Anda di halaman 1dari 12

 PENGELOLAAN ADMINISTRASI PERTANAHAN

 PENETAPAN HAK ATAS TANAH


 PENDAFTARAN TANAH

Slide 1
Bahwa pendiri negara republic Indonesia ternyata telah memikirkan berbagai macam urusan
terkait dengan pengelolaan negara baik secara politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan
dan keamanan.
Bahwa titik berat pembangunan negara mengandung unsur-unsur terkait dengan pengelolaan
sumber daya alam termasuk masalah agraria
Dalam UUD 1945 Pasal 33 Ayat 3 negara mengamanatkan bahwa bumi, air, dan kekayaan alam
didalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan sebesar-besar kemakmuran rakyat
Pasal ini merupakan cikal bakal adanya bentuk pengelolaan oleh negara atas sektor agraria

Slide 2
Menengok kenyataan sejarah bahwa Indonesia telah mengalami penjajahan selama 350 tahun
oleh pemerintah Hindia Belanda maka mau tidak mau ada aturan-aturan dari pemerintah
Hindia Belanda yang diterapkan di dalam negara Indonesia termasuk didalamnya masalah
pertanahan.
Hal ini menimbulkan adanya pemberlakuan dua hukum yaitu disamping hukum adat juga
berlaku hukum barat yang meliputi tiga aspek yaitu
agrarisch wet yaitu mengatur tentang hukum-hukum barat yang diberlakukan kepada
golongan-golongan penduduk yang kecenderungannya merugikan masyarakat pribumi.
Adanya hukum adat ciptaan hindia Belanda yang diberlakukan untuk golongan-golongan
tertentu contohnya : golongan kerajaan (Grand Sultan),
Adanya hukum adat ciptaan swapraja yaitu yang berlaku untuk masyarakat yang berada
dibawah penguasaan masyarakat adat yang masih berlaku seperti contohnya : hak yasan, hak
bogol, sanggan dan sebagainya.

Slide 3
Undang-Undang agrarisch wet 1970 telah menetapkan beberapa hak atas tanah yangh
diberikan kepada penduduk terutama untuk golongan penjajah atau golongan pendatang yang
dikategorikan golongan tionghoa dan timur asing dengan memberikan hak-hak sebagai berikut
1. Hak Eigendom adalah hak milik yang kepemilikannya bersifat mutlak atau paling kuat
Yang umumnya diberikan pada golongan-golongan tionghoa maupun keturunan timur asing.
2. Hak Erpfact adalah kalau dalam istilah sekarang Hak Guna Usaha yaitu hak untuk mengelola
tanah yang digunakan untuk perkebunan biasanya diberikan kepada pemerintah Belanda untuk
perkebunan teh dan sebagainya.
3. Hak Opstal adalah hak untuk mendirikan bangunan
4. Hak Gebruik, hak untuk mengelola tanah dan dapat diberikan pengelolaannya kepada pihak
ketiga

Slide 4 dan 5
Untuk meniadakan adanya dualisme hukum di Indonesia maka setelah kemerdekaan,
pemerintah telah melakukan upaya-upaya kodefikasi hukum yaitu diantaranya melakukan
konversi atau perubahan hak-hak barat kedalam hak- hak Indonesia baik yang didaftar
Overschrijvings-Ordonnantie
Selnjutnya pada tanggal 24 September 1960 pemerintah Indonesia telah mengeluarkan
undang-undang No. 5 Tahun 1960 yang mengamanatkan bahwa hak-hak yang ada di Indonesia
harus dilakukan konversi contohnya
hak eigendom menjadi hak milik
Hak erphact menjadi hak guna usaha
Hak opstal menjadi hak guna bangunan
Hak gebruik menjadi hak pakai atau hak pengelolaan
Sedangkan hak-hak adat lainnya dikonversi sesuai dengan hak –hak yang ada di Undang-
Undang Pokok Agraria. Dengan mendasarkan pada bukti kepemilikan yang dikeluarkan pada
masa sebelum berlakunya UUPA.

