Slide 1
Bahwa pendiri negara republic Indonesia ternyata telah memikirkan berbagai macam urusan
terkait dengan pengelolaan negara baik secara politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan
dan keamanan.
Bahwa titik berat pembangunan negara mengandung unsur-unsur terkait dengan pengelolaan
sumber daya alam termasuk masalah agraria
Dalam UUD 1945 Pasal 33 Ayat 3 negara mengamanatkan bahwa bumi, air, dan kekayaan alam
didalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan sebesar-besar kemakmuran rakyat
Pasal ini merupakan cikal bakal adanya bentuk pengelolaan oleh negara atas sektor agraria
Slide 2
Menengok kenyataan sejarah bahwa Indonesia telah mengalami penjajahan selama 350 tahun
oleh pemerintah Hindia Belanda maka mau tidak mau ada aturan-aturan dari pemerintah
Hindia Belanda yang diterapkan di dalam negara Indonesia termasuk didalamnya masalah
pertanahan.
Hal ini menimbulkan adanya pemberlakuan dua hukum yaitu disamping hukum adat juga
berlaku hukum barat yang meliputi tiga aspek yaitu
agrarisch wet yaitu mengatur tentang hukum-hukum barat yang diberlakukan kepada
golongan-golongan penduduk yang kecenderungannya merugikan masyarakat pribumi.
Adanya hukum adat ciptaan hindia Belanda yang diberlakukan untuk golongan-golongan
tertentu contohnya : golongan kerajaan (Grand Sultan),
Adanya hukum adat ciptaan swapraja yaitu yang berlaku untuk masyarakat yang berada
dibawah penguasaan masyarakat adat yang masih berlaku seperti contohnya : hak yasan, hak
bogol, sanggan dan sebagainya.
Slide 3
Undang-Undang agrarisch wet 1970 telah menetapkan beberapa hak atas tanah yangh
diberikan kepada penduduk terutama untuk golongan penjajah atau golongan pendatang yang
dikategorikan golongan tionghoa dan timur asing dengan memberikan hak-hak sebagai berikut
1. Hak Eigendom adalah hak milik yang kepemilikannya bersifat mutlak atau paling kuat
Yang umumnya diberikan pada golongan-golongan tionghoa maupun keturunan timur asing.
2. Hak Erpfact adalah kalau dalam istilah sekarang Hak Guna Usaha yaitu hak untuk mengelola
tanah yang digunakan untuk perkebunan biasanya diberikan kepada pemerintah Belanda untuk
perkebunan teh dan sebagainya.
3. Hak Opstal adalah hak untuk mendirikan bangunan
4. Hak Gebruik, hak untuk mengelola tanah dan dapat diberikan pengelolaannya kepada pihak
ketiga
Slide 4 dan 5
Untuk meniadakan adanya dualisme hukum di Indonesia maka setelah kemerdekaan,
pemerintah telah melakukan upaya-upaya kodefikasi hukum yaitu diantaranya melakukan
konversi atau perubahan hak-hak barat kedalam hak- hak Indonesia baik yang didaftar
Overschrijvings-Ordonnantie
Selnjutnya pada tanggal 24 September 1960 pemerintah Indonesia telah mengeluarkan
undang-undang No. 5 Tahun 1960 yang mengamanatkan bahwa hak-hak yang ada di Indonesia
harus dilakukan konversi contohnya
hak eigendom menjadi hak milik
Hak erphact menjadi hak guna usaha
Hak opstal menjadi hak guna bangunan
Hak gebruik menjadi hak pakai atau hak pengelolaan
Sedangkan hak-hak adat lainnya dikonversi sesuai dengan hak –hak yang ada di Undang-
Undang Pokok Agraria. Dengan mendasarkan pada bukti kepemilikan yang dikeluarkan pada
masa sebelum berlakunya UUPA.
Slide 6 dan 7
Selanjutnya didalam Pasal 2 UUPA negara mengamanatkan adanya hak menguasai negara
dimana negara sebagai organisasi kekuasaan seluruh rakyat memberi kewenangan
untuk mengatur dan meyelenggarakan peruntukkan penggunaan persediaan dan pemeliharaan
bumi, air dan ruang angkasa yaitu wujudnya adalah rencana umum tata ruang, penatagunaan
tanah, konsolidasi tanah, land reform, dan pengendalian pertanahan dan ruang.
