Anda di halaman 1dari 21

SATUAN ACARA PENYULUHAN

(SAP)

DISUSUN OLEH :

Disusun oleh:

KELOMPOK I

1. Ezy Yunita (NIM : 2115901212) 2. Sri Wahyu


Oktafyani AR (NIM : 2115901318) 3. Delfina
(NIM : 2115901204)

PROGRAM STUDI KEBIDANAN PROFESI PENDIDIKAN BIDAN


FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS FORT DE KOCK
BUKITTINGGI
2022/2023
Satuan Acara Penyuluhan (SAP)
o Pokok Bahasan : Suntik catin ( immunisasi TT) o
Sasaran : Perempuan yang akan menikah o
Pelaksanaan Kegiatan
- Hari/Tanggal : 1 4 Agustus 2022
- Waktu : 30 Menit ( 08.00- 08.30)
- Tempat : Ruangan pertemuan, Puskesmas
1. Tujuan Intruksional Umum (TIU) : Setelah dilakukan penyuluhan
diharapkan para calon pengantin wanita usia subur (Calon Pengantin)
mau diimunisasi TT
2. Tujuan Intruksional Khusus (TIK) :
Setelah pelaksanaan penyuluhan ibu dapat :
a. Menjelaskan pengertian tentang imunisasi TT Catin
b. Menjelaskan manfaat tentang Imunisasi TT Catin
c. Tempat pelayanan untuk mendapatkan imunisasi TT
3. Materi
a. Pengertian imunisasi TT Catin
b. Manfaat Imunisasi TT Catin
c. Tempat pelayanan untuk mendapatkan imunisasi TT
4. Kegiatan Penyuluhan
No Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Audiens/Peserta

1 Pembukaan :
a. Mengucapkan salam a. Menjawab salam
b. Memperkenalkan kelompok dan b. Mendengarkan
pembimbing c. Mendengarkan
c. Menjelaskan tujuan penyuluhan d. Menyetujui kontrak
d. Kontrak waktu
2 Pelaksanaan :
 Menyampaikan materi Suntik TT : a. a. Mengemukakan pendapat
Pengertian Imunisasi TT Catin
b. Manfaat imunisasi TT Catin
b. Bertepuk tangan
c. Tempat pelayanan untuk mendapatkan c. Mendengarkanda
imunisasi TT memperhatikan

d. Memberi kesempatan peserta untuk


bertanya
e. Menjawab pertanyaan peserta
3 Penutup
a. Mengevaluasi materi yang telah a. Mengemukakan pendapat
disampaikan
b. Bersama audiens menyimpulkan materi b. Mengemukakan pendapat
penyuluhan
c. Menutup penyuluhan dan memberikan c. Menjawab salam
salam

MATERI PENYULUHAN
IMUNISASI TT CANTIN
A. Pengertian Imunisasi Tt Pada Cantin
• Imunisasi adalah memberi kekebalan terhadap penyakit tertentu.
• Imunisasi TT Catin adalah proses untuk membangun kekebalan sebagai
pencegahan terhadap infeksi tetanus pada calon pengantin.
Imunisasi TT diberikan sebagai suntikan dalam otot, dapat pada daerah
bokong maupun pada lengan atas. Syarat penyuntikan pasien tidak sedang dalam
keadaan sakit lain dengan gejala demam, dll. Tidak ada batasan waktu dalam
imunisasi ini, Anda bisa melakukan imnisasi pada waktu kapanpun, namun
disarankan 1 kali sebelum menikah, dilanjutkan 2 kali pada saat kehamilan.
target pemberian vaksin ini tidak hanya pada perempuan yang akan menikah
saja, tapi juga pada wanita usia subur. Waktu yang tepat untuk mendapatkan
vaksin TT sekitar dua hingga enam bulan sebelum pernikahan. Ini diperlukan
agar tubuh memiliki waktu untuk membentuk antibodi.
B.Tujuan Imunisasi Tt Pada Cantin
Tujuan dilakukannya imunisasi TT pada calon pengantin adalah untuk
melindungi pada saat hamil dari penyakit tetanus dan melindungi bayi yang akan
dilahirkan dari penyakit Tetanus Neontorum (kejang tetanus).

