Anda di halaman 1dari 16

SATUAN ACARA PENGAJARAN

KELUARGA BERENCANA
DI RUANG GLADIOL RSUD MUNTILAN

Disusun Guna Memenuhi Penugasan Pada Stase Maternitas

Dosen pembimbing :
Pembimbing : Melania Wahyuningsih,MSN

Disusun Oleh :

Sarifah 18160015

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA

2019
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
rahmat yang dilimpahkan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah satuan
acara pengajaran individu yang berjudul “Keluarga berencana (KB)”.
Satuan acara pengajaran ini dibuat dalam rangka memperdalam pemahaman
masalah keperawatan maternitas khususnya tentang pengenalan alat kontrasepsi .Rasa
terima kasih yang dalam-dalamnya penulis ucapkan kepada Dosen Pembimbing serta
Clinical Instructur Di Ruang Gladiol Rsud Muntilankarena dalam proses pendalaman
materi ini penulis mendapatkan bimbingan, arahan, koreksi dan saran.
Demikian Satuan acara pengajaran ini penulis buat semoga bermanfaat bagi kita
semua. Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna, baik dari segi bahasa,
pengelolaan maupun dalam penyusunannya. Maka segala kritik dan saran yang
membangun akan penulis terima.

Yogyakarta, 15 Mei 2019

Penulis
Lembar Pengesahan
Satuan Acara Pengajaran

Keluarga Berencana
Di Ruang Gladiol Rsud Muntilan

Clinical Instruktur Praktikan

( ) ( Sarifah )

Pembimbing akademik

( )
SATUAN ACARA PENGAJARAN

Pokok Bahasan : Keluarga Berencana


Subpokok Bahasan :Pentingnya Mengetahui apa itu Keluarga Berencana
Sasaran : Ny. R
Tanggal : 15 Mei 2019
Waktu : 15 Menit
Tempat : Di Ruang Gladiol Rsud Muntilan
Penyuluh : Sarifah

A. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan selama 15 menit, ibu post partum
diharapkan mampu memilih Keluarga Berencana (KB)yang tepat.
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan selama 1 x 15 menit diharapkan ibu post partum
mampu :
a. Menjelaskan pengertian Keluarga Berencana (KB)
b. Menjelaskan Manfaat Keluarga Berencana (KB)
c. Menyebutkan jenis-jenis kontrasepsi
d. Menyebutkan kelebihan dan kelemahan masing-masing kontrasepsi.
B. MATERI (Materi terlampir)
1. Pengertian Keluarga Berencana (KB)
2. Manfaat Keluarga Berencana (KB)
3. Jenis-jenis kontrasepsi
4. Kelebihan dan kelemahan masing-masing kontrasepsi
C. METODE
1. Ceramah
2. Diskusi
3. Tanya Jawab
D. MEDIA
1. Lembar balik
2. Leaflet
E. PERAN
1. Moderator : sarifah
2. Penyaji Materi : Sarifah
3. Observer dan fasilitator : Sarifah
F. SETTING TEMPAT

Keterangan :
: Moderator

: Penyaji Materi

: Observer dan fasilitator

: Peserta

G. PELAKSANAAN KEGIATAN

NO. Tahapan KEGIATAN


PENYULUH PESERTA WAKTU
1. Pembukaan 1. Mengucapkan salam 1. Membalas 2 menit
2. Memperkenalkan salam
diri 2. Mendengarkan
3. Menjelaskan tujuan 3. Mendengarkan
4. Apersepsi 4. Memberikan
respon
2. Penyajian Menyampaikan materi : 1. Mendengar dan 9 menit
1. Pengertian memperhatikan.
Keluarga 2. Mendengar dan
Berencana (KB) memperhatikan.
2. Manfaat Keluarga 3. Mendengar dan
Berencana (KB) memperhatikan
3. Jenis-jenis
kontrasepsi
4. Kelebihan dan
kelemahan masing-
masing kontrasepsi

3. Penutup 1. Tanya jawab 1. Bertanya dan 4 menit


2. Evaluasi dan mendengarkan
menyimpulkan 2. Memperhatikan
materi 3. Membalas
3. Mengucapkan salam
salam
TOTAL WAKTU 15 Menit

