Anda di halaman 1dari 5

AS’ILAH BAHTSUL MASA’IL

DALAM RANGKA HAUL SESEPUH DAN WARGA BUNTET PESANTREN


KamisMalamJumat, 29 Rajab 1440 / 4 April 2019

1. HAK GUNA USAHA


Pengertian Hak Guna Usaha
Mengenai hak guna usaha diatur dalam Pasal 28 – 34 Undang-Undang
Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria (selanjutnya
disebut UUPA). Ketentuan-ketentuan yang terdapat di dalam UUPA kemudian
dijabarkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1996 tentang Hak Guna
Usaha, Hak Guna Bangunan, dan Hak Pakai atas Tanah (selanjutnya disebut PP
40/1996). Menurut ketentuan Pasal 28 ayat (1) UUPA, hak guna usaha adalah hak
untuk mengusahakan tanah yang dikuasai langsung oleh negara dalam jangka
waktu tertentu untuk usaha pertanian, perikanan atau peternakan.
Subyek Hak Guna Usaha
Pasal 30 ayat (1) UUPA menentukan bahwa yang dapat mempunyai hak
guna usaha adalah:
1. Warga Negara Indonesia;
2. Badan hukum yang didirikan menurut hukum Indonesia dan berkedudukan di
Indonesia.
Tanah Yang Dapat Diberikan Dengan Hak Guna Usaha
tanah yang dapat diberikan dengan hak guna usaha adalah tanah negara.
1. Dalam hal tanah yang akan diberikan dengan hak guna usaha itu adalah tanah
negara yang merupakan kawasan hutan, maka pemberian hak guna usaha
dapat dilakukan setelah tanah yang bersangkutan dikeluarkan dari statusnya
sebagai kawasan hutan.
2. Pemberian hak guna usaha atas tanah yang telah dikuasai dengan hak tertentu
sesuai ketentuan yang berlaku, pelaksanaan ketentuan hak guna usaha tersebut
baru dapat dilaksanakan setelah terselesaikannya pelepasan hak tersebut sesuai
dengan taatcara yang diatur dalam peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
3. Dalam hal di atas tanah yang akan diberikan dengan hak guna usaha itu
terdapat tanaman dan/atau bangunan milik pihak lain yang keberadaannya
berdasarkan alas hak yang sah, pemilik bangunan dan tanaman tersebut diberi
ganti kerugian yang dibebankan pada pemegang hak guna usaha
4. Ketentuan lebih lanjut mengenai pemberian ganti rugi sebagaimana dimaksud
dalam ayat (4), ditetapkan dengan keputusan presiden.
Luas Tanah Yang Dapat Diberikan Dengan Hak Guna Usaha
1. Luas minimum yang dapat diberikan hak guna usaha adalah lima hektar
2. Luas maksimum tanah yang dapat diberikan hak guna usaha kepada
perorangan adalah dua puluh lima hektar.

