0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
145 tayangan26 halaman
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai cara mengurus izin mendirikan bangunan (IMB) untuk renovasi rumah atau pembangunan rumah baru. Syarat-syarat yang diperlukan antara lain formulir permohonan, gambar rencana bangunan, surat tanah, KTP, persetujuan tetangga. Tidak semua renovasi memerlukan IMB, seperti perbaikan kecil di bawah 12 m2. Bangunan lama wajib mengurus I
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai cara mengurus izin mendirikan bangunan (IMB) untuk renovasi rumah atau pembangunan rumah baru. Syarat-syarat yang diperlukan antara lain formulir permohonan, gambar rencana bangunan, surat tanah, KTP, persetujuan tetangga. Tidak semua renovasi memerlukan IMB, seperti perbaikan kecil di bawah 12 m2. Bangunan lama wajib mengurus I
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai cara mengurus izin mendirikan bangunan (IMB) untuk renovasi rumah atau pembangunan rumah baru. Syarat-syarat yang diperlukan antara lain formulir permohonan, gambar rencana bangunan, surat tanah, KTP, persetujuan tetangga. Tidak semua renovasi memerlukan IMB, seperti perbaikan kecil di bawah 12 m2. Bangunan lama wajib mengurus I
Dalam artikel ini kami admin Arsindo.Com dijelaskan
mengenai tips, saran dan penjelasan singkat mengenai urus- mengurus IMB. Bagi anda yang ingin mengurus sediri IMB tanpa bantuan jasa mungkin penjelasan ini sangat membantu 1. Mengambil formulir di Dinas Perkerjaan Umum setempat 2. Formulir diisi dan ditandatangani di atas materai 6000 oleh pemohon 3. Formulir dilegalisir kelurahan dan kecamatan dimana bangunan akan didirikan. 4. Lampiran-lampiran yang diperlukan masing(-masing 3 rangkap) adalah: a. Gambar denah, tampak (minimal 2 gambar), potongan (minimal 2 gambar), rencana pondasi, rencana atap, rencana sanitasi serta site plan. Lihat contoh gambar pra rencana di sini. b. Gambar konstruksi beton serta perhitungannya. c. Gambar konstruksi baja serta perhitungannya d. Hasil penyelidikan tanah serta uji laboratorium mekanika tanah untuk bangunan berlantai 2 atau lebih. e. Surat keterangan kepemilikan tanah/sertifikat HM (Hak Milik)/HGB (Hak Guna Bangunan). f. Surat persetujuan tetangga, untuk bangunan berhimpit dengan batas persil. g. Surat kerelaan tanah bermaterai Rp.6000 dari pemilik tanah yang diketahui oleh Lurah serta camat, apabila tanah bukan milik pemohon h. Surat Perintah Kerja (SPK) apabila pekerjaan diborongkan i. Ada izin usaha (HO) untuk bangunan komersial j. Ada izin prinsip dari pejabat Kepala Daerah bila lokasi bangunan menyimpang dari Tata Ruang Kota. 5. Formulir yang telah diisi beserta lampiran-lampirannya diserahkan ke DPU. 6. Pemohon (yang mengurus imb) akan diberitahu apakah permohonan izin bangunan disetujui atau tidak. Bagaimana Mengurus IMB? Bacalah Syarat Ini! Juli 11 / 2013 11:47 WIB Oleh :Lahyanto Nadie Share this post : • • • • •
Bisnis.com, JAKARTA - Bagaimana mengurus izin mendirikan
bangunan alias IMB? Setiap daerah kabupaten maupun provinsi memiliki aturan masing-masing mengenai tata cara permohonan IMB. Secara umum syarat-syarat dan cara mengurus imb renovasi rumah atau bangun rumah cukup mudah, yakni dengan menyiapkan berkas-berkas ini: Mengisi formulir Permohonan Izin. Foto Copy surat tanah Gambar konstruksi bangunan (denah, tampak muka, samping, belakang, rencana utilitas) Fotocopy KTP Persetujuan tetangga (khusus bangunan bertingkat) Bukti pelunasan PBB Bila Anda akan melakukan renovasi rumah atau bangun rumah di Jakarta, maka tata cara permohonan IMB dapat dilihat dalam Keputusan Gubernur Daerah Khusus Ibukota Jakarta No. 76 Tahun 2000 tentang Tata Cara Memperoleh Izin Mendirikan Bangunan dan Kelayakan Menggunakan Bangunan di Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta (KepGub DKI No. 76/2000). Berdasarkan Pasal 2 ayat (2) huruf a KepGub DKI No. 76/2000, maka cara mengurus IMB renovasi rumah yang harus dilakukan adalah mengajukan permohonan IMB bagi rumah tinggal di daerah khusus Ibukota Jakarta dan harus dilengkapi dokumen-dokumen sebagai berikut: Pertama, fotokopi Kartu Tanda Penduduk (1 lembar); Kedua, fotokopi surat-surat tanah (1 set) yang terdiri dari: 1. Sertifikat tanah. 