB dapat diterbitkan.
IMB yang telah diterbitkan akan diinformasikan melalui SMS
atau telepon kepada pemohon dan IMB dapat diambil oleh
pemohon di loket PBTSP.
Biaya Pembuatan IMB Bangunan Umum Non Rumah Tinggal
(9 Lantai Lebih)
Retribusi atau biaya pembuatan IMB diatur beradasarkan
beberapa aspek, perhitungannya adalah sebagai berikut, Luas
Bangunan x indek x Harga Satuan Retribusi (Seperti yang
diatur dalam Perda No.1 tahun 2015
Lama Waktu Pembuatan
Berdasarkan SK Gubernur No.129 tahun 2012, IMB bisa
selesai dikerjakan selama 25 hari kerja, terhitung sejak
dokumen teknis disetujui.

Anda mungkin juga menyukai