Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN KEGIATAN KELOMPOK BERMAIN

ASUHAN KEBIDANAN NEONATUS, BAYI DAN BALITA

PARENTING

Dosen Pembimbing :
Gumiarti, S.ST., MPH

Disusun Oleh :
Pasnel Parna Wemy Gultom P17312225059
Hanida Aisyah Ardiana P17312225170
Elfira Yanuar P17312225134

PROGRAM STUDI PROFESI KEBIDANAN JEMBER


JURUSAN KEBIDANAN MALANG
POLITEKNIKKESEHATAN KEMENKES MALANG
TAHUN AKADEMIK 2022/2023
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
Identitas SAP
Topik : Parenting and Life Skill
Sub Topik : Culture Skill, Pola Asuh Orang Tua, Mengajarkan Gosok Gigi
Sasaran : Ibu yang memiliki anak usia 0-5 tahun
Hari/Tanggal : Jumat, 20 Januari 2023
Waktu : 08.00 WIB-selesai
Tempat : PMB Tyas Edi Winarsih, S.ST
Penyuluh : Hanida Aisyah Ardiana, Pasnel Parna Wemy, Elfira Yanuar
I. Identifikasi Masalah
Dunia pendidikan di Indonesia kini terus berproses menuju tercapainya tujuan
pendidikan secara nasional. Proses tersebut nampak dengan semakin meningkatnya
kesadaran masyarakat akan kebutuhan pendidikan. Perkembangan kesadaran
masayarakat akan pentingnya pendidikan -bahkan sejak usia dinimerupakan progres
positif yang harus mendapatkan dukungan dari semua pihak. Butuh perhatian yang
lebih dari pemerintah dan masyarakat di setiap unsur pendidikan. Salah satu faktor
yang paling berperan dalam menentukan suksesi sistem pendidikan di Indonesia
adalah kualifikasi tenaga pendidik. Permasalahan metode pendidikan ini sangat
penting diperhatikan, mengingat metode merupakan unsur pendidikan yang setiap
harinya bersinggungan langsung dengan peserta didik. Bisa jadi peserta didik butuh
suasana baru dalam pendidikan, sehingga mereka mendapatkan hal yang lebih fresh
dan tidak monoton. Kebiasaankebiasaan dalam menerapkan metode pendidikan yang
sudah biasa digunakan, bisa saja diselingi dengan metode lain yang dapat menambah
semangat belajar para peserta didik.
Pengasuhan dan pendidikan yang baik dari keluarga sangat diperlukan dalam
membentuk kepribadian seorang anak. Setiap keluarga memiliki pola asuh yang
berbeda dalam mendidik seorang anak dan biasanya diturunkan oleh pola asuh yang
diterima dari orang tua sebelumnya. Pola asuh dapat didefinisikan sebagai pola
interaksi antara anak dengan orangtua yang meliputi pemenuhan kebutuhan fisik
(seperti makan, minum dan lain-lain) dan kebutuhan psikologis (seperti rasa aman,
kasih sayang dan lain -lain), serta sosialisasi norma-norma yang berlaku di
masyarakat agar anak dapat hidup selaras dengan lingkungannya. Dengan kata lain,
pola asuh juga meliputi pola interaksi orang tua dengan anak dalam rangka
pendidikan karakter anak. Jadi gaya yang diperankan orang tua dalam
mengembangkan karakter anak sangat penting, apakah ia otoriter, demokratis atau
permisif.
Gigi merupakan bagian yang terpenting dalam mulut yang dapat berfungsi
makan dan berbicara. Kerusakan gigi merupakan salah satu  penyakit yang disebabkan
oleh kurangnya ke bersihan gigi dan mulut. Anak  usia sekolah merupakan usia
dimana mereka lebih cenderung untuk memilih makanan yang manis seperti cokelat
dan permen. Hal ini menjadi faktor utama meningkatnya anak usia sekolah dengan
masalah kerusak gigi. Oleh karena itu, kesehatan gigi dan mulut sangat penting karena
gigi dan gusi rusak dan tidak dirawat akan menyebabkan rasa sakit, gangguan
pengunyahan dan mengganggu kesehatan tubuh lainnya. Hal ini dapat dicegah dengan
memelihara kesehatan gigi dan mulut, salah satunya dengan menggosok gigi
(Ramadhan, 2021).

