Anda di halaman 1dari 13

HAK PENGELOLAAN

1. Pengaturan Hak Pengelolaan Atas


Tanah
Dari aspek penggunaan dan pemanfaatnya, hak atas tanah
dapat digunakan untuk kepentingan mendirikan bangunan,
misalnya : perumahan, pertokoan, perkantoran, hotel,
prabik, rumah sakit, dapat pula digunakan untuk pertanian,
perikanan, perkebunan dan peternakan.
Dari aspek subyek hukumnya, hak atas tanah dapat dimiliki
atau dikuasai oleh perseorangan atau badan hukum.
Pemegang perseorangan baik WNI maupunWNA yang
berkedudukan di Indonesia. Pemegang berbentuk badan
hukum bisa badan hukum privat maupun badan hukum
publik, badan hukum yang didirikan menurut hukum
Indonesia dan berkedudukan di Indonesia, dan asing yang
mempunyai perwakilan di Indonesia.
Lanjutan
Dari aspek penguasaan hak atas tanah ada hak atas tanah yang
dimiliki oleh pemiliknya untuk selama-lamanya tanpa dibatasi
oleh jangka waktu tertentu, dan ada hak atas tanah yang dapat
dibatasi oleh jangka waktu tertentu.
Diluar hak atas tanah terdapat tanah yang tidak termasuk dalam
kategori hak atas tanah misalnya Tanah Ulayat, tanah Hak
Pengelolaan (HPL)
Tanah Hak Pengelolaan yang semula sarat dengan pengertian
“fungsi” sebagai beheersrecht (hak penguasaan) yang lebih
cenderung mengandung aspek publik yang bersifat “mengatur”
sebab sejak semula dimaksudkan sebagai bagian dari hak
Menguasai Negara (HMN), dalam perkembangannya kemudian
mengalami pergeseran cenderung menjadi “Hak” disejajarkan
dengan hak atas tanah lainnya yang cenderung bersifat perdata
Lanjutan
Secara tersurat istilah Hak Pengelolaan tidak terdapat dalam
UUPA, istilah pengelolaan disebutkan dalam Penjelasan
Umum Angka II No. 2 UUPA yaitu :
“Negara dapat memberikan tanah yang demikian itu kepada
seseorang atau badan hukum dengan sesuatu hak menurut
peruntukan dan keperluannya, misalnya Hak Milik, Hak
Guna Bangunan, Hak Guna Usaha, dan Hak Pakai atau
memberikannya dalam pengelolaan kepada suatu badan
penguasa (departemen, jawatan atau daerah swantara) untuk
digunakan bagi pelaksanaan tugasnya masing-masing.
Cikal bakal Hak Pengelolaan
2. Pengertian Hak Pengelolaan

