OLEH:
INAYATUL KAROMAH
MOJOKERTO
2021
i
PENGARUH SENAM ERGONOMIK TERHADAP PENURUNAN
KABUPATEN BANGKALAN
OLEH
INAYATUL KAROMAH
NIM. 0117047
MOJOKERTO
2021
ii
PERSETUJUAN PROPOSAL / SKRIPSI
Dengan Judul:
Pengaruh Terapi Meditasi Terhadap Penurunan Tekanan Darah pada Lansia Yang
Kabupaten Bangkalan
Oleh:
INAYATUL KAROMAH
NIM. 0117047
disetujui/Acc)
Pembimbing I Pembimbing II
NPP...................................... NPP...............................
Mengetahui,
Nur Chasanah.S.Kep.,M.M.Kes
NPP: 10.02.184
iii
SURAT PERNYATAAN
Nim : 0117047
iv
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar–benarnya.
Apabila dikemudian hari ditemukan bahwa pernyataan ini tidak benar, saya
INAYATUL KAROMAH
NIM : 0117047
v
KATA PENGANTAR
arahan.
arahan
5. dan Kedua orang tua yang telah memberikan doa serta dukungan baik
vi
Penulis berusaha untuk menyelesikan skripsi ini, dengan sebaik-baiknya. Namun
demikian penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan. Oleh karena itu
demi kesempurnaan penulis mengharapkan adanya kritik dan saran dari semua
vii
DAFTAR TABEL
Table 2.1 Klasifikasi Tekanan Darah menurut JNC VIII ( Alfeus 2018 ) ……11
viii
DAFTAR GAMBAR
.............................................................................................................................23
.............................................................................................................................24
.............................................................................................................................25
.............................................................................................................................25
.............................................................................................................................26
.............................................................................................................................26
.............................................................................................................................27
.............................................................................................................................30
ix
DAFTAR ISI
x
2.1.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi Hipertensi...................................... 6
2.1.4 klafikasi Hipertensi............................................................................... 11
2.1.5 patofisiologi.......................................................................................... 12
2.1.6 Manifestasi Klinis................................................................................. 12
2.1.7 penatalaksanaan.................................................................................... 13
2.1.8 Komplikasi............................................................................................ 15
2.1.9 pencegahan............................................................................................ 16
2.2 Konsep Lansia......................................................................................... 17
2.2.1 pengertian Lansia.................................................................................. 17
2.2.2 Batasan Lanjut Usia.............................................................................. 17
2.2.3 Proses Menua........................................................................................ 18
2.3 konsep Senam Ergonomik....................................................................... 19
2.3.1 Pengertian Senam Ergonomik............................................................... 19
2.3.2 Manfaat Gerakan Senam Ergonomik.................................................... 20
2.3.3 Pengaruh Senam Ergonomik Terhadap Hipertensi............................... 21
2.3.4 Teknik Senam Ergonomik.................................................................... 21
2.3.5 Gerakan Senam Ergonomik.................................................................. 23
2.4 Kerangka Konseptual.............................................................................. 27
2.5 Hipotesis................................................................................................. 28
xi
3.6 Pengumpulan Data dan Analisa Data...................................................... 35