H. EVALUASI
1) Evaluasi Struktur
a. Penyuluh pada pasien di tempat yang sudah direncanakan.
b. Tempat dan alat tersedia sesuai perencanaan.
c. Leaflet telah tersedia.
2) Evaluasi Proses
a. Pelaksanaan kegiatan sesuai waktu yang telah direncanakan.
b. Pasien mengikuti kegiatan penyuluhan sampai selesai.
c. Pasien berperan aktif selama kegiatan berjalan.
3) Evaluasi hasil
Metode Evaluasi : Diskusi dan Tanya Jawab
jelaskan pengertian Keluarga Berencana (KB)
sebutkan :
a. Apa yang dimaksud dengan Keluarga Berencana (KB)?
b. Apa Manfaat dari Keluarga Berencana (KB)?
c. Apa saja jenis-jenis kontrasepsi?
d. Apa saja kelebihan dan kelemahan masing-masing kontrasepsi?
I. HASIL :
1. Pasien mengetahui pengertian Keluarga Berencana (KB) dengan benar 80%.
2. Pasien mengetahui Manfaat dari Keluarga Berencana (KB) dengan benar 80%.
3. Pasien mengetahui jenis-jenis kontrasepsi dengan benar 80%.
4. Pasien mengetahui kelebihan dan kelemahan masing-masing kontrasepsi dengan benar
80%
J. DAFTAR PUSTAKA
BKKBN. 2010. Evaluasi Pembangunan Kependudukan dan KB BKKBN Provinsi Jawa
Tengah. Jawa Tengah: BKKBN Provinsi.
Glasier, A. 2005. Keluarga Berencana Dan Kesehatan Reproduksi. Jakarta: EGC
Gunarto, A. 2012. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ibu Dalam Pengambilan Kepeutusan
Menggunakan Kontrasepsi Suntik Di Wilayah Kerja Puskesmas Banjarnegara I
Kabupaten Banjarnegara. Skripsi. Universitas Muhammadiyah Purwokerto.
Handayani, Sri. 2010. Buku Ajar Pelayanan Keluarga Berencana. Yogyakarta: Pustaka
Rihama.
Hartanto, H. 2004. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan
Mansjoer, Arif. 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta : Media Aesculapius.
Proverawati, A., Islaely, A.D. & Aspuah, S. 2010. Panduan Memilih Kontrasepsi.
Yogyakarta: Nuha Medika.
Saifuddin, AB. 2010. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta: Bina Pustaka
Sulistyawati, Ari. 2011. Pelayanan Keluarga Berencana. Salemba Medika. Jakarta.
World Health Organization. World Health Statistics 2013, Italia World Health Organization, 2013.
TEORI

A. Tinjauan Teori
1. Keluarga Berencana
a. Definisi Keluarga Berencana (KB)
Keluarga Berencana menurut UU No 10 tahun 1992 (tentang perkembangan
kependudukan dan pembangunan keluarga sejahtera) adalah upaya peningkatan
kepedulian dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan (PUP),
pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan kesejahteraan
keluarga kecil, bahagia dan sejahtera (Handayani, 2010).
Program KB adalah bagian yang terpadu (integral) dalam program pembangunan
nasional dan bertujuan untuk menciptakan kesejahteraan ekonomi, spiritual dan sosial
budaya penduduk Indonesia agar dapat dicapai keseimbangan yang baik dengan
kemampuan produksi nasional.
Karena Keluarga Berencana adalah suatu program pemerintah yang dirancang
untuk menyeimbangkan antara kebutuhan dan jumlah penduduk, maka dari itu
program KB ini diharapkan menerima Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera
(NKKBS) yang berorientasi pada pertumbuhan yang seimbang.
b. Tujuan KB
Tujuan umum untuk lima tahun kedepan mewujudkan visi dan misi program KB
yaitu membangun kembali dan melestarikan pondasi yang kokoh bagi pelaksanaan
program KB di masa mendatang untuk mencapai keluarga berkualitas.
Sedangkan tujuan program KB secara filosofi adalah :
1) Meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak serta mewujudkan keluarga kecil yang
bahagia dan sejahtera melalui pengendalian kelahiran dan pengendalian
pertumbuhan penduduk Indonesia.
2) Terciptanya penduduk yang berkualitas, sumber daya manusia yang bermutu dan
meningkatkan kesejahteraan keluarga (Handayani, 2010).

