Anda di halaman 1dari 41

PEMERIKSAAN RESISTENSI OSMOTIK ERITROSIT

PENYIMPANAN 8 JAM PADA SUHU KAMAR

TUGAS AKHIR

OLEH :

NAMA : NOVLY HANDAYANI


NIM : 18010026

AKADEMI ANALIS KESEHATAN HARAPAN BANGSA


YAYASAN HARAPAN BENGKULU
2021
PEMERIKSAAN RESISTENSI OSMOTIK ERITROSIT
PENYIMPANAN 8 JAM PADA SUHU KAMAR

Diajukan Sebagai Persyaratan Menyelesaikan Pendidikan Diploma III


Akademi Analis Kesehatan Harapan Bangsa Bengkulu

OLEH :

NAMA : NOVLY HANDAYANI


NIM : 18010026

Menyetujui :
Pembimbing

Rini Susanti, SKM., M.Si


NIDK. 8899790019

PEMERIKSAAN RESISTENSI OSMOTIK ERITROSIT


PENYIMPANAN 8 JAM PADA SUHU KAMAR

ii
Telah Dipertahankan Dihadapan Dewan Penguji Tugas Akhir
Pendidikan Diploma III Akademi Analis Kesehatan Harapan Bangsa
Bengkulu

Hari : Rabu
Tanggal : 14 Juli 2021
Pukul : 12.45 – 13.45 WIB

Dewan Penguji

Ketua Pengsuji : Rini Susanti, S.KM., M.Si (..................................)


NDIK. 88-9979-0019

Penguji 1 : Yurman, S.KM., M.Si (..................................)


NIDN. 02-1801-6901

Penguji 2 : Eka Nurdianty Anwar, S.Si.,M.Pd.,Si (..................................)


NDIN. 02-1010-8305

Disahkan Oleh :

Direktur
Akademi Analis Kesehatan Harapan Bangsa Bengkulu

Yurman, S.KM.,M.Si
NIK. 024085-0103-003

iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN

“MOTTO”

Dari kegagalan kemarin jangan kamu jadikan beban di hari ini. Allah SWT bukan

sedang menghukummu, Dia hanyalah mengarahkan kejalan yang lebih baik lagi

“PERSEMBAHAN”

Untuk ayah dan ibu telah membesakan ku dan memberikan support, tapi aku

berjanji tidak akan membiarkan semua itu sia–sia. Aku ingin melakukan yang

terbaik untuk setiap kepercayaan yang diberikan oleh ayah dan ibu. aku akan

tumbuh untuk menjadi yang terbaik yang aku bisa. Pencapaian ini adalah

persembahan istimewa aku untuk ayah dan ibu.

RIWAYAT PENDIDIKAN

Nama : Novly handayani


Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Tempat Tanggal : Bengkulu, 14 November 1997
Lahir

iv
Alamat Rumah : Jl Semangka 7 RT 14 RW 005
Kecamatan Singaran Pati
Kelurahan Panorama

Judul Karya Tulis Ilmiah

PEMERIKSAAN RESISTENSI OSMOTIK ERITROSIT PENYIMPANAN

8 JAM PADA SUHU KAMAR

Riwayat Pendidikan

2010 : SD Negeri 52 Kota Bengkulu

2013 : SMP Negeri 6 Kota Bengkulu

2016 : SMA MUHAMMADIYAH 4 Kota Bengkulu

2021 : DIII Analis Kesehatan Harapan Bangsa bengkulu

v
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat “Azza wa jalla atas segala rahmat, karunia dan

ridho-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir yang berjudul

“Pemeriksaan Resistensi Osmotik Eritrosit Penyimpanan 8 Jam Pada

Suhu Kamar”. Tugas Akhir Penelitian ini disusun untuk menyelesaikan

pendidikan Diploma III di Akademi Analis Kesehatan Harapan Bangsa

Bengkulu.

Penyusun tugas akhir penelitian ini tidak luput dari bantuan berbagai

pihak, oleh karena itu penulisan ingin menyampaikan ucapan terima kasih

kepada:

1. Yurman SKM., M.Si sebagai Direktur Akademi Analis Kesehatan

Harapan Bangsa Bengkulu sekaligus penguji I

2. Rini Susanti S.KM., M.Si sebagai Dosen pembimbing dalam tugas akhir

penelitian yang selalu memberi bimbingan, masukan dan waktunya untuk

membimbing penuli.

3. Eka Nurdianty Anwar S.Si., M.Pd.Si sebagai penguji II dalam tugas akhir

penelitian

4. Mardiyansyah Bahar S,KM sebagai sekretaris dalam tugas akhir penelitian

ini yang memberi arahan kepada penulis dalam menyelesaikan tugas akhir

penelitian

5. Inayah Hayati, S.Si., M.Pd sebagai PA Akademik yang telah membimbing

memberikan motivasi dalam menyelesaikan tugas akhir penelitian

vi
6. Bapak Dan Dosen dan seluruh staf Akademi Analis Kesehatan Harapan

Bangsa Bengkulu.

7. Untuk Kedua Orang Tua ku Ayah dan Ibu terima kasih untuk dukungan

serta doanya dalam menyelesaikan tugas akhir penelitian.

8. Untuk kedua adiku Yunitaria dan Kasih Padliy terima kasih untuk

dukungan serta doanya dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

9. Teman sepembimbing (Iis, Mei, Bella, Hefti, Emi, Gindo, Ramaco)

10. Seluruh teman-teman seperjuangan ku terimakasih atas doa dan dukungan

nya untuk menyelesaikan Tugas Akhir Penelitian Ini.

