Ditulis oleh :
ABDUL MAJID
NPM : 742012022019
Tanah diberikan kepada dan dipunyai oleh orang dengan hak-hak yang disediakan
oleh UUPA, adalah untuk digunakan atau dimanfaatkan. Hak atas tanah adalah hak
yang memberi wewenang kepada yang mempunyai hak untuk menggunakan atau
Hak atas tanah yang bersifat tetap, yaitu hak-hak atas tanah yang akan tetap
ada selama UUPA masih berlaku. Macam-macam hak atas tanah yang masuk
dalam kelompok ini yaitu hak milik, hak guna usaha, hak guna bangunan, hak
pakai, hak sewa untuk bangunan, hak membuka tanah, dan hak memungut hasil
hutan.
Secara yuridis pengertian tanah dijelaskan dalam Pasal 1 ayat (4) Undang-
Undang Pokok Agraria, yang berbunyi sebagai berikut : “Dalam pengertian bumi,
selain permukaan bumi, termasuk pula tubuh bumi di bawahnya serta berada di
bawah air”. Dalam penjelasan Pasal 1 ayat (4) Undang-Undang Pokok Agraria
tersebut diatas, disebutkan bahwa yang dimaksud dengan tanah adalah permukaan
bumi. UUPA menentukan bahwa dengan pemberian hak atas tanah sudah
bumi, air serta ruang angkasa yang ada diatasnya sekedar diperlukan untuk
batas-batas menurut UUPA dan peraturan-peraturan hukum lain yang lebih tinggi.
Hak atas tanah merupakan salah satu materi yang diatur dalam UUPA. Tanah
merupakan asset yang sangat berharga dan penting juga diliputi oleh banyak
permasalahan yang timbul dan bersumber dari hak atas tanah. Guna
1
hak perlu mendaftarkan tanah supaya tidak terjadi sengketa yang merugikan di
kemudian hari. Hak atas tanah suatu bidang tanah harus didaftarkan karena
dengan mendaftarkan hak atas tanah yang kita miliki maka kepemilikan kita atas
1. Hak milik
sebagaiberikut:
hak turun-temurun, terkuat dan terpenuh yang dapat dipunyai orang atas tanah
bahwa sifat-sifat hak milik membedakan dengan hak-hak lainnya. Hak milik
adalah hak turun-temurun, terkuat dan terpenuh yang dapat dipunyai orang atas
tanah. Pemberian sifat ini tidak berarti bahwa hak itu merupakan hak yang
berarti bahwa hak milik atas tanah tidak hanya berlangsung selama hidup
pemegang hak, akan tetapi apabila terjadi peristiwa hukum yaitu dengan
terkuat berarti bahwa hak milik atas tanah dapat dibebani hak atas tanah
lainnya, misalnya dibebani dengan Hak Guna Bangunan, hak pakai, dan hak
lainnya. Hak milik atas tanah ini wajib didaftarkan. Sedangkan kata terpenuh
berarti bahwa hak milik atas tanah telah memberi wewenang yang luas kepada
Berdasarkan Pasal 21 UUPA yang menjadi subyek hak milik adalah sebagai
berikut:
2
hak milik.
Jika sesudah jangka waktu tersebut lampau hak milik itu tidak dilepaskan,
maka hak itu hapus karena hukum dan tanahnya jatuh kepada negara,
milik dan baginya berlaku ketentuan ayat (3) Pasal ini. Pemegang hak
milik atas tanah pada prinsipnya hanya dipunyai oleh perorangan, yaitu
sebagai warga negara Indonesia tunggal. Oleh karena itu, hak milik pada
berkewarganegaraan tunggal.
