Anda di halaman 1dari 20

SATUAN ACARA PENYULUHAN

ASUHAN KEBIDANAN HOLISTIK FISIOLOGIS PADA REMAJA DAN


PRANIKAH TENTANG RESIKO PERILAKU SEKS BEBAS

Dosen Pembimbing :
Gumiarti,SST.,MPH.

Disusun Oleh :
Kelompok 2

PROGRAM STUDI PROFESI KEBIDANAN JEMBER


JURUSAN KEBIDANAN MALANG
POLITEKNIKKESEHATAN KEMENKES MALANG
TAHUN AKADEMIK 2022/2023
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
I. Identitas SAP
Topik : Resiko Perilaku Seks Bebas
Sub Pokok Bahasan : Seks Bebas, KTD, Aborsi dan Pernikahan Dini
Sasaran : Remaja
Hari/Tanggal : ................
Waktu : ................
Tempat : ................
Penyuluh : ................
II. Identifikasi Masalah
Banyak pola perilaku yang dibentuk pada saat masa remaja. Periode remaja cenderung
ingin mencoba-coba dan rentan membengun perilaku yang merusak dan sering
menimbulkan kekuatiran serta perasaan yang tidak menyenangkan bagi lingkungan dan
orangtuanya. Berdasarkan laporan UNICEF, Indonesia merupakan negara dengan
angka perkawinan anak tertinggi ke tujuh di dunia yaitu 457,6 ribu perempuan usia 20-
24 tahun yang menikah sebelum usia 15 tahun.
Dari data Profil Anak Indonesia 2018, sekitar 39,17 % atau 2 dari 5 anak perempuan
usia 10-17 tahun pernah menikah sebelum usia 15 tahun. Sekitar 37,91% kawin di usia
16 tahun, dan 22,92% kawin pada usia 17 tahun. Selain pernikahan dini, masalah pada
remaja yang berakibat buruk bagi remaja sendiri adalah kehamilan dini. Dari data Profil
Anak Indonesia 2018, 35% dari anak Indonesia mengalami kehamilan di bawah usia 15
tahun. Sementara anak usia hamil pertama 16 tahun memiliki presentase paling tinggi
yaitu 40,37 % dan usia 17 tahun sebanyak 24,13%.
Hal ini menyebabkan angka kematian yang tinggi pada ibu dan bayi. Hamil di usia
muda juga rentan terjadinya perdarahan, keguguran, premature, dan pemberian pola
asuh yang salah kepada anak karena keterbatasan pengetahuan sifat keeibuan dan
psikologi. Oleh karena itu sangat penting bagi kita semua untuk menambah informasi
tentang mengenal reproduksi masa remaja, perilaku seksualitas remaja, serta
pernikahan usia dini.
III. Tujuan Instruksional Umum
Setelah diberikan penyuluhan diharapkan remaja dapat mengetahui dari resiko perilaku
seks bebas
IV. Tujun Instruksional Khusus
Setelah diberikan penyuluhan tentang resiko perilaku seks bebas diharapkan remaja
dapat mengerti tentang:
1. Perilaku Seks Bebas
a. Pengertian Seks Bebas
b. Faktor-faktor yang memengaruhi seks bebas
c. Bahaya seks bebas
d. Cara menghindari seks bebas
2. KTD
a. Pengertian kehamilan tidak diinginkan
b. Penyebab kehamilan tidak diinginkan
c. Dampak kehamilan tidak diinginkan
d. Pencegahan kehamilan tidak diinginkan
3. Aborsi
a. Pengertian aborsi
b. Jenis-jenis aborsi
c. Alasan melakukan aborsi
d. Resiko harus ditanggung bagi yang melakukan aborsi
e. Solusi untuk mencegah aborsi
f. Faktor yang mempengaruhi risiko kematian akibat aborsi
g. Karakteristik wanita yang berusaha melakukan aborsi
4. Pernikahan dini
a. Usia ideal menikah
b. Faktor pendorong pernikahan dini
c. Bahaya menikah terlalu dini
d. Resiko kehamilan dan kelahiran pada usia remaja
V. Materi
1. Perilaku Seks Bebas
a. Pengertian Seks Bebas
b. Faktor-faktor yang memengaruhi seks bebas
c. Bahaya seks bebas
d. Cara menghindari seks bebas
2. KTD
a. Pengertian kehamilan tidak diinginkan
b. Penyebab kehamilan tidak diinginkan
c. Dampak kehamilan tidak diinginkan
d. Pencegahan kehamilan tidak diinginkan
3. Aborsi
a. Pengertian aborsi
b. Jenis-jenis aborsi
c. Alasan melakukan aborsi
d. Resiko harus ditanggung bagi yang melakukan aborsi
e. Solusi untuk mencegah aborsi
f. Faktor yang mempengaruhi risiko kematian akibat aborsi
g. Karakteristik wanita yang berusaha melakukan aborsi
4. Pernikahan dini
a. Usia ideal menikah
b. Faktor pendorong pernikahan dini
c. Bahaya menikah terlalu dini
d. Resiko kehamilan dan kelahiran pada usia remaja