C.tempat pelayanan untuk mendapatkan imunisasi tt


 Tempat pelayanan untuk mendapatkan imunisasi TT calon pengantin
1) Puskesmas
2) Puskesmas pembantu
3) Rumah sakit
4) Rumah bersalin
5) Polindes
6) Posyandu
7) Rumah sakit swasta
8) Dokter praktik 9) Bidan praktik
Lampiran 1 SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) NUTRISI PADA
REMAJA

Pokok Bahasan : Nutrisi pada Remaja


Jam/waktu : 16 Juli 2022
Sasaran : Klien
Penyuluh : Mahasiswa Profesi Bidan Fort De Kock
Tempat : Puskesmas Kampung Dalam

A. TUJUAN
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan klien mampu mengetahui
seputar materi Nutrisi pada Remaja

2. Tujuan Instruksional Khusus


Setelah diberikan penyuluhan secara daring klien dapat mengerti tentang :
1. Asupan Zat gizi dan pola konsumsi Remaja Putri
2. Praktik Gizi Seimbang
3. Pesan Gizi Seimbang untuk Remaja Putri

B. METODE
Metode yang digunakan adalah Konseling

C. KEGIATAN PENYULUHAN
No. Waktu Kegiatan Pemateri Kegiatan Peserta
1. 3 Menit Pembukaan : Menjawab salam
• Membuka kegiatan dengan  Mendengarkan
mengucapkan salam.  Memperhatikan
• Memperkenalkan diri Memperhatikan

• Kontrak waktu Memperhatikan

• Menjelaskan tujuan dari penyuluhan
• Menyebutkan materi yang akan 
diberikan

2. 10 menit Isi : Memperhatikan

 Menjelaskan tentang : 
1. Asupan Zat gizi dan pola konsumsi
Remaja Putri
2. Praktik Gizi Seimbang
3. Pesan Gizi Seimbang untuk Remaja
Putri
3. 5 Menit Evaluasi : Memberi pertanyaan
• Memberikan kesempatan kepada peserta  Memberi penjelasan
untuk bertanya tentang materi yang
 telah disampaikan.
• Meminta peserta untuk menjelaskan Menjawab
kembali materi yang telah disampaikan pertanyaan
dengan singkat menggunakan bahasa

peserta sendiri
• Memberikan pertanyaan kepada peserta
tentang materi yang telah disampaikan

4. 2 Menit Penutup :
• Mengucapkan terima kasih  Mendengarkan
• Mengucapkan salam penutup
 Menjawab salam

D. EVALUASI
1. Apa itu gizi makro?
2. Bagaimana cara agar bisa mengasup gizi seimbang ?
Jawab :
1. Pengertian Gizi Makro ?
Gizi makro adalah zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh dalam jumlah yang
besar
2. Cara agar bisa mengasup gizi seimbang?
a. Biasakan mengonsumsi anekaragam makanan
b. Banyak makan sayuran hijau dan buah berwarna
E. DAFTAR PUSTAKA
Almatsier, Sunita. 2004. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. PT Gramedia Pustaka Utama.
Jakarta

Emelia. 2017. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

Graha, Chairinniza K. 2010. 100 Questions & Answer: Kolesterol. Jakarta: PT.
Elex Media Komputindo

Handayani dkk. 2004. Pengaruh Pendekatan Science, Environment, Technology


and Society (SETS) Melalui Kerja Kelompok Berbasis Lingkungan Terhadap
Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V SD N 9 Sesetan, Denpasar. Elementary
School of Education, 2(1), halaman 1-10.

James. 2008. Pemberian Makanan untuk Bayi. Jakarta: Bina Rupa Aksara

Kemenkes RI, dirjen bina gizi. 2014. Pedoman gizi seimbang. Kemenkes RI.

Kusuma, A.R, Kusumawati, Y., Astuti, R. (2014). Pengaruh Pengetahuan Dan


Sikap Kader Terhadap Perilaku Kader Dalam Penyuluhan Gizi Balita Di
Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Ngemplak Kabupaten Boyolali.
(Doctoral dissertation, Universitas Muhammadiyah Surakarta).

