Anda di halaman 1dari 43

PEMERIKSAAN SAKARIN PADA JAJANAN MINUMAN

YANG DIJUAL DI SDN 105 ARAU BINTANG 1 DAN SDN 162


ARAU BINTANG 2 KECAMATAN SUKARAJA
KABUPATEN SELUMA

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan Sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan diploma III
di Akademi Analis Kesehatan Harapan Bangsa Bengkulu

Oleh :

ERNAWATI
NIM:290478

AKADEMI ANALIS KESEHATAN HARAPAN BANGSA


BENGKULU
2012
Karya Tulis Ilmiah Dengan Judul

PEMERIKSAAN SAKARIN PADA JAJANAN MINUMAN


YANG DIJUAL DI SDN 105 ARAU BINTANG 1 DAN SDN 162
ARAU BINTANG 2 KECAMATAN SUKARAJA
KABUPATEN SELUMA

Oleh :

ERNAWATI
NIM : 290478

Bengkulu, Agustus 2012

Telah disetujui oleh :

Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping

Dr.Agus Martono HP, DEA. Hepiyansori,Apt.M.Si


NIDN. 00-1203-6106 NIDN. 02-1505-8301
Karya Tulis Ilmiah Dengan Judul

PEMERIKSAAN SAKARIN PADA JAJANAN MINUMAN


YANG DI JUAL DI SDN 105 ARAU BINTANG 1 DAN SDN 162
ARAU BINTANG 2 KECAMATAN SUKARAJA
KABUPATEN SELUMA

Oleh:

ERNAWATI

NIM : 290478

Telah dipertahankan dihadapan dewan penguji


pendidikan tinggi diploma III Akademi Analis Kesehatan Harapan Bangsa
Tahun Akademik 2011/2012

Pada hari jumat, 07 September 2012

Dewan Penguji:

Pembimbing Utama Sekretaris Penguji 1 Penguji 2

Dr. Agus Martono HP.DEA Hepiyansori, Apt. M. Si dr. Ahmad Syariffuddin Yurman. SKM. M.Si.
NIDN. 00-1203-6106 NIDN.02-1505-8301 NIDN.02-2004-4901 NIDN.02-1801-6901
MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Motto
Jangan pernah meremehkan kekuatan doa, Tuhan selalu mendengar-Nya,
dan percayalah bahwa kekuranganmu takkan jadi penghalang kesuksesan
mu.
Setiap tetes keringat orang tuamu tidak keluar percuma jika kamu sukses
meraih cita-cita.
Lelah sering meminta ku untuk menyerah, tapi hati berkata, kamu takkan
kalah.

Persembahan
Alhamdulillahirobbilalamin.
Ya Allah, tak ada kata yang bisa terucap selain kata rasa syukur yang tak
henti-hentinya karena engkau telah ridhoi perjalanana dan perjuangan
hamba selama hamba menuntut ilmu yang penuh suka dan duka, sehingga
hamba dapat memetik semua hikmah nya.
Dan kebahagiaan yang indah ini kupersembahkan kepada :

Ayahanda tercinta (Ponimin) dan ibunda ku tersayang (Sukatmi) yang


telah memberikan dukungan moril maupun materil serta doa yang
tiada hentinya juga kasih sayang yang telah diberikan, semoga Allah
SWT selalu memberikan kesehatan dan kebahagiaan selalu kepada
mereka. Amin Ya Robbalalamin.
Buat mas ku (Sutrisno), ayuk ku tersayang (Yuliyanti Amd.Keb), Mas
ipar ku (Brigpol. Taufiq azam w.), Mbk ipar ku (Astuti), ponakan
(Dimas prayoga dan Rifda azmi samahita), serta sepupu ku (Tanti
yosepha) yang selalu memberikan senyum, canda dan banyak
memberikan masukan serta dorongan semangat dan, Seluruh keluarga
besar yang tercinta.
Buat sahabat-sahabat ku(Tina, Meliza, Janis) yang telah memberikan
banyak warna dalam hidupku, terima kasih telah menemani ku dalam
suka dan duka, teman-teman terbaik ku(Nova, wiwik, Dj, puput, Dora,
Irma, roja) Thanks for u sob.
Untuk seseorang yang ada dihati ku yang selalu membantu dan
menyemangatiku.
Almamater ku tercinta dan teman- teman seperjuanganku angkatan
09 yang selalu bersama- sama dalam suka dan duka. Kebersamaan ini
adalah bagian penting dalam perjuangan hidupku.
RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama ERNAWATI anak ketiga


dari dua bersaudara yang dilahirkan di Desa Wonosari
Kecamatan Megang Sakti Kabupaten Musi Rawas
Kota Lubuk Linggau pada tanggal 22 september 1990
dari pasangan Ponimin dan Sukatmi. Penulis
menyelesaikan pendidikan dasar di SDN No.4
Wonosari tahun 2003. Selanjutnya meneruskan
pendidikan SLTP Negeri 1 Jln.Kemuning Kec.
Megang Sakti tamat pada tahun 2005. dan masuk
SMAN 1 Jln.Kebun Kulim Kec. Megang Sakti tamat pada tahun 2009.
selanjutnya penulis diterima di Akademi Analis Kesehatan Harapan Bangsa
Bengkulu melalui jalur Penelusuran Potensi Akademik (PPA). Selama menjadi
mahasiswa AAK-HB penulis pernah menerima beasiswa.
Penulis melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) dari tanggal 05
Maret sampai 18 April 2012 yang bertempat di RSUD Raflesia Bengkulu dan
melaksanakan PKMD dari tanggal 19 April sampai 02 Juni 2012 yang bertempat
di Puskesmas Beringin Raya Bengkulu. Pada bulan Juni 2012 penulis
melaksanakan penelitian di Laboratorium AAK-HB sebagai salah satu syarat
untuk mencapai derajat Diploma III dengan judul Pemeriksaan Sakarin Pada
Jajanan Minuman Yang Dijual Di SDN 105 Arau Bintang 1 Dan SDN 162 Arau Bintang
2 Kecamatan Sukaraja Kabupaten Seluma .
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT disertai sholawat

dan salam kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW, yang telah

memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

Karya Tulis Ilmiah dengan judul PEMERIKSAAN SAKARIN PADA

JAJANAN MINUMAN YANG DIJUAL DI SDN 105 ARAU BINTANG 1 DAN

SDN 162 ARAU BINTANG 2 KECAMATAN SUKARAJA KABUPATEN

SELUMA.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak dr. H. Ahmad Syarifuddin, selaku Direktur Akademi Analis

Kesehatan Harapan Bangsa Bengkulu.