VI. Metode
Ceramah dan tanya jawab
VII. Media
Spinner education dan leaflet
VIII. Kegiatan Penyuluhan
No Tahapan Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta
1 Pendahuluan 10 menit 1. Memberi salam, Menbalas salam
memperkenalkan diri, penyuluh
dan membuka
penyuluhan
2. Menetapkan kontrak
waktu Menyepakatai
kontrak waktu
3. Menjelaskan TIU dan
TIK Peserta
memperhatikan apa
yang disampaikan
penyuluh

2 Inti 10 menit 1. Melakukan apersepsi Mendengarkan dan


pada peserta tentang aktif memberikan
pengetahuan resiko respon umpan balik
perilaku seks bebas

2. Mengajak peserta untuk Peserta melakukan


melakukan permainan permainan spinner
spinner education education

3. Memberikan pertanyaan Memberikan


kepada peserta tentang kesempatan pada
pengetahuan mereka peserta untuk
mengenai materi sesuai menjawab
berhentinya spinner
education yang ditunjuk
anak panah

4. Merespon jawaban Peserta


peserta dengan memperhatikan
menambah jawaban yang penyuluh
kurang dan menjelaskan memberikan materi
materi sesuai
berhentinya spinner
education yang ditunjuk
anak panah dengan
menggunakan leaflet
Peserta
5. Memberikan kesempatan menyampaikan
pada peserta untuk pertanyaan tentang
bertanya terhadap materi materi yang
yang disampaikan disampaikan
sebelumn

Memperhatikan
6. Menanggapi respon tanggapan yang
peserta dan memberikan diberikan penyuluh
jawaban dari pertanyaan
yang disampaikan
peserta
Peserta melakukan
7. Melakukan permainan permainan spinner
spinner education hingga education
semua materi telah
terpilih Memberikan
kesempatan pada
8. Memberikan pertanyaan peserta untuk
kepada peserta tentang menjawab
pengetahuan mereka
mengenai materi sesuai
berhentinya spinner
education yang ditunjuk
anak panah
Peserta
9. Merespon jawaban memperhatikan
peserta dengan penyuluh
menambah jawaban yang memberikan materi
kurang dan menjelaskan
materi sesuai
berhentinya spinner
education yang ditunjuk
anak panah dengan
menggunakan leaflet
Peserta
10. Memberikan kesempatan menyampaikan
pada peserta untuk pertanyaan tentang
bertanya terhadap materi materi yang
yang disampaikan disampaikan
sebelumnya

Memperhatikan
11. Menanggapi respon tanggapan yang
peserta dan memberikan diberikan penyuluh
jawaban dari pertanyaan
yang disampaikan
peserta
3 Penutup 5 menit 1. Melakukan evaluasi Menjawab
dengan memberikan pertanyaan yang
pertanyaan lisan kepada diberikan oleh
peserta tentang materi penyuluh secara
resiko perilaku seks aktif
bebas

2. Menyimpulkan hasil Peserta mengulangi


kesimpulan yang
telah disampaikan
oleh penyuluh

Menjawab salam.
3. Menutup penyuluhan
dan memberi salam.

IX. Evaluasi
1) Evaluasi Struktur
a. Persiapan Media
Media yang digunakan dalam penyuluhan yaitu spinner education dan leaflet
b. Perisapan Materi
Materi disiapkan dalam bentuk makalah makalah dan dibuatkan leaflet
dengan ringkas, menarik, lengkap mudah dimengerti oleh peserta penyulihan.
2) Evaluasi Proses
Penyuluhan dapat berlangsung dengan lancar dan peserta penyuluhan memahami
materi penyuluhan yang diberikan. Peserta penyuluhan memperhatikan materi
yang diberikan. Selama proses penyuluhan diharapkan terjadi interaksi antara
penyuluh dengan sasaran.
3) Evaluasi Hasil
Peserta penyuluhan mengerti dari apa yang telah disampaikan dengan kriteria
mampu menjawab pertanyaan dalam bentuk lisan diberikan oleh penyuluh.
X. Pengorganisasian
1. Protokol / Pembawa acara
Uraian tugas :
a. Membuka acara penyuluhan, memperkenalkan diri dan tim kepada peserta.
b. Mengatur proses dan lama penyuluhan.
c. Menutup acara penyuluhan.
2. Penyuluh / Pengajar
Uraian tugas :
a. Menjelaskan materi penyuluhan dengan jelas dan dengan bahasa yang mudah
dipahami oleh peserta.
b. Memotivasi peserta untuk tetap aktif dan memperhatikan proses penyuluhan.
c. Memotivasi peserta untuk bertanya
3. Fasilitator
Uraian tugas :
a. Ikut bergabung dan duduk bersama di antara peserta.
b. Mengevaluasi peserta tentang kejelasan materi penyuluhan.
c. Memotivasi peserta untuk bertanya materi yang belum jelas.
d. Menginterupsi penyuluh tentang istilah/hal-hal yang dirasa kurang jelas bagi
peserta.
4.Observer
Uraian tugas :
a. Mencatat nama, alamat dan jumlah peserta, serta menempatkan diri sehingga
memungkinkan dapat mengamankan jalannya proses penyuluhan.
b. Mencatat pertanyaan yang diajukan peserta.
c. Mengamati perilaku verbal dan non verbal peserta selama proses penyuluhan.
d. Mengevaluasi hasil penyuluhan denga rencana penyuluhan.
e. Menyampaikan evaluasi langsung kepada penyuluh yang dirasa tidak sesuai
dengan rencana penyuluhan.
XI. Penataan Tempat
Penataan tempat penyuluhan menyesuaikan dengan tempat yang akan digunakan untuk
penyuluhan.
XII. Daftar Pustaka
Abror, Khoirul. 2017. Hukum perkawinan dan perceraian. Yogyakarta : Ladang

Desiyanti, Irne W. 2015. Faktor-faktor yang Berhubungan Terhadap Pernikahan Dini


pada Pasangan Usia Subur di Kecamatan Mapanget Kota Manado.
(Online), Vol. 5,No. 2, hal 270-280, diakses tanggal 6 Januari 2017
(http://id.portalgaruda.org)
Noor, Meitria Syahadatina dkk. 2018. "Klinik Dana" Sebagai Upaya Pencegahan
Pernikahan Dini. Yogyakarta: CV Mine.

Sugiyanto. Bahaya Seks Bebas pada


Remaja.http://staffnew.uny.ac.id/upload/132319838/pengabdian/BAHAYA+S
EKS+BEBAS+PADA+REMAJA.pdf diakses pada tanggal 2 Desember, pukul
13.00.

Tafonao, Talozaro. 2019. Dampak Seks Bebas Terhadap Perilaku Generasi Millenial.
Yogyakarta : Sekolah tinggi Teologi KADESI

XIII. Lampiran
Lampiran: materi, presensi peserta, Spinner education dan leaflet, evaluasi (pre dan
post test)
Lampiran Materi
1 Perilaku Seksual Remaja
A. Pengertian Seks Bebas
Seks bebas adalah kegiatan yang dilakukan secara berdua pada waktu dan tempat
yang telah disepakat bersama dari dua orang lain jenis yang belum terikat pernikahan.
Menurut Desmita (2012) perilaku seks bebas adalah segala cara mengeskpresikan dan
melepaskan dorongan seksual, seperti berkencan intim, bercumbu, sampai melakukan
kontak seksual yang dinilai tidak sesuai dengan norma. Hubungan seks yang
dilakukan secara bebas (berganti-ganti pasangan) tidak sesuai dengan norma-norma
yang ada di masyarakat. Dalam islam seks bebas atau hubungan badan diluar nikah
disebut Zina. Zina adalah nama bagi hubungan seksual antara laki-laki dan perempuan
tanpa pernikahan yang sah. Pada agama kristen juga Menurut Tim Clinton dan Mark
Laaser menyatakan, “Seks adalah Anugerah Allah. Dia menciptakan kita sebagai
mahluk seksual, dan Dia menciptakan seks untuk suami istri”.

