Anda di halaman 1dari 86

MODUL

PELATIHAN MUATAN LOKAL


PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP (PLH)
SEKOLAH DASAR

BALAI PENGEMBANGAN PENDIDIKAN TENAGA KEPENDIDIKAN UMUM


DAN KEJURUAN (BPPTKUK)

DINAS PROVINSI JAWA BARAT


2016

1
Kata Pengantar

Salah satu masalah pendidikan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia


adalah masih rendahnya pemahaman guru terhadap kurikulum berwawasan lingkungan hidup
yang diduga memiliki kontribusi signifikan terhadap rendahnya mutu pendidikan diIndonesia.
Oleh karena itu berbagai kegiatan telah dilakukan dalam upaya peningkatan mutu guru, yang
salah satunya berbentuk pelatihan kurikulum berwawasan lingkungan hidup. Namun setelah
dikaji pelatihan kurikulum berwawasan lingkungan hidup yang selama ini dilakukan ternyata
parsial dan belum mendasarkan pada kompetensi guru secara utuh sesuai dengan tugas dan
fungsinya. Hal itu dapat terlihat dari banyak dan bergamnya jenis pelatihan guru yang
seringkali tidak berkaitan dengan kurikulum berwawasan lingkungan hidup atau sebaliknya
saling tumpang tindih.

Dinas Pendidikan dan Tim Pengembang Kurikulum berwawasan lingkungan hidup Provinsi
Jawa Barat telah menyusun dan mengembangkan Modul Pelatihan Kurikulum berwawasan
lingkungan hidup bagi guru SD. Materi pelatihan dirancang atas dasar kompetensi yang
seharusnya dikuasai oleh guru SD. Dengan cara ini materi pelatihan dapat memenuhi
kompetensi yang seharusnya dikuasai guru, tetapi juga tidak “berlebih” atau keluar dari
kompetensi tersebut. Dengan demikian rancangan pelatihan kurikulum berwawasan
lingkungan hidup disusun secara sistematik, utuh, komprehensif dan runtut sesuai dengan
profil kompetensi yang diperlukan oleh guru SD.

Kepada semua pihak yang telah membantu penyusunan modul pelatihan ini Dinas Pendidikan
dan Tim Pengembang Kurikulum berwawasan lingkungan hidup provinsi Jawa Barat
mengucapkan terima kasih. Kritik dan saran bagi penyempurnaan modul ini sangat
diharapkan dan dapat disampaikan ke Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat, Jl. Rajiman 6
Bandung.

Bandung, April 2016

2
Halaman
Kata Pengantar
Daftar Isi
Gambaran Umum Struktur Materi Pelatihan
Modul 1 Analisis Kebijakan Implementasi Kurikulum Berwawasan Lingkungan
Hidup
Modul 2 Manajemen Implementasi Lingkungan Hidup (Program Citarum Bestari)
Di Satuan Pendidikan
A.Perencanaan Implementasi Program Lingkungan Hidup (Program
Citarum Bestari)
B. Pelaksanaan Pendidikan Lingkungan Hidup (Program Citarum
Bestari)
C. Pengawasan Implementasi Program Lingkungan Hidup (Program
Citarum Bestari)
D.Penilaian Implementasi Program Lingkungan Hidup (Program Citarum
Bestari)
Modul 3 Masalah Lingkungan dan Kehidupan
A.Pengantar Tinjauan tentang Masalah Lingkungan
1. Pengertian Lingkungan secara Global
2. Keterkaitan Manusia dengan Lingkungan
3. Dampak Lingkungan terhadap Kehidupan Manusia dan Dampak
aktivitas Manusia terhadap Lingkungan
B. Pemanasan Global
1. Apa benar bumi makin panas?
2. Apakah pemanasan global itu?
3. Fenomena alam terkait adanya pemanasan global
4. Posisi Indonesia dalam fenomena alam
5. Apa yang harus dilakukan?
C. Pengelolaan Sampah
1. Bersahabat dengan sampah
2. Peran serta masyarakat
3. Teknik pengomposan
4. Membuat kertas daur ulang
D.Air
1. Air sumber kehidupan
2. Seluk beluk air
3. Siklus air di bumi
4. Bagaimana menjaga air?
5. Bersahabat dengan air
E. Penghijauan
1. Pengertian, pengenalan jenis tanaman, fungsinya di bumi untuk
lingkungan
2. Pembenihan,
3. Persiapan pembibitan
4. Pelaksanaan pembibitan
3
5. Pemeliharaan
F. Perilaku Hidup Bersih dan sehat (PHBS)
1. Pola Hidup Bersih dan Sehat
2. Membuat Papan atau Slogan Hidup Bersih dan Sehat
3. Membuat Miniatur Rumah Sehat
4. Menghias Kelas dengan Hasil Karya Kelompok
G. Program Citarum Bestari
Modul 4 Pembelajaran Berwawasan Lingkungan
1. Langkah-langkah Saintifik, Pengembangan Model dan Inovasi
Pembelajaran Berwawasan Lingkungan Hidup dan Penilaian Proses /
Hasil Belajar
2. Permainan dalam Pembelajaran Berwawasan Lingkungan
Modul 5 Rancangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran berwawasan Lingkungan
Hidup
DAFTAR PUSTAKA