2. Surat keputusan pemberian Hak Penggunaan Atas Tanah oleh pejabat yang berwenang dan instansi pemerintah yang menguasai tanah tersebut. 3. Surat kavling dan Pemerintah Daerah, Walikotamadya atau instansi lain yang ditunjuk Gubernur. 4. Fatwa tanah atau rekomendasi dan Kanwil BPN Propinsi DKI Jakarta atau Kantor Pertanahan setempat. 5. Surat keputusan Walikotamadya untuk penampungan sementara. 6. Rekomendasi dari Kantor Pertanahan dengan peta bukti pembebasan tanah. 7. Surat pernyataan dari instansi Pemerintah atau Pemimpin Proyek Tim Pembebasan Tanah, khusus untuk Bangunan Pemerintah. 8. Hasil Sidang Panitia A yang dikeluarkan Kantor Pertanahan disertai Surat Pernyataan pemilik bahwa tanah dikuasai dan tidak sengketa yang diketahui oleh lurah setempat. 9. Surat girik, disertai surat pernyataan pemilik bahwa tanah dikuasai dan tidak sengketa yang diketahui oleh lurah setempat. 10. Surat Kohir Verponding Indonesia, disertai pernyataan bahwa Pemilik sudah menempati, menguasai tanah Verponding tersebut selama 10 tahun atau lebih, baik sebagian atau seluruhnya dan tidak sengketa yang diketahui oleh Lurah setempat. 11. Surat pernyataan bahwa tanah yang dikuasai dan atau dimiliki tidak dalam sengketa dari pemohon. 12. Surat Izin Penunjukan Penggunaan Tanah (SIPPT) dari Gubernur, bagi yang disyaratkan; 13. Keterangan dan Peta Rencana Kota dan Dinas/Suku Dinas Tata Kota sebanyak minimal 7 lembar; 14. Peta Kutipan Rencana Kota dan Dinas/Suku Dinas untuk Bangunan rumah tinggal pada lokasi yang telah dikeluarkan IMB sebagai pengganti Keterangan dan Peta Rencana Kota sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b. angka 5) pasal ini sebanyak minimal tujuh set; 15. Gambar rancangan Arsitektur Bangunan minimal tujuh set; 16. Fotokopi surat izin bekerja sebagai penanggung jawab rancangan arsitektur, kecuali untuk bangunan Wisma Kecil dan Wisma Sedang di daerah bukan Real Estat dan bukan daerah pemugaran (1 lembar); 17. Gambar rancangan arsitektur bangunan harus dilengkapi hasil penilaian/penelitian dari Tim Penasehat Arsitektur Kota (TPAK), untuk bangunan rumah tinggal di daerah pemugaran golongan A dan B; 18. Perhitungan dan gambar struktur bangunan untuk bangunan rumah tinggal dengan bentangan struktur yang dominan lebih besar dari enam meter serta fotokopi surat izin bekerja Perencana Struktur (1 lembar); 19. Data hasil penyelidikan tanah bagi yang disyaratkan (3 set). Namun, bagi renovasi rumah kecil atas rumah tinggal sebagaimana yang diatur dalam Pasal 7 ayat (2) KepGub DKI No. 76/2000 juga dimungkinkan untuk mendapatkan Izin Khusus/Keterangan Membangun yang diterbitkan oleh Suku Dinas Penataan dan Pengawasan Bangunan, Pemerintah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Untuk menanyakan tata cara/prosedur IMB pada daerah Anda, maka Anda dapat menanyakannya kepada instasi pemerintah setempat yang mengurus perizinan IMB pada daerah Anda mengenai syarat-syarat dan tata cara mengurus imb renovasi rumah. Ada beberapa komponen tarif dan biaya terkait tata cara mengurus imb renovasi rumah atau bangun rumah, yaitu: - Tarif dasar retribusi dihitung per m2. - Tarif dasar bangunan non gedung : pagar, jalan dan parkir, teras/bangunan terbuka, saluran dan jembatan, kolom, menara, cerobong dan sejenisnya. Dihitung per m2. - Tarif