Sap KB Suntik
Sap KB Suntik
PENGENALAN KB SUNTIK
OLEH :
KADEK AGUS PRANATA P07120014001
NI PUTU UTARI ARISANTHI P07120014002
NI PUTU ASRI VITALOKA DEWI P07120014009
IDA BAGUS GEDE YOGI AMBARA P07120014034
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
TAHUN 2016
SATUAN ACARA PENYULUHAN
Topik : KB Suntik
Sub topik : Pengenalan tentang KB Suntik
Sasaran : Wanita usia subur, pasangan usia subur, dan ibu rumah
tangga di Banjar Bantas Tengah Kelod, Desa Bantas,
Kecamatan Selemadeg Timur, Kabupaten Tabanan.
Tempat : Balai Banjar Bantas Tengah Kelod
Hari/tanggal : Kamis, 3 Maret 2016
Waktu : 45 menit
I. LATAR BELAKANG
Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dengan salah satu
permasalahannya yaitu masih tingginya pertumbuhan penduduk. Jumlah
penduduk tahun 2009 meningkat 1,29% dari tahun 2005 dengan jumlah penduduk
220 juta jiwa, maka pada tahun 2009 mencapai 231 juta jiwa. Sedangkan hasil
sensus tahun 2010 yaitu sebesar 237,6 juta jiwa dengan laju pertumbuhan
penduduk 1,49% pertahun. Jumlah penduduk yang sangat tinggi tentunya akan
mempersulit usaha peningkatan dan pemerataan kesejahteraan rakyat. Semakin
tinggi pertumbuhan penduduk semakin besar pula usaha yang harus dilakukan
untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat. Pemerintah terus berupaya untuk
menekan laju pertumbuhan dengan program Keluarga Berencana (Saifuddin,
2006).
Keluarga Berencana (KB) adalah gerakan untuk membentuk suatu
keluarga yang sehat dan sejahtera dengan membatasi kelahiran. Program KB ini
dirintis sejak tahun 1951 dan terus berkembang, sehingga pada tahun 1970
terbentuk Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN). Program
ini salah satu tujuannya adalah penjarangan kehamilan dengan menggunakan
metode kontrasepsi dan menciptakan kesejahteraan ekonomi dan sosial bagi
seluruh masyarakat melalui usaha-usaha perencanaan dan pengendalian penduduk
(Saifuddin, 2006). Berdasarkan pendapat tersebut diharapkan setiap keluarga
memperhatikan dan merencanakan jumlah keluarga yang diinginkan. Mempelajari
pola trend terbaru maka Paradigma Program KB Nasional yang lama yaitu Norma
Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera (NKKBS) diubah menjadi “Keluarga
Berkualitas 2015” yang bertujuan untuk mewujudkan keluarga berkualitas yaitu
keluarga sejahtera, sehat, maju, mandiri, memiliki jumlah anak yang ideal,
berwawasan kedepan, bertanggung jawab, dan harmonis (Handayani, 2010).
Salah satu jenis kontrasepsi efektif yang menjadi pilihan akseptor adalah
KB suntik, ini disebabkan karena aman, efektif, sederhana, dan murah. Cara ini
mulai disukai masyarakat kita dan diperkirakan setengah juta pasangan memakai
kontrasepsi suntikan untuk kehamilan (Muchtar, 2002).
Jumlah dan persentase peserta KB aktif menurut metode kontrasepsi
provinsi Tabanan tahun 2015 terdapat jumlah PUS sebanyak 6.487.025 jiwa,
jumlah peserta KB yang aktif sebanyak 5.080.580 jiwa dengan persentase 78,32
%. Metode kontrasepsi yang digunakan adalah IUD sebanyak jiwa 2.834.891
dengan persentase 55,80 %, MOW (Metode Operasi Wanita) sebanyak 293.264
jiwa dengan persentase 5,77 %, MOP (Metode Operasi Pria) sebanyak 63.367
jiwa dengan persentase 1,25 %, Kondom sebanyak 87.083 jiwa dengan persentase
1,71 %, Implant sebanyak 488.018 jiwa dengan persentase 9,61 %, Pil sebanyak
868.239 jiwa dengan persentase 17,09 %, Suntik sebanyak 445.718 jiwa dengan
persentase 8,77 %, (BKKBN, 2015). Desa Bantas sendiri pengguna kontrasepsi
suntik masih sangat rendah dibanding alat kontrasepsi lainnya yaitu mencapai
1.873 jiwa dengan persentase 24,79 % (Bapermas KB, 2015).
