Disusun Oleh :
NO NAMA NPM
1 TUTIK ISMIYATI 2026041042.P
2 HENNI CHRISTIANA 2026041043.P
3 DWI ERNAWATI 2026041045.P
4 YULIYANTI 2026041046.P
5 SRI PUAYAH 2026041047.P
6 EVY SULISTRIANI 2026041048.P
7 ADNILLAH 2026041049.P
8 EKA IRWANTI 2026041050.P
9 NURMALINDA 2026041051.P
Tujuan Keluarga Berencana Secara umum tujuan lima tahun kedepan yang ingin
dicapai dalam rangka mewujudkan visi dan misi program KB adalah membangun kembali
dan melestarikan pondasi yang kokoh bagi pelaksana program KB nasional yang kuat dimasa
mendatang, sehingga visi untuk mewujudkan keluarga berkualitas 2015 dapat tercapai.
Secara filosofis tujuan program KB adalah:
Sasaran program KB dibagi menjadi 2 yaitu sasarang langsung dan sasaran tidak
langsung, tergantung dari tujuan yang ingin dicapai. Yang termasuk sasaran langsung
adalah Pasangan Usia Subur (PUS) yang bertujuan untuk menurunkan tingkat kelahiran
dengan cara penggunaan kontrasepsi secara berkelanjutan. Sedangkan sasaran tidak
langsungnya adalah pelaksana dan pengelola KB, dengan tujuan menurunkan tingkat
kelahiran melalui pendekatan kebijaksanaan kependudukan terpadu dalam rangka
mencapai keluarga yang berkualitas dan keluarga sejahtera
1. Penyelenggara
2. Penanggung jawab
3. Peserta
4. Fasilitator
5. Sarana prasarana
6. Dana
7. Metode
1. Penyelengara
Pelatihan kelas KB dapat dilakukan diwilayah kerja Puskesmas
2. Penanggung jawab
Pada tingkat Puskesmas Kepala Puskesmas sebagai penanggung jawab dan
mengkoordinir pelaksanaan kelas KB di wilayah kerjanya.
Bidan atau tenaga kesehatan bertanggung jawab dalam pelaksanaan kelas KB
( identifikasi calon peserta, koordinasi dengan stakeholder, fasilitasi pertemuan,
Monitoring, evaluasi dan pelaporan).
3. Peserta
Peserta diharapkan yang termasuk dalam sasaran program KB
4. Fasilitatior
Secara prinsip dalam kegiatan kelas KB adalah yang bertindak sebagai fasilitator
yaitu bidan atau petugas kesehatan yang telah mendapat pelatihan fasilitator kelas KB
dan setelah itu diperbolehkan untuk melaksanakan fasilitasi kelas KB .
5. Sarana prasarana
Ruang yang cukup dengan ventilasi dan pencahayaan yang cukup.
Alat tulis menulis (papan tulis, kertas, spidol, balpoint).
Lembar balik kelas KB
Buku pedoman pelaksanaan kelas KB
Buku pegangan fasilitator
Alat peraga (KB kit) jika ada
Tikar/ karpet /Kursi
Laptop /CD
6. Dana
Dalam pelaksanaan kelas KB tidak lepas dari kebutuhan dana, dana
merupakan unsur yang cukup penting dalam pelaksanaan tersebut. Dalam kegiatan
kelas KB di tingkat Puskesmas pendanaan bisa diambil dari BOK Puskesmas. Untuk
kegiatan ditingkat desa atau kecamatan dapat mengajukan proposal pelatihan terlebih
dahulu. dana dapat digunakan untuk kebutuhan transpor peserta, snack, ATK,
transport fasilitator bila ada, dan lan-lain.
7. Metode
Dalam pelaksanaan kelas KB kita dapat menentukan metode apa yang akan
diambil, bisa dengan metode ceramah tanya jawab dengar pendapat atau curhat,
demonstrasi dan praktek.
Cerama
h
Penutup 1. Menanyakan Menjawab - Cerama
3 menit kembali materi yang h
telah diberikan
2. Menyimpulkan Memperhatikan
materi yang sudah Cerama
dijelaskan kepada h
ibu. Memperhatikan
3. Memberikan
informasi materi Cerama
yang akan datang, Menjawab h
4. Menutup pertemuan salam
dengan
mengucapkan Salam Cerama
h
5.
PENYULUHAN PROGRM KB
MATERI
1. Pengertian KB
Pemakaian kontrasepsi adalah menghindar dan mencegah terjadinya
kehamilan sebagai akibat pertemuan antara sel telur yang matang dengan sel sperma
tersebut. Cara kerja kontrasepsi bermacam-macam tetapi pada umumnya mempunyai
fungsi mengusahakan agar tidak terjadi ovulasi, melumpuhkan sperma, menghalangi
pertemuan sel telur dengan sperma.Kontrasepsi jangka pendek efektif digunakan
untuk menunda kehamilan dan menjaga jarak kehamilan
1. Pengertian
Kontrasepsi suntik DMPA berisi hormon progesteron saja dan tidak
mengandung hormone esterogen. Dosis yang diberikan 150 mg/ml depot
medroksiprogesteron asetat yang disuntikkan secara intramuscular (IM) setiap 12
minggu (Varney, 2006). Zat hormonal yang terkandung dalam cairan suntikan dapat
mencegah kehamilan dalam waktu tertentu. Biasanya penyuntikan ini dilakukan 2-3
kali dalam sebulan.