Menentukan dan mengatur hubungan hukum antara orang-orang dengan bumi, air dan ruang
angkasa yaitu wujudnya adalah dengan memberikan hak atas tanah berupa hak milik, HGU,
HGB, HP dan lain-lain
Menentukan dan mengatur hubungan hukum antara orang-orang dan perbuatan hukum
mengenai bumi, air dan ruang angkasa wujudnya pengadaan tanah untuk kepentingan umum,
pembelian tanah secara langsung melalui jual beli, tukar menukar dan lain sebaginya
Slide 8, 9, 10 dan 11
Slide 12
Status tanah dalam pendaftaran tanah di Indonesia dibedakan menjadi dua yaitu
Tanah yang belum terdaftar dan tanah yang sudah terdaftar atau yang sudah bersertifikat.
Tanah yang belum terdaftar ini juga dibagi menjadi dua yaitu tanah yang sudah ada haknya dan
tanah yang belum ada haknya.
Tanah yang sudah ada haknya meliputi tanah bekas hak lama, tanah bekas hak adat sedangkan
tanah yang belum ada haknya berupa tanah negara bebas dan tanah negara bekas hak.
Slide 13
Bahwa peraturan-peraturan pertanahan yang berlaku saat ini mengalami beberapa perubahan
setelah adanya peraturan terkait Undang-Undang Cipta Kerja (UUCK) yaitu undang-undang
Nomor 11 Tahun 2020 dengan dikeluarkannya peraturan turunan yang terdiri dari
- PP No. 18 Tahun 2021 tentang Hak Pengelolaan, Hak Atas Tanah, Satuan Rumah Susun dan
Pendaftaran Tanah
- PP No. 19 Tahun 2021 tentyang Penyelenggaraan Pengadaan Tanah bagi Pembangunan untuk
Kepentingan Umum
- PP No. 20 Tahun 2021 tentang Penertiban Kawasan dan Tanah Terlantar
- PP No. 21 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang
Sehingga ada peraturan-peraturan yang disesuaikan dan ada peraturan-peraturan yang dicabut
diantaranya
Sebagaimana slide 14, 15, 16, dan 17
Slide 18
Slide 19
Pemberian Hak Atas Tanah adalah Penetapan Pemerintah yang memberikan suatu Hak
Atas Tanah, termasuk perpanjangan jangka waktu hak dan pembaharuan hak serta
pemberian hak di atas Hak Pengelolaan (Pasal 26 PP 18 Tahun 2021).
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pemberian hak atas tanah
1. Status tanah yang tersedia (tanah Negara, tanah dalam kaw. hutan, tanah bekas
hak barat, tanah milik adat, tanah ulayat).
2. Subyek hak yang memohon hak atas tanah (perorangan/badan hukum/instansi
pemerintah).
3. Jenis hak yang dapat diberikan (disesuaikan dengan subyek hak atas tanah,
penggunaan tanahnya dan Rencana Tata Ruang dan Wilayah).
4. Persetujuan penggunaan tanah dari Pemegang Hak Pengelolaan (HGB/HP di atas
HPL).
Slide 20
Hak Primer adalah hak yang langsung diberikan oleh Negara kepada pemegang haknya.
- Hak Milik
- Hak Pakai/Hak Guna Bangunan diatas Negara
- Hak Guna Usaha
- Hak Pengelolaan
Hak Sekunder adalah hak atas tanah yang berasal dari tanah pihak lain.
- HGB/HP diatas hak milik
- HGB/HP diatas hak pengelolaan
Silde 21
Hak Milik
• Hak turun temurun, terkuat dan terpenuh yang dapat dipunyai orang atas tanah,
dengan mengingat ketentuan Pasal 6 (Ps. 20 ayat (1) UUPA);
• Terkuat dan terpenuh tidak berarti, bahwa hak itu merupakan hak yang “mutlak, tidak
terbatas dan tidak dapat diganggu gugat”;
• Hanya untuk membedakan dan menunjukkan, bahwa di antara hak atas tanah yg dapat
dipunyai orang HM lah yg terkuat (jangka waktu tdk terbatas) dan terpenuh
(wewenangnya paling luas).