Dalam menyelesaikan Tugas Akhir penelitian ini, penulisan menyadari

behawa Tugas Akhir Penelitian ini masih ada kekurangan. Namun

demikianlah penulisan berhadap tulisan bermanfaat bagi pembaca pada

umumnya dan penulisan pada khususnya

Bengkulu, Juli 2021

Penulis

vii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...............................................................................................i
HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN..............................................................................iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN.......................................................................iv
RIWAYAT PENDIDIKAN...................................................................................v
KATA PENGANTAR...........................................................................................vi
DAFTAR ISI.......................................................................................................viii
DAFTAR TABEL..................................................................................................x
DAFTAR LAMPIRAN.........................................................................................xi
ABSTRAK............................................................................................................xii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................3
1.3 Tujuan Penelitian.......................................................................................3
1.4 Manfaat Penelitian.....................................................................................3
1.4.1 Manfaat bagi laboratorium.................................................................3
1.4.2 Manfaat Bagi Akademik....................................................................3
1.4.3 Manfaat Bagi Peneliti.........................................................................4
BAB II TINJAU PUSTAKA.................................................................................5
2.1 Darah.........................................................................................................5
2.1.1. Defnisi Darah.....................................................................................5
2.1.2. Fungsi Darah......................................................................................5
2.2 Eritrosit......................................................................................................6
2.2.1. Definisis Eritrosit...............................................................................6
2.2.2. Fungsi Eritrosit...................................................................................6
2.2.3. Faktor-faktor Mempengaruhi Eritrosit...............................................6
2.3 Resistensi Osmotik Eritreosit....................................................................7

viii
2.3.1. Peningkatan Ketahanan Osmotik......................................................8
2.3.2. Penurunan Ketahanan Osmotik.........................................................8
2.3.3. Faktor - Faktor Mempengaruhi Daya Tahan Osmotic.......................8
2.4 Definisi Larutan Resistensi Osmotik.........................................................9
2.5 Kerangka Konsep....................................................................................10
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.............................................................15
4.1. Hasil Penelitian........................................................................................15
4.2. Pembahasan.............................................................................................18
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN...............................................................20
5.1. Kesimpulan..............................................................................................20
5.2. Saran........................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

ix
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Definisi Operasional.......................................................................12

Tabel 4.1 Hasil Pemeriksaan .........................................................................15

Tabel 4.2 Hasil Data Hemolisi Pemula..........................................................16

Tabel 4.3 Hasil Data Hemolisis Sempurna ...................................................17

x
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Jadwal Penelitian

Lampitan 2 Surat Izin Penelitian Di Laboratorium

Lampiran 3 Surat Keterangan Selesai Penelitian Di Laboratorium

Lampiran 4 Dokumen Alat Dan Bahan

Lampiran 5 Pelaksanaan Penelitian

Lampiran 6 Pembuatan Larutan

Lampiran 7 Pembuatan Larutan dalam tabung

Lampiran 8 Gambar Tabung

Lampiran 9 Lembaran Konsultasi

Lampiran 10 Lampiran Bimbingan

xi
PEMERIKSAAN RESISTENSI OSMOTIK ERITROSIT PADA
PENYIMPANAN 8 JAM PADA SUHU KAMAR

Pembimbing Utama : Rini susanti SKM.,M.Si

Novly handayani
NIM : 18010026

ABSTRAK

Resistensi osmotik eritrosit merupakan cara untuk mengukur ketahanan


eritrosit dalam larutan hipotonis. Membran eritrosit bersifat permeabel terhadap
air. Bila eritrosit dalam larutan isotonis eritrosit akan tetap normal. Eritrosit
dalam larutan hipertonis mengalami pengerutan dan eritrosit dalam larutan
hipotonis akan mengelebung. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil
pemeriksaan resistensi osmotik eritrosit penyimpanan 8 jam pada suhu kamar.
Penelitian ini mengunakan sampel sebanyak 30 mahasiswa Analis Kesehatan
Harapan Bangsa Bengkulu, penelitian ini dilakukan di Laboratorium Patologi
Akademi Analis Kesehatan Harapan Bangsa Bengkulu, teknik pengambilan
sampel menggunakan cara simple purposive sampling sehingga diperoleh data
primer. Data hasil diperoleh langsung didapatkan bahwa pemeriksaan resistensi
osmotik eritrosit dengan konsentrasi hemolisis pemula 0,64-0,60% terdapat 6
responden pada hemolisis sempurna 0,32-0,28% tidak menemukan responden
pada larutan hipotonis. Pemeriksaan didapat hasil yang tidak stabil sehingga tidak
direkomendasikan melakukan penundan pemeriksaan resistensi osmotik 8 jam
pada suhu kamar

Kata Kunci : Resistensi Eritrosit, hipotonis

xii
ERYTHROCYTE OSMOTIC RESISTANCE EXAMINATION ON 8 HOUR
STORAGE AT ROOM TEMPERATURE

Main Advisor : Rini Susanti SKM.,M.Si

Novly Handayani
ID : 18010026

ABSTRACT

The osmotic resistance of erythrocytes is a way to measure the resistance of


erythrocytes in a hypotonic solution. The erythrocyte membrane is permeable to
water. When erythrocytes in isotonic solution erythrocytes will remain normal.
Erythrocytes in a hypertonic solution shrivel and erythrocytes in a hypotonic
solution swell. This study aims to determine the results of the examination of the
osmotic resistance of erythrocytes stored for 8 hours at room temperature. This
study used a sample of 30 students of Harapan Bangsa Bengkulu Health Analyst,
this research was conducted at the Pathology Laboratory of the Harapan Bangsa
Bengkulu Health Analyst Academy, the sampling technique used simple purposive
sampling in order to obtain primary data. The data obtained directly showed that
the examination of erythrocyte osmotic resistance with a starting hemolysis
concentration of 0.64-0.60% there were 6 respondents on complete hemolysis
0.32-0.28% did not find respondents in a hypotonic solution. The examination
obtained unstable results so it is not recommended to postpone the examination of
osmotic resistance for 8 hours at room temperature

Keywords: Erythrocyte resistance, hypotonic

xiii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Eritrosit merupakan komponen suatu darah setelah leukosit, trombosit

dan plasma. Sel darah tersebut dihasilkan melalui pembentukan sel-sel darah

prosesnya hematopoiesis dalam sumsum tulang (Daulay, 2010).

