Anda di halaman 1dari 59

Pengaruh Buerger Allen Exercise Terhadap Sirkulasi Ektremitas Bawah

Pada Pasien Luka Kaki Diabetik

MINI RISET

Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam mengikuti Ujian


Stase Peminatan Klinik Profesi Ners

Oleh
RISKY S. JAKALA S.KEP
NIM : 841719011

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO


FAKULTAS OLAHRAGA DAN KESEHATAN
JURUSAN KEPERAWATAN PROGRAM PROFESI NERS TA.2019/2020
Pengaruh Buerger Allen Exercise Terhadap Sirkulasi Ektremitas Bawah
Pada Pasien Luka Kaki Diabetik

MINI RISET

Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam mengikuti Ujian


Stase Peminatan Klinik Profesi Ners

Oleh
RISKY S. JAKALA S.KEP
NIM : 841719011

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO


FAKULTAS OLAHRAGA DAN KESEHATAN
JURUSAN KEPERAWATAN PROGRAM PROFESI NERS TA.2019/2020
Surat Pernyataan

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya

bahwa Mini Riset yang disusun dalam memenuhi salah satu persyaratan

menempuh ujian akhir di Program Studi Ners Universitas Negeri Gorontalo

dengan judul “Pengaruh Buerger Allen Exercise Terhadap Sirkulasi

Ektremitas Bawah Pada Pasien Luka Kaki Diabetik” adalah benar-benar hasil

karya sendiri.

Adapun bagian-bagian tertentu yang saya kutip dari hasil karya orang lain

telah dituliskan sumbernya dengan jelas sesuai dengan norma, kaidah, etika

penulisan dan buku pedoman penulisan karya ilmiah Universitas Negeri

Gorontalo.

Apabila dikemudian hari ditemukan seluruh atau sebagian mini riset ini

bukan hasil karya sendiri maka saya bersedia menerima sanksi pencabutan gelar

akademik yang penulis sandang dan sanksi lainnya sesuai peraturan perundang-

undangan yang berlaku.

Gorontalo, Rabu 17 Juni 2020

Risky S. Jakala S.Kep


841719011

iv
PERSETUJUAN PEMBIMBING

Mini riset yang berjudul Pengaruh Buerger Allen Exercise Terhadap Sirkulasi
Ektremitas Bawah Pada Pasien Luka Kaki Diabetik

Oleh
Risky S. Jakala S.Kep
Nim : 841719011

Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji

Pembimbing Akademik Pembimbing Klinik

DR. Nasrun Pakaya, M.Kep Ns. Ningsi Taha, S.Kep


NIP. 197611181996021002 NIP.198212102007012007

Mengetahui:

Ketua Program Studi lmu Keperawatan

Yuniar M. Soeli, S.Kep, Ns, M.Kep., Sp.Kep.Jiwa


NIP. 198506212008122003

v
LEMBAR PENGESAHAN

Mini riset yang berjudul Pengaruh Buerger Allen Exercise Terhadap Sirkulasi
Ektremitas Bawah Pada Pasien Luka Kaki Diabetik

Oleh
Risky S. Jakala S.Kep
Nim : 841719011

Telah dipertahankan didepan dewan penguji

Hari/Tanggal : Rabu, 17 Juni 2020

Waktu : Pukul 15.00 Wita

Penguji :

1. DR. Nasrun Pakaya, M.Kep 1. …………………………


NIP.197611181996021002

2. Ns. Ningsi Taha, S.Kep 2. …………………………


NIP.198212102007012007

3. Ns. Mihrawaty S. Antu, M. Kep 3. ………………………….


NIDN. 9900981063

Gorontalo, 17 Juni 2020


Ketua Program Studi lmu Keperawatan

Yuniar M. Soeli, S.Kep, Ns, M.Kep., Sp.Kep.Jiwa


NIP. 19850621200812200

vi
MOTO DAN PERSEMBAHAN

“Seutama-utama manusia ialah seorang mukmin yang beriilmu. Jika dibutuhkan,

maka ia memberi manfaat. Dan jika ia tidak dibutuhkan maka ia bermanfaat pada

dirinya sendiri”. (HR. Al-Baihaqi)

“Jangan menyerah selama msih ada sesuatu yang bisa kita lakukan, kita hanya

benar-benar kalah kalau berhenti berusaha”. (Merry Riana)

“Never give up on what you stand for to achieve something you want. Follow your

dreams, believe yourself, keep on praying, and never forget your parent’s.

(Jangan pernah menyerah pada apa yang anda perjuangakan untuk mencapai

sesuatu yang anda inginkan. kejar impianmu, percaya pada dirimu sendiri,

teruslah berdoa dan jangan pernah melupakan orang tuamu)”. (Risky S. Jakala)

Segala puji atas kehadirat Allah SWT atas berkah dan rahmat melimpah yang

terus diberikan, sehingga Mini Riset ini dapat diselesaikan.

Kupersembahkan ini sebagai wujud baktiku kepada Orangtua tercinta :

“Sudirman Jakala dan Risnawati Napu”

ALMAMATERKU TERCINTA

TEMPATKU MENIMBA ILMU PENGETAHUAN DAN PENGALAMAN

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

2020

vi
KATA PENGANTAR

Dengan penuh kerendahan hati penulis memanjatkan puji dan syukur

nikmat yang tak terhingga kepada Allah Subhanahuwata’ala yang Maha Esa, atas

segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

mini riset dengan judul Pengaruh Buerger Allen Exercise Terhadap Sirkulasi

Ektremitas Bawah Pada Pasien Luka Kaki Diabetik.

Penulis menyadari dalam penyusunan ini cukup banyak hambatan dan

kesulitan yang dihadapi. Namun berkat doa, bimbingan dan bantuan moril

maupun material serta kerja sama yang tulus dari berbagai pihak, maka hal-hal

yang dapat menyusahkan dapat teratasi dengan baik. Oleh karena itu, melalui

kesempatan ini perkenankanlah penulis untuk menyampaikan rasa terima kasih

yang tulus kepada Orang Tua Tercinta “Bapak Sudirman Jakala dan Ibu

Risnawati Napu” yang senantiasa memanjatkan doa, memberikan dukungan,

perhatian pengorbanan dan kasih sayang yang tiada hentinya. Tak lupa ucapan

yang tulus dan penghargan setingginya-tingginya penulis sampaikan kepada DR.

Nasrun Pakaya, M.Kep selaku pembimbing akademik dan Ns. Ningsi Taha,

S.Kep. selaku pembimbing klinik yang selalu senantiasa membimbing dengan

sabar, tulus dan ikhlas, selalu memberikan dukungan dan motivasi serta

mengarahkan dan memberi solusi pada setiap permasalahan yang dihadapi

penulis.Tak lupa pula saya ucapkan banyak terima kasih kepada Ns. Mihrawaty S.

Antu M.Kep selaku penguji yang selalu memberikan arahan, kritikan, saran dan

vi
motivasi serta selalu memberikan solusi dan semangat untuk penulis. Semoga

Allah SWT memberikan balasan kebaikan dan akhirat atas segala bantuan yang

telah diberikan kepada penulis. Dalam pembuatan mini riset ini, penulis

menyadari sepenuhnya bahwasannya masih banyak kekurangan dan masih jauh

dari kesempurnaan, maka penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang

bersifat membangun dari semua pihak. Semoga mini riset ini dapat bermanfaat

bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang keperawatan dan

dunia kesehatan pada umumnya. :

Gorontalo, Rabu 17 Juni 2020

Risky S. Jakala S.Kep


841719011

ix
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL.................................................................................................i
LOGO UNG.................................................................................................................ii
HALAMAN JUDUL...................................................................................................iii
HALAMAN PERNYATAAN....................................................................................iv
PERSETUJUAN PEMBIMBING..............................................................................v
LEMBAR PENGESAHAN........................................................................................vi
MOTO DAN PERSEMBAHAN...............................................................................vii
KATA PENGANTAR..............................................................................................viii
DAFTAR ISI................................................................................................................x
DAFTAR TABEL......................................................................................................xii
DAFTAR GAMBAR................................................................................................xiii
ABSTRAK.................................................................................................................xiv
ABSTRACT................................................................................................................xv
DAFTAR LAMPIRAN.............................................................................................xvi

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.......................................................................................1
1.2 Tujuan....................................................................................................3
1.3 Outline....................................................................................................3

