0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
10 tayangan13 halaman
Hak Pengelolaan adalah hak menguasai negara atas tanah yang dilimpahkan kepada instansi pemerintah untuk mengelola tanah tersebut dan memberikan hak atas tanah kepada pihak ketiga. Hak Pengelolaan bersumber dari hak menguasai negara atas tanah berdasarkan UUPA untuk mencapai kemakmuran rakyat. Pemegang hak pengelolaan berkewajiban mendaftarkan hak tersebut ke BPN.
Hak Pengelolaan adalah hak menguasai negara atas tanah yang dilimpahkan kepada instansi pemerintah untuk mengelola tanah tersebut dan memberikan hak atas tanah kepada pihak ketiga. Hak Pengelolaan bersumber dari hak menguasai negara atas tanah berdasarkan UUPA untuk mencapai kemakmuran rakyat. Pemegang hak pengelolaan berkewajiban mendaftarkan hak tersebut ke BPN.
Hak Pengelolaan adalah hak menguasai negara atas tanah yang dilimpahkan kepada instansi pemerintah untuk mengelola tanah tersebut dan memberikan hak atas tanah kepada pihak ketiga. Hak Pengelolaan bersumber dari hak menguasai negara atas tanah berdasarkan UUPA untuk mencapai kemakmuran rakyat. Pemegang hak pengelolaan berkewajiban mendaftarkan hak tersebut ke BPN.
Tanah Dari aspek penggunaan dan pemanfaatnya, hak atas tanah dapat digunakan untuk kepentingan mendirikan bangunan, misalnya : perumahan, pertokoan, perkantoran, hotel, prabik, rumah sakit, dapat pula digunakan untuk pertanian, perikanan, perkebunan dan peternakan. Dari aspek subyek hukumnya, hak atas tanah dapat dimiliki atau dikuasai oleh perseorangan atau badan hukum. Pemegang perseorangan baik WNI maupunWNA yang berkedudukan di Indonesia. Pemegang berbentuk badan hukum bisa badan hukum privat maupun badan hukum publik, badan hukum yang didirikan menurut hukum Indonesia dan berkedudukan di Indonesia, dan asing yang mempunyai perwakilan di Indonesia. Lanjutan Dari aspek penguasaan hak atas tanah ada hak atas tanah yang dimiliki oleh pemiliknya untuk selama-lamanya tanpa dibatasi oleh jangka waktu tertentu, dan ada hak atas tanah yang dapat dibatasi oleh jangka waktu tertentu. Diluar hak atas tanah terdapat tanah yang tidak termasuk dalam kategori hak atas tanah misalnya Tanah Ulayat, tanah Hak Pengelolaan (HPL) Tanah Hak Pengelolaan yang semula sarat dengan pengertian “fungsi” sebagai beheersrecht (hak penguasaan) yang lebih cenderung mengandung aspek publik yang bersifat “mengatur” sebab sejak semula dimaksudkan sebagai bagian dari hak Menguasai Negara (HMN), dalam perkembangannya kemudian mengalami pergeseran cenderung menjadi “Hak” disejajarkan dengan hak atas tanah lainnya yang cenderung bersifat perdata Lanjutan Secara tersurat istilah Hak Pengelolaan tidak terdapat dalam UUPA, istilah pengelolaan disebutkan dalam Penjelasan Umum Angka II No. 2 UUPA yaitu : “Negara dapat memberikan tanah yang demikian itu kepada seseorang atau badan hukum dengan sesuatu hak menurut peruntukan dan keperluannya, misalnya Hak Milik, Hak Guna Bangunan, Hak Guna Usaha, dan Hak Pakai atau memberikannya dalam pengelolaan kepada suatu badan penguasa (departemen, jawatan atau daerah swantara) untuk digunakan bagi pelaksanaan tugasnya masing-masing. Cikal bakal Hak Pengelolaan 2. Pengertian Hak Pengelolaan
Secara tersurat UUPA tidak menyebut Hak Pengelolaan tapi
menyebut Pengelolaan dalam penjelasan umum angka II No. 2 UUPA yaitu : “..........negara memberikan pengelolaan kepada Departemen, jawatan, atau daerah swantara untuk digunakan bagi pelaksanaan tugasnya masing-masing. Berdasarkan Permen Agraria No 9 Tahun 1965 ditetapkan konversi hak penguasaan tanah Negara yaitu : a. Pasal 1 Jika hak penguasaan atas tanah negara yang diberikan kepada departemen-departemen, direktorat-direktorat dan daerah-daerah swantara digunakan untuk kepentingan instansi-instansin itu sendiri dikonversi menjadi hak pakai b. Pasal 2 Jika tanah negara yang diberikan kepada departemen2, direktorat2 dan daerah-daerah swantara, selain digunakan untuk kepentingan instansi-instansi itu sendiri, dimaksudkan juga untuk dapat diberikan dengan suatu hak kepada pihak ketiga, maka hak penguasaan atas tanah negara tersebut dikonversi menjadi Hak Pengelolaan Pemegang hak pengelolaan berdasarkan Pasal 9 Permen Agraria No. 9 Tahun 1965 berkewajiban mendaftarkan Hak Pengelolaannya kepada BPN, hal ini ditegaskan dalam Permen Agraria No. 1 Tahun 1966 tentang pendaftaran tanah Hak Pakai dan Hak Pengelolaan, yaitu : “Kewajiban untuk mendaftarkan Hak Pengelolaan bagi departemen-departemen, direktorat-direktorat, dan daerah- daerah swantara yang memperoleh Hak Pengelolaan” Dalam perkembangannya Pasal 9 PP No 24 Tahun 1997 tentang pendaftaran tanah, selain hak milik, hak guna usaha, hak guna bangunan, hak pakai, tanah wakaf, hak milik atas satuan rumah susun, hak tanggungan dan tanah Negara. Dalam berbagai peraturan perundang-undangan yang disebutkan diatas menyebutkan bahwa Hak Pengelolaan adalah hak menguasai negara atas tanah yang kewenangan dan pelaksanaannya sebagian dilimpahkan kepada pemegang haknya. 3. Hak Menguasai Negara Atas Tanah
Hak menguasai negara atas tanah diatur dalam pasal 2
UUPA. Hak menguasai negara atas tanah bersumber dari hak bangan Indonesia atas tanah, yang hakekatnya merupakan penugasan pelaksanaan tugas wewenang Banga Indonesia yang mengandung unsur hukum publik. Dalam hak menguasai negara atas tanah terdapat hubungan hukum antara negara dengan tanah yang ada dalam wilayah negara tersebut. Hubungan antara negara dengan tanahnya ada 3 macam 1. Negara sebagai subyek yang kita persamakan dengan perseorangan, sehingga dengan demikian hubungan antara negara dengan tanah itu mempunyai sifat privatrechtelijk. Hak negara terhadap tanah lantas sama dengan perseorangan 2. Negara sebagai subyek tidak diberi kedudukan sebagai perseorangan, tetapi sebagai negara. Jadi sebagai badan kenegaraan, sebagai badan yang publikrechtelijk. Kalau bentuk ini yang diinginkan. Maka negara tidak mempunyai kedudukan yang sama dengan perseorangan. 3. Hubungan antar negara langsung dengan tanah ini tidak sebagai subjek perseorangan dan tidak dalam kedudukan sebagai negara, yang akan memiliki tetapi sebagai negara yang menjadi personifikasi tentang rakyat seluruhnya, sehingga dalam konsepsi ini negara tidak terlepas dari rakyat; negara hanya menjadi pendiri, pendukung, kesatuan rakyat. Dalam bentuk ini masih dapat diadakan dua macam bentuk a. Betul memegang kekuasaan terhadap tanahnya, atau b. Hanya memegang kekuasaan terhadap pemakaian Dalam melaksanakan hak menguasai dari negara atas tanah ditetapkan batasan-batasan sbb: A. Hak menguasai dari negara atas tanah tidak boleh mengesampingkan hak-hak atas tanah yang telah dipunyai oleh warga negara Indonesia, warga negara asing yang berkedudukan di Indonesia dan badan hukum B. Untuk tanah yang tidak dipunyai dengan sesuatu hak oleh seseorang atau pihak lainnya, berdasarkan hak menguasai dari negara atas tanah, Negara mempunyai kekuasaan penuh untuk dapat memberikannya dengan sesuatu hak kepada warga negara Indonesia atau badan hukum menurut keperluan dan peruntukannya. Tujuan hak menguasai negara adalah untuk mencapai sebesar-besarnya kemakmuran rakyat dalam arti kebangsaaan, kesejahteraan dan kemerdekaan dalam masyarakat dan negara hukum yang merdeka, berdaulat, adil, dan makmur.