B. Factor – Factor yang Memengaruhi Seks Bebas


1. Industri Pornografi.
Luasnya peredaran materi pornografi memberi pengaruh yang sangat besar
terhadap pembentukan pola perilaku seks remaja.
2. Pengetahuan Individu Tentang Kesehatan Reproduksi.
Banyak informasi tentang kesehatan reproduksi yang tidak akurat, sehingga dapat
menimbulkan dampak pada pola perilaku seks yang tidak sehat dan
membahayakan.
3. Pengalaman Masa Anak‐Anak
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa individu yang pada masa anak‐anak
mengalami pengalaman buruk akan muda terjebak ke dalam aktivitas seks pada
usia yang amat muda dan memiliki kencenderungan untuk memiliki pasangan
seksual yang berganti‐ganti.
4. Tekanan yang Datang dari Teman Pergaulannya.
Lingkungan pergaulan yang dimasuki seseorang dapat juga berpengaruh untuk
menekan temannya yang belum melakukan hubungan seks. Bagi individu tersebut
tekanan dari teman-temannya itu dirasakan lebih kuat daripada yang didapat dari
pacarnya sendiri.
5. Adanya Tekanan dari Pacar
Karena kebutuhan seseorang untuk mencintai dan dicintai, seseorang harus rela
melakukan apa saja terhadap pasangannya, tanpa memikirkan risiko yang akan
dihadapinya. Dalam hal ini yang berperan bukan saja nafsu seksual, melainkan
juga sikap memberontak pada orangtuanya.
6. Adanya Kebutuhan Badaniyah
Seks menurut para ahli merupakan kebutuhan dasar yang tidak dapat dipisahkan
dari kehidupan seseorang, jadi wajar jika semua orang tidak terkecuali pelajar dan
mahasiswa sekalipun akibat dari perbuatannya tersebut tidak sepadan dengan
risiko yang dihadapinya.
7. Rasa Penasaran
Pada usia belia (remaja) keingintahuannya begitu besar terhadap seks, apalagi
jika teman-temannya mengatakan bahwa terasa nikmat, ditambah lagi adanya
informasi yang tidak terbatas masuknya, maka rasa penasaran tersebut semakin
mendorong mereka lebih jauh lagi melakukan berbagai macam percobaan sesuai
dengan apa yang diharapkan.
8. Pelampiasan Diri
Faktor ini tidak datang dari diri sendiri, misalnya karena terlanjur berbuat,
seorang mahasiswi biasanya berpendapat sudak tidak ada lagi yang dapat
dibanggakan dalam dirinya, maka dalam pikirannya tersebut ia akan merasa putus
asa dan mencari pelampiasan yang akan menjeruumuskannya dalam pergaulan
bebas.
C. Bahaya Seks Bebas
Perilaku seks bebas khususnya bagi mahasiswa yaitu akan menimbulkan masalah
antara lain (Athar, dalam Wahyuningsih, 2008):
1. Memaksa mahasiswa/Remaja tersebut dikeluarkan dari tempat pendidikan yang
salah satu penyebabnya hamil, sementara secara mental mereka tidak siap untuk
dibebani masalah ini.
2. Kemungkinan besar terjadinya aborsi yang tak bertanggung jawab dan
membahayakan, karena mereka merasa panik, bingung dalam menghadapi resiko
kehamilan dan dan akhirnya mengambil jalan pintas dengan cara aborsi.
3. Pengalaman seksualitas yang terlalu dini sering memberi akibat di masa dewasa.
Seseorang yang sering melakukan hubungan seks pranikah tidak jarang akan
merasakan bahwa hubungan seks bukan merupakan sesuatu yang sakral lagi
sehingga ia tidak akan dapat menikmati lagi hubungan seksual sebagai hubungan
yang suci melainkan akan merasakan hubungan seks hanya sebagai alat untuk
memuaskan nafsunya saja.
4. Hubungan seks yang dilakukan sebelum menikah dan berganti-ganti pasangan
sering kali menimbulkan akibat-akibat yang mengerikan sekali bagi pelakunya,
seperti terjangkitnya berbagai penyakit kelamin dari yang ringan sampai yang
berat. Penyakit – penyakit yang bisa terjadi karena seks bebas yaitu :
a. Gonore
Beberapa laporan kasus terkini menyebutkan bahwa jenis gonore yang kebal
terhadap antibiotik kian marak. Gonore atau kencing nanah adalah penyakit