2. Mekanisme kerja
Mekanisme kerja DMPA menurut hartanto (2004)
a. Primer : Mencegah ovulasi Kadar Folikel Stimulating Hormone (FSH) dan
Luteinizing hormone (LH) menurun serta tidak terjadi lonjakan LH. Pada
pemakaian DMPA, endometrium menjadi dangkal dan atrofis dengan kelenjar-
kelenjar yang tidak aktif. Dengan pemakaian jangka lama endometrium bisa
menjadi semakin sedikit sehingga hampir tidak didapatkan jaringan bila dilakukan
biopsi, tetapi perubahan tersebut akan kembali normal dalam waktu 90 hari
setelah suntikan DMPA berakhir.
b. Sekunder
a. Lendir servik menjadi kental dan sedikit sehingga merupakan barier terhadap
spermatozoa.
b. Membuat endometrium menjadi kurang baik untuk implantasi dari ovum yang
telah dibuahi
c. Mungkin mempengaruhi kecepatan transportasi ovum didalam tuba falopi.
3. Efektivitas
DMPA memiliki efektivitas yang tinggi dengan 0,3 kehamilan per100
perempuan dalam satu tahun pemakaian (BKKBN, 2003). Kegagalan yang terjadi
pada umum dikarenakan oleh ketidakpatuhan akseptor untuk datang pada jadwal yang
telah ditetapkan atau teknik penyuntikan yang salah, injeksi harus benar-benar
intragluteal (Baziad, 2002).
4. Kelebihan
Kelebihan penggunaan DMPA menjurut BKKBN 2003 :
a. Sangat efektif
b. Pencegahan kehamilan jangka panjang
c. Tidak berpengaruh pada hubungan suami istri
d. Tidak mengandung estrogen sehingga tidak berdampak serius terhadap penyakit
jantung dan gangguan pembekuan darah
e. Tidak mempengaruhi ASI
f. Sedikit efek samping
g. Klien tidak perlu menyimpan obat suntik
h. Dapat digunakan oleh perempuan usia lebih dari 35 tahun sampai perimenopause
i. Membantu mencegah kanker endometrium dan kehamilan ektopik
j. Menurunkan kejadian penyakit jinak payudara.
k. Mencegah beberapa penyakit radang panggul
5. Keterbatasan
Keterbatasan penggunaan DMPA
a. Sering ditemukan ganguan haid
b. Kemungkinan terlambatnya pemulihan kesuburan setelah penghentian pemakaian
c. Klien sangat bergantung pada tempat sarana pelayanan kesehatan
d. Permasalahan berat badan merupakan efek samping tersering
e. Tidak menjamin perlindungan terhadap penularan infeksi menular seksual, hepatitis
B dan virus HIV.
f. Pada penggunaan jangka panjang dapat terjadi perubahan lipid serum.
6. Indikasi
Indikasi pada pengguna suntik DMPA menurut BKKBN (2003) :
a. Wanita usia reproduktif
b. Wanita yang telah memiliki anak
c. Menghendaki kontrasepsi jangka panjang dan memiliki efektifitas tinggi
d. Menyusui dan membutuhkan kontrasepsi yang sesuai
e. Setelah melahirkan dan tidak menyusui
f. Setelah abortus dan keguguran
g. Memiliki banyak anak tetapi belum menghendaki tubektomi
h. Masalah gangguan pembekuan darah.
i. Menggunakan obat epilepsy dan tuberculosis.
7. Kontraindikasi
Menurut BKKBN (2003), kontra indikasi pada pengguna suntik DMPA yaitu :
a. Hamil atau dicurigai hamil
b. Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya
c. Wanita yang tidak dapat menerima terjadinya gangguan haid
d. Penderita kanker payudara atau ada riwayat kanker payudara.
e. Penderita diabetes mellitus disertai komplikasi.
8. Waktu mulai penggunaan
Menurut Saifuddin (2003), waktu mulai menggunakan kontrasepsi DMPA yaitu :
a. Setiap saat selama siklus haid, asal tidak hamil
b. Mulai hari pertama sampai hari ke-7 siklus haid
c. Pada ibu yang tidak haid atau dengan perdarahan tidak teratur, injeksi dapat
diberikan setiap saat, asal tidak hamil. Selama 7 hari setelah penyuntikan tidak
boleh melakukan hubungan seksual
d. Ibu yang telah menggunakan kontrasepsi hormonal lain secara benar dan tidak
hamil kemudian ingin mengganti dengan kontrasepsi DMPA, suntikan pertama
dapat segera diberikan tidak perlu menunggu sampai haid berikutnya
e. Ibu yang menggunakan kontrasepsi nonhormonal dan ingin mengganti dengan
kontrasepsi hormonal, suntikan pertama dapat segera diberikan, asal ibu tidak
hamil dan pemberiannya tidak perlu menunggu haid berikutnya. Bila ibu disuntik
setelah hari ke-7 haid, selama 7 hari penyuntikan tidak boleh melakukan hubungan
seksual.
9. Efek samping
Efek samping yang sering ditemukan menurut Baziad (2002) :
a. Mengalami gangguan haid seperti amenore, spooting, menorarghia, metrorarghia
b. Penambahan berat badan
c. Mual
d. Kunang-kunang
e. Sakit kepala
f. Nervositas
g. Penurunan libido
h. Vagina kering
D. EVALUASI
1. Prosedur : Pertanyaan post test
2. Jenis : Lisan dan tertulis
3. Alat : Test Buatan Fasilitator
4. Bentuk : Menjawab secara Langsung dan tes subyektif
E. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN
1. Absesi Kehadiran
2. Foto Kegiatan
3. Lampiran Pertanyaan dan hasil jawaban
F. REFRENSI