Banyak faktor yang menyebabkan ibu dalam menggunakan alat
kontrasepsi suntik, faktor tersebut antara lain usia ibu, jumlah keluarga, status
pekerjaan ibu, tingkat pendidikan ibu, tingkat pengetahuan ibu tentang alat
kontrasepsi suntik serta dukungan keluarga khususnya suami (Hartanto, 2004).
Pengetahuan ibu dalam menggunakan alat kontrasepsi suntik merupakan domain
yang penting untuk terbentuknya tindakan ibu dalam menggunakan alat
kontrasepsi suntik. Tujuan yang ibu ketahui hanya sebatas menggunakan alat
kontrasepsi suntik agar tidak hamil. Alasan ibu tidak rutin atau datang tidak sesuai
jadwal melakukan KB suntik dengan alasan lupa dengan tanggal yang sudah
ditentukan untuk kembali suntik dan suami bekerja diluar kota, jadi ibu
melakukan KB pada saat suaminya akan pulang saja
Maka dari itu penulis ingin mengadakan satuan acara penyuluhan guna
memberikan pengetahuan dan informasi bagi ibu mengenai penggunaan alat
kontrasepsi suntik.
II. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti penyuluhan selama 45 menit, peserta penyuluhan
mampu memahami penggunaan suntik KB.
2. Tujuan Khusus
Setelah diberikan penyuluhan selama 45 menit, peserta penyuluhan
mampu :
a. Menjelaskan tentang pengertian keluarga berencana (KB).
b. Menjelaskan tentang pengertian suntik KB.
c. Menjelaskan tentang manfaat menggunakan suntik KB.
d. Menjelaskan tentang kelebihan suntik KB.
e. Menjelaskan tentang kelemahan suntik KB.
f. Menjelaskan tentang jenis-jenis KB suntik.
g. Menjelaskan tentang penggunaan suntik KB.
III. MATERI
Dalam penyuluhan materi yang disampaikan adalah:
a. Pengertian keluarga berencana
b. Pengertian KB suntik
c. Manfaat menggunakan suntik KB
d. Kelebihan suntik KB
e. Kelemahan suntik KB
f. Jenis-jenis KB suntik
g. Penggunaan suntik KB
IV. METODE
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
V. MEDIA
1. Slide
VII. SUMBER
Biran Affandi dkk. 2006. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi.
Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
http://suryadh.wordpress.com/2009/11/12/macam-macam-alat kontrasepsi/
http://www.lusa.web.id/program-kb-di-indonesia/
VIII. SASARAN
Adapun sasaran dalam penyuluhan ini adalah wanita usia subur, pasangan usia
subur, dan ibu rumah tangga di Banjar Bantas Tengah Kelod, Desa Bantas,
Kecamatan Selemadeg Timur, Kabupaten Tabanan.