II. Tujuan Instruksional Umum


Setelah diberikan penyuluhan diharapkan sasaran dapat mengetahui tentang Culture
Skill dalam Metode Montessori, Metode Pola Asuh Orang Tua, serta Megajarkan Cara
Gosok Gigi Pada Anak
Tujun Instruksional Khusus
Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit dapat :
1. Memberikan pemahaman yang lebih dalam terkait dengan pola pengasuhan anak
dalam keluarga.
2. Meningkatkan kualitas pola asuh orangtua guna membangun karakter positif pada
anak
3. Memberikan masukan bagi ibu-ibu untuk bisa membimbing anak-anaknya dengan
penuh kasih sayang.
4. Mengetahui kapan mulai mengajari anak gosok gigi.
5. Mengetahui cara mengajarkan gosok gigi pada anak
Materi
1. Culture Skill dalam Metode Montessori
2. Pola Asuh Orang Tua
3. Megajarkan Cara Gosok Gigi Pada Anak
Metode
Ceramah,tanya jawab
Media
Leaflet
Kegiatan Penyuluhan

No Tahapan Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta

1 Pendahuluan 5 menit 1. Memberi salam, Membalas salam


memperkenalkan diri, dan penyuluh
membuka penyuluhan

2. Menetapkan kontrak waktu


Menyepakati
kontrak waktu

Peserta
memperhatikan apa
3. Menjelaskan TIU dan TIK
yang disampaikan
penyuluh

2 Inti 60 menit 1. Melakukan apersepsi pada Mendengarkan dan


peserta tentang Parenting dan aktif memberikan
Life Skill respon umpan balik

2. Menjelaskan materi pada


peserta tentang :
a.) Culture Skill dalam Peserta
Metode Montessori memperhatikan
b.) Pola Asuh Orang Tua penyuluh
c.) Megajarkan Cara Gosok memberikan materi
Gigi Pada Anak

Peserta
menyampaikan
3. Memberikan kesempatan
pertanyaan tentang
pada peserta untuk bertanya
materi yang
terhadap materi yang
disampaikan
disampaikan sebelumnya

4. Menanggapi respon peserta


Memperhatikan
dan memberikan jawaban
tanggapan yang
dari pertanyaan yang
diberikan penyuluh
disampaikan peserta

3 Penutup 5 menit 1. Melakukan evaluasi dengan Menjawab


memberikan pertanyaan lisan pertanyaan yang
kepada peserta tentang materi diberikan oleh
Pola Asuh Orang Tua penyuluh secara
aktif

Peserta mengulangi
kesimpulan yang
2. Menyimpulkan hasil telah disampaikan
oleh penyuluh

Menjawab salam.

3. Menutup penyuluhan dan


memberi salam.

II. Evaluasi
1) Evaluasi Struktur
a. Persiapan Media
Media yang digunakan dalam penyuluhan yaitu Leaflet
b. Perisapan Materi
Materi disiapkan dalam bentuk makalah dan dibuatkan leaflet dengan ringkas,
menarik, lengkap mudah dimengerti oleh peserta penyulihan.
2) Evaluasi Proses
Penyuluhan dapat berlangsung dengan lancar dan peserta penyuluhan memahami
materi penyuluhan yang diberikan. Peserta penyuluhan memperhatikan materi
yang diberikan. Selama proses penyuluhan diharapkan terjadi interaksi antara
penyuluh dengan sasaran.
3) Evaluasi Hasil
Peserta penyuluhan mengerti dari apa yang telah disampaikan dengan kriteria
mampu mempraktikkan ulang apa yang sudah di demonstrasikan dan menjawab
pertanyaan dalam bentuk lisan yang diberikan oleh penyuluh.
III. Pengorganisasian
1. Protokol / Pembawa acara
Uraian tugas :
a. Membuka acara penyuluhan, memperkenalkan diri dan tim kepada peserta.
b. Mengatur proses dan lama penyuluhan.
c. Menutup acara penyuluhan.
2. Penyuluh / Pengajar
Uraian tugas :
a. Menjelaskan materi penyuluhan dengan jelas dan dengan bahasa yang mudah
dipahami oleh peserta.
b. Memotivasi peserta untuk tetap aktif dan memperhatikan proses penyuluhan.
c. Memotivasi peserta untuk bertanya
3. Fasilitator
Uraian tugas :
a. Ikut bergabung dan duduk bersama di antara peserta.
b. Mengevaluasi peserta tentang kejelasan materi penyuluhan.
c. Memotivasi peserta untuk bertanya materi yang belum jelas.
d. Menginterupsi penyuluh tentang istilah/hal-hal yang dirasa kurang jelas bagi
peserta.
4.Observer
Uraian tugas :
a. Mencatat nama, alamat dan jumlah peserta, serta menempatkan diri sehingga
memungkinkan dapat mengamankan jalannya proses penyuluhan.
b. Mencatat pertanyaan yang diajukan peserta.
c. Mengamati perilaku verbal dan non verbal peserta selama proses penyuluhan.
d. Mengevaluasi hasil penyuluhan dengan rencana penyuluhan.
e. Menyampaikan evaluasi langsung kepada penyuluh yang dirasa tidak sesuai
dengan rencana penyuluhan.
IV. Penataan Tempat
Penataan tempat penyuluhan menyesuaikan dengan tempat yang akan digunakan untuk
penyuluhan.

