Anda di halaman 1dari 2

1.

Menurut hukum agraria dalam Undang-Undang No.5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar
Pokok-Pokok Agraria (UUPA) dan peraturan turunannya mengatur berbagai jenis hak atas
tanah. Beberapa jenis hak atas tanah yaitu :

1. Hak Milik : hak turun-menurun, terkuat, dan terpenuh yang dapat dimiliki orangatas
tanah. Hak ini dapat beralih dan di alihkan kepada pihak lain. Hanya wargan negara
Indonesia yang dapat memiliki hak milik atas tanah.
2. Hak Guna Usaha ( HGU) : hak untuk mengusahakan langsung tanah yang dikuasai oleh
negara untuk usaha pertanian, perikanan, atau peternakan. Hak guna usaha dapat
diperoleh oleh orang indonesia atau perusahaan indonesia.
3. Hak Guna Bangunan (HGB) : hak untuk mendirikan dan mempunyai bangunan di atas
tanah yang bukan miliknya sendiri, dengan jangka waktu maksimal 30 tahun. Jangka
waktu tersebut dapat diperpanjang paling lama 20 tahun.
4. Hak Pakai : hak untuk menggunakan/memungut hasil dari tanah yang dikuasai
langsung oleh negara atau tanah milik orang lain. Hak pakai memberikan wewenang
dan kewajiban kepada pemegangnya sebagaimana memberikan wewenang dan
kewajiban kepada pemegangnya sebagaimana yang di tentukan dalam keputusan
pemberiannya oleh pejabat pertanahan atau dalam perjanjian dengan pemilik tanah.
Baik warga negara Indonesia maupun warga negara asing dapat memiliki hak pakai.
5. Hak Sewa : hak untuk menggunakan tanah atau bangunan milik orang lain dengan
membayar sejumlah uang sewa. Hak sewa dapat dperoleh oleh perorangan atau
badan hukum.
6. Hak Membuka Tanah : hak untuk membuka tanah yang belum dimilii oleh siapapun
untuk dijadikan tanah pertanian atau perkebunan.
7. Hak Mungut Hasil Hutan : hak untuk memungut hasil hutan yang tumbuh di atas
tanah yang dimiliki oleh orang lain.
8. Hak-hak Lain yang tidak termasuk didalam hak-hak diatas yang akan ditetapkan
dengan undang-undang.

Hanya hak milik, hak guna usaha, hak guna bangunan, dan hak pakai yang termasuk dalam hak
atas tanah primer, yaitu hak yang diberikan langsung oleh negara. Sementara itu, hak atas
tanah sekunder adalah hak yang dibebankan di atas hak yang sudah ada mencakup HGU, HGB,
hak pengelolaan, hak sewa, hak membuka tanah, dan memungut hasil hutan.

2.

Tata cara perolehan hak atas tanah dengan tipe hak milik di Indonesia dapat dilakukan dengan:

 Mengajukan permohonan hak milik atas tanah negara secara tertulis kepada Menteri
melalui Kepala Kantor Pertanahan yang daerah kerjanya meliputi letak tanah yang
bersangkutan.
 Permohonan hak milik atas tanah negara harus memuat keterangan mengenai
pemohon, seperti nama, umur, kewarganegaraan, tempat tinggal, pekerjaan, serta
keterangan mengenai istri/suami dan anaknya yang masih menjadi tanggungan.
 permohonan juga harus dilengkapi dengan dokumen-dokumen seperti sertifikat tanah,
surat-surat bukti pelepasan hak dan pelunasan tanah, dan dokumen lain yang
diperlukan.
 Setelah permohonan diterima, Kantor Pertanahan akan melakukan pengukuran dan
pemeriksaan terhadap tanah yang dimohonkan. Jika memenuhi persyaratan, Menteri
akan menerbitkan sertifikat hak milik atas tanah tersebut.

Sumber :

BMP ADPU4335

https://lbhpengayoman.unpar.ac.id/hak-hak-atas-tanah-yang-dapat-dimiliki-warga-negara-
asing-atau-badan-hukum-asing-di-indonesia/

https://digilib.esaunggul.ac.id/public/UEU-paper-6794-Minggu_ke_11_Hukum_Agraria.pdf

Anda mungkin juga menyukai