Anda di halaman 1dari 17

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Pembahasan : Pembinaan Guru UKS


Sasaran : Guru UKS SD/MI/MTsN/SMP/SMA/MAN Se-Kecamatan
Kanigoro
Jam : WIB
Waktu : menit
Tanggal : Desember 2018
Tempat : UPTD Puskesmas Kanigoro

I. Latar Belakang
Dewasa ini pemerintah telah dan sedang berusaha meningkatan derajat kesehatan
masyarakat, termasuk masyarakat sekolah. Betapa tidak, dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa dan demi tercapainya tujuan pendidikan nasional sangat ditunjang oleh
kesehatan peserta didik di suatu lembaga pendidikan. Untuk mendukung terciptanya peserta
didik yang sehat, sekolah dapat merealisasikan dengan mengaktifkan program usaha
kesehatan sekolah yang bertujuan untuk meningkatkan kesehatan yang optimal sehingga dapat
memaksimalkan potensi dan prestasi anak untuk belajar. Program ini terdiri dari tiga kegiatan
utama yang disebut dengan Trias Usaha Kesehatan Sekolah meliputi aspek pendidikan
kesehatan, pelayanan kesehatan, serta pembinaan lingkungan kehidupan sekolah yang sehat.
Usaha kesehatan sekolah merupakan usaha kesehatan masyarakat yang dijalankan di
sekolah–sekolah dengan anak didik beserta komunitas lingkungan sekolah sebagai sasaran
utama. Guru UKS dan peserta didik adalah merupakan anggota primernya, masyarakat
sekolah atau orang tua siswa, serta perawat komunitas dalam hal ini petugas kesehatan dari
puskesmas menjadi pendukung pelaksana keberhasilan program kesehatan sekolah. Dibanyak
negara berkembang termasuk Indonesia masih belum ada pelayanan sekolah yang
menyeluruh, karena persoalan tenaga guru yang belum terlatih dan pendanaan untuk program
usaha kesehatan sekolah yang belum memadai. Sedangkan untuk program usaha kesehatan
sekolah diperlukan kerja tim yang efisien dan efektif untuk memberikan hasil yang optimal.

II. Tujuan Umum


Setelah diberikan penyuluhan 40 menit, diharapkan meningkatkan partisipasi guru dalam
program UKS

III. Tujuan Khusus


1. Agar guru dapat menjadi penggerak hidup sehat di sekolah dan lingkungannya
2. Agar guru dapat menolong dirinya sendiri, siswa dan orang lain di sekitarnya untuk
hidup sehat.

IV. Metode
1. Ceramah
2. Tanya Jawab

V. Media
1. Alat
a. Laptop
b. LCD Proyektor
c. Materi penyuluhan
2. Pengorganisasian Kelompok
a. Moderator : ……………………
b. Penyaji : ……………………
c. Fasilitator : ……………………
d. Observer : ……………………
Uraian Tugas
a. Moderator
1) Membuka acara
2) Memperkenalkan Penyaji
3) Menjelaskan tujuan dan topik
4) Menjelaskan kontrak waktu
5) Mengarahkan jalannya penyuluhan pada penyaji
6) Mengarahkan alur diskusi
7) Memimpin jalannya diskusi
8) Menutup acara
b. Penyaji.
Mempresentasikan materi untuk penyuluhan.
c. Fasilitator
1) Memotivasi peserta untuk berperan aktif dalam jalannya penyuluhan.
2) Membantu dalam menanggapi pertanyaan dari peserta.
d. Observer
Mengamati proses pelaksanaan kegiatan dari awal sampai akhir.
VI. Proses Pelaksanaan
No Tahap Waktu Kegiatan Penyuluhan Sasaran Media
Kegiatan
1. Pembukaan 5 menit  Mengucapkan  Menjawab salam Kata-kata/
salam  Mendengarkan kalimat
 Memperkenalkan dan menyimak
diri  Bertanya
 Menyampaikan mengenai
tentang tujuan perkenalan dan
pokok materi tujuan jika ada
 Meyampakaikan yang kurang
pokok pembahasan jelas
 Kontrak waktu
2. Pelaksanaan 30 menit  Penyampaian  Mendengarkan Power
Materi tentang Guru dan menyimak Point
UKS  Bertanya ( Materi
 Tanya Jawab mengenai hal-hal Penyuluhan
 Memberikan yang belum jelas )
kesempatan pada dan dimengerti
peserta untuk
bertanya
3. Penutup 5  Melakukan evaluasi  Sasaran dapat Kata-kata/
 Menyampaikan menjawab kalimat
kesimpulan materi tentang
 Mengakhiri pertanyaan yang
pertemuan dan diajukan
menjawab salam  Mendengar
 Memperhatikan
 Menjawab salam
1). Evaluasi proses kegiatan
a. Peserta hadir minimal 80%
b. Kegiatan berlangsung dengan lancar sesuai dengan susunan acara
c. Interaksi yang baik antara petugas dan peserta selama penyuluhan berlangsung
d. Minimal 75% peserta aktif bertanya pada sesi diskusi
e. Peserta memperhatikan penyuluhan dengan baik dari awal sampai akhir acara
2). Evaluasi hasil kegiatan
1. Menjelaskan tentang pengertian UKS
2. Menjelaskan tentang Pentingnya UKS
3. Menjelaskan tentang Pentingnya peran guru UKS
LAMPIRAN MATERI
MATERI PENYULUHAN
PEMBINAAN GURU UKS