Muchlisa, et al, 2013, Hubungan Asupan Zat Gizi Dengan Status Gizi Pada
Remaja Putri Di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasnuddin
Makassar Tahun 2013, Universitas Hasanuddin Makassar, Jurnal Kesehatan

Sirajuddin, DKK. Survei Konsumsi Pangan: Buku Kedoktera: EGC 2015


MATERI

1. Asupan Zat gizi dan pola konsumsi Remaja Putri a. Asupan Zat Gizi
Asupan makanan pada remaja sangat berperan penting dalam proses
pertumbuhan dan perkembangan serta pemeliharaan tubuh, karena dalam asupan
makanan yang baik tersebut menagandung makanan sumber energi, sumber zat
pembangembang, pembangun, dan sumber zat pengatur. Asupan gizi seimbang
sangat berperan dalam tumbuh kembang anak mulai dari dalam kandungan, balita,
anak usia sekolah, remaja bahkan sampai dewasa (Almatsier,2004).
Cara mendapatkan zat gizi seimbang adalah dengan mengonsumsi
makanan sehari-hari yang beranekaragam sehingga kekurangan zat gizi pada jenis
makanan yang satu akan dilengkapi oleh susunan zat gizi pada jenis makanan
yang lain (Emelia,2017). Data penelitian ini menggunakan kuesioner food
frequency semi kuantitatif untuk dapat melihat pola makan dari responden itu
sendiri. pola makan adalah perilaku makan yang di lakukan oleh seseorang
berulang kali hingga menjadi sebuah kebiasaan dalam waktu yang lama.
Kebiasaan makan adalah tingkah laku seseorang atau sebuah kelompok orang
untuk memenuhi kebutuhan yang meliputi sikap, kepercayaan, dan pemilihan
makanan (Handayani,2004).
1) Asupan Gizi Makro
Remaja putri yang mengalami KEK mempunyai asupan energi yang
kurang. Asupan energi yang kurang mungkin dikarenakan asupan kharbohidrat
dan lemak yang kurang. Hal ini sejalan dengan penelitian di mana asupan energi,
protein, lemak, kharbohidrat, zat besi, zeng memiliki hubungan yang signifikan
dengan status gizi berdasarkan LiLA yang ditunjukkan dengan nilai p<0,05
Muchlisa et al (2013).
Apabila asupan energi kurang dari kecukupan energi yang dibutuhkan
maka cadangan energi yang terdapat di dalam tubuh yang di simpan dalam otot
akan digunakan. Keadaan ini jika berkanjut dapat mengakibatkan menurunnya
produktivitas kerja,merosotnya prestasi belajar, dan kreatifitas, serta prestasi
olahraga. Kekurangan asupan energi ini apabila berlangsung dalam jangka waktu
yang cukup lama maka akan mengakibatkan menurunnya berat badan dan keadaan
kekurangan zat gizi yang lain. Penurunan berat badan yang berlanjut akan
menyebabakan keadaan gizi kurang yang akan berakibat terhambatnya proses
tumbuh kembang.
Karbohidrat merupakan sumber kalori utama bagi hampir seluruh
penduduk dunia, khususnya bagi penduduk negara yang sedang berkembang.
Walaupun jumlah kalori yang dapat dihasilkan oleh 1 gram karbohidrat hanya 4
Kal (kkal) bila dibanding protein dan lemak, karbohidrat merupakan sumber
kalori yang murah. Selain itu beberapa golongan karbohidrat menghasilkan
seratserat (dietary fiber) yang berguna bagi pencernaan (Winarno, 1992). Lemak
merupakan sumber kalori yang tinggi dibandingkan dengan protein dan
karbohidrat. Lemak yang dioksidasi secara sempurna dalam tubuh akan
menghasilkan 9,3 kalori setiap gram lemak, sedangkan protein dan karbohidrat
