DOSEN PEMBIMBING:
Disusun oleh :
KELOMPOK 2
KELAS : C
FAKULTAS HUKUM
BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
2. RUMUSAN MASALAH
3. TUJUAN PENULISAN.
1. Untuk mengetahui pengertian Hak Guna Usaha.
2. Untuk mengetahui bagaimana pemberian dan subjek Hak Guna Usaha.
3. Untuk mengetahui ciri-ciri Hak Guna Usaha.
4. Untuk mengetahui bagaimana tanah yang dapat diberikan dengan Hak Guna Usaha.
5. Untuk mengetahui berapa jangka waktu Hak Guna Usaha dan pembaruan Hak Guna
Usaha.
6. Untuk mengetahui bagaimana terjadinya Hak Guna Usaha.
7. Untuk mengetahui bagaimana kewajiban Pemegang Hak Guna Usaha.
8. Untuk mengetahui bagaimana terhapusnya Hak Guna Usaha.
9. Untuk mengetahui bagaimana tata cara pengajuan Hak Guna Usaha.
10. Untuk mengetahui UUPA tentang Hak Guna Usaha.
11. Untuk mengetahui bagaimana beralihnya Hak Guna Usaha.
12. Untuk mengetahui bagaimana pembebanan Hak Guna Usaha dengan hak tanggungan.
BAB II
PEMBAHASAN
1
Kartini muljadi, Gunawan wijaya, Hak-hak atas tanah, Kencana Prenada Media group, Jakarta.
2
Urip Santoso, Op.cit hal. 99
3
Supriadi, Hukum Agraria, Sinar Grafika, Jakarta. Hal 110-111.
Berkaitan dengan ketentuan dalam pasal 2 PP No 40 Tahun 1996 di atas, Sudargo Gautama
mengatakan bahwa di Indonesia di pentingkan sistem inkorporasi dan di samping itu juga prinsip
Legal Seat atau Real Seat (tempat kedudukan menurut hukum atau menurut keadaan
sebenarnya.
Dalam kenyataannya, Hak Guna Usaha merupakan hak atas tanah yang mengalami
perkembangan yang sangat pesat. Hal ini disebabkan perkembangan dunia usaha semakin pesat,
seiring dengan adanya kebijakan pemerintah mengembangkan dunia usaha “agrobisnis” dan
“agroindustri”. Untuk mengembangkan usaha dibidang “agrobisnis” dan “agroindustri, maka
salah satu persyaratan yang harus tersedia adanya tanah luas yang mendukung lokasi usaha
tersebut. Oleh karena itu adanya peraturan pemerintah nomor 40 ini, khususnya Hak Guna
Usaha, memberikan kemudahan kepada pemegang Hak Guna Usaha untuk melakukan
perpanjangan apabila jangka waktu Hak Guna Usaha telah berakhir.
Selain mengenai perpanjangan dari Hak Guna Usaha, maka pemegang Hak Guna Usaha
harus memperhatikan pula mengenai kewajiban dan hak atas pemegang hak tersebut. Hal ini
sesua ketentuan pasal 12 PP nomor 40 tahun 1996 dinyatakan bahwa pemegang Hak Guna Usaha
berkewajiban untuk:
a. Membayar uang pemasukan
b. Melaksanakan usaha pertanian, perkebunan, perikanan, dan/ atau peternakan sesuai
peruntukan dan persyaratan sebagaimana di tetapkan dalam keputusan pemberian hak
c. Mengusahakan sendiri tanah Hak Guna Usaha dengan baik sesuai dengan kelayakan usaha
berdasarkan kriteria yang di tetapkan dengan instansi teknis.
d. Membangun dan memelihara prasarana lingkungan dan fasilitas tanah yang ada dalam
lingkunan area Hak Guna Usaha.
e. Memelihara kesuburan, mencegah kerusakan sumber daya alam dan menjaga kelestarian
kemampuan lingkungan hidup, sesuai dengan peraturan perundang- undangan yang
berlaku.
f. Menyampaikan laporan tertulis setiap akhir tahun mengenai penggunaan Hak Guna
Usaha.
g. Menyerahkan kembali tanah yang diberikan dengan Hak Guna Usaha kepada negara
sesudah Hak Guna Usaha tesebut hapus.
4
Supriadi, Hukum Agraria, Sinar Grafika, Jakarta. Hal 111-114.
h. Menyerahkan sertifikat Hak Guna Usaha yang telah hapus kepada kepala kanor
pertanahan.
5
UUPA
6
Urip Santoso, Op.cit . hal 100
Sedangkan Pasal 31 ayat (2) dan Pasal 35 ayat (2) Permen ATR 7/2017 mensyaratkan
perpanjangan dan pembaruan HGU lebih rinci yakni :
a. Pemegang hak masih memenuhi syarat sebagai pemegang HGU;
b. Tanahnya masih dipergunakan dan diusahakan dengan baik sesuai dengan keadaan, sifat
dan tujuan pemberian hak yang bersangkutan;
c. Penggunaan tanahnya masih sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah setempat.
d. Tanahnya tidak termasuk dalam database tanah terindikasi terlantar; dan/atau
e. Tanahnya tidak dalam perkara di lembaga peradilan, dan tidak diletakkan sita atau
blokir/status quo.
Permohonan perpanjangan jangka waktu HGU ini, dapat diajukan oleh pemegang hak paling
cepat dalam tenggang waktu 5 (lima) tahun sebelum berakhirnya jangka waktu hak. Jangka
waktu perpanjangan hak diberikan sejak tanggal berakhirnya HGU. Dalam hal permohonan
perpanjangan, tidak dilakukan sampai berakhirnya hak, pemegang Hak Guna Usaha dapat
mengajukan permohonan pembaruan hak.
Setelah jangka waktu HGU dan perpanjangannya berakhir, kepada pemegang hak dapat
diberikan pembaruan HGU di atas bidang tanah yang sama.
Bekas pemegang hak dapat mengajukan permohonan pembaruan HGU paling lama 2 (dua)
tahun sejak jangka waktu HGU dan/atau perpanjangannya berakhir. Dalam hal permohonan
pembaruan tidak diajukan oleh bekas pemegang hak dalam jangka waktu pembaruan, maka
HGU hapus karena hukum dan tanahnya menjadi tanah Negara7.
7
https://www.hukumonline.com/klinik/detail/ulasan/lt5c13a9ece2113/jangka-waktu-perpanjangan-dan
pembaruan-hak-guna-usaha-hgu 29 November 2019, 16:50
8
Efendi Perangin, Op.cit. hal. 145
a) Hak Erfpacht untuk perusahaan kebun besar yang masih berlaku pada tanggal 24
september 1960, tanpa dipersoalkan apakah pihak yang empunya memenuhi syarat atau
tidak. Jangka waktunya samadengan sisa hak erfpacht tersebut, tetapi paling lama 20
tahun terhitung sejak tanggal 24 september 1960 (pasal III ketentuan konversi)
b) Hak milik (adat) dan hak lainya yang sejenis sebagai yang disebutkan dalam pasal II
ketentuan konversi, jika tanah pertanian, tanah perikanan, atau tanah peternakan dan yang
empunya tidak memenuhi syarat umum mempunyai tanah dengan hak milik yang
ditetapkan dalam pasal 21. HGU yang berasal dari hak milik (adat) dan hak lainnya itu
berjangka waktu 20 tahun, sesuai denganketentuan mengenai konversi hak eigendom
dalam pasal 1 ayat 3 ketentuan-ketentuan konversi.
9
Supriadi, Op.cit, hal 113
f) Menyampaikan laporan tertulis setiap akhir tahun mengenai penggunaan HGU;
g) Menyerahkan kembali tanah yang diberikan dengan HGU kepada Negarasetelah HGU
tersebut hapus;
h) Menyerahkan sertifikat HGU yang telah hapus kepada kepala kantor pertanahan.
10
http://badriyatuss.blogspot.com/2014/05/makalah-hak-guna-usaha.html, 29 November 2019, 17:03
7. Syarat-syarat umum dalam pemberian Hak Milik juga berlaku pada pemberian Hak Guna
Usaha.
8. Jika wewenang untuk memberikan keputusan tentang permohonan Hak Guna Usaha tersebut
ada pada Gubernur Kepala Daerah, tetapi syarat-syarat tidak terpenuhi, maka permohonan
tersebut dibatalkan dan ketentuan penyelesaian permohonan Hak Milik berlaku juga untuk
penyelesaian permohonan Hak Guna Usaha dan pendaftaran.
Pasal 28
1) Hak Guna Usaha adalah hak untuk mengusahakan tanah yang dikuasai langsung oleh
negara, dalam jangka waktu sebagaimana tersebut dalam pasal 29, guna perusahaan
pertanian, perikanan atau peternakan.
2) Hak Guna Usaha diberikan atas tanah yang luasnya paling sedikit 5 hektar, dengan
ketentuan bahwa jika luasnya 25 hektar atau lebih harus memakai investasi modal yang
layak dan tehnik perusahaan yang baik, sesuai dengan perkembangan zaman.
3) Hak Guna Usaha dapat beralih dan dialihkan kepada pihak lain.
Pasal 29
1) Hak Guna Usaha diberikan untuk waktu paling lama 25 tahun.
2) Untuk perusahaan yang memerlukan waktu yang lebih lama dapat diberikan Hak Guna
Usaha untuk waktu paling lama 35 tahun.
3) Atas permintaan pemegang hak dan mengingat keadaan perusahaannya jangka waktu
yang dimaksud dalam ayat (1) dan (2) pasal ini dapat diperpanjang dengan waktu yang
paling lama 25 tahun.
Pasal 30
1) Yang dapat mempunyai Hak Guna Usaha ialah:
a.Warga negara Indonesia;
b. Badan hukum yang didirikan menurut hukum Indonesia dan berkedudukan
diIndonesia,
2) Orang atau badan hukum yang mempunyai Hak Guna Usaha dan tidak lagi memenuhi
syarat-syarat sebagai berikut dalam ayat (1) pasal ini dalam jangka waktu 1 tahun wajib
melepaskan atau mengalihkan hak itu kepada pihak lain yang memenuhi syarat.
Ketentuan ini berlaku juga terhadap pihak yang memperoleh Hak Guna Usaha, jika ia
tidak memenuhi syarat tersebut. Jika Hak Guna Usaha, yang bersangkutan tidak
dilepaskan atau dialihkan dalam jangka waktu tersebut maka hak itu hapus karena
hukum, dengan ketentuan bahwa hak-hak pihak lain akan dipindahkan, menurut
ketentuan-ketentuan yang ditetapkan dengan peraturan pemerintah.
Pasal 31
Hak Guna Usaha terjadi karena penetapan pemerintah.
Pasal 32
1) Hak Guna Usaha, termasuk syarat-syarat pemberiannya, demikian juga setiap peralihan
dan penghapusan hak tersebut, harus didaftarkan menurut ketentuan-ketentuan yang
dimaksud dalam pasal 19.
2) Pendaftaran termaksud dalam ayat (1) merupakan alat pembuktian yang kuat mengenai
peralihan serta hapusnya Hak Guna Usaha, kecuali dalam hal hak itu hapus karena jangka
waktunya berakhir.
Pasal 33
Hak Guna Usaha dapat dijadikan jaminan utang dengan dibebani hak tanggungan.
Pasal 34
Hak Guna Usaha hapus karena:
a. Jangka waktunya berakhir;
b. Dihentikan sebelum jangka waktunya berakhir karena sesuatu syarat tidak dipenuhi;
c. Dilepaskan oleh pemegang haknya sebelum jangka waktunya berakhir;
d. Dicabut untuk kepentingan umum;
e. Ditelantarkan;
f. Tanahnya musnah;
Ketentuan dalam pasal 30 ayat (2).
11
https://www.jurnalhukum.com/hak-guna-usaha/ 29 November 2019, 17:28
12
http://termaviakijang.blogspot.com/2017/05/hukum-agraria-hak-guna-usaha.html , 29 November 2019,
19:37
BAB IV
PENUTUP
1. KESIMPULAN
Hak guna usaha adalah hak untuk mengusahakan tanah yang dikuasai oleh negara dalam
jangka waktu tertentu sebagaimana dimaksudkan dalam pasal 29, untuk perusahaan pertanian
atau peternakan (pasal 28 UUPA).
Yang menjadi Subjek Hak Guna Usaha Warga Negara Indonesia (WNI) dan badan hukum
Indonesia.
Hak guna usaha mempunyai jangka waktu untuk pertama kalinya paling lama 25 tahun dan
dapat diperpanjang untuk jangka waktu paling lama 35 tahun (pasal 29 UUPA).
Berdasarkan pasal 12 ayat 1 PP no. 40 tahun 1996, pemegang hak guna usaha berkewajiban
untuk: Membayar uang pemasukan kepada Negara, Melaksanakan usaha pertanian, perkebunan,
perikanan dan atau peternakan sesuai peruntukan pemberian haknya, Mengusahakan sendiri
tanah hak guna usaha dengan baik sesuai dengan kelayakan usaha berdasarkan kriteria yang
ditetapkan oleh instansi teknis, Membangun dan memelihara prasarana lingkungan dan fasilitas
tanah yang ada dalam lingkungan areal hak guna usaha,dll.
Hapusnya hak guna usaha secara lebih jelas telah diatur didalam pasal 17 peraturan
pemerintah nomor 40 tahun 1996 yang menjelaskan sebagai berikut :
a. Berakhirnya jangka waktu sebagaimana yang ditetapkan dalam keputusan pemberian hak
atau perpanjangannya.
b. Dihentikan sebelum jangka waktunya berakhir, karena: 1. Pemegang hak tidak
melakukan kewajiban-kewajibannya. 2. Adanya putusan pengadilan yang berkekuatan
hukum tetap.
2. SARAN
Penulis tentunya menyadari jika makalah ini masih terdapat banyak kesalahan dan jauh dari
kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki makalah tersebut dengan berpedoman pada
banyak sumber serta kritik yang membangun dari para pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
Jakarta.
Santoso, Urip. 2005. Hukum Agraria & hak-hak Atas Tanah, Jakarta: Kencana Prenada Media
Group.
Perangin, Efendi. 1989. Hukum Agraria di Indonesia Suatu Telaah dari Sudut pandang Praktisi
https://www.hukumonline.com/klinik/detail/ulasan/lt5c13a9ece2113/jangka-
17:03
http://termaviakijang.blogspot.com/2017/05/hukum-agraria-hak-guna-usaha.html, 29 November
2019, 19:37