menular seksual yang disebabkan bakteri bernama Neisseria gonorrhoeae.
Penyebaran penyakit ini umumnya melalui kontak mulut, vagina, penis, atau
anus sewaktu melakukan hubungan seksual. Seorang yang terkena penyakit ini
biasanya akan mengalami gejala seperti nyeri ketika buang air kecil, keluarnya
cairan seperti nanah pada ujung penis maupun vagina, sering buang air kecil,
dan nyeri di bagian alat kelamin.
b. Klamidia
Klamidia disebabkan bakteri Chalmydia trachomatis yang biasanya ditularkan
melalui berhubungan seksual. Penyakit ini tidak hanya menginfeksi alat
kelamin, tapi juga bisa menjangkiti mata jika cairan vagina atau sperma yang
terinfeksi mengenai mata.
c. Sifilis
Sifilis atau raja singa adalah penyakit menular seksual yang diakibatkan oleh
bakteri Treponema pallidum. Sama seperti dua penyakit sebelumnya, penyakit
sifilis juga ditularkan melalui aktivitas seksual yang tidak aman. Penyakit ini
dapat menyebabkan gejala luka yang tidak nyeri pada kelamin atau di mulut,
yang kemudian menghilang dalam waktu sekitar 6 minggu. Penyakit ini bisa
menetap selama beberapa bulan dan bertahun-tahun, hingga menyebabkan
gangguan pada organ tubuh lain.
d. Chancroid
Disebut juga ulkus mole, merupakan penyakit kelamin yang disebabkan oleh
bakteri Haemophilus ducreyi. Penyakit ini dapat muncul dalam waktu 3 – 7
hari pasca kontak seksual dengan orang yang menderita chancroid. Gejalanya
berupa munculnya luka di organ kelamin yang nyeri, kotor, dan kemerahan.
Terkadang juga terdapat pembengkakan kelenjar getah bening di sekitar
lipatan paha.
e. Kutil kelamin
Sama seperti penyakit kutil pada kulit, kutil kelamin juga disebabkan oleh
infeksi virus HPV. Penyakit kelamin ini ditularkan melalui kontak fisik
langsung pada bagian organ kelamin penderita kutil kelamin melalui
hubungan seksual. Pada wanita, penularan infeksi virus HPV jenis tertentu
dapat menyebabkan terjadinya kanker serviks.
f. Herpes genital
Herpes genital adalah penyakit kelamin yang disebabkan oleh virus herpes
simpleks 2 (HSV 2). Seorang yang terkena penyakit ini biasanya ditandai
dengan munculnya bisul berair pada alat kelamin. Selain itu, gejala lain yang
dapat muncul akibat herpes genital, seperti muncul rasa gatal di area kelamin
dan anus, nyeri saat buang air kecil, demam, badan terasa nyeri, dan
pembengkakan pada kelenjar getah bening.
g. HIV/AIDS
Dampak lain dari perilaku seks berisiko anak muda terhadap kesehatan
reproduksi adalah tertular PMS termasuk HIV/AIDS. Anak muda seringkali
melakukan hubungan seks yang tidak aman dengan kebiasaan berganti-ganti
pasangan dan melakukan anal seks menyebabkan anak muda semakin rentan
untuk tertular penyakit menular seksual seperti sifi lis, gonore, herpes,
klamidia, dan AIDS. Dari data yang ada me nunjukkan bahwa diantara
penderita atau kasus HIV/AIDS 53% berusia antara 15-29 tahun. (Acquired
Imuno Deficiency Syndrome) ialah suatu penyakit yang disebabkan oleh
Human Immunodeficiency Virus (HIV) penyakit ini mulai dikenal sejak tahun
1980 yang menimbulkan penurunan imunitas pada seseorang yang
sebelumnya memiliki imunitas yang normal. Darah, cairan vagina, air mani,
dan air susu ibu dari orang-orang yang terinfeksi dengan virus HIV dapat
menularkan virus tersebut ke orang lain. Sebagian besar orang yang tertular
virus HIV dengan cara berhubungan seksual dengan seseorang yang telah
terinfeksi menggunakan jarum suntik sama-sama dengan orang yang
terinfeksi.
D. Cara Menghindari Seks Bebas
1. Pemberian pendidikan seks yang dimulai pada saat anak sadar mulai seks.
2. Adanya penyuluhan tentang bahaya penyakit menular seksual salah satunya
HIV/Aids.
3. Digunakan upaya pencegahan atau penangkalan perilaku menyimpang dan upaya
kuratif yaitu pengobatan dan penyembuhan. Adanya komunikasi yang efektif di