Slide 6 dan 7
Selanjutnya didalam Pasal 2 UUPA negara mengamanatkan adanya hak menguasai negara
dimana negara sebagai organisasi kekuasaan seluruh rakyat memberi kewenangan
untuk mengatur dan meyelenggarakan peruntukkan penggunaan persediaan dan pemeliharaan
bumi, air dan ruang angkasa yaitu wujudnya adalah rencana umum tata ruang, penatagunaan
tanah, konsolidasi tanah, land reform, dan pengendalian pertanahan dan ruang.
Menentukan dan mengatur hubungan hukum antara orang-orang dengan bumi, air dan ruang
angkasa yaitu wujudnya adalah dengan memberikan hak atas tanah berupa hak milik, HGU,
HGB, HP dan lain-lain
Menentukan dan mengatur hubungan hukum antara orang-orang dan perbuatan hukum
mengenai bumi, air dan ruang angkasa wujudnya pengadaan tanah untuk kepentingan umum,
pembelian tanah secara langsung melalui jual beli, tukar menukar dan lain sebaginya

Slide 8, 9, 10 dan 11

Slide 12
Status tanah dalam pendaftaran tanah di Indonesia dibedakan menjadi dua yaitu
Tanah yang belum terdaftar dan tanah yang sudah terdaftar atau yang sudah bersertifikat.
Tanah yang belum terdaftar ini juga dibagi menjadi dua yaitu tanah yang sudah ada haknya dan
tanah yang belum ada haknya.
Tanah yang sudah ada haknya meliputi tanah bekas hak lama, tanah bekas hak adat sedangkan
tanah yang belum ada haknya berupa tanah negara bebas dan tanah negara bekas hak.

Slide 13
Bahwa peraturan-peraturan pertanahan yang berlaku saat ini mengalami beberapa perubahan
setelah adanya peraturan terkait Undang-Undang Cipta Kerja (UUCK) yaitu undang-undang
Nomor 11 Tahun 2020 dengan dikeluarkannya peraturan turunan yang terdiri dari
- PP No. 18 Tahun 2021 tentang Hak Pengelolaan, Hak Atas Tanah, Satuan Rumah Susun dan
Pendaftaran Tanah
- PP No. 19 Tahun 2021 tentyang Penyelenggaraan Pengadaan Tanah bagi Pembangunan untuk
Kepentingan Umum
- PP No. 20 Tahun 2021 tentang Penertiban Kawasan dan Tanah Terlantar
- PP No. 21 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang
Sehingga ada peraturan-peraturan yang disesuaikan dan ada peraturan-peraturan yang dicabut
diantaranya
Sebagaimana slide 14, 15, 16, dan 17
Slide 18

1) Berdasarkan Pasal 2 UUPA :


a. Karena Undang-Undang
 Konversi -> dari hak lama ke hak baru
 Pengakuan Hak -> pemberian hak atas tanah berdasarkan penelitian
bukti-bukti penguasaan yang dimulai sejak tahun 1960
b. Penetapan Pemerintah (Beschikking)
2) Berdasarkan Pasal 23 huruf a angka 2 :
Pemberian Hak Atas Tanah oleh Pemegang Hak Milik (Akta PPAT)

Slide 19

 Pemberian Hak Atas Tanah adalah Penetapan Pemerintah yang memberikan suatu Hak
Atas Tanah, termasuk perpanjangan jangka waktu hak dan pembaharuan hak serta
pemberian hak di atas Hak Pengelolaan (Pasal 26 PP 18 Tahun 2021).
 Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pemberian hak atas tanah
1. Status tanah yang tersedia (tanah Negara, tanah dalam kaw. hutan, tanah bekas
hak barat, tanah milik adat, tanah ulayat).
2. Subyek hak yang memohon hak atas tanah (perorangan/badan hukum/instansi
pemerintah).
3. Jenis hak yang dapat diberikan (disesuaikan dengan subyek hak atas tanah,
penggunaan tanahnya dan Rencana Tata Ruang dan Wilayah).
4. Persetujuan penggunaan tanah dari Pemegang Hak Pengelolaan (HGB/HP di atas
HPL).