Halaman | 1
Luas maksimum tanah yang dapat diberikan dengan hak guna usaha kepada
badan hukum ditetapkan oleh menteri dengan memperhatikan pertimbangan dari
pejabat yang berwenang di bidang usaha yang bersangkutan dengan melihat luas
yang diperlukan untuk pelaksanaan suatu satuan usaha yang paling berdaya guna
di bidang yang bersangkutan
Hak dan Kewajiban Pemegang Hak Guna Usaha
Pemegang hak guna usaha berhak untuk menguasai dan menggunakan
tanah yang dipunyainya untuk melaksanakan usaha di bidang pertanian,
perkebunan, perikanan dan atau peternakan. Untuk mendukung usahanya tersebut,
maka pemegang hak guna usaha berhak untuk menguasai dan menggunakan
sumber air dan sumber daya alam lainnya yang terdapat di atas tanah tersebut
dengan memperhatikan ketentuan yang berlaku dan kepentingan masyarakat
sekitar.
Pemegang hak guna usaha berkewajiban untuk:
1. Membayar uang pemasukan kepada negara
2. Melaksanakan usaha pertanian, perkebunan, perikanan dan atau peternakan
sesuai dengan peruntukan dan syarat yang ditetapkan dalam keputusan
pemberian haknya
3. Mengusahakan sendiri tanah tersebut dengan baik sesuai dengan kelayakan
usaha yang ditetapkan oleh instansi teknis
4. Membangun dan memelihara prasarana lingkungan dan fasilitas tanah yang
ada di lingkungan areal tanah tersebut
5. Memelihara kesuburan tanah, mencegah kerusakan sumber daya alam dan
menjaga kelestarian kemampuan lingkungan hidup sesuai dengan ketentuan
yang berlaku
6. Menyampaikan laporan tertulis setiap akhir tahun mengenai penggunaan tanah
tersebut;
7. Menyerahkan kembali tanah tersebut kepada negara setelah hak guna
usahanya hapus
8. Menyerahkan sertifikat hak guna usaha yang telah hapus kepada Kepala
Kantor Pertanahan
Selain kewajiban-kewajiban tersebut, pemegang hak guna usaha juga
dilarang untuk menyerahkan pengusahaan tanah tersebut kepada pihak lain,
kecuali diperbolehkan menurut ketentuan yang berlaku. Pemegang hak yang
tanahnya mengurung atau menutup pekarangan atau bidang tanah lain dari lalu
lintas umum atau jalan air juga wajib memberikan jalan keluar atau jalan air atau
kemudahan lain bagi pekarangan atau bidang tanah yang terkurung tersebut.
Terjadinya Hak Guna Usaha
Hak guna usaha terjadi karena penetapan pemerintah, yaitu melalui
keputusan pemberian hak oleh menteri atau pejabat yang ditunjuk. Pemberian hak
guna usaha wajib didaftarkan di buku tanah pada Kantor Pertanahan dan terjadi
sejak didaftarkan. Adapun tanah yang dapat diberikan dengan hak guna usaha
adalah tanah negara. Apabila tanah tersebut berupa kawasan hutan, maka

Halaman | 2
pemberian hak guna usaha dapat dilakukan setelah tanah tersebut dikeluarkan dari
status kawasan hutan. Apabila tanah yang akan diberikan dengan hak guna usaha
sudah dikuasai dengan hak tertentu yang sesuai dengan ketentuan yang berlaku,
maka pemberian hak guna usaha dapat dilaksanakan setelah dilakukan pelepasan
hak atas tanah itu. Demikian pula apabila di atas tanah yang akan diberikan hak
guna usaha terdapat tanaman atau bangunan milik pihak lain yang sesuai dengan
ketentuan yang berlaku, maka pemilik tanaman atau bangunan tersebut berhak
untuk mendapatkan ganti rugi dari pemegang hak guna usaha.
Jangka Waktu Hak Guna Usaha
Hak guna usaha diberikan untuk pertama kalinya paling lama 35 tahun dan
dapat diperpanjang paling lama 25 tahun. Setelah jangka waktu dan
perpanjangannya berakhir, kepada pemegang hak dapat diberikan pembaruan hak
di atas tanah yang sama (Pasal 8 PP 40/1996 juncto Pasal 29 UUPA). Adapun
syarat untuk perpanjangan atau pembaruan hak guna usaha adalah sebagai berikut:
1. Tanahnya masih diusahakan dengan baik sesuai dengan keadaan, sifat dan
tujuan pemberian hak;
2. Syarat-syarat pemberian hak dipenuhi dengan baik oleh pemegang hak
3. Pemegang hak masih memenuhi syarat sebagai pemegang hak, yaitu
merupakan warganegara Indonesia atau badan hukum yang didirikan menurut
hukum Indonesia dan berkedudukan di Indonesia).
4. Permohonan perpanjangan atau pembaruan hak guna usaha wajib diajukan
paling lambat dua tahun sebelum berakhirnya hak guna usaha. Perpanjangan
atau pembaruan tersebut juga wajib dicatat dalam buku tanah pada Kantor
Pertanahan.
Beralihnya Hak Guna Usaha
Hak guna usaha dapat beralih atau dialihkan kepada pihak lain dengan cara:
1. Jual beli
2. Tukar menukar
3. Penyertaan dalam modal
4. Hibah
5. Pewarisan.
Peralihan hak guna usaha wajib didaftarkan pada Kantor Pertanahan.
Apabila peralihan hak guna usaha dilakukan melalui jual beli (kecuali lelang),
tukar menurkar, penyertaan dalam modal dan hibah, maka wajib dilakukan dengan
akta Pejabat Pembuat Akta Tanah. Sedangkan terhadap peralihan hak yang
dilakukan melalui jual beli secara lelang wajib dibuktikan melalui Berita Acara
Lelang. Namun apabila peralihan hak guna usaha terjadi karena pewarisan, maka
harus dibuktikan dengan surat wasiat atau surat keterangan waris.
Hapusnya Hak Guna Usaha
Hak guna usaha hapus karena (Pasal 34 UUPA):
1. Jangka waktunya berakhir dan tidak diperpanjang atau diperbarui
2. Dilepaskan oleh pemegang haknya sebelum jangka waktunya berakhir

Halaman | 3
3. Dicabut untuk kepentingan umum (berdasarkan Undang-Undang Nomor 20
Tahun 1961 tentang Pencabutan Hak-Hak Atas Tanah dan Benda-Benda yang
Ada di Atasnya)
4. Diterlantarkan
5. Tanahnya musnah
6. Orang atau badan hukum yang mempunyai hak guna usaha tidak lagi
memenuhi syarat sebagai pemegang hak (wajib melepaskan atau mengalihkan
haknya paling lambat satu tahun).
Terhadap tanah yang hak guna usahanya hapus karena ketentuan tersebut,
maka tanahnya menjadi tanah negara.
Pertanyaan :
a. Apakah dapat dibenarkan menurut syari’at pemberian Hak Guna Usaha pada
perorangan atau badan hukum seperti yang terdapatdalamundang-undang ?
b. Apakah pihak pemerintah berhak menarik kembali lahan Hak Guna Usaha
yang jangka waktunya belum selesai ?

2. MENAIKKAN HARGA DI ATAS STANDAR


DeskripsiMasalah
Sudah sering terjadi dikalangan para pedagang untuk menaikkan harga dari
biasanya, sebut saja pak waijo yang kesehariannya berjualan baso dengan harga
Rp. 10.000 dan ketika ada acara pasar malam yang di adakan satu tahun sekali dia
menaikkan harganya jadi Rp. 20.000
Pertanyaan :
a. Bolehkah menaikkan harga yang tidak sesuai dengan standar keumuman?
b. Sebatas manakah boleh menaikkan harga?

3. JANJI YANG BELUM TERPENUHI


Deskripsi Masalah
Dalam momen-momen politik dan pemilihan umum, baik legislatif maupun
eksekutif, kita tau banyak sekali kader-kader terbaik memberitahukan atau
memaparkan visi dan misinya, bahkan tidak sedikit juga yang menyampaikan
janji-janjinya pada saat kampanye, demi meraup atau menarik simpatisan dari
masyarakat. Namun, saat si calon pemimpin terebut terpilih, ada beberapa janjinya
yang dinilai oleh masyarakat belum terpenuhi, dikarenakan waktu
kepemimpinannya telah berakhir.
Pertanyaan :
a. Apakah si pemimpin dianggap ingkar janji?
b. Gugurkah janji tersebut jika dipenuhi oleh pemimpin setelahnya?

4. DAGING SINTETIS

Halaman | 4
DeskripsiMasalah
Daging sapi merupakan salah satu bahan makanan yang banyak diminati
oleh masyarakat diberbagai belahan dunia, karena daging sapi bisa diolah menjadi
berbagai macam suguhan. Seiring perkembanagan teknologi, ada seorang ilmuwan
dari universitasMaastricht, Belanda yang membuat daging sintetis dari jaringan sel
otot sapi bernamasel punca yang diambil dari sapi yang masih hidup tanpa harus
mejagal sapi tersebut. Diharapkan dari hasil eksperimen inibisa menghasilkan 10
ton daging sapi demi memenuhitingginya permintaan dari konsumen.
Pertanyaan :
Bagaimana hukum memakandagingsintetis?
5. TRANSGENDER ALAMI
Deskripsi masalah
Mawar (nama samaran) adalah seseorang yang terlahir sebagai sosok perempuan
tulen (fisik dan mental). Setalah beranjak dewasa, tiba-tiba vaginanya berubah
menjadi zakar dan payudaranya pun semakin mengempis. Namun, mental dan
naluirinya tetap perempuan. Karena secara mental ia masih merasa sebagai
perempuan, ia ingin kembali menjadi perempuan dengan jalan operasi.

Pertanyaan :
a. Secara hukum fikih, dia dihukumi laki-laki atau perempuan ketika berubah
kelamin?
b. Bagaimana hukum operasi dengan alasan seperti di deskripsi?

Halaman | 5

Anda mungkin juga menyukai