Anda di halaman 1dari 5

NAMA : RUDZELLYNO THOMAS DENNYOKA

NIM : 202016086
MATA KULIAH : HK AGRARIA
1. Uraikan pengertian terkait dengan rumah susun, seperti hak milik atas satuan

rumah susun, tanah bersama dan bagian bersama ..berikan contohnya ..


2. Apa Fungsi pendaftaran tanah dalam rangka pendaftaran hak?
Fungsi pendaftaran tanah diuraikan dalam pasal 3 PP No. 24 tahun 1997 sebagai berikut :
1. Untuk memberikan kepastian hukum dan perlindungan hukum kepada pemegang hak atas
suatu bidang tanah, satuan rumah susun dan hak-hak lain yang terdaftar, agar dengan
mudah dapat membuktikan dirinya sebagai pemegang hak yang bersangkutan. Untuk itu
kepada pemegang hak diberikan sertipikat sebagai suart tanda buktinya. Tujuan inilah yang
merupakan tujuan utama dari pendaftaran tanah sebagaimana diamanatkan oleh pasal 19
UUPA.
2. Untuk menyediakan informasi kepada pihak-pihak yang berkepentingan, termasuk
pemerintah, agar dengan mudah dapat memperoleh data yang diperlukan dalam
mengadakan perbuatan hukum mengenai bidang-bidang dan satuan-satuan rumah susun
yang sudah terdaftar. Penyajian data dilakukan oleh Kantor Pertanahan di Kabupaten /
Kotamadia tata usaha pendaftaran tanah dilakukan dalam bentuk yang dikenal dengan
daftar umum, yang terdiri atas peta pendaftaran, daftar tanah, surat ukur, buku tanah dan
daftar nama. Sehingga pihak-pihak yang berkepentingan, terutama calon pembeli atau calon
kreditur, sebelum melakukan suatu perbuatan hukum mengenai suatu bidang tanah atau
satuan rumah susun tertentu perlu dan karenanya mereka berhak mengetahui dat yang
tersimpan dalam daftar-daftar di Kantor Pertanahan tersebut. Hal inilah yang sesuai dengan
asas terbuka dari pendaftaran tanah.
3. Untuk terselenggarakannya tertib administrasi pertanahan, pendaftaran tanah secara baik
merupakan dasar dan perwujudan tertib administrasi di bidang pertanahan. Untuk
mencapai tertib administrasi tersebut setiap bidang tanah dan satuan rumah susun,
termasuk peralihan, pembebanan dan hapusnya wajib didaftar.

3. Hak-hak Atas Tanah yang bersifat sementara (pasal 53 UUPA)


- Hak Gadai
Pengertian Hak Gadai (Gadai Tanah).
UUPA tidak memberikan pengertian apa yang dimaksud denagn Hak Gadai (Gadai
Tanah). Untuk memperoleh pemahaman tentangpengertian Gadai Tanah, berikut ini
dikemukakan pendapat Boedi Harsono, Gadai tanah adalah hubungan hukum seseorang
dengan tanah kepunyaan orang lain, yang telah menerima uang gadai daripadanya.
Selama uang gadai belum dikembalikan, tanah tersebut dikuasai oleh pemegang gadai.
Selama itu hasil tanah seluruhnya menjadi hak pemegang gadai, Pengembalian uang
gadai  atau yang lazim disebut penebusan tergantung pada kemauan dan kepampuan
pemilik tanah yang yang menggadaikan, banyak gadai yang berlangsung bertahun-tahun
bahkan sampai puluhan tahun karena pemilik tanah belum mampu melakukan penebusan.
- Hak Usaha Bagi Hasil
Pengertian Hak Usaha Bagi Hasil (Perjanjian Bagi Hasil)
Perjanjian bagi hasil secara umum dapat diartikan sebagai suatu perjanjian di mana
seseorang pemilik tanah memperkenankan atau mengizinkan orang lain dalam hal ini
penggarap untuk menggarap tanahnya dengan membuat suatu perjanjian, bahwa pada
waktu panen hasil dari tanaman tersebut akan dibagi sesuai perjanjian yang telah dibuat.
Dalam membicarakan masalah ini dasarnya ialah Pasal 1 huruf c Undang-Undang No. 2
Tahun 1960 yang menyatakan secara tegas pengertian perjanjian bagi hasil, sebagai
berikut : “Perjanjian bagi hasil adalah perjanjian dengan nama apapun juga yang diadakan
antara pemilik pada suatu pihak yang dalam Undang-Undang ini disebut penggarap,
berdasarkan perjanjian mana penggarap diperkenangkan oleh pemilik tersebut untuk
menyelenggarakan usha pertanian di atas tanah pemilik, dengan pembagiannya antara
kedua belah pihak”.
- Hak Menumpang dan Hak Sewa Tanah Pertanian
Pengertian Hak Menumpang
UUPA tidak memberikann pengertian yang dimaksud dengan hak menumpang
Menurut Boedi Harsono : Hak Menumpang adalah hak yang memberi wewenang kepada
seorang untuk mendirikan dan menempati rumah diatas tanah pekarangan milik orang
lain. Hak menumpang biasanya terjadi atas dasar kepercayaan oleh pemilik tanah kepada
orang laim yan belum mempuunyai rumah sebagai tempat tinggal dalam bentuk tidak
tertulis, tidak ada saksi dan tidak diketeahui oleh perangkat desa/ kelurahan, sehingga
jauh dari kepastiann hukum dan perlindungan hukum bagi kedua belah pihak.
Mengapa hak atas tanah tersebut bersifat sementara?
Hak–hak tersebut bersifat sementara karena pada suatu saat nanti sifatnya akan
dihapuskan. Oleh karena dalam praktiknya hak–hak tersebut menimbulkan pemerasan oleh
golongan ekonomi kuat pada golongan ekonomi lemah (kecuali hak menumpang). Hal ini
tentu saja tidak sesuai dengan asas–asas Hukum Tanah Nasional (pasal 11 ayat 1). Selain
itu, hak–hak tersebut juga bertentangan dengan jiwa dari pasal 10 yang menyebutkan
bahwa tanah pertanian pada dasarnya harus dikerjakan dan diusahakan sendiri secara aktif
oleh orang yang mempunyai hak. Sehingga apabila tanah tersebut digadaikan maka yang
akan mengusahakan tanah tersebut adalah pemegang hak gadai. Hak menumpang
dimasukkan dalam hak–hak atas tanah dengan eksistensi yang bersifat sementara dan akan
dihapuskan karena UUPA menganggap hak menumpang mengandung unsur feodal yang
bertentangan dengan asas dari hukum agraria Indonesia. Dalam hak menumpang terdapat
hubungan antara pemilik tanah dengan orang lain yang menumpang di tanah si A, sehingga
ada hubungan tuan dan budaknya.
4. Apa pengertian dari konversi?
konversi adalah perubahan hak lama atas tanah menjadi hak baru. Maksudnya, hak-hak
lama ialah hak-hak atas tanah sebelum berlakunya Undang-Undang Pokok Agraria
(UUPA), dan yang dimaksud dengan hak-hak baru memuat UUPA yaitu hak-hak atas
tanah sebagaimana yang dimaksud dalam UUPA tersebut, khususnya pasal 16 ayat 1
poin c dan q, diantaranya, Hak Milik, Hak Guna Usaha, Hak Guna Bangunan dan Hak
Pakai.

Sebutkan contoh konversi tanah..

Konversi hak atas tanah yang berasal dari tanah hak barat
Hak atas tanah yang berasal dari tanah hak barat terdiri dari beberapa jenis, yaitu:

1. Hak eigendom, adalah hak untuk membuat suatu barang secara leluasa dan untuk berbuat
terhadap barang itu secara bebas sepenuhnya, asalkan tidak bertentangan dengan undang-
undang atau peraturan umum yang ditetapkan oleh kuasa yang berwenang dan asal tidak
mengganggu hak-hak orang lain. 3 Hak eigendom merupakan hak yang paling
sempurna. 4 Hak eigendom dapat dikonversi menjadi hak milik, hak guna bangunan atau
hak pakai. 5 Namun apabila terhadap hak eigendom tersebut dibebani hak opstal atau hak
erfpacht, maka konversinya harus atas kesepakatan antara pemegang hak eigendom
dengan pemengang hak opstal atau hak erfpacht. 6
2. Hak opstal, adalah hak kebendaan untuk memiliki bangunan dan tanaman-tanaman di
atas sebidang tanah orang lain (Pasal 711 KUH Perdata). 7 Hak opstal dapat dikonversi
menjadi hak guna bangunan. 8
3. Hak erfpacht, adalah hak untuk memetik kenikmatan seluas-luasnya dari tanah milik
orang lain dan mengusahakannya untuk waktu yang sangat lama (Pasal 820 KUH
Perdata). 9 Hak erfpacht terbagi menjadi tiga jenis, yaitu:
 Hak erfpacht untuk perusahaan kebun besar, dapat dikonversi menjadi hak guna
usaha. 10
 Hak erfpacht untuk perumahan, dapat dikonversi menjadi hak guna bangunan. 11
 Hak erfpacht untuk pertanian kecil, tidak dikonversi dan dihapus. 12
4. Hak gebruik (recht van gebruik), adalah hak kebendaan atas benda orang lain bagi
seseorang tertentu untuk mengambil benda sendiri dan memakai apabila ada hasilnya,
sekedar buat keperluannya sendiri beserta keluarganya. 13 Hak gebruik dikonversi
menjadi hak pakai. 14
5. Bruikleen, adalah suatu perjanjian dimana pihak yang satu menyerahkan benda dengan
cuma-cuma kepada pihak lain untuk dipakainya dengan disertai kewajiban untuk
mengembalikan benda tersebut pada waktu yang ditentukan. 15 Bruikleen dikonversi
menjadi hak pakai. 16
Konversi hak atas tanah yang berasal dari tanah bekas hak Indonesia
Hak atas tanah yang berasal dari tanah bekas hak Indonesia terbagi menjadi tiga jenis, yaitu:

1. Hak erfpacht yang altijddurend, adalah hak erfpacht yang diberikan sebagai pengganti
hak usaha di atas bekas tanah partikulir menurut S. 1913 – 702. 17 Hak ini dapat
dikonversi menjadi hak milik, hak guna usaha atau hak guna bangunan, tergantung pada
subyek hak dan peruntukannya. 18
2. Hak agrarische eigendom, adalah hak buatan semasa pemerintahan kolonial Belanda
yang memberikan kaum bumiputera suatu hak baru yang kuat atas sebidang tanah. 19 Hak
agrarische eigendom juga dapat dikonversi menjadi hak milik, hak guna usaha atau hak
guna bangunan, sesuai dengan subyek hak dan peruntukannya. 20
3. Hak gogolan, adalah hak seorang gogol (kuli) atas komunal desa. Hak gogolan juga
sering disebut hak sanggao atau hak pekulen. 21 Hak gogolan dapat dibedakan menjadi
dua jenis, yaitu:
 Hak gogolan yang bersifat tetap, apabila si gogol secara terus-menerus mempunyai
tanah yang sama dan tanah tersebut dapat diwariskan kepada ahli warisnya.
 Hak gogolan yang bersifat tidak tetap, apabila gogol tersebut tidak secara terus-
menerus memegang tanah gogolan yang sama dan apabila ia meninggal dunia, tanah
gogolan kembali pada desa. 22
Terhadap tanah gogolan yang bersifat tetap dapat dikonversi menjadi hak milik.
Sedangkan terhadap tanah gogolan yang bersfat tidak tetap dapat dikonversi menjadi hak
pakai. 23
Konversi hak atas tanah yang berasal dari tanah bekas swapraja
Daerah swapraja adalah daerah raja-raja semasa pemerintahan kolonial Belanda. 24 Terdapat
beberapa jenis hak swapraja atas tanah:
1. Hak hanggaduh, adalah hak untuk memakai tanah kepunyaan raja. Di Daerah Istimewa
Yogyakarta, semua tanah adalah kepunyaan raja. sedangkan rakyat hanya menggaduh
saja. 25 Hak hanggaduh dapat dikonversi menjadi hak pakai. 26
2. Hak grant, adalah hak atas tanah atas pemberian hak raja kepada bangsa asing. Hak grant
juga disebut geran datuk, geran sultan atau geran raja. 27 Hak grant terdiri dari tiga
macam, yaitu:
 Grant sultan, adalah hak milik untuk mengusahakan tanah yang diberikan oleh sultan
kepada para kaula swapraja. 28 Hak ini dapat dikonversi menjadi hak milik, hak guna
usaha atau hak guna bangunan, sesuai dengan subyek hak dan peruntukannya. 29
 Grant controleur, diberikan oleh sultan kepada bukan kaula swapraja. 30 Hak ini
dikonversi menjadi hak pakai 31
 Grant deli maatschappy, diberikan oleh sultan kepada deli maatschappy yang
berwenang untuk memberikan bagian-bagian tanah kepada pihak lain. 32 Terhadap
konversi hak grant deli maatschappy, tidak terdapat ketentuan yang mengaturnya.
Namun menurut Boediharsono, hak ini dapat dikonversi menjadi hak pakai karena
sifatnya sama dengan hak grant controleur. 33
3. Hak konsesi dan sewa untuk perusahaan kebun besar. Hak konsesi untuk perusahaan
kebun besar adalah hak-hak untuk mengusahakan tanah swapraja yang diberikan oleh
kepala swapraja. Sedangkan hak sewa untuk perusahaan kebun besar adalah hak sewa
atas tanah negara, termasuk tanah bekas swapraja untuk dipergunakan sebagai
perkebunan yang luasnya 25 Ha atau lebih. 34 Hak-hak ini dapat dikonversi menjadi hak
guna usaha. 35

Contoh kasus :
Di Daerah Yang meliputi Painan yang menjadi Ibu Kota dari Kabupaten Pesisir Selatan
Propinsi Sumatera Barat dengan menentukan kecamatan sampel adalah Kecamatan IV
Jurai. Luas Propinsi Sumatera Barat 42.297.300 Ha yang terdiri dari 12 (dua belas)
Kabupaten dan 7 (tujuh) Kota. Dari luas tersebut yang dapat dibudidayakan (diusahakan)
adalah seluas 2.335.687 Ha (55,22%), selebihnya 1.894.043 Ha (44,78%) merupakan
Kawasan Lindung. Dari dua belas kabupaten diantaranya adalah Kabupaten Pesisir
selatan dengan luas 5 749,89 Km2 . Jumlah bidang tanah 262.797. Program Pendaftaran
Tanah Sistematik Lengkap (PTSL) Sumatera Barat terkendala status tanah ulayat
sehingga waktu pengurusan menjadi lebih lama dikarenakan butuh izin dari semua pihak
dalam kaum agar pengukurannya bisa dilakukan. PTSL 2019 di Sumatera Barat baru
mencapai 25 % sehingga program tersebut harus disosialisasikan pada masyarakat agar
bisa berjalan lebih cepat diharapkan perangkat pemerintahan daerah dengan Pemprov
Sumatera Barat melakukan nota kesepahaman (MOU) dalam upaya pencapaian target
semua tanah bersertifikat. Konversi hak-hak atas tanah adalah penyesuaian hak-hak atas
tanah dari status yang lama, yaitu sebelum berlakunya UUPA menjadi status yang baru,
sebagaimana diatur menurut UUPA itu sendiri. Pendaftaran tanah adalah rangkaian
kegiatan yang dilakukan oleh Pemerintah secara terus menerus, berkesinambungan dan
teratur, meliputi pengumpulan, pengolahan, pembukuan, dan penyajian serta
pemeliharaan data fisik dan data yuridis, dalam bentuk peta dan daftar (Pasal 1 angka 1
PP 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah). Bahwa prosedur hukum konversi hak atas
tanah yang berasal dari tanah ulayat menjadi hak milik privat di Kabupaten Pesisir
Selatan melalui 2 (dua) tahap:Proses konversi Hak Atas Tanah Ulayat Menjadi Hak Milik
Privat Di Kerapatan Adat Nagari Kabupaten Pesisir Selatan, diantaranya melakukan rapat
umum anggota kaum, membuat surat kesepakatan mengelola, pengukuran, dan membuat
surat pernyataan bahwa tidak membuat sertifikat tanah secara perorangan. Setelah
lengkap barulah dibuatkan alas hak surat pernyataan penguasaan fisik bidang tanah (milik
kaum) Formulir A yang dilengkapi dengan Fotocopy Ranji yang dilegalisir oleh
kerapatan adat nagari (KAN)/ Lembaga Adat Nagari (LAN), berdasarkan surat edaran
kakanwil BPN Sumatera Barat nomor 500/88/Bpn-2007 tanggal 08 Februari 2007 ;
Proses konversi hak atas tanah ulayat menjadi hak milik privat di kantor pertanahan
Kabupaten Pesisir Selatan sudah sesuai dengan hukum yang berlaku yakni berdasarkan
peraturan daerah Propinsi Sumatera Barat nomor 16 tahun 2008 tentang tanah ulayat dan
pemanfaatannya dan berdasarkan surat Edaran Kakanwil Badan Pertanahan Nasional
Sumatera Barat Nomor 500/88/BPN-2007 tanggal 08 Februari 2007.

Anda mungkin juga menyukai