Slide 20

Hak Primer adalah hak yang langsung diberikan oleh Negara kepada pemegang haknya.
- Hak Milik
- Hak Pakai/Hak Guna Bangunan diatas Negara
- Hak Guna Usaha
- Hak Pengelolaan
Hak Sekunder adalah hak atas tanah yang berasal dari tanah pihak lain.
- HGB/HP diatas hak milik
- HGB/HP diatas hak pengelolaan

Silde 21
Hak Milik
• Hak turun temurun, terkuat dan terpenuh yang dapat dipunyai orang atas tanah,
dengan mengingat ketentuan Pasal 6 (Ps. 20 ayat (1) UUPA);
• Terkuat dan terpenuh tidak berarti, bahwa hak itu merupakan hak yang “mutlak, tidak
terbatas dan tidak dapat diganggu gugat”;
• Hanya untuk membedakan dan menunjukkan, bahwa di antara hak atas tanah yg dapat
dipunyai orang HM lah yg terkuat (jangka waktu tdk terbatas) dan terpenuh
(wewenangnya paling luas).
• Subyek :
1. WNI;
2. Bdn Hkm yg dpt mempunyai HM (PP No. 38 Th 1963):
a. Bank Pemerintah;
b. Badan Keagamaan dan Badan Sosial yg ditunjuk Pemerintah
(tanah yang benar-benar berkaitan langsung dengan tupoksinya)

Slide 22
Hak Milik
• Terjadinya HM :
a. Terjadinya HM menurut Hukum Adat diatur dengan PP;
b. HM terjadi karena :
1. Penetapan Pemerintah, menurut cara dan syarat-sayarat yang ditetapkan dengan PP;
2. Ketentuan UU;
• HM hapus bila :
a. Tanahnya jatuh kepada Negara :
1. Karena pencabutan hak berdasarkan Ps. 18 UUPA
2. Karena penyerahan dengan sukarela oleh pemiliknya;
3. Karena diterlantarkan;
4. karena ketentuan Ps. 21 ayat (3) dan Ps. 26 ayat (2) UUPA;

b. Tanahnya musnah

Slide 23 dan 24

Hak Guna Usaha


• Hak untuk mengusahakan tanah yang dikuasai langsung oleh Negara, dalam jangka
waktu (35 th + 25 th + 35 th) guna perusahaan pertanian, perikanan atau peternakan;
• Luasnya min 5 Ha, dengan ketentuan jika luasnya 25 Ha atau lebih harus memakai
investasi modal yang layak dan teknik perusahaan yang baik, sesuai dengan
perkembangan zaman;
• HGU dapat diperpanjang /diperbaharui, jika memenuhi syarat (Pasal 22 PP 18 Tahun
2021) :
1. Tanahnya masih diusahakan dengan baik sesuai dengan keadaan, sifat dan tujuan
pemberian haknya;
2. syarat-syarat pemberian hak tsb dipenuhi dengan baik oleh pemegang hak, dan
3. Pemegang hak masih memenuhi syarat sebagai pemegang hak.
• Subyek :
1. WNI;
2. Badan Hukum yang didirikan menurut hukum Indonesia dan berkedudukan di
Indonesia.
• HGU terjadi karena Penetapan Pemerintah dengan keputusan pemberian hak oleh
Menteri atau pejabat yang ditunjuk;

Slide 25
• HGU hapus karena :
a. Jangka waktunya berakhir;
b. Dibatalkan haknya oleh pejabat yang berwenang sebelum jangka waktu berakhir karena
:
1. Tidak dipenuhinya kewajiban-kewajiban pemegang hak/atau dilanggarnya ketentuan
Pasal 31 PP. No. 18 Tahun 2021;
2. Putusan Pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap;
c. Dilepaskan oleh pemegang haknya sebelum jangka waktunya berakhir;
d. Dicabut untuk kepentingan umum;
e. Diterlantarkan;
f. Tanahnya musnah;
g. Ketentuan dalam Ps. 30 ayat (2) UUPA;
h. Pasal 31 Poin i PP No. 18 Tahun 2021
Slide 26

Hak Guna Bangunan


• Hak untuk mendirikan dan mempunyai bangunan-bangunan atas tanah yang bukan
miliknya sendiri, dengan jangka waktu maks 30 th dan dapat diperpanjang paling lama
20 th Pasal 37 PP No. 18 Tahun 2021
• Sesudah jangka waktu HGB dan perpanjangannya berakhir, kepada pemegang hak
dapat diberikan pembaharuan HGB di atas tanah yang sama;
• HGB atas tanah negara dapat diperpanjang atau diperbaharui, jika memenuhi syarat :
a. Tanahnya masih dipergunakan dengan baik sesuai dengan keadaan, sifat dan tujuan
pemberian haknya;
b. Syarat-syarat pemberian hak dipenuhi dengan baik oleh pemegang hak;
c. Pemegang hak masih memenuhi syarat sebagai pemegang hak;
d. Tanah tersebut masih sesuai dengan RTRW.