BAB II KAJIAN TEORITIS


2.1 Diabetes Mellitus...................................................................................4
2.1.1 Definisi......................................................................................4
2.1.2 Etiologi......................................................................................4
2.1.3 Faktor Pencetur Terjadinya Diabetes Melitus...........................6
2.1.4 Jenis-jenis Diabetes Melitus....................................................11
2.1.5 Gejala Diabetes Melitus...........................................................12
2.1.6 Patofisiologi Diabetes Melitus.................................................13
2.1.7 Komplikasi Diabetes Melitus..................................................14
2.1.8 Penatalaksanaan Diabetes Melitus...........................................15
2.2 Buerger Allen Exercise........................................................................17
2.2.1 Definisi....................................................................................17
2.2.2 Manfaat....................................................................................17
2.2.3 Indikasi....................................................................................17
2.2.4 Pengaruh Buerger Allen Exercise terhadap
Sensivitas kaki.........................................................................19

x
BAB III METODE
3.1 Design..................................................................................................20
3.2 Kriteria Inklusi dan Eksklusi................................................................20
3.2.1 Inklusi......................................................................................20
3.2.2 Eksklusi....................................................................................20
3.3 Strategi Pencarian Literatur..................................................................21
3.4 Metode Pengkajian Kualitas Studi.......................................................22

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


4.1 Karakteristik Studi...............................................................................23
4.2 Hasil.....................................................................................................26
4.3 Pembahasan.........................................................................................28
4.4 Implikasi Keperawatan........................................................................33

BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan..........................................................................................34
5.2 Saran....................................................................................................34

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................39
LAMPIRAN..............................................................................................................xvi

xi
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Karakteristik Artikel/Studi.........................................................................23

xi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Strategi Pencarian Literatur....................................................................21

xi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 SOP Buerger Allen Excercise..............................................................36


Lampiran 2 Jurnal-Jurnal.......................................................................................xvi

xi
Pengaruh Buerger Allen Exercise Terhadap Sirkulasi Ektremitas Bawah Pada
Pasien Luka Kaki Diabetik
Risky S. Jakala, S.Kep, DR. Nasrun Pakaya, M.kep, Ns. Ningsi Taha S.Kep.
Program Profesi Ners Jurusan Keperawatan Universitas Negeri Gorontalo
Risky.s.jakala23@gmail.com

Abstrak

Pendahuluan : Diabetes mellitus (DM) adalah suatu penyakit dimana kadar


glukosa darah (gula sederhana) didalam darah tinggi karena tubuh tidak dapat
melepaskan atau menggunakan insulin secara adekuat. Perubahan gaya hidup yang
tidak sehat seperti makanan yang berlebih (berlemak dan kurang serat) dapat
meningkatkan kadar gula darah, sehingga kaki mengalami kesemutan atau rasa
baal yang akan mengakibatkan terjadinya neuropati dan sensitivitas terhadap kaki
menurun. Salah satu komplikasi yang berbahaya dari penyakit DM adalah luka
kaki diabetes yang dapat menyebabkan infeksi dan kelainan bentuk kaki sampai
dengan amputasi anggota tubuh. Literatur Review ini bertujuan untuk mensintesis
bukti-bukti/literatur tentang Pengaruh Buerger Allen Exercise Terhadap Sirkulasi
Ektremitas Bawah Pada Pasien Diabetes Melitus. Metode : Pencarian artikel
menggunakan PICOT framework di database; Ebscho, DOAJ, Google Scoolar.
dibatasi rentang 10 tahun terakhir dari tahun 2010 s/d 2020. Hasil : literatur yang
didapat menyatakan bahwa Buerger Allen exercise merupakan salah satu jenis
latihan yang efektif untuk dilakukan dengan cara memberikan posisi lebih rendah
pada ekstremitas sehingga dapat mempercepat proses penyembuhan luka pada
pasien diabetes melitus. Kesimpulan : Buerger Allen exercise memiliki kelebihan
yaitu dapat dilakukan sendiri, tidak harus berkelompok, waktu yang dibutuhkan
tidak lama, latihannya mudah dilakukan.

Kata Kunci : Diabetes Melitus, Luka Kaki Diabetik, Buerger Allen exercise

x
The Effectof Buerger's Allen Exerciseto Lower Extremities Circulation of
Patients with Diabetic FootUlcer
Risky S. Jakala, S.Kep. DR. Nasrun Pakaya, M.Kep., Ns. Ningsi Taha S.Kep.
Professional Nurse Program, Department of Nursing,Universitas Negeri Gorontalo
Risky.s.jakala23@gmail.com

Abstract

Introduction: Diabetes mellitus (DM) is a disease in which blood glucose (simple


sugar) in the blood is high because the body cannot release or use insulin adequately.
Lifestyle changes,e.g., unhealthy food in excess (fatty foods with less fiber), may
increase blood sugar levels, which causes the feet to experience tingling or numbness
that will result in neuropathy and a decline in leg sensitivity. One of the dangerous
complications of the disease is diabetic foot ulcers, which can lead to infections and
deformities of the foot toeven limb amputations. This literature review aims to
synthesize the evidence/literature concerning the effect of Buerger's Allen exerciseto
the lower extremities circulation in patients with DM. Methods: PICOT framework
was used to search articles in the following database:Ebscho, DOAJ, and Google
Scholarpublished from 2010 to 2020. Results:The obtained literature stated that the
exercise is effectiveby lowering position on the extremitiesto accelerate the wound
healingprocessof the patients. Conclusion:The advantage of Buerger's Allen exercise
is thatit can be performed independentlywith short time and easy steps.

Keywords: Diabetes Mellitus, Diabetic Foot Wounds, Buerger's Allen exercise

x
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Diabetes mellitus ( DM ) adalah suatu penyakit dimana kadar glukosa darah

(gula sederhana) didalam darah tinggi karena tubuh tidak dapat melepaskan atau

menggunakan insulin secara adekuat. Kadar gula darah yang normal pada pagi

hari setelah malam sebelumnya berpuasa adalah 70 – 100 mg/dl. Kadar gula darah

biasanya kurang dari 120 – 140 mg/dl pada 2 jam setelah makan atau minum

cairan yang mengandung gula maupun karbohidrat lainnya. (Suryati, Primal, and

Pordiati 2019). Salah satu komplikasi yang berbahaya penyakit diabetes mellitus

(DM) adalah luka pada kaki diabetes yang dapat menyebabkan infeksi dan

kelainan bentuk kaki sampai dengan amputasi anggota tubuh (Kawasaki, et al.,

2013).

International Diabetes Federation (IDF 2015), menyatakan prevalensi DM di

dunia tahun 2015 mencapai 7,3 milyar orang dan diprediksi akan meningkat tahun

2040 menjadi 9 milyar orang. IDF menyebutkan bahwa Indonesia saat ini berada

pada posisi 7 dengan DM di dunia, dengan jumlah sebanyak 10 juta jiwa dan

diprediksi akan meningkat ke posisi 6 pada tahun 2040 dengan jumlah 16,2 juta

jiwa yang berpotensi akan komplikasi Luka Kaki Diabetik (LKD). Sedangkan

Cancellierem (2016), menyebutkan epidemiologi dan implikasi LKD terjadi pada

setiap 20 detik di dunia. Diabetik neuropati memengaruhi hampir 50% dan me-

ningkatkan morbiditas LKD, amputasi dan ke-matian lebih cepat sampai 85%.

1
Saat ini LKD dianggap sebagai sumber morbiditas dan penyebab utama rawat

inap pasien DM sekitar 20% di rumah sakit. Masalah lain yang dapat disebabkan

oleh penyakit LKD adalah gangren, infeksi dan amputasi. Tingkat amputasi

anggota ektremitas bawah pada pasien DM adalah 15 kali lebih tinggi daripada

pasien tanpa diabetes dengan perkiraaan 50%–70% (Yazdanpanah, Nasiri, &

Adarvishi, 2015).

Perubahan gaya hidup yang tidak sehat seperti makanan yang berlebih

(berlemak dan kurang serat) dapat meningkatkan kadar gula darah, sehingga kaki

mengalami kesemutan atau rasa baal yang akan mengakibatkan terjadinya

neuropati dan sensitivitas terhadap kaki menurun (Jannaim. 2018). Salah satu

komplikasi yang berbahaya dari penyakit DM adalah luka kaki diabetes yang

dapat menyebabkan infeksi dan kelainan bentuk kaki sampai dengan amputasi

anggota tubuh (Kawasaki et al. 2013).

Buerger Allen exercise merupakan salah satu terapi variasi gerakan aktif pada

area plantar dengan menerapkan gaya gravitasi sehingga setiap tahapan gerakan

harus dilakukan dengan teratur (Chang, et al., 2015). Gerakan yang baik dan

teratur membantu meningkatan aliran darah arteri dan vena dengan cara

pembukaan kapiler (pembuluh darah kecil di otot), gerakan ini meningkatkan

vaskularisasi pembuluh darah sehingga meningkatkan penyediaan darah dalam

jaringan (Salindeho, 2016). Disisi lain, para terapis mencatat bahwa keefektifan

Buerger Allen exercise dengan beberapa dasar fisiologis, dalam penggunaan pada

pasien DM dengan Skin Perfusion Pressures (SPP), Peripheral Arterial Disease

2
(PAD), neuropati dan aterosklerosis. Melalui latihan ini dengan perubahan-

perubahan posisi dan kontraksi otot, latihan postural dapat menjamin

meningkatkan sirkulasi pembuluh darah vena serta sirkulasi perifer ke ektremitas,

sehingga meningkatkan kebutuhan nutrisi ke jaringan dan suplai ke area plantar

kaki. (Hassan & Mehani, 2012).