2. Bapak Dr. Agus Martono HP, DEA. selaku pembimbing utama dalam

penyusunan dan pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini yang telah meluangkan

waktu untuk memberikan bimbingan dan nasehat.

3. Bapak Hepiyansori,Apt.M.Si selaku pembimbing kedua yang telah

memberikan arahan dalam Karya Tulis Ilmiah ini.

4. Seluruh dosen dan staf Akademi Analis Kesehatan Harapan Bangsa

Bengkulu.

5. Teman-teman seperjuangan yang telah memberikan masukan dan saran.

Penulis menyadari bahwa pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh

dari kesempurnaan, untuk itu penulis mengharapkan masukan yang sifatnya

membangun demi perbaikan penulisan selanjutnya.


Akhir kata penulis mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata dalam

pembuatan Karya Tulis ILmiah ini. Kepada Allah penulis mohon ampun.

Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan para

pembaca pada umumnya.

Bengkulu, September 2012

penulis
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL ............................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................... iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ........................................................ iv
DAFTAR RIWAYAT ........................................................................... v
KATA PENGANTAR ........................................................................... vi
DAFTAR ISI .......................................................................................... viii
DAFTAR TABEL ................................................................................. x
DAFTAR GAMBAR ............................................................................. xi
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................... xii
ABSTRAK ............................................................................................. xiii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ......................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................... 3
1.3 Tujuan Penelitian ..................................................................... 3
1.4 Manfaat Penelitian ................................................................... 4

BAB II TUNJAUAN PUSTAKA


2.1 Kajian Teori ............................................................................. 5
2.1.1 Bahan Tambahan Pangan .............................................. 5
2.1.2 Pemanis.......................................................................... 8
2.1.3 Jenis-Jenis Pemanis ....................................................... 9
2.1.4 Pengertian Sakarin ......................................................... 15
2.2 Hasil Penelitian Yang Relavan ................................................ 16
2.3 Kerangka Konsep..................................................................... 17

BAB III METODE PENELITIAN


3.1 Waktu dan Tempat Penelitian .................................................. 18
3.2 Sumber Data ............................................................................ 18
3.2.1 Populasi ......................................................................... 18
3.2.2 Sampel ........................................................................... 18
3.2.3 Teknik Pengambilan Sampel ......................................... 18
3.3 Rancangan Penelitian............................................................... 19
3.4 Definisi Operasional ................................................................ 19
3.5 Alat dan Bahan ........................................................................ 20
3.6 Prosedur Penelitian .................................................................. 20
3.7 Teknik Pengumpulan Data ...................................................... 21
3.8 Teknik Analisa Data ................................................................ 21
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian ........................................................................ 22
4.2 Pembahasan ............................................................................. 22

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN


5.1 Kesimpulan .............................................................................. 26
5.2 Saran ........................................................................................ 26

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 1. Pemanis buatan yang direkomondasikan Departemen Kesehatan

RI ................................................................................................. 13

Tabel 2.Hasil pemeriksaan sakarin pada jajanan minuman yang dijual di SDN

105 Arau Bintang 1 dan sdn 162 Arau Bintang 2 Kecamatan

Sukaraja Kabupaten Seluma 22


DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Sampel es jeruk ......................................... Lampiran 2


Gambar 2. Sampel es balon ........................................ Lampiran 2
Gambar 3. Sampel es selasih ...................................... Lampiran 2
Gambar 4. Sampel es buah ......................................... Lampiran 2
Gambar 5. Reagen FeCL3 1%,
HCL 13%, NaOH 5% .............................. Lampiran 2
Gambar 6. Penambahan NaOH................................... Lampiran 2
Gambar 7. Penambahan HCL ..................................... Lampiran 2
Gambar 8. Pentetesan FeCl3...........................................................Lampiran 2
DAFTAR LAMPIRAN

1. Jadwal penelitian
2. Gambar alat dan cara pemeriksaan
3. Surat pengesahan penelitian
4. Permenkes No. 722/Menkes/Per/IX/1988
5. Permenkes No. 1168/Menkes/Per/1999
PEMERIKSAAN SAKARIN PADA JAJANAN MINUMAN YANG DIJUAL
DI SDN 105 ARAU BINTANG 1 DAN SDN 162 ARAU BINTANG 2
KECAMATAN SUKARAJA KABUPATEN SELUMA

Pembimbing Utama : Dr.Agus Martono HP, DEA


Pembimbing Pendamping : Hepiyansori,Apt.M.Si

Ernawati
Nim : 290478

ABSTRAK

Telah dilakukan penelitian dengan judul Pemeriksaan Sakarin Pada


Jajanan Minuman Yang dijual Di SDN 105 Arau Bintang 1 Dan SDN 162
Arau Bintang 2 Kecamatan Sukaraja Kabupaten Seluma pada bulan juni
2012. Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan apakah SDN 105 Arau
Bintang 1 dan SDN 162 Arau Bintang 2 Sukaraja terdapat pemanis sakarin.
Penelitian ini dilakukan dilaboratorium Akademi Analis Kesehatan
Harapan Bangsa dengan uji kualitatif dengan metode uji warna. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa minuman jajanan di SDN 105 Arau
Bintang 1 dan SDN 162 Arau Bintang 2 Kecamatan Sukaraja Kabupaten
Seluma tidak mengandung pemanis sakarin yang artinya aman dikonsumsi
dan tidak melanggar Permenkes RI No. 1168/Menkes/PER/X/1999 dari
perubahan Permenkes No. 722/Menkes/Per/IX/1988.

Kata kunci : jajanan minuman, Sakarin, Uji warna.


BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Bahan tambahan pangan (BTP) merupakan Bahan atau campuran

bahan yang secara merata bukan merupakan bagian dari bahan baku pangan,

tetapi ditambahkan kedalam pangan untuk mempengaruhi sifat atau bentuk

pangan, antara lain bahan pewarna, penyedap rasa, pengawet, anti gumpal,

pemucat dan pengental. Dalam kehidupan sehari-hari BTP sudah digunakan

secara umum oleh masyarakat termasuk dalam pembuatan makanan jajanan.

Banyaknya bahan tambahan pangan dalam bentuk lebih murni dan

tersedia secara komersil dengan harga yang relatif murah akan mendorong

meningkatnya pemakaian bahan tambahan pangan yang berarti

meningkatkan konsumsi bahan tersebut bagi setiap individu. Dewasa ini

masyarakat bukan hanya tertarik pada aspek cita rasa enak, tetapi lebih dari

itu masyarakat telah tertarik pada hal-hal bahan pangan yang dikonsumsi itu

baik untuknya dan komponen apa saja yang terdapat didalamya (Cahyadi,

2006).

Perkembangan industri pangan dan minuman akan kebutuhan pemanis

dari tahun ketahun semakin meningkat. korban terbesar penggunaan BTP

termasuk pemanis buatan adalah anak-anak. sebagian besar anak-anak

belum mampu memilih jajanan yang sehat. dalam kehidupan sehari-hari,

pemanis buatan seperti sakarin sering ditambahkan kedalam berbagai jenis


jajanan anak-anak yang banyak dijajankan pedagang keliling seperti snack,

cendol, limun, makanan tradisional, sirup, permen, soft drink (Yuliarti,

2007).

Di Indonesia penggunaan pemanis buatan telah diatur oleh Pemerintah

melalui No. 1168/MENKES/PER/X/1999 tentang Bahan Tambahan

Makanan serta SNI 01-6993-2004 tentang Pemanis Buatan (Persyaratan

Penggunaan dalam Produk Pangan). Peraturan ini meliputi jenis makanan

dan minuman yang diberi tambahan pemanis buatan, jenis dan batas

maksimal penggunaan bahan pemanis buatan yang diizinkan (Yuliarti,

2007).

Pemanis sintetis sakarin ini sebenarnya khusus ditujukan bagi

penderita Diabetes ataupun konsumen dengan diet rendah kalori dengan

kadar maksimal 300mg/kg BB. sekalipun pemanis buatan dinyatakan aman

untuk dikonsumsi, tetapi bila penggunaannya tidak sesuai aturan akan

menimbulkan efek yang merugikan. Sakarin bila dikonsumsi dalam jumlah

yang berlebihan akan membahayakan kesehatan, seperti dapat menimbulkan

kanker kandung kemih pada manusia dan hewan percobaan seperti tikus.

Salah satu masalah keamanan pangan yang masih memerlukan

pemecahan yaitu pergunaan bahan tambahan pangan untuk berbagai

keperluan. Maupun dalam pembuatan berbagai pangan jajanan, yang

umumnya dihasilkan industi kecil/rumah tangga.

Penggunaan bahan tambahan pangan yang tidak memenuhi syarat memang

jelas-jelas dilarang, seperti pewarna, pemanis dan pengawet. Pelarangan


juga menyangkut dosis penggunaan bahan tambahan yang melampaui

ambang batas maksimum yang telah ditentukan (Cahyadi, 2006).

SDN 105 Arau Bintang 1 dan SDN 162 Arau Bintang 2 merupakan

sekolah dasar yang terdapat di kecamatan Sukaraja kabupaten Seluma. Di

SDN ini terdapat kantin/warung yang menjual jajanan minuman dan

makanan. Kantin sekolah mempunyai peranan penting dalam mewujudkan

pesan-pesan kesehatan dan dapat menentukan perilaku makan siswa sehari-

hari melalui penyediaan pangan jajanan di sekolah. Kantin sekolah dapat

menyediakan makanan sebagai pengganti makan pagi dan makan siang di

rumah serta cemilan dan minuman yang sehat, aman dan bergizi. dikantin

inilah banyak para siswa-siswi SD membeli makanan dan minuman jajanan.

Hal ini menyebabkan peneliti tertarik melakukan penelitian terhadap jajanan

minuman tersebut.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka permasalahan yang

dapat dirumuskan dalam penelitian ini yaitu apakah terdapat bahan pemanis

buatan sakarin di dalam jajanan minuman di sekitar SDN 105 Arau Bintang

1 dan SDN 162 Arau Bintang 2 Kecamatan Sukaraja Kabupaten Seluma.

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui ada tidaknya sakarin

dan menentukan kadar pada jajanan minuman yang dijual di SDN 105 Arau
Bintang 1 dan SDN 162 Arau Bintang 2 Kecamatan Sukaraja Kabupaten

Seluma.

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Sebagai bahan informasi bagi masyarakat tentang bahaya pemanis buatan

sakarin pada jajanan minuman untuk kesehatan.

2. Sebagai bahan masukan bagi masyarakat dan kewaspadaan terhadap

pemanis buatan terutama pemanis sakarin.

3. Sebagai media pembelajaran mahasiswa terutama untuk mata kuliah Karya

Tulis Ilmiah.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teori

2.1.1 Bahan Tambahan Pangan.

Bahan tambahan secara umum merupakan bahan yang biasanya tidak

dipakai untuk makanan dan bukan sebagai komponen khas makanan,

mempunyai atau tidak nilai gizi yang sengaja dimasukkan ke dalam

makanan untuk maksud teknologi pada pembuatan, pengolahan, penyiapan,

perlakuan, pengepakan, pengemasan, dan penyimpanan (Cahyadi, 2006).

Bahan tambahan sangat membantu proses pengolahan makanan

selama kadarnya tidak melebihi kadar yang dapat ditolerir oleh tubuh

(Irianto, 2004).

Penyimpanan atau pelanggaran mengenai penggunaan BTP yang

sering dilakukan oleh produsen pangan yaitu :

1. Menggunakan bahan tambahan yang dilarang penggunaannya untuk

pangan.