Slide 27

• Subyek :
1. WNI;
2. Badan Hukum yang didirikan menurut hukum Indonesia dan berkedudukan di
Indonesia.
• TERJADINYA HGB:
a. HGB atas tanah negara : dgn Keputusan Pemberian Hak oleh Menteri atau pejabat yang
ditunjuk;
b. HGB atas tanah HPL : dgn Keputusan Pemberian Hak oleh Menteri atau pejabat yg
ditunjuk berdasarkan usul pemegang HPL;
c. HGB atas tanah HM : dgn pemberian oleh pemegang HM sesuai Akta PPAT;

Slide 28

• HGB hapus karena :


a. Jangka waktunya berakhir;
b. Dibatalkan oleh pejabat yang berwenang, pemegang HPL atau pemegang HM sebelum
jangka waktunya berakhir karena :
1. Tidak dipenuhinya kewajiban pemegang hak dan/atau dilanggarnya ketentuan Pasal 46
PP No. 18 Tahun 2021;
2. Tidak dipenuhinya syarat-syarat atau kewajiban-kewajiban yang tertuang dalam
perjanjian pemberian HGB
c. Dilepaskan oleh pemegang haknya sebelum jangka waktunya berakhir;
d. Dicabut untuk kepentingan umum;
e. Diterlantarkan;
f. Tanahnya musnah;
g. Ketentuan dalam Ps. 36 ayat (2) UUPA.
Slide 29

• Hak pakai adalah Hak untuk menggunakan dan/atau memungut hasil dari tanah yang
dikuasai langsung oleh Negara atau tanah milik orang lain, yang memberi wewenang
dan kewajiban yang ditentukan dalam keputusan pemberiannya oleh pejabat yang
berwenang memberikannya atau dalam perjanjian dengan pemilik tanahnya, yang
bukan perjanjian sewa menyewa atau perjanjian pengolahan tanah, segala sesuatu asal
tidak bertentangan dengan jiwa dan ketentuan-ketentuan UU ini (UUPA);
• Jangka Waktu Hak Pakai :
a. Selama Jangka Waktu tertentu (maks 25 Th + 20 th);
b. Selama tanahnya dipergunakan untuk keperluan tertentu;

Slide 30
• Subyek :
1. WNI;
2. Badan Hukum yang didirikan menurut hukum Indonesia dan berkedudukan di
Indonesia;
3. Departemen, LPND, dan Pemda;
4. Badan-badan keagamaan dan sosial;
5. Orang asing yang berkedudukan di Indonesia;
6. Badan hukum asing yang mempunyai perwakilan di Indonesia;
7. Perwakilan negara asing dan perwakilan badan Internasional.
• HP atas tanah Negara dapat diperpanjang atau diperbaharui, jika memenuhi syarat :
1. Tanahnya masih diusahakan dengan baik sesuai dengan keadaan, sifat dan tujuan
pemberian haknya;
2. syarat-syarat pemberian hak tersebut dipenuhi dengan baik oleh pemegang hak, dan
3. Pemegang hak masih memenuhi syarat sebagai pemegang hak.

Slide 31

• Hak Pengelolaan adalah Hak menguasai dari Negara yang kewenangan pelaksanaannya
sebagian dilimpahkan kepada pemegangnya (PP No. 18 Tahun 2021)
• Hak Pengelolaan dalam sistematika Hak-Hak Penguasaan atas tanah tidak dimasukkan
dalam golongan Hak-Hak Atas Tanah
• HPL lahir melalui Penetapan Pemerintah (pemberian hak)
• Luas Tanah HPL tidak dibatasi tetapi disesuaikan dengan kebutuhan peruntukan dan
penggunaan tanahnya