LCD
Penyuluh
MEJA
( Sasaran )
Fasilitator Observer
XI. KEGIATAN
No Langkah-
Waktu Kegiatan Penyuluh Kegiatan Sasaran
Langkah
1 Pembukaan 5 menit 1. Memberi salam dan 1. Menjawab salam
memperkenalkan diri. 2. Mendengarkan
2. Menjelaskan tujuan 3. Menanggapi
penyuluhan
3. Memberikan gambaran
kegiatan yang akan dilakukan
4. Apersepsi
2. Evaluasi Proses
a. Kegiatan penyuluhan yang akan diberikan diharapkan berjalan dengan
lancar dan sasaran dapat kooperatif dan memberikan feedback
sehingga materi dapat diterima dan dipahami dengan baik oleh sasaran
b. Dalam proses penyuluhan diharapkan terjalin interaksi anatara
penyuluh dengan sasaran
c. Sasaran diharapkan kehadirannya 100% dan tidak ada sasaran yang
meninggalkan ruangan selama acara berlangsung
d. Sasaran diharapkan aktif dalam proses penyuluhan dan memerhatikan
materi yang disampaikan oleh penyuluh
e. Sasaran diharapkan bertanya sebanyak 25% dari jumlah audience dan
90% bisa menjawab pertanyaan tentang KB suntik
3. Evaluasi Hasil
a. Jangka Pendek
80% dari peserta dapat menjelaskan pengertian KB
80% dari peserta dapat menjelaskan pengertian KB suntik
80% dari peserta dapat menjelaskan manfaat suntik KB
80% dari peserta dapat menjelaskan kelebihan suntik KB
80% dari peserta dapat menjelaskan kelemahan suntik KB
80% dari peserta dapat menjelaskan penggunaan suntik KB
80% dari peserta dapat menjelaskan jenis-jenis suntik KB
b. Jangka Panjang
Meningkatkan pengetahuan sasaran mengenai KB suntik
LAMPIRAN I
Jawaban:
1. Pengertian keluarga berencana
Menurut WHO (Expert Committe, 1970), KB adalah tindakan yang membantu
individu/pasangan suami-istri untuk Mendapatkan objektif-obketif tertentu,
menghindari kelahiran yang tidak diinginkan, mendapatkan kelahiran yang
diinginkan, mengatur interval diantara kehamilan dan menentukan jumlah
anak dalam keluarga.
2. Pengertian KB suntik
Kontrasepsi suntik adalah cara untuk mencegah terjadinya kehamilan dengan
melalui suntikan hormonal.
3. Manfaat menggunakan suntik KB.
a. Menghalangi ovulasi (masa subur)
b. Mengubah lendir serviks (vagina) menjadi kental
c. Menghambat sperma & menimbulkan perubahan pada rahim
d. Mencegah terjadinya pertemuan sel telur & sperma
e. Mengubah kecepatan transportasi sel telur.
4. Kelebihan suntik KB
a. Cara kerjanya efektif
b. Pemakaiannya yang praktis
c. Harganya relatif murah dan aman.
d. Melindungi ibu dari anemia (kurang darah)
e. Memberi perlindungan terhadap radang panggul dan untuk pengobatan
kanker bagian dalam rahim.
f. Tidak berpengaruh pada hubungan suami-istri.
g. Kontrasepsi suntik yang tidak mengandung estrogen tidak mempengaruhi
secara serius pada penyakit jantung dan reaksi penggumpalan darah.
h. Kontrasepsi ini tidak menimbulkan ketergantungan, hanya saja peserta
harus rutin kontrol setiap 1, 2 atau 3 bulan.
i. Reaksi suntikan berlangsung sangat cepat (kurang dri 24 jam), dan dapat
digunakan oleh wanita tua di atas 35 tahun, kecuali Cyclofem.
5. Kelemahan suntik KB
a. Gangguan haid. Siklus haid memendek atau memanjang, perdarahan yang
banyak atau sedikit, spotting.
b. Tidak haid sama sekali.
c. Tidak dapat dihentikan sewaktu-waktu.
d. Permasalahan berat badan merupakan efek samping tersering.
e. Terlambatnya kembali kesuburan setelah penghentian pemakaian.
f. Terjadi perubahan pada lipid serum pada penggunaan jangka panjang.
g. Pada penggunaan jangka panjang dapat menurunkan densitas tulang.
h. Pada penggunaan jangka panjang dapat menimbulkan kekeringan pada
vagina, menurunkan libido, gangguan emosi, sakit kepala, nervositas, dan
jerawat.
i. Meningkatan berat badan terjadi karena pengaruh hormonal.
6. Penggunaan suntik KB
a. Setelah Melahirkan
Hari ke 3 – 5 pasca salin dan setelah ASI berproduksi
b. Setelah Keguguran
Segera setelah dilakukan kuretase atau 30 hari setelah keguguran (asal ibu
belum hamil lagi).
c. Dalam Masa Haid
Hari pertama sampai hari ke-5 masa haid.
7. Jenis-jenis suntik KB
Jenis-jenis alat KB suntik yang sering digunakan di Indonesia antara lain:
a. Suntikan/bulan
Contoh : Cyclofem.
b. Suntikan/3 bulan
Contoh : Depoprovera, Depogeston.