PESERTA

Keterangan :

: Penyuluh : Fasilitator

: Moderator : Observer

V.
VI. Daftar Pustaka
Ayun, Qurrotu. 2017. “Pola Asuh Orang Tua Dan Metode Pengasuhan Dalam
Membentuk Kepribadian Anak.” ThufuLA: Jurnal Inovasi Pendidikan Guru
Raudhatul Athfal 5(1):102. doi: 10.21043/thufula.v5i1.2421.

Basuki, Kustiadi. 2019. “Polah Asuh.” ISSN 2502-3632 (Online) ISSN 2356-0304
(Paper) Jurnal Online Internasional & Nasional Vol. 7 No.1, Januari – Juni 2019
Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta 53(9):1689–99.

Hamarni. 2013. “Pola Asuh Anak.” Jurnal Psikologi 9(2):4.

Ramadhan, N. (2021). Makalah Gosok Gigi.

Shabrina, A. (2017). Di Usia Berapa Sebaiknya Anak Mulai Menyikat Gigi? Ternyata
Begini Anjurannya. Hellosehat.

Swari, R. C. (2021). 6 Cara Efektif Mengajarkan Anak Gosok Gigi.

Montessori Cultural Studies – jendelakeluarga.com


Momtesstory: Cultural dalam Metode Montessori

I. Lampiran
Lampiran: materi, evaluasi (pre dan post test), leaflet, presensi peserta.
Lampiran Materi

CULTURE SKILL DALAM METODE MONTESSORI

1. Zooolgy
Pada zoology anak – anak di ajarkan kelompok – kelompok hewan seperti
vertebrata dan invertebrata. Anak – anak di ajarkan lebih dahulu bentuk konkretnya
dengan melihat secara langsung hewan – hewan tersebut bisa melalui miniatur atau
melihat langsung hewanya di kebun binatang atau dilingkungan sekitar. Kemudian
pengajaran di lanjutkan dengan memperkenalkan binatang – binatang melalui gambar,
anak – anak juga di ajarkan mengidentifikasi binatang – binatang masuk ke dalam
kelompok mana. Anak – anak juga mempelajari bagian – bagian tubuh binatang.
Setelah itu anak – anak mempelajari siklus hidup binatang dari telur atau dari janin di
induknya sampai binatang tersebut menjadi binatang dewasa. Mereka dapat
menemukannya dilingkungan terdekatnya yaitu rumah, misalnya kecoa, nyamuk,
semut dan lain-lain. Namun perlu diingat bahwa terpaan gadget yang cukup kuat di
era digital sekarang ini, anak biasanya akan menemukan juga berbagai jenis binatang
dalam format kartun atau animasi.
Hal ini yang akan dipelajari dalam zoology dimana binatang dalam bentuk
sesungguhnya akan dijelaskan berbeda dengan buatan teknologi. Karena konten yang
dibuat secara komersial terkadang sudah dibumbui dengan manipulasi, seperti tokoh
kartun Marsha and the Bear dimana seekor beruang yang terkenal jinak dan
menyenangkan sangat bertolak belakang dengan realitanya. Oleh karena itu
pentingnya seorang anak mengetahui berbagai konsep binatang yang ada di alam ini.