Slide 32
1. Badan Hukum yang didirikan menurut hukum Indonesia dan berkedudukan di Indonesia
yang seluruh modalnya dimiliki oleh Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah yang
bergerak dalam kegiatan usaha sejenis dengan industri dan pelabuhan (BUMN dan
BUMD)
2. Lembaga pemerintah dan instansi Pemerintah Pusat atau Pemda, BUMN, BUMD

Slide 33

Hak Pengelolaan memberikan wewenang kepada pemegangnya untuk :


1. Merencanakan peruntukkan dan penggunaan tanahnya;
2. Menggunakan tanah untuk keperluan sendiri;
3. Menyerahkan bagian dari tanahnya kepada pihak ketiga menurut persyaratan yang telah
ditentukan bagi pemegang hak tersebut yang meliputi segi peruntukkan, segi penggunaan,
segi jangka waktu dan segi keuangannya.

Slide 34

Sifat Hak Pengelolaan


• Tergolong hak yang wajib didaftarkan menurut ketentuan Peraturan Pemerintah No.
24/1997 tentang Pendaftaran Tanah;
• Tidak dapat dipindahtangankan;
• Tidak dapat dijadikan jaminan hutang;
• Berisi kewenangan perdata dan kewenangan publik;
• Jangka waktu HPL adalah selama tanah tersebut dipergunakan sesuai ketentuan dalam
pemberian HPL tersebut.

Slide 35 dan 36
PEMBERIAN HAK DI ATAS TANAH HPL
1. Perjanjian penyerahan penggunaan tanah
2. Pengusulan pemberian hak kepada pihak ketiga oleh pemegang HPL
3. Permohonan hak oleh pihak ketiga kepada Negara (melalui pemegang HPL)

HPL hapus karena :


a. Dibatalkan haknya oleh Menteri karena :
b. Dilepaskan secara sukarela oleh pemegang haknya
c. Dilepaskan untuk kepentingan umum
d. Dicabut berdasarkan undang-undang
e. Diberikan hak milik
f. Ditetapkan sebagai tanah telantar atau
g. Ditetapkan sebagai tanah musnah
PP No. 18 Tahun 2021

Slide 37
Slide 38
Sistem Pendaftaran Tanah di Indonesia
(PP 24/1997)
Sistem Publikasi Negatif
Sistem dimana pihak yang namanya tercantum sebagai pemegang hak dalam buku tanah dan
sertipikat hak atas tanah masih dimungkinkan adanya gugatan dari pihak lain yang merasa
memiliki tanah tersebut

Slide 39
Penyelenggara dan Pelaksana Pendaftaran Tanah
Penyelenggaran = Kementerian ATR/BPN
Pelaksana = Pelaksana (Kepala Kantah) PPAT dibantu Pejabat lain

Slide 40
Definisi pendaftaran tanah adalah rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah yang
dilakukan secara terus menerus dan berkesinambungan, teratur, yang meliputi pengumpulan,
pengolahan, pembukuan, penyajian dan pemeliharaan data fisik dan yuridis. Yang hasilnya
berupa peta dan daftar-daftar umum sehingga dapat diketahui data bidang tanah baik secara
fisik maupun yuridis maupun hak-hak yang membebani diatasnya.

Slide 41
Kepastian hukum merupakan tujuan pokok dari adanya pendaftaran tanah, kepastian hukum
itu meliputi kebenaran data fisik dan data yuridis. Data fisik itu meliputi obyek hak yang
menjelaskan masalah batas-batas dan luas bidang tanah. Sedangkan subyek hak terkait dengan
kepemilikan atau pemegang hak atas tanah. Namun demikian, kepastian hukum itu tergantung
juga alat bukti kepemilikan tanah karena alat bukti ini dianggap sah sepanjang tidak ada pihak
lain yang menyatakan sebaliknya melalui lembaga peradilan.

Slide 42
Pelaksanaan pendaftaran tanah itu sudah dijelaskan melalui dua hal yaitu pendaftaran tanah
pertama kali dan pemeliharaan data pendaftaran tanah.