2. Menggunakan BTP melebihi dosis yang diizinkan.

Secara umum tujuan penambahan BTP adalah :

1 Meningkatkan nilai gizi makanan.

2 Memperbaiki nilai estetika dan sensori makanan.

3 Memperpanjang umur simpan makanan.

4 Menghemat biaya.
Dampak penggunaan BTP selama ini kurang dipahami oleh para

produsen maupun konsumen. dampak dari kesalahan dosis maupun

kesalahan pemilihan jenis bahan tambahan memang tidak langsung

dirasakan. dampak ini baru terasa beberapa waktu kemudian, setelah terjadi

akumulasi dalam tubuh. oleh karena itu, memberi pengertian kepada

masyarakat tentang resiko dan manfaat BTP merupakan hal yang sangat

penting dan harus dilakukan (Saparinto, 2006).

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan No 722/Menkes/1988 yang

diperkuat dengan Permenkes 1168/Menkes/1999 antara lain menyebutkan

bahwa yang termasuk bahan tambahan pangan pada makanan atau minuman

adalah:

1. Pewarna adalah BTP yang memperbaiki atau memberi warna pada

makanan.

2. Pemanis buatan adalah BTP yang dapat menyebabkan rasa manis pada

makanan dan tidak atau hampir tidak mempunyai nilai gizi.

3. Pengawet adalah BTP yang dapat mencegah fermentasi, pengasaman

atau penguraian lain terhadap makanan yang disebabkan oleh mikroba.

4. Antioksidan adalah BTP yang dapat mencegah atau menghambat

oksidasi.

5. Antikempal adalah BTP yang dapat mencegah penggempalan makanan.

6. Penyedap dan penguat rasa adalah BTP yang dapat memberikan,

menambah atau mempertegas rasa dan aroma.


7. Pengatur keasaman adalah BTP yang mengasamkan, menetralkan dan

mempertahankan derajat keasaman makanan.

8. Pemutih (pemucat) dan pematang tepung adalah BTP yang dapat

mempercepat proses pemutihan atau mematangkan tepung sehingga

dapat memperbaiki mutu pematangannya.

9. Pengemulsi, pemantap dan pengental adalah BTP yang dapat membantu

terbentuknya atau memantapkan sistem dispersi yang homogen pada

makanan.

10. Pengeras adalah BTP yang dapat memperkeras atau mencegah

melunaknya makanan.

11. Dan sekuestran adalah BTP untuk memantapkan warna dan tekstur

makan.

Secara umum, bahan tambahan pangan dapat dibagi menjadi dua golongan

besar yaitu:

a) Aditif sengaja, yaitu bahan tambahan pangan yang sengaja diberikan

dengan maksud dan tujuan tertentu, seperti untuk meningkatkan nilai gizi,

cita rasa, mengendalikan keasaman dan kebasaan, memantapkan bentuk

dan rupa.

b) Aditif tidak sengaja, yaitu bahan tambahan pangan yang terdapat dalam

makanan secara tidak sengaja baik dalam jumlah sangat kecil atau cukup

banyak sebagai akibat dari proses produksi, pengolahan, dan pengemasan

(Riandini, 2008).
2.1.2 Pemanis

pemanis merupakan senyawa kimia yang sering ditambahkan dan

digunakan untuk keperluan produk olahan pangan, industri serta minuman

dan makanan kesehatan. Pemanis berfungsi untuk meningkatkan cita rasa

dan aroma, memperbaiki sifat-sifat fisik, sebagai pengawet, memperbaiki

sifat-sifat kimia sekaligus merupakan sumber kalori bagi tubuh,

mengembangkan jenis minuman dan makanan dengan jumlah kalori

terkontrol, mengontrol program pemeliharaan dan penurunan berat badan,

mengurangi kerusakan gigi, dan sebagai bahan subtitusi pemanis utama

(Cahyadi, 2006).

Biasanya zat pemanis memiliki nilai kalori yang lebih rendah dari gula

biasa. rasa manis sangat digemari banyak orang, terutama anak-anak.

pemanis ini umumnya dicampurkan pada berbagai produk olahan, seperti

kue, minuman ringan, sari buah dan sirup.

Pemanis yang ideal harus memiliki karakteristik berikut:

1. Tingkat kemanisan minimal sama dengan sukrosa,

2. Tidak berwarna

3. Larut dalam air

4. Komposisinya stabil

5. Tidak beracun dan tidak membahayakan kesehatan pemakai,

6. Memiliki sifat-sifat dan fungsi lain untuk makanan dan minuman.

misalnya sebagai penghalus tekstur kue, serta

7. Secara ekonomi layak (Fachruddin, 1998).


2.1.3 jenis-jenis pemanis

Dilihat dari sumber pemanis dapat dikelompokkan menjadi dua:

1. Pemanis alami

Beberapa jenis pemanis alami maupun buatan dapat digunakan untuk

makanan. Pemanis alami biasanya berasal dari tanaman. tanaman penghasil

pemanis yang utama adalah tebu (Saccharum officanarum L) dan bit (Beta

vulgaris L). tebu mengandung sukrosa 10-20%, sedangkan bit 10-17%.

secara umum, kedua pemanis ini lebih dikenal orang dengan sebutan gula

pasir atau sukrosa. selain berfungsi sebagai bahan pemanis, gula pasir juga

berperan menimbulkan warna kecoklatan (browning), mudah terfermentasi,

menurunkan titik beku, mempertegas aroma, dan rasa (Fachruddin, 1998).

Beberapa pemanis alami yang sering digunakan adalah Sukrosa,

Laktosa, Maltose, Galaktosa, D-Glukosa, D-fruktosa, Sorbitol, Manitol,

Gliserol, Glisina (Cahyadi, 2006).

2. Pemanis buatan (sintetis)

Pemanis sintetis adalah bahan tambahan yang dapat menyebabkan

rasa manis pada pangan tetapi tidak memiliki nilai gizi. batas penggunaan

pemanis buatan menurut WHO adalah 0-5 mg/kg berat badan/hari

(Saparinto, 2006).