2. Botany
Pada Botany , anak – anak juga di ajarkan secara konkret terlebih dahulu sama
dengan zoology. Anak – anak di ajak melihat jenis – jenis tumbuhan baik yang ada di
sekitar mereka atau melalui miniatur tumbuhan. Kemudian anak – anak mengenal
tumbuhan dari gambar – gambar yang real. Anak – anak juga di ajarkan untuk
mengidentifikasi jenis – jenis tumbuhan. Setelah itu mengenal bagian – bagian dari
tanaman. Anak – anak juga di ajarkan peran matahari untuk tumbuhan. Anak – anak
juga di ajarkan benda hidup dan benda mati. Untuk lebih memperkaya pengalamanya,
anak  - anak diberikesempatan untuk menanam tanaman dan merawatnya dengan
baik, sehingga mereka akan lebih peduli lagi terhadap lingkunganya.
Di dalam area botany seorang anak diharapkan mampu memahami konsep
tumbuhan yang dpat ditemukan di lingkungan sekitar. Di area botany anak akan
mempelajari tentang buah-buahan dan sayur-sayuran serti mengetahui elemen apa
saja yang ada pada sebuah pohon, dar mulai daun, batang, bunga hingga akar. Disini
anak diharapkan akan mempelajari perihal sikap yang baik terhadap makhluk hidup
dengan tidak menyakiti atau merusak tumbuhan yang ada, mengetahui bahwa ada
makhluk hidup lain selain binatang serta memenuhi rasa keingintahuannya tentang
alam dan tumbuhan

3. Geografi
Pada Geografi, anak – anak di ajak mengenal berbagai jenis benua melalui
sandpaper globe atau coloured globe. Dari sana  anak – anak dapat membayangkan
bagaimana bentuk benua yang asli. Selain globe, material lainya untuk mengenalkan
benua adalah jigsaw map. Pada geografi, selain mengajarkan benua, material nya juga
bisa di padukan untuk mengajarkan budaya setempat seperti jenis pakaian adat, rumah
ada, peninggalan – peninggalan sejarahnya. Pada geografi, anak – anak di ajarkan 3
elemen yaitu udara, tanah dan air. Anak – anak lebih dalam lagi mengenal bentuk
bentuk awan , jenis daratan dan jenis bentuk air.
Di dalam area geografi, anak akan semakin jauh lagi bereksplorasi tentang
alam semesta ini, yakni mengenal lebih dekat tentang bumi yang ditempatinya seperti
adanya 7 benua dan 5 samudera, perbedaan air, udara dan tanah serta perbedaan
bentuk daratan dan lautan yang dapat ditemukan di sekeliling kita. Melalui area
geografi ini anak akan dapat memahami bahwa bukan hanya dirinya dan keluarganya
saja yang tinggal di bumi tetapi makhluk hidup yang lainnya jga turut berbagi
sehingga harus saling menghargai satu sama lain.

4. History
Pada history, anak  - anak di ajarkan konsep waktu, hari ini dan masa lampau,
anak – anak di ajarkan cara membaca jam. Anak – anak di ajak melihat kebelakang
tentang pertumbuhan mereka melalui birthday walk. Anak  - anak akan mengerti
mereka tumbuh dan berkembang dari kecil hingga saat ini. Pada black introductory
timeline, anak – anak di ajak kembali kepada kehidupan sebelum manusi tercipta,
kehidupan dimana dunia baru terbentuk dan masih mengalami berbagai perubahan
untuk menuju kesempurnaan dimana anak – anak akan mengerti segala perubahan
tersebut terjadi untuk kehidupan anak – anak saat ini. Dari history, anak – anak akan
memiliki sikap rendah hati dan memiliki respek yang tinggi terhadap lingkungan dan
juga makhluk hidup lainnya.
Anak akan diajak untuk mengenal waktu lebih dekat yang erat dalam kegiatan
kesehariannya, seperti hari, tanggal, bulan dan tahun. Serta kebiasaannya melalui
jadwal rutinitas yang sudah dibuat. Pada hitory ini anak akan mengenal waktu secara
konkret menuju abstrak melalui hitungan jam. Selain itu anak akan mengetahui
adanya perbuahan waktu yang menyangkut momen tertentu diluar dari ordenya
selama ini seperti kelahiran dan kematian, pertama kali masuk sekolah, pindah ruma
dan sebagainya.
POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP ANAK