2. Pengertian Alat Kontrasepsi


Kontrasepsi merupakan suatu cara atau metode yang bertujuan untuk mencegah
pembuahan sehingga tidak terjadi kehamilan. Negara berkembang seperti Indonesia yang
memiliki jumlah penduduk besar mendukung program kontraspesi untuk mengendalikan
pertumbuhan jumlah penduduk dan untuk meningkatkan kesejahteraaan keluarga. Dalam
hal ini pemerintah Indonesia menyelenggarakan program Keluarga Berencana atau KB
melalui pengaturan kelahiran.
3. Jenis-Jenis Metode Keluarga Berencana
a. Metode Kontrasepsi Alamiah
1) Senggama Terputus
Senggama terputus adalah mengeluarkan kemaluan pria dari alat kelamin wanita
menjelang ejakulasi. Dengan cara ini diharapkan cairan seperma tidak akan masuk
ke dalam rahim serta mengecilkan kemungkinan bertemunya sel telur yang dapat
mengakibatkan terjadinya pembuahan (Proverawati, Islaely, dan Aspuah, 2010).
Keuntungan: Metode senggama terputus tidak membutuhkan biaya. Cara ini juga
tidak menimbulkan efek samping medis, karena tidak ada alat
kontrasepsi khusus yang masuk ke tubuh pria.
Kekurangannya: resiko tinggi mengalami hamil dan mengurangi kenikmatan
seksual yang akan dirasakan.

2) Pantang Berkala
Pantang berkala adalah tidak melakukan hubungan seksual saat istri sedang dalam
masa subur. Sistem ini berdasrkan pada siklus haid atau menstruasi wanita. Masa
subur tidak selalu terjadi tepat 14 hari sebelum menstruasi, tetapi dapat terjadi
antara 12 atau 16 hari sebelum menstruasi berikutnya (Proverawati, Islaely, dan
Aspuah, 2010).
Keuntungan: Metode Pantang berkala / KB Kalender tidak membutuhkan biaya.
Cara ini juga tidak menimbulkan efek samping medis, karena tidak ada
alat kontrasepsi khusus yang masuk ke tubuh pria / wanita.
Kekurangannya: resiko tinggi mengalami hamil dan hanya dapat digunakan untuk
yang memiliki masa mentruasi teratur.
3) Metode Lendir Servik
Metode lendir servik adalah metode kontrasepsi dengan melihat lendir dalam
vagina untuk mengetahui masa subur pada seorang wanita, dilakukan pada pagi hari
segera setelah bangun tidur dan sebelum melakukan aktifitas lainya (Proverawati,
Islaely, dan Aspuah, 2010).
Keuntungan: Metode Metode lendir servik tidak membutuhkan biaya. Cara ini juga
tidak menimbulkan efek samping medis, karena tidak ada alat
kontrasepsi khusus yang masuk ke tubuh pria / wanita.
Kekurangannya: resiko tinggi mengalami hamil.

4) Metode Kontrasepsi non hormonal


a. Kondom
Kondom adalah selubung atau sarung karet yang terbuat dari berbagai bahan
diantaranya lateks (karet), plastik (vynil) atau bahan alami (produksi hewani)
yang dipasang pada penis saat berhubungan. Kondom terbuat dari karet sintetis
yang tipis, berbentuk silinder, dengan muaranya berpinggir tebal, yang
digulung berbentuk rata. Standar kondom dilihat dari ketebalannya, yaitu 0,02
mm (Lusa, 2010 dalam Gunarto, 2012).
(1) Cara Kerja Kondom
- Mencegah sperma masuk ke saluran reproduksi wanita.
- Sebagai alat kontrasepsi.
- Sebagai pelindung terhadap infeksi atau transmisi mikro organisme
penyebab PMS (Penyakit Menular Seksual) (Lusa, 2010 dalam
Gunarto, 2012).
(2) Efektifitas Kondom
Pemakaian kontrasepsi kondom akan efektif apabila dipakai secara benar
setiap kali berhubungan seksual. Pemakaian kondom yang tidak konsisten
membuat tidak efektif. Angka kegagalan kontrasepsi kondom sangat
sedikit yaitu 2-12 kehamilan per 100 perempuan per tahun (Lusa, 2010
dalam Gunarto, 2012).