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 722/Menkes/1988

sakarin, siklamat dan aspartam telah diizinkan pengunaannya akan tetapi

dalam jumlah yang dibatasi atau dengan dosis tertentu. meskipun pemanis

buatan tersebut aman dikonsumsi dalam kadar yang kecil, tetap saja dalam
batas-batas tertentu akan menimbulkan bahaya bagi kesehatan manusia

maupun hewan yang mengkonsumsinya. pembatasan tersebut dikenal

dengan ADI (Acceptable Daily Inntake). ADI merupakan jumlah maksimal

pemanis buatan dalam mg/kg berat badan yang dapat dikonsumsi tiap hari

selama hidup tanpa menimbulkan efek yang merugikan (Yuliarti, 2007).

Pemanis buatan ini memiliki nilai kalori yang rendah dan non-nutritif,

oleh Karena itu pemakaian gula sintesa ini biasanya dikonsumsi oleh

mereka yang sedang melakukan diet untuk mengurangi berat badan atau

bagi para penderita diabetes mellitus. Dan tidak dianjurkan untuk orang

sehat karena justru akan menimbulkan bahaya bagi kesehatan sipemakainya,

seperti sakarin dan siklamat dapat menimbulkan kanker kandung kemih dan

migrain. untuk itu masyarakat harus hati-hati dalam memilih makanan yang

mempunyai rasa manis agar terhindar dari pemanis buatan (Riandini, 2008).

Beberapa macam pemanis buatan yang biasa digunakan oleh produsen

makanan diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Sakarin (C7H5NO3S)

Sakarin mempunyai tingkat kemanisan 300 kali lebih manis dari pada

gula. bahan ini biasanya dijual dalam bentuk senyawa Na atau Ca. sakarin

tidak memiliki nilai kalori sehingga sering digunakan sebagai pemanis pada

bahan makanan diet. pada konsentrasi tinggi, sakarin menimbulkan

aftertaste pahit.
Hasil pengujian pada hewan menunjukkan bahwa sakarin memiliki

efek karsinogenik (dapat memicu timbulnya kanker), tetapi dalam hal ini

belum dibuktikan pada manusia (Saparinto, 2006).

2. Siklamat (Cyclohexyl sulfanate)

Siklamat memiliki tingkat kemanisan 30 kali sukrosa. siklamat tahan

terhadap pemanasan dan rasa manis siklamat lebih lama tertinggal didalam

mulut dibandingkan sukrosa. namun kemudian memberikan rasa pahit jika

dikonsumsi dalam jumlah yang tinggi. pada tahun 1970-an beberapa Negara

seperti amerika, kanada, dan inggris siklamat dilarang penggunaannya

karena produk degradasinya bersifat karsinogenik.

3. Aspartame (C14H18N2O5)

Memili tingkat kemanisan 200 kali sukrosa. tidak tahan terhadap

panas sehingga kemanisannya akan berkurang jika dipanaskan. berfungsi

sebagai rasa buah. Aturan pemakaian, 40 mg/kg berat badan (konsumsi

yang dianggap aman oleh WHO). Biasanya digunakan pada produk permen

karet tanpa gula, minuman untuk diet, dan pemanis khusus diet. namun jika

dikonsumsi berlebihan dapat menyebabkan PKU (penilketonuria) karena

sipenderita kurang memiliki enzim tyrosin sebagai pemecah fennilalanin.

4. Sorbitol

Sorbitol adalah salah satu gula alcohol dengan rumus kimia C6H14O6

yang dibuat secara komersial dengan cara hidrogenasi dari glukosa. sorbitol

digunakan sebagai pemanis untuk makanan diet, karena sorbitol mudah

dimetabolisme tanpa insulin. kalori sorbitol terserap pelan-pelan sehingga


memperlambat rasa lapar. sorbitol dapat diubah menjadi glukosa. sorbitol

juga berfungsi sebagai humektan, pembentuk tekstur, sekuestran, bahan

pengisi, pengental dan pencegah terbentuknya Kristal pada sirup. aturan

pemakaian yaitu 120.0 g/kg, Bila sorbitol digunakan berlebihan ( >50

g/hari) dapat menyebabkan efek laksatif, diarrhea dan gangguan lambung

(Riandini, 2008).

Oleh karena pemanis sintetis banyak ragamnya maka kita harus

pandai memilih bahan pemanis yang tepat untuk produk yang akan kita buat

(Saparinto, 2006).

3. Tingkat kemanisan

Tingkat kemanisan mengandung dua komponen, yaitu kualitas dan

intensitas rasa manis. kualitas rasa manis sangat dipengaruhi oleh sifat

bahan pemanis (alami atau kimiawi) dan kemurnian. Pemanis alami, seperti:

glukosa, sukrosa, fruktosa, dan maltose memiliki kualitas kemanisan yang

berbeda bila dibandingkan dengan pemanis sintesis. selain itu bahan

pemanis alamiah, misalnya aspartame biasanya memiliki rasa ikutan (after

taste) yang amat khas dan alami. pada bahan pemanis sintesis terdapat rasa

ikutan yang agak pahit. semakin bertambah konsentrasi bahan pemanis

maka rasa ikutan akan semakin terasa.

Kekuatan (intensitas) rasa manis dari bahan pemanis dipengaruhi oleh

beberapa faktor, antara lain :

Jenis bahan pemanis

Konsentrasi bahan pemanis , suhu


Serta medium yang dipakai (Fachruddin ,1998).

Tabel 1. Pemanis buatan yang direkomondasikan Departemen Kesehatan RI

N Nama ADI*) Jenis Bahan Makanan Batas


o. Pemanis Maksimal
Sintetis Penggunaan
Mg/kg

.
1. Sakarin 0-2,5mg Makanan berkalori
(serta garam rendah
natrium) 1 Permen karet 1 50 (NA-Sakarin)
2 Permen 2 100 (NA-Sakarin)
3 Saus 3 300 (NA-Sakarin)
4 Es lilin 4 300 (NA-Sakarin)
5 Jam dan jeli 5 200 (NA-Sakarin)
6 Minuman ringan 6 300 (NA-Sakarin)
7 Minuman youhurt 7 300 (NA-Sakarin)
8 Es krim dan 8 200 (NA-Sakarin)
sejenisnya
9 Minuman ringan 9 50 (NA-Sakarin)
fermentasi

0-11 mg Makanan berkalori


2. Siklamat
rendah
(Garan Na
1 Permen karet 1 500 dihitung
dan garam sebagai Asam
siklamat.
Ca)
2 Permen 2 1 dihitung sebagai
Asam siklamat.
3 Saus 3 3 dihitung sebagai
Asam siklamat.
4 Es krim dan 4 2 dihitung sebagai
sejanisnya asam siklamat.