A. Pengertian Pola Asuh


Menurut Baumrind yang dikutip oleh Muallifah, pola asuh pada prinsipnya
merupakan parental control:
“Yakni bagaimana orang tua mengontrol, membimbing, dan mendampingi
anak-anaknya untuk melaksanakan tugas-tugas perkembangannya menuju pada
proses pendewasaan.”
Sedangkan menurut Hetherington dan Porke dikutip oleh Sanjiwani, pola
asuh merupakan bagaimana cara orang tua berinteraksi dengan anak secara total yang
meliputi proses pemeliharaan, perlindungan dan pengajaran bagi anak.
Adapun menurut Hersey dan Blanchard, pola asuh adalah bentuk dari
kepemimpinan. Pengertian kepemimpinan itu sendiri adalah bagaimana
mempengaruhi seseorang, dalam hal ini orang tua berperan sebagai pengaruh yang
kuat pada anaknya.
Karen dikutip oleh Muallifah lebih menekankan kepada bagaimana kualitas
pola asuh orang tua yang baik yaitu orang tua yang mampu memonitor segala
aktivitas anak, walaupun kondisi anak dalam keadaan baik atau tidak baik, orang tua
harus memberikan dukungannya.
Dengan memberikan pola asuh yang baik dan positif kepada anak, akan
memunculkan konsep diri yang positif bagi anak dalam menilai dirinya. Dimuali dari
masyarakat yang tidak membatasi pergaulan anak namun tetap membimbing, agar
anak dapat bersikap obyektif, dan menghargai diri sendiri, dengan mencoba bergaul
dengan teman yang lebih banyak.
Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa pola asuh adalah
bagaimana cara orang tua berinteraksi dengan anak dengan memberikan perhatian
kepada anak dan memberikan pengarahan agar anak mampu mencapai hal yang
diinginkannya (Hamarni 2013).

B. Tipe-tipe Pola Asuh


Adapun beberapa tipe pola asuh menurut Diana Baumrind dikutip oleh
Dariyo, menjelaskan tentang jenis gaya pengasuhan sebagai berikut:
a. Pengasuhan otoriter
Gaya pengasuhan dimana orang tua membatasi anak dan memberikan
hukuman ketika anak melakukan kesalahan yang tidak sesuai dengan
kehendak orang tua. Orang tua yang otoriter biasanya tidak segan-segan
memberikan hukuman yang menyakiti fisik anak, menunjukkan kemarahan
kepada anaknya, memaksakan aturan secara kaku tanpa menjelaskannya. Anak
yang diasuh oleh orang tua seperti ini sering kali terlihat kurang bahagia,
ketakutan dalam melakukan sesuatu karena takut salah, minder, dan memiliki
kemampuan komunikasi yang lemah.
Pola asuh otoriter dengan ciri-ciri sebagi berikut:
1) Kekuasaan orang tua lebih menonjol
2) Anak tidak diakui sebagai pribadi
3) Pemantauan terhadap perilaku anak benar-benar ketat
4) Anak kadang-kadang diberikan sansi apabila tidak taat dengan
orang tua.
b. Pengasuhan permisif

Gaya pengasuhan dimana orang tua tidak pernah berperan dalam


kehidupan anak. Anak diberikan kebebasan melakukan apapun tanpa
pengawasan dari orang tua. Orang tua mengabaikan tugas inti mereka dalam
mengurus anak, yang difikirkan hanya kepentingannya saja. Anak yang diasuh
oleh orang tua seperti ini cenderung melakukan pelanggaranpelanggaran yang
ada, misalnya melakukan pelanggaran disekolah seperti bolos, tidak dewasa,
memiliki harga diri yang rendah dan terasingkan dari keluarga.
Pola asuh permisif dengan ciri-ciri sebagi berikut:
1) Anak diberi keleluasaan dalam bersikap oleh orang tua
2) Control pada anak
3) Sikap toleransi atau keleluasaan dari orang tua
4) Orang tua tidak memberikan arahan dan bimbingan pada anak
Tidak ada bahkan minimnya pemantauan dan kepedulian orang tua
terhadap anak (Basuki 2019).
c. Pengasuhan demokratis