(3) Manfaat Kondom


Indikasi atau manfaat kontrasepsi kondom terbagi dua, yaitu manfaat
secara kontrasepsi dan non kontrasepsi. Manfaat kondom secara
kontrasepsi antara lain:
- Efektif bila pemakaian benar.
- Tidak mengganggu produksi ASI.
- Tidak mengganggu kesehatan klien.
- Tidak memerlukan resep dan pemeriksaan khusus.
- Murah dan tersedia di berbagai tempat (Lusa, 2010 dalam Gunarto,
2012).
(4) Keterbatasan Kondom
Alat kontrasepsi metode barier kondom ini juga memiliki keterbatasan,
antara lain:
- Efektifitas tidak terlalu tinggi.
- Tingkat efektifitas tergantung pada pemakaian kondom yang benar.
- Adanya pengurangan sensitifitas pada penis.
- Harus selalu tersedia setiap kali berhubungan seksual.
- Perasaan malu membeli di tempat umum.
- Hanya dapat digunakan sekali
- Masalah pembuangan kondom bekas pakai (Lusa, 2010 dalam Gunarto,
2012).
b. Spermisida
Spermisida adalah zat-zat kimia yang kerjanya melumpuhkan spermatozoa di
dalam vagina sebelum spermatozoa bergerak ke dalam traktus genetalia
interna. Dikemas dalam bentuk busa (aerosol), tablet vaginal,krim. Cara
kerjanya menyebabkan sel membran sperma terpecah, memperlambat
pergerakan sperma dan menurunkan kemampuan pembuahan sel telur
(Saifuddin, 2006).
Kelebihan:
1) Alternatif bagi wanita yang menginginkan proteksi sementara.
2) Bisa didapatkan dengan mudah.

Kekurangan:

1) Masa perlindungan yang singkat, efektivitasnya berkurang apabila melebihi


satu jam pemakaian.
2) Tidak mencegah penularan penyakit kelamin.
c. Alat Kotrasepsi Dalam Rahim (AKDR)
Terdapat dua macam penggolongan AKDR atau yang sering disebut IUD
(Intra Uterine Devices) yaitu yang mengandung logam (Cu IUD) dan yang
mengandung hormon progesterone atau levonorgestrel (Hartanto, 2004).
1) Efektifitas
Efektifitasnya sangat tinggi untuk mencegah dalam waktu yang lama
(Mochtar, 2005 dalam Gunarto, 2012).
2) Keuntungan
- Meningkatkan kenyamanan hubungan suami istri karena rasa aman
terhadap resiko kehamilan
- Dapat dipasang setelah melahirkan atau keguguran
- Kesuburan cepat kembali setelah dicabut / buka
- Tidak ada efek samping hormonal
- Tidak mengganggu laktasi
3) Kekurangan :
- Siklus haid tidak teratur
- Haid lama dan banyak
- Flek
- Nyeri haid