5 3 dihitung sebagai
5 Es lilin
asam siklamat.
6 2 dihitung sebagai
asam siklamat.
6 Jem dan Jeli 7 3 dihitung sebagai
asam siklamat.
7 Minuman ringan. 8 3 dihitung sebagai
asam siklamat.
9 1 dihitung sebagai
8 Minuman Yogurt.
asam siklamat.

9 Minuman ringan
fermentasi

3. Sorbitol. 1 Kismis 1 5 g/kg


2 Jem, Jeli, Rito 2 300 g/kg
3 Makanan lain 3 120 g/kg

*) ADI (Acceptable Daily Intake ) adalah jumlah pemanis buatan yang dapat

digunakan tiap hari per kg bobot badan.


(Peraturan Menkes RI. 722/Menkes/per/IX/88) (dalam buku Cahyadi, W)

2.1.4 pengertian sakarin

Sakarin pertama kali ditemukan dengan tidak sengaja oleh Constantin

Fahbelrg dan Ira Remsen pada tahun 1897. ketika pertama kali ditemukan

sakarin digunakan sebagai antiseptik dan pengawet, tetapi sejak tahun 1900

digunakan sebagai pemanis. sakarin dengan rumus C7H5NO3S dan berat

molekul 183,18 di sintetis dari toluene biasanya tersedia sebagai garam

natrium. Nama lain dari sakarin adalah benzosulfimida atau o-

sulfobenzimida. Sedangkan nama dagangnya adalah glucide, garantose,

saccarinol, saccarinose, sakarol, saxin, sykose, hermesetas. Sakarin adalah

zat pemanis buatan yang dibuat dari garam natrium dari asam sakarin

berbentuk bubuk putih, tidak berbau dan sangat manis. (Cahyadi ,2006).

Intensitas rasa manis garam natrium sakarin cukup tinggi, yaitu kira-

kira 200-700 kali sukrosa 10%. disamping rasa manis, sakarin juga

mempunyai rasa pahit yang disebabkan oleh kemurnian yang rendah dari

proses sintetis. Sakarin secara luas digunakan sebagai pengganti gula karena

mempunyai sifat yang stabil, nonkarsinogik, nilai kalori rendah, dan harga

nya relative murah. Zat pemanis sintetis sakarin ini sebenarnya khusus

ditujukan bagi penderita Diabetes ataupun konsumen dengan diet rendah

kalori dengan kadar maksimal 300mg/kg BB. sekalipun pemanis buatan


dinyatakan aman untuk dikonsumsi, tetapi bila penggunaannya tidak sesuai

aturan akan menimbulkan efek yang merugikan (Cahyadi, 2006).

Penggunaan sakarin yang berlebihan dapat menimbulkan bahaya bagi

kesehatan manusia antara lain :

Efek Akut

Toksisitas sakarin yang ringan pada tubuh dapat menyebabkan iritasi

kulit (alergi) dan gangguan tenggorokan berupa batuk dan radang

tenggorokan.

Efek Kronis

Toksisitas sakarin pada tingkat yang tinggi dapat menyebabkan

kehilangan nafsu makan, menyebabkan mual, muntah, dan kanker kandung

kemih pada hewan uji, sehingga digolongkan kedalam senyawa yang tidak

dapat diklasifikasi sebagai karsinogen pada manusia.

2.2 Hasil Penelitian Yang Relavan

Penelitian yang dilakukan tepatnya di wilayah Jln. Flanboyan

Kelurahan Simpang Selayang, Kecamatan Medan. telah di lakukan dengan

metoda Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT) Dari hasil penilitian

diperoleh bahwa kadar sakarin dari: es ganepo, es doger dan es krim

masing-masing adalah : 40,475 mg/kg, 310,5 mg/kg dan 117 mg/kg. Bila

dibandingkan kadar Na sakarin dari masing-masing es ganepo, es doger dan

es krim dengan kadar yang di tetapkan dalam SNI 01 6993 2004 ( es

ganepo dan es doger batas maksimum 300 mg/kg, es cream 200 mg/kg )

maka es ganepo dan es krim memenuhi syarat yang ditetapkan oleh SNI 01
6993 2004 sedangkan es doger tidak memenuhi syarat yang ditetapkan.

(Sinulingga, 2011).

2.3 Kerangka Konsep

Kerangka konsep pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

Sampel jajanan minuman

dari 2 SDN yang berbeda

uji kualitatif

negatif Positif

Analisa kuantitatif

Kadar sakarin

Permenkes RI Nomor

1168/Menkes/PER/X/1999

Kesimpulan
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian pada jajanan minuman di dua sekolah dasar yang berbeda

yaitu di SDN 105 Arau Bintang 1 dan SDN 162 Arau Bintang 2 telah

dilaksanakan pada bulan juni 2012 di Laboratorium Akademi Analis

Kesehatan Harapan Bangsa Bengkulu.

3.2 Sumber data

3.2.1 Populasi

Populasi yang digunakan pada penelitian ini adalah jajanan minuman

yang dijual di sekitar SDN 105 Arau Bintang 1 dan SDN 162 Arau Bintang

2 Kecamatan Sukaraja Kabupaten Seluma.

3.2.2 Sampel

Sampel yang digunakan pada penelitian ini berjumlah 4 sampel

jajanan minuman yang dijual di sekitar sekolah dasar yang berbeda yaitu

SDN 105 dan Arau Bintang 1 SDN 162 Arau Bintang 2 Kecamatan

Sukaraja Kabupaten Seluma.

3.2.3 Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel digunakan pada penelitian ini adalah

secara acak/random sederhana (simple random sampling), yaitu cara

pengambilan sampel yang bukan hanya setiap individu dalam populasi


berhak dijadikan sampel, melainkan kombinasi (paduan) individu di

mungkinkan pula untuk terpilih sebagai sampel.

