Anda di halaman 1dari 5

Model Soal-Jawab 6:

1. Hak Menguasai Negara atas tanah dalam Konsepsi Hukum Agraria, Secara
etimologis, “kekuasaan”, diartikan sebagai “kemampuan berbuat atau bertindak”
(power is an ability to do or art). Sedangkan dalam kamus hukum, kekuasaan
diberi pengertian sebagai “an ability on the part of person to produce a change in
a given legal relation by doing a given act” (Kekuasaan merupakan kesepadanan
dari wewenang, dalam hukum wewenang ini sah jika dijalankan menurut hukum).
Secara istimewa, wewenang dimiliki oleh Negara. Kewenangan terhadap “Hak
Menguasi Negara atas Tanah” baik secara praktis maupun komprehensif
berhubungan erat dengan konsep keseimbangan antara hak dan kewajiban yang
ada di dalamnya:
a) Jelaskan apa yang dimaksud dari pengertian HMN secara praktis ? b) HMN
dalam arti komprehensif ? c) Berikan dasar hukumnya ? d) sebagian kewenangan
dari HMN dilimpahkan ke instansi lain, berupa apa dan kepada siapa ? e) dalam
HMN terdapat konsep keseimbangan antara hak dan kewajiban, jelaskan ?

Jawab:
a) Pengertian HMN dalam arti praktis : otoritas Negara atas HMN meliputi:
1) Konstalasi hak seseorang/badan, dilaksanakan dengan konversi hak tanah
ex BW dan ex Hukum Adat.
2) Memberikan hak baru, seperti HM, HGU, HGB, HP, HPL
3) Mengesahkan suatu perjanjian pendirian Hak Baru (Pasal 19 PP No. 10
Tahun 1961) yaitu HGB diatas HM dan HP diatas HM.
b) Makna dikuasai oleh negara dalam arti komprehensif yaitu wewenang Negara
atas tanah yang tidak terbatas pada pengaturan, pengurusan, dan pengawasan
terhadap pemanfaatan hak-hak perorangan. Akan tetapi negara mempunyai
kewajiban untuk turut ambil bagian secara aktif dalam mengusahakan
tercapainya kesejahteraan rakyat, sebagaimana termaksud dalam Pembukaan
UUD 1945. Dasar pemikiran lahirnya konsep hak penguasaan negara dalam
Pasal 33 ayat (3) UUD 1945, merupakan perpaduan antara teori negara hukum
kesejahteraan dan konsep penguasaan hak ulayat dalam persekutuan hukum
adat. Makna penguasaan negara adalah kewenangan negara untuk mengatur
(regelen), mengurus (bestuuren), dan mengawasi (tozichthouden).
c) Dasar Hukum HMN : Pasal 2 Ayat 2 UUPA
Istilah Hak Menguasai Negara : Pasal 33 Ayat 3 UUD NRI 1945
d) HMN yang dilimpahkan kepada instansi lain berupa HPL yaitu sebagian dari
kewenangan itu dilimpahkan kepada daerah otonom lembaga pemerintahan,
otoritas departemen BUMN/BUMD (PMDN 1/1977) dan PMDN 6/1972
tentang wewenang pemberian hak atas tanah, perijinan dan menerima
pelepasan haknya.
e) Hak dalam istilah HMN adalah wewenang dari pemerintah pusat (Pasal 2 ayat
4 UUPA) sehingga Pemerintah sebagai suatu organisasi kekuasaan dapat
memberikan hak-hak yang bersifat keperdataan. Kewajiban: untuk
memanfaatkan tanah sebagai sumber daya ekonomi bagi sebesar-besarnya
kemakmuran rakyat yaitu memanfaatkan tanah secara nyata bagi peningkatan
kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat melindungi dan menjamin segala
hak-hak rakyat atas tanah mencegah segala tindakan yang menyebabkan
rakyat tidak mempunyai kesempatan atau kehilangan hak atas tanah.

2. Hak Guna Bangunan yaitu suatu hak atas tanah, yang digambarkan sebagai hak
untuk mendirikan dan memiliki bangunan diatas tanah yang dimiliki oleh pihak
lain untuk jangka waktu tertentu. Suatu hak guna bangunan dapat dipindahkan
kepada pihak lain. Kepemilikan hak guna bangunan juga hanya bisa didapatkan
oleh warga negara Indonesia dan perusahaan yang didirikan dibawah hukum
Indonesia yang berdomisili di Indonesia. a) Di atur di mana pengertian tersebut ?
b) Berapa jangka waktu yang diberikan dalam HGB ? c) Sebutkan alas hak yang
mendasari lahirnya HGB ?