4
Pengantar Umum Program Pelatihan

Pendekatan Pelatihan Apa yang Digunakan di dalam Modul?

Modul ini menggunakan pendekatan berbagai macam metode pembelajaran interaktif. Cara
ini dilakukan tidak hanya untuk memotivasi peserta dalam mengikuti pelatihan, namun juga
untuk memberikan kesempatan kepada peserta untuk mengalami langsung berbagai metode
pembelajaran yang dapat digunakan oleh guru di dalam kelas. Untuk menyusun pembelajaran
di tiap sesi, modul ini menggunakan kerangka sederhana yang disebut ICARE. Sistem ICARE
meliputi lima unsur kunci dari pengalaman pembelajaran yaitu Introduction, Connection,
Application, Reflectionion, dan Extension.

Kerangka ICARE dijelaskan secara terperinci di bawah ini.

(1) Introduction
Pada tahap ini, fasilitator menanamkan pemahaman tentang isi dari pelajaran/sesi kepada para
peserta. Bagian ini harus berisi penjelasan tujuan yang akan dicapai pada sesi ini. Tahap
Introduction (pendahuluan) harus singkat dan sederhana sehingga tidak banyak menghabiskan
waktu. Pada tahap ini juga fasilitator harus berusaha untuk memfokuskan perhatian dan
membangkitkan minat peserta untuk mengikuti sesi ini dengan bersemangat.

(2) Connection
Sebagian besar pembelajaran merupakan rangkaian proses kegiatan yang berkesinambungan.
Oleh karena itu, pembelajaran yang baik perlu dimulai dari hal yang sudah diketahui peserta
atau dimulai dari kemampuan awalnya. Pada tahap ini, fasilitator sebaiknya menghubungkan
pengetahuan yang baru dengan pengetahuan yang sudah dimiliki peserta dan proses ini
disebut dengan schemata. Untuk hal ini, fasilitator dapat melakukan brainstorming yang
sederhana. Sesudah itu, fasilitator dapat melanjutkan dengan memberikan presentasi atau
penjelasan. Akan tetapi, perlu diingat bahwa presentasi yang dilakukan harus
memperhitungkan waktu.

(3) Application
Tahap ini adalah bagian yang paling penting dalam proses pembelajaran. Setelah peserta
memperoleh informasi atau kecakapan baru melalui tahap Connection, mereka perlu diberi
kesempatan untuk mempraktikkan dan menerapkan pengetahuan serta kecakapan tersebut
secara individual berpasangan atau dalam kelompok. Bagian application harus mendapatkan
porsi waktu yang paling lama. Pada saat peserta bekerja fasilitator melakukan mentoring.