3.3. Rancangan Penelitian

Pada penelitian ini peneliti menggunakan metode deskriftif, karena

bertujuan untuk mendapatkan gambaran atau fakta akan penggunaan

pemanis sakarin pada minuman jajanan.

3.4. Definisi Operasional

1. Minuman jajanan adalah minuman yang tidak mengandung alkohol,

merupakan minuman olahan dalam bentuk bubuk atau cair yang

mengandung bahan-bahan tambahan lainnya baik alami maupun sintetik

yang dikemas dalam kemasan siap untuk di konsumsi (Cahyadi, 2005).

2. Bahan tambahan pangan adalah bahan yang ditambahkan ke dalam

makanan untuk mempengaruhi sifat atau bentuk pangan atau produk

pangan (saparinto, 2006)

3. Pemanis buatan adalah bahan makanan tanpa nilai gizi dan hanya

menyebabkan rasa manis pada makanan contohnya, sakarin dan siklamat

dengan kadar maksimum 1,5 gram per kg bahan makanan (Irianto, 2004)

4. Sakarin adalah zat pemanis buatan yang dibuat dari garam natrium dari

asam sakarin berbentuk Kristal putih, tidak berbau, mudah larut dalam air,

Serta berasa manis. Tingkat kemanisannya relative sebesar 300 sampai


500 kali tingkat kemanisan sukrosa dengan tanpa nilai kalori. (cahyadi,

2006)

3.5. Alat Dan Bahan

1. alat yang digunakan

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah pipet ukur,

timbangan analitik, pipet tetes, sendok spatel, tabung reaksi, erlemeyer,

kertas saring, Hotplate.

2. Bahan Yang Di gunakan

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : Minuman jajanan,

NAOH 5%, HCL 13%, FeCL3 1%.

3.6. Prosedur Penelitian

1. pengambilan Sampel

Pengambilan sampel dilakukan dari jajanan minuman yaitu di dua

sekolah dasar yang berbeda yaitu SDN 105 Arau Bintang 1 SDN dan 162

Arau Bintang 2 Kecamatan Sukaraja Kabupaten Seluma.

2. pemeriksaan Sampel

Sampel diperiksa apakah mengandung pemanis buatan sakarin atau

tidak dengan uji kualitatif menggunakan cara kerja sebagai berikut:

Uji kualitatif

Prinsip metode ini yaitu mengekstraksi larutan pada pelarut yang sesuai.

1. Timbang 15 gr sampel, lalu larutkan dalam 5 ml NaOH 5%


2. Kemudian saring dengan kertas saring dan diambil filtrat.

3. Dipanaskan dengan suhu 600C, angkat lalu dinginkan pada

temperatur ruang.

4. Setelah dingin, larutkan dalam 10 ml HCL 13%

5. Kemudian tambahkan setetes larutan FeCl3 1%

apabila larutan berwarna ungu menunjukkan adanya reaksi sakarin

dengan FeCl3.

3.7. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini menggunakan data primer. Data Primer yaitu

penelitian yang dilakukan secara langsung pada sampel jajanan minuman

yang dilakukan di Laboratorium Kimia Analis Kesehatan Harapan Bangsa

Bengkulu.

3.8. Teknik Analisa Data

Data yang di dapat dianalisis dengan memperhatikan perubahan warna

yang terjadi pada sampel pada saat pengujian dengan metode kualitatif.
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

Penelitian dilakukan pada bulan juni 2012 di Laboratorium Kimia

Akademi Analis Kesehatan Harapan Bangsa Bengkulu. Sampel yang

diambil adalah minuman jajanan dari dua SDN yang berbeda yaitu SDN 105

Arau Bintang 1 dan SDN 162 Arau Bintang 2 Kecamatan Sukaraja

Kabupaten Seluma. masing-masing SDN diambil dua sampel yang berbeda.

Peralatan yang digunakan pada penelitian ini adalah Labu erlemeyer,

tabung reaksi, pipet tetes, pipet volume, sendok spatel, timbangan analitik,

kertas saring, Hotplate. Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah

minuman jajanan, NaOH 5%, HCL 13%, FeCL3 1%.

Dari penelitian yang telah dilakukan didapat hasil data sebagai berikut :

Tabel 2. Hasil pemeriksaan sakarin pada jajanan minuman yang dijual di

SDN 105 Arau Bintang 1 dan SDN 162 Arau Bintang 2 Kecamatan

Sukaraja Kabupaten Seluma.

Tempat Sampel Sampel Hasil Pemeriksaan Sakarin

SDN 105 1 Es buah Negatif

2 Es Selasih Negatif

SDN 162 1 Es Jeruk Negatif

2 Es Balon Negatif
Berdasarkan table 2 diatas dinyatakan bahwa ke empat sampel

tersebut tidak mengandung sakarin, karena setelah ditetesi feCL3 1% larutan

tidak berwarna ungu yang merupakan ciri adanya sakarin pada sampel.

4.2 Pembahasan

Sakarin adalah zat pemanis buatan yang dibuat dari garam natrium dari

asam sakarin berbentuk Kristal putih, tidak berbau, mudah larut dalam air.

Serta berasa manis. Tingkat kemanisannya relative sebesar 300 sampai 500

kali tingkat kemanisan sukrosa dengan tanpa nilai kalori. (cahyadi, 2006).

Penelitian ini dilakukan mengingat pemanis buatan khususnya sakarin

sangat sering digunakan untuk pemanis pada makanan pengganti gula.

Pemanis buatan ini sangat mudah didapatkan dan dengan harga yang relatif

murah.

Sakarin digunakan sebagai pengganti gula karena mempunyai sifat yang

stabil non karsinogik Contohnya dalam pembuatan minuman jajanan seperti

es balon, es jeruk, es buah, es selasih. minuman yang mengandung sakarin

mempunyai rasa yang agak pahit yang biasanya disebabkan ketidak murnian

dari bahan tersebut. Pemanis sakarin awalnya ditujukan untuk produk yang

rendah kalori atau bagi penderita diabetes mellitus bukan untuk

produksi konsumsi umum apalagi untuk anak-anak.