Secara tersurat UUPA tidak menyebut Hak Pengelolaan tapi


menyebut Pengelolaan dalam penjelasan umum angka II No.
2 UUPA yaitu : “..........negara memberikan pengelolaan
kepada Departemen, jawatan, atau daerah swantara untuk
digunakan bagi pelaksanaan tugasnya masing-masing.
Berdasarkan Permen Agraria No 9 Tahun 1965 ditetapkan
konversi hak penguasaan tanah Negara yaitu :
a. Pasal 1
Jika hak penguasaan atas tanah negara yang diberikan kepada
departemen-departemen, direktorat-direktorat dan daerah-daerah
swantara digunakan untuk kepentingan instansi-instansin itu sendiri
dikonversi menjadi hak pakai
b. Pasal 2
Jika tanah negara yang diberikan kepada departemen2, direktorat2
dan daerah-daerah swantara, selain digunakan untuk kepentingan
instansi-instansi itu sendiri, dimaksudkan juga untuk dapat diberikan
dengan suatu hak kepada pihak ketiga, maka hak penguasaan atas
tanah negara tersebut dikonversi menjadi Hak Pengelolaan
Pemegang hak pengelolaan berdasarkan Pasal 9 Permen
Agraria No. 9 Tahun 1965 berkewajiban mendaftarkan Hak
Pengelolaannya kepada BPN, hal ini ditegaskan dalam
Permen Agraria No. 1 Tahun 1966 tentang pendaftaran
tanah Hak Pakai dan Hak Pengelolaan, yaitu :
“Kewajiban untuk mendaftarkan Hak Pengelolaan bagi
departemen-departemen, direktorat-direktorat, dan daerah-
daerah swantara yang memperoleh Hak Pengelolaan”
Dalam perkembangannya Pasal 9 PP No 24 Tahun 1997
tentang pendaftaran tanah, selain hak milik, hak guna usaha,
hak guna bangunan, hak pakai, tanah wakaf, hak milik atas
satuan rumah susun, hak tanggungan dan tanah Negara.
Dalam berbagai peraturan perundang-undangan yang
disebutkan diatas menyebutkan bahwa Hak Pengelolaan
adalah hak menguasai negara atas tanah yang
kewenangan dan pelaksanaannya sebagian dilimpahkan
kepada pemegang haknya.
3. Hak Menguasai Negara Atas
Tanah

Hak menguasai negara atas tanah diatur dalam pasal 2


UUPA. Hak menguasai negara atas tanah bersumber dari
hak bangan Indonesia atas tanah, yang hakekatnya
merupakan penugasan pelaksanaan tugas wewenang
Banga Indonesia yang mengandung unsur hukum publik.
Dalam hak menguasai negara atas tanah terdapat hubungan hukum antara
negara dengan tanah yang ada dalam wilayah negara tersebut. Hubungan
antara negara dengan tanahnya ada 3 macam
1. Negara sebagai subyek yang kita persamakan dengan perseorangan, sehingga
dengan demikian hubungan antara negara dengan tanah itu mempunyai sifat
privatrechtelijk. Hak negara terhadap tanah lantas sama dengan perseorangan
2. Negara sebagai subyek tidak diberi kedudukan sebagai perseorangan, tetapi
sebagai negara. Jadi sebagai badan kenegaraan, sebagai badan yang
publikrechtelijk. Kalau bentuk ini yang diinginkan. Maka negara tidak
mempunyai kedudukan yang sama dengan perseorangan.
3. Hubungan antar negara langsung dengan tanah ini tidak sebagai subjek
perseorangan dan tidak dalam kedudukan sebagai negara, yang akan memiliki
tetapi sebagai negara yang menjadi personifikasi tentang rakyat seluruhnya,
sehingga dalam konsepsi ini negara tidak terlepas dari rakyat; negara hanya
menjadi pendiri, pendukung, kesatuan rakyat. Dalam bentuk ini masih dapat
diadakan dua macam bentuk
a. Betul memegang kekuasaan terhadap tanahnya, atau
b. Hanya memegang kekuasaan terhadap pemakaian
Dalam melaksanakan hak menguasai dari negara atas
tanah ditetapkan batasan-batasan sbb:
A. Hak menguasai dari negara atas tanah tidak boleh
mengesampingkan hak-hak atas tanah yang telah
dipunyai oleh warga negara Indonesia, warga negara
asing yang berkedudukan di Indonesia dan badan
hukum
B. Untuk tanah yang tidak dipunyai dengan sesuatu hak
oleh seseorang atau pihak lainnya, berdasarkan hak
menguasai dari negara atas tanah, Negara mempunyai
kekuasaan penuh untuk dapat memberikannya dengan
sesuatu hak kepada warga negara Indonesia atau
badan hukum menurut keperluan dan peruntukannya.
Tujuan hak menguasai negara adalah untuk mencapai
sebesar-besarnya kemakmuran rakyat dalam arti
kebangsaaan, kesejahteraan dan kemerdekaan dalam
masyarakat dan negara hukum yang merdeka,
berdaulat, adil, dan makmur.

Anda mungkin juga menyukai