2.1 Sejarah Ringkas UKS


UKS dirintis sejak tahun 1956 melalui “Pilot Project” dijakarta dan bekasi yang
merupakan kerjasama antara Depkes, Depdikbud dan Depdagri. Pada tahun 1980
ditingkatkan menjadi keputusan bersama antara depdikbud dan depkes, tentang kelompok
kerja UKS. Untuk mencapai kemantapan pembinaan secara terpadu ditetapkan SKB
Mendikbud, Menkes, Menag dan Mendagri tanggal 3 september 1984;
1. Pokok kebijaksanaan dan pengembangan UKS Nomor 408 a/U/1984,
No.319a/Menkes/SKB/VI/1984, N0.74/Th/1984, N0.61/1084.
2. Tentang Tim Pembina UKS Nomor 408a/U/1048, N0.319a/Menkes/SKB/VI/1984, No
74a/1984, No. 61/1984 yang disempurnakan dengan Nomor 0372a/P/1989, No.
390a/Menkes/SKB/VI/1089, No.140a/Th/1989, No.30a Tahun 1989 tanggal 12 juni 1989.

2.2 Pengertian UKS


Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) adalah Usaha Kesehatan Masyarakat yang
ditujukan kepada masyarakat sekolah, yaitu : anak didik, guru, dan karyawan sekolah
lainnya (Indan. 2000).
Upaya membina dan mengembangkan kebiasaan hidup sehat yang dilakukan
secara terpadu, melalui program pendidikan dan pelayanan kesehatan di sekolah,
perguruan agama serta usaha-usaha yang dilakukan dalam rangka pembinaan dan
pemeliharaan kesehatan di lingkungan tersebut.
UKS adalah upaya terpadu lintas program dan lintas sektor untuk meningkatkan
kemampuan hidup sehat dan selanjutnya terbentuk Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat /PHBS baik bagi peserta didik, warga sekolah maupun warga masyarakat. yang
dimaksud dengan sekolah adalah sekolah mulai Sekolah Dasar (SD) sampai dengan
Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA).

2.3 Tujuan UKS


Secara umum ;
untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat dan derajat kesehatan peserta didik.
Secara khusus ;
Agar peserta didik ;
1) Memiliki pengetahuan /sikap / keterampilan untuk berprilaku hidup sehat.
2) Sehat jasmani/rohani/sosial
3) Memiliki daya tangkal dan daya hayat terhadap pengaruh buruk narkotika, rokok,
alkohol dan obat berbahaya lainnya
Tujuan Pembinaan UKS dan pengembangan UKS
Tercapainya pembinaan yang terpadu dan intensif agar berhasil guna dan berdayaguna
secara optimal.
2.4 Sasaran dan Ruang Lingkup UKS
Pendidikan, mulai dari Prasekolah sampai dengan Sekolah Menegah Atas,
termasuk perguruan agama dan lingkungannya.
Sasaran Pembinaan Terdiri dari ;
 Peserta didik
 Pembina Teknis dan Non Teknis UKS
 Sarana dan Prasarana pendidikan kesehatan dan pelayanan kesehatan
 Lingkungan (lingkungan sekolah / Lingkungan Keluarga / lingkungan masyarakat).
Ruang Lingkup Terdiri dari ;
1. Pendidikan Kesehatan
2. Pelayanan Kesehatan
3. Lingkungan Kehidupan sekolah sehat.

2.5 Kebijaksanaan Tentang UKS


Pembinaan dan pengembangan UKS dilaksanakan secara terpadu, menyeluruh serta
berdaya guna dan berhasil guna.pembinaan dan pengembangan diupayakan melalui ;
1. Pendidikan Kesehatan
2. Pelayanan Kesehatan
3. Lingkungan Kehidupan sekolah sehat.