3.6.2 Instrumen penelitian ............................................................................. 35
3.6.3Waktu dan tempat.................................................................................. 36
3.7 Analisa Data............................................................................................. 36
3.8 Etichal Clearance..................................................................................... 38
3.7.1 Informed Content.................................................................................. 38
3.7.2 Anonymity............................................................................................ 38
3.7.3confidentiality........................................................................................ 39
DAFTAR PUSTAKA................................................................................... 40
Lampiran…………………………………………………………………. . 43
xii
BAB I
PENDAHULUAN
tinggi dari 140/90 mmHg. Pada lansia yang mengalami hipertensi di desa
pemeriksaan tekanan darah pada pasien hipertensi dan pemberian obat anti
hipertensi tapi ada juga yang tidak patuh dalam meminum obat dikareakan
juta orang dari 17 juta kematian ini dalam setahun lebih dari 9,4 juta di
merupakan masalah serius didunia. Hipertensi telah membunuh 9.4 juta orang
1
2
diprediksikan pada tahun 2025 meningkat sampai 1.56 milliar orang (29%). Pada
tahun 2019 sampai 2020 catatan medis penderita hipertensi di Puskesmas Tanjung
Bumi, pada tahun 2019 sebanyak ( 687 ) penderita hipertensi pada lansia , pada
tahun 2020 jumlah penderita hipertensi pada lansia meningkat menjadi ( 758 )
lansia. Sedangkan di Desa Banyusangka tahun 2020 lansia sebanyak 180 orang
lansia, dan yang menderita penyakit hipertensi 45 orang lansia. Studi pendahuluan
hipertensi tapi ada juga yang tidak patuh dalam meminum obat dikareakan ada
efek samping. . Kegiatan yang dilakukan lansia penderita hipertensi hanya duduk
saja tidak ada aktivitas olahraga. sehingga penyakit hipertensi pada lansia di desa
stroke ( Anna & Brya, 2015 dalam Ni nyoman, 2020). Hipertensi dapat ditangani
terhadap pencegahan komplikasi agar tidak terjadi komplikasi lebih lanjut. Salah
mengontrol tekananan darah, menjaga berat badan, manajemen stress dan olah
raga teratur. Olahraga hipertensi yang dilakukan secara teratur dan bersifa
taerobic dapat menurunkan tekanan darah. salah satu jenis latihan olahraga yang
bersifat aerobik untuk penderita hipertensi adalah senam ergonomic (Thei et al.,
1.4.2. Praktis
1. Bagi Instansi
2. Bagi Pasien
TINJAUAN PUSTAKA
berkontraksi seperti pompa untuk mendorong agar darah terus mengalir keseluruh
tubuh melalui pembuluh darah. Tekanan darah ini di perlukan agar tetap
mengalir dan mampu melawan grafitasi, serta hambatan dalam dinding pembuluh
darah. Tekanan darah di bagi dua yaitu tekanan sstolik dan diastolic tekanan
sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan diastolic dari 90 mmHg
(Alfeus, 2018). Tekanan darah manusia secara alami berfluktasi sepanjang hari.
Tekanan dari sistem sirkulasi yang dapat suplai darah menjadi tegang . Menurut
WHO batas normal tekanan darah adalah 120-140 mmHg tekanan sistolik dan 80-
oleh angka systolic ( bagian atas ) dan dyastolik bagian bawah pada pemeriksaan
tensi darah menggunakan alat pengukur tekanan darah baik yang berupa alat cuff
5
6
2.1.2 Etiologi
seksama terhadap fungsi sitem saraf otonom refleks baroreseptor system renin-
kalium sensitive garam, penuaan kurangnya olah raga, stress asupan kalium
a. Usia
adanya perubahan fisiologis dalam tubuh seperti penebalan dinding arteri akibat
pembuluh darah akan mengalami penyempitan dan menjadi kaku dimulai saat usia
peran ginjal aliran darah ginjal dan laju filtrasi glomerulus menurun.
usia dengan kejadian hipertensi. Hal ini disebabkan karena tekanan arteliar yang
adanya peroses degeneatf, yang lebih sering pada usia tua( Depkes, 2006 dalam
Selly, 2020)
b. Jenis kelamin
Prevalensi ternjadinya hipertensi pada pria hampir sama dengan wanita. Namun
wanita yang menopaus lebih rentan terhadap hipertensi hormone estrogen yang
darah meingkat. Kurangnya aktivitas asupan tinggi natrium diduga sebagai faktor
memiliki gaya hidup seperti meroko, kosumsi alcohol yang cenderung memiliki
c. Genetik
merupakan factor resiko penting tidak dapat di ubah pada penyakit hipertensi.