Slide 43
Pendaftaran tanah untuk pertama kali adalah kegiatan pendaftaran yang dilakukan terhadap
obyek pendaftaran tanah yang belum didaftar berdasarkan PP 10/1961 dan PP 24/1997
 Obyek Pendaftaran Tanah :
 Tanah Hak Milik;
 Tanah Hak Guna Usaha;
 Tanah Hak Guna Bangunan;
 Tanah Hak Pakai;
 Tanah Hak Pengelolaan;
 HM Satuan Rumah Susun;
 Hak Tanggungan (HT);
 Tanah Wakaf.
Slide 44
Pendaftaran tanah pertama kali harus memenuhi 3 unsur data :
1. Data administrasi yaitu kelengkapan berkas persyaratan dari pemohon
2. Data Fisik yaitu data mengenai letak, luas dan batas bidang tanah serta penguasaan fisik
di lapangan
3. Data yuridis yaitu data status kepemilikan bidang tanah berdasarkan alat buktinya
Slide 45

Pembuktian Hak Lama


Alat bukti sebagai dasar pembukuan hak/penerbitan sertifikat :
Berita Acara Pengesahan Data Fisik dan Yuridis (di.202) oleh Pejabat yang berwenang
Di dalam pengesahan data fisik dan yuridis hak lama berdasarkan ketentuan Pasal 24 ayat 1 PP
No. 24 Tahun 1997 jo Pasal 60, 76 PMNA/Kepala BPN No. 3 Tahun 1997, dibedakan menjadi :
a. Bukti kepemilikan lengkap, melalui konversi penegasan hak
b. Bukti kepemilikan tidak lengkap, melalui pengakuan hak
c. Bukti kepemilikan tidak ada sama sekali, melalui pengakuan hak

Slide 46
Pendaftaran Tanah Pertama Kali Lanjutan

a). Bukti lengkap,


Dokumen asli yang membuktikan adanya hak :
• Groose hak eigendom yang diterbitkan sejak berlakunya UUPA, sampai
tanggal pendaftaran dilaksanakan menurut PP 10 Tahun 1961 di daerah
yang bersangkutan, atau
• Surat bukti hak milik yang diterbitkan berdasarkan Peraturan Swapraja
yang bersangkutan
• Sertifikat HM yang diterbitkan berdasarkan PMNA No. 9 Tahun 1959,
atau
• SK Pemberian HM dari pejabat yang berwenang, baik sebelum ataupun
sejak berlakunya UUPA, yang tidak disertai kewajiban untuk
mendaftarkan haknya, tetapi telah dipenuhi kewajiban yang disebut di
dalam Surat Keputusannya, atau
Slide 47
• Petuk Pajak Bumi/Landrete, girik, kekitir dan Verponding Indonesia
sebelum berlakunya PP No. 10 Tahun 1961, atau
• Akta pemindahan hak yang dibuat di bawah tangan, yang dibubuhi tanda
tangan Saksi Kepala Adat/Kepala Desa/Kelurahan, yang dibuat sebelum
berlakunya PP ini, dengan disertai alas hak yang dialihkan, atau
• Akta ikrar - wakaf / Surat Ikrar wakaf yang dibuat sebelum atau sejak
mulai dilaksanakan PP No. 28 Tahun 1977, dengan disertai alas hak yang
diwakafkan, atau
Slide 48
• Risalah Lelang yang dibuat oleh Pejabat Lelang yang berwenang, yang
tanahnya belum dibukukan, dengan disertai alas hak yang dialihkan, atau
• Surat penunjukan atas pembelian kaveling tanah pengganti tanah, yang
diambil oleh Pemerintah atau Pemda, atau
• Surat Keterangan Riwayat Tanah yang pernah dibuat oleh Kantor PBB
dengan disertai alas hak yang dialihkan, atau
• Lain-lain bentuk alat pembuktian tertulis dengan nama apapun juga
sebagaimana dimaksud dalam Pasal II, VI dan VII Ketentuan Konversi
UUPA