d. Metode Kontrasepsi hormonal


1) Kontrasepsi Pil
Kontrasepsi oral (Pil) adalah cara kontrasepsi untuk wanita yang berbentuk pil di
dalam stiap yang berisi gabungan dari hormon estrogen dan progesteron atau hanya
terdiri dari hormon progesteron saja. Cara kerjanya menekan ovulasi, mencegah
implantasi, mengentalkan lendir serviks (Handayani, 2010).
Jenis kontrasepsi pil ada 2 :
1. Pil kombinasi ( untuk yang tidak menyusui)
2. Pil progestreron ( untuk ibu menyusui)
a. Efektifitas
Secara teoritis hampir 100, dengan angka kegagalan 0,1 – 1,7 (Saifuddin, 2001).
b. Keuntungan
- Efektifitasnya tinggi
- Pemakai dapat hamil lagi, bila dikehendaki kesuburan dapat kembali dengan
cepat
- Tidak mengganggu kegiatan seksualitas suami istri
- Siklus haid menjadi teratur
- Dapat menghilangkan keluhan nyeri haid (Mochtar, 2005 dalam Gunarto, 2012)
c. Kekurangan
- Tidak melindungi Anda dari penyakit kelamin.
- Harus diminum setiap hari di jam yang sama dan tidak boleh terlewat jika
ingin mendapatkan perlindungan penuh.
- Bisa meningkatkan tekanan darah.
- Menyebabkan berbagai efek samping seperti sakit kepala, mual, nyeri pada
payudara, dan perubahan mood yang drastis di awal-awal pemakaian.
- Terkadang mengakibatkan adanya perdarahan di luar haid pada bulan-bulan
pertama pemakaian.
(Depkes RI, 2009).
2) Kontrasepsi Suntik
Suntik KB adalah kontrasepsi hormonal yang mengandung hormon progestogen
(progestin), yang serupa dengan hormon alami wanita, yaitu progesteron. Hal ini dapat
menghentikan Anda berovulasi. Biasanya, suntik KB disuntikkan pada bagian tertentu
pada tubuh Anda, seperti di paha, pundak, di bawah perut, atau lengan atas. Setelah
disuntikkan, kadar hormon akan meningkat dan kemudian menurun secara bertahap
hingga suntikan selanjutnya.
Kontrasepsi suntik adalah kontrasepsi suntik yang brisi hormon sintetis estrogen dan
progesteron :
a) DMPA (Depo Medroxyprogesterone Asetat) = Depo Provera. Mengandung 150 mg
DMPA, yang diberikan setiap 3 bulan.
Kelebihan suntik KB 3 bulan:
- Tidak berinteraksi dengan obat-obatan lain.
- Relatif aman untuk ibu menyusui
- Bermanfaat bagi wanita yang tidak dapat menggunakan kontrasepsi yang
mengandung estrogen.
- Tidak perlu repot mengingat untuk mengonsumsi pil kontrasepsi setiap hari.
- Tidak perlu berhitung lebih dulu saat berhubungan seksual. Bergantung
jenisnya, suntikan dapat bertahan hingga 8–13 minggu.
- Jika ingin berhenti, tidak perlu repot harus ke dokter. Cukup hentikan saja
pemakaiannya.
- Dapat mengurangi risiko timbulnya kanker ovarium dan kanker rahim.

Kekurangan suntik KB 3 bulan

- Dapat mendatangkan efek samping berupa sakit kepala, kenaikan berat badan,
payudara nyeri, pendarahan, dan menstruasi tidak teratur.
- Bisa membutuhkan waktu hingga setahun setelah dihentikan jika ingin
kembali subur.
- Suntikan ini diduga dapat sedikit mengurangi kepadatan tulang, namun akan
hal tersebut akan kembali normal apabila suntik kb dihentikan.
- Kontrasepsi jenis suntik tidak memberikan perlindungan dari penyakit
menular seksual, sehingga Anda perlu tetap menggunakan kondom saat
berhubungan seksual.

b) Depo Noretisteron (Norethindrone Enanthate) = Noristerat. Mengandung 200 mg


noretindron enantat, yang diberikan setiap 1 bulan (Hartanto, 2004).
KB ini disuntikkan tiap 30 hari sekali. Tidak berbeda jauh dengan suntik KB 3
bulan, tujuan suntik KB 1 bulan adalah mencegah terjadinya kehamilan.
Dibandingkan dengan suntik KB 3 bulan, suntik KB 1 bulan memiliki risiko lebih
rendah timbulnya pedarahan yang tidak teratur dan lebih mungkin untuk memiliki
periode menstruasi yang teratur. Selain itu, efek kesuburan setelah suntikan
diberhentikan dapat kembali lebih cepat yaitu dalam waktu tiga bulan.
Kekurangan :
- Timbulnya perdarahan yang tidak normal.
- Kurangnya kesadaran dan himbauan terkait penggunaan suntik KB 1 bulan,
sehingga dapat menyebabkan seseorang melupakan jadwal penyuntikan atau
cenderung malas untuk melakukannya.
- Dapat menyebabkan pusing dan payudara lebih terasa sensitif atau nyeri.
- Dapat membuat perubahan mood.
- Selain itu, wanita yang memiliki atau mengalami migrain tidak dianjurkan
untuk menggunakan suntik KB 1 bulan.
- Tidak melindungi Anda dari infeksi menular seksual.
e. Kontrasepsi Implan
a) Kontrasepsi ini terdiri dari:
1) Norplant, terdiri dari 6 batang silastik lembut berongga dengan panjang 3,4
cm dan diameter 2,4 mm. Berisi 36 mg hormon Levonorgestrel dengan daya
kerja 5 tahun
2) Implanon, terdiri dari satu batang putih lentur dengan panjang 40 mm dan
diameter 2,4 mm. Berisi 68 mg 3- ketodesogestrel dengan daya kerja 3 tahun.
3) Indoplant, terdiri dari 2 batang. Berisi 75 mg hormon Levonorgestrel, daya
kerja 3 tahun (Hartanto, 2004).
b) Efektifitas
Efektifitasnya 0,2 – 1 kehamilan per 100 perempuan (Saifuddin, 2001)
c) Keuntungan
- Dipasang selama lima tahun, kontrol medis ringan, dapat dilayani di daerah
pedesaan, biaya ringan. tidak perlu mengingat minum obat KB setiap hari
- Implan aman digunakan ketika menyusui
- Kesuburan dapat kembali normal sesegera mungkin setelah implan dicabut
- Menawarkan proteksi melawan radang panggul juga terhadap kanker
kandungan.
- Implant dapat mengurangi periode yang berat atau periode yang nyeri setelah
penggunaan selama setahun
d) Kekurangan
- tidak perlu mengingat minum obat KB setiap hari
- implan aman digunakan ketika menyusui
- kesuburan dapat kembali normal sesegera mungkin setelah implan dicabut
- menawarkan proteksi melawan radang panggul juga terhadap kanker
kandungan
- implan dapat mengurangi periode yang berat atau periode yang nyeri setelah
penggunaan selama setahun
(Mochtar, 2005 dalam Gunarto, 2012).

