Oleh:
Naufal Dzikir A.M
(202210121387)
BAB I
1
PENDAHULUAN
A. LATARBELAKANG
Kebutuhan akan tanah dalam rangka meningkatkan kegiatan usaha semakin tinggi.
Dalam rangka kegiatan tersebut, diperlukan suatu hak yang memberikan kewenangan
besar kepada pemegang hak untuk merencanakan peruntukan dan penggunaan tanah
yang bersangkutan guna keperluan usahanya. Hak guna usaha yang diatur dalam Undang-
undang Nomor 5 tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria (selanjutnya
disebut UUPA) dirasa tidak cukup untuk mengakomodasi kebutuhan kegiatan usaha yang
semakin meningkat. Oleh karena itu pemerintah memberikan suatu hak yang tidak
disebutkan secara eksplisit dalam UUPA yang dinamakan Hak Pengelolaan.
B. RUMUSAN MASALAH
2
Apa pengertian Hak Pengelolaan Tanah?
Apa pengertian Hak Pengelolaaan Tanah menurut Undang undang?
Bagaimana Sejarah Hak Pengelolaan Tanah?
Apa dasar Hukum Hak Pengelolaan Tanah?
Apa subjek Hak Pengelolaan Tanah?
Apa objek Hak Pengelolaan Tanah?
Apa kewenangan Hak Pengelolaan Tanah?
Bagaimana terjadinya Hak Pengelolaan Tanah?
C. TUJUAN PENULISAN
Untuk melengkapi tugas Hukum Agraria
Untuk mengetahui pengertian Hak Pengelolaan Tanah
Untuk mengetahui pengertian Hak Pengelolaaan Tanah menurut Undang undang
Untuk memahami Sejarah Hak Pengelolaan Tanah
Untuk mengetahui landasan dasar Hukum Hak Pengelolaan Tanah
Untuk mengetahui subjek dan objek Hak Pengelolaan Tanah
Untuk mengetahui terjadinya Hak Pengelolaan Tanah di Indonesia
Untuk mengetahui kewenangan Hak Pengelolaan Tanah.
3
BAB II
LANDASAN TEORI
4
BAB III
PEMBAHASAN
Negara dapat memberikan tanah yang demikian itu kepada seseorang atau
badan-hukum dengan sesuatu hak menurut peruntukan dan keperluannya, misalnya
hak milik, hak-guna-usaha, hak guna-bangunan atau hak pakai atau memberikannya
dalam pengelolaankepada sesuatu Badan Penguasa (Departemen, Jawatan atau Daerah
Swatantra) untuk dipergunakan bagi pelaksanaan tugasnya masing-masing.
5
Sangat disayangkan PerMen Agraria 9/1965 tidak memberikan pengertian hak
pengelolaan. Pengertian hak pengelolaan untuk pertama kalinya diatur dalam
Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1996 tentang Hak Guna Usaha, Hak Guna
Bangunan dan Hak Pakai Atas Tanah (PP 40/1996). Menurut ketentuan Pasal 1 angka
2 hak pengelolaan adalah hak menguasai dari negara yang kewenangan
pelaksanaannya sebagian dilimpahkan kepada pemegangnya. Pengertian tersebut
dipandang belum lengkap. Pengertian hak pengelolaan yang dipandang lengkap dapat
ditemukan dalam Undang-Undang Nomor 21 Tahun 1997 tentang Bea Perolehan Hak
Atas Tanah dan Bangunan (UU BPHTB). Pengertian hak pengelolaan menurut
penjelasan Pasal 2 ayat (3) huruf f UU BPHTB adalah sebagai berikut:
Hak pengelolaan adalah hak menguasai dari negara yang kewenangan
pelaksanannya sebagian dilimpahkan kepada pemegang haknya, antara lain, berupa
perencanaan peruntukan dan penggunaan tanah, penggunaan tanah untuk keperluan
pelaksanaan tugasnya, peyerahan bagian-bagian dari tanah tersebut kepada pihak
ketiga dan atau bekerja sama dengan pihak ketiga.
Penguasaan atas tanah negara selebihnya ada pada Menteri Dalam Negeri.