Hubungan tekanan darah antara saudara kandung dan orang tua anak menjadi
salah satu factor resiko terjadinya hipertensi sekitar 30% dari hasil penelitian
tekanan darah dapat dikaitkan dengan factor genetic ( corvol et al, 1992 dalam
Selly, 2020 )
d. Etnis
hipertensi lebih banyak terjadi pada orang berkulit hitam dari pada yang berkulit
putih. Sampai saat ini belum diketahui secara pasti penyebabnya. Namun pada
orang kuliat hitam ditemukan kadar renin yang lebih rendah dan sensitivitas
a. Aktivitas fisik
aktifitas fisik. Orang yang dengan aktivitas fisik kurang tapi dengan nafsu makan
mengakibatkan nafsu makan bertambah yang akhirnya berat badan naik dan dapat
akan bertambah pula, sehingga beban jantung untuk memompa darah juga
kerja jantung dalam memompa darah keseluruh tubuh sehingga tekanan perifer
dan framigham study menyatakan bahwa aktivitas fisik sedang dan berat dapat
mencegah kejadian stroke. Selain itu, analisis menyebutkan juga hal yang sama
9
b. Obesitas
Indeks Massa Tubuh ( IMT ) yaitu perbandingan antara berat badan dengan tingi
badan kuadrat dalam meter,kaitan erat antara kelebihan berat badan dan kenaikan
c. Konsumsi lemak
WHO menganjurkan pembatasan kosumsi garam dapur kurang dari 5gram setiap
hari. Asupan natrium yang berlebih terutama dalam bentuk natrium klorida dapat
(WHO, 2019)
d. Merokok
zat-zat kimia beracun seperti nikotin dan karbon monoksida yang dihisap melalui
rokok yang masuk kedalam aliran darah dapat merusak lapisan endotel
dapat meningkatkan denyut jantung dan kebutuhan oksigen untuk disuplai keotot
resiko kerusakan pada pembuluh darah (Depkes, 2006 dalam Selly, 2020).
10
Konsumsh alcohol dan kafin secara berlebihan yang terdapat dalam kopi, teh, dan
cola akan meningkatkan aktivitas syaraf simpatis Karen dapat merangsang sekresi
tekanan darah. Sementara kafein dapat menstimulasi jantung untuk bekerja lebih
cepat sehingga mengalihkan lebih banyak cairan pada setiap detiknya (Depkes,
f. Stres
stress diyakini memiliki hubungan dengan hipertensi. Hal ini diduga melalui
adrenalin dan memicu jantung berdenyut lebih cepat serta lebi kuat, sehingga
tekanan darah akan meningkat. Jika stress berlangsung cukup lama, tubuh akan
perubahan patologis. Gejala yang akan muncul berupa hipertensi atau penyakit
mag. Stress dapat menigkatkan tekanan darah untuk sementara waktu dan bila
stres sudah hilang tekanan darah bisa normal kembali. Hasil penelitian yang
mempunyai resiko menderita hipertensi sebesar 0,19 kali disbanding dengan yang
Sekitar 95% kasus hipertensi primer atau esensial merupakan hipertensi yang
sampai saat ini masih belum diketahui penyebabnya secara pasti walaupun
oleh penyakit lain seperti diabetes, kerusakan vaskuler kerusakan ginjal dan
lain-lain.
Table 2.1 Klasifikasi Tekanan Darah menurut JNC VIII (Joint National
peningkatan volume darah gen yang berpengaruh pada hipertensi primer (factor
pembuluh darah arterior yang dimediasi oleh angiotensin dan menjadi awal
Gejala hipertensi sering di anggap tidak ada keluhan berarti tekanan darah
tidak tinggi. Hal tersebut harus di waspadai karena gejala hipertensi mulai tampa
keluhan atau gejala sama sekali tidak baik yang harus di rasakan oleh penderita
maupun yang tampak oleh orang lain gejala yang dapat timbul mulai dari tidak
ada gejala sampai dengan gejala ringan ( misalnya pusing melayang, berputar
vertigo, berdenyut seperti ditusuk-tusuk atau rasa sakit yang hebat baik sebagian
kepala maupun seluruh bagian kepala, migrain ) rasa pegal dan tidak nyaman pada
langsung komplikasi yang lebih berat seperti sesak nafas hebat (akibat gagal
jantung) tidak sadarkan diri akibat pendarahan di otak atau stroke (Azizah,211).
terapi adalh mencapai dan mempertahankan tekanan sistolik dibawah 140 mmHg
dan tekanan diatolik dibawah 90 mmHg dan mengontrol risiko (Aspiani, 2015).
hydrochlorotiazide, indapamide).
2. Non Farmakologis
Berikut hal-hal yang dapat dilakukan untuk mencegah faktor risiko dengan
makan ini dapat menurunkan tekanan darah sitolik 8-14 mmHg. Lebih
banyak makan buah, sayur-sayuran, dan produk susu rendah lemak dengan
kandungan lemak jenuh total lebih sedikit, kaya akan potassium dan
calcium.
c. Retriksi garam
Cara ini dapat menurunkan tekanan darah sistolik 2-4 mmHg. Maksimum 2
minuman standar/hari.