f. Metode Kontrasepsi Mantap


1) Tubektomi
Tubektomi adalah setiap tindakan yang dilakukan pada kedua saluran telur wanita
yang mengakibatkan orang yang bersangkutan tidak akan mendapatkan keturunan lagi.
Kontrasepsi ini digunakan untuk jangka panjang, walaupun kadang-kadang masih
dapat dipulihkan kembali seperti semula. Cara tubektomi dapat dibagi atas beberapa
bagian antara lain saat oprasi, cara mencapai tuba, dan cara penutupan tuba
(Sulistyawati, 2011).
a) Efektifitas
- Sangat efektif, angka kegagalan sedikit lebih rendah
- Sangat efektif post – operatif (Hartanto, 2004).
b) Keuntungan
- Perlindungan kehamilan sangat tinggi
- Tidak mempengaruhi libido generative
- Tidak mengganggu kehidupan pasangan
- Tidak mempengaruhi ASI
- Lebih aman karena tingkat kegagalan sangat kecil
- Lebih efektif
- Tidak ada efek samping dalam jangka panjang
c) Kekurangan
- Metode kontrasepsi ini tidak dapat dipulihkan karena permanen
- Tidak terjadi kesuburan
- Tidak akan terjadi kehamilan
- Rasa sakit dalam jangka pendek setelah perawatan medis
- Kemungkinan infeksi terjadi jika prosedur operasi tidak dilakukan dengan
benar
2) Vasektomi
Vasektomi adalah Kontrasepsi mantap pria atau vasektomi merupakan suatu metode
operatif minor pada pria yang sangat aman. Sederhana dan sangat efektif, memakan
waktu operasi yang sangat singkat dan tidak memerlukan anastesi umum (Hartanto,
2004).
a) Efektifitas
- Sangat efektif, tetapi angka kejadian rekanalisasi spontan dan kehamilan
sedikit lebih tinggi.
- Efektif 6-10 minggu setelah operasi (Saifuddin, 2001).
b) Keuntungan
- Efektif.
- Aman, morbiditas rendah dan hampir tidak ada mortalitas.
- Sederhana.
- Cepat, hanya memerlukan waktu 5-10 menit.
- Menyenangkan bagi akseptor karena memerlukan anastesi lokal saja.
- Biaya rendah.
- Secara kultural, sangat dianjurkan di negara-negara dimana wanita merasa
malu untuk ditangani oleh dokter pria atau kurang tersedia dokter wanita dan
paramedis wanita (Hartanto, 2004).
c) Kekurangan
- Diperlukan tindakan operatif
- Kadang-kadang menyebabkan komplikasi seperti perdarahan atau infeksi
- Belum memberikan perlindungan total sampai semua spermatozoa, yang sudah
ada di dalam sistem reproduksi distal dari tempat oklusi vas deferens,
dikeluarkan.
- Problem psikologis yang berhubungan dengan perilaku seksual mungkin
bertambah parah setelah tindakan operatif yang menyangkut sistem reproduksi
pria (Hartanto, 2004).

Anda mungkin juga menyukai