Jawab:

a) Pengertian HGB (Pasal 35 ayat 1 UUPA)


b) Jangka Waktu HGB:
 20 sampai 30 tahun dan dapat diperpanjang
c) Alas Hak Dari HGB:
 Ketentuan konversi dari ex BW dan ex Hak Adat
 Berdasarkan limpahan wewenang sebagaimana diatur oleh ketentuan
PMDN No. 6 Tahun 1972 yaitu 2.000 m2 wewenang dari Kanwil BPN dan
diatas 2.000 m2 merupakan wewenang Kepala BPN.
 Ketentuan perjanjian antara pemegang Hak Milik dengan seseorang untuk
menimbulkan HGB diatas tanah hak milik.
 Karena pemegang HPL dengan seseorang untuk menimbulkan HGB dan
dilakukan dengan suatu perjanjian dan diproses menurut PMDN No. 6
Tahun 1972
 Ketentuan Permenagria/Kepala BPN No. 2 Tahun 1993.

3. Pembentukan HTN (Hukum Tanah Nasional) yang diawali lahirnya UUPA


berusaha melakukan unifikasi hukum tanah adat dan barat menjadi hukum tanah
yang bersifat tunggal. Tanah disini dimaknai secara filosofis yang cenderung
diartikan sebagai land dan bukan soil. Sehingga tanah dipandang dari multi
dimensional dan multi aspek. Urutan vertikal mengenai hak-hak penguasaan atas
tanah dalam hukum tanah nasional (UUPA) dalam susunan berjenjang, jelaskan
urutan tersebut dari hak tertinggi ? Di mana pengaturannya ?

Jawab:
(1) Pertama: Hak bangsa, sebagai yang disebut dalam Pasal 1 UUPA, merupakan
hak penguasaan atas tanah yang tertinggi dan meliputi semua tanah dalam
wilayah negara, yang merupakan tanah bersama. Hak bangsa ini dalam
penjelasan Umum Angka II UUPA dinyatakan sebagai hak ulayat yang
dingkat pada tingkat yang paling atas, pada tingkat nasional, meliputi semua
tanah di seluruh wilayah negara.
(2) Kedua: Hak menguasai dari negara sebagaimana yang disebut dalam Pasal 33
ayat (3) UUD 1945, merupakan hak penguasaan atas tanah sebagai penugasan
pelaksanaan hak bangsa yang termasuk bidang hukum publik, meliputi semua
tanah bersama bangsa Indonesia.
(3) Ketiga: Hak ulayat, dari masyarakat hukum adat sepanjang menurut kenyataan
masih ada, hak ulayat merupakan hak penguasaan atas tanah bersama
masyarakat hukum adat tertentu. Keempat: Hak perorangan yang memberikan
kewenangan untuk memakai, dalam arti menguasai, menggunakan, dan atau
mengambil manfaat tertentu dari suatu bidang tanah tertentu, yang terdiri dari :
a) Hak atas tanah, berupa hak milik, hak guna bangunan, hak guna usaha, hak
pakai,  hak milik atas satuan rumah susun, hak sewa, hak membuka tanah,
dan hak memungut hasil hutan yang ketentun pokoknya terdapat dalam
UUPA, serta hak lain dalam hukum adat setempat, yang merupakan hak
penguasaan atas tanah untuk dapat memberikan kewenangan kepada
pemegang haknya, agar dapat memakai suatu bidang tanah tertentu yang
dihaki dalam memenuhi kebutuhan pribadi atau usahanya (Pasal 4, 9, 16,
dan BAB II UUPA).
b) Hak atas tanah wakaf, yang merupakan penguasaan atas suatu bidang
tanah tertentu, bekas hak milik (wakaf) yang oleh pemiliknya dipisahkan
dari harta kekayaannya dan melembagalan selama-lamanya untuk
kepentingan peribadatan atau keperluan umum lainnya sesuai ajaran
agama islam (Pasal 49 UUPA jo Pasal 1 PP No. 28 tahun 1977).
c) Hak tanggungan, sebagai satu-satunya lembaga jaminan hak atas tanah
dalam hukum tanah nasional, merupakan hak penguasaan atas tanah yang
memberi kewenangan kepada kreditor tertentu untuk menjual lelang
bidang tanah tertentu yang dijadikan jaminan bagi pelunasan piutang
tertentu dalam hal debitor cidera janji dan mengambil pelunasan dari hasil
penjualan tersebut, dengan hak mendahului dari hak-hak kreditor (rechts
prevelijk) yang lain (Pasal 57 UUPA jo Pasal 1 UU No. 4 tahun 1996).
4. Ketentuan Pasal 16 Undang-Undang Pokok Agraria (UUPA), tentang sistem
penguasaan tanah di Indonesia, yang merupakan hak perorangan mengakui adanya
berbagai hak atas tanah di antaranya adalah Hak Milik: a) jelaskan pengertian Hak
Milik menurut ketentuan tersebut ? b) siapa yang berhak mendapatkannya ?
c) bagaimana terjadinya dan cara mendapatkannya ?

Jawaban:
a) Hak milik, hak milik digambarkan sebagai “hak yang paling penuh dan paling
kuat yang bisa dimiliki atas tanah dan yang dapat diwariskan turun temurun”.
Suatu hak milik dapat dipindahkan kepada pihak lain.
b) Hanya warga negara Indonesia (individu) yang bisa mendapatkan hak milik,
sedangkan jika menyangkut korporasi maka pemerintah akan menentukan
korporasi mana yang berhak mendapatkan hak milik atas tanah dan syarat
syarat apa yang harus dipenuhi oleh korporasi untuk mendapatkan hak ini.
c) terjadinya dan cara mendapatkan hak milik bisa diakibatkan karena:-Peralihan,
beralih atau dialihkan (warisan, jual beli, hibah), dan menurut hukum adat,
karena penetapan pemerintah dan undang-undang (konversi).