Sirkulasi eritrosit dalam tubuh selama 120 hari dan berubah-ubah bentuk

dari bikonkaf menjadi bentuk sel darah merah melalui kapiler yang sangat

kecil. Kerusakan stuktur eritrosit dipengaruhi oleh temperatur, tekanan

osmotik, faktor imunologi, ion kalium, magnesium dan kalsium, perubahan

komposisi dan stuktur membran dan usia sel darah merah tersebut

(Sidabutar, dkk 2015).

Membran plasma eritrosit bersifat permeabel terhadap molekul air.

Eritrosit yang dimasukkan dalam larutan hipertonis menyebabkan dehidrasi

didalam sel, terjadinya perpindahan cairan dari intrasel ke eksrasel sehingga

menyebabkan sel mengalami pengerutan atau mengecil. Sedangkan eritrosit

berada dalam lingkungan yang hipotonis, maka osmosis akan terjadi di luar

kedalam sel yang akan menyebabkan eritositnya mengelembung. Dimana

larutan hipotonis memiliki tekanan osmostik lebih rendah dibanding dengan

tekanan osmotik di dalam sel darah merah. Sedangkan eritosit berada di

dalam larutan isotonis, maka akan hanya meningkat volume ekstrasel.

1
2

Dimana pada larutan isotonis, eritrosit akan tetap normal karena tekanan

osmotik di dalam dan di luar sel sama (Daulay & Rohani, 2010).

Permukaan sel membran yang lebih luas akan meningkat kemampuanya

untuk menyerapkan cairan sebelum mengalami lisis, keadaan ini menunjukan

peningkatan resistensi atau penurunan resistensi osmotik eritrosit. Bentuk sel

target yang memiliki area permukaan membran yang luas akan menyerap

banyak cairan sebelum mengalami lisis. Sebaiknya bentuk sel Sferosit

merupakan eritosit dengan permukaan yang rata tidak pucat, sel nya kecil

bulat intinya penuh padat ditengah, warnanya lebih gelap dari pada warna

eritrosit yang lainnya, area permukaaan membran lebih sempit akan sedikit

menyerapkan air sebelum mengalami lisis (Muhammad & Sukorini 2004).

Resistensi osmotik eritrosit bertujuan untuk mengetahui keadaan

membran eritosit. Tingkat resistensi osmotik eritrosit dipengaruhi oleh

perbandingan luas permukaan sel terhadap volume sel. Pada keadaan ini sel

mengalami kelainan bentuk eritrosit. Peningkatan resistensi osmotik juga

dapat ditemukan pada anemia hemolitik autoimun (Daulay, 2010).

Interprestasi hasil mulai terjadinya hemolisis pemula ditandai dengan

jernih pada larutan dan adanya endapan eritrosit di bagian bawah. Hal ini

dinyatakan sebagai titik awal resistensi eritrosit, sedangkan hemolisis

sempurna terjadi pada tabung yang berciri-ciri larutan berwarna merah tanpa

ada endapan eritrosit, dalam pemeriksaan resistensi osmotik eritrosit


3

dilakukan pengambilan darah yang disimpan waktu 8 jam dalam suhu kamar

(Virgiati, 2017).

Berdasarkan latar belakang diatas sehingga penelitian tertarik untuk

melalukan penelitian tentang “Pemeriksaan Resistensi Osmotik Eritrosit

Penyimpanan 8 Jam Pada Suhu Kamar”

1.2 Rumusan Masalah

“Bagaimana hasil pemeriksaan resistensi osmotik eritrosit penyimpanan 8

jam pada suhu kamar?”.

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan mengetahui hasil pemeriksaan resistensi osmotik

eritosit penyimpanan selama 8 jam pada suhu kamar.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat bagi laboratorium

Penelitian ini di harapkan dapat memberiksan informasi kepada tenaga

laboratorium kesehatan dalam pemeriksaan ketahan eritrosit selama 8 jam

pada suhu kamar.

1.4.2 Manfaat Bagi Akademik

Penelitian ini dapat di jadikan referensi bagi mahasiswa lain bidang

Hematologi.
4

1.4.3 Manfaat Bagi Peneliti

Memberikan informasi kepada tenaga analis kesehatan yang berkaitan

tentang pemeriksaan resistensi osmotik eritrosit penyimpanan 8 jam pada

suhu kamar.
BAB II

TINJAU PUSTAKA

2.1 Darah

2.1.1. Defnisi Darah

Darah merupakan komponen esensial makhluk hidup yang berada dalam

ruang vaskuler karena peranannya sebagai media komunikasi antar sel dengan

berbagai bagian tubuh. Darah berfungsi membawa oksigen dari paru-paru ke

jaringan dan membawa karbon dioksida dari jaringan ke paru-paru untuk

dikeluarkan, membawa zat nutrien dari saluran cerna ke jaringan kemudian

menghantarkan sisa metabolisme melalui organ sekresi seperti ginjal,

menghantarkan hormon dan materi-materi pembekuan darah (Sitanggang

2018).