• Subyek :
1. WNI;
2. Bdn Hkm yg dpt mempunyai HM (PP No. 38 Th 1963):
a. Bank Pemerintah;
b. Badan Keagamaan dan Badan Sosial yg ditunjuk Pemerintah
(tanah yang benar-benar berkaitan langsung dengan tupoksinya)
Slide 22
Hak Milik
• Terjadinya HM :
a. Terjadinya HM menurut Hukum Adat diatur dengan PP;
b. HM terjadi karena :
1. Penetapan Pemerintah, menurut cara dan syarat-sayarat yang ditetapkan dengan PP;
2. Ketentuan UU;
• HM hapus bila :
a. Tanahnya jatuh kepada Negara :
1. Karena pencabutan hak berdasarkan Ps. 18 UUPA
2. Karena penyerahan dengan sukarela oleh pemiliknya;
3. Karena diterlantarkan;
4. karena ketentuan Ps. 21 ayat (3) dan Ps. 26 ayat (2) UUPA;
b. Tanahnya musnah
Slide 23 dan 24
Slide 25
• HGU hapus karena :
a. Jangka waktunya berakhir;
b. Dibatalkan haknya oleh pejabat yang berwenang sebelum jangka waktu berakhir karena
:
1. Tidak dipenuhinya kewajiban-kewajiban pemegang hak/atau dilanggarnya ketentuan
Pasal 31 PP. No. 18 Tahun 2021;
2. Putusan Pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap;
c. Dilepaskan oleh pemegang haknya sebelum jangka waktunya berakhir;
d. Dicabut untuk kepentingan umum;
e. Diterlantarkan;
f. Tanahnya musnah;
g. Ketentuan dalam Ps. 30 ayat (2) UUPA;
h. Pasal 31 Poin i PP No. 18 Tahun 2021
Slide 26
Slide 27
• Subyek :
1. WNI;
2. Badan Hukum yang didirikan menurut hukum Indonesia dan berkedudukan di
Indonesia.
• TERJADINYA HGB:
a. HGB atas tanah negara : dgn Keputusan Pemberian Hak oleh Menteri atau pejabat yang
ditunjuk;
b. HGB atas tanah HPL : dgn Keputusan Pemberian Hak oleh Menteri atau pejabat yg
ditunjuk berdasarkan usul pemegang HPL;
c. HGB atas tanah HM : dgn pemberian oleh pemegang HM sesuai Akta PPAT;
Slide 28
• Hak pakai adalah Hak untuk menggunakan dan/atau memungut hasil dari tanah yang
dikuasai langsung oleh Negara atau tanah milik orang lain, yang memberi wewenang
dan kewajiban yang ditentukan dalam keputusan pemberiannya oleh pejabat yang
berwenang memberikannya atau dalam perjanjian dengan pemilik tanahnya, yang
bukan perjanjian sewa menyewa atau perjanjian pengolahan tanah, segala sesuatu asal
tidak bertentangan dengan jiwa dan ketentuan-ketentuan UU ini (UUPA);
• Jangka Waktu Hak Pakai :
a. Selama Jangka Waktu tertentu (maks 25 Th + 20 th);
b. Selama tanahnya dipergunakan untuk keperluan tertentu;
Slide 30
• Subyek :
1. WNI;
2. Badan Hukum yang didirikan menurut hukum Indonesia dan berkedudukan di
Indonesia;
3. Departemen, LPND, dan Pemda;
4. Badan-badan keagamaan dan sosial;
5. Orang asing yang berkedudukan di Indonesia;
6. Badan hukum asing yang mempunyai perwakilan di Indonesia;
7. Perwakilan negara asing dan perwakilan badan Internasional.
• HP atas tanah Negara dapat diperpanjang atau diperbaharui, jika memenuhi syarat :
1. Tanahnya masih diusahakan dengan baik sesuai dengan keadaan, sifat dan tujuan
pemberian haknya;
2. syarat-syarat pemberian hak tersebut dipenuhi dengan baik oleh pemegang hak, dan