e. Berhenti merokok
f. Olahraga teratur
satunya olah raga. Olahraga hipertensi yang dilakukan secara teratur dan
bersifa taerobic dapat menurunkan tekanan darah. salah satu jenis latihan
1. Stroke
Hipertensi adalah factor penyebab utama terjadi stoke karena tekanan darah yang
terlalu tinggi dapat menyebabkan pembuluh darah yang sudah lemah menjadi
pecah. Bila hal ini terjdi pada pembuluh darah otak, maka terjadi pendarahan otak
yang berakibat kematian. Stroke dapat terjadi akibat sumbatan dari gumpalan
2. Payah jantung
Payah jantung adalah kondisi jantung tidak mampu lagi memompa darah yang
dibutuhkan dalam tubuh. Kondisi ini terjadi karena kerusakan otot jantung atau
3. Gagal ginjal
Hipertensi dapat menyempitkan dan menebalkan aliran darah yang menuju ginjal
tersebut, ginjal menyaring lebih sedikit caiaran dan membuang kembali kedarah.
4. Kerusakan Penglihatan
hipertensi yaitu retinopati pada hipertensi. Kerusakan yang terjadi pada bagian
16
otak jantung, ginjal dan juga mata yang mengakibatkan penderita hipertensi
2.1.9 Pencegahan
a) Pencegahan
a. Mengurangi asupan garam
b. Olahraga secara teratur
c. Menghindari penggunaan rokok
d. Mengurangi kosumsi alcohol
e. Membatasi asupan makanan tinggi lemak jenuh
b) Manajemen Faktor Resiko
a. Mengurangi dan mengelola stress
b. Memeriksa tekanan darah secara teratur
c. Mengobati tekanan darah tinggi
d. Mengelola kondisi medis lainnya
17
kesejah teraan Lanjut Usia, mendefinisikan bahwa lanjut usia adalah seseorang
yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas, baik pria maupun wanita (Pusat Data
menua (menjadi tua) adalah suatu proses yang terjadi terus menerus dan
dan biokimia pada tubuh sehingga akan mempengaruhi fungsi dan kemampuan
tubuh secara keseluruhan ( Depkes RI, 2013). Lansia merupakan suatu tahap
akhir dari siklus kehidupan manusia, Menua bukannlah suatu penyakit, namum
kumulatif, dimana terjadi proses perubahan ransangan dari luar dan dari dalam
tubuh yang dapat menurunkan daya tahan tubuh dan berakhir dengan kematian
(padila, 2013).
4. Usia sangat tua (Very Old), adalah seseorang dengan usia 90 tahun ke atas
18
Proses menua adalah proses sepanjang hidup yang tidak hanaya dimulai
dari suatu waktu tertentu, tetapi dimulai sejak permulaan kehidupan. Proses
menua merupakan proses sepanjang hidup, tidak hanya dimulai dari suatu waktu
proses alamiah (Nugroho, 2016) . Memasuki usia tua akan banyak mengalami
prevalensi hipertensi pada lanjut usia. Lansia yang rentan mengalami hipertensi.
Karena bertambahnya usia, maka tekanan darah juga akan meningkat. Hal ini
dikarenakan setelah usia 45 tahun, dinding arteri akan mengalami penebalan oleh
karena adanya penumpukan zat kolagen pada lapisan otot, sehingga pembuluh
sistolik meningkat karena kelenturan pembuluh darah besar yang berkurang pada
posisi, kelenturan sistem saraf dan aliran darah, memaksimalkan suplai oksigen ke
otak, membuka sistem kecerdasan, sistem keringat, sistem pemana stubuh, sistem
darah,sistem kesegaran tubuh, system Kekebalan tubuh dari energi negative atau
virus dan system pembuangan energy negatif dari dalam tubuh, system Kekebalan
tubuh dari energi negative atau virus dan system pembuangan energy negatif dari
rileks atau nyaman . Jadi senam lansia adalah serangkaian gerak nada yang teratur
dan terarah serta terencana yang diikuti oleh orang lanjut usia yang dilakukan
yang mempunyai tujuan bersama yang berinteraksi satu sama lain untuk mencapai
tujuan bersama, mengenal satu sama lainnya, dan memandang mereka sebagai
bagian dari kelompok tersebut, salah satunya dalam melakukan senam ergonomic
Semua senam dan aktivitas olah raga ringan tersebut sangat bermanfaat
dianjurkan untuk mereka yang memasuki pralansia 45 tahun dan usia lansia 65
tahun keatas orang akan melakukan senam secara teratur akan mendapatkan
kesegaran jasmani yang baik terdiri dari unsure kekuatan otot, kelentukan