dalam keluarga antara orang tua dan anak mengenai pemahaman nilai-nilai moral
dan etika sekaligus memberikan pengertian mangenai pendidikan 2.seks kepada
anak-anaknya sesuai dengan tingkat umurnya.
2. Kehamilan Tidak Diinginkan
KTD atau kehamilan tidak diinginkan adalah suatu kondisi pasangan yang tidak
menghendaki adanya kehamilan yang merupakan akibat dari suatu perilaku seksual (HUS)
baik secara sengaja maupun tidak sengaja. Kondisi tersebut dapat menimpa siapa saja,
baik yang sudah menikah maupun belum, baik remaja, pasangan muda, ibu – ibu setengah
baya, dan dari golongan mana pun ( Ma’ shum, 2002 ).
A. Penyebab kehamilan tidak diinginkan
1) Melakukan hubungan seksual pra nikah
2) Tindakan pemerkosaan/kekerasan seksual
3) Kegagalan dalam pemakaian alat kontrasepsi
4) Kurangnya ekonomi
B. Dampak Kehamilan Tidak Diinginkan
1) Terganggunya psikologis pada usia remaja
2) Meningkatkan Resiko lahir mati
3) Kelahiran premature
4) Pengeluaran dari sekolah (terputusnya sekolah)
5) Aborsi
C. Pencegahan Kehamilan tidak diinginkan
1) Pemahaman kesehatan reproduksi/pendidikan seks di lingkup keluarga, sekolah,
dan masyarakat
2) Cara yang paling efektif adalah tidak melakukan hubungan seksual sebelum
nikah.
3) Memanfaatkan waktu luang dengan melakukan kegiatan positif seperti OR, seni
dan keagamaan.
4) Hindari perbuatan-perbuatan yang akan menumbulkan dorongan seksual, seperti
meraba-raba tubuh pasangannya dan menonton video porno.
5) Memperoleh informasi tentang manfaat dan penggunaan alat-alat kontrasepsi.
6) Mendapatkan keterangan tentang kegagalan alat kontrasepsi dan cara
penggunaanya.
7) Untuk pasangan remaja yang sudah menikah sebaiknya memakai cara KB yang
kegagalannya rendah seperti sterilisasi, susuk KB, IUD, Suntikan
3. Aborsi
A. Pengertian
Aborsi (abortion) berasal dari kata bahasa Latin abortio ialah pengeluaran hasil
konsepsi dari uterus secara prematur pada umur di mana janin itu belum bisa hidup
di luar kandungan pada umur 24 minggu. Secara medis aborsi berarti pengeluaran
kandungan sebelum berumur 24 minggu dan mengakibatkan kematian. Sedangkan
dalam pengertian moral dan hukum, aborsi berarti pengeluaran janin sejak adanya
konsepsi sampai dengan kelahirannya yang mengakibatkan kematian (Yogyakarta:
Kanisius, 2005)
B. Jenis Aborsi
1. Aborsi spontan Aborsi spontan atau yang lebih terkenal dengan keguguran atau
terhentinya kehamilan karena faktor alamiah.
2. Aborsi habitual Adalah aborsi berurutan, berulang dengan penyebab tidak
diketahui.
3. Aborsi efektif Mengakhiri kehamilan secara volunteer dan biasanya dilakukan
oleh tenaga medis.
4. Aborsi provocatus medicali Yaitu penghentian kehamilan yang disengaja karena
alasan medik.
5. Aborsi provocatus criminalis Yaitu penghentian kehamilan yang melanggar
kode etik kedokteran.
C. Alasan melakukan aborsi
1) Kehamilan karena pemerkosaan
2) Mengetahui bahwa anak yang dikandung menderita cacat
3) Kesehatan tidak mengizinkan hamil
4) Kehamilan ektopik terganggu
5) Tidak mengetahui perilaku seks yang dilakukan akan menyebabkan kehamilan
6) Kehamilan anak remaja
D. Risiko yang harus ditanggung bagi yang melakukan aborsi
1) Kematian perempuan karena aborsi
2) Berlatar belakang criminal
3) Mengalami gangguan kejiwaan
E. Solusi untuk mencegah aborsi
1) Memberikan pendidikan agama
2) Bila terjadi kehamilan di luar nikah sebaiknya dinikahkan
3) Orang tua harus menciptakan tatanan kehidupan religious
4) Penyuluhan kepada masyarakat
5) Bagi yang melakukan tindakan aborsi dapat dikenai sanksi
F. Faktor yang mempengaruhi risiko kematian akibat aborsi
1) Metode yang digunakan
2) Kompetensi pelaksanaan aborsi
3) Stadium kehamilan saat dilakukan aborsi