3. Pemegang hak masih memenuhi syarat sebagai pemegang hak.
Slide 31
• Hak Pengelolaan adalah Hak menguasai dari Negara yang kewenangan pelaksanaannya
sebagian dilimpahkan kepada pemegangnya (PP No. 18 Tahun 2021)
• Hak Pengelolaan dalam sistematika Hak-Hak Penguasaan atas tanah tidak dimasukkan
dalam golongan Hak-Hak Atas Tanah
• HPL lahir melalui Penetapan Pemerintah (pemberian hak)
• Luas Tanah HPL tidak dibatasi tetapi disesuaikan dengan kebutuhan peruntukan dan
penggunaan tanahnya
Slide 32
1. Badan Hukum yang didirikan menurut hukum Indonesia dan berkedudukan di Indonesia
yang seluruh modalnya dimiliki oleh Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah yang
bergerak dalam kegiatan usaha sejenis dengan industri dan pelabuhan (BUMN dan
BUMD)
2. Lembaga pemerintah dan instansi Pemerintah Pusat atau Pemda, BUMN, BUMD
Slide 33
Slide 34
Slide 35 dan 36
PEMBERIAN HAK DI ATAS TANAH HPL
1. Perjanjian penyerahan penggunaan tanah
2. Pengusulan pemberian hak kepada pihak ketiga oleh pemegang HPL
3. Permohonan hak oleh pihak ketiga kepada Negara (melalui pemegang HPL)
Slide 37
Slide 38
Sistem Pendaftaran Tanah di Indonesia
(PP 24/1997)
Sistem Publikasi Negatif
Sistem dimana pihak yang namanya tercantum sebagai pemegang hak dalam buku tanah dan
sertipikat hak atas tanah masih dimungkinkan adanya gugatan dari pihak lain yang merasa
memiliki tanah tersebut
Slide 39
Penyelenggara dan Pelaksana Pendaftaran Tanah
Penyelenggaran = Kementerian ATR/BPN
Pelaksana = Pelaksana (Kepala Kantah) PPAT dibantu Pejabat lain
Slide 40
Definisi pendaftaran tanah adalah rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah yang
dilakukan secara terus menerus dan berkesinambungan, teratur, yang meliputi pengumpulan,
pengolahan, pembukuan, penyajian dan pemeliharaan data fisik dan yuridis. Yang hasilnya
berupa peta dan daftar-daftar umum sehingga dapat diketahui data bidang tanah baik secara
fisik maupun yuridis maupun hak-hak yang membebani diatasnya.
Slide 41
Kepastian hukum merupakan tujuan pokok dari adanya pendaftaran tanah, kepastian hukum
itu meliputi kebenaran data fisik dan data yuridis. Data fisik itu meliputi obyek hak yang
menjelaskan masalah batas-batas dan luas bidang tanah. Sedangkan subyek hak terkait dengan
kepemilikan atau pemegang hak atas tanah. Namun demikian, kepastian hukum itu tergantung
juga alat bukti kepemilikan tanah karena alat bukti ini dianggap sah sepanjang tidak ada pihak
lain yang menyatakan sebaliknya melalui lembaga peradilan.
Slide 42
Pelaksanaan pendaftaran tanah itu sudah dijelaskan melalui dua hal yaitu pendaftaran tanah
pertama kali dan pemeliharaan data pendaftaran tanah.
Slide 43
Pendaftaran tanah untuk pertama kali adalah kegiatan pendaftaran yang dilakukan terhadap
obyek pendaftaran tanah yang belum didaftar berdasarkan PP 10/1961 dan PP 24/1997
Obyek Pendaftaran Tanah :
Tanah Hak Milik;
Tanah Hak Guna Usaha;
Tanah Hak Guna Bangunan;
Tanah Hak Pakai;
Tanah Hak Pengelolaan;
HM Satuan Rumah Susun;
Hak Tanggungan (HT);
Tanah Wakaf.
Slide 44
Pendaftaran tanah pertama kali harus memenuhi 3 unsur data :
1. Data administrasi yaitu kelengkapan berkas persyaratan dari pemohon
2. Data Fisik yaitu data mengenai letak, luas dan batas bidang tanah serta penguasaan fisik
di lapangan
3. Data yuridis yaitu data status kepemilikan bidang tanah berdasarkan alat buktinya
Slide 45
Slide 46
Pendaftaran Tanah Pertama Kali Lanjutan
Slide 49
Slide 50
Slide 51
Pemeliharaan data pendaftaran tanah adalah kegiatan pendaftaran tanah untuk menyesuaikan
data fisik dan data yuridis dalam peta pendaftaran, daftar tanah, daftar nama, surat ukur, buku
tanah, dan sertipikat dengan perubahan-perubahan yang terjadi kemudian.
Pemegang hak yang bersangkutan wajib mendaftarkan perubahan tersebut kepada Kantor
Pertanahan.
Slide 52
Perubahan Data Yuridis pada Status Hak
- Terjadi pembebanan hak baik dengan hak atas tanah lain atau dengan hak tanggungan
(dibuktikan dengan APHT) dan peralihan HT
- Perubahan data pendaftaran tanah berd. Putusan atau Penetapan Pengadilan
- Pembaharuan HAT dan Hapusnya Hak atas tanah
Slide 53
Perubahan Data Yuridis pada Pemegang Hak
- Peristiwa hukum, yang dibuktikan dengan adanya surat keterangan kematian dan surat
keterangan waris
- Pemindahan hak melalui Jual-Beli, Tukar-Menukar, Hibah, Inbreng, dibuktikan dengan
Akta PPAT. Untuk Lelang dibuktikan dengan Risalah Lelang yang dibuat oleh Pejabat
Lelang
- Pembagian Hak Bersama dan Perubahan nama pemegang hak
Slide 54
Slide 55
Terima kasih