Buerger Allen exercise memiliki kelebihan yaitu dapat dilakukan sendiri,

tidak harus berkelompok, waktu yang dibutuhkan tidak lama, latihannya mudah

dilakukan. Untuk membuktikan efektifitas terapi ini perlu dilakukanya studi

literature sehingga penelaah tertarik membuat literatur riview terhadap masalah

ini.

1.2 Tujuan

Untuk mensintesis bukti-bukti/literatur tentang Pengaruh Buerger Allen Exercise

Terhadap Sirkulasi Ektremitas Bawah Pada Pasien Luka Kaki Diabetik

1.3 Outline

Dalam Literature Review akan menjelaskan tentang :

a. Diabetes Melitus (DM)

b. Luka Kaki Diabetik (LKD)

c. Buerger Allen Exercise (BAE)

d. Mereview beberapa jurnal terkait Pengaruh Buerger Allen Exercise

3
BAB II
KAJIAN TEORITIS
2.1 Diabetes Melitus

2.1.1 Definisi

Diabetes mellitus (DM) ataupun yang biasa disebut dengan diabetes

merupakan suatu gangguan kesehatan yang berupa kumpulan gejala yang

disebabkan oleh meningkatnya kadar gula (glukosa) dalam darah akibat dari

kekurangan ataupun resistensi insulin (Bustan, 2015). Diabetes mellitus

ataupun yang sering disebut dengan penyakit kencing manis merupakan suatu

penyakit yang dapat terjadi ketika tubuh tidak mampu untuk memproduksi

cukup insulin atau tidak mampu menggunakan insulin (resistensi insulin)

(IDF, 2015)

2.1.2 Etiologi

Umumnya diabetes mellitus disebabkan karena rusaknya sel-sel pulau

langerhans pada pankreas yang bertugas menghasilkan insulin, oleh karena itu

terjadilah kekurangan insulin (Hasdiana, 2012). Menurut Smeltzer & Bare

(2008), penyebab dari diabetes mellitus tipe II/NIDDM masih belum

diketahui, faktor genetic diperkirakan memegang peranan penting terhadap

proses terjadinya resistensi insulin.

Selain itu terdapat juga faktor-faktor resiko tertentu yang ada

hubungannya dengan proses kejadian diabetes mellitus yaitu

a. Usia (resistensi insulin cendrung terjadi peningkatan pada usia diatas 40

tahun)

4
b. Obesitas (kegemukan)

c. Riwayat keluarga (genetic)

d. Kelompok etnik (di Amerika Serikat, golongan Hispanik lebih besar

kemingkinan terjadinya diabetes tipe II dibandingkan dengan golongan

Afro).

Tubuh manusia mengubah makanan tertentu menjadi glukosa, yang

merupakan suplai energy utama untuk tubuh. Insulin dari sel-sel beta

pancreas perlu untuk membawa glukosa ke dalam sel-sel tubuh dimana

glukosa digunakan untuk metabolism sel.

Diabetes mellitus terjadi ketika sel beta tidak mampu memproduksi

insulin (diabetes mellitus tipe 1) atau memproduksi insulin dalam jumlah

yang tidak cukup (diabetes mellitus tipe 2). Akibatnya, glukosa tidak

masuk kedalam sel, melainkan tetap didalam darah. Naiknya kadar

glukosa didalam darah menjadi sinyal bagi pasien untuk meningkatkan

asupan cairan dalam upaya mendorong glukosa keluar dari tubuh dalam

urin.

Penderita kemudian menjadi haus dan urinasi meningkat. Sel-sel

menjadi kekurangan energy karena berkurangnya glikosa dan memberi

sinyal kepada pasien untuk makan, membuat pasien menjadi lapar. Ada

tiga tipe DM. tipe 1, dikenal sebagai insulin-dependent (IDDM), dimana

sel beta dirusak oleh proses autoimun; tpe 2, dikenal sebagai non-

insulindependent (NIDDM), di mana sel beta memproduksi insulin dalam

5
jimlah kurang; dan gestasional diabetes mellitus (DM yang terjadi selama

kehamilan) (Donna Jacson, DKK, 2014).

2.1.3 Faktor Pencetus Terjadinya Diabetes Mellitus

Berikut ini beberapa faktor resiko DM yang tidak dapat dubah diantaranya

adalah:

a. Faktor Genetik (Keturunan)

Seseorang memiliki resiko terserang diabetes jika salah satu atau

kedua orang tuanya adalah penderita diabetes. Anak laki-laki memiliki

kemungkinan menjadi penderita, sedangkan anak perempuan merupakan

pembawa gen dan memiliki kemungkinan mewariskan ke anak-anaknya.

Anak dari penderita diabetes sejak dini sebaiknya menjaga pola makan

dan rutin berolahraga untuk memperkecil kemungkinan terserang penyakit

ini. Yang tidak kalah penting adalah mengindari stress.

b. Faktor Usia

Pada usia tua fungsi tubuh secara fisiologis menurun karena proses

aging terjadi penurunan sekresi atau resistensi insulin sehingga

kemampuan fungsi tubuh terhadap pengendalian glukosa darah yang

tinggi kurang optimal. Proses aging menyebabkan penurunan sekresi atau

resistensi insulin sehingga terjadi makroangiopati, yang akan

mempengaruhi penurunan sirkulasi darah salah satunya pembuluh darah

besar atau sedang di tungkai yang lebih mudah terjadi ulkus kaki diabetes

(Tambunan, 2006; Waspadji, 2006)

6
c. Lama Menderita Diabetes Mellitus 10 Tahun

Pada penderita diabetes mellitus yang telah menderita 10 tahun atau

lebih, akan muncul komplikasi apabila kadar glukosa darah tidak

terkendali, komplikasi berhubungan dengan vaskuler sehingga mengalami

makroangiopati dan mikroangiopati yang akan terjadi vaskulopati dan

neuropati yang mengakibatkan menurunya sirkulasi darah dan adanya

robekan/luka pada kaki penderita diabetes mellitus yang sering tidak

dirasakan karena terjadinya gangguan neuropati perifer (Tambunan, 2006;

Waspadji, 2006).

Faktor-faktor resiko yang dapat diubah :

a) Neuropati (sensorik, motorik, perifer)

El-Sayed dan Hassanein (2015) menyatakan gejala dari neuropati

diantaranya adalah mati rasa dan kehilangan sensasi. Para peneliti

percaya bahwa proses kerusakan saraf berhubungan dengan

konsentrasi glukosa yang tinggi dalam darah, yang dapat

menyebabkan kerusakan kimia pada saraf dan mengganggu saraf

sensorik yang normal. Mati rasa dan hilangnya sensasi rasa di daerah

kaki membuat penderita sulit untuk mengidentifikasi proses penyakit

seperti infeksi yang akan menjadi ulserasi dan nekrosis.

b) Obesitas

Pada obesitas dengan index masa tubuh 23 kg/m (wanita) dan index

masa tubuh 25 kg/m2 (pria) atau berat badan ideal yang berlebih akan

7
sering terjadi resistensi insulin. Apabila kadar insulin melebihi 10

U/ml, keadaan ini menunjukan hiperinsulinemia yang dapat

menyebabkan aterosklerosis yang berdampak pada vaskulopati,

sehingga terjadi gangguan sirkulasi darah sedang/besar pada tungkai

yang menyebabkan tungkai mudah terjadi ulkus/gangrene sebagai

bentuk dari kaki diabetes (Tambunan, 2006; Waspadji, 2006).

c) Hipertensi

Hipertensi pada penderita diabetes mellitus karena adanya viskositas

darah yang tinggi akan berakibat menurunya aliran darah sehingga

terjadi defisiensi vaskuler, selain itu hipertensi yang tekanan darah

lebih dari 130/80 mmHg dapat merusak atau mengakibatkan lesi pada

endotel. Kerusakan pada endotel akan berpengaruh terhadap

makroangiopati melalui proses adhesi dan agregasi trombosit yang

berakibat defisiensi vaskuler sehingga dapat terjadinya ulkus

(Tambunan, 2006; Waspadji, 2006).

d) Glikolisis Hemoglobin (HbA1C) tidak terkontrol

Glikolisis hemoglobin adalah terikatnya glukosa yang masuk dalam

sirkulasi sistemik dengan protein plasma termasuk hemoglobin dalam

sel darah merah. Apabila Glikolisis Hemoglobin (HbA1C) 6,5% akan

menurunkan kemampuan pengikatan oksigen oleh sel darah merah

yang mengakibatkan hipoksia jaringan yang selanjutnya terjadi

8
poliferasi pada dinding sel otot polos sub endotel (Tambunan, 2006;

Waspadji, 2006).

e) Kadar Kolesterol Darah Tidak Terkontrol

Pada penderita diabetes mellitus sering dijumpai adanya peningkatan

kadar trigliserida dan kolesterol plasma, sedangkan konsentrasi HDL

(high density-lipoprotein) sebagai pembersih plak biasanya rendah (

45 mg/dl). Kadar trigliserida 150 mg/dl, kolestrol total 200 mg/dl dan

HDL 45 mg/dl akan mengakibatkan buruknya sirkulasi ke sebagian

besar jaringan dan menyebabkan hipoksia serta cedera jaringan,

merangsang reaksi peradangan dan terjadinya aterosklerosis

(Tambunan, 2006; Waspadji, 2006).

f) Kebiasaan Merokok

Pada penderita diabetes mellitus yang merokok 12 batang per hari

mempunyai resiko 3 kali untuk menjadi ulkus kaki diabetes

dinbanding dengan penderita DM yang tidak merokok. Akibat dari

kandungan nikotin yang ada didalam rokok akan dapat menyebabkan

kerusakan endotel kemudian terjadi penempelan dan agregasi

trombosit yang selanjutnya terjadi kebocoran sehingga lipoprotein

lipase akan memperlambat clearance lemak darah dan mempermudah

timbulnya aterosklerosis. Aterosklerosis berakibat insufisiensi

vaskuler sehingga aliran darah ke arteri dorsalis pedis, poplitea, dan

tibialis juga akan menurun (Tambunan, 2006; Waspadji, 2006).