4) Umur dan keadaan umum wanita yang hamil
5) Ketersediaan dan mutu pelayanan medis guna menghadapi kemungkinan yang
terjadi.
G. Karakteristik wanita yang berusaha melakukan aborsi
Ada berbagai alasan dan kondisi individu memungkinkan melakukan aborsi.
Walaupun demikian, beberapa karakteristik umum yang luas dapta diidentifikasi.
Biasanya di daerah perkotaan dari pada wanita pedesaan. Kencenderungan aborsi
pada wanita yang tidak menikah. Wanita yang melakukan aborsi sebagian sudah
menikah dan mempunyai beberapa anak.
4. Pernikahan Dini Pada Remaja
a) Usia Ideal Menikah
Idealnya usia pernikahan untuk perempuan adalah minimal 20 tahun. Secara
psikologis, sudah stabil dalam menyikapi banyak hal, dan ini berpengaruh dalam
perkawinan. Wanita yang masih berumur kurang dari 20 tahun cenderung belum siap
karena kebanyakan diantara mereka lebih memikirkan bagaimana mendapatkan
pendidikan yang baik dan bersenang-senang. Laki-laki minimal 25 tahun, karena laki-
laki pada usia tersebut kondisi psikis dan fisiknya sangat kuat, sehingga mampu
menopang kehidupan keluarga untuk melindungi baik secara psikis emosional,
ekonomi dan sosial.
b) Faktor Pendorong pernikahan dini
1. Factor Pendidikan
Faktor pendidikan menjadi salah satu penyebab terjadinyan perkawinan usia dini.
Rendahnya tingkat pendidikan yang bersangkutan mendorong terjadinya
pergaulan bebas karena yang bersangkutan memiliki banyak waktu luang dimana
pada saat bersamaan mereka seharusnya berada dilingkungan sekolah. Banyaknya
waktu luang yang tersedia mereka pergunakan pada umumnya adalah untuk
bergaul yang mengarah kepada pergaulan bebas diluar kontrol mengakibatkan
banyak terjadi kasus hamil pra nikah sehingga terpaksa dinikahkan
walaupunmasih berusia sangat muda.
2. Factor ekonomi
Pasangan yang menikah karena adanya faktor sulitnya kehidupan orangtua yang
ekonominya pas-pasan sehingga terpaksa menikahkan anak gadisnya
dengankeluarga yang sudah mapan perekonomiannya. Keputusan menikah
kadang kala muncul dari inisiatif anak itu sendiri yang ingin meringankan beban
ekonomi orangtuanya dengan cara menikah pada usia muda. Dengan menikah di
usia muda merekaberharap akan dapat meringankan beban orang tuanya.
3. Factor orangtua
Latar belakang pengalaman orang tua Para orang tua yang juga mengalami
menikah pada usia dini karena pada masa itu beranggapan bahwa jika anak
perempuan lama menikahnya maka akan susah mendapatkan jodohnya,
pengalaman tersebutlah yang membuat para orang tua setuju untuk menikahkan
anak perempuannya pada usia dini.Disamping itu orang tua yang
mengkhawatirkan anaknya pacaran dengan lawan jenis sangat lengket orang tua
akan segera bertindak tegas dengan menikahkan anaknya tanpa memandang latar
belakang kematangan seseorang untuk menikah baik kematangan psikologis
maupun biologis.
4. Factor budaya
Faktor budaya juga berperan dalam mempengaruhi terjadinya pernikahan dini.
Apabila dalam budaya setempat mempercayai jika anak perempuannya tidak
segera menikah, itu akan memalukan keluarga karena dianggap tidak laku dalam
lingkungannya.
c) Bahaya Menikah Terlalu Dini
1. Resiko Penyakit Seksual Meningkat
Di dalam sebuah pernikahan, pasti terjadi hubungan seksual. Sedangkan
hubungan seksual yang dilakukan oleh seseorang dibawah 18 tahun akan
cenderung lebih beresiko terkena penyakit menular seksual seperti, HIV. Begitu
hal ini karena pengetahuan tentang seks yang sehat dan aman masih minim
2. Resiko Kekerasan Seksual Meningkat
Studi menunjukkan bahwa dibandingkan dengan wanita yang menikah pada usia
dewasa, perempuan yang menikah pada usia dibawah 18 tahun lebih cenderung
mengalami kekerasan dari pasangannya. Alasannya pada usia ini, ditambang