2.1.2. Fungsi Darah

Darah mengangkut oksigen atau zat pembakaran dari paru-paru untuk

diedarkan ke seluruh jaringan tubuh, mengangkut karbon dioksida dari

jaringan untuk dikeluarkan melalui paru-paru, mengambil zat-zat makanan

dari usus halus untuk diedarkan dan dibagikan ke seluruh jaringan tubuh,

mengangkut atau mengeluarkan zat-zat yang tidak berguna bagi tubuh untuk

dikeluarkan melalui kulit dan ginjal. Sebagai pertahanan tubuh terhadap

serangan penyakit dan racun dalam tubuh dengan perantaraan leukosit dan

antibodi atau zat anti racun. Menyebarkan panas ke seluruh tubuh

(Sitanggang, 2018).

5
6

2.2 Eritrosit

2.2.1. Definisis Eritrosit

Eritrosit atau sel darah merah merupakan salah satu komponen sel darah

yang paling banyak dan berfungsi membawa oksigen ke jaringan-jaringan

tubuh manusia. Eritrosit mempunyai diameter 7 mikron berbentuk bikonkaf.

Eritrosit terbungkus dalam membran sel dengan permebilitas tinggi. Membran

ini elastis dan fleksibel sehingga memungkinkan eritrosit dapat menembus

kapiler. Penyimpanan darah harus dijaga pada suhu kamar untuk menjaga

volume darah yang terdapat dalam tubuh (Naid dkk, 2012).

2.2.2. Fungsi Eritrosit

Fungsi utama sel darah merah adalah membawa oksigen O2 dari paru-paru

ke jaringan untuk melakukan metabolisme tubuh. Eritosit mempunyai

kemampuan yang khusus karena hemoglobin tinggi, apabila tidak kapasitas

pembawa oksigen darah berkurang sampai 99%. Fungsi penting hemoglobin

ini adalah meningkat dengan mudah dan reverbel, akibatnya oksigen yang

langsung terikat dalam paru-paru diakut sebagai oksihemoglobin dalam darah

dan lansung terurai dari hemoglobin dalam jaringan (Naid dkk, 2012).

2.2.3. Faktor-faktor Mempengaruhi Eritrosit

Faktor-faktor yang mempengaruhi kadar eritrosit pada seseorang adalah

makanan, usia, aktifitas, merokok dan penyakit yang menyertai seperti

leukimia, thalasemia (Saputro & Junaidi, 2015).


7

2.3 Resistensi Osmotik Eritreosit

Eritrosit yang besirkulasi mempunyai masa paruh sekitar 120 hari,. Karena

tak berhenti, merupakan sel yang mati di keselurhan masa tersebut dengan

komposisi yang selalu berubah. Eritrosit mengandung air dan hemoglobin.

Komposisi ektrolit rata-rata adalah Natrium, kalium, kalsium dan perbedaan

utama dalam komposisi ion dari sel-sel otot adalah tingginya konsentrasi

klorida. Akibat kandung air eritrosit relatif rendah maka konsentrasi total zat-

zat pada plasma (Muslim, 2017).

Air normal mengalami pertukaran antara cairan ekraseluler dan sel

berdasarkan konsentrasi cairan. Cairan eritrosit dan plasma memiliki

konsentrasi yang berupa isotonis. Osmosis terjadi ketika terdapat

keseimbangan salah satu konsentrasi yang lebih tinggi. Bila eritrosit berada

dalam larutan yang hipotonis, cairan yang kadar osmotiknya rendah dari pada

plasma atau serum normal akan mengalir ke eritrosit ( Muslim, 2017).

resistensi osmotik eritrosit merupakan pemeriksaan yang dilakukan untuk

menentukan daya tahan dinding eritrosit terhadap larutan hipotonis yang

dapat hemolisis eritrosit. Pemeriksaan ini dilakukan dengan cara

memasukkan sampel darah ke dalam larutan Nacl fisologis dengan

konsentrasi bertingkat. Larutan yang digunakan adalah larutan Nacl fisologis.

Eritrosit yang lisis akan melepaskan hemoglobinnya ke dalam larutan Nacl

fisologis, sehingga warna larutan menjadi merah. (Daulay, 2010).


8

Resistensi osmotik eritrosit dilakukan untuk mengukur kemampuan

eritrosit menahan terjadinya hemolisis dalam larutan hipotonis, caranya

dengan melarutkan eritrosit kedalam larutan Nacl fisologis dengan berbagai

konsentrasi, jika terjadi hemolisis pada larutan Nacl fisologis yang sedikit

hipotonis, keadaan ini penurunan resistensi atau daya tahan eritrosit, dan

apabila hemolisis terjadi pada larutan NaCl fisologis yang banyak hipotonis,

keadaan ini mengidetikasikan peningkatan resistensi pada keadaan eritrosit

biasanya berbentuk sferis. Sedangkan pada penenurunan resistensi eritrosit

bentuk tipis dan rata (Muslim, 2017).

2.3.1. Peningkatan Ketahanan Osmotik

Sferositosis herditer, Tranfusi, Anemia hemolitik autoimun, Penyakit

hemoglobin C, Keadaan stres, Leukemia limfositik kronis, Luka bakar

(Nugraha,2018).

2.3.2. Penurunan Ketahanan Osmotik

Anemia, (definisi besi, definisi asam folat, defisiensi vitamin B6, sel

sabit). Talasemenia mayor dan minor, Penyakit hemoglobin C. Polisitemia

Nekrosis hati akut dan sub akut, Ikterik obstruktif (Nugraha,2018).