persendian, apabila orang melakukan senam peredaran darah akan lancar dan
bermanfaat bagi kesehatan dan kebugaran Gerakan dalam senam ini sangat
sederhana, bahkan minim gerakan, namun bila dilakukan secara konsisten dan
kontinue, maka akan memberikan manfaat yang sangat baik bagi kesehatan
melancarkan sirkulasi oksigen sehingga tubuh akan terasa segar dan energi
memori daya ingat, melancarkan BAK dan BAB dan melancarkan pencernaa,
mengoptimalkan suplay darah dan oksigenasi otak serta optimalisasi , funsi organ
saraf dan aliran darah, apabila kelenturan aliran darah baik, maka akan
memompa darah, Pembuluh darah yang mengendur atau rileks dapat membuat
tekanan darah menurun (Umi Hanik, 2018). Senam yang dilakukan secara rutin
pada usia lanjut akan meningkatkan kebugaran fisik sehingga secara tidak
darah serta mengurangi resiko penumpukan lemak pada dinding pembuluh darah
sehingga akan menjaga elastisitas pembuluh darah. Senam juga dapat melatih otot
1.) pemanasan
atas kaki dijinjitkan dan tarik nafas sambil mengecilkan perut saat tangan
gantung pada faktor fisik, gerakan senam dapat dilakukan berurutan dan dapat
3.) pendinginan
Di lakukan secara aktif artinya sehabis latihan inti perlu dilakukan gerakan
umum yang ringan sampai suhu tubuh kembali normal yang ditandai dengan
4.) waktu
5.) Durasi
Sempurna.
23
6.) frekuensi
selama 2 minggu, sehingga total intervensi senam ergonomis yang dilakukan oleh
sesungguhnya gerakan dalam senam ergonomis diilhami dari gerakan shalat yang
sudah dilakukan oleh umat muslim sejak dulu hingga sekarang. Gerakan senam
ergonomis ini sesuai dengan susunan dan fisiologi tubuh manusia. Gerakan senam
ergonomis terdiri dari satu (1) gerakan pembuka yaitu berdiri sempurna dan lima
(5) gerakan fundamental yaitu lapang dada, tunduk syukur, duduk perkasa, duduk
Cara : berdiri tegak pandangan lurus kedepan, tubuh rileks tangan di depan
dada, telapak tangan di atas telapak tangan kiri menempel di dada, dengan jari-
Cara : dari posisi berdiri sempurna berdiri tegak lurus pandangan kedua
lengan tangan diangkat lurus ke depan, lalu ke atas, terus ke belakang dan
mengikuti irama gerakan tangan dan rasakan keluar masuknya nafas dengan
rileks.
3. Tunduk Syukur
Cara : Dimulai dari gerakan berdiri tegak, lalu menarik nafas rileks, lalu tahan
mata kaki tarik cengram seakan akan mengangkat tubuh sampai terasa panas,
5. Duduk Perkasa
Cara : dari posisi sebelumnya jatuhkan kedua lutut kelantai posisi kaki
dalam lalu tahan sambil badan membungkuk dan kedua tangan mencengram
kedua pergelangan kaki . Wajah menengadah sampai terasa panas. Saat posisi
sehingga kita duduk beralaskan telapak kaki bersimpuh duduk sinden tangan
26
6. Berbaring Pasrah
Cara : posisi duduk pembakaran, rebahan tubuh kebelakang ini gerakan paling
berat walaupun kelihatan spele. Posisi kaki duduk simpuh dilanjutkan dengan
berbaring pasrah, ini dilakukan dengan hati-hati mungkin dengan cara bertahap
Punggung menyentuh lantai, dua lengan lurus di atas kepala, nafas rileks, perut
Gerakan ini cukup satu kali tetapi dipertahankan selama beberapa menit
sekuatnya.
Penatalaksanaan
Faktor yang tidak dapat di
ubah :
1. Farmakologi
2. Non farmakologi
1. Usia
2. Jenis kelamin
Aktifitas fisik
3. Genetik
4. Etnis
Keterangan :
: Di teliti : tidak diteliti : Pengaruh
kebiasaan hidup dan ada juga faktor yang menyebab hipertensi yaitu aktifitas fisik
hipertensi sendiri ada dua macam yakni dengan cara farmakologi dan non
dilakukan dengan Olahraga hipertensi yang dilakukan secara teratur dan bersifat
aerobic dapat menurunkan tekanan darah. salah satu jenis latihan olahraga yang
dapat mengembalikan atau memperbaiki posisi kelenturan system saraf dan aliran
darah, apabila kelenturan aliran darah baik, maka akan memudahkan pembuluh
darah untuk mengendur dengan cepat selama jantung memompa darah, Pembuluh
darah yang mengendur atau rileks dapat membuat tekanan darah menurun (Umi
Hanik, 2018).