Pada uji sakarin melalui uji warna dilakukan penimbangan keempat sampel

yang dilarutkan dengan NaOH 5% dalam erlemeyer kemudian disaring

sehingga terpisahkan antara filtrat dan residu. Filtrat dipanaskan hingga


pekat dan didingin. Ditambahkan HCl 13% dan ditambahkan setetes FeCl3

1% hingga larutan berubah warna menjadi ungu.

Pemeriksaan pemanis buatan jenis sakarin dilakukan dengan melihat

adanya perubahan warna. Perubahan warna disebabkan adanya reaksi antara

sakarin dan FeCl3 sebagai pereaksi sehingga terdapat warna ungu pada

sampel apabila sudah dilakukan perlakuan. Apabila didapat hasil positif

pada pemeriksaan kualitatif maka dilakukan juga analisa secara kuantitatif

untuk mengetahui besarnya kadar yang terkandung pada minuman jajajan

tersebut.

Berdasarkan hasil analisa kualitatif yang dilakukan terhadap 4 sampel

pada jajanan minuman yang dijual di SDN 105 Arau Bintang 1 dan SDN

162 Arau Bintang 2 Kecamatan Sukaraja Kabupaten Seluma, keempat

sampel dinyatakan negatif sakarin, artinya minuman jajanan di SDN 105

Arau Bintang 1 dan SDN 162 Arau Bintang 2 Kecamatan Sukaraja

Kabupaten Seluma aman dikonsumsi oleh masyarakat khususnya murid-

murid SDN 105 Arau Bintang 1 dan SDN 162 Arau Bintang 2 Kecamatan

Sukaraja Kabupaten Seluma dan tidak melanggar Permenkes RI Nomor

1168/Menkes/PER/X/1999. Karena sampel tersebut dinyatakan negatif yaitu

saat dilakukan identifikasi sakarin tidak dihasilkan warna ungu yang

merupakan ciri adanya pemanis sakarin pada sampel.

Sakarin tidak memiliki nilai kalori sehingga sering digunakan sebagai

pemanis pada bahan makanan diet. Pada konsentrasi tinggi, sakarin

menimbulkan aftertaste pahit. Hasil pengujian pada hewan menunjukkan


bahwa sakarin memiliki efek karsinogenik (dapat memicu timbulnya

kanker), tetapi dalam hal ini belum dibuktikan pada manusia (Saparinto,

2006).
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa

keempat sampel jajanan minuman yang berada di SDN 105 Arau Bintang 1

dan SDN 162 Arau Bintang 2 Kecamatan Sukaraja Kabupaten Seluma tidak

ditemukan pemanis buatan sakarin. Sehingga tidak melanggar Permenkes RI

Nomor 1168/Menkes/PER/X/1999 dari perubahan Permenkes No.

722/Menkes/Per/IX/1988.

5.2 Saran

1. Peneliti mengharapkan kepada mahasiswa lainnya hendaknya dapat

dilanjutkan dengan penelitian terhadap pemeriksaan pemanis buatan

kecuali sakarin baik secara kualitatif maupun kuantitatif penetapan kadar

pada jenis lainnya.

2. Masyarakat agar lebih hati-hati dalam memilih dan mengkonsumsi

jajanan minuman terutama dilingkungan sekolah tentang bahaya sakarin

jika digunakan dalam minuman jajanan.

3. Hasil penelitian ini dapat juga digunakan masyarakat sebagai informasi

penggunaan bahan pemanis buatan sakarin pada jajanan minuman.


DAFTAR PUSTAKA

Cahyadi, W. 2006. Bahan tambahan pangan. Jakarta: Bumi Aksara.

Fachruddin, L. 1998. Memilih & memanfaatkan bahan tambahan makanan.


Bogor: Pt Trubus Agriwidya.

Herly,D. 2011. Beberapa BTM yang diizinkan dan yang tidak diizinkan.(online),
http://dewiherly.blogspot.com/2011/01/beberapa-btm-yang-diizinkzn
dan-yang.html).Diakses tanggal (25 april 2012).

Irianto, Kus dan Waluyo, K. 2004. Gizi & pola hidup sehat. Bandung: Yrama
Widya.

Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 77/Menkes/Per/IX/1988.Bahan Tambahan


Pangan..

Riandini, N. 2008. bahan kimia dalam makanan dan minuman. Bandung: Shakti
Adi luhung dengan Bee Media Indonesia.

Rohman, A. dan Sumantri. 2007. Analisis Makanan. Yogyakarta: gadjah Mada


Univesity press.

Saparinto, C. dan Hidayati, D. 2006. Bahan Tambahan Pangan. Yokyakarta:


Kanisius.

Sinulingga, R. 2011. Penentuan Kadar Sakarin Dalam Beberapa Jenis Minuman


Jajanan Yang Dipasarkan Di Sd Negeri No. 064025 Jln. Flamboyan
Kelurahan Simpang Selayang Kecamatan Medan Tuntungan Secara
Krhomatografi Cair.(online).
(http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/27914/7/Cover.pdf).
(Diakses tanggal 5 mei 2012).

Fauzi, F. 2008. Kumpulan Modul Praktikum Kimia Analisis 2008 (Pengantar dan Panduan
dalam melakukan Praktikum Kimia Analisis). (online)
(http://www.scribd.com/doc/38643037/Modul-Praktikum-Kimia-
Analitik#logout) (diakses tanggal 8 Agustus 2012).

Yuliarti, N. 2007. Awas Bahaya Dibalik Lezatnya Makanan. Yokyakarta: Andi


Offest.
Lampiran 2

Foto-Foto Penelitian

Gambar 1. Sampel es jeruk Gambar 2. Sampel es balon

Gambar 3. Sampel es selasih


Gambar 4. Sampe es buah

Gambar 5 Reagen FeCl3 1%, HCL 13%, NaOH 5%.


Gambar 6. Penambahan NaOH 5%

Gambar 7. Penambahan HCL 13% Gambar 8. Pentetesan FeCl3

Anda mungkin juga menyukai