2.3.3. Faktor - Faktor Mempengaruhi Daya Tahan Osmotic

Faktor-faktor yang dapat memepengaruhi pemeriksaan resistensi osmotik

eritrosit, yaitu umur eritrosit, pH plasma, suhu, antikoagulan waktu

penyimpanan, dan tingkat pencapaian keseimbangan hemolysis

(Virgianti,2017).
9

2.4 Definisi Larutan Resistensi Osmotik

Hipotonis merupakan larutan yang memiliki konsentrasi zat terlarut lebih

kecil dari pada konsentrasi plasma. Tujuan pemberian larutan Hipotonis

adalah untuk menggantikan cairan seluler dan menyediakan air bebas untuk

ekskresi sisa metabolisme. Sedangkan Isotonis merupakan suatu cairan atau

larutan yang memiliki konsentrasi zat terlarut sama atau mendekati sama

dengan konsentrasi plasma. Cairan Isotonik digunakan untuk mengganti

volume ekstrasel, misalnya kehilangan cairan setelah muntah yang

berlangsung lama. Hipertonis merupakan suatu larutan yang memiliki

konsentrasi zat terlarut lebih tinggi dari pada konsentrasi plasma. Pemberian

larutan hipertonis yang cepat dapat menyebabkan kelebihan dalam sikulasi

dan dehidrasi didalam sel, terjadi perpindahan cairan dari intrasel ke eksrasel

sehingga menyebabkan sel menjadi mengerut atau mengecil (Rohani, 2015).


10

2.5 Kerangka Konsep

Mahasiswa

Darah Vena

Pembuatan konsentrasi larutan Nacl 0,85%, 0,64%, 0,60%, 0,56%,


0,52%, 0,48%, 0,44%, 0,40%, 0,36%, 0,28% 0,32% 0,28%,

Pemeriksaan Resistensi
Osmotik

Penyimpanan 8 jam
suhu kamar

Mencatat Data

Analisa Data

Hasil

kesimpulan
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan tempat

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 2 juni 2021- 4 juni 2021, di

Laboratorium Patologi Akademi Analis Kesehatan Harapan Bangsa Kota

Bengkulu.

3.2 Sumber data

3.2.1 Populasi

Populasi penelitian adalah seluruh mahasiswa Akademi Analis Kesehatan

Harapan Bangsa Bengkulu Tahun 2018-2020

3.2.2 Sampel

Sampel yang digunakan sebanyak 30 sampel darah Mahasiswa Akademi

Analis Kesehatan Harapan Bangsa Bengkulu.

3.3 Teknik pengambilan sampel

Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

teknik purposive sampling yaitu teknik pengambilan sampel dengan

menentukan kriteria-kriteria tertentu (Sugiyono,2008).

3.4 Rencangan penelitian

Menggunakan metode deskriptif yang melalui pemeriksaan eritrosit

dicampurkan ke dalam larutan Nacl 0.85% dengan kosentrasi yang berbeda-

11
12

beda. 0,64%, 0,60%, 0,56%, 0,52%, 0,48%, 0,44%, 0,40%, 0,36%, 0,28%

0,32% 0,28% (Gandasoebrata, 2008).

3.5 Definisi operasional

Tabel 3.5.1 Definisi Operasional

No Variabel Definisi oprasional Alat ukur Hasil sekala

1. Mahasiswa Mahasiswa akademi analis

kesehatan harapan bangsa bengkulu

semester 2,4,6. angkatan 2018-

2020

2. Resistensi osmotik Resistensi osmotik merupakan Tabung Hemolisis Nominal

pemeriksaan berbagai konsentrasi reaksi sempurna

larutan NaCl fisiologis dengan

tekanan osmotik eritrosit di ukur

dengan menghitung rata-rata

persentase hemolisis.

3.6 Alat dan bahan

3.6.1 Alat

Alat yang di gunakan dalam penelitian ini antara lain 10 tabung reaksi,

rak tabung, spuit 3cc, swab alkohol, tourniquet, tabung edta, pipet 100 ml,

pipet tetes, kapas,tisu, labu ukur


13

3.6.2 Bahan

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain darah, Aquades

Larutan Nacl 0,85%. 0,64%, 0,60%, 0,56%, 0,52%, 0,48%, 0,44%, 0,40%,

0,36%, 0,32% 0,28%,

3.7 Prosedur Penelitian

3.7.1 Prosedur pengambilan darah

Darah di ambil dari vena dengan menggunakan spuit ukuran 3 cc dengan.

Setelah itu darah di masukan dalam tabung EDTA agar tidak membeku.

3.7.2 Prosedur Kerja Resistensi Osmotik

Pemeriksaan ini menggunakan larutan Nacl 0,85%, buatlah larutan

pengenceran mulai dari konsentrasi 0,64%, 0,60%, 0,56%, 0,52%, 0,48%,

0,44%, 0,40%, 0,36%, 0,32% 0,28%. kemudian masukan 2 ml ke dalam 10

tabung reaksi. Kemudian masukan kedalam tiap tabung 1 tetes darah EDTA

homogenkan, inkubasi selama 8 jam pada suhu kamar supaya eritrosit

mengendap, lalu lihat hasil (Gandasoebrata, 2008).

3.8 Interpretasi Hasil

Hemolisis pemula terjadi pada konsentrasi 0,64 - 0,60%

Hemolisis sempurna terjadi pada konsentrasi 0,32 - 0,28%


14

3.9 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data menggunakan data primer. Data primer ialah

data yang langsung diperoleh dari penelitian dengan cara melakukan

pemeriksaan resistensi osmotik eritrosit.

3.10 Teknik Analisa Data

Teknik analisa data yang diperoleh secara deskriptif untuk melihat

hemolisis sempurna pada pemeriksaan resistensi osmotik eritrosit

penyimpanan 8 jam pada suhu kamar.


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di Laboratorium Kimia

Klinik Akademi Anlis Kesehatan Harapan Bangsa Bengkulu. Tentang

Pemeriksaan Resistensi Osmotik Eritrosit Penyimpanan 8 Jam Pada Suhu

kamar, diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 4.1 hasil pemeriksaan resistensi osmotik eritosit penyimpanan 8 jam


pada suhu kamar.