hanya menghasilkan 4,1 dan 4,2 kalori untuk 1 gramnya (Sirajuddin, dkk., 2015).
Selama masa remaja, kebutuhan protein meningkat karena proses tumbuh
kembang berlangsung cepat. Apabila konsumsi energi terbatas atau kurang, maka
protein akan dipergunakan sebagai energi. Kebutuhan akan protein sangat penting
pada kelompok remaja karena protein ini terutama dibutuhkan untuk pembentukan
jaringan baru atau untuk memperbaiki jaringan yang rusak. Protein sangat penting
untuk remaja karena pada masa ini terjadi laju pertumbuhan dan penurunan massa
otot tubuh (Kusuma, dkk., 2014).
Walaupun fungsi utama protein adalah untuk pertumbuhan, bilamana
tubuh kekurangan zat energi fungsi protein untuk menghasilkan energi atau untuk
membentuk glukosa akan didahulukan. Bila glukosa atau asam lemak dalam tubuh
terbatas, sel terpaksa menggunakan protein untuk membentuk glukosa dan energi
(Almatsier 2004). Jumlah protein pada makanan bervariasi. Jika makanan
mengandung semua asam amino esensial maka disebut sebagai protein komplek,
sedangkan jika hanya sedikit mengandung asam amino esensial disebut sebagai
protein inkomplet. Asam amino yang jumlahnya sedikit dibandingkan kebutuhan
disebut juga asam amino terbatas. Secara umum protein hewani seperti daging,
telur, dan ikan merupakan sumber protein komplit. Protein dari tumbuhtumbuhan
cenderung kurang mengandung asam amino tertentu, misalnya pada gandum, lisin
merupakan asam amino yang terbatas. Namun demikian, jika seorang vegan atau
vegetarian mengonsumsi diet yang bervariasi, maka semua asam amino esensial
akan didapat (James, dkk., 2008).
2) Asupan Gizi Mikro
Asupan zat gizi mikro Zat gizi mikro adalah zat gizi yang dibutuhkan oleh
tubuh dalam jumlah yang kecil atau sedikit. Zat gizi yang termasuk kelompok zat
gizi mikro adalah vitamin dan mineral. Zat gizi mikro yang menggunakan satuan
mg untuk sebagian besar mineral dan vitamin (Graha,2010). Para ahli gizi
berpendapat dengan mengkonsumsi jumlah protein hewani yang dianjurkan
kebutuhan tubuh akan zink akan tercukupi. Daging, unggas, ikan laut, keju, susu,
serta pecel (peanut butter), merupakan sumber zink yang baik (Winarno, 1992).
Vitamin merupakan salah satu makanan yang mempunyai peran penting dalam
gizi manusia. Banyak vitamin tidak stabil pada kondisi pemrosesan tertentu dan
penyimpanan karena itu aras kandungan vitamin dalam makanan yang diproses
dapat sangat menurun.
Beberapa vitamin berfungsi sebagai koenzim, yang tanpa vitamin itu
enzim tersebut tidak efektif sebagai biokatalis. Seringkali, koenzim seperti itu
adalah bentuk vitamin yang difosforilasi dan berperan dalam metabolisme lemak,
protein, dan karbohidrat. Beberapa vitamin terdapat dalam makanan sebagai
provitamin, senyawa yang bukan vitamin tetapi dapat diubah oleh tubuh menjadi
vitamin. (Deman, 1997). b. Pola Konsumsi
Pola makan dapat diartikan suatu kebiasaan menetap dalam hubungan
dengan konsumsi makan yaitu berdasarkan jenis bahan makanan: makanan pokok,
sumber protein, sayur,buah, dan berdasarkan frekuensi: harian, mingguan, pernah,
dan tidak pernah sama sekali. Dalam hal pemilihan makanan dan waktu makan
manusia dipengaruhi oleh usia,selera pribadi, kebiasaan, budaya dan sosial
ekonomi.(Almatsier,2002).