Gaya pengasuhan dimana orang tua mendorong anak untuk mandiri


namun orang tua tetap memberikan batasan dan kendali pada tindakan anak.
Orang tua otoritatif biasanya memberikan anak kebebasan dalam melakukan
apapun tetapi orang tua tetap memberikan bimbingan dan arahan. Orang tua
yang menerapkan gaya pengasuhan ini biasanya menunjukkan sifat
kehangatan dalam berinteraksi sengan anak dan memberikan kasih sayang
yang penuh. Anak yang diasuh dengan orang tua seperti ini akan terlihat
dewasa, mandiri, ceria, bisa mengendalikan dirinya, berorientasi pada prestasi,
dan bisa mengatasi stres dengan baik.
Pola asuh demokratis dengan ciri-cirinya:
1) Anak dimotivasi orang tua untuk mengatakan kemauannya.
2) Orang tua dan anak saling berkerja sama
3) Anak diakui secara pribadi
4) Adanya panduan dan bimbingan dari orang tua
5) Adanya pemantauan dari orang tua tidak keras
C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pola Asuh
Selain peran keluarga dalam pengasuhan anak, adapun daktor-faktor yang
mempengaruhi pola asuh. Menurut (Ayun, 2017), ada beberapa faktor yang
mempengaruhi pola asuh yaitu:
a. Lingkungan Tempat Tinggal
Salah satu faktor yang mempengaruhi pola asuh adalah lingkungan
tempat tinggal. Perbedaan keluarga yang tinggal di kota besar dengan keluarga
yang tinggal di pedesaan berbeda gaya pengasuhannya. Keluarga yang tinggal
di kota besar memiliki kekhawatiran yang besar ketika anaknya keluar rumah,
sebaliknya keluarga yang tinggal didesa tidak memiliki kekhawatiran yang
besar dengan anak yang keluar rumah.
b. Sub kultur budaya
Sub kultur budaya juga termasuk dalam faktor yang mempengaruhi
pola asuh. Dalam setiap budaya pola asuh yang diterapkan berbeda-beda,
misalkan ketika disuatu budaya anak diperkenankan berargumen tentang
aturan-aturan yang ditetapkan orang tua, tetapi hal tersebut tidak berlaku untuk
semua budaya.
c. Status sosial ekonomi
Keluarga yang memiliki status sosial yang berbeda juga menerapkan
pola asuh yang berbeda juga.
CARA MENGAJARKAN GOSOK GIGI

A. Waktu anak mulai belajar gosok gigi


Perawatan gigi anak sebaiknya dimulai sejak gigi pertamanya tumbuh pada usia
sekitar 5-7 bulan. Saat gigi pertama baru menempel di gusi, gigi anak bisa dibersihkan
terlebuh dahulu menggunakan kain kasa atau lap bersih dan agak basah. Ketika gigi
pertama anak mulai tumbuh sempurna, anak bisa mulai menyikat giginya. Namun, ada
sebagian dokter yang menyarankan agar mulai menyikat gigi anak saat pertumbuhan gigi
anak mencapai usia sekitar 7 bulan atau 4 gigi pertamanya sudah tumbuh. Sebagian lagi
menyarankan untuk menunda hingga anak berusia 2-3 tahun (Shabrina, 2017).

B. Cara mengajarkan anak gosok gigi


1. Biarkan anak memilih sikat gigi dan pasta gigi sendiri
Untuk mengajarkan kebiasaan menggosok gigi pada anak, langkah pertama
yang harus dilakukan adalah memilih peralatan menggosok gigi yang tepat bagi anak.
Sikat gigi anak biasanya memiliki bulu sikat yang lebih lembut dan berjarak
renggang. Beragam pilihan bentuk dan warna-warni sikat gigi yang lucu dan menarik
hati juga banyak di pasaran. Tidak hanya itu, pasta gigi khusus anak juga biasanya
memiliki rasa buah-buahan yang enak. Nah, biarkan anak memilih bentuk sikat gigi
dan rasa pasta gigi yang disukainya agar rutinitas menggosok gigi lebih
menyenangkan bagi anak.

2. Gosok gigi bersama-sama


Agar gigi sehat dan putih cemerlang, tunjukkan bahwa ibu dan ayah juga rajin
gosok gigi. Saat waktu mandi tiba, ajak anak untuk menyikat gigi bersama-sama.
Banyak anak yang meniru kebiasaan orang tua. Bila dia mengikuti apa yang orang tua
lakukan, ajari anak untuk menyikat giginya dengan cara yang benar. Selain
menggosok gigi ketika sedang mandi, juga bisa mengajarkan anak gosok gigi sebelum
tidur. Agar kebiasaan menggosok gigi sebelum tidur lebih menyenangkan bagi anak,
jadikan kesempatan tersebut sebagai waktu menggosok gigi bersama dengan keluarga.
Orang tua dapat mengajarkan bagaimana cara memegang sikat gigi, mengoleskan
pasta gigi, kumur-kumur yang benar pada anak ketika sedang gosok gigi bersama.