No Kode Hasil Hemolisis Hasil Hemolisis


Sampel pemula sempurna Keterangan
0,64 - 0,60 (%) 0,32 - 0,28 (%)
1 AA 0,64 - 0,40 0,36 - 0,28 Lisis total
2 AB 0,64 - 0,44 0,40 - 0,28 Lisis
3 AC 0,64 - 0,44 0,40 - 0,28 Lisis
4 AD 0,64 - 0,44 0,40 - 0,28 Lisis
5 AE 0,64 - 0,44 0,40 - 0,28 Lisis
6 AF 0,64 - 0,44 0,40 - 0,28 Lisis
7 AG 0,64 - 0,44 0,40 - 0,28 Lisis
8 AH 0,64 - 0,44 0,40 - 0,28 Lisis
9 AI 0,64 - 0,48 0,44 - 0,28 Lisis
10 AJ 0,64 - 0,48 0,44 - 0,28 Lisis
11 AK 0,64 - 0,48 0,44 - 0,28 Lisis
12 AL 0,64 - 0,48 0,44 - 0,28 Lisis
13 AM 0,64 - 0,48 0,44 - 0,28 Lisis
14 AN 0,64 - 0,48 0,44 - 0,28 Lisis
15 AO 0,64 - 0,48 0,44 - 0,28 Lisis
16 AV 0,64 - 0,48 0,44 - 0,28 Lisis
17 AQ 0,64 - 0,48 0,44 - 0,28 Lisis
18 AR 0,64 - 0,48 0,44 - 0,28 Lisis
19 AS 0,64 - 0,48 0,44 - 0,28 Lisis
20 AT 0,64 - 0,48 0,44 - 0,28 Lisis

15
16

21 AU 0,64 - 0,52 0,44 - 0,28 Lisis


22 AV 0.64 - 0,52 0,44 - 0,28 Lisis
23 AW 0,64 - 0,52 0,44 - 0,28 Lisis
24 AX 0,64 - 0,56 0,44 - 0,28 Lisis
25 AZ 0,64 - 0,60 0,48 - 0,28 Tidak lisis
26 BA 0,64 - 0,60 0,48 - 0,28 Tidak lisis
27 BB 0,64 - 0,60 0,48 - 0,28 Tidak lisis
28 BC 0,64 - 0,60 0,52 - 0,28 Tidak lisis
29 BD 0,64 - 0,60 0,56 - 0,28 Tidak lisis
30 BE 0,64 - 0,60 0,56 - 0,28 Tidak lisis
Sumber : Data Primer

Interpertasi hasil:

Hemolisis pemula terjadi pada konsentrasi 0,64% - 0,60%

Hemolisis sempurna terjadi pada konsentrasi 0,32% - 0,28%

Dari hasil tabel 4.1 Menunjukan hasil terdapat yang lisis terdapat 23

responden dan tidak lisis terdapat 6 responden yang lisis total terdapat 1

responden

Tabel 4.2 Hasil data hemolisis pemula pemeriksaan resistensi osmotik


eritrosit penyimpanan 8 jam pada suhu kamar

Hemolisis
No Jumlah responden Persentase
Pemula (%)
1. 0,64 - 0,60 6 (20%)
2. 0,64 - 0,56 1 (3,4%)
3. 0,64 - 0,52 3 (10%)
4. 0.64 - 0,48 12 (40%)
5. 0.64 - 0,44 7 (23,3%)
6. 0,64 - 0,40 1 (3,4%)
30 (100%)
Sumber : Data Primer

Dari hasil tabel 4.2 Dari hasil meunjukan konsentrasi hemolisis pemula

Pengolahan data hasil pemeriksaan resistensi osmotik eritrosit menggunakan

data primer terdapat diketahui bahwa pada konsentrasi 0,64-0,60% terdapat


17

sebanyak 6 responden (20%) pada konsentrasi 0,64-0,56% terdapat sebanyak

1 responden (3,4%) pada konsentrasi 0,64-0,52% sebanyak 3 responden

(10%) pada konsentrasi 0,64-0,48% sebanyak 12 responden (40%) pada

konsentrasi 0,64-0,44% terdapat sebanyak 7 responden (23,3%) pada

konsentrasi 0,64-0,40% terdapat sebanyak 1 responden (3,4%) memiliki nilai

di atas pada hemolisis pemula tidak setabil.

Tabel 4.3 Hasil data hemolisis sempurna pemeriksaan resistensi osmotik


eritosit penyimpanan 8 jam pada suhu kamar
Hemolisis
No Jumlah responden Persentase
sempurna (%)
1. 0,56 - 0,28 2 (6,6%)
2. 0,52 - 0,28 1 (3,4%)
3. 0,48 - 0,28 3 (10%)
4. 0.44 - 0,28 16 (53,3%)
5. 0.40 - 0,28 7 (23,3%)
6. 0,36 - 0,28 1 (3,4%)
30 (100%)
Sumber : Data Primer

Dari hasil tabel 4.3 menunjukan konsentrasi hemolisis sempurna

Pengolahan data hasil pemeriksaan resistensi osmotik eritrosit menggunakan

data primer terdapat diketahui bahwa pada konsentrasi 0,56-0,28% terdapat

sebanyak 2 responden (6,66%) pada konsentrasi 0,52-0,28% terdapat

sebanyak 1 responden (3,4%) pada konsentrasi 0,48–0,28% sebanyak 3

responden (10%) pada konsentrasi 0,44-0,28% sebanyak 16 responden

(53,3%) pada konsentrasi 0,40-0,28% terdapat sebanyak 7 responden (23,3%)

pada konsentrasi 0,36-0,28% terdapat sebanyak 1 responden (3,4%) memiliki

nilai di atas pada hemolisis sempurna tidak setabil.