(4) Reflection
Pada tahap ini peserta diberi kesempatan untuk merefleksikan hal yang telah mereka pelajari.
Tugas fasilitator adalah menilai sejauh mana keberhasilan pembelajaran. Kegiatan refleksi
dapat dilakukan secara individual, berpasangan ataupun kelompok. Fasilitator dapat meminta
peserta untuk melakukan presentasi atau menjelaskan hal yang telah mereka pelajari secara
lisan. Mereka juga dapat melakukan kegiatan penulisan mandiri di mana peserta menulis
sebuah ringkasan dari hasil pembelajaran. Refleksi ini juga bisa berbentuk kuis singkat di
mana fasilitator memberi pertanyaan berdasarkan isi pelajaran/sesi. Poin penting untuk diingat
dalam refleksi adalah bahwa fasilitator perlu menyediakan kesempatan bagi para peserta
untuk mengungkapkan hal yang telah mereka pelajari.

5
(5) Extension
Extension adalah tahap kegiatan di mana fasilitator menyiapkan kegiatan yang dapat
dilakukan peserta setelah pelajaran/sesi berakhir, yang bertujuan untuk memperkuat dan
memperluas pemahaman peserta tentang materi pembelajaran. Di sekolah, kegiatan extension
biasanya disebut dengan pekerjaan rumah (PR). Kegiatan Extension dapat meliputi
penyediaan bahan bacaan tambahan, tugas penelitian, atau latihan.

Bagaimana Modul ini Disusun?


Modul ini disusun secara khusus karena alasan tertentu. Sesisesi yang dimasukkan dalam
modul semuanya menggunakan tata letak dan pendekatan yang sama dalam pengaturan proses
per sesi, sehingga peserta dapat mengetahui bagaimana cara menggunakannya. Setiap sesi
berisi hal-hal sebagai berikut:

Judul Sesi
Judul ditulis dalam bentuk kalimat tanya. Pertanyaan merujuk langsung pada isi sesi dan pada
akhir sesi, para peseta harus dapat menjawab pertanyaan tersebut.

Pendahuluan
Bagian pendahuluan sesi akan menjelaskan informasi latar belakang tentang isi sesi dan
alasan mengapa bahan ini dimasukkan ke dalam modul.

Tujuan
Bagian ini menjelaskan tujuan sesi dan hal yang harus dikuasai peserta pada akhir sesi. Ini
akan menunjukkan kepada peserta bagaimana keterkaitan hasil belajar dengan peraturan
perundangan bidang pendidikan dan standar nasional pendidikan.

Pertanyaan Kunci
Pertanyaan kunci berkaitan dengan hasil belajar pada masing-masing sesi. Pertanyaan itu
harus disampaikan kepada peserta pada awal sesi

Catatan untuk Fasilitator


Bagian ini menyajikan gagasan dan petunjuk kepada fasilitator untuk menyiapkan dan
menyampaikan materi dalam sesi. Fasilitator seharusnya membaca catatan ini secara cermat
bahkan sebelum mulai merencanakan pelaksanaan sesi tersebut. Penjelasan itu akan
membantu fasilitator untuk memastikan sesi tersebut berhasil dan peserta mempelajari apa
yang telah ditetapkan.

Sumber dan Bahan


Bagian ini berisi daftar barang-barang yang diperlukan untuk melaksanakan sesi tersebut.
Persiapkan barang-barang tersebut sebelum melaksanakan sesi tersebut.

Waktu
Bagian ini memberitahukan batas waktu minimal yang diperlukan untuk melaksanakan sesi
tersebut. Ingatlah bahwa ini adalah batas minimal.

Ringkasan Sesi

Introduction Connection Application Reflection Extension


5 menit 20 menit 45 menit 10 menit 5 menit
6
Bagian ini berisi ringkasan dalam bentuk bagan alur tentang bagaimana sesi tersebut berjalan.
Bagian ini dibagi dalam tahap-tahap ICARE.

Energizer
Bagian ini berisi ide-ide bagaimana fasilitator dapat menyegarkan peserta sepanjang
pelatihan. Semua energizer berhubungan dengan tema dari sesi tersebut namun tidak menyatu
dengan sesi tersebut sehingga tidak wajib untuk dilakukan.

Rincian Langkah-Langkah Kegiatan


Bagian ini berisi petunjuk secara bertahap dalam melaksanakan semua kegiatan pada sesi
tersebut. Langkah-langkah tersebut dibagi dalam kerangka ICARE yang digambarkan dan
dijelaskan secara terperinci pada bagian yang berikutnya. Ikuti langkah-langkah tersebut
sebagaimana dituliskan dalam modul.

Catatan Fasilitator
Kotak ini berisi informasi khusus hanya untuk fasilitator. Pada kotak ini, fasilitator
akan menemukan saran-saran bagaimana menyelesaikan kegiatan-kegiatan, ide untuk
menyediakan masukan bagi peserta, rekomendasi bagaimana menyimpulkan sebuah
diskusi, dan informasi utama yang anda perlu digunakan sebelum menyiapkan
presentasi. Baca informasi dalam kotak ini dengan cermat.

Pesan Utama
Bagian ini berisi ringkasan sesi yang dengan singkat menyebutkan pokok utama yang
seharusnya sudah dikuasai oleh peserta dari sesi tersebut. Fasilitator sebaiknya memberikan
pesan utama ini kepada peserta setelah mereka menyerahkan ringkasan mereka.

Handout untuk Peserta


Handout adalah alat pembelajaran yang dapat digunakan para peserta untuk membantu
mereka menyelesaikan beberapa kegiatan di sesi tersebut. Handout ini terdapat pada akhir tiap
sesi dan perlu difotokopi sebelum pelatihan.

7
Modul
ANALISIS KEBIJAKAN IMPLEMENTASI KURIKULUM
BERWAWASAN LINGKUNGAN HIDUP

Pendahuluan

Kurikulum berwawasan lingkungan hidup merupakan salah satu unsur yang memberikan
kontribusi untuk mewujudkan proses berkembangnya kualitas potensi peserta didik tersebut.
Kurikulum berwawasan lingkungan hidup dikembangkan berbasis pada kompetensi sangat
diperlukan sebagai instrumen untuk mengarahkan peserta didik menjadi: (1) manusia
berkualitas yang mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah; (2)
manusia terdidik yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri; dan (3) warga negara yang demokratis, bertanggung
jawab.
Pada materi pelatihan ini Anda mempelajari konsep Kurikulum berwawasan lingkungan
hidup yang meliputi KI, KD.

Kompetensi yang dicapai


1. Mengidentifikasi kompetensi yang terkait dengan KI dan KD berwawasan lingkungan
hidup
2. Membandingkan KI dan KD yang terdapat pada kurikulum 2006 dan 2013

Tujuan
Secara khusus setelah mengikuti sesi ini peserta diharapkan mampu :
memahami secara utuh analisis kebijakan yang terkait dengan Kompetensi Inti (KI) dan
Kommpetensi Dasar (KD) berwawasan lingkungan hidup

Pertanyaan Kunci
No Pertanyaan Jawaban

1. Mengapa perlu adanya


pengembangan kurikulum
berwawasan lingkungan
hidup?
2 Bandingkan KI dan KD pada
kurikulum 2006 dan 2013
Catatan Fasilitator

Sesi ini merupakan sesi pengantar untuk modul ini. Maka sepanjang sesi ini
fasilitator perlu untuk memastikan bahwa peserta memahami kompetensi
kurikulum berwawasan lingkungan hidup berkaitan dengan KI dan KD.
Lakukan aktivitas seperti brainstorming untuk memaksimalkan pemahaman
peserta.

8
Alat dan Bahan
• Flipchart
• Kertas Plano
• Spidol
• Projektor
• Ice Breaker
• Soft Copy Kebijakan
• Hand out 1.1.

Waktu
Sesi ini berlangsung selama 90 menit. Fasilitator dapat mengikuti urutan waktu yang
ditetapkan secara fleksibel.

Ringkasan Sesi

I C A R E
Introduction Connection Aplication Reflection Extension
5 menit 20 menit 45 menit 10 menit 10 menit
Pada awal sesi Fasilitator Bekerja dalam Menanyakan Fasilitator
ini fasilitator melakukan kelompok kepada peserta memberikan
dapat brainstorming untuk mengenai tugas mandiri
mengawali tentang mendiskusikan ketercapaian kepada peserta
dengan ice kompetensi handout 1.1 tujuan sesi ini.
breaker. terkait dan Memberikan
Menjelaskan implementasi dilanjutkan kesempatan
latar belakang, kurikulum dengan kepada peserta
tujuan, berwawasan presentasi yang ingin
dan hasil lingkungan masing-masing menyampaikan
belajar, serta hidup. kelompok pertanyaan atau
pertanyaan tanggapan.
kunci

Rincian Langkah – langkah Kegiatan

Introduction (5 menit)
1. Pada awal sesi satu ini fasilitator melakukan ice breaker.
2. Fasilitator menyampaikan tujuan, hasil belajar dan pertanyaan kunci. menjelaskan
indikator keberhasilan jika peserta telah mampu menjawab pertanyaan kunci.
3. Menyampaikan beberapa poin utama yang terdapat dalam pendahuluan sesi ini.

Connection (20 menit)


Fasilitator melakukan brainstorming tentang regulasi terkait implementasi kurikulum
berwawasan lingkungan hidup

9
Application (45 menit)
1. Fasilitator membagi peserta menjadi 5 kelompok
2. Mintalah kepada setiap kelompok untuk mendiskusikan hand out 1.1
3. Minta kepada para peserta untuk menuliskan hasil diskusi kelompok pada kertas plano
atau flipchart.
4. Setiap kelompok menempelkan kertas plano tersebut pada dinding/ tempat yang
disediakan.
5. Minta kepada setiap wakil kelompok maju ke depan untuk mempresentasikan hasil
diskusinya di depan kelompok lain kurang lebih 5 menit.
6. Beri kesempatan kepada kelompok lain menanggapi.
7. Fasilitator memberikan umpan balik dan penegasan tentang: Regulasi terkait implementasi
kurikulum berwawasan lingkungan hidup.

Reflection (10 menit)


Menanyakan kepada peserta mengenai ketercapaian tujuan sesi ini. Memberikan kesempatan
kepada peserta yang ingin menyampaikan pertanyaan

Extension (5 menit)
Di luar sesi, peserta diminta mempelajari kembali semua materi yang ada di handout.

PESAN KUNCI
Pada dasarnya pengembangan kompetensi Kurikulum 2006 dan 2013 berwawasan lingkungan
hidup mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu.

Ice Breaker ini bertujuan untuk mendapatkan motivasi diri.

Misalnya game perkenalan diri dengan langkah-langkah berikut :


1. Bagikan kertas snow ball kepada setiap peserta yang berisi tulisan Kurikulum 2006 dan
Kurikulum 2013
2. Biarkan peserta untuk membuat kelompok sesuai dengan isi kertas yang didapatnya
(Kelompok Kurikulum 2006 dan Kelompok Kurikulum 2013)
3. Masing-masing kelompok diminta menyiapkan yel-yel.
4. Masing-masing kelompok menuliskan perbedaan kedua kurikulum dalam kertas yang
sudah disediakan dengan waktu yang ditetapkan oleh fasilitator (misalnya 10 menit untuk
menuliskan)
5. Juru bicara pada masing-masing kelompok membacakan hasil yang dibuat.

10
Hand Out 1
ANALISIS KEBIJAKAN IMPLEMENTASI KURIKULUM
BERWAWASAN LINGKUNGAN HIDUP

A. Rasional Pengembangan Kurikulum 2013 terhadap Wawasan Lingkungan Hidup


Pengembangan kompetensi kurikulum berwawasan lingkungan hidup meliputi sikap,
pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu.
Pengembangan kurikulum berwawasan lingkungan hidup perlu dilakukan karena adanya
berbagai tantangan yang dihadapi, baik tantangan internal maupun tantangan eksternal,
penyempurnaan pola pikir, penguatan tata kelola kurikulum berwawasan lingkungan hidup,
pendalaman dan perluasan materi.
1. Tantangan Internal
Perkembangan penduduk Indonesia dilihat dari pertumbuhan penduduk usia produktif.
SDM usia produktif yang melimpah apabila memiliki kompetensi akan menjadi modal
pembangunan yang luar biasa besarnya. Namun, apabila tidak memiliki kompetensi dan
keterampilan tentunya akan menjadi beban pembangunan.
2. Tantangan Eksternal
Tantangan eksternal yang dihadapi dunia pendidikan antara lain berkaitan dengan
tantangan masa depan, kompetensi yang diperlukan di masa depan, persepsi masyarakat,
perkembangan pengetahuan dan pedagogi, serta berbagai fenomena negatif yang
mengemuka.

Untuk mengaitkan sesi sebelumnya ke sesi selanjutnya dapat dilakukan


aktifitas berikut.

“Pendekatan saintifik melalui mengamati,menanya, mengumpulkan data,


mengasosiasi dan mengomunikasikan dapat menjadikan pembelajaran lebih
bermakna”.

LK 1.1.

Bandingkan kompetensi kurikulum berwawasan lingkungan hidup terkait KI dan KD pada


tabel berikut :
No. Kurikulum 2006 yang Kurikulum 2013 yang Berwawasan
Berwawasan Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup

11
Modul

MANAJEMEN IMPLEMENTASI LINGKUNGAN HIDUP


(PROGRAM CITARUM BESTARI ) DI SATUAN PENDIDIKAN

Pendahuluan

Kompetensi manajerial merupakan kompetensi yang harus dimiliki seorang kepala


sekolah dalam mewujudkan setiap program sekolah. Termasuk di dalamnya dalam mengelola
kegiatan kurikulum yang berwawasan lingkungan hidup. Lebih jauh terukur dalam
implementasinya. Ruang lingkup kurikulum yang berwawasan lingkungan hidup lebih
ditekankan kepada Program Citarum Bestari. Adapun langkah-langkah manajerial untuk
implementasi kurikulum lingkungan hidup meliputi kegiatan pể rencanaan, pelaksanaan,
evaluasi dan pengawasan.

Kompetensi yang dicapai

1. Memahami konsep manajemen implementasi lingkungan hidup (Program Citarum


Bestari) di satuan pendidikan
2. Menyusun rancangan perencanaan Implementasi Program Citarum Bestari dalam
program sekolah
3. Memahami strategi dalam Implementasi Program Citarum Bestari secara efektif dan
efisien

Tujuan

Secara khusus setelah mengikuti sesi ini peserta diharapkan mampu :


1. Memahami konsep manajemen implementasi lingkungan hidup (Program Citarum
Bestari) di satuan pendidikan
2. Menyusun rancangan perencanaan Implementasi Program Citarum Bestari dalam
program sekolah
3. Memahami straegi dalam Implementasi Program Citarum Bestari secara efektif dan
efesien

Pertanyaan Kunci

No Pertanyaan Jawaban

1. Mengapa perlu memahami konsep


manajemen implementasi lingkungan
hidup (Program Citarum Bestari) di
satuan pendidikan?

12
No Pertanyaan Jawaban

2 Bagaimana menyusun rancangan


perencanaan Implementasi Program
Citarum Bestari dalam program
sekolah?
3 Bagaimana menyusun strategi dalam
Implementasi Program Citarum Bestari
secara efektif dan efesien

Catatan Fasilitator

Sesi ini merupakan sesi pengantar untuk modul ini. Maka sepanjang sesi ini
Fasilitator perlu untuk memastikan bahwa peserta memahami manajemen
implementasi lingkungan hidup (Program Citarum Bestari) di satuan pendidikan.
Lakukan aktivitas seperti brainstorming untuk memaksimalkan pemahaman
mereka.

Alat dan Bahan


• Flipchart/Kertas Plano
• Spidol
• Projektor
• Ice Breaker
• Soft Copy Kebijakan
• Hand out 2.1.

Waktu
Sesi ini berlangsung selama 90 menit. Fasilitator dapat mengikuti urutan waktu yang
ditetapkan secara fleksibel.

Ringkasan Sesi

I C A R E
Introduction Connection Aplication Reflection Extension
5 menit 20 menit 45 menit 10 menit 10 menit
Pada awal sesi Fasilitator Bekerja dalam Menanyakan Fasilitator
ini fasilitator melakukan kelompok kepada peserta memberikan
dapat brainstorming untuk mengenai tugas mandiri
mengawali tentang mendiskusikan ketercapaian kepada peserta
dengan ice kompetensi handout 2.1 tujuan sesi ini.
breaker. terkait dan Memberikan
Menjelasan manajemen dilanjutkan kesempatan
latar belakang, program dengan kepada peserta
tujuan, lingkungan presentasi yang ingin
dan hasil hidup yang masing-masing menyampaikan
13
belajar, serta didasarkan kelompok pertanyaan atau
pertanyaan pada Program tanggapan.
kunci Citarum
Bestari.

Rincian Langkah – langkah Kegiatan

Introduction (5 menit)
1. Pada awal sesi satu ini fasilitator melakukan ice breaker.
2. Fasilitator menyampaikan tujuan, hasil belajar dan pertanyaan kunci. Menjelaskan
tentang indikator keberhasilan jika peserta telah mampu menjawab pertanyaan kunci.
3. Menyampaikan beberapa poin utama yang terdapat dalam pendahuluan sesi ini.

Connection (20 menit)


Fasilitator melakukan brainstorming tentang bagaimana menyusun program sekolah yang
memuat implementasi Program Citarum Bestari pada satuan pendidikan.

Application (45 menit)


1. Fasilitator membagi peserta menjadi 5 kelompok
2. Mintalah kepada setiap kelompok untuk mendiskusikan hand out 2.1
3. Minta kepada para peserta untuk menuliskan hasil diskusi kelompok pada kertas plano
atau flipchart.
4. Setiap kelompok menempelkan kertas plano tersebut pada dinding/ tempat yang
disediakan.
5. Minta kepada setiap wakil kelompok maju ke depan untuk mempresentasikan hasil
diskusinya di depan kelompok lain kurang lebih 5 menit.
6. Beri kesempatan kepada kelompok lain menanggapi.
7. Fasilitator memberikan umpan balik dan penegasan tentang: Regulasi terkait
implementasi kurikulum berwawasan lingkungan hidup.

Reflection (10 menit)


Menanyakan kepada peserta mengenai ketercapaian tujuan sesi ini. Memberikan kesempatan
kepada peserta yang ingin menyampaikan pertanyaan

Extension (5 menit)
Di luar sesi, peserta diminta mempelajari kembali semua materi yang ada di hand out.

PESAN KUNCI
Pada dasarnya Program Citarum Bestari merupakan program yang harus diimplementasikan
terhadap kegiatan berwawasan lingkungan hidup di satuan pendidikan.