2. Praktik Gizi Seimbang


a. Pengertian Gizi Seimbang
Gizi seimbang adalah susunan pangan sehari-hari yang mengandung zat
gizi dalam jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh, dengan
memperhatikan prinsip keanekaragaman pangan, aktivitas fisik, perilaku
hidup bersih dan mempertahankan berat badan normal untuk mencecah
masalah gizi (Kementerian Kesehatan RI, 2014).
b. Pengertian Praktik Gizi Seimbang
Praktik gizi seimbang adalah respon terhadap perilaku dan sikap
terhadap gizi seimbang yang meliputi mengkonsumsi makanan beragam,
membiasakan perilaku hidup bersih, melakukan aktifitas fisik,
mempertahankan dan memantau berat badan normal (Kementerian
Kesehatan RI, 2014).
c. Empat Pilar Gizi Seimbang
Upaya untuk menyeimbangkan antara zat gizi yang keluar dengan zat
gizi yang masuk dengan memonitor berat badan secara teratur, empat pilar
tersebut terdiri dari :
1) Mengkonsumsi Makanan Beragam
Makanan beragam terdiri dari berbagai jenis makanan, namun tidak
ada satupun jenis makanan yang mengandung semua jenis zat gizi yang
dibutuhkan tubuh untuk proses pertumbuhan dan mempertahankan
kesehatannya. Agar dalam komsumsi makanan sehari-hari mempunyai
kualitas dan kuantitas yang baik, maka dalam memilih dan
mengkomsumsi makanan perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
a) Adekuat, artinya makanan tersebut memberi zat gizi, fiber, dan
energi dalam jumlah yang cukup sehingga kebutuhan zat gizi akan
terpenuhi.
b) Seimbang, artinya keseimbangan dalam zat gizi lainnya.
c) Kontrol kalori, artinya makanan tersebut tidak memberikan kalori
yang berlebihan.
d) Moderat (tidak berlebihan), artinya makanan tidak berlebihan
dalam hal lemak, garam, gula dan zat lainnya. 5) Bervariasi,
artinya makanan yang dikonsumsi berbeda dari hari ke hari dan
jenis makanan harus beragam (Kementerian Kesehatan RI, 2014).

2) Membiasakan Perilaku Hidup Bersih


Penyakit infeksi merupakan salah satu faktor penting yang
mempengaruhi status gizi seseorang secara lansung, terutama anakanak.
Seseorang yang menderita penyakit infeksi akan mengalami penurunan
nafsu makan, yang menyebabkan jumlah dan jenis zat gizi yang masuk
ke tubuh berkurang. Salah satu upaya yang harus dilakukan dengan
menerapkan perilaku hidup bersih agar terhindar dari paparan sumber
infeksi, contohnya selalu mencuci tangan dengan sabun serta air yang
bersih dan mengalir (sebelum makan, sebelum memberikan ASI,
sebelum menyiapkan makanan dan minuman, dan setelah buang air
besar dan kecil), menutup makan dengan tudung saji untuk menghindari
makanan yang dihinggapi lalat dan binatang lainya, selalu menutup
mulut dan hidung bila bersin, agar tidak menyebarkan kuman penyakit,
selalu menggunakan alas kaki agar terhindar dari penyakit kecacingan
(Kementerian Kesehatan RI, 2014).
3) Melakukan aktifitas fisik
Aktifitas fisik merupakan segala macam kegiatan tubuh termasuk
olahraga dengan upaya untuk menyeimbangkan antara pengeluaran dan
pemasukan zat gizi utamanya sumber energi dalam tubuh. Aktifitas
fisik memerlukan energi. Adapun manfaat yang akan diperoleh yakni
aktivitas fisik akan memperlancar sistem metabolisme didalam tubuh
termasuk metabolisme zat gizi dan berperan dalam menyeimbangkan
zat gizi yang keluar dan masuk kedalam tubuh (Kementerian Kesehatan
RI, 2014).
4) Mempertahankan dan memantau BB normal
Bagi orang dewasa tolak ukur atau indikator yang menunjukan
bahwa telah terjadi keseimbang zat gizi di dalam tubuh adalah
tercapainya berat badan yang normal, yaitu berat badan yang sesuai
untuk tinggi badannya. Indikator tersebut dikenal dengan Indeks Masa
Tubuh (IMT). Pemantauan berat badan penting untuk dilakukan secara
berkala sebagai tindakan preventif terhadap obesitas maupun KEK
(Kementerian Kesehatan RI, 2014).
3.Pesan Gizi Seimbang untuk Remaja Putri
a. Biasakan mengonsumsi anekaragam
makanan Remaja putri perlu mengkonsumsi aneka ragam makanan untuk
memenuhi kebutuhan energi, protein dan zat gizi mikro (vitamin dan mineral)
karena digunakan untuk pertumbuhan yang cepat, peningkatan volume darah dan
peningkatan haemoglobin. Zat gizi mikro seperti zat besi dan asam folat penting
bagi remaja putri. Kebutuhan zat besi bagi remaja putri diperlukan untuk
membentuk haemoglobin yang mengalami peningkatan dan mencegah anemia
yang disebabkan karena kehilangan zat besi selama menstruasi. Asam folat
digunakan untuk pembentukan sel serta sistem saraf termasuk sel darah merah.
Kekurangan asam folat dapat mengakibatkan anemia karena terjadinya gangguan
pada pembentukan DNA yang mengakibatkan gangguan pembelahan sel darah
merah sehingga jumlah sel darah merah menjadi kurang (Kementerian Kesehatan
RI, 2014).