METODE PENELITIAN
dengan pendekatan one group pretest post-test design. Ciri tipe penelitian ini
Keterangan :
K : Subjek (Pasien Lansia Hipertensi)
O : Observasi tekanan darah lansia sebelum senam ergonomik
I : Intervensi Senam Ergonomik
OI : Observasi tekanan darah lansia hipertensi sesudah senam ergonomik
Desain penelitian
pre-ekperimental : One group pre test-post test design
Pengumpulan data
Lembar observasi pengukuran tekanan darah
(Notoatmojo, 2012). Populasi dalam penelitian ini adalah lansia yang mengalami
sebanyak 45 orang.
3.3.2 Sampel
Bangkalan. Besar sampel yang diambil menggunakan cara yaitu jika populasi >
100 maka diambil sampel 15-30% dan jika populasi < 100 maka di ambil sampel
sebanyak 25-50% (Suryono, 2011). Penelitian ini besar sampel yang diambil
= 45 x 50%
= 22,5
3.3.3 Sampling
32
1. Kriteria Inkslusi :
responden.
2. Kriteria Ekslusi
menjadi reponden.
Operasional parameter
Variabel Gerakan 1.Melakukan Standar - -
perkasa, 5.Melakukan
gerakan 6.Melakukan
pasrah pasrah.
Dilakukan 3 kali
seminggu selama 2
minggu.
Variabel Menurunnya Pengukuran Sphygnoma Ordinal Dengan
menggu
Dependen : kadar tekanan tekanan darah nometer, nakan
rumus
penurunan darah yang sebelum dan stethoscop. MAP
yang di
tekanan secara terus sesudah intervensi hitung
dari
darah pada menerus
nilai
SBP
lansia sehingga
dan
dengan berubah dari DBP
dalam
hipertensi nilai bentuk
mmHg
sebelumnya.
untuk pengaruh senam ergonomik terhadap penurunan tekanan darah tinggi pada
beberapa peralatan yang akan digunakan dalam proses pengumpulan data yaitu
tensimeter , stetoskop, jam tangan dan alat tulis. Sedangkan untuk pelaksanaan
adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang diperoleh. Dalam
Pemberian kode pada data dilakukan saat memasukkan atau entry data untuk
1. Jenis kelamin
3) Skor (scoring)
Data disajikan dalam bentuk diagram, grafis atau table. Data yang disajikan
rata hitung, median. Pada penelitian ini menggunakan uji beda yang sebelumnya
sudah dilakukan uji normalitas data dengan melihat histrogram miring ke kanan,
hasil dara skeness dan kurtosis dikatakan normal jika -2. Uji beda untuk
lansia dengan hipertensi, penggunaan paired t-test untuk menguji hasil dari dua
hasil pengukuran ( pre test – post test ) melihat apakah terjadi perubahan yang
ditolak atau gagal, Ho di tolak jika nilai p> 0,05 dan Ho gagal ditolak jika < 0,05.
Sedangkan uji regresi linier digubakan untuk melihat beberapa rata-rata selisih
maka segi etika penelitian harus diperhatikan karena manusia mempunyai hak
penelitian. Hal ini meliputi pemberian informasi kepada responden tentang hak-
hak dan tanggung jawab mereka dalam suatu penelitian dan mendokumentasikan
dengan cara tidak memberikan atau mencantumkan nama responden pada lembar
alat ukur dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil
Tanggung jawab peneliti untuk melindungi semua informasi ataupun data yang
diketahui oleh peneliti dan pembimbing atas persetujuan responden, dan hanya
kelompok data tertentu saja yang akan disajikan sebagai hasil penelitian
DAFTAR PUSTAKA
40
41
Depkes RI. (2014). Infodatin : Situasi Kesehatan Jantung pusat data dan informasi
Kementrian kesehatan RI, 1-8 relived from
http://www.depkes.go.id.download.php?file=download/pusdatin/infodatin/infodatin-
jantung.pdf
eprints.ums.ac.id/naskah publikasi.