kurangnya pengetahuan dan pendidikan, seorang perempuan usia muda akan
lebih sulit dan cenderung tidak berdaya menolak hubungn seks. Meski awalnya
pernikahan dini dimaksudkan untuk melindungi diri dri kekerasan seksual,
kenyataannya yang terjadi justru sebaliknya. Resiko kekerasan semakin tinggi,
terutama jika jarak usia antara suami dan istri semakin jauh.
3. Resiko Pada Kehamilan Meningkat
Kehamilan di usia dini bukanlah hal yang mudah dan cenderung lebih beresiko.
Deretan resiko yang mungkin terjadi pun tidak main-main dan bisa
membahayakan bagi ibu maupun janin. Pada janin yang mungkin terjadi adalah
bayi terlahir premature dan berat badan lahir yang rendah. Bayi juga bisa
mengalami masalah pada tumbuh kembang karena beresiko lebih tinggi
mengalami gangguan sejak lahir, ditambahnya kurangnya pengetahuan orang tua
dalam merawatnya. Sedangkan ibu yang masih remaja juga beresiko mengalami
anemia dan preeklamsi. Kondisi inilah yang mempengaruhi konsisi
perkembangan janin. Jika preeklamsi sudah menkdai eklamsia, kondisi ini akan
membahayakan kondisi ibu dan janin bahkan dapat mengakibatkan kematian.
4. Resiko Mengalami Masalah Psikologi
Tidak hanya dampak fisik, gangguan mental dan psikologis juga beresiko lebih
tinggi terjadi pada wanita yang menikah di usia remaja. Beberapa penelitian
menunjukkan bahwa semakin muda usia saat menikah, maka semakin tinggi
resikonya terkena gangguan mental, seperti gangguan kecemasan, gangguan
mood, dan depresi di kemudian hari.
5. Resiko Memiliki Tingkat Sosial dan Ekonomi yang Rendah
Tidak hanya dari segi kesehatan, pernikahan dini juga bida dikatakan merampas
hak masa remaja perempuan itu sendiri. Dimana pada masa itu harusnya
dipenuhi oleh bermain dan belajar untuk mencapai masa depan dan kemampuan
finansial yang lebih baik. Namun kesempatan itu justru ditukar dengan beban
pernikahan dan mengurus anak. Sebagian dari mereka yang menjalani
pernikahan dini cenderung putus sekolah, karena mau tidak mau harus
memenuhi tanggung jawabnya setelah menikah. Begitu juga dengan remaja pria
yang secara psikologis belum siap menanggung nafkah dan berperan sebagai
suami dan ayah.
d) Resiko kehamilan dan kelahiran pada usia remaja
Kehamilan remaja berdampak negatif pada kesehatan remaja dan bayinya, juga
dapat berdampak sosial dan ekonomi. Kehamilan pada usia muda atau remaja antara
lain berisiko kelahiran prematur, berat badan bayi lahir rendah (BBLR), perdarahan
persalinan, yang dapat meningkatkan kematian ibu dan bayi. Kehamilan pada remaja
juga terkait dengan kehamilan tidak dikehendaki dan aborsi tidak aman.
Persalinan pada ibu di bawah usia 20 tahun memiliki kontribusi dalam tingginya
angka kematian neonatal, bayi, dan balita. Survei Demografi dan Kesehatan
Indonesia (SDKI) 2012 menunjukan bahwa angka kematian neonatal, postneonatal,
bayi dan balita pada ibu yang berusia kurang dari 20 tahun lebih tinggi dibandingkan
pada ibu usia 20-39 tahun.
Lampiran Evaluasi
Apersepsi
Apersepsi dilakukan secara lisan dan spontan kepada peserta dengan memberikan beberapa
pertanyaan singkat seputar resiko perilaku seks bebas sebelum penyampaian materi
dilakukan, seperti berikut :
1. Apa yang kalian ketahui tentang seks bebas?
2. Apa penyebab kehamilan tidak diinginkan?
3. Apakah yang dimaksud dengan aborsi?
4. Apa yang kalian ketahui tentang pernikhan dini?
Evaluasi
Evaluasi dilakukan secara lisan dengan memberikan pertanyaan atau kuis tentang point
penting dari materi yang telah disampaikan, sebagai berikut :
1. Apa bahaya yang disebabkan dari seks bebas?
2. Bagaimana cara mencegah kehamilan tidak diinginkan?
3. Apa resiko dari aborsi?
4. Apa bahaya dari pernikahan dini?
Lampiran spinner education
Lampiran leaflet

Anda mungkin juga menyukai