b. Banyak makan sayuran hijau dan buah


berwarna
Sayuran hijau seperti bayam dan kacang–kacangan banyak mengandung asam
folat yang sangat diperlukan. Buah-buahan berwarna merupakan sumber vitamin
yang baik bagi tubuh dan buah yang berserat dapat melancarkan BAB sehingga
mengurangi risiko sembelit (susah buang air besar). Remaja mengalami
pertumbuhan tinggi badan dan berat badan yang cepat, sehingga kebutuhan zat
gizi pada remaja mengalami peningkatan. Buah berwarna, baik berwarna kuning,
merah, merah jingga,orange, biru, ungu, dan lainnya, pada umumnya banyak
mengandung vitamin, khususnya vitamin A, dan antioksidan. Vitamin diperlukan
tubuh untuk membantu proses-proses metabolisme di dalam tubuh, sedangkan
antioksidan diperlukan untuk merusak senyawa-senyawa hasil oksidasi, radikal
bebas, yang berpengaruh tidak baik bagi kesehatan. Remaja mengalami
pertumbuhan tinggi badan dan berat badan yang cepat, sehingga kebutuhan zat
gizi pada remaja mengalami peningkatan. Buah berwarna, baik berwarna kuning,
merah, merah jingga,orange, biru, ungu, dan lainnya, pada umumnya banyak
mengandung vitamin, khususnya vitamin A, dan antioksidan. Vitamin diperlukan
tubuh untuk membantu proses-proses metabolisme di dalam tubuh, sedangkan
antioksidan diperlukan untuk merusak senyawa-senyawa hasil oksidasi, radikal
bebas, yang berpengaruh tidak baik bagi kesehatan (Kementerian Kesehatan RI,
2014).
Lampiran 1 SATUAN ACARA PENYULUHAN

ANEMIA PADA IBU HAMIL


Pokok Bahasan : Anemia Pada Ibu hamil

Sasaran : Ibu hamil

Hari/Tanggal : 06 Agustus 2022

Waktu : 14.00 – 14.25 (25 menit)

Tempat : Puskesmas Kampung Dalam


A. Tujuan Penyuluhan

1. Secara umum

Setelah menerima pendidikan kesehatan pada ibu hamil dapat


memahami, mengetahui tentang anemia pada ibu hamil dan dapat di
aplikasikan pada kehidupan sehari-hari.
2. Secara khusus

Setelah menerima pendidikan kesehatan selama 25 menit ibu hamil


mampu:
a) Dapat menjelaskan pengertian anemia menurut bahasanya sendiri

b) Dapat menyebutkan minimal 4 faktor yang dapat menyebabkan


anemia

c) Dapat menyebitkan minimal 4 tanda dan gejala anemia

d) Dapat menyebutkan minimal 2 dampak anemia pada ibu hamil

e) Dapat menyebutkan minimal 3 faktor yang mempengaruhi kadar


hb ibu hamil rendah

f) Dapat menyebutkan minimal 2 cara mencegah anemia

g) Dapat menyebutkan minimal 4 dalam hal mengkonsumsi tablet


tambah darah

h) Dapat menyebutkan minimal 3 pengaruh anemia terhadap pada


janin
B. Materi (terlampir)