9
g) Ketidak Patuhan Diit

Kepatuhan diit diabetes mellitus merupakan upaya yang sangat

penting dalam pengendalian kadar gula darah, kolesterol, dan

trigliserida mendekati normal sehingga dapat mencegah komplikasi

kronik, seperti luka kaki diabetik. Kepatuhan diit penderita DM

mempunyai fungsi yang sangat penting yaitu mempertahankan berat

badan normal, menurunkan kadar glukosa darah, memperbaiki profil

lipid, menurunkan tekanan darah sistolik dan diastolic, meningkatkan

sensitivitas reseptor insulin dan memperbaiki system koagulasi darah

(Tambunan, 2006; Waspadji, 2006).

h) Kurangnya Aktivitas Fisik

Aktivitas fisik sangat bermanfaat dalam meningkatkan sirkulasi darah,

menurunkan berat badan, dan memperbaiki sensitivitas terhadap

insulin, sehingga akan memperbaiki kadar gula darah. Terkendalinya

kadar gula darah akan mencegah komplikasi kronik diabetes mellitus.

Olahraga rutin (lebih dari 3 kali seminggu selama 30 menit) akan

memperbaiki metabolisme karbohidrat, berpengaruh positif terhadap

metabolisme lipid dan memberi sumbangan terhadap penurunan berat

badan (Tambunan, 2006; Waspadji, 2006).

i) Pengobatan Tidak Teratur

Pengobatan rutin dan pengobatan intensif akan dapat mencegah dan

menghambat timbulnya komplikasi kronik, seperti luka kaki diabetik.

1
Sampai saat ini belum ada obat yang dapat dianjurkan secara tepat

untuk memperbaiki vaskularisasi perifer pada penderita DM, namun

jika dilihat dari penelitian tentang kelainan akibat aterosklerosis di

tempat lain seperti jantung dan otak, obat seperti aspirin dan lainnya

yang sejenis dapat digunakan pada penderita DM meskipun belum ada

bukti yang cukup kuat untuk menganjurkan penggunaan secara rutin

(Waspadji, 2006).

2.1.4 Jenis-Jenis Diabetes Mellitus

Ada 3 jenis tipe dari penyakit diabetes yaitu (Ulya, 2012) :

a. Diabetes Mellitus tipe 1 Yaitu suatu keadaan dimana tubuh sama sekali

tidak dapat memproduksi hormon insulin. Penderita penyakit diabetes tipe

ini harus menggunakan suntikan insulin dalam mengatur gula darahnya.

Sebagian besar penderita penyakit tipe ini adalah anakanak dan remaja.

b. Diabetes Mellitus tipe 2 Penyakit tipe ini terjadi karena penderita tidak

kekurangan insulin akan tetapi, insulin tersebut tidak dapat digunakan

dengan baik (resistensi insulin). Tipe penyakit ini merupakan penderita

terbanyak saat ini (90% lebih), dan sering terjadi pada mereka yang

berusia lebih dari 40 tahun, gemuk, dan mempunyai riwayat penyakit

diabetes dalam keluarga.

c. Diabetes Gestasional Merupakan diabetes yang datang selama masa

kehamilan karena pada saat hamil terjadi perubahan hormonal dan

metabolik sehingga dapat ditemukan jumlah atau fungsi insulin yang tidak

1
optimal yang dapat menyebabkan terjadinya komplikasi yang meliputi

preeclampsia, kematian ibu, abortus spontan, kelainan congenital,

prematuritas, dan kematian neonatal. DM gestasional meliputi 2-5 % dari

seluruh diabetes (Arif et al., 2001)

2.1.5 Gejala Diabetes Mellitus

Gejala umum yang biasa timbul pada penderita diabetes diantaranya

adalah sering buang air kecil (poliuria) dan terdapat kandungan gula pada

urinnya (glukosuria) yang merupakan efek langsung kadar glukosa darah yang

tinggi (melewati ambang batas ginjal). Poliuria mengakibatkan penderita

merasakan haus yang berlebihan sehingga banyak minum (polidipsia).

Poliuria juga dapat mengakibatkan terjadinya polifagia (sering lapar), kadar

glukosa darah yang tinggi pada penderita diabetes tidak mampu diserap

sepenuhnya oleh sel-sel jaringan tubuh.

Penderita akan kekurangan energy, mudah lelah, dan berat badan

menurunn (Purwatresna, 2012). Meneurut buku Keperawatan Medikal Bedah

DeMYSTiFieD ada beberapa tanda-tanda dan gejala dari diabetes mellitus

yaitu:

a. Tipe I Serangan cepat karena tidak ada insulin yang diproduksi Nafsu

makan meningkat (polyphagia) karena sel-sel kekurangan energy, sinyal

bahwa perlu makan banyak. Haus meningkat (polydipsia) karena tubuh

berusaha membuang glukosa Urinasi meningkat (polyuria) karena tubuh

berusaha membuang glukosa Berat badan turun karena glukosa tidak dapat

1
masuk ke dalam sel Sering infeksi karena bakteri hidup dari kelebihan

glukosa Penyembuhan tertunda/lama karena naiknya kadar glukosa di

dalam darah menghalangi proses kesembuhan

b. Tipe II Serangan lambat karena sedikit insulin diproduksi Haus meningkat

(polydipsia) karena tubuh berusaha membuang glukosa Urinasi meningkat

(polyuria) karena tubuh berusaha membuang glukosa Infeksi kandida

karena bakteri hidup dari kelebihan glukosa Penyembuhan tertunda/lama

karena naiknya kadar glukosa di dalam darah menghalangi proses

penyembuhan

c. Gestasional Asimtomatik Beberapa pasien mungkin mengalami haus yang

meningkat (polydipsia) karena tubuh berusaha membuang glukosa.

2.1.6 Patofisiologi Diabetes mellitus

Pathogenesis diabetes mellitus tipe 2 ditandai dengan adanya resistensi

insulin perifer, gangguan hepatic glucose production (HGP) dan penurunan

fungsi sel , yang akhirnya akan menuju kerusakan total sel . Awalnya timbul

resistensi insulin kemudian disusul oleh peningkatan sekresi insulin, untuk

mengatasi kekurangan resistensi insulin agar kadar glukosa darah tetap

normal. Lama-kelamaan sel tidak mampu lagi mengkompensasikan resistensi

insulin hingga kadar glukosa darah meningkat dan fungsi sel semakin

menurun saat itulah diagnose diabetes mellitus ditegakan.

Penurunan fungsi sel berlangsung secara progresif sampai akhirnya

sama sekali tidak mampu lagi mengekresi insulin (ADA, 2007). Pada

1
penderita diabetes mellitus tipe 2, terutama yang ada di tahap awal, pada

umumnya dapat dideteksi jumlah insulin yang cukup didalam darahnya,

disamping kadar gula darah yang juga tinggi. Jadi, awal dari patofisiologis

diabetes mellitus tipe 2 bukanlah disebabkan oleh kurangnya sekresi insulin,

namun karena sel-sel sasaran insulin gagala atau tidak mampu merespon

insulin secara normal. Keadaan ini lazim disebut dengan resistensi insulin.

Resistensi insulin banyak terjadi di Negara-negara maju seperti Amerika

Serikat, sebagai akibat dari kegemukan, gaya hidup yang kurang gerak

(sedentary), dan penuaan (Depkes RI, 2005).

2.1.7 Komplikasi Diabetes Mellitus

Komplikasi-komplikasi diabetes mellitus antara lain:

a. System kardiovaskular (peredaran darah jantung) seperti hipertensi, infark

miokard (gangguan pada otot jantung).

b. Mata: retinophaty diabetika, katarak

c. Paru-paru: TBC (tuberculosis)

d. Ginjal: pielonefritis (infeksi pada piala ginjal), Glumerulosklerosis

(pengerasan pada glumerulus)

e. Hati: sirosis hepatis (pengerasan pada hati) f. Kulit: Gangren (jaringan

mati pada kulit, jaringan), ulcus (luka)

2.1.8 Penatalaksanaan Diabetes Mellitus

Tujuan utama terapi diabetes adalah mencoba menormalkan aktifitas

insulin dan kadar glukosa darah dalam upaya untuk mengurangi terjadinya

1
komplikasi vaskuler serta neuropatik.tujuan terapeutik pada setiap tipe

diabetes adalah mencapai kadar glukosa darah normal tanpa terjadinya

hipoglikemia dan gangguan serius pada pola aktifitas pasien. Menurut

Smeltzer & Bare (2008) ada lima komponen dalam penatalaksanaan diabetes :

a. Diet

Bagi semua penderita diabetes melitus, perencanaan makan harus

mempertimbangkan pula kegemaran penderita terhadap makanan tertentu,

gaya hidup, jam-jam makan yang biasa diikutinya dan latar belakang etnik

serta budayanya.

b. Latihan/Olahraga

Latihan/olahraga sangat penting dalam penatalaksanaan diabetes

karena efeknya dapat menurunkan kadar glukosa darah dan mengurangi

faktor resiko kardiovaskuler. Latihan akan menurunkan kadar glukosa

darah dengan meningkatkan pengambilan glukosa oleh otot dan

memperbaiki pemakaian insulin. Sirkulasi darah dan tonus otot juga

diperbaiki dengan berolahraga. Ada banyak jenis olahraga yang di

anjurkan bagi penderita diabetes mellitus yaitu : joging, berenang,

bersepeda, angkat beban, senam diabetes, senam lansia, senam aerobik,

senam kaki diabetes melitus dan Buerger Allen exercise (latihan kaki).

Pasien diabetes dianjurkan melakukan latihan jasmani secara teratur 3-4

kali seminggu selama 30 menit (Sukardji & Ilyas, 2009).

c. Pemantauan glukosa

1
Dengan melakukan pemantauan kadar glukosa darah, penderita

diabetes kini dapat mengatur terapinya untuk mengendalikan kadar

glukosa darah secara optimal.

d. Terapi Insulin (jika diperlukan)

Pada diabetes tipe I, tubuh kehilangan kemampuan untuk

memproduksi insulin. Dengan demikian, insulin eksogenus harus

diberikan dalam jumlah yang tak terbatas. Pada diabetes tipe II, insulin

mungkin diperlukan sebagai jangka panjang untuk mengendalikan kadar

glukosa darah glukosa darah jika diet dan obat hipoglikemia oral tidak

berhasil mengontrolnya.

e. Pendidikan

Pendidikan kesehatan bagi pasien dan keluarganya juga dianggap

sebagai komponen yang penting dalam menangani penyakit diabetes.

2.2 Buerger Allen Exercise

2.2.1 Definisi

Adalah aktifitas yang melibatkan berbagai sendi gerak atau

peregangan ke segala arah yang mana dapat meningkatkan aliran darah ke

daerah ekstremitas bawah (Turan, 2015).

Buerger Allen merupan salah satu jenis latihan yang dilakukan dengan

cara memberikan posisi lebih rendah pada ekstremitas sehingga dapat

mempercepat proses penyembuhan luka (Vijayabarathi, 2016) Buerger

merupakan latihan yang ditujukan untuk meningkatkan sirkulasi darah pada

1
ekstremitas bagian bawah yang pertama kali diungkapkan oleh Buerger pada

tahun 1926 yang kemudian dimodifikasi oleh Allen pada tahun 1930 yang

bertujuan untuk meringankan gejala pada penderita dengan insufisiensi arteri

pada tungkai bawah. Latihan Buerger mengutamakan pada aktivitas dengan

menggunakan perubahan postural dan sirkulasi perifer yang dirangsang oleh

modulasi gravitasi dan menerapkan kontraksi otot (Chang, 2015).

2.2.2 Manfaat

Beberapa penelitian menunjukan manfaat Buerger Allen exercise dan

senam kaki pada pasien diabetes mellitus diantaranya adalah Buerger Allen

merupakan salah satu jenis latihan yang dilakukan dengan cara memberikan

posisi lebih rendah pada ekstremitas sehingga dapat mempercepat proses

penyembuhan luka. Selain itu, latihan ini juga mengutamakan aktivitas

dengan menggunakan perubahan postrural dan sirkulasi perifer yang

dirangsang oleh modulasi graovitasi dan menerapkan kontraksi otot

(Vijayabarathi, 2016; Chang, 2015).

Hal ini dapat meningkatkan perfusi pada ekstremitas bawah dan dapat

mengurangi rasa nyeri pada area ekstremitas bawah penderita diabetes

mellitus tipe 2, dapat meningkatkan suplai darah ke ekstremitas dan

berpotensi menyebabkan terjadinya pembentukan struktur vascular baru,

sehingga dapat membantu proses penyembuhan luka (Turan, 2015;

Vijayabarathi, 2016) Senam kaki dapat bermanfaat merilekskan dan

melancarkan peredaran darah. Akibat dari gerakan senam kaki tersebut akan

1
memperlancar darah yang membawa oksigen dan nutrisi lebih banyak ke sel-

sel kaki, dengan itu ulkus pada kaki diabetik tidak akan terjadi (Natalia et al.,

2012).

Senam kaki bermanfaat meningkatkan pemakaian glukosa oleh otot-

otot yang aktif dan banyak kapiler yang terbuka sehingga lebih banyak

reseptor insulin menjadi lebih aktif, sehingga mempengaruhi penurunan

glukosa darah pada penderita diabetes mellitus (Misnadiarly, 2006). Hasil

penelitian Priyanto, (2013) menunjukan bahwa hasil kadar gula darah dan

sensitivitas kaki jauh lebih baik setelah diberikan senam kaki.

2.2.3 Indikasi

Indikasi Buerger Allen exercise menurut Vijayabarathi (2014) meliputi:

a. Pasien penderita diabetes mellitus baik laki-laki maupun perempuan

b. Penderita diabetes mellitus yang beresiko rendah mempunyai ulkus kaki

diabetic (dalam kelas 0-1 sesuai dengan klasifikasi wagner system)

Sedangkan Menurut Hidayat (2014) indikasi dan kontraindikasi dari senam

kaki pada penderita diabetes adalah :

a. Indikasi dari senam kaki yaitu dapat diberikan kepada seluruh penderita

diabetes mellitus baik tipe 1 dan tipe 2.

b. Kontraindikasi dari senam kaki yaitu Bukan penderita yang memiliki

diabetes mellitus dengan ulkus kaki dengan gangrene yang kronik

1
2.2.4 Pengaruh Buerger Allen Exercise Terhadap Sensitivitas Kaki

Secara fisiologis latihan kaki memiliki pengaruh terhadap kondisi kaki

mulai dari jari kaki sampai pada telapak kaki, mulai dari distal jari kaki

sampai pada bagian telapak kaki, karena pada kaki terdapat banyak saraf-saraf

kaki yang berujung pada peredaran darah sehingga dengan latihan kaki darah

akan lancar dan ransangan menuju jantung akan terasa dan energy akan keluar

dengan ransangan saraf yang cepat dan mempengaruhi sensitivitas kaki

(Rasyid, 2011).

1
BAB III
METODE

3.1. Design

Design yang digunakan adalah Experimental Designs dengan pendekatan

pretest-posttest design. Melalui beberapa jurnal/artikel yang diterbitkan dari

tahun 2015 sampai tahun 2019 yang membahas tentang Pengaruh Buerger Allen

Exercise terhadap pasien luka kaki diabetik.

3.2. Kriteria inklusi dan eksklusi

3.2.1 Inklusi

Semua studi yang menggunakan metode Experimental Designs dengan

pendekatan pretest-posttest design. Dengan subjek penelitian adalah pasien

DM atau LKD. Intervensi yang diberikan adalah Buerger Allen Exercise

(BAE) untuk mengontrol bagian ekstremitas pada pasien DM atau LKD

sehingga dapat meningkatkan sirkulasi pembuluh darah vena serta sirkulasi

perifer ke ektremitas, sehingga kebutuhan nutrisi ke jaringan dan suplai ke

area plantar kaki akan meningkatkan suplai darah ke jaringan pada bagian

ekstremitas bawah. dan hasil penelitian ini dilihat pada p value pada

penelitian yang telah direview.

3.2.2 Eksklusi

Studi dikeluarkan apabila tidak menggunakan metode Experimental

Designs dengan pendekatan pretest-posttest design.

2
3.3 Strategi Pencarian Literatur

Penelusuran artikel/jurnal penelitian yang terpublikasi melalui database

DOAJ, EBSCO, dan Google Schoolar. Kata kunci yang digunakan dalam

pencarian artikel adalah Buerger Allen Exercise, Diabetes Melitus, Luka

Kaki Diabetik, Diabetes Melitus Tipe 2.

I D E Nkata
Penelusuran melalui T I kunci
F I K Pada
A S Itanggal 5 Juni 2020 pada database DOAJ, Ebsco, dan Google Scholar.

Hasil
DOAJ : 4
EBSCO : 3
Google Schoolar :

Screening: Jumlah jurnal yang sesuai dengan kriteria sample jurnal 12


SCREENING

CASP: studi yang ditemukan 5

Inklusi studi dalam penelitian berjumlah 5 studi/jurnal

Gambar 3.3.1 Strategi Pencarian Literatur

2
3.4 Metode Pengkajian Kualitas Studi

Dalam menguji kualitas studi menggunakan metode PICOT

Framework dan CASP yang berfokus pada permasalahan metode penelitian,

intervensi, interptesasi hasil, dan generalisasi hasil penelitian.

2
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Karakteristik Studi

Analisa dari 5 jurnal yang digunakan dalam penelitian ini seluruh artikel

menggunakan metode Experimental Designs dengan pendekatan pretest-posttest

design. Karakteristik utama untuk mengontrol bagian ekstremitas pada pasien DM

atau LKD, sedangkan untuk karakteristik intervensi dimasukan adalah Buerger

Allen Exercise (BAE).

Author & Tahun Tujuan Metode Sampel Hasil

Pengaruh Untuk Pre Sampel Hasil penelitian


Buerger Allen Menganalisis eksperimen sebanyak menunjukkan perbedaan
Exercise Pengaruh dengan 43 signifikan antara nilai
Terhadap Buerger pendekatan responden rata-rata ABI sebelum
Sirkulasi Allen pretest dan 0,84 dan sesudah 0,95
Ektremitas Exercise posttest intervensi Buerger allen
Bawah Pada Terhadap without exercise dengan nilai
Pasien Luka Sirkulasi control. p=0,000. Buerger allen
Kaki Diabetik. Ektremitas exercise efektif untuk
(Jannaim, Bawah Pada meningkatkan sirkulasi
Ridha Pasien Luka LKD karena perubahan
Dharmajaya, Kaki posisi dan gaya gravitasi
Asrizal. 2018) Diabetik membantu
mengosongkan dan
mengisi kolom darah,
sedangkan kontraksi
muskulus gastrocnemius
sebagai muscle pump
mengaktivasi pembuluh
darah vena dan arteri
untuk membuka jalur
sirkulasi collateral lokal

2
Pengaruh Untuk Quasy Sampel Hasil bivariat
Buerger Allen Menganalisis Experimental berjumlah menunjukan ada
Exercise Pengaruh Design, 13 pengaruh Buerger
Terhadap Buerger Allen dengan responden Allen exerciseterhadap
Sensitivitas Kaki Exercise pendekatan sensitivitas kaki dengan
Pasien Diabetes Terhadap one group selisih rata-rata sebelum
Mellitus. Sensitivitas pretestposttes dan sesudah dilakukan
(Ida Suryati, Kaki Pasien t design. Buerger Allen exercise
Lilisa Murni, Diabetes adalah -2,846 dengan
Berly Arnoval. Mellitus PValue 0,000(<0,05).
2019) Disimpulkan bahwa ada
pengaruh Buerger Allen
exercise terhadap
sensitivitas kaki.
Penderita diabetes
mellitus agar dapat
menerapkan Buerger
Allen exercise guna
meningkatkan nilai
sensitivitas kaki agar
terhindar dari
komplikasi dari
Diabetes Mellitus.
Effectiveness Of Untuk Quasy Sampel Hasil penelitian
Buerger Allen menganalisis Experimental Sebanyak menunjukan Ada
Exercise On efektivitas dengan 60 peningkatan yang
Level Of Lower latihan pendekatan responden signifikan dalam tingkat
Extremity Buerger Allen pre-test dan perfusi ekstremitas
Perfusion Exercise pada post-test bawah pada kelompok
Among Patient tingkat perfusi design eksperimen setelah
With Type2 ekstremitas latihan Buerger Allen
Diabetes bawah di dibandingkan kelompok
Mellitus. antara pasien kontrol di antara pasien
Saveetha diabetes dengan diabetes mellitus
Medical College mellitus tipe 2 tipe 2 dengan nilai (p
And Hospital <0,001).
(Ms. Towar
Shilshi
Lamkang, Dr.
Aruna, S. and
Dr. Mangala
Gowri, P. 2017)

2
A study to assess Untuk true Sampel Hasil penelitian
the effectiveness menganalisis experimental Sebanyak menunjukkan bahwa
of Buerger Allen efektivitas dengan 60 efektivitas Latihan
exercise on latihan pendekatan responden Buerger Allen pada
lower extremity Buerger Allen pretest and perfusi ekstremitas
perfusion among pada perfusi posttest bawah di antara pasien
patients with ekstremitas design dengan diabetes mellitus
type 2 diabetes bawah di tipe 2 antara posttest
mellitus in antara pasien eksperimental dan
Saveetha dengan kelompok kontrol nilai
Medical College diabetes skor rata-rata 0,9 pada
and Hospital in mellitus tipe 2 kelompok eksperimen
Chennai dan 0,8 pada kelompok
kontrol. Nilai 't' adalah
(Bhuvaneshwar (2,583). hal Ini
i,Tamilselvi. menunjukkan bahwa
2018) Latihan Buerger Allen
efektif dalam
meningkatkan perfusi
ekstremitas bawah di
antara pasien dengan
diabetes mellitus tipe 2
dengan nilai p < 0,05.
Effectiveness of
untuk Quasy Sampel Hasil dari penelitian ini
Buerger Allen menganalisis Experimental Sebanyak mengungkapkan bahwa
Exercise to
Efektivitas dengan 60 di sini ada peningkatan
Improve the
Latihan pendekatan responden yang signifikan dalam
Lower ExtremityBuerger Allen pre-test dan perfusi ekstremitas
Perfusion amonguntuk post-test bawah setelah
Patients with
Meningkatkan design melakukan latihan
Type 2 DiabetesPerfusi Buerger Allen. Dengan
Mellitus. Ekstremitas nilai p
Bawah pada
(Jemcy John Pasien
dan A.Rathiga. Diabetes
2015) Mellitus Tipe
2
Tabel 4.1 Karakteristik Artikel/Studi

2
4.2 Hasil

Buerger Allen exercise adalah salah satu bentuk gerakan aktif pada area

plantar yang menerapkan gaya gravitasi oleh karena itu setiap tahapan gerakan

harus dilakukan dengan teratur. Pada masing-masing artikel yang diteliti

memiliki perbedaan dalam penatalaksanaannya. Perbedaan itu terlihat pada

pelaksanaan terapi dimana ada yang melakukan murni serta pada alat ukur yang

digunakan berbeda. Namun pada intinya studi yang dilakukan ini membuktikan

adanya pengaruh Pengaruh Buerger Allen Exercise Terhadap Sirkulasi

Ektremitas Bawah Pada Pasien DM.

Penelitian (Jannaim, dkk 2018), Hasil penelitian ini membuktikan hipotesa

penelitian yang menyatakan bahwa pemberian intervensi Buerger Allen exercise

dapat meningkatkan sirkulasi ektremitas bawah yang mengalami gangguan

sirkulasi ulkus vena dan ulkus arteri-vena pada pasien LKD. dengan nilai p=(

0,000). dimana Buerger allen exercise ini efektif untuk meningkatkan sirkulasi

LKD karena perubahan posisi dan gaya gravitasi membantu mengosongkan dan

mengisi kolom darah, sedangkan kontraksi muskulus gastrocnemius sebagai

muscle pump mengaktivasi pembuluh darah vena dan arteri untuk membuka

jalur sirkulasi collateral lokal.

Penelitian (Ida Suryati, dkk. 2019), Hasil bivariat menunjukan ada pengaruh

Buerger Allen exercise terhadap sensitivitas kaki dengan selisih rata-rata

sebelum dan sesudah dilakukan Buerger Allen exercise adalah -2,846 dengan P-

2
Value 0,000 (<0,05). Disimpulkan bahwa ada pengaruh Buerger Allen exercise

terhadap sensitivitas kaki. Penderita diabetes mellitus agar dapat menerapkan

Buerger Allen exercise yang akan membuat otot-otot kaki berkontraksi, sehingga

meningkatkan metabolisme pada otot. Hal inilah yang akan mengakibatkan

melebarnya pembuluh darah pada daerah kaki, sehingga peredaran darah

menjadi lancar dan penggunaan glukosa dalam proses metabolisme meningkat

dan menyebabkan sensitivitas kaki juga akan meningkat.

Penelitian (Towar et.al. 2017), Hasil penelitian menunjukan ada peningkatan

yang signifikan dalam tingkat perfusi ekstremitas bawah pada kelompok

eksperimen setelah latihan Buerger Allen excercise dibandingkan kelompok

kontrol di antara pasien dengan diabetes mellitus tipe 2. kelompok eksperimen

dan kontrol ditemukan signifikan secara statistik pada tingkat p <0,001. Temuan

di atas jelas menunjukkan bahwa dalam post test latihan Buerger Allen

ditemukan efektif pada perfusi ekstremitas bawah di antara pasien diabetes

mellitus tipe 2 pada kelompok eksperimen daripada pasien dalam kelompok

kontrol.

Penelitian (Bhuvaneshwari. 2018), Hasil penelitian menunjukkan bahwa

efektivitas Latihan Buerger Allen pada perfusi ekstremitas bawah di antara

pasien dengan diabetes mellitus tipe 2 antara post-test eksperimental dan

kelompok kontrol nilai skor rata-rata 0,9 pada kelompok eksperimen dan 0,8

pada kelompok kontrol. Nilai 't' adalah (2,583). hal Ini menunjukkan bahwa

2
Latihan Buerger Allen efektif dalam meningkatkan perfusi ekstremitas bawah di

antara pasien dengan diabetes mellitus tipe 2 dengan nilai p (< 0,05).

Penelitian (Jemcy et. al. 2015), Hasil dari penelitian ini mengungkapkan

bahwa di sini ada peningkatan yang signifikan dalam perfusi ekstremitas bawah

setelah melakukan latihan Buerger Allen.. Ini menunjukkan bahwa pada

kelompok eksperimen terdapat perbedaan yang signifikan antara nilai rata-rata

pre-test 0,922 dengan SD 0,0562 dan nilai rata-rata tes pos 0,980 dengan SD

0,0407 yang memproyeksikan bahwa nilai t 9,108 * signifikan pada tingkat p

<0,05 sedangkan pada kelompok kontrol tidak ada perbedaan yang signifikan

antara nilai rata-rata pre tes 0,8427 dengan SD 0,0714 dan nilai rata-rata post test

0,8400 dengan SD 0,0675 yang memproyeksikan bahwa nilai t 1.000 tidak

signifikan pada tingkat p <0,05. Dengan demikian Latihan Buerger Allen

terbukti efektif untuk meningkatkan perfusi ekstremitas bawah di antara pasien

dengan diabetes mellitus tipe 2.

4.3 Pembahasan

Diabetes mellitus ( DM ) adalah suatu penyakit dimana kadar glukosa darah

(gula sederhana) didalam darah tinggi karena tubuh tidak dapat melepaskan atau

menggunakan insulin secara adekuat. Perubahan gaya hidup yang tidak sehat

seperti makanan yang berlebih (berlemak dan kurang serat) dapat meningkatkan

kadar gula darah, sehingga kaki mengalami kesemutan atau rasa baal yang akan

mengakibatkan terjadinya neuropati dan sensitivitas terhadap kaki menurun.

2
Salah satu komplikasi yang berbahaya dari penyakit DM adalah luka kaki

diabetes yang dapat menyebabkan infeksi dan kelainan bentuk kaki sampai

dengan amputasi anggota tubuh.

Buerger merupakan latihan yang ditujukan untuk meningkatkan sirkulasi

darah pada ekstremitas bagian bawah yang pertama kali diungkapkan oleh

Buerger pada tahun 1926 yang kemudian dimodifikasi oleh Allen pada tahun

1930 yang bertujuan untuk meringankan gejala pada penderita dengan

insufisiensi arteri pada tungkai bawah. Latihan Buerger mengutamakan pada

aktivitas dengan menggunakan perubahan postural dan sirkulasi perifer yang

dirangsang oleh modulasi gravitasi dan menerapkan kontraksi otot. (Chang,

2015).

Buerger Allen Exercise Adalah aktifitas yang melibatkan berbagai sendi

gerak atau peregangan ke segala arah yang mana dapat meningkatkan aliran

darah ke daerah ekstremitas bawah. Buerger Allen merupakan salah satu jenis

latihan yang dilakukan dengan cara memberikan posisi lebih rendah pada

ekstremitas sehingga dapat mempercepat proses penyembuhan luka. keefektifan

Buerger Allen exercise dengan beberapa dasar fisiologis, dalam penggunaan

pada pasien DM dengan Skin Perfusion Pressures (SPP), Peripheral Arterial

Disease (PAD), neuropati dan aterosklerosis. Melalui latihan ini dengan

perubahan-perubahan posisi dan kontraksi otot, latihan postural dapat menjamin

meningkatkan sirkulasi pembuluh darah vena serta sirkulasi perifer ke

2
ektremitas, sehingga meningkatkan kebutuhan nutrisi ke jaringan dan suplai ke

area plantar kaki. (Hassan & Mehani, 2012).

Hasil penelitian dalam literature review ini mendapatkan bahwa Buerger

Allen exercise merupakan salah satu jenis latihan yang efektif untuk dilakukan

dengan cara memberikan posisi lebih rendah pada ekstremitas sehingga dapat

mempercepat proses penyembuhan luka. Selain itu, latihan ini juga

mengutamakan aktivitas dengan menggunakan perubahan postrural dan sirkulasi

perifer yang dirangsang oleh modulasi gravitasi dan menerapkan kontraksi otot.

Hal ini dapat meningkatkan perfusi pada ekstremitas bawah, dapat mengurangi

rasa nyeri pada area ekstremitas bawah penderita diabetes mellitus tipe 2, dapat

meningkatkan suplai darah ke ekstremitas dan berpotensi menyebabkan

terjadinya pembentukan struktur vascular baru, sehingga dapat membantu proses

penyembuhan luka pada pasian DM atau LKD.

Dalam hasil penelitian literatur riview Latihan Buerger Allen exercise

dilakukan sebanyak 6 kali dalam 7 hari. Setiap minggu dilakukan sebanyak tiga

kali dan setiap kali latihan dilakukan sebanyak 2 kali, dan durasi setiap latihan ±

18 menit. Latihan dilakukan dua kali sehari dengan rentang jarak per enam jam

selama tiga minggu, adapun prosedurnya ada tiga tahap yaitu: 1) ekstremitas

bawah atau kaki diangkat pada posisi 45–90o dengan kaki disanggah oleh

bantal, selanjutnya kaki melakukan gerakkan fleksi dan ekstensi selama 2–3

menit atau sampai kulit terlihat menjadi pucat; 2) Pasien duduk dalam posisi

3
santai dengan posisi kaki tungkai kaki digantungkan di bawah tempat tidur atau

kursi, selanjutnya kaki pasien melakukan gerakan fleksi dan ekstensi, dan

berikutnya melakukan gerakan pronasi dan supinasi atau gerakan kaki ke dalam

dan keluar, gerakan ini dilakukan selama 5–10 menit sampai kulit terlihat

kemerahan kembali; 3) pasien berbaring ditempat tidur dengan tenang selama 10

menit dengan kedua kaki pasien beristirahat serta diselimuti kain selama

beberapa menit.

Buerger Allen exercise memiliki dampak yang positif terhadap sirkulasi,

memperbaiki aliran darah, meningkatkan kemampuan berjalan, mengurangi

nekrosis, mencegah emboli, nyeri, dan sianosis pada pembulu darah.

peningkatan nilai sensitivitas kaki yang terjadi pada responden membuktikan

bahwa Buerger Allen exercise berpengaruh terhadap tingkat sensitivitas kaki

pada penderita diabetes mellitus. Meningkatnya sensitivitas kaki disebabkan

karena keteraturan responden mengikuti Buerger Allen exercise dan juga

melaksanakannya secara baik dan benar. Ketika seseorang melakukan Buerger

Allen exercise akan membuat otot- otot kaki berkontraksi, sehingga

meningkatkan metabolisme pada otot. Hal inilah yang akan mengakibatkan

melebarnya pembuluh darah pada daerah kaki, sehingga peredaran darah

menjadi lancar dan penggunaan glukosa dalam proses metabolisme meningkat

dan menyebabkan sensitivitas kaki juga akan meningkat.

Secara fisiologis latihan kaki memiliki pengaruh terhadap kondisi kaki mulai

3
dari jari kaki sampai pada telapak kaki, mulai dari distal jari kaki sampai pada

bagian telapak kaki, karena pada kaki terdapat banyak saraf-saraf kaki yang

berujung pada peredaran darah sehingga dengan latihan kaki darah akan lancar

dan ransangan menuju jantung akan terasa dan energy akan keluar dengan

ransangan saraf yang cepat dan mempengaruhi sensitivitas kaki. (Rasyid, 2011).

Dalam hasil penelitian literatur riview ini semua penelitian mengatakan

bahwa Buerger Allen exercise sangat efektif dan berpengaruh terhadap Sirkulasi

Ektremitas Bawah Pada Pasien Diabetes Melitus. latihan Buerger Allen exercise

akan membuat otot-otot kaki berkontraksi, sehingga meningkatkan metabolisme

pada otot. Hal inilah yang akan mengakibatkan melebarnya pembuluh darah

pada daerah kaki, sehingga peredaran darah menjadi lancar dan penggunaan

glukosa dalam proses metabolisme meningkat dan menyebabkan sensitivitas

kaki juga akan meningkat. Dalam hasil penelitian literatur riview kelebihan dari

semua penelitian ini adalah mampu memberikan pengaruh terhadap pasien DM

setelah dilakukan latihan Buerger Allen exercise, hasil penelitianpun akurat

dengan didasarkan pada nilai p value yang di bawah dari (< 0.05), sehingga

penelitian tersebut akurat berdasarkan nilai uji statistik yang terpercaya. Namun

dalam hasil penelitian ini ada beberapa kekurangan yang tidak dicantumkan

dalam penelitian tersebut diantaranya, tidak menjelaskan waktu pemberian, tidak

menjelaskan prosedur, dan tidak menjelaskan hasilnya secara detail.

3
4.4 Implikasi Keperawatan

Berdasarkan hasil temuan dari penelitian ini, manfaat latihan Buerger Allen

exercise dapat dikombinasikan dengan program promosi kesehatan untuk pasien

dengan risiko tinggi untuk LKD termasuk peningkatan sirkulasi di ekstremitas

bawah dan mengurangi ketidaknyamanan kaki. Latihan Buerger Allen exercise

sangat efektif dan berpengaruh terhadap Sirkulasi Ektremitas Bawah Pada Pasien

Diabetes Melitus maupun pada pasien LKD. Oleh karena itu, perawat di rumah

sakit atau masyarakat dapat menerapkan latihan Buerger Allen exercise standar

berbiaya rendah ini dan dikombinasikan dengan program promosi kesehatan

untuk kegiatan sehari-hari pada pasien dengan diabetes melitus.

3
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Buerger Allen exercise adalah aktifitas atau latihan yang melibatkan berbagai

sendi gerak atau peregangan ke segala arah yang mana dapat meningkatkan

aliran darah ke daerah ekstremitas bawah. Hal ini dapat meningkatkan perfusi

pada ekstremitas bawah, dapat mengurangi rasa nyeri pada area ekstremitas

bawah pada penderita diabetes mellitus tipe 2, dapat meningkatkan suplai darah

ke ekstremitas dan berpotensi menyebabkan terjadinya pembentukan struktur

vascular baru, sehingga dapat membantu proses penyembuhan luka pada pasian

DM atau LKD. Buerger Allen exercise memiliki kelebihan yaitu dapat

dilakukan sendri, tidak harus berkelompok, waktu yang dibutuhkan tidak lama,

latihannya mudah dilakukan

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas tentang Pengaruh Buerger Allen Exercise

Terhadap Sirkulasi Ektremitas Bawah Pada Pasien Luka Kaki Diabetik , adapun

saran :

a. Bagi Institusi Pendidikan Keperawatan Sebaiknya Mini Riset ini dapat

dijadikan referensi untuk menambah wawasan yang berkaitan dengan mutu

pelayanan keperawatan serta dapat memberikan masukkan data untuk

pengembagan ilmu khususnya keperawatan medikal bedah.

3
b. Bagi rumah sakit Sebaiknya hasil Mini Riset ini digunakan sebagai bahan

masukan maupun tambahan informasi tentang terapi tersebut.

3
DAFTAR PUSTAKA

Jannaim, Jannaim, Ridha Dharmajaya, and Asrizal Asrizal. 2018. “Pengaruh


Buerger Allen Exercise Terhadap Sirkulasi Ektremitas Bawah Pada Pasien
Luka Kaki Diabetik.” Jurnal Keperawatan Indonesia, Volume 21 No.2, Juli
2018, hal 101- 108 pISSN 1410-4490, eISSN 2354-9203 DOI:
10.7454/jki.v21i2.652
Ida Suryati, Lilisa Murni, Berly Arnoval (2019). Pengaruh Buerger Allen Exercise
Terhadap Sensitivitas Kaki Pasien Diabetes Mellitus. Prosiding Seminar
Kesehatan Perintis E-ISSN : 2622-2256 Vol. 2 No. 1
Aruna, S. & Thenmozhi, P. (2015). Effectiveness of allen buerger exercise in
preventing peripheral arterial disease among people with type ii diabetes
mellitus. International Journal of Pharma and Bio Sciences, 6 (2), 966–
970.
Chang, C.F., Chang C.C., Hwang, S.L., & Chen, M.Y. (2015). Effects of buerger
exercise combined health-promoting program on peripheral
neurovasculopathy among community residents at high risk for diabetic
foot ulceration. Worldviews on Evidence-Based Nursing, 12 (3), 145–53.
doi 10.1111/wvn.12091
Lamkang, T.S., Aruna, S., & Gowri, M. (2017). Effectiveness of buerger allen
exercise on level of lower extremity perfusion among patient with type 2
diabetes mellitus saveetha medical college and hospital. International
Journal of Development Research Saveetha Medical, 7 (8), Vol. 07,
Issue, 08, pp.14723-14726. ISSN:
2230-9926

John, J., & Rathiga, A. (2015). Effectiveness of buerger allen exercise to improve
the lower extremity perfusion among patients with type 2 diabetes mellitus.
International Journal of Current Research and Academic Review, 3 (4),
252–263. ISSN: 2347-3215. doi:10.3102/0034654310362998.

3
Bhuvaneshwari, Tamilselvi (2018). A study to assess the effectiveness of Buerger
Allen exercise on lower extremity perfusion among patients with type 2
diabetes mellitus in Saveetha Medical College and Hospital in Chennai.
International Journal of Advance Research and Development. Volume3,
Issue.

Berly Arnoval (2019). Pengaruh Buerger Allen Exercise Terhadap Sensitivitas


Kaki Pada Pasien Diabetes Mellitus Di Wilayah Kerja Puskesmas Rasimah
Ahmad Kota Bukittinggi. Skripsi. Program Studi Sarjana Keperawatan
Stikes Perintis Padang.

3
DAFTAR
LAMPIRAN

3
Lampiran 1

STANDARD OPERATIONAL PROCEDURE (SOP)


BUERGER ALLEN EXERCISE

A. Pengertian

Buerger Allen exercise merupakan suatu latihan aktivitas yang

memanfaatkan gaya gravitasi dan gerakan-gerakan sederhana dari kaki yang

bertujuan untuk meningkatkan dan melancarkan peredaran darah pada daerah

kaki, serta merangsang pemakaian glukosa oleh otot-otot yang aktif.

B. Manfaat

Beberapa manfaat dari aktivitas fisik yaitu:

1. Efektif meningkatkan perfusi pada ekstremitas bawah dan mengurangi

rasa nyeri ekstremitas bawah pada penderita diabetes melitus tipe 2

2. Latihan ini dapat meningkatkan suplai darah ke ekstremitas dan

berpotensi menyebabkan terjadinya pembentukan struktur vascular baru

3. Membantu meningkatkan vaskularisasi dan suplai darah ke daerah yang

terkena luka pada penderita diabetes melitus tipe 2, sehingga dapat

membantu proses penyembuhan luka.

C. Indikasi dan Kontraindikasi

1. Indikasi dari senam kaki yaitu dapat diberikan kepada seluruh penderita

diabetes melitus baik tipe 1 dan tipe 2.

2. Kontraindikasi dari senam kaki yaitu pada penderita yang mengalami

3
perubahan fungsi fisiologis seperti dipsnea atau nyeri dada, orang yang

depresi, khawatir atau cemas. Keadaan-keadaan tersebut perlu

diperhatikan sebelum dilakukan tindakan senam kaki.

D. Prosedur

Latihan Buerger Allen exercise dilakukan sebanyak 6 kali dalam 7 hari.

Setiap minggu dilakukan sebanyak tiga kali dan setiap kali latihan dilakukan

sebanyak 2 kali pada jam 08.00 WIB dan jam 16.00 WIB. Durasi setiap

latihan ± 18 menit.

Adapun tahapan yang harus dilakukan dalam latihan diantaranya sebagai

berikut :

1. Saat melakukan latihan Buerger Allen, penderita harus berbaring dalam

posisi terlentang selama ± 3 menit.

2. Kemudian angkat kaki ke tempat yang lebih tinggi dengan sudut ± 45

selama ± 3 menit.

3. Selanjutnya silahkan bangun dan duduk dipinggir tempat tidur dengan

posisi kaki menggantung. Kemudian tekuk kaki anda ke atas semaksimal

mungkin dan regangkan kaki anda ke arah bawah, lakukan gerakan

tersebut selama kurang lebih 3 menit.

4. Gerakan selanjutnya yaitu, gerakkan kaki anda selama 3 menit kearah

samping luar dan kearah samping dalam

5. Kemudian tekuk jari-jari kaki anda ke bawah dan tarik jari-jari kaki anda

4
ke atas, lakukan gerakan tersebut selama kurang lebih 3 menit.

6. Setelah anda melakukan gerakan-gerakan tersebut, silahkan berbaring di

tempat tidur dengan menyelimuti seluruh kaki menggunakan selimut

selama kurang lebih 3 menit.

4
 Lampiran Gambar Latihan Buarger Allen Excercise

4
xx

Anda mungkin juga menyukai