bangunan salah satunya Hak Guna Usaha (HGU). Tidak sama seperti Sertifikat
Hak Milik (SHM), ternyata HGU adalah hak yang diberikan oleh pemerintah
dan hanya bersifat sementara. Bentuk penggunaan HGU juga telah diatur
3
HGU adalah singkatan untuk Hak Guna Usaha. Sesuai UU Nomor 5
Tahun 1960 tentang Pokok-Pokok Agraria, Hak Guna Usaha atau HGU adalah
hak untuk mengusahakan tanah yang dikuasai oleh negara dalam jangka waktu
tertentu. Seseorang atau badan usaha yang memiliki Sertifikat Hak Guna
lainnya. Biasanya, tanah yang bisa dijadikan HGU harus memiliki luas tanah
minimal 5 hektar dan maksimal 25 hektar. Dari pengertian tersebut, jenis tanah
negara yang bisa diberikan HGU adalah tanah yang termasuk dalam kategori
hutan produksi. Selanjutnya, status tanah tersebut dialihkan jadi lahan untuk
Hak Guna Usaha adalah hak untuk mengusahakan tanah yang dikuasai
langsung oleh negara dalam jangka waktu tertentu untuk digunakan sebagai
Regulasi tentang HGU juga diatur dalam sejumlah aturan lain seperti Peraturan
Pemerintah (PP) Nomor 40 Tahun 1996 tentang Hak Guna Usaha, Hak Guna
Bangunan, dan Hak Atas Pakai Tanah. Tetapi, aturan itu telah direvisi dengan
Pada pasal 19 PP terbaru tersebut, mereka yang berhak atas HGU adalah
Warga Negara Indonesia (WNI) dan badan hukum yang didirikan menurut
4
lagi memenuhi kedua syarat tersebut, maka ia wajib melepaskan haknya pada
Memberikan jalan keluar atau jalan air atau kemudahan lain bagi
kawasan konservasi bernilai tinggi dalam hal areal konservasi berada pada
lainnya;
ruang;
5
Memfasilitasi pembangunan kebun masyarakat sekitar paling sedikit 20
persen dari luas tanah yang diberikan Hak Guna Usaha, dalam hal
Usaha;
Melepaskan Hak Atas Tanah baik sebagian atau keseluruhan dalam hal
Guna Usaha.
Selain kewajiban, ada juga 6 larangan yang harus ditaati pemegang HGU
Mengurung atau menutup pekarangan atau bidang tanah lain dari lalu lintas
6
hal dalam areal Hak Guna Usaha terdapat sempadan badan air atau fungsi
konservasi lainnya.
Status kepemilikan hak guna bangunan (HGB) dan sertifikat hak milik
membeli propertinya. Menjadi salah satu hal penting yang perlu dicermati
yang bukan miliknya sendiri, dengan jangka waktu paling lama 30 tahun.
bangunan atas tanah yang bukan miliknya sendiri selama jangka waktu
tertentu. Ini artinya, pemegang sertifikat HGB nantinya tidak memiliki lahan,
Pemerintah (PP) no. 40 Tahun 1996 tentang Hak Guna Usaha, Hak Guna
Bangunan, dan Hak Pakai atas Tanah. Pada pasal 32 dinyatakan bahwa
diberikan dengan HGB, selama jangka waktu tertentu untuk mendirikan dan
7
4. Hak Pakai
Hak Pakai merupakan salah satu hak atas tanah yang diatur dalam aistem
Hak Milik, Hak Guna-Usaha, Hak Guna-Bangunan, Hak Pakai, Hak Sewa,
Hak Membuka Tanah, Hak Memungut-Hasil Hutan, dan hak-hak lain yang
tidak termasuk dalam hak-hak tersebut diatas yang akan ditetapkan dengan
disebutkan dalam Pasal 53 UUPA, antara lain: Hak Gadai, Hak Usaha Bagi
Hasil, Hak Menumpang, dan Hak Sewa Tanah Pertanian. Pasal 41 Undang-
dan/atau memungut hasil dari tanah yang dikuasai langsung oleh Negara atau
tanah milik orang lain, yang memberi wewenang dan kewajiban yang
membedakan Hak Pakai dengan hak-hak tanah yang lain adalah Hak Pakai
merupakan satu-satunya jenis hak tas tanah dalam UUPA yang dapat diberikan
kepada warga negara asing atau badan hukum asing, karena hak atas tanah ini
8
1. Warga negara Indonesia;
berkedudukan di Indonesia;
sebagaimana diatur pada Pasal 129 Perpu Cipta Kerja, tanah yang dikelola
badan bank tanah diberikan hak pengelolaan, dimana hak atas tanah di atas hak
pengelolaan yang dimaksud dapat diberikan hak Pakai. Badan bank tanah
mengelola tanah (Pasal 125 Perpu Cipta Kerja). Tak hanya itu, Hak Pakai juga
pihak ketiga baik sebagian atau seluruhnya (Pasal 138 Angka 2 Perpu
Cipta Kerja),
3. Tanah atau ruang yang terbentuk pada ruang atas dan/atau bawah tanah
dan digunakan untuk kegiatan tertentu (Pasal 146 Angka 1 Perpu Cipta
Kerja), dan
4. Penggunaan dan pemanfaatan tanah pada ruang atas dan/atau bawah tanah
oleh pemegang hak yang berbeda (Pasal 146 Angka 4 Perpu Cipta Kerja).
9
B. Hak Atas Tanah Bersifat Sementara
Hak atas tanah ini sifatnya sementara, dalam waktu yang singkat akan
feodal, dan bertentangan dengan jiwa UUPA. Macam-macam hak atas tanah ini
adalah Hak Gadai (Gadai Tanah), Hak Usaha Bagi Hasil (Perjanjian Bagi Hasil),
pembahasan selanjutnya akan dibatasi hanya pada ruang lingkup hak-hak atas
tanah yang bersifat tetap sebagaimana tercantum di dalam UUPA yang dapat
diberikan kepada seseorang atau badan hukum, sehingga penerima hak akan dapat
1. Hak Gadai
Hak gadai adalah hak hukum yang diberikan oleh pemilik properti,
oleh hukum atau diperoleh oleh kreditor. Setelah dijalankan, hak gadai
menjadi hak hukum kreditor untuk menjual properti jaminan dari debitur yang
menjadi subjek hak gadai tidak dapat dijual oleh pemiliknya tanpa persetujuan
dari pemegang hak gadai. Hak gadai mengambang mengacu pada hak gadai
dari bank untuk membeli mobil. Individu membeli kendaraan dan membayar
penjual menggunakan dana dari bank, akan tetapi mereka memberi bank gadai
10
secara penuh, pemegang hak gadai (bank) kemudian melepaskan hak gadai
tersebut, dan orang tersebut memiliki kendaraan yang bebas dan bebas dari
tidak terpenuhi, kreditor mungkin dapat menyita aset yang menjadi subjek hak
gadai.
Hak usaha bagi hasil adalah seseorang atau badan hukum (yang
disebut pemilik), dengan perjanjian bahwa hasilnya akan di bagi dua menurut
imbangan yang di setujui bersama.3 Perjanjian bagi hasil ini dilakukan antara
pemilik tanah dan penggarap yang dalam hal ini timbul karena ada seorang
tanah pertanian oleh pemilik tanah pertanian kepada pihak lain (penyewa)
disewakan.
11
d. Tidak melakukan sesuatu yang sifatnya diskriminatif.
e. Memberikan jaminan mutu barang atau jasa yang akan disewakan, dan
f. Memberikan ganti rugi atau kompensasi jika manfaat yang diberikan tidak
sesuai.
a. Menerima bayaran atau harga barang atau jasa yang diterima sesuai
baik.
d. Rehabilitasi nama baik jika dan terbukti secara hukum jika kerugian
a. Menerima bayaran atau harga barang atau jasa yang diterima sesuai
baik.
d. Rehabilitasi nama baik jika dan terbukti secara hukum jika kerugian
12
a. Mendapat kenyamanan, keamanan, dan keselamatan dalam memanfaatkan
4. Hak Menumpang
diberikan izin untuk mendirikan dan menempati rumah di atas tanah milik
orang lain, tanah tersebut bukan termasuk tanah tanah hak guna bangunan dan
hak sewa, pemegang hak menumpang tidak membayar sesuatu kepada pemilik
dalam UUPA sendiri tidak memberikan pengertian apa yang dimaksud dengan
1. Sifat - Sifat dan Ciri - Ciri dari Hak Menumpang sebagai berikut :
dihentikan.
13
• Pemegang hak menumpang tidak wajib membayar sesuatu berupa uang sewa
• Tidak bisa di alihkan kepada pihak lain yang buka ahli warisnya.
• Hak milik atas tanah yang bersangkutan dicabut untuk kepentingan umum.
14