1. Menjelaskan pengertian anemia

2. Menjelaskan faktor-faktor yang menyebabkan anemia

3. Menjelaakan tanda dan gejala anemia

4. Menjelaskan dampak anemia bagi ibu hamil

5. Menjelaskan faktor yang mempengaruhi kadar hb pada ibu hamil

6. Menjelaskan cara mencegah anemia


7. Menjelaskan yang perlu diperhatikan dalam mengkonsumsi tablet
tambah darah

8. Menjelaskan pengaruh anemia terhadap janin


C. Metode Penyuluhan

1. Ceramah

2. Diskusi/Tanya Jawab
D. Media

1. Leafleat

2. Video

3. LCD, Laptop
E. Kegiatan Penyuluhan
No Tahap Waktu Kegiatan Penyuluhan Sasaran Media
Kegiatan

1. Pembukaan 3 menit 1. Membuka/memulai Menjawab Video


kegiatan dengan salam,
mendengarkan
mengucapkan salam dan
2. Memperkenalakan diri memeperhatikan

3. Menjelaskan maksud dan


tujuan pendidikan
kesehatan
4. Kontrak waktu

2. Penyajian 10 1. Menjelaskan Mendengarkan Video


menit pengertian anemia dan
2. Menjelaskan faktor- memperhatikan
faktor yang menyebabkan
anemia
3. Menjelaakan tanda dan
gejala anemia
4. Menjelaskan dampak
anemia bagi ibu hamil
5. Menjelaskan faktor yang
mempengaruhi kadar hb
ibu hamil
6. Menjelaskan cara
mencegah anemia
7. Menjelaskan yang perlu
Diperhatikan dalam
mengkonsumsi tablet
tambah darah
8. Menjelaskan pengaruh
Anemia terhadap janin

3. Evaluasi 7 menit 1. Tanya jawab Bertanya Video


dan
2. Menanyakan kembali
menjawab
pertanyaan
4. Penutup 5 menit 1. Kesan pesan Mengulang Video
2. Salam penutup pokok-pokok
Materi dan
menjawab salam
Penutup
MATERI A. Pengertian anemia
Anemia adalah anemia yang disebabkan oleh kurangnya zat besi dalam
tubuh sehingga kebutuhan besi untuk eritropoesis tidak cukup yang ditandai
dengan gambaran sel darah merah yang hipokrom mikrositik, kadar besi serum
dan saturasi (jenuh) transferin menurun, mampu ikat besi total (TIBC) meninggi
dan cadangan besi dalam sumsum tulang dan tempat lain sangat kurang atau tidak
ada sama sekali.
Anemia pula merupakan penurunan kuantitas atau kualitas sel-sel darah
merah dalam sirkulasi, yang dapat disebabkan oleh gangguan pembentukan sel
darah merah, peningkatan kehilangan sel darah merah melalui perdarahan kronik
atau mendadak, atau lisis (destruksi) sel darah merah yang berlebihan.
Anemia dapat didefinisikan sebagai nilai hemoglobin, hematokrit, atau
jumlah eritrosit per milimeter kubik lebih rendah dari normal. Menurut Ahmad
Syafiq Anemia didefinisikan sebagai keadaan di mana level Hb rendah karena
kondisi patologis. Menurut Anie Kurniawan, dkk Anemia adalah suatu penyakit di
mana kadar hemoglobin (Hb) dalam darah kurang dari normal.
B. Faktor-faktor yang menyebabkan anemia
1. Kehilangan darah yang bersifat kronis dan patologis,
2. Kebutuhan yang meningkat pada prematuritas, pada masa pertumbuhan
remaja kehamilan, wanita menyusui, wanita menstruasi. Pertumbuhan
yang sangat cepat disertai dengan penambahan volume darah yang banyak,
tentu akan meningkatkan kebutuhan besi,
Diet yang buruk/ diet rendah besi Merupakan faktor yang banyak terjadi di
negara yang sedang berkembang dimana faktor ekonomi yang kurang dan
latar belakang pendidikan yang rendah sehingga pengetahuan mereka
sangat terbatas mengenai diet/ asupan yang banyak mengandung zat besi.
3. Mengkonsumsi makanan nabati yang kandungan zat besinya sedikit,
dibandingkan dengan makanan hewani, sehingga kebutuhan tubuh akan
zat besi tidak terpenuhi,
4. Remaja putri biasanya ingin tampil langsing, sehingga membatasi asupan
makanan, dan
5. Setiap hari manusia kehilangan zat besi 0,6 mg yang diekskresi, khusunya
melalui feses (tinja)
Menurut Handayani dan Haribowo (2018), pada dasarnya gejala anemia
timbul karena dua hal berikut ini:
a. Anoksia organ target karena berkurangnya jumlah oksigen yang dapat
dibawa oleh darah kejaringan.
b. Mekanisme kompensasi tubuh terhadap anemia.