bangunan induk disesuaikan dengan kelas jalan (jalan utama, jalan lokal, jalan desa, gang), jenis bangunan (sosial, non komersial, komersial), jumlah lantai (I, II, III, dst), luas bangunan (0-100m2, 101-250m2, >251m2) TIDAK SEMUA Namun, tidak semua renovasi rumah atau bangunan rumah harus disertai IMB. Menurut Perda No. 7/1991, pasal 17 ayat 2 menyatakan bahwa pembangunan atau renovasi rumah yang kurang dari 12 m2 tidak perlu menggunakan IMB. Berikut ini ada beberapa kegiatan yang tidak memerlukan izin: - Pekerjaan yang termasuk dalam pemeliharaan dan perawatan bangunan yang bersifat biasa. - Mendirikan kandang pemeliharaan binatang atau bangun- bangunan di halaman belakang dan isinya tidak lebih dari 12 m2. - Bangun-bangunan di bawah tanah. - Perbaikan-perbaikan yang ditentukan oleh Gubernur Kepala Daerah. - Jika renovasi rumah yang dilakukan tergolong kecil dan bangunan tersebut telah memiliki IMB, maka tidak perlu mengurus IMB baru. Cukup dengan surat keterangan membangun. Misalnya, renovasi rumah berupa penambahan ruang yang luasnya tidak lebih dari 30% luas bangunan lama. Luas ruang tambahan juga tidak lebih dari 250 meter persegi. - Jika renovasi rumah berupa penambahan lantai, luas lantai atas tidak lebih dari dari 50% luas lantai bawah. Ukurannya juga tidak lebih dari 250 meter persegi. Lain halnya jika renovasi rumah yang dilakukan berupa perubahan fasad, tata letak ruangan atau struktur bangunan keseluruhan. Renovasi rumah seperti ini butuh IMB baru. Hal ini juga berlaku pada renovasi rumah dengan penambahan ruang lebih dari 30% luas bangunan lama. Jadi bagi Anda yang ingin melakukan bangun rumah atau renovasi rumah diatas 12 m2 dengan hati tenang, segeralah mengurus IMB-nya terlebih dahulu, jika tidak, rumah Anda bisa disegel. Dendanya justru lebih banyak daripada biaya pembuatan IMB. Nah, sudahkah Anda memahami syarat dan tata cara mengurus IMB renovasi rumah atau bangun rumah? Begini Cara Mengurus Rumah Lama yang Belum Punya IMB
Seorang teman akan membeli rumah di bilangan Jakarta
Barat. Rumah tersebut sudah tua dan tidak memiliki Ijin Mendirikan Bangunan atau IMB. Saya sarankan dia terlebih dahulu men-cek peruntukan lokasi tempat rumahnya berada, jika peruntukannya adalah pemukiman maka tidak masalah rumah itu dibeli. Tetapi jika peruntukan lokasi adalah selain untuk rumah tinggal maka sebaiknya rumah tersebut tidak dibeli karena di lokasi tidak akan bisa diurus IMB. Pentingnya IMB ini karena dia akan membeli dengan bantuan KPR. Tentu saja bank mensyaratkan suatu jaminan harus memiliki IMB. Mengenai bangunan lama dibolehkan atau wajib mengurus IMB ini diatur dalam Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung Pasal 48 yang berbunyi Bangunan gedung yang telah berdiri, tetapi belum memiliki izin mendirikan bangunan pada saat undang-undang ini diberlakukan, untuk memperoleh izin mendirikan bangunan harus mendapatkan sertifikat laik fungsi berdasarkan ketentuan undang-undang ini. Memang bunyi undang-undang tersebut tidak mengkhususkan bangunan untuk rumah tinggal tapi bangunan yang disebut adalah termasuk rumah tinggal. Dapat dilihat bahwa bangunan yang sudah berdiri wajib mengurus IMB asalkan masih layak dan berada di lingkungan pemukiman. Nanti akan ada petugas yang memeriksa kelaikan bangunan secara teknis. Jika bangunan masih layak oleh pengkaji teknis tersebut maka bangunan tersebut dapat diberikan IMB. Akan halnya peruntukan lokasi tersebut bukan untuk rumah tinggal, seperti untuk penghijauan, taman, daerah komersil atau perkantoran, perdagangan dan jasa, maka IMB untuk rumah tinggal di lokasi tersebut tidak akan terbit. Baca juga: Workshop Developer Properti di Indonesia yang Wajib Anda Ikuti Pengurusan IMB untuk rumah tinggal yang kecil dengan batasan luas tertentu masih bisa diurus di Dinas Tata Ruang di Kecamatan setempat. Persyaratan untuk mengurus IMB rumah tinggal yang sudah ada bangunannya ini sama saja dengan pengurusan IMB rumah baru, diantaranya: Fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP) Fotokopi Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) Fotokopi surat bukti kepemilikan tanah Surat pernyataan (di atas meterai) dari pemohon yang menyatakan bahwa tanah yang dikuasai tidak dalam keadaan sengketa Ketetapan Rencana Kota (KRK) dan persyaratan yang diatur oleh ketentuan lain
