1. Hak atas tanah yang bersifat primer (hak yang langsung diberikan oleh negara kepada
pemegang haknya)
yaitu hak atas tanah yang berasal dari tanah negara. Macam-macam hak atas tanah ini adalah
a. Hak Milik
b. Hak Guna Usaha
c. Hak Guna Bangunan atas tanah Negara,
d. Hak Pakai atas tanah Negara.
2. Hak atas tanah yang bersifat sekunder (hak yang timbul atau dibebankan diatas hak atas tanah
yang sudah ada. Hak ini bisa timbul karena perjanjian antara pemilik tanah sebagai pemegang hak
primer dan calon pemegang Hak Sekunder)
Macam-macam hak atas tanah ini adalah
a. Hak Guna Bangunan atas tanah Hak Pengelolaan,
b. Hak Guna Bangunan atas tanah Hak Milik,
c. Hak Pakai atas tanah Hak Pengelolaan
d. Hak Pakai atas tanah Hak Milik,
e. Hak Sewa Untuk Bangunan,
f. Hak Gadai (Gadai Tanah),
g. Hak Usaha Bagi Hasil (Perjanjian Bagi Hasil),
h. Hak Menumpang, dan
i. Hak Sewa Tanah Pertanian
Kewenangan Hak Atas Tanah diatur dalam Pasal 4 ayat (1) UUPA yang menyatakan bahwa:
“Atas dasar hak menguasai dari Negara sebagai yang dimaksud dalam pasal 2 ditentukan adanya
macam-macam hak atas permukaan bumi, yang disebut tanah, yang dapat diberikan kepada dan
dipunyai oleh orang-orang baik sendiri maupun bersama-sama dengan orang lain serta badan-
badan hukum.”
• Mengenai macam-macam hak atas tanah telah diatur dalam Pasal 16 ayat (1) UUPA dan
“Hak-hak atas tanah sebagai yang dimaksud dalam pasal 4 ayat (1) ialah :
a. Hak Milik,
b. Hak Guna Usaha,
c. Hak Guna Bangunan,
d. Hak Pakai,
e. Hak Sewa,
f. Hak Membuka Tanah,
g Hak Memungut Hasil Hutan,
h. hak-hak lain yang tidak termasuk dalam hak-hak tersebut diatas yang akan ditetapkan dengan undang-
undang serta hak-hak yang sifatnya sementara sebagai yang disebutkan dalam pasal 53.”
Berdasarkan ketentuan tersebut, hak atas tanah memberikan hak kepemilikan atas tanah oleh negara kepada
orang-perorangan atau badan hukum dengan bentuk tanah hak milik, hak guna usaha (selanjutnya disebut
HGU), hak guna bangunan (selanjutnya disebut HGB), hak pakai, hak sewa, hak untuk untuk membuka
tanah, hak memungut hasil, serta beberapa hak yang bersifat sementara seperti hak gadai, hak usaha bagi
hasil, hak menumpang dan hak sewa tanah pertanian.
Apa itu HGB
HAK PENGELOLAAN
adalah hak menguasai dari negara yang kewenangan pelaksanaannya sebagian dilimpahkan kepada pemegang
Hak Pengelolaan.
Hak Pengelolaan (HPL) bukan merupakan hak atas tanah sebagaimana Hak Milik (HM), Hak Guna Usaha
(HGU), Hak Guna Bangunan (HGB), dan Hak Pakai (HP) yang diatur dalam Undang-Undang Pokok Agraria
(UU PA). HPL adalah sebagian dari tanah negara yang kewenangan pelaksanaan Hak Menguasai Negara (HMN)
yang dilimpahkan kepada pemegang HPL.
Sertipikat hak atas tanah merupakan surat tanda bukti hak yang kuat tetapi tidak mutlak, artinya sertipikat hak
atas tanah menjamin kepastian hukum bagi pemiliknya sepanjang sertipikat tersebut:
a) diterbitkan atas nama yang berhak,
b) hak atas tanahnya diperoleh dengan itikat baik,
c) dikuasai secara fisik, dan
d) tidak ada pihak lain dapat yang membuktikan sebaliknya.
Pendaftaran tanah berdasarkan PP No. 24 Tahun 1997 tidak menggunakan sistem publikasi negatif murni, tetapi
sistem publikasi negatif bertendensi positif. artinya Negara tidak menjamin kebenaran data sertipikat, buku tanah,
dan surat ukur.
Apakah Kepemilikan HGB Kuat Di Mata Hukum