C. Tanda dan gejala anemia


Ada beberapa gejala umumnya antara lain ; 5 L (lemah, letih,lesu, lelah,
lalai), warna kulit yang pucat, mata berkunang - kunang, peka terhadap cahaya,
pusing, nafas pendek, lidah kotor, kuku sendok, selera makan turun, sakit kepala
(biasanya bagian frontal). Defisiensi zat besi mengganggu proliferasi dan
pertumbuhan sel, yang utama adalah sel dari sum-sum tulang, setelah itu sel dari
saluran makan. Akibatnya banyak tanda dan gejala anemia defisiensi besi
terlokalisasi pada sistem organ ini:
1. Atropi papil lidah: permukaan lidah menjadi licin dan mengkilap karena papil
lidah menghilang.
2. Stomatitis angularis (cheilosis); adanya keradangan pada sudut mulut
sehingga tampak sebagai bercak berwarna pucat keputihan
3. Atrofi mukosa gaster sehingga menimbulkan aklhloridia.
4. Selaput pascakrikoid (Sindrom Plummer-Vinson); kesulitan dalam menelan,
pada defisiensi zat besi jangka panjang.
5. Koilonikia (kuku berbentuk sendok); karena pertumbuhan lambat dari lapisan
kuku.
6. Koilonychia; kuku sendok (spoon nail ), karena pertumbuhan lambat dari
lapisan kuku, kuku menjadi rapuh, bergaris-garis vertical danmenjadi cekung
sehingga mirip seperti sendok.
7. Menoragia; gejala yang biasa pada perempuan dengan defisiensi besi.
8. Disfagia: nyeri menelan karena kerusakan epitel hipofaring
D. Pencegahan Anemia
1. Meningkatkan konsumsi makanan sehari-hari yang banyak mengandung
zat besi.
Bahan makanan nabati seperti : bayam, daun pepaya, daun katuk, tempe,
tahu, jambu, jeruk, tomat dan bahan makanan hewani seperti : daging,
ikan, telur.
2. Mengobati penyakit yang dapat menyertai anemia, misalnya : malaria,
TBC, cacingan
3. Minum suplementasi zat besi misalnya : tablet tambah darah (Fe)

E. Hal yang perlu diperhatikan dalam mengkonsumsi tablet tambah darah


1. Minumlah tamblet tambah darah (Fe) denagn air putih, jangan minum
TTD dengan teh, susu, ataupun kopi karean dapat menurunkan penyerapan
zat besi dalam tubuh sehingga manfaatnya berkurang
2. Tablet tambah darah tidak menyebabkan tekanan draah tinggi ataupun
kebanyakan darah
3. Jangan merasa takut jika terjadi gejala-gejala ringan seperti perut terasa
tidak enak, mual-mual, susah air besar, tinja berwarna hitam . Hal ini
seperti itu tidak berbahaya
4. Agar tidak terjadi gejala sampingan, minumlah tablet tambah darah setelah
makan malam (menjelang tidur)
5. Akan lebih baik jika setelah minum tablet tambah darah disertai dengan
makan buah yang mengandung vitamin C
6. Simpan tablet tambah darah di tempat yang kering dan terhindar dari
sinarmatahari langsung, jauhkan dari jangkauan anak-anak dan setelah
dibuka sebaiknya bungkusnya ditutup kembali dengan rapat
7. Tablet tambah darah yang telah berubah warna sebaiknya tidak diminum
DAFTAR PUSTAKA

Adriani, M., & Wirjatmadi, B. (2018). Peran Gizi Dalam Status Kehidupan.
Jakarta: Kencana Prenada Media Group

Almatsier, S. (2016). Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : Gramedia

Bakta, I.M. (2017). Hematologi Klinik Ringkas. Jakarta : EGC

Briawan, D. (2017). Anemia Pada Remaja Putri. Jakarta: ECG

Fatmah. (2018). Gizi Untuk Anemia Pada Remaja. Bandung: Lubuk Agung

Anda mungkin juga menyukai