Ketentuan dalam Peraturan Pemerintah No. 8 tahun 1953 yang perlu mendapatkan
perhatian adalah ketentuan yang diatur dalam pasal 92 oleh karena materi hukumnya
menjadi embrio lahirnya pengertian Hak Pengelolaan. Pasal 9 tersebut antara lain
mengatur bahwa kementerian, jawatan atau daerah swatantra sebelum dapat
menggunakan tanah- tanah Negara yang penguasanya diserahkan kepadanya, dapat
memberi izin kepada pihak lain untuk memakai tanah itu dalam waktu yang pendek,
yang sifatnya sementara serta setiap waktu harus dapat dicabut kembali;
Berawal dari hak penguasaan atas tanah negara itulah lahir hak pengelolaan melalui
konversi yang diatur dalam pasal 2 Peraturan Menteri Agraria No. 9/1965 tentang
Pelaksanaan Konversi Hak Penguasaan atas Tanah Negara dan Ketentuan-Ketentuan
tentang Kebijaksanaan jo Peraturan Menteri Agraria No. 1/1966 tentang Pendaftaran
Hak Pakai dan Hak Pengelolaan. Hubungannya dengan PP No. 8/1953 yaitu dalam
menegaskan pelaksanaan konversi hak-hak penguasaan atau “beheer” yang ada pada
departemen dan daerah swatantra berdasarkan PP tersebut;
Peraturan Menteri Agraria No. 9/1965 diubah dengan Permendagri No. 5/1974
tentang Ketentuan-Ketentuan Mengenai Penyediaan dan Pemberian Hak untuk
Keperluan Perusahaan jo Permendagri No. 1/1977 tentang Tatacara Permohonan dan
Penyelesaian Pemberian Hak atas bagian-bagian Tanah Hak Pengelolaan serta
Pendaftarannya; Eksistensi Hak Pengelolaan kemudian dikukuhkan dengan UU No.
16/1985 tentang Rumah Susun.
7
C. Dasar Hukum Hak Pengelolaan Tanah
Dasar hukum yang mengatur sebagai regulasi dibidang pertanahan berlandaskan
pada UUD 1945 pasal 33 ayat (3) “Bumi, air dan kekayaan yang terkandung di
rakyat.”. Dari pasal tersebut dijabarkan ke dalam UU No.5 Tahun 1960 tentang
peraturan dasar pokok-pokok agraria (UUPA) yaitu pasal 2 “Atas dasar ketentuan
dalam pasal 33 ayat (3) UUD 1945 dan hal-hal sebagai yang dimaksud dalam pasal 1,
bumi, air, dan ruang angkasa, termasuk kekayaan alam yang terkandung di dalamnya
itu pada tingkatan tertinggi dikuasai oleh negara sebagai organisasi kekuasaan
rakyat“.
Atas dasar tersebut, pada pasal 4 UUPA mengatur adanya hak atas tanah yang
dapat diberikan oleh negara kepada subjek hukum, yaitu orang atau badan hukum.
Hak-hak atas tanah yang dapat diberikan kepada subjek hukum diatur dalam pasal 16
1) Hak milik
5) Hak sewa
8
Menurut Pasal 67 ayat (1) Perkaban 9/1999, hak pengelolaan dapat diberikan
kepada:
Wewenang untuk menyerahkan tanah negara kepada pihak ketiga dibatasi, yaitu
sebagai berikut:
a. Tanah yang luasnya maksimum 1000m2
b. Hanya kepada warga negara Indonesia dan badan-badan hukum dibentuk
menurut hukum Indonesia dan kedudukannya di Indonesia.
c. Pemberian hak untuk pertama kali saja, dengan ketentuan bahwa perubahan,
perpanjangan dan penggantian hak tersebut akan dilakukan oleh instansi
9
agraria, dengan pada asasnya tidak mengurangi penghasilan yang diterima
sebelumnya oleh pemegang hak.
a. Konversi
Dengan ketentuan Per Men Agraria No. 9/1965, Hak Pengelolaan adalah konversi
dari Hak Penguasaan (Hak beheer), yaitu yang tanahnya digunakan untuk
kepentingan instansi yang bersangkutan. HPL yang berasal dari konversi tersebut
berlangsung selama tanahnya digunakan untuk keperluan itu.
b. Pemberian Hak Dasar : Permendagri 5/1973 yang diubah dengan Permen
Agraria/Kepala BPN 9/1999
10
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
11
Objek pada Hak Pengelolaan Tanah ialah Tanah Pertanian dan Tanah
non pertanian. Terjadinya Hak Pengelolaan Tanah karena 2 (dua) hal, yaitu:
Konversi hak penguasaan sebagaimana dimaksud dalam Permenag No.9/1965
dan Pemberian hak atas tanah berasal dari tanah negara yang diberikan melalui
permohonan, sebagaimana diatur dalam Permenag No.9/1999.
B. Saran
12
DAFTAR PUSTAKA
http://www.bukupertanahan.blogspot.co.id/2012/07/hak-pengelolaan-hpl_11.html (Diakses
pada Hari Senin, 11 April 2016 pukul 11.00)
http://armyenlodika.blogspot.co.id/2014/06/hak-pengelolaan.html (Diakses pada Hari Senin,
11 April 2016 pukul 11.00)
Parlindungan, A.P.1989.Hak Pengelolaan menurut Sistem UUPA.Bandung : Mandar
Maju
Timoera, Dwi Afrimetty.Irfan, Achmad.2016.Hukum Agraria.Bekasi : AI Press
13