Berkas-berkas tersebut dilengkapi dengan gambar kerja yang
ditandatangani oleh perencana yang memiliki ijin. Jika bangunannya sudah ada maka pemilik atau orang yang ditunjuk harus membuat gambar kerja berdasarkan bangunan tersebut. Jika kita tidak familiar dengan istilah-istilah di atas, maka sebaiknya langsung saja konsultasi ke kantor kecamatan setempat, disana kita akan diberi pengarahan mengenai apa saja yang harus dilengkapi dan dilakukan. Biasanya petugas sudah mengenal orang yang bisa membantu memenuhi segala persyaratan untuk pengajuan IMB tersebut. Mengenai besaran biaya yang harus disediakan untuk mengurus IMB untuk rumah tinggal ini sama sekali tergantung kebijakan daerah setempat, sebaiknya tanyakan langsung ke petugas secara langsung. Penulis: Asriman A. Tanjung Founder and Mastercoach of P Tata Cara Mengurus IMB Bangunan Lama, Renovasi, dan IMB yang Hilang Izin Mendirikan Bangunan (IMB) adalah sertifikat persetujuan dan perizinan yang dikeluarkan oleh kepala daerah setempat yang wajib dimiliki oleh seluruh rakyat Indonesia ketika akan membangun, merenovasi, merobohkan, menambah atau mengurangi luas bangunan berdasarkan hukum yang berlaku di Indonesia. IMB mengatur perizinan sebuah bangunan, baik itu berupa rumah, kantor, sekolah, restoran, dan lain-lain. Mengurus IMB bangunan memiliki peranan penting guna terciptanya tata letak bangunan yang aman dan teratur serta menjamin berjalannya proses transaksi jual beli bangunan secara legal dan benar. Apabila Anda didapati tidak memiliki IMB atau data IMB Anda tidak sesuai dengan properti fisik dan data yang sebenarnya, Anda akan dikenakan denda sebesar 10% dari harga atau nilai bangunan yang Anda miliki. Merugikan sekali, bukan? Oleh karena itu, pastikan Anda mengurus IMB rumah tinggal Anda dengan tata cara yang benar. Lalu, bagaimana jika IMB Anda hilang? Dan bagaimana mengurus IMB untuk bangunan lama atau IMB untuk bangunan yang ingin direnovasi? Yuk, simak penjelasan selengkapnya berikut ini. Mengurus IMB yang Hilang Jangan khawatir bila IMB yang Anda miliki hilang! Segera datangi Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah (BPAD) di daerah di mana bangunan Anda berada. BPAD memiliki seluruh arsip atau salinan IMB milik masyarakat setempat. Jam operasionalnya adalah setiap hari kerja, yaitu dari hari Senin-Jumat, pukul 9 hingga pukul 3 sore. Berkas yang harus Anda siapkan ketika mengurus IMB yang hilang adalah: • Fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP) pemilik IMB • Fotokopi Sertifikat Kepemilikan Tanah atau Sertifikat Hak Milik (SHM) • Fotokopi IMB atau nomor IMB yang hilang, yang dapat diakses dari PTSP Kecamatan • Surat permohonan untuk mendapatkan arsip, ditujukan untuk BPAD. Jika seluruh berkas yang diperlukan sudah dilengkapi dan diserahkan pada BPAD, Anda hanya perlu menunggu pembuatan ulang IMB Anda. Waktu yang dibutuhkan tergantung pada tahun pembuatan IMB Anda yang hilang. Semakin lama jarak penerbitan IMB yang lama dengan IMB yang akan dibuat, maka semakin lama pula pembuatan IMB baru Anda. Namun, waktu terlama IMB Anda selesai tidak lebih dari 7 hari. Perlu diketahui, dalam mengurus pengantian IMB yang hilang, Anda tidak dikenakan biaya apapun.
Perlukah Mengurus IMB untuk Renovasi Rumah?
Tidak semua proses renovasi mewajibkan Anda untuk memperbaharui IMB. Lalu, renovasi seperti apa yang mengharuskan Anda untuk mengurus kembali IMB? Nah, Anda diwajibkan untuk memperbaharui IMB bila renovasi yang dikerjakan melibatkan perombakan denah rumah. Seperti yang diatur pada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2010, mengurus IMB untuk renovasi rumah hanya meliputi proyek penambahan jumlah ruangan, pembongkaran dinding untuk memperluas ruangan, atau pembuatan bangunan baru di bagian atas maupun bagian samping bangunan rumah sebelumnya. Apabila Anda hanya membuat saluran air, mengecat dinding, atau mengganti genteng, Anda tidak perlu mengurus IMB untuk renovasi rumah. Memperbaharui IMB ketika renovasi menjamin kemudahan dan keteraturan proses jual-beli rumah kelak serta menghindari sanksi yang tidak diinginkan. Jika di masa depan Anda berniat menjual rumah Anda, calon pembeli potensial sangat mungkin tidak jadi membeli rumah yang Anda jual karena adanya perbedaan IMB dengan keadaan fisik rumah Anda yang sebenarnya. Oleh karena itu, bila Anda tidak mengurus IMB ketika merenovasi rumah, rumah Anda menjadi tidak sah secara hukum. Dokumen yang harus Anda lengkapi untuk mengurus IMB renovasi rumah adalah sebagai berikut: • Fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP). • Surat kuasa apabila penandatangan bukan dilakukan oleh pemohon sendiri. • Fotokopi pelunasan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) tahun terakhir. • Fotokopi Bukti Kepemilikan Tanah yang disahkan oleh pejabat yang berwenang. • Fotokopi Gambar Rencana Bangunan berikut penjelasannya, dengan skala 1:100 • Perhitungan Konstruksi bagi bangunan bertingkat. • Izin tetangga diketahui RT/RW (dengan materai sebesar 6000). • Denah bangunan dan foto tampak bangunan dalam ukuran Postcard (8,9 x 12,7 cm), khusus IMB pemutihan. • Pengantar/ Rekomendasi Lurah dan Camat tentang berdirinya bangunan. • Rekomendasi dinas/ instansi terkait. • Fotokopi Akte Jual Beli • Fotokopi IMB lama sebelum renovasi.Fotocopy izin pemanfaatan ruang. Setelah semua dokumen yang diperlukan telah Anda lengkapi, segera datangi Dinas Tata Kota setempat dan serahkan dokumen-dokumen tersebut kepada petugas. Beberapa hari kemudian, Anda akan didatangi petugas yang akan memeriksa dan memastikan kesesuaian dokumen dengan fakta di lapangan. Setelah itu, bila dokumen Anda dinyatakan tidak bermasalah, Anda wajib melakukan pembayaran ke loket dan melakukan pembelian atas papan IMB untuk dipasang di depan rumah yang sedang direnovasi. Biasanya, IMB renovasi akan selesai dalam waktu kurang lebih 14 hari setelah Anda melakukan pembayaran. Mengurus IMB Bangunan Lama atau Bangunan yang Telah Ditempati Pengurusan IMB untuk bangunan lama atau bangunan yang telah ditempati diatur oleh UU Nomor 28 Tahun 2008 Pasal 48 Ayat 3, yang berbunyi: “Bangunan gedung yang telah berdiri, tetapi belum memiliki izin mendirikan bangunan pada saat undang-undang ini diberlakukan, untuk memperoleh izin mendirikan bangunan harus mendapatkan sertifikat layak fungsi berdasarkan ketentuan undang-undang ini. Pengkajian kelayakan bangunan dilakukan oleh pengkaji teknis Pemerintah Daerah secara bertahap sesuai dengan kondisi sosial, ekonomi, dan budaya masyarakat.” Berdasarkan undang-undang tersebut, Anda wajib mengurus IMB untuk bangunan yang sudah berdiri lama, selagi kondisi bangunan masih layak dan berada di lingkungan pemukiman penduduk. Untuk membuktikan kelayakan kondisi bangunan, diperlukan sertifikat layak fungsi yang harus diserahkan ketika mengajukan pembuatan IMB bangunan lama. Selain itu, prosedur dan dokumen yang dibutuhkan untuk mengurus IMB bangunan lama dan bangunan yang telah ditempati sama persis dengan tata cara membuat IMB baru yang dapat Anda lihat di sini. Bagaimana Bila Berkas dan Dokumen Yang Dibutuhkan Hilang? Masalahnya sekarang, bagaimana bila berkas dan dokumen yang menjadi persyaratan pengajuan IMB tidak Anda miliki? Dan bagaimana bila IMB atau berkas-berkas penting lainnya belum balik nama? Jangan khawatir! Segera urus ke Kantor Pertanahan wilayah Anda dan jelaskan permasalahan Anda kepada petugas yang berwenang. Namun, agar ketidaklengkapan dokumen kepemilikan atas bangunan tidak terjadi pada diri Anda, tetap lakukan tindakan pencegahan dengan menyimpan dokumen Anda di tempat yang aman dan memastikan kelengkapan dokumen, berkas, dan sertifikat ketika Anda membeli bangunan atau tempat tinggal dengan seksama. Jangan lupa untuk selalu melakukkan balik nama terhadap berkas-berkas tersebut! Hal ini bertujuan untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan ke depannya. Kini, Anda sudah memahami langkah-langkah beserta penjelasan untuk mengurus IMB renovasi rumah, IMB yang hilang, dan IMB bangunan lama. Semoga proses pengajuan IMB Anda berjalan dengan lancar, ya! Syarat IMB – Persyaratan Mengurus Izin Mendirikan Bangunan JANUARI 3, 2018/AMALIA DESAIN
Banyak masyarakat yang merasa malas untuk membuat
sendiri surat Izin Mendirikan Bangunan (IMB) kebanyakan diantara mereka justru menyuruh orang lain ataupun calo karena tidak tahu menahu tentang cara mengurus maupun syarat IMB. Padahal jika mau dikerjakan, ternyata membuat surat izin mendirkan bangunan sangatlah mudah. Mengurus urusan legalitas seperti IMB ini, tentu sangat penting bagi mereka yang baru membeli rumah, baik cash ataupun kpr, karena jika properti Anda tidak memiliki surat- surat beharga maka nilai properti Anda akan berkurang atau lemah dimata hukum. Arti / Pengertian IMB Arti atau pengertian IMB (Izin Mendirikan Bangunan) adalah produk hukum yang berisi persetujuan atau perizinan yang dikeluarkan oleh Kepala Daerah Setempat (Pemerintah kabupaten / kota) dan wajib dimiliki / diurus pemilik bangunan yang ingin membangun, merobohkan, menambah / mengurangi luas, ataupun merenovasi suatu bangunan. Kehadiran IMB (izin mendirikan bangunan) pada sebuah bangunan sangatlah penting, karena bertujuan untuk menciptakan tata letak bangunan yang aman dan sesuai dengan peruntukan lahan. Bahkan keberadaan IMB juga sangat dibutuhkan ketika terjadi transaksi jual beli rumah. Pemilik rumah yang tidak memiliki IMB nantinya akan dikenakan denda 10 persen dari nilai bangunan, rumah pun juga bisa dibongkar. Nah, bagi Anda yang saat ini masih bingung bagaimana cara untuk mengurus IMB, berikut ini beberapa syarat imb rumah tinggal maupun non tinggal. Syarat IMB Rumah Tinggal
Persyaratan / Syarat IMB Rumah Tinggal
Sebelum menjalankan proses pembuatan IMB, setiap pemohon diwajibkan untuk melengkapi beberapa persyaratan IMB, diantaranya adalah foto kopi identitas pemilik, foto kopi SPPT dan Bukti Pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan Tahun Berjalan, foto kopi surat kepemilikan tanah, surat kuasa (bila dikuasakan), surat pernyataan kepemilikan tanah. Alur Pengajuan IMB Rumah Tinggal Bagi Anda yang memiliki rumah di bawah 500 meter persegi, mengurus IMB bisa langsung datang kecamatan di loket Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) Kecamatan, setelah itu Anda bisa langsung mengisi formulir untuk pengajuan pengukuran tanah. Satu minggu kemudian petugas akan datang ke rumah Anda dan mengukur dan membuat gambar denah rumah Anda, setelah gambar jadi maka dapat dijadikan blueprint untuk IMB. Lama Proses Pembuatan IMB Rumah Tinggal Setelah gambar denah selesai, baru proses pengajuan IMB bisa dilaksanakan, jangka waktu lama pembuatan IMB sendiri bisa memakan waktu 15 hari kerja. Biaya Pengurusan IMB Rumah Tinggal Biaya pengurusan IMB sendiri dihitung berdasarkan luasan rumah tersebut, yakni per meter persegi dikenakan biaya Rp 2.500. Syarat IMB Non Rumah Tinggal / Bangunan Umum
Persyaratan / Syarat IMB Bangunan Umum (Non Rumah
Tinggal s/d 8 lantai) Untuk membuat IMB Bangunan Umum Non Rumah Tinggal (s/d 8 lantai) pemohon harus melengkapi beberapa syarat mengurus IMB berupa : • Formulir permohonan IMB • Surat pernyataan tidak sengketa (bermaterai) • Surat Kuasa (jika dikuasakan) • KTP dan NPWP ( pemohon dan/yang dikuasakan) • Surat Pernyataan Keabsahan dan Kebenaran Dokumen • Bukti Pembayaran PBB • Akta Pendirian (Jika pemohon atas nama perusahaan/badan/yayasan) • Bukti kepemilikan tanah (surat tanah) • Ketetapan Rencana Kota (KRK)/RTLB • SIPPT (untuk luas tanah > 5.000 m2) • Gambar rancangan arsitektur (terdiri atas gambar situasi, denah, tampak, potongan, sumur resapan) direncanakan oleh arsitek yang memiliki IPTB, diberi notasi GSB, GSJ dan batas tanah) • Gambar konstruksi serta perhitungan konstruksi dan laporan penyelidikan tanah (direncanakan oleh perencana konstruksi yang memiliki IPTB) • Gambar Instalasi (LAK/LAL/SDP/TDP/TUG) • IPTB (Izin Pelaku Teknis Bangunan) arsitektur, konstruksi dan instalasi ( legalisir asli ) • IMB lama dan lampirannya (untuk permohonan merubah/menambah bangunan) Tahap Pengajuan IMB Bangunan Umum (Non Rumah Tinggal s/d 8 lantai) Pertama pemohon datang ke loket Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) kota Administrasi dimana Anda tinggal, kemudian mengisi formulir yang diajukan, setelah itu menyerahkan syarat-syarat atau dokumen yang dibawa, kemudian berkas akan diteliti dan akan di survey ke lokasi. Setelah di survey kemudian petugas akan menghitung besaran retribusi atau biaya yang harus dikeluarkan oleh pemohon, kemudian pemohon membayar retribusi yang ditetapkan di bank DKI dan meminta bukti pembayaran dan kemudian menyerahkannya ke loket PTSP kota Administrasi. Setelah itu baru IMB dapat diambil oleh pemohon. Biaya Membuat IMB Bangunan Umum Non Rumah Tinggal (8 Lantai) Untuk biayanya membuat IMB Bangunan Umum Non Rumah tinggal sendiri disesuaikan dengan Perda No 1 tahun 2015 dengan berdasarkan luas bangunan x indek bangungan x harga satuan retribusi. Lama Proses Pembuatan IMB Bangunan Umum Non Rumah Tinggal (8 Lantai) Lama pembuatan IMB sendiri adalah 25 hari kerja, sejak dokumen teknis disetujui. Jika sudah jadi IMB bisa langsung diambil di loket PTSP Kota Administrasi setempat. Syarat IMB Bangunan Umum (Non Rumah Tinggal) 9 lantai lebih Hampir sama seperti syarat-syarat membuat IMB Bangunan Umum untuk non rumah (s/d 8 lantai), untuk bangunan setinggi sembilan lantai lebih pun, harus memeuhi beberapa persyaratan di bawah ini : • Formulir Pendaftaran IMB • Fotokopi KTP dan NPWP Pemohon • Fotokopi Sertifikat Tanah, yang telah dilegalisir Notaris, • Fotokopi PBB Tahun terakhir • Menyertakan Ketetapan Rencana Kota (KRK) dan Rencana Tata Letak Bangunan (RTLB/ Blokplan) dari BPTSP • Mencantumkan fotokopi Surat Izin Penunjukkan Penggunaan Tanah (SIPPT) dari Gubernur, apabila luas tanah daerah perencanaan 5.000 M2 atau lebih. • Gambar rancangan arsitektur (terdiri atas gambar situasi, denah, tampak, potongan, sumur resapan) direncanakan oleh arsitek yang memiliki IPTB, diberi notasi GSB, GSJ dan batas tanah) • Rekomendasi hasil persetujuan Tim Penasehat Arsitektur Kota (TPAK), apabila luas bangunan 9 Lantai atau lebih, • Hasil Penyelidikan Tanah yang dibuat oleh Konsultan, • Persetujuan Hasil Sidang TPKB, apabila ketinggian bangunan 9 lantai atau lebih dan atau bangunan dengan basement lebih dari 1 lantai, atau bangunan dengan struktur khusus. • Gambar Instalasi (LAK/LAL/SDP/TDP/TUG) • Rekomendasi UKL/UPL dari BPLHD apabila luas bangunan 2.000 sampai dengan 10.000 M2, atau Rekomendasi AMDAL apabila luas bangunan lebih dari 10.000 M2. • Surat Penunjukan Pemborong dan Direksi Pengawas Pelaksanaan Bangunan dari Pemilik Bangunan. • Surat Kuasa (jika dikuasakan) Alur Membuat IMB Bangunan Umum (Non Rumah Tinggal) 9 Lantai atau lebih Untuk mengurus IMB Bangunan Umum (Non Rumah Tinggal) 9 lantai ini, setiap pemohon yang berdomisili di Jakarta terlebih dahulu mengisi formulir pendaftaran di loket Badan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (BPTSP) Kantor Provinsi DKI Jakarta. Di sana pemohon juga diwajibkan untuk menyertakan persyaratan-persyaratan yang telah ditentukan, kemudian berkas-berkas yang telah masuk akan diteliti dan disidangkan oleh Tim Penasehat Arsitektur Kota (TPAK). Setelah lulus maka akan disidangkan kembali berdasarkan Pencanaan Struktur oleh Tim Penasehat Konstruksi Bangunan (TPKB) dan Perencanaan Instalasi dan M&E ke Tim Penasehat Instalasi Bangunan (TPIB). Kemudian petugas akan menghitung besarnya retribusi/biaya IMB, setelah itu pemohon harus segera membayar biaya retribusi IMB melalui Bank DKI dan meminta tanda bukti pembayaran yang kemudian diserahkan ke loket BPTSP di kantor Provinsi DKI Jakarta, setelah itu maka berkas permohonan IMB dapat diterbitkan. IMB yang telah diterbitkan akan diinformasikan melalui SMS atau telepon kepada pemohon dan IMB dapat diambil oleh pemohon di loket PBTSP. Biaya Pembuatan IMB Bangunan Umum Non Rumah Tinggal (9 Lantai Lebih) Retribusi atau biaya pembuatan IMB diatur beradasarkan beberapa aspek, perhitungannya adalah sebagai berikut, Luas Bangunan x indek x Harga Satuan Retribusi (Seperti yang diatur dalam Perda No.1 tahun 2015 Lama Waktu Pembuatan Berdasarkan SK Gubernur No.129 tahun 2012, IMB bisa selesai dikerjakan selama 25 hari kerja, terhitung sejak dokumen teknis disetujui.