Anda di halaman 1dari 1

HPL (HAK PENGELOLAAN LAHAN)

- Tidak semua tanah memiliki hak murni, tetapi ada Hak Pengelolaan Lahan (HPL) yang melekat di
atasnya
- Di dalam UU PA tidak diatur adanya HPL.
- HPL diatur dalam PP 8/1953 Tentang Penguasaan Tanah-Tanah Negara dan Permen Agraria no
9/1965 Tentang Pelaksanaan Konversi Hak Penguasaan Atas Tanah Negara.
- Subyek HPL (Pemegang Hak) adalah Pemerintah (Pemda dan BUMN/BUMD).
- Tidak dibatasi oleh jangka waktu.
- Bertujuan untuk mengotrol zoning dan land user agar sesuai Perencanaan Tata Ruang.
- HPL pada dasarnya Hak yang menyangkut kewenangan sebagaimana diatur dalam pasal 1 (1)
Permendagri no 1/1977 Tentang Tata Cara Permohonan dan Penyelesaian Pemberian Hak Atas
Bagian- Bagian Tanah HPL dan Pendaftarannya, yakni:
1. Merencanakan Peruntukan dan Penggunaannya
2. Menyerahkan bagian-bagian tanah itu kepada pihak ketiga menurut persyaratan yang
ditentukan Pemegang Hak, yaitu:
- Peruntukan
- Jangka waktu
- Keuangan
3. Fungsi Persetujuan hanya bersifat kontrol dan tidak bersifat mutlak dari Pemegang Hak
4. Sepanjang tidak ada perubahan terhadap Penggunaan Tanah HPL, tidak ada alasan untuk
tidak memberi persetujuan.
- Di atas HPL dapat dilekati Hak Atas Tanah lainnya, seperti HGB (pasal 3 (1) Permendagri no
1/1977.
- Penyerahan Penggunaan Tanah yang merupakan bagian dari tanah HPL kepada pihak ketiga oleh
pemegang HPL wajib dilakukan dengan perjanjian Tertulis antara Pihak Pengguna HPL dengan
pihak ketiga yang antara lain memuat:
1. Jangka waktu pemberian hak atas tanah tersebut dan kemungkinan untuk
memperpanjangnya
2. Hgb diperpanjang atau diperbaharui atas permohonan Pemegang HGB setelah mendapat
persetujuan Pemegang HPL (Pasal 26 (3) PP no. 40/1996 Tentang HGU, HGB, dan Hak Pakai
atas Tanah
3. Tidak ada jaminan Permohonan Perpanjangan HGB di atas HPL pasti disetujui oleh
Pemegang HPL. Jika Pemegang HPL tidak memberi persetujuan, maka jangka HGB akan
berakhir dan HGBn terhapus (Pasal 35 (1) huruf a PP no. 40/1996 yang menyatakan salah
satu hapusnya HGB adalah berakhirnya jangka waktu sebagaimana diterapkan dalam
keputusan Pemberian Hak atau Perpanjangan ada dalam Perjanjian Pemberiannya. Tanah
kembali kedalam penguasaan sepenuhnya pemegang HPL (Pasal 36 (2) PP 40/1996)

Pembebanan Hak Tanggungan Tanah HGB diatas HPL

 Peraturan tidak menyebutkan secara tegas perihal perlu tidaknya (kreditur / bank dan
debitur ) mendapat persetujuan tertulis dari pemegang HPL terhadap pembebanan hak
tanggungan atas tanah HGB
- Perbedaan tersebut terjadi karena peraturan hanya mengatur mengenai kewajiban
pemegang HGB atau hak pakai untuk memperoleh persetujuan dari pemegang HPL jika
hendak mengalihkan tanah kepada pihak lain sebagaimana diatur pada pasal 34 (7) dan
pasal 54 (9) PP - No 40 / 1996 sehingga sering tidak disyaratkan oleh bank atau jika di
syaratkan oleh bank sering terjadi penolakan oleh debitur.
 Pelajari kewajiban pemegang HGB
 Wewenang pemegang HPL

Anda mungkin juga menyukai