Wratsongko, M. (2014).Mukjizat Gerakan Shalat & Rahasia 13 Unsur Manusia.
Taufan, N. (2011). Anatomi fisiologi Jantung dan Pembuluh Darah. Jakarta: EGC
Triwibiwo, T. (2015). Pengaruh Senam Ergonomik terhadap Tekanan
Darah pada Penderita hipertensi di Desa Sumber Agung Kecamatan
Jatirejo Kabupaten Mojokerto.
http://garuda.ristekbrin.go.id/author/view/563099
Lampiran 1
Kepada :
Nim : 0117047
Mojokerto,………/………./2021
Hormat Saya
INAYATUL KAROMAH
NIM : 0117047
44
Lampiran 2
LEMBAR PERSETUJUAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini bersedia menjadi responden dalam
Husada Mojokerto
Nama (Inisial) :
Alamat :
membatalkan persetujuan ini, saya percaya informasi yang saya berikan terjamin
kerahasiaanya.
sebagaimana mestinya.
Mojokerto,……/……./2021
Responden
45
Lampiran 3
Senam Ergonomik
keadaan sadar.
2. Tujuan 1. Memaksimalkan suplay oksigen ke otak
jantung
2. pusing
dengan cermat
3. Tunduk Syukur
Dimulai dari gerakan berdiri tegak, lalu menarik
nafas rileks, lalu tahan membungkukkan badan ke
depan semampunya. Kedua tangan berpengangan
pada kaki sampai punggung merasa tertarik. Wajah
menengadah mata kaki tarik cengram seakan akan
mengangkat tubuh sampai terasa panas, saat
melepaskan nafas, lakukan secara rileks.
4. Duduk Perkasa
dari posisi sebelumnya jatuhkan kedua lutut kelantai
posisi kak menekuk kearah depan tangan men
47
Lampiran 4
N Jenis tindakan
0
1. Persiapan alat
a) Stetoskop
b) Sphygnomanometer
c) Alat tulis
2 Persiapan perawat
a) Memperkenalkan diri
b) Menjelaskan maksud dan tujuan dilakukan pemeriksaan tekanan darah
c) Menyiapkan peralatan yang akan digunakan
3. Prosedur pelaksanaan
a) Meminta klien untuk duduk yang nyaman dan rileks selama 5 menit
b) Mintalah pasien untuk membuka baju bagian lengan atas yang akan
diperiksa sehingga tidak ada penekanan pada arteri brachialis
c) Pasang mangset pada lengan ukuran yang sesuai, dengan jarak sisi manset
paling bawah 2,5 cm dari dan rekatkan dengan baik
d) Pengukuran tekanan darah telapak tangan terbuka menghadap ke atas
e) Raba nadi pada lipatan lengan, tempelkan stetoskop pada perabaan denyut
nadi, pompa alat ukur perlahan hingga denyut terdengar
f) Lepaskan pemompa perlahan-lahan dan dengarkan suara bunyi denyut
nadi
g) Catat tekanan darah sistolik yaitu nilai tekanan ketika suatu denyut nadi
pertama terdengar dan tekanan darah diastolikk ketika bunyi kelenturan
49
Lembar Observasi
No. responden :
Inisial :
Usia :
Jenis Kelamin :
Pendidikan :
Diastole : Diastole :
50
NO Responden :
Petunjuk pengisian
- Bacalah pertanyaan dibawah ini dengan baik
- Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan memberi tanda centang pada
jawaban yang di kehendaki
- Diisi oleh responden dibantu oleh peneliti
1. Jenis kelamin
Laki – laki
Perempuan
2. Umur Responden
.....................
3. Pendidikan
SD/sederajat
SMP/sederajat
SMA/sederajat
Tidak Sekolah
4. Pekerjaan
Nelayan
Pedagang Ikan
Tidak bekerja
51
5. Sejak kapan anda mengetahui bahwa anda mengalami tekanan darah tinggi?
1 – 2 tahun 5 – 6 bulan
3 – 4 tahun 7 – 8 bulan
Ya Tidak
Ya Tidak
Ya Tidak
ya Ya Tidak
Ya Tidak
Berilah tanda () pada kolom yang paling sesuai dengan pilihan
merasakan gejala
2. Tidak mengkomsumsi makanan yang
teratur
4. Melakukan olah raga secara teratur
5. Tidak mengkomsumsi minuman keras