Kewajiban :
Melepaskan atau mengalihkan tanah HGB tersebut kepada pihak lain dalam jangka waktu
minimal 1 tahun sejak terjadinya perubahan status hukum subyek pemegang hak tersebut.
Sanksi nya :
Jika tidak dilepaskan, maka HGB nya akan dihapuskan dan tanahnya menjadi tanah negara,
sementara beban pihak ketiga yang ada diatasnya dapat tetap berlangsung.
Pasal ini juga mengatur tidak diperbolehkannya seorang WNA atau BHA memperoleh
tanah HGB (baik karena perbuatan hukum jual beli, tukar menukar, hibah, hibah wasiat)
maupun karena pewarisan.
Hapusnya HGB (Psl 40)
HGB hapus karena :
a. Jangka waktu berakhirnya
b. Dihentikan sebelumnya jangka waktu nya berakhir karena sesuatu
syarat tidak dipenuhi
c. Dilepas oleh pemegang haknya sebelum jangka waktunya berakhir
d. Dicabut untuk kepentingan umum
e. Ditelantarkan
f. Tanah nya musnah
g. Ketentuan dalam pasal 36 ayat (2)
Hak Pakai (Psl 41 – 44)
Pengertian :
Hak Pakai adalah hak yang memberikan kewenangan untuk
menggunakan tanah kepunyaan pihak lain
Peruntukan :
Sama halnya dengan tanah HGB, tanah HP dapat dipergunakan untuk
membangun rumah tinggal dan kegiatan usaha di bidang non
pertanian.
HAK PAKAI (Psl 41 – 44)
Disamping itu tanah HP juga ada yang diperuntukan bagi kegiatan
khusus, seperti pembangunan rumah ibadah, instansi pemerintah,
departeman, penyediaan sarana untuk kedutaan besar (baik rumah
Dubes, Diplomat kantornya)
Pendaftaran :
Tanah HP WAJIB didaftarkan
Subyek Pemegang Hak Pakai
• Warga Negara Indonesia
• Badan Hukum Indonesia (misalnya, Perseroan Terbatas, Koperasi)
• Warga Negara Asing
• Badan Hukum Asing
Jangka Waktu Hak Pakai
• Tanah HP yang digunakan untuk keperluan khususnya jangka waktu
nya selama diperlukan
• Tanah HP yang digunakan untuk keperluan pribadi, dan kegiatan
usaha, jangka waktunya 25 tahun, dapat diperpanjang 20 tahun.
Apabila masih diperlukan dapat diajukan pembaharuan hak & akan
diberikan 25 tahun
Kewenangan Subyek Pemegang HP
• Pemegang tanah HP mempunyai kewenangan untuk menggunakan
sendiri tanah HGBnya
• Memindahkan HP kepada pihak lain, melalui perbuatan hukum jual
beli, tukar menukar, hibah, hibah wasiat.
• Mewariskan kepada ahli waris
• Menunjuk tanah HGB sebagai jaminan utang dengan dibebani Hak
Tanggungan
(Catatan : Ketentuan ini berlaku bagi HP untuk keperluan pribadi dan
kegiatan usaha)
Beberapa catatan seputar Hak Pakai
Tanah HP yang dapat dipindahkan kepada pihak lain melalui perbuatan
hukum jual beli, tukar menukar, hibah, hibah wasiat, maupun
diwariskan kepada ahli warisnya, dan yang dapat dijadikan jaminan
kredit dengan dibebani Hak Tanggungan adalah tanah HP yang
diberikan langsung oleh negara (HP atas tanah Negara = HP yang
primer)
Beberapa catatan seputar Hak Pakai
Sedangkan tanah HP yang skunder dan tanah HP yang diperuntukkan
bagi keperluan khusus, tidak dapat dipindahkan kepada pihak lain
melalui perbuatan hukum jual beli, tukar menukar, hibah, hibah wasiat
maupun diwariskan kepada ahli warisnya dan dijadikan jaminan kredit
dengan dibebani Hak Tanggungan
Beberapa catatan seputar Hak Pakai
Dengan berlakunya PP No. 41 tahun 1996, semakin diperjelas bahwa
tanah HP dapat dimiliki oleh orang asing atau pun Badan Hukum Asing.
PASAL 53 UUPA : Hak-hak yang sifatnya sementara sebagai yang dimaksud dalam pasal 16 ayat 1 huruf
h , ialah hak gadai, hak usaha bagi hasil, hak menumpang, dan sewa atas tanah pertanian diatur untuk
membatasi sifat-sifatnya yang bertentangan dengan UU ini dan hak-hak tersebut diusahakan hapusnya
di dalam waktu singkat.
AZAS UMUM SUBYEK HAK :
Status Hukum Subyek Menentukan Status Tanah yang boleh dipunyai :
Pasal 9 UUPA
Dan
Status Hukum Subyek menentukan kelangsungan status tanahnya
Psl 9 UUPA
Kuliah Minggu V
5. Perencanaan persediaan dan peruntukan bumi, air, dan kekayaan alam yang terkandung
didalamnya serta penggunaannya secara terencana dengan daya dukung dan kemampuannya
TUJUAN LANDREFORM
Untuk mepertinggi penghasilan dan taraf hidup para petani terutama
petani kecil dan petani penggarap tanah, sebagai landasan atau
prasyarat untuk menyelenggarakan pembangunan ekonomi menuju
masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila.
PROGRAM LANDREFORM
1. Pembatasan luas maksimum penguasaan tanah
3. Redistribusi tanah-tanah yang selebihnya dari batas maksimum, tanah-tanah yang terkena larangan
“absentee”, tanah-tanah Swapraja dan tanah-tanah Negara.
6. Penetapan luas minimum pemilikan tanah pertanian, disertai larangan untuk melakukan perbuatan-
perbuatan yang mengakibatkan pemecahan pemilikan tanah-tanah pertanian menjadi bagian-bagian yang
terlampau kecil.
DASAR HUKUM LANDREFORM
1. Pasal 33 ayat (3) UUD 1945
2. UUPA (Pasal 2 ayat (3), Pasal 7, 17,
SYARAT KHUSUS :
- Tidak melebihi batas maksimum yang ditetapkan .
- Letak tanahnya dikecamatan tempat tinggal pemilik tanah (larangan
menguasai tanah pertanian secara guntai atau absentee, di luar
kecamatan tempat tinggal pemiliknya)
HUKUM AGRARIA (3 sks)
Semester GENAP
Tahun Akademik 2013/ 2014
KULIAH MINGGU VI
PENDAFTARAN TANAH
PENDAFTARAN TANAH
LATAR BELAKANG
- PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
- PENDAFTARAN TANAH
DASAR HUKUM
PASAL 19 UUPA
PP 24 TAHUN 1997
TENTANG PENDAFTARAN TANAH
Penyelenggaraan pendaftaran tanah berdasarkan PP 24 / 1997
08 Oktober 1997
PENDAFTARAN TANAH (RECHTSKADASTER)
- PEMERINTAH :
Badan Pertanahan Nasional
- PELAKSANA :
Kantor Pertanahan Seksi Pendaftaran Tanah yang ada di setiap
Pemerintahan Daerah Kabupaten dan Kota.
TUJUAN PENDAFTARAN TANAH
- Bagi Pemerintah :
Tertib administrasi di bidang pertanahan.
ASAS PENDAFTARAN TANAH
• SEDERHANA
• AMAN
• TERJANGKAU
• MUTAHIR
• TERBUKA
KEGIATAN PENDAFTARAN TANAH
• PENDAFTARAN TANAH UNTUK PERTAMA KALI
(Initial Registration)
• PEMELIHARAAN DATA
(Maintanance)
INITIAL REGISTRATION
Meliputi :
1. Ajudikasi :
Pengumpulan, pengolahan, penyimpanan dan penyajian data fisik.
PENDAFTARAN AKTA
(Registration of deeds) PENDAFTARAN HAK
(Registration of titles)
Sistem Publikasi Pendaftaran Tanah
LEMBAGA RECHTSVERWERKING
Pasal 32 ayat (2) PP 24 / 1997
Dalam hal atas suatu bidang tanah sudah diterbitkan sertifikat secara sah atas
nama orang atau badan hukum yang memproleh tanah tersebut dengan itikad baik
dan secara nyata menguasainya, maka pihak yang merasa mempunyai hak atas
tanah ini tidak dapat lagi menuntut pelaksanaan hak tersebut, apabila dalam waktu
lima tahun sejak diterbitkannya sertifikat itu tidak mengajukan keberatan secara
tertulis kepada pemegang sertifikat dan Kepala Kantor Pertanahan yang
bersangkutan atau pun tidak mengajukan gugatan pada pengadilan mengenai
penguasaan tanah atau penerbitan sertifikat tersebut.
Kekuatan Pembuktian
Sertifikat Hak atas Tanah
• USAHA / BISNIS
Pertanian dan non pertanian
• UMUM
(KEPENTINGAN UMUM)
KEGIATAN PEROLEHAN TANAH
wajib diperhatikan :
- PROYEKNYA :
Tanah yang disediakan akan digunakan untuk keperluan apa.
- LOKASINYA :
Berdasarkan RTRW yang ditetapkan oleh Pemerintah Daerah, RTRW merupakan pedoman memakai
tanahnya. RTRW menetapkan peruntukkan tanahnya (tanah pertanian atau tanah non pertanian.
- STATUS TANAH YANG TERSEDIA :
Tanah Negara
Tanah-tanah hak (HM, HGU, HGB, H Pakai)
Tanah Hak Pengelolaan
-Tanah ULAYAT
- KESEDIAAN PEMEGANG HAK MELEPAS TANAHNYA.
- STATUS HUKUM CALON SUBYEK PEMEGANG HAK.
Ketentuan PERUNDANG-UNDANGAN
• Pasal 33 ayat (3) UUD 1945
• UU No. 5/1960 (Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria)
• UU No. 20/ 1961 Tentang Pencabutan Hak.
• UU No. 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang
• Peraturan Presiden No. 36 Tahun 2005 (yang diperbaiki dengan Peraturan Presiden No.
65 Tahun 2006) dan telah di ubah dengan Peraturan Presiden No. 11 tahun 2012
tentang pengadaan tanah untuk kepentingan umum.
• Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala BPN No.1 / 1994
• Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala BPN No. 3/1999
• Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala BPN No. 9/1999
• Peraturan Menteri Negara Agraria /Kepala BPN No. 3/2007
BEBERAPA JENIS PEROLEHAN TANAH
PRIMER :
- Pembukaan hutan
- Pemberian Hak baru oleh negara
SEKUNDER :
- Pewarisan
- Pemindahan Hak
- Pemberian hak baru oleh pemilik tanah
PERUBAHAN HAK
HAPUSNYA HAK :
- Berakhirnya jangka waktu
- Pelepasan / Pembebasan Hak
- Pembatalan Hak
- Pencabutan Hak
SISTEM PEROLEHAN TANAH
A. Jika yang tersedia TANAH NEGARA, Tata cara yang dilakukan :
PERMOHONAN HAK
Dasar hukumnya :PMNA No. 3/1999 dan No; 9 tahun 1999.