INTERNASIONAL
Di susun oleh :
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM SUMATRA UTARA
2021 – 2022
MODUL 1: PENGERTIAN HUKUM PERDATA INTERNASIONAL,
SEJARAH HUKUM PERDATA INTERNASIONAL, DAN LUAS
LINGKUP PERDATA INTERNASIONAL
INTERNASIONAL
Titik Taut Primer, yaitu “Fakta-fakta di dalam sebuah perkara atau peristiwa
hukum, yang menunjukkan peristiwa hukum itu mengandung unsur – unsur asing
dan karena itu, peristiwa hukum yang dihadapi adalah peristiwa Hukum Perdata
Internasional dan bukan peristiwa hukum intern/domestik semata” (Bayu Seto
Hardjowahono, 2013: 86).
Titik Taut atau Pertalian Primer adalah faktor-faktor dan keadaan – keadaan
yang menciptakan persoalan Hukum Perdata Internasional (HPI). Faktor-faktor yang
menimbulkan isu HPI yaitu: 1) kewarganegaraan, 2) domisili (de jure) atau tempat
kediaman (de facto), dan 3) tempat kedudukan badan hukum (Ari Purwadi, 2016: 64)
Titik pertalian sekunder atau biasa disebut TPS adalah titik taut yang
menentukan hukum mana yang harus diberlakukan. Manfaat dalam hukum
perdata internasional yaitu sebagai penentu keadaan yang berhubungan dengan
hukum perdata internasional.
a. Perkawinan
Menurut Undang-Undang No.1 tahun 1974, apabila pihak suami pihak warga
Negara Indonesia, maka ketentuan hukum materiel berkaitan dengan harta
kekayaan diatur berdasarkan hukum suami. Namun harta benda perkawinan
campuran jika tidak dilakukan perjanjian perkawinan yang menyangkut harta
perkawinan maka harta perkawinan ini akan tunduk pada Pasal 35 yang
menentukan bahwa :
- Ayat (1) Harta benda yang diperoleh selama perkawinan menjadi harta bersama
- Ayat (2) Harta bawaan dari masingmasing suami dan isteri dan harta benda yang
diperoleh masing-masing sebagai hadiah atau warisan, adalah di bawah
penguasaan masing- masing sepanjang para pihak tidak menentukan lain.
Selanjutnya menurut Pasal 36 ayat (1) mengenai harta bersama ini dapat
dikelola bersama-sama suami dan isteri namun dalam setiap perbuatan hukum yang
menyangkut harta bersama harus ada persetujuan kedua belah pihak.
c. Perceraian
Sejak dahulu diakui bahwa soal keturunan termasuk status personal. Negara-
negara common law berpegang pada prinsip domisili (ius soli) sedangkan negara-
negara civil law berpegang pada prinsip nasionalitas (ius sanguinis). Umumnya yang
dipakai ialah hukum personal dari sang ayah sebagai kepala keluarga (pater
familias) pada masalah-masalah keturunan secara sah. Hal ini adalah demi
kesatuan hukum dalam keluarga dan demi kepentingan kekeluargaan, demi
stabilitas dan kehormatan dari seorang istri dan hak-hak maritalnya. Sistem
kewarganegaraan dari ayah adalah yang terbanyak dipergunakan di negara-negara
lain, seperti misalnya Jerman, Yunani, Italia, Swiss dan kelompok negara-negara
sosialis.
C. ADOPSI
Hak dan Kewajiban Status personal ini meliputi hak dan kewajiban,
kemampuan dan ketidakmampuan bertindak di bidang hukum, yang unsur-unsurnya
tidak dapat berubah atas kemauan pemiliknya. Walaupun terdapat perbedaan
tentang status personal ini, pada dasarnya status personal adalah kedudukan
hukum seseorang yang umumnya ditentukan oleh hukum dari negara dimana ia
dianggap sah secara permanen.
B. TEORI KUALIFIKASI
Pilihan hukum
Pilihan hukum adalah hukum yang dipilih oleh para pihak dalam kontrak
sebagai alat untuk mengintepretasikan isi dari perjanjian meliputi obyek, pengaturan
hak dan kewajiban atau untuk menyelesaikan jika terjadi sengketa.
Perjanjian Internasional