3. Gosok gigi di depan cermin


Cara efektif mengajari anak sikat gigi adalah di depan cermin, sehingga anak
bisa melihat cara menyikat gigi yang benar. Langkah untuk mengajari anak gosok gigi
yang benar adalah sikat seluruh permukaan gigi dengan menggerakkan sikat pada
bagian gigi depan yang dilakukan dengan gerakan menyapu ke atas dan ke bawah.
Sedangkan pada bagian luar gigi yang kiri dan kanan dengan gerakan memutar. Tidak
lupa gigi bagian dalam dan permukaan kunyah gigi juga dibersihkan.

4. Jangan terlalu mempermasalahkan teknik menggosok gigi


Meskipun sudah diajarkan berkali-kali, terkadang anak masih menggosok gigi
dengan cara yang asal-asalan dan semaunya saja. Jika ini terjadi, jangan terlalu
dipermasalahkan. Pasalnya, kebiasaan menggosok gigi adalah hal yang sangat baru
bagi anak. Yang perlu diajarkan kepada anak adalah bagaimana membangun
kebiasaan menggosok gigi secara rutin. Setelah kebiasaan tersebut mulai terbentuk,
dapat mengajarkan teknik menggosok gigi yang tepat secara bertahap. Semakin
banyak praktik menggosok gigi, teknik menggosok gigi dapat berkembang seiring
berjalannya waktu.

5. Ceritakan kisah yang mengajarkan tentang menggosok gigi


Karanglah cerita tentang kesehatan gigi dan mulut sebelum anak tidur.
Misalnya kisah peri gigi yang memberi hadiah kepada anak yang bergigi bersih.
Semakin menyenangkan Anda bercerita, kian mudah Anak menyerap informasi
tentang kesehatan gigi. Jika perlu, dapat memberikan visualisasi dari video atau
gambar akibat tidak rutin menggosok gigi. Misalnya gambar gigi busuk, gigi
berlubang dan gusi bengkak. Dengan trik ini, secara tidak langsung si kecil akan
berpikir dua kali untuk tidak menggosok gigi.

6. Puji kebersihan gigi si kecil


Anak menyukai pujian atas usaha yang telah dilakukannya, sehingga ketika
anak selesai menggosok gigi, berikan pujian tentang giginya yang bersih. Hal ini akan
semakin mendorong anak untuk terus menjaga kebiasaannya menggosok gigi (Swari,
2021).
Lampiran Evaluasi Culture Skill
Evaluasi dilakukan secara lisan dengan memberikan pertanyaan atau kuis tentang point
penting dari materi yang telah disampaikan, sebagai berikut :
1. Apa saja yang kalian ketahui tentang Montessori?
2. Apa saja Culture Skill dalam Metode Montessori ?
3. Apa yang dipelajari pada History?

Lampiran Evaluasi Pola Asuh Orang Tua


Evaluasi dilakukan secara lisan dengan memberikan pertanyaan atau kuis tentang point
penting dari materi yang telah disampaikan, sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan pola asuh otoriter?
2. Apa ciri ciri dari pola asuh demokrasi?
3. Sebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi pola asuh!

Lampiran Evaluasi Mengajarkan Gosok Gigi


Evaluasi dilakukan secara lisan dengan memberikan pertanyaan atau kuis tentang point
penting dari materi yang telah disampaikan, sebagai berikut :
1. Kapan dapat mulai mengajarkan gosok gigi pada anak?
2. Bagaimana cara mengajarkan gosok gigi pada anak?
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN KEGIATAN KELOMPOK BERMAIN
ASUHAN KEBIDANAN NEONATUS, BAYI DAN BALITA

PARENTING AND LIFE SKILL

Jember, 20 Januari 2023


Mahasiswa

Pasnel Parna Wemy Gultom


NIM. P17312225159

Mengetahui,

Pembimbing Klinik Pembimbing Akademik

Bd. Tyas Edi Winarsih, SST., MM Gumiarti, SST., MPH.


NIP.196708041992032019 NIP. 196207051984032001
Lampiran Leaflet

Anda mungkin juga menyukai