5. Apa yang saudara fahami dengan a) Hak Guna Usaha ? b) berapa luas minimum
diberikan dalam HGU ? c) jika tanah yang diberikan di atas 25 ha, apa syarat dan
ketentuannya ? d) apakah HGU bisa dipindahkan kepada pihak lain, siapa yang
berhak menerimanya, dan bisakah HGU untuk jaminan hutang ?

Jawaban:
a) suatu hak guna usaha adalah hak untuk mengusahakan tanah yang dikontrol
secara langsung oleh negara untuk waktu tertentu, yang dapat diberikan
kepada perusahaan yang berusaha dibidang pertanian, perikanan atau
peternakan.
b) Suatu hak guna usaha hanya dapat diberikan atas tanah seluas minimum 5 ha,
c) Jika lebih dari 25 ha syaratnya adalah: pemerintah (BPN) harus melakukan
Investasi Sistem Penguasaan Tanah dan Konflik yang secara baik dan
melakukan investasi kepada pengelolaan usaha secara baik. Jangka waktu
pemberian hak guna usaha diberlakukan dengan batas maksimum 25 tahun.
d) Hak guna usaha bisa dipindahkan ketangan pihak lain. Hanya warga negara
Indonesia dan badan usaha yang dibentuk berdasar undang undang Indonesia
dan berdomisili di Indonesia dapat memperoleh hak guna usaha. Hak guna
usaha dapat digunakan sebagai kolateral pinjaman dengan menambahkan hak
tanggungan (security title).

6. Pasal 33 ayat (3) UUD 1945 terdapat dua kata yang menentukan, yaitu perkataan
“dikuasai” dan “dipergunakan”. Perkataan “dikuasai” sebagai dasar wewenang
Negara, artinya Negara sebagai badan hukum publik yang dapat mempunyai hak
dan kewajiban seperti manusia biasa. Sedang perkataan “dipergunakan”
merupakan dasar wewenang Negara untuk “mengatur” baik dalam arti sebagai
organisasi tertinggi (Bangsa Indonesia), dan mengatur dalam arti melalui
pemerintahan. a) jelaskan 4 (empat) hal tentang makna “dikuasi” yang dimuat
dalam peraturan dasar pokok-pokok agraria (UUPA) ? b) jelaskan 4 (empat) hal
tentang makna Negara “mengatur” dan c) jelaskan 4 (empat hal tentang makna
Negara “mengatur” melalui pemerintahan ?

Jawaban:
a) UUPA menjelaskan bahwa makna “dikuasai” artinya:
(1) Bumi, air dan ruang angkasa dalam wilayah Indonesia “dikuasai” oleh
Negara sebagai kesatuan tanah air dari seluruh rakyat Indonesia yang
bersatu sebagai Bangsa Indonesia.
(2) Bumi, air dan ruang angkasa “dikuasai” oleh Negara, sebagai karunia
Tuhan Yang Maha Esa yang merupakan kekayaan nasional.
(3) Bumi, air dan ruang angkasa pada tingkat tertinggi “dikuasai” oleh Negara
sebagai organisasi kekuasaan seluruh rakyat
(4) Bumi, air dan ruang angkasa yang “dikuasai” oleh Negara harus
mewujudkan penjelmaan dari asas kerohanian Negara dan cita-cita bangsa
yang terkandung dalam Pancasila dalam Negara hukum yang
berkedaulatan rakyat

 b) Negara “mengatur” artinya :


(1) Negara “mengatur” tentang peruntukkan, penggunaan, persediaan dan
pemeliharaan bumi, air dan ruang angkasa, di wilayah Indonesia.
(2) Negara “mengatur” dan menentukan hubungan-hubungan hukum antara
orang-orang dengan bumi, air dan ruang angkasa, di wilayah Indonesia.
(3) Negara “mengatur” dan menentukan hubungan hukum antara orang-orang
dan perbuatan hukum mengenai bumi, air dan ruang angkasa, di wilayah
Indonesia.
(4) Negara “mengatur” bahwa Hak Menguasai Negara digunakan untuk
mencapai sebesar-besar kemakmuran rakyat Indonesia.

 c) Negara melalui Pemerintah “mengatur” dalam hal:


(1) hubungan hukum antara orang, masyarakat dan Negara.
(2) membuat aturan untuk mengusahakan tanah secara bersama berdasarkan
kerjasama dan kepentingan bersama.
(3) Pemerintah diharuskan untuk membuat rencana umum mengenai
persediaan, peruntukan dan penggunaan tanah untuk kepentingan Negara,
peribadatan, keperluaan suci lainnya.
(4) Pemerintah secara berjenjang harus berkerjasama untuk menjabarkan tugas
dan fungsi kewenangan yang diembannya.

Anda mungkin juga menyukai