Slide 49

b). Bukti tidak lengkap,


Apabila bukti kepemilikan sebagaimana dimaksud dalam huruf a) tidak lengkap/tidak ada,
dapat dilakukan dengan bukti lain misalnya bukti kwitansi pembelian tanah akta jual beli,
pembayaran PBB, dll yang dilengkapi dengan pernyataan yang bersangkutan, dan keterangan
yang dapat dipercaya dari sekurang-kurangnya 2 (dua) orang saksi dari masyarakat setempat,
yang tidak mempunyai hubungan keluarga dengan yang bersangkutan, dan membenarkan
bahwa yang bersangkutan adalah pemilik tanah tersebut.
c). Bukti tidak ada sama sekali
Apabila bukti sebagaimana dimaksud dalam huruf a) dan b) tidak ada, dapat dilengkapi :
1. Surat peryataan dari pemohon yang menyatakan :
• Bahwa penguasaan tanah itu telah dilakukan dengan iktikad baik;
• Bahwa penguasaan tanah itu tidak pernah diganggu gugat, dan karena
itu dianggap diakui dan dibenarkan oleh masyarakat hukum adat atau
desa/kelurahan yang bersangkutan;
• Bahwa secara fisik tanahnya secara nyata dikuasai dan digunakan sendiri
oleh pihak yang bersangkutan;
• Bahwa tanah tersebut tidak dalam sengketa.

Slide 50

• Bahwa pemohon telah menguasai secara nyata bahwa tanah yang


bersangkutan selama 20 tahun atau lebih secara berturut-turut, atau
telah memperoleh penguasaan itu dari pihak atau pihak-pihak lain yang
telah menguasainya, sehingga waktu penguasaan pemohon dan
pendahulunya tersebut bejumlah 20 tahun atau lebih.
• Bahwa apabila pernyataan tersebut memuat hal-hal yang tidak sesuai
dengan kenyataan, penandatangan bersedia dituntut di muka Hakim
secara pidana maupun perdata, karena memberikan keterangan palsu.
3. Keterangan dari kepala Desa/Lurah dan sekurang-kurangnya 2 (dua) orang saksi yang
kesaksiannya dapat dipercaya, karena fungsinya sebagai tetua adat setempat dan/atau
penduduk yang sudah lama bertempat tinggal di desa/kelurahan letak tanah yang
bersangkutan, dan tidak mempunyai hubungan keluarga dengan pemohon sampai
derajat kedua, baik dalam kekerabatan vertikal maupun horizontal, yang membenarkan
apa yang dinyatakan oleh pemohon dalam surat pernyataaan di atas.

Slide 51

Pemeliharaan data pendaftaran tanah adalah kegiatan pendaftaran tanah untuk menyesuaikan
data fisik dan data yuridis dalam peta pendaftaran, daftar tanah, daftar nama, surat ukur, buku
tanah, dan sertipikat dengan perubahan-perubahan yang terjadi kemudian.
Pemegang hak yang bersangkutan wajib mendaftarkan perubahan tersebut kepada Kantor
Pertanahan.

Slide 52
Perubahan Data Yuridis pada Status Hak
- Terjadi pembebanan hak baik dengan hak atas tanah lain atau dengan hak tanggungan
(dibuktikan dengan APHT) dan peralihan HT
- Perubahan data pendaftaran tanah berd. Putusan atau Penetapan Pengadilan
- Pembaharuan HAT dan Hapusnya Hak atas tanah

Slide 53
Perubahan Data Yuridis pada Pemegang Hak
- Peristiwa hukum, yang dibuktikan dengan adanya surat keterangan kematian dan surat
keterangan waris
- Pemindahan hak melalui Jual-Beli, Tukar-Menukar, Hibah, Inbreng, dibuktikan dengan
Akta PPAT. Untuk Lelang dibuktikan dengan Risalah Lelang yang dibuat oleh Pejabat
Lelang
- Pembagian Hak Bersama dan Perubahan nama pemegang hak

Dasar perubahan data pendaftaran tanah :


Akta Jual Beli, Akta Tukar Menukar, Akta Hibah, Akta Pemasukan Dalam Perusahaan, Akta
Pembagian Hak Bersama, Akta Pemberian Hak Tanggungan, Akta Pemberian HGB di atas HM,
Akta Pemberian HP di atas HM

Slide 54

Kakantah dapat menolak Pendaftaran Peralihan dan Pembebanan Hak jika

- Sertipikat/surat keterangan HAT tidak sesuai data di Kantor Pertanahan


- Perbuatan hukum tidak dibuktikan akta PPAT atau kutipan risalah lelang
- tanah menjadi obyek sengketa di Pengadilan
- akta PPAT batal atau dibatalkan oleh putusan Pengadilan
- akta PPAT dibatalkan oleh para pihak

Slide 55
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai