Disusun Oleh :
Hardiansyah Lubis 71160111073
Fakultas Hukum
Universitas Islam Sumatra Utara
2021 – 2022
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pasal 16 Ayat (1) UUPA menyatakan bahwa terdapat hak-hak atas tanah
antara lain sebagai berikut: hak milik; hak guna usaha; hak guna bangunan; hak
pakai; hak sewa; hak membuka tanah; dan hak memungut hasil hutan.
Hak atas tanah merupakan hak penguasaan atas tanah yang berisikan
berbuat sesuatu mengenai tanah yang dihaki. Sesuatu yang boleh, wajib atau
dilarang untuk diperbuat, yang merupakan isi hak penguasaan itulah yang menjadi
kriteria atau tolok pembeda diantara hak-hak penguasaan atas tanah yang diatur
Pasal 2 ayat (1) UUPA, yaitu bahwa: “Atas dasar ketentuan Pasal 33 ayat (3) UUD
1945 dan hal-hal sebagai yang dimaksud dalam Pasal 1, bumi, air, dan ruang
angkasa, termasuk kekayaan alam yang terkandung didalamnya itu pada tingkatan
masyarakat.”
hak atas tanah yang dapat dimiliki oleh dan atau diberikan kepada perseorangan
tersebut diatur dalam Pasal 4 ayat (1) UUPA, yang menyatakan bahwa:
“Atas dasar hak mengusai dari negara sebagaimana yang dimaksud
dalam Pasal 2 ditentukan adanya macam-macam hak atas permukaan bumi
yang disebut tanah, yang dapat diberikan kepada dan dipunyai oleh orang-
orang,baik sendiri maupun bersama-sama dengan orang-orang lain serta
badan hukum.”
Sedangkan dalam ayat (2) dinyatakan bahwa:
“Hak-hak atas tanah yang dimaksud dalam ayat (1) Pasal ini
memberikan wewenang untuk mempergunakan tanah yang bersangkutan,
demikian pula tubuh bumi dan air serta ruang yang ada diatasnya sekedar
diperlukan untuk kepentingan yang langsung berhubungan dengan
penatagunaan tanah itu dalam batas-batas menurut undang-undang ini dan
peraturan-peraturan hukum yang lebih tinggi.”
B. Rumusan Masalah
Hak atas tanah merupakan hak penguasaan atas tanah yang berisikan
berbuat sesuatu mengenai tanah yang dihaki. Sesuatu yang boleh, wajib atau
dilarang untuk diperbuat, yang merupakan isi hak penguasaan itulah yang menjadi
kriteria atau tolok pembeda diantara hak-hak penguasaan atas tanah yang diatur
Pasal 16 Ayat (1) UUPA menyatakan bahwa terdapat hak-hak atas tanah
antara lain sebagai berikut: hak milik; hak guna usaha; hak guna bangunan; hak
pakai; hak sewa; hak membuka tanah; dan hak memungut hasil hutan.
stilah hak atas tanah berasal dari bahasa Inggris, yaitu land rights, sedangkan
dalam bahasa Belanda disebut dengan landrechten, sementara itu, dalam bahasa
Jermannya, yaitu landrechte. Ada dua suku kata yang terkandung pada istilah hak
atas tanah, yaitu hak dan tanah. Hak disebut juga rigth (bahasa Inggris), recht
atau kekuasaan yang benar atas sesuatu atau untuk menuntut sesuatu. Algra
mengartikan hak atau recht sebagai: “Wewenang tertentu yang diberikan kepada
Konsep hak dalam kedua terminologi itu difokuskan kepada kekuasaan atau
diartikan sebagai hak dan kekuasaan yang dipunyai untuk melakukan sesuatu.
B. Jenis – Jenis Hak Atas Tanah
Pokok-Pokok Agraria (UUPA), maka jenis-jenis hak atas tanah di Indonesia terdiri
dari:
a) Hak Milik
orang atas tanah. Hak milik hanya dapat dipunyai oleh warga negara
hukum, orang asing (WNA) juga tidak dapat mempunyai Hak Milik
atas tanah.
yaitu hak untuk mengusahakan tanah yang dikuasai langsung oleh negara
untuk usaha pertanian, perikanan atau peternakan. Hak Guna Usaha dapat
diberikan untuk tanah yang luasnya minimal 5 hektar. Namun jika luasnya 25
investasi modal yang layak dan teknik perusahaan yang baik. Hak Guna
Usaha dapat diberikan untuk jangka waktu paling lama 25 tahun, dan untuk
perusahaan yang memerlukan waktu yang lebih lama dapat diberikan HGU
untuk waktu paling lama 35 tahun. Jika Hak Guna Usaha tersebut habis
jangka waktu berlakunya maka hak tersebut dapat diperpanjang untuk paling
lama 25 tahun.
c) Hak Guna Bangunan
tanah yang bukan miliknya sendiri, dengan jangka waktu maksimal 30 tahun.
Jangka waktu tersebut dapat diperpanjang untuk waktu paling lama 20 tahun.
d) Hak Pakai
yaitu hak untuk menggunakan dan/atau memungut hasil dari tanah yang
dikuasai langsung oleh negara atau tanah milik orang lain. Hak Pakai
e) Hak Sewa
Hak sewa adalah hak yang dimiliki seseorang atau badan hukum untuk
a. Hak Primer
Pengertian hak-hak atas tanah primer adalah hak-hak atas tanah yang dapat dimiliki
atau dikuasai secara langsung oleh seorang atau badan hukum yang mempunyai waktu
lama dan dapat dipindahtangankan kepada orang lain atau ahli warisnya. Dalam UUPA
Salah satu hak atas tanah yang termasuk dalam kategori bersifat prime
adalah Hak Milik. Sebab hak milik merupakan hak primer yang paling utama,
terkuat dan terpenuh, dibandingkan dengan hak-hak primer lainnya, seperti Hak
Guna Usaha, Hak Guna Bangunan, Hak Pakai, atau hak-hak lainnya. Hal ini
sesuai ketentuan Pasal 20 ayat (1) dan (2) UUPA yang berbunyi sebagai berikut:
^Hak milik adalah hak turun-temurun, terkuat, dan terpenuh yang dapat dipunyai
orang atas tanah, dengan mengingat ketentuan dalam Pasal 6. Hak milik dapat
b. Hak Skunder
Selain hak primer atas tanah di atas, terdapat pula hak atas tanah bersifat
sekunder. Pengertian hak-hak atas tanah yang bersifat sekunder hak-hak atas
lain. Hal ini sesuai dengan ketentuan dalam Pasal 53 UUPA yang mengatur
a. hak gadai;
c. hak menumpang;
negara asing, sekelompok orang secara bersama-sama, dan badan hukum baik
badan hukum privat maupun badan hukum publik. HGU adalah hak yang khusus
untuk mengusahakan tanah dengan kata lain hak diberikan kepada Negara kepada
keputusan hak oleh Menteri atau pejabat yang ditunjuk. Pemberian HGU wajib
didaftarkan dikantor Pertanahan dan terjadi sejak didaftarkan. HGU termasuk syarat-
demikian badan hukum dapat mempunyai HGU dapat mempunyai HGU dengan luas
lima hektar sampai dengan luas yang nanti akan ditetapkan oleh Pemerintah dengan
pertimbangan. Pada umumnya HGU meliputi tanah yang luas, di dalam tanah HGU
seringkali terdapat sumber air atau sumber daya alam lainnya. Pemegang HGU
berhak menggunakan sumber daya alam ini sepanjang hal itu diperlukan untuk