14
Ice Breaker ini bertujuan untuk mendapatkan motivasi diri.

Ice breaker dapat dilakukan dengan langkah-langkah berikut :


1. Peserta diberikan kertas kosong yang masing-masing kertas berisi huruf-huruf yang
terdiri atas suku kata CITARUM. (Contoh kertas bertuliskan huruf C).
2. Peserta berkelompok berdasarkan huruf yang dimilikinya.
3. Setelah berkelompok, peserta dalam kelompok menuliskan kondisi Sungai Citarum
dengan sebuah kalimat yang berawalan huruf tersebut. Contoh jika mendapat huruf C,
menuliskan kalimatnya, “Cerita sebuah sungai besar di Jawa Barat”
4. Fasilitator memberikan penghargaan kepada peserta yang mampu merangkai dalam
kalimat-kalimat yang sempurna.

Hand Out 2
MANAJEMEN IMPLEMENTASI LINGKUNGAN HIDUP
( PROGRAM CITARUM BESTARI ) DI SATUAN PENDIDIKAN

A. Perencanaan Implementasi Program Lingkungan Hidup (Program Citarum Bestari)


Tataran implementasi Program Citarum Bestari diawali dengan sebuah perencanaan
program melalui analisis konteks payung hukum kurikulum yang diberlakukan dan
program pemerintah yang dicanangkan sehingga tertuang dalam perencanaan sekolah
(Dokumen 1 KTSP dan RKAS) yang memuat pengembangan program sekolah dan alokasi
anggaran untuk pengembangan program 8 SNP yang mengintegrasikan Program Citarum
Bestari.
Dalam kegiatan perencanaan ini satuan Pendidikan harus melakukan revisi dokumen 1
KTSP dan perubahan alokasi anggaran RKAS di awal tahun pelajaran.

B. Pelaksanaan Pendidikan Lingkungan Hidup (Program Citarum Bestari)


Implementasi Program Citarum Bestari dikembangkan dảri :
1. Dokumen 1 KTSP
Inovasi pembelajaran yang mengintegrasikan materi tentang masalah dan
penanggulangan sampah, limbah domestik, ảir, dan perilaku hidup bersih dan Sehat
(PHBS). Kegiatan ini meliputi antara lain :
a) Ânalisis SK / KD mulok PLH yang diintegrasikan dalam tema-tema pembelajaran
di sekolah.
b) Mengembangan Kurikulum mulok PLH (Pergub 25 Tahun 2007) ke dalam
indikator pencapaian kompetensi yang bermuara pada tema-tema yang dipetakan
sesuai dengan tingkatan kelas.
c) Pemilihan model-model pembelajaran yang efektif dengan mengintegrasikan materi
Citarum Bestari pada PLH ke dalam pembelajaran tematik
d) Menentukan jenis dan rubrik penilaian proses/hasil pembelajaran yang menekankan
pada aspek sikap dan keterampilan.

15
2. Dokumen RKAS.
Penyususnan RKAS mengalokasikan anggaran/biaya untuk kegiatan pembiasaan/
budaya sekolah dalam mengembangkan Program Citarun Bestari (masalah dan
penanggulangan sampah, limbah domestik, ảir, dan perilaku hidup bersih dan sehat
(PHBS)) yang dituangan dalam bentuk kegiatan dan alokasi anggaran minimal pada 8
SNP jika sekolah tersebut mengembangan program unggulan tertentu.

C. Pengawasan Implementasi Program Lingkungan Hidup (Program Citarum Bestari)


Kegiatan pengawasan dimaksudkan untuk penjaminan keberlangsungan program.
Pengawasan dapat dilakukan oleh penanggung jawab program kegiatan di sekolah tersebut,
pengawas sekolah yang ikut serta membina pengembangan program ataupun oleh instansi
yang terkait secara terprogram dan berkelanjutan.

D. Penilaian Implementasi Program Lingkungan Hidup (Program Citarum Bestari)


Produk penilaian minimal meliputi aspek 3P (penampilan, pelayanan, dan prestasi) sebagai
outputnya. Kegiatan ini dapat diĺ akukan :
1. Di setiap akhir tahun oleh kepala sekolah sebagai penilaian kêtercapaian program.
2. Melalui event lomