Masalah pertanahan di Indonesia saat ini masih menjadi penghambat pembangunan, seperti harga tanah yang tinggi,
ketersediaan tanah pemerintah yang terbatas, terjadinya urban sprawling sehingga berakibat pada tidak terkendalinya alih fungsi
lahan dan perkembangan kota yang tidak efisien.
HARGA TANAH TERUS MENINGKAT TAJAM DI TENGAH KOTA SPRAWLING AKIBAT MAHALNYA LAHAN DI TENGAH KOTA
14.000.000
1975 2000 2016
12.000.000
10.000.000
8.000.000
6.000.000
4.000.000
2.000.000
MASALAH PERTANAHAN DAN KEBUTUHAN AKAN TANAH YANG BERDAMPAK MENIMBULKAN GAP PEMBANGUNAN
Masalah pertanahan nasional: Kebutuhan akan Tanah yang Besar:
!
Ketersediaan tanah untuk Proyek Strategis Nasional (PSN) seperti
Perlunya memaksimalkan
pembangunan sangat terbatas pembangunan infrastruktur, energi, dan peran Pemerintah untuk
program pembangunan lainnya
Terjadi ketimpangan kepemilikan tanah
Pengembangan kota baru dan program menguasai, mengendalikan,
(supply tidak sebanding dengan demand)
Tanah menjadi objek spekulan sehingga
1 juta rumah untuk MBR dan menyediakan tanah bagi
harga tanah tidak terkendali
Penyediaan tanah untuk memfasilitasi
investasi dalam meningkatkan
kepentingan pembangunan
Terdapat banyak potensi tanah idle dan pertumbuhan perekonomian dan pemerataan ekonomi
tanah terlantar yang belum dioptimalkan Pembangunan tenaga listrik 35.000 MW
Berdasarkan regulasi :
Pada prinsipnya negara berwenang untuk menguasai, mengatur dan menyelenggarakan peruntukan,
! penggunaan, persediaan dan pemeliharaan bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di
dalamnya termasuk tanah dan sumber daya agraria untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.
Sebuah badan yang dibentuk oleh Pemerintah atau organisasi Didirikan pada tahun 2017 di Richmond, Virginia
non-profit untuk membantu pengelolaan dan pengaturan Oleh Maggie Walker Community Land Trust (sebuah organisasi non-profit)
properti dan tanah terlantar atau properti yang disita karena
tunggakan pajak supaya dapat dikembangkan kembali untuk Memiliki Kewenangan :
penggunaan yang lebih produktif. 1. Menerima aset dari berbagai sumber;
2. Menerima donasi dan dana hibah dari berbagai sumber;
3. Melakukan desain, pengembangan, konstruksi, penghancuran,
Pertama kali dibentuk pada tahun 1971 di St. Loius, Missouri, USA rekonstruksi, rehabilitasi, relokasi, dan memperbaiki aset bank
tanah;
4. Menetapkan, menerima, dan mengenakan biaya sewa untuk
Pemerintah lokal dapat membentuk Badan Bank Tanah dengan pemanfaatan aset Bank Tanah;
cara: 5. Memberikan dan menerima lisensi sewa;
6. Melakukan Kerjasama untuk kepemilikan, pengelolaan,
1. Membuat otoritas Bank Tanah sebagai departemen dalam pengembangan, dan penempatan aset.
struktur Pemerintah lokal;
7. Dibebaskan dari pembayaran pajak;
2. Membuat sebuah badan korporasi independen yang non-profit;
3. Menunjuk badan non-profit yang sudah ada untuk menjadi Bertugas untuk :
Bank Tanah. 1. Mengurangi dan memperbaiki properti yang rusak atau
ditinggalkan;
Di Amerika Serikat, pengaturan land banking sebagai sarana 2. Menyesuaikan peruntukan tanah dengan kebutuhan daerah
manajemen pertanahan diatur oleh masing-masing Negara
setempat;
bagian (State Act). Banyak pemerintah (municipality) pada
tingkat city, village, town dan county yang memenuhi 3. Mendorong terjadinya investasi kembali;
persyaratan membentuk land banking dengan bentuk not for 4. Merestruktur tunggakan pajak;
profit corporation untuk melakukan manajemen ulang atas 5. Memperbaiki kondisi pasar properti di daerah setempat;
tanah- tanah/bangunan yang kosong agar lebih menarik 6. Mencegah praktek real estate yang spekulatif;
investor yang diharapkan nantinya dapat meningkatkan 7. Melestarikan lingkungan;
pendapatan daerah. 8. Menstabilkan harga properti;
9. Menciptakan keadilan pertanahan;
Berdasarkan: Land Bank Entities Act, Code of Virginia – Chapter 75 10. Memperbaiki lingkungan
Bank tanah adalah sebuah badan yang mengakuisisi dan mengelola sementara tanah yang terdapat di pedesaan dengan
tujuan untuk dilakukan :
Sewa untuk membantu
meningkatkan Merelokasi tanah
Redistribusi kemampuan untuk penggunaan
bertani/bercocoktanam lain
Pada tahun 1841 dibentuk sebuah badan di bawah Ministry of Finance dengan nama State Domains Service (Domeinen) untuk
mengakuisisi dan mengelola Properti Pemerintah. Tugas dari Domeinen :
a. Membuat regulasi dalam hal pertanahan; c. Memfasilitasi penggunaan lahan pemerintah; dan
b. Mengelola tanah milik pemerintah; d. Menjual lahan pemerintah.
Setelah Pemerintah Belanda melakukan reklamasi, Pemerintah Belanda membentuk badan untuk mengelola tanah reklamasi dan
memfasilitasi penggunaannya, disebut dengan Service of IJssellake Polders (RIJP). Badan ini berada di bawah Ministry of Finance
dan Ministry of Transport and Waters. Setelah Perang Dunia ke 2, dibentuk Bureau for Land Management (BBL) di bawah Ministry of
Agriculture and Fisheries. Pada tahun 1995, BBL bergabung dengan Service for Land and Water Management (DLG), dan memiliki
tugas:
1. Mengelola “revolving land fund”; 4. Melakukan akuisisi tanah di daerah pedesaan untuk mengelola dan
2. Memfasilitasi penggunaan lahan sementara; meningkatkan daya guna lahan;
3. Menjual dan mendistribusi lahan; dan
Di Belanda, Bank Tanah mulai diterapkan pada tahun 1896 di kota Amsterdam untuk mengimbangi pertumbuhan kota yang pesat.
Pada tahun 1971, sekitar 83% yang ditawarkan untuk pengembangan kota diperoleh dari Bank Tanah. Sekitar 31% disewakan untuk
kepentingan swasta. Bank Tanah sepenuhnya bertanggungjawab pada hampir seluruh kota dalam penyediaan tanah. Praktek
Bank lebih condong pada kegiatan yang bersifat khusus, yaitu bahwa pemerintah melakukan kegiatan-kegiatan
menyelenggarakan penyediaan dan penyaluran tanah publik dan tanah privat dengan ditentukan lebih dahulu penggunaannya.
www.ekon.go.id perekonomianRI perekonomianRI Kemenko Perekonomian RI 6
BANK TANAH DI TIONGKOK KEMENTERIAN KOORDINATOR
BIDANG PEREKONOMIAN
Pada pertengahan 1990-an, konsep dan praktek Land Banking diterapkan di beberapa kota di Tiongkok. Otoritas land banking publik didirikan
oleh pemerintah kota untuk memperoleh tanah untuk pengembangan kota yang komprehensif dan memasok penggunaan lahan secara publik
dengan harga pasar yang kompetitif. Guangzhou Land Development Centre didirikan pada tahun 1992 untuk memfasilitasi pengembangan
komprehensif pusat kota baru melalui mekanisme land banking. Namun, pembentukan Shanghai Land Banking Centre pada tahun 1996 diakui
sebagai otoritas Land Banking kota pertama di Tiongkok di sebagian besar literatur karena otoritas tersebut merupakan perwakilan dari
kepemilikan aktual pemerintah kota dan kontrol atas tanah milik negara dalam proses pengembangan lahan.
Bab VIII Pengadaan Tanah, Bagian Keempat Pertanahan, Paragraf 1 Bank Tanah, Pasal 125 ,
Pasal 126, Pasal 127, Pasal 128, Pasal 129, Pasal 130, Pasal 131, Pasal 132, Pasal 134 Dan
Pasal 135 UU Cipta Kerja
BAB VI
STRUKTUR BANK TANAH
51
BAB VIII PENGELOLAAN KEUANGAN
Pasal 1 dan Pasal 2 PP Bank Tanah jo. Pasal 125 UU Cipta Kerja
BENTUK
EKONOMI BERKEADILAN
Pasal 2 Ayat (2) PP Bank Tanah jo. Pasal 126 UU Cipta Kerja
Bank Tanah memiliki kewenangan khusus untuk menjamin ketersediaan tanah dalam rangka ekonomi berkeadilan, untuk:
Konsolidasi
Pemerataan Ekonomi
Lahan
Jaminan penyediaan tanah untuk program pionir,
Jaminan penyediaan tanah dalam rangka penataan
pembukaan isolasi wilayah, pembangunan pasar rakyat,
kawasan untuk meningkatkan kualitas lingkungan serta
pengembangan rumah masyarakat berpenghasilan
untuk efisiensi dan optimalisasi
rendah, dan program pemerataan ekonomi lainnya.
pembangunan
Pasal 3 ayat (1) dan ayat (2) PP Bank Tanah jo. Pasal 125 ayat (4) UU Cipta Kerja
Terwujudnya Land
Land Land Land Land Land
Bank Tanah Warantee
Keeper Purchaser Value Distributor Management
sebagai
Pasal 6, 7, 8 PP Bank Tanah jo. PP 18/2021 tentang Hak Pengelolaan, Hak Atas Tanah, Satuan Rumah Susun,
dan Pendaftaran Tanah jo. PP 20/2021 tentang Penertiban Kawasan dan Tanah Telantar
Pasal 6, 7, 8 PP Bank Tanah jo. PP 18/2021 tentang Hak Pengelolaan, Hak Atas Tanah, Satuan Rumah Susun,
dan Pendaftaran Tanah jo. PP 20/2021 tentang Penertiban Kawasan dan Tanah Telantar
Berdasarkan PP 20/2021
Pimpinan Instansi
memberikan pemberitahuan dan
1 memberikan peringatan tertulis
Evaluasi dilaksanakan oleh kepada Pemegang Izin/Konsesi/Perizinan
Apabila terdapat
kelompok kerja yang dibentuk dan Berusaha dan pihak lain yang
Kawasan Telantar
ditetapkan oleh Pimpinan Instansi berkepentingan
3
• Pimpinan Instansi menetapkan kawasan tersebut sebagai
Kawasan Telantar
• Penetapan Kawasan Telantar memuat: Dalam hal Pemegang
1. pencabutan Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha; dan/atau Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha
2. penegasan sebagai kawasan yang dikuasai langsung oleh negara. tidak melaksanakan
• Kawasan yang telah ditetapkan sebagai Kawasan Telantar dapat peringatan tertulis ketiga
ditetapkan sebagai Aset Bank Tanah atau dialihkan kepada pihak
lain melalui mekanisme yang transparan dan kompetitif.
*Dalam hal Pimpinan Instansi tidak melaksanakan evaluasi dan penetapan kawasan telantar, evaluasi dan penetapan kawasan telantar dilakukan oleh Menteri ATR/Kepala BPN.
Berdasarkan PP 20/2021
!
Penertiban Kawasan dan Tanah Telantar tidak dilaksanakan secara sepihak, melainkan melalui tahapan
mekanisme yang dimulai dengan evaluasi, pemberitahuan dan peringatan tertulis sebanyak 3x,
hingga penetapan tanah terlantar.
www.ekon.go.id perekonomianRI perekonomianRI Kemenko Perekonomian RI 17
PENGELOLAAN TANAH OLEH BANK TANAH KEMENTERIAN KOORDINATOR
BIDANG PEREKONOMIAN
PEMELIHARAAN DAN
PENGEMBANGAN TANAH PENGENDALIAN TANAH
PENGAMANAN TANAH
18
www.ekon.go.id perekonomianRI perekonomianRI Kemenko Perekonomian RI 18
PEMANFAATAN DAN PENDISTRIBUSIAN KEMENTERIAN KOORDINATOR
BIDANG PEREKONOMIAN
!
Dalam menjalankan tugas dan kewenangan untuk menjamin ketersediaan tanah dalam rangka ekonomi
berkeadilan, Bank Tanah dapat diberikan hak prioritas sebagai pembeli pertama dalam pembelian tanah
yang berasal dari badan hukum/masyarakat
19
www.ekon.go.id perekonomianRI perekonomianRI Kemenko Perekonomian RI 19
KEWENANGAN BANK TANAH KEMENTERIAN KOORDINATOR
BIDANG PEREKONOMIAN
Bank Tanah dapat mengelola pendapatan yang diperoleh dari kerja sama dan
usaha sendiri untuk keberlangsungan dan pengembangan Bank Tanah
!
BIDANG PEREKONOMIAN
Pasal 31 – 34 PP Bank Tanah jo. Pasal 130 s/d Pasal 134 UU Cipta Kerja
Ketentuan mengenai
Anggota Komite Bank Tanah ditetapkan oleh Presiden penetapan,
bertugas mengoordinasikan kebijakan strategis Bank Tanah pengangkatan dan
Komite Bank Tanah terdiri dari:
1. Menteri ATR/Kepala BPN sebagai ketua merangkap anggota; pemberhentian, masa
2. Menteri Keuangan dan Menteri PUPR sebagai anggota tugas, struktur
3. menteri/kepala lembaga lainnya yang ditunjuk oleh Presiden sebagai organisasi,
KOMITE BANK TANAH anggota tugas, wewenang, dan
kewajiban Badan
Dewan Pengawas ditetapkan oleh Komite Bank Tanah Pelaksana
bertugas melakukan pengawasan dan memberikan nasihat kepada diatur dalam Peraturan
Badan Pelaksana dalam menjalankan kegiatan penyelenggaraan Bank Presiden.
Tanah
berwenang melakukan pengawasan, memberikan masukan, memantau
dan memastikan efektivitas tata kelola pelaksanaan Bank Tanah. Dalam Rperpres mengenai
Dewan Pengawas berjumlah paling banyak 7 (tujuh) orang dengan 1 struktur RPerpres
DEWAN PENGAWAS (satu) orang sebagai Ketua merangkap anggota tentang Struktur dan
Dewan Pengawas berasal dari 4 (empat) orang unsur profesional dan 3
Penyelenggaraan
(tiga) orang yang dipilih oleh Pemerintah Pusat.
Badan Bank Tanah
sedang proses
harmonisasi di Kumham
Badan Pelaksana ditetapkan oleh Komite Bank Tanah
!
bertanggung jawab terhadap penyelenggaraan tugas Bank Tanah serta
mewakili Bank Tanah baik di dalam maupun di luar pengadilan
BADAN PELAKSANA
Pasal 40 PP Bank Tanah jo. Pasal 129 Ayat (2) dan Ayat (3) UU Cipta Kerja
Hak
Pengelolaan
Bank Tanah
• Terdapat Potensi Sumber Aset Tanah - Bank Tanah • Terdapat Potensi Sumber Aset Tanah Bank Tanah
pada Hutan Produktif yang dapat Dikonversi (HPK) pada Area Pelepasan Kawasan Hutan seluas 7,3 juta
Tidak Produktif seluas 1,1 juta hektar. hektar, namun diperlukan peninjauan terkait
• Diperlukan telaah lebih lanjut terhadap HPK-TP untuk kepemilikan lahan serta identifikasi terkait
dapat dijadikan sebagai Aset Bank Tanah. pemanfaatan/penggunaan Area Pelepasan Kawasan
Hutan.
• Terdapat Potensi Sumber Aset Tanah Bank Tanah pada Hak Guna Usaha (HGU) seluas 7 juta hektar dan Hak
Guna Bangunan (HGB) seluas 103 ribu hektar di Indonesia yang diperlukan penelaahan lebih lanjut terhadap masa
berlaku HGU/HGB yang telah habis.
TERIMA
KASIH