2.6 Unsur Organisasi Pembinaan UKS


Menurut Adik Wibowo dkk. (1983 : 27-29) struktur organisasi UKS mengikuti struktur
organisasi Departemen Kesehatan RI, sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan
No. 125/IV/Kab/B.U/1975 tertanggal 29 April 1975 yaitu :
1) Tingkat Pusat
Sub Direktorat Kesehatan Sekolah dan Olahraga, Direktorat Kesehatan
Masyarakat terdiri dari beberapa seksi yaitu : seksi kesehatan anak sekolah dan
mahasiswa, seksi kesehatan anak-anak luar biasa, seksi olahraga kesehatan, seksi
pengembangan metode. Fungsi dan tanggung jawabnya : membuat program kerja
melakukan koordinasi, melakukan bimbingan dan pengawasan pelaksanaan UKS di
seluruh Indonesia, mengusahakan bantuan teknis dan materiil, bersama-sama dengan
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan menyusun kurikulum tentang kesehatan pada
umumnya dan Usaha Kesehatan Sekolah pada khususnya, menyelenggarakan
lokakarya, seminar, rapat kerja diskusi dan lain-lain.
Bentuk Pengorganisasian ;
Ketua I,II dan III terdiri dari Dirjen Dikdasmen, Depdikbud, Dirjen Binkesmas
Depkes, Dirjen Binbaga Islam Depag dan Depdagri.
Sekretaris I,II,III dan anggota -anggotanya terdiri dari unsur Depkes, Depdikbud,
Depag dan Depdagri.
2) Tingkat Daerah (Provinsi / Dati I,)
Fungsi dan tanggung jawab koordinator pelaksana UKS di tingkat provinsi
meliputi : membuat rencana program kerja, membuat bimbingan teknis, melakukan
koordinasi dan pengawasan, menerima laporan kegiatan dari tingkat Kabupaten/ kota
melaporkan kegiatan ke tingkat pusat, memberi bantuan materi dan keuangan ke
daerah /tingkat II dan usaha-usaha lain yang dianggap perlu.
Bentuk Pengorganisasian ;
Ketua ; Gubernur /Kepala daerah TK.I, Ketua I,II,II dan Ketua Harian I,II,III
sekretaris dan anggota terdiri dari Depkes, Depdikbud, Depag, Depdagri Pemda
PKK dan PMI.
3) Kabupaten / Dati II,
Fungsi dan tanggung jawab koordinator UKS ada pada Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota. Fungsi dan tanggung jawabnya meliputi : membuat rencana kerja
harian, melakukan koordinasi kegiatan-kegiatan kesehatan yang ditujukan kepada anak
didik dan masyarakat sekolah, melakukan pengawasan pelaksanaan UKS di sekolah,
melaporkan kegiatan ditingkat provinsi, menyelenggarakan kursus-kursus kesehatan,
kursus UKS bagi guru, murid, dan petugas kesehatan setempat, memupuk kerjasama
baik pihak-pihak yang ada hubungannya dengan pelaksanaan UKS.
Ketua ; Bupati /Walikota madya/ Walikota madya adm /Kepala daerah TK.II.
Bentuk Pengorganisasian ;
Ketua I,II,II dan Ketua Harian I,II,III
sekretaris dan anggota terdiri dari Depkes, Depdikbud, Depag, Depdagri Pemda
PKK dan PMI Dati II.
4) Puskesmas / Kecamatan,
Usaha Kesehatan Sekolah merupakan salah satu unit pengembangan dan
pembinaan program kesehatan yang ada dimasyarakat yang di lakukan oleh puskesmas
dimana kegiatan-kegiatan kesehatan dilaksanakan dan dibawah pengawasan
puskesmas di wilayah kerjanya.
Bentuk Pengorganisasian ;
Ketua ; Camat.
Ketua I,II,II dan Ketua Harian I,II,III
sekretaris dan anggota terdiri dari lintas sector di tingkat kecamatan.
5). Pelaksanaan Di Sekolah
Usaha Kesehatan Sekolah merupakan upaya yang dilaksanakan dari tingkat
pelaksana UKS di sekolah-sekolah hingga tingkat pusat sehingga diperlukan organisasi
yang baik. Untuk memperlancar usaha pembinaan dan pengembangan serta mencegah
terjadinya tumpang tindih dari berbagai kegiatan UKS sebaiknya diwujudkan dalam satu
wadah atau badan. Kerangka kerjasama pengorganisasian sistem kerja operasional
UKS harus dipahami sebaik-baiknya. Sebab, tidak sedikit sekolah atau guru yang
beranggapan bahwa UKS merupakan tugas dari petugas kesehatan saja atau sebalikya
petugas kesehatan menganggap UKS merupakan tanggung jawab jajaran pendidikan
sekolah atau guru semata-mata.
Bentuk Pengorganisasian ;
Pembina ; Kepala Sekolah /Lurah
Tim Pelaksana ;
Ketua : Kepala Sekolah
Ketua I,II, Sekretaris dan anggota terdiri dari unsur Pemerintah Desa, BP3, Guru,
Puskesmas, Pengurus Osis dan Komite Sekolah /POMG.

2.7 Kegiatan UKS di Sekolah


UKS disekolah dilaksanakan melalui kegiatan intrakulikuler dan ekstra kulikuler.
Kegiatan intrakulikuler dilakukan melalui Kesehatan lingkungan, Pendidikan Kesehatan dan
Usaha Pemeliharaan Kesehatan. Karena terbatasnya waktu pada kegiatan intrakulikuler,
kegiatan UKS lebih banyak diharapkan melalui kegiatan ekstrakulikuler.
Lingkungan kehidupan sekolah yang sehat
1. Bangunan dan perlengkapan sekolah yang sehat.
2. Kebersihan ruangan dan halaman sekolah.
3. Tersedianya kakus dan air yang memenuhi syarat kesehatan.
4. Hubungan yang baik antara guru, murid dan masyarakat/orang tua murid.

Pendidikan Kesehatan / Penyuluhan Kesehatan


1. Pendidikan tentang kesehatan perorangan dan lingkungan.
2. Pendidikan tentang pencegahan dan pemberantasan penyakit menular.
3. Pendidikan tentang makanan sehat dan hidup yang teratur.
4. Pendidikan tentang sikap yang baik dan kebiasaan –kebiasaan yang rapi.
5. Pendidikan tentang pencegahan kecelakaan.
Usaha Pemeliharaan kesehatan disekolah
Ä Pemeriksaan kesehatan perorangan dan lingkungan secara berkala.
1. Usaha pencegahan dan pemberantasan penyakit menular (vaksinasi dan sebagainya).
2. Usaha kesehatan gigi sekolah.
3. Mengirimkan anak-anak yang memerlukan perawatan khusus ke pihak yang lebih ahli.
4. PPPK dan pengobatan sederhana.
Kegiatan ekstrakulikuler dapat berwujud ;
 Lomba Poster
 Lomba Kebersihan Kelas
 Lomba Sekolah Sehat
 Lomba Mengarang Cerita sehat
 Lomba Cerdas cermat kesehatan
 Lomba Siswa Sehat
 Lomba Makanan Sehat
 Lomba Warung Sehat, dll