18

4.2. Pembahasan

Berdasarkan hasil pemeriksaan yang telah dilakukan bahwa darah

mahasiswa untuk pemeriksaan resistensi osmotik eritrosit penyimpanan 8 jam

pada suhu kamar, pemeriksaan secara manual dengan melihat hemolisis

pemula dan hemolisis sempurna dengan berbagi konsentrasi. Hasil

pemeriksaan hemolisis pemula konsentrasi 0,64-0,60% NaCl terdapat (20%)

sejumlah 6 responden mengalami hemolisis pemula dengan ciri- ciri warna

jernih pada larutan dan adanya endapan eritrosit di bagian bawah yang di

dapatkan pada larutan hipertonis yaitu konsentrasinya lebih tinggi dari pada

zat terlarut sedikit menyebabkan dehidrasi didalam sel, terjadinya

perpindahan cairan dari intrasel ke eksrasel sehingga menyebabkan sel

mengalami pengerutan atau mengecil. Pada konsentrasi 0,64-0,48% Nacl

paling banyak ditemukan di hemolisis pemula (40%) sebanyak 12 responden

dengan ciri- ciri warna jernih pada larutan dan adanya endapan eritrosit di

bagian bawah eritrosit akan tetap normal karena tekanan osmotik di dalam

dan di luar sel sama, pada larutan isotonis akan tetap normal karena

konsentrasi larutan tidak tinggi dan zat terlarut sama. Pada konsentrasi

0,32-0,28% Nacl hemolisis sempurna tidak ada hasil responden pada dengan

ciri–ciri larutan berwarna merah tanpa ada endapan eritrosit. Pada konsentrasi

0,36-0,28% Nacl ditemukan di hemolisis sempurna (3,4%) sebanyak 1

reponden dengan ciri–ciri larutan berwarna merah tanpa ada endapan eritrosit,

pada larutan hipotonis yaitu konsentrasi larutan lebih sedikit dari pada zat

terlaut memiliki tekanan osmostik lebih rendah dibanding dengan tekanan


19

osmotik di dalam sel darah merah. Pada pemeriksaan bahwa tidak bisa

ditunda 8 jam pada suhu kamar karena terpengaruh terjadinya hemolisis saat

penundaan pemeriksaan (Daulay & Rohani, 2010).

Pemeriksaan pada suhu kamar dapat mempengaruhi penundaan karena

ketahan membran eritrosit memiliki berbagai konsentrasi yang berupa larutan

hipertonis, isotonis, hipotonis dilihat terjadinya hemolisis pemula ciri- ciri

warna jernih pada larutan dan adanya endapan eritrosit di bagian bawah jika

hemolisis sempurna ciri–ciri larutan berwarna merah tanpa ada endapan

eritrosit. Dalam pemeriksaan suhu kamar hasilnya tidak stabil mempengaruhi

hasil penundaan pemeriksaan (Daulay & Rohani, 2010).

Berdasarkan hasil penelitian virgianti bahwa sampel masih stabil pada

waktu penyimpanan 2 jam, 4 jam, 6 jam sehingga dapat melakukan

penundaan saat pemeriksaan. Hasil mulai terjadinya hemolisis ditandai

dengan warna merah pada larutan dan adanya endapan eritosit di bagian

bawah. sedangkan hemolisis sempurna terjadi pada tabung yang berciri-ciri

larutan berwarna merah tanpa ada endapan eritrosit (Virgiati, 2017).


BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan “ pada pemeriksaan

resistensi osmotik eritrosit penyimpanan 8 jam pada suhu kamar dengan

konsentrasi hemolisis awal 0,64-0,60% terdapat (20%) ditemukan 6 responden

pada larutan hipertonis dan konsentrasi sempurna 0,32-0,28% tidak menemuhi

responden pada larutan hipotonis. Pada 30 sampel pemeriksaan didapat hasil”

yang tidak stabil sehingga tidak direkomendasikan melakukan penundaan

pemeriksaan resistensi osmotik 8 jam pada suhu kamar.

5.2. Saran

1. Pada saat melakukan pemeriksaan resistensi osmotik eritrosit bisa

penyimpanan 2 jam, 4 jam, 6 pada suhu kamar

2. Pada saat melakukan pemeriksaan resistensi osmotik eritrosit tidak

bisa penundaan pada 8 jam pada suhu kamar

20
DAFTAR PUSTAKA

Adoe, N.D., Suromo, L., 2006. Perbedaan fraglitas Eritrosit antara Subyek yang
Jarang dengan yang Sering Terpapar Sinar Matahari :Falkutas
Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang

Daulay, G.C.M., 2010. Morfologi Eritrosit Pada Sediaan Apus Darah Tepi (Sadt)
Sampel Dengan Hasil Pemeriksaan One Tube Osmotic Fragility Test
(Otoft) Positif. Repository Universitas Kristen Maranatha, Bandung1
Maret 2021.http://repository.maranatha.edu/12224/7/1010109_Conclusion
.Pdf

Gandasoebrata, 2008 Penutun Laboratorium Kelinik, Jakarta : Dian Rakyat

Muhammad, A., Sukorini, U., 2004. Profil Pemeriksaan Fragilitas Osmitik


Eritrosit.Mutiara Medika. 4(2):86-96. Universitas Gadjah Mada
Yogyakarta

Muslim, Z., 2017 Pengengaruh Vitamin C Terhadap Fragilitas Osmotik Eritrosit


Pada Mahasiswa Kedokteran Universitas Jember Yang Mengalami Stres
Psikologis. (Skripsi), Falkutas Kedokteran Universitas Jember

Naid, T., Arwie, D., Mangerangi, F., 2012 Pengaruh Waktu Penyimpanan
Terhadap Jumlah Eritrosit Darah Donor. As-Syifaa. 4(1) : 112-120.
Makassar

Nugraha, G.,2018 pedoman teknik pemeriksaan laboratorium klinik,Jakarta:TIM

Rohani, 2016, Hubungan Lama Pemasangan Infus Dengan Terjadinya Plebilitis


Jurnal Ilmiah Widya. 3(4) : 1-8 Jakarta.

Saputro, A,D., Junaidi, S., 2015 Pemeberian Vitamin C Pada Latihan Fisik
Maksimal Dan Perubahan Kadar Hemoglobin Dan Jumlah Eritrosit.
Jurnal of sport sciences and fitness. 4(3) : 32-39. Semarang
Sidabutar, D.H., Setiawaty, V., Soedarmono, Y.S., Kosasih, A., 2015 Efek
Berbagai Dosis radiasi terhadap fraglitas Eritrosit Dan Kadar Kalium
Pada Produk Sel Darah Merah Pekat. Jurnal Biotek Medisiana Indonesia.
4(1) : 9-14. Jakarta

Sitanggang, A.M.N., 2018, Pengaruhnya Penyimpanan Darah Terhadap Kadar


Hemoglobin Pada Komponen Whole Blood Darah Donor Sebelum Dan
Sesudah Disimpan Selama Satu Minggu Di Pmi. Kota Medan. Politeknik
Kesehatan Kemenkes RI Medan Jurusan Analis Kesehatan.

Sugiyono. (2008). Metode penelitian bisnis. Alfabeta : Bandung

Virgiati, V., 2017. Perbedaan Fagilitas Osmotik Eritrosit Setelah Penyimpanan 2


Jam, 4 Jam dan 6 Jam. (Skripsi) Falkutas Kedokteran Universitas Jendral
Achmad Yani Cimahi. : 1-10.
L
A
M
P
I
R
A
N
LAMPIRAN DOKUMEN ALAT DAN BAHAN

Nacl 0,9 SWABS ALKOHOL LABU UKUR

PIPET TETES EDTA PLASTER

TOURNIQUET VAKUM PIPET U UKUR


LAMPIRAN DOKUMENTASI PELAKSANAAN PENELITIAN

Pembuatan konsentrasi larutan Pembuatan larutan

Pengambilan darah Darah EDTA

LarutanNacl msukan kedalam tabung Masukan darah Edta dalam tabung

Homogen sampel Hasil pemeriksaan


LAMPIRAN PEMBUATAN LARUTAN

V 1 x %1 = V 2 x %2

Keterangan:

V1 = Volume yang diperlukan

(%)1 = Konsentrasi awal

V2 = Volume yang akan dibuat

(%)2 = Kosentrasi yang ingin dibuat

0,64 %
Tabung 1. V 1= x 100=75.3 ml
0,85 %

0,60 %
Tabung 2. V 1= x 100=70,5 ml
0,85 %

0,56 %
Tabung 3. V 1= x 100=65,8 ml
0,85 %

0,52 %
Tabung 4.V 1= x 100=61,1 ml
0,85 %

0,48 %
Tabung 5. V 1= x 100=56,4 ml
0,85 %

0,44 %
Tabung 6. V 1= x 100=51,7 ml
0,85 %

0,40 %
Tabung 7. V 1= x 100=47,0 ml
0,85 %

0,36 %
Tabung 8. V 1= x 100=42,3 ml
0,85 %

0,32 %
Tabung 9.V 1= x 100=37,6 ml
0,85 %

0,28 %
Tabung 10. V 1= x 100=32,9 ml
0,85 %
LAMPIRAN PEMBUATAN LARUTAN DALAM TABUNG

Tabung 1.

0.64% = 2 ml larutan Nacl + 1 tetes darah

Tabung 2.

0.60% = 2 ml larutan Nacl + 1 tetes darah

Tabung 3.

0.56% = 2 ml larutan Nacl + 1 tetes darah

Tabung 4

0,52% = 2 ml larutan Nacl + 1 tetes darah

Tabung 5

0,48% = 2 ml larutan Nacl + 1 tetes darah

Tabung 6

0,44% = 2 ml larutan Nacl + 1 tetes darah

Tabung 7

0,40% = 2 ml larutan Nacl + 1 tetes darah

Tabung 8

0,36% = 2 ml larutan Nacl + 1 tetes darah

Tabung 9

0,32% = 2 ml larutan Nacl + 1 tete darah

Tabung 10

0,28% = 2 ml larutan Nacl + 1 tetes darah


LAMPIRAN GAMBAR TABUNG

1 2 3

Keterangan :

1. meunjukan dalam larutan hipertonis terjadinya hemolisis pemula, pada


larutan hipertonis yaitu konsentrasinya lebih tinggi dari pada zat terlarut
sedikit menyebabkan dehidrasi didalam sel, terjadinya perpindahan cairan
dari intrasel ke eksrasel sehingga menyebabkan sel mengalami pengerutan
atau mengecil
2. menunjukan dalam larutan isotonis maka akan hanya meningkat volume
ekstrasel. Dimana pada larutan isotonis, eritrosit akan tetap normal karena
tekanan osmotik di dalam dan di luar sel sama konsentrasi larutan sama zat
terlarut maka tetap normal
3. menunjukan dalam larutan hipotonis terjadinya hemolisis sempuna, terlihat
larutan berwarna merah ada endapan eritrosit, maka osmosis akan terjadi di
luar kedalam sel yang akan menyebabkan eritositnya mengelembung

Anda mungkin juga menyukai