2.8 Tolak Ukur Keberhasilan UKS


a) Terhadap Gedung Sekolah dan Lingkungan
 Semua kamar mandi, Wc, Pekarangan sekolah bersih
 Tidak ada sampah
 Ada air bersih
 Ada alur panduan keselamatan jika terjadi kegawatdaruratan /kebakaran/ gempa/
sunami/ dsb berhubungan dengan lingkungan (Safety Line / assemble point / Safety
Point)
b) Terhadap Murid
 Sehat, tidak sakit-sakitan, bebas narkotika
 Absensi sakit menurun
 Pertumbuhan badan baik, tinggi dan berat badan seimbang dengan umur
 Mendapatkan imunisasi yang diperlukan

2.9 Ciri “SEKOLAH PROMOSI KESEHATAN”


Menurut WHO terdapat enam ciri-ciri utama dari suatu sekolah untuk dapat menjadi sekolah
yang mempromosikan/meningkatkan kesehatan, yaitu :
1. Melibatkan semua pihak yang berkaitan dengan masalah kesehatan sekolah yaitu
peserta didik, orangtua dan para tokoh masyarakat maupun organisasi-organisasi di
masyarakat
2. Berusaha keras untuk menciptakan lingkungan sehat dan aman, meliputi :
 Sanitasi dan air yang cukup
 Bebas dari segala macam bentuk kekerasan
 Bebas dari pengaruh negatif dan penyalahgunaan yang berbahaya
 Suasana yang memperdulikan pola asuh, rasa hormat dan saling percaya
 Pekarangan sekolah yang aman
 Dukungan masyarakat yang sepenuhnya
3. Memberikan pendidikan kesehatan sekolah dengan :
 Kurikulum yang mampu meningkatkan sikap dan perilaku peserta didik yang positif
terhadap kesehatan serta dapat mengembangkan berbagai ketrampilan hidup yang
mendukung kesehatan fisik, mental dan sosial
 Memperhatikan pentingnya pendidikan dan pelatihan untuk guru maupun orangtua
4. Memberikan akses untuk di laksanakannya pelayanan kesehatan di sekolah, yaitu :
 Penjaringan, diagnosa dini, imunisasi serta pengobatan sederhana
 Kerjasama dengan Puskesmas setempat
 Adanya program-program makanan bergizi dengan memperhatikan “keamanan”
makanan
5. Menerapkan kebijakan dan upaya di sekolah untuk mempromosikan dan meningkatkan
kesehatan, yaitu :
 Kebijakan yang di dukung oleh staf sekolah termasuk mewujudkan proses belajar
mengajar yang dapat menciptakan lingkungan psikososial yang sehat bagi seluruh
masyarakat sekolah
 Kebijakan-kebijakan dalam memberikan pelayanan yang adil untuk seluruh siswa
 Kebijakan-kebijakan dalam penggunaan rokok, penyalahgunaan narkoba termasuk
alkohol serta pencegahan segala bentuk kekerasan/pelecehan
6. Bekerja keras untuk ikut atau berperan serta meningkatkan kesehatan masyarakat,
dengan :
 Memperhatikan adanya masalah kesehatan masyarakat yang terjadi
 Berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan kesehatan masyarakat
Untuk itulah sekolah harus menjadi suatu “tempat” yang dapat meningkatkan/mempromosikan
derajat kesehatan peserta didiknya. Konsep inilah yang oleh Organisasi Kesehatan Dunia di
sebut dengan menciptakan “Health Promotion School” atau sekolah promosi kesehatan. Dapat
dikatakan program Usaha Kesehatan Sekolah dilaksanakan dengan baik pada sekolah
tersebut.
Pada dasarnya, setiapnya sekolah memiliki kemampuan dan kebutuhan yang berbeda-beda
sesuai situasi dan kondisinya masing-masing dalam mewujudkan “Sekolah Promosi
Kesehatan”. Namun yang terpenting adalah bagaimana ia dapat menggunakan “kekuatan
organisasinya” secara optimal untuk dapat meningkatkan kesehatan masyarakat sekolah.

2.10 Usaha Pokok UKS dalam Upaya Promosi kesehatan


Adapun usaha-usaha kesehatan sekolah yang dapat diterapkan dan di ciptakan di lingkungan
sekolah adalah ;
1. Menciptakan lingkungan sekolah yang sehat (healthful school living).
2. Pendidikan Kesehatan (Health Education).
3. Pemeliharaan dan pelayanan kesehatan di sekolah (health services in school)
Penjelasan Usaha Pokok UKS sbb ;
Menciptakan lingkungan sekolah yang sehat (healthful school living).
Aspek non-fisik (mental-sosial) : hub antara murid, guru, pegawai sekolah dan ortu murid)
Lingkungan mental-sosial yang sehat terjadi apabila hubungan yang harmonis, dan kondusif
diantara komponen masyarakat sekolah. Hubungan yang harmonis ini akan menjamin
terjadinya pertumbuhan dan perkembangan anak atau murid dengan baik, termasuk tumbuhnya
perilaku hidup sehat
Lingkungan fisik terdiri dari :
1) Bangunan sekolah dan lingkungannya yang terdiri dari:
 Letak sekolah tidak berdekatan dengan tempat-tempat umum atau keramaian misalnya
pasar, terminal, mall, dan sebagainya.
 Besar dan konstruksi gedung sekolah sesuai dengan jumlah murid yang ditampungnya.
 Tersedianya halaman sekolah dan kebun sekolah.
 Ventilasi memadai sehingga menjamin adanya sirkulasi udara disetiap ruang kelas.
 Penerangan atau pencahayaan harus cukup, utamanya dari sinar cahaya matahari
dapat masuk kesetiap ruang kelas.
 Sistem pembuangan air limbah maupun air hujan dijamin tidak menimbulkan genangan
(harus mengalir).
 Tersedianya tempat pembuangan sampah disetiap kelas, dan teras sekolah.
 Tersedianya kantin atau warung sekolah, sehingga kebersihan dan keamanan makanan
dapat diawasi.
 Tersedia air bersih yang memadai dan mudah didapat
 Tersedianya tempat pembuangan air besar atau air kecil (jamban sekolah) yang bersih
dan sehat.
2) Pemeliharaan kebersihan perorangan dan lingkungan:
Pemeliharaan kesehatan perorangan dan lingkungan merupakan faktor yang sangat penting
dalam menciptakan lingkungan kehidupan sekolah yang sehat.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam rangka pemeliharaan kebersihan perorangan (personal
hygiene), khususnya bagi murid-murid adalah:
 Kebersihan kulit, kuku, rambut, telinga, dan hidung.
 Kebersihan mulut dan gigi.
 Kebersihan dan kerapian pakaian.
 Memakai alas kaki (sepatu atau sandal).
 Cuci tangan sebelum memegang makanan, dan sebgainya.
Sedangkan kebersihan lingkungan yang perlu diperhatikan antara lain :
 Kebersihan perlengkapan sekolah (bangku, meja, dan alat sekolah yang lain).
 Kebersihan kaca, jendela, dan lantai.
 Kebersihan wc dan kamar kecil
 Kebersihan ruang kelas.
 Membuang sampah pada tempatnya.
 Membersihkan meludah tidak dismbarang tempat.
 Pemeliharaan taman atau kebun sekolah.
3) Keamanan umum sekolah dan lingkungannya.
 Adanya pagar sekolah, untuk mencegah atau mengurangi murid-murid keluar masuk
gedung sekolah, sehingga membahayakan keselamatannya.
 Halaman dan gang atau jalan masuk kesekolah mudah dilewati atau tidak becek
dimusim hujan, dan berdebu pada musim kemarau.
 Semua pintu dan jendela diatur sedemikian rupa sehingga membuka kearah luar.
 Adanya tanda lalu lintas khusus sebagai pemberitahuan kepada pemakai jalan agar
waspada dilingkungan sekolah (banyak anak berlari-larian).
 Tersedia P3K, dan tenaga atau guru yang terlatih dibidang P3K.
Pendidikan Kesehatan
Pendidikan kesehatan, khususnya bagi murid utamanya untuk menanamkan kebiasaan hidup
sehat agar dapat bertanggung jawab terhadap kesehatan diri sendiri serta lingkungannya serta
ikut aktif didalam usaha-usaha kesehatan.
Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan tahap-tahap:\
1. Memberikan pengetahuan tentang prinsip dasar hidup sehat.
2. Menimbulkan sikap dan perilaku hidup sehat.
3. Membentuk kebiasaan hidup sehat.
Hal-hal pokok sebagi materi dasar untuk menanamkan perilaku atau kebiasaan hidup sehat
adalah sebagai berikut:
1. Kebersihan perorangan (personal hygiene) dan kebersihan lingkungan, terutama
lingkungan sekolah.
2. Pencegahan dan pemberantasan penyakit menular, dengan cara:
 Hidup bersih.
 Imunisasi
 Pemberantasan nyamuk, kecoak, tikus, dan binatang lain yang dapat menularkan
penyakit.
 Cara penularan penyakit, dan sebagainya
3. Penyakit-penyakit tidak menular (penyebab dan pencegahannya)
4. Gizi
 Mengenal berbagai makanan bergizi.
 Nilai gizi pada makanan
 Memilih makanan yang bergizi
 Kebersihan makanan
 Penyakit-penyakit akibat kekurangan atau kelebihan gizi, dan sebagainya.
1. Pencegahan kecelakaan atau keamanan diri
2. Mengenal fasilitas kesehatan yang profesional, dan sebagainya.
Pemeliharaan pelayanan kesehatan disekolah
Karena sekolah adalah sebuah komunitas, meskipun interaksi efektif diantara anggota
komunitas hanya sekitar 6-8 jam, namun perlu adanya pemeliharaan kesehatan, khususnya
bagi murid-murid sekolah. Pemeliharaan kesehatan disekolah ini mencakup:
 Pemeriksaan kesehatan secara berkala, baik pemeriksaan umum atau khusus,
misalnya: gigi, paru-paru, kulit, gizi, dan sebagainya.
 Pemeriksaan dan pengawasan kebersihan lingkungan.
 Usaha-usaha pencegahan dan pemberantasan penyakit menular, antara lain dengan
imunisasi.
 Usaha perbaikan gizi.
 Usaha kesehatan gizi sekolah.
 Mengenal kelainan-kelainan yang mempengaruhi pertumbuhan jasmani, rohani, dan
sosial. Misalnya, penimbangan berat badan, dan pengukuran tinggi badan.
 Mengirimkan murid yang memerlukan perawatan khusus atau lanjutan ke puskesmas
atau rumah sakit.
 Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) dan pengobatan ringan

2.11 Kemitraan Dan Promosi Kesehatan Di Sekolah


1) Guru :
1. Melaksanakan pendidikan kesehatan kepada murid-muridnya, baik melalui mata ajaran
yang terstruktur dalam kurikulum, maupun dirancang khusus dalam rangka penyuluhan
kesehatan, misalnya, masalah imunisasi, penyakit HIV/AIDS, narkoba, dan sebagainya.
2. Memortitor pertumbuhan dan perkembangan anak-anak didik atau murid melalui
penimbangan berat badan secara berkala ataupun rutin tiap bulan.
3. Mengawasi adanya kelainan-kelainan yang mungkin terdapat pada murid, baik kelainan
fisik maupun kelainan non-fisik.
2) Petugas Kesehatan
1. Memberikan bimbingan kepada guru-guru
2. Menjalankan beberapa kegiatan pelayanan kesehatan di sekolah yang tidak dapat
dilakukan oleh guru, misalnya: imunisasi, pemeriksaan kesehatan, dan sebagainya.
3. Turut serta dalam pengawasan terhadap lingkungan sekolah yang sehat
4. Memberikan pelatihan-pelatihan dan bimbingan kepada guru-guru
5. Membantu sekolah dalam mengembangkan materi kesehatan dalam kurikulum Sekolah.
6. Menjalin kerja sama dengan sektor lain dan pihak-plhak lain dalam rangka
mengembangkan upaya kesehatan sekolah.
7. Menggerakkan masyarakat di sekitar sekolah dalam rangka upaya kesehatan sekolah.

3) Siswa / Siswi (Murid)


1. Mempraktikkan dan membiasakan hidup sehat sesuai dengan petunjuk panduan yang
diberikan oleh guru, di mana pun murid berada, baik di dalam sekolah, di dalam
keluarga, maupun di masyarakat.
2. Menjadi penghubung antara sekolah, keluarga dan masyarakat dalam menjalankan
kebiasaan-kebiasaan atau perilaku hidup sehat.
3. Menjadi contoh perilaku sehat bagi masyarakdt, khususnya anak-anak yang tidak
terjangkau oleh sekolah.

4) Orang Tua Siswa / Siswi (Murid)


1. Ikut serta dalam perencanaan dan penyelenggaraan program promosi kesehatan di
sekolah.
2. Menyesulkan diri dengan program kesehatan di sekolah dan berusaha untuk
mengetahui atau mempelajari apa yang diperoleh anaknya di sekoldh, dan mendorong
anaknya untuk mempraktikkan kebiasaan hidup sehat di rumah.
Jenis-jenis kegiatan yang dapat di lakukan pada UKS Program Promosi Kesehatan Sekolah,
adalah:
 Penyuluhan kelompok di kelas
 Penyuluhan perorangan (penyuluhan antar teman /peer group education)
 Pemutaran film/video
 Penyuluhan dengan media panggung boneka
 Penyuluhan dengan metode demonstrasi
 Pemasangan poster, Pembagian leaflet
 Kunjungan/wisata pendidikan
 Kunjungan rumah
 Lomba kebersihan kelas, Lomba kebersihan perorangan/murid
 Lomba membuat poster, Lomba menggambar lingkungan sehat
 Lomba cepat tepat
 Kegiatan pemeliharaan dan membersihkan jamban sekolah
 Penyuluhan terhadap warung sekolah, pedagang sekitar sekolah
 Kegiatan penghijauan di sekitar sumber air
 Pelatihan guru UKS
 Pelatihan siswa/kader UKS
KANTIN SEKOLAH SEHAT

Kata-kata kantin berasal dari bahasa belanda yaitu “kantine” yang artinya sebuah
ruangan dalam gedung umum yang digunakan untuk makan, baik makanan bawa sendiri dari
rumah maupun makanan dari membeli di tempat itu. Namun untuk membuat kantin tidak boleh
asal-asalan membuat ruangan untuk makan dan berjualan makanan. Membuat kantin haruslah
mengikuti prosedur kebersihan baik kebersihan pengolahan makanan, penyimpanan makanan,
dan kebersihan tempat makan. Makanan yang disediakan kantin harus halal. Jenis-jenis
makanan yang disediakanpun harus minimal memenuhi gizi yang seimbang.
Kini kantin hampir selalu ada di setiap sekolah. Biasanya kantin menjadi tempat
berkumpulnya para murid. Ramainya kantin kadang disebabkan oleh suara siswa yang saling
bercengkrama atau ngobrol. Disamping untuk membeli makanan, kantin juga berguna untuk
sosialisasi bagi para siswa.
Keberadaan kantin sekolah disamping tempat untuk mencari makanan bagi para siswa
lebih dari itu juga menjadi tempat pembelajaran bagi para siswa tentang kebiasaan hidup
bersih. Memberi pembelajaran bagaimana pentingnya ruangan yang cukup cahaya dan tidak
lembab. Bagaimana mengatur tata ruang, memisahkan antara tempat makan dan tempat buang
air besar, antara sumber air bersih dan WC.
Berikut ini syarat-syarat sebuah kantin sekolah menurut konsep Usaha Kesehatan
Sekolah (UKS):

Syarat Kantin UKS di Sekolah:


1. BERSIH
1. Kantin sekolah harus bersih,
2. Tempat yang bersih dan tertutup untuk pengolahan dan persiapan penyajian makanan.
3. Mempunyai tempat penyimpanan bahan makanan dan peralatan makan yang bebas
dari serangga dan hewan pengerat.
4. Mempunyai tempat pembuangan sampah padat, cair dan gas.
5. Ada tempat khusus penyimpanan bahan bukan pangan (sabun cuci piring, cairan anti
serangga) yang
6. Terpisah dari tempat penyimpanan bahan pangan.
7. Tidak beruhubungan langsung dengan WC/Toilet dan berjarak kurang lebih 20 m dari
TPS
8. Tidak ditemukan lalat dan serangga lainnya
9. Tidak ada sarang laba-laba dan debu
10. Peralatan makan dan masak tersusun rapih dan mudah dibersihkan
11. Ruangan kantin rapih dan bersih
12. Fasilitas dan perlengkapan kantin bersih dan rapih
13. Seluruh makanan yang disediakan tertutup atau terbungkus
14. Alat makan dan minum dicuci dengan air yang mengalir dan pakai sabun
15. Alat perlengkapan makan dan minum setelah dicuci dikeringkan dengan ditiriskan di rak
16. Cuci tangan menggunakan air mengalir dan sabun
17. Ada tempat sampah yang tertutup
18. Kasir berada di tempat khusus, minimal orang yang bertugas di kasir tidak bertugas
menyiapkan makanan karena kuman penyakit dapat tersebar ke makanan melalui
tangan yang habis memegang uang.
19. Alat- alat dari Bahan yang mudah dibersikan,tidak berbahaya & tidak luntur

2. TIDAK LEMBAB / CUKUP CAHAYA


1. Luas ventilasi lebih dari 20% dari luas ruangan kantin
2. Pencahayaan terang alami atau dengan bantuan lampu

3. ADA AIR BERSIH


1. Saluran pembuangan air lancar dan selalu bersih tidak ada kotoran air yang
menggenang. Kantin sehat harus mempunyai suplai air bersih yang cukup, baik untuk
kebutuhan pengolahan maupun untuk kebutuhan pencucian dan pembersihan.
2. Sumber air dapat diperoleh dari PAM maupun dari air tanah (sumur).
3. Air yang akan digunakan memasak dan disimpan dalam ember, harus menggunakan
gayung bertangkai panjang untuk mengeluarkan air dari ember/wadah air, jangan
mengotori air dengan mencelupkan tangan ke dalam ember/wadah air.
4. Ember/wadah air harus selalu tertutup. Syarat-syarat air yang digunakan adalah air
harus bebas dari mikroba dan bahan kimia yang dapat membahayakan kesehatan
seseorang, tidak berwarna dan berbau, memenuhi persyaratan kualitas air bersih dan
atau air minum dan untuk air yang akan digunakan untuk memasak atau mencuci bahan
pangan harus memenuhi persyaratan bahan baku air minum.

4. CUKUP POSTER, LEAFLET


Pada kantin sekolah dianjurkan terdapat poster-poster mengajarkan kepada hidup bersih dan
sehat. Misalnya tulisan “jagalah kebersihan”, “Cuci tangan Sebelum dan sesudah makan”, dan
lain sebagainya.

5. KANTIN SEKOLAH HARUS MENJUAL MAKAN YANG SEHAT DAN BERGIZI


1. Setiap menu makanan yang disajikan banyak mengandung karbohidrat, protein, vitamin
dan mineral
2. Makanan pabrikan berkemasan tidak rusak, berlebel ijin BPOM/depkes dan tidak
kadaluarsa.
3. Makanan dan minuman yang disajikan tidak mengandung zat warna yang dilarang,
bersoda dan pemanis yang lengket.
4. Kantin selalu diawasi diantaranya oleh TP.PKK, Ibu Dharmawanita, Guru pelaksana
UKS, KKR atau Dokcil.
5. Pastikan juga jajanan kemasan yang dijual di kantin belum kadaluarsa dan sudah lolos
sertifikasi BPOM.
6. Penyaji/pengelola kantin tidak sedang sakit, selalu rapih, bersih, menggunakan tutup
kepala dan selalu menggunakan alat saat menjamah makanan.
7. Terdapat jadwal daftar menu penyajian di setiap hari dan ada surat keterangan
kesehatan kantin dari Dinkes/PKM/BPOM.
6. JAUH KM / WC, TPA
Tidak beruhubungan langsung dengan WC/Toilet dan berjarak kurang lebih 20 m dari TPS

IMUNISASI ANAK SEKOLAH


Bias adalah bulan dimana seluruh kegiatan imunisasi dilaksanakan di seluruh Indonesia yang
perencanaannya dilakukan pada tanggal 14 Nopember 1997 oleh Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan, Menteri Dalam Negeri, Menteri Agama dan Menteri Kesehatan.
Imunisasi dalah pemberian vaksin dengan tujuan agar mendapatkan perlindungan (kekebalan)
dari penyakit infeksi yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I).
Tujuan pelaksanaan BIAS adalah mempertahankan Eleminasi Tetanus Neonaturum,
pengendalian penyakit Difteri dan penyakit Campak dalam jangka panjang melalui imunisasi
DT, TT dan Campak pada anak sekolah.
Imunisasi yang diberikan pada BIAS ada tiga jenis yaitu:
1. Campak pada anak kelas I
2. DT pada anak kelas I
3. Td pada anak kelas II dan III
Campak
Sering disebut Tampek (Betawi), Gabagan (Jawa), Madewa (Bali), Mazelen (Belanda), Maesles
(Inggris) dan Morbili (Latin) adalah penyakit yang sangat berbahaya untuk bayi dan anak karena
sering disertai komplikasi bronchopneumonia yang banyak menyebabkan kematian pada bayi
dan anak.
Bahaya penyakit campak adalah panas tinggi, radang mulut dan tenggorokan, diare, radang
otak, gizi memburuk, radang paru.
Cara penularannya secara kontak langsung dan melalui pernafasan penderita. Siswa yang
terkena campak sebaiknya tidak diijinkan sekolah sampai sembuh agar tidak terkaji penularan
ke teman-temannya.
Pencegahannya dengan pemberian imunisasi Campak pada waktu bayi (9 bulan) dan diulang
(booster) kembali pada waktu kelas I SD untuk menambah kekebalan seumur hidup.
DT / Td
Difteri adalah radang tenggorokan yang sangat berbahaya dapat menyebabkan kematian anak
hanya dalam beberapa hari saja.
Tetanus adalah penyakit kejang otot seluruh tubuh dengan mulut terkancing tidak bisa dibuka
Cara penularan Difteri melalui percikan-percikan ludah penderita waktu batuk dan bersin,
melalui sapu tangan, handuk dan alat-alat makanan yang dicemari kuman-kuman penyakit.
Sedangkan Tetanus penuralannya melaui tali pusat karena pertolongan persalinan yang tidak
bersih/steril, melalui luka (tertusuk paku, beling).
Difteri: kerusakan jantung, pernafasan tersumbat
Tetanus: mulut terkancing, kaku, kejang, radang paru
Pencegahannya dengan imunisasi DPT pada saat bayi dan Imunisasi DT pada kelas I SD serta
Imunisasi TT pada kelas II dan III sebagai ulangan (booster) untuk menambah kekebalan
seumur hidup.
Tetanus adalah penyakit kejang otot seluruh tubuh dengan mulut terkancing tidak bisa dibuka.
Cara penularan Tetanus melalui tali pusat karena pertolongan persalinan yang tidak
bersih/steril, melalui luka (tertusuk paku, beling).
Bahayanya: mulut terkancing, kaku, kejang, dan radang paru
Pencegahannya dengan pemberian imunisasi DPT pada bayi, DT pada kelas I, TT pada kelas
II dan III SD sebagai ulangan (booster) untuk menambah kekebalan seumur hidup dan
imunisasi TT pada wanita usia subur (WUS) 15-39 tahun/Ibu hamil sampai dengan status T5.
BIAS dilaksanakan 2 kali setahun yaitu pada :
1. Bulan Oktober untuk pemberian imunisasi Campak pada anak kelas I
2. Bulan Nopember untuk pemberian imunisasi DT pada anak kelas I, Td pada anak kelas II
dan III.
BIAS dilaksanakan di seluruh Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) negeri dan
swasta, Institusi pendidikan setara SD lainnya (Pondok Pesantren, Seminari, SDLB).
Sasaran kegiatan BIAS adalah seluruh anak Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI)
negeri dan swasta, Institusi pendidikan setara SD lainnya (Pondok Pesantren, seminari, SDLB)
laki-laki dan perempuan.
Untuk anak yang tidak sekolah pada pelaksanaan BIAS agar diajak ke Puskesmas terdekat
untuk mendapatkan imunisasi, sedangkan untuk anak yang sakit pemberian imunisasi ditunda
dan apabila sembuh agar diajak ke puskesmas terdekat untuk diimunisasi.
Jadwal Imunisasi Anak Sekolah (BIAS)

Bulan
Kelas
Oktober Nopember
I Campak DT –
II – – Td
III – – Td

PENJARINGAN KESEHATAN ANAK SEKOLAH

Penjaringan kesehatan merupakan serangkaian kegiatan yang meliputi pemeriksaan fisik,


Laboratorium, Penyimpangan Mental emosional, serta kesegaran jasmani. Rangkaian
pemerikasaan tersebut seharusnya dilaksanakan seluruhnya, namun dalam pelaksanannya
dapata disesuaikan dengan kemampuan dan kondisi wilayah setempat.
Penjaringan kesehatan peserta didik meliputi :
1. Pemeriksaan Keadaan Umum
Penilaian keadaan umum peserta didik untuk menilai keadaan fisik secara umum
2. Pengukuran Tekanan darah dan denyut nadi
Pengukuran dilakukan untuk mengetahui tekanan darah, denyut nadi dan mengetahui
secara dini kelainan jantung
3. Penilaian status gizi
Untuk mengetahui adanya kelainan Kurang Energi Proteni, Vitamin A, Anemia gizi besi dan
Yodium ( GAKY)
4. Pemeriksaan gigi dan mulut

Untuk mengetahui keadaan kesehatan gigi dan mulut peserta didik dan menentukan
prioritas sasaran.
5. Pemerikasaan indera ( Penglihatan dan pendengaran )
Mengetahui tajam penglihatan dan pendengan serta kelainan organic pada anak dalam
upaya pencegahan
6. Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan laboran yang dilakukan adalah pemeriksaan faeces pada anak untuk
mengetahuai ada tidaknya infeksi cacing
7. Pengukuran kesegaran jasmani
Untuk mengukur dan menentukan kesanggupan atau kemampuan tubuh untuk melakukan
kegiatan sehari hari.
8. Deteksi dini penyimpangan mental emosional
Untuk mendeteksi secara dini adanya penyimpangan / masalah mental emosional, agar
dapat segera dilakukan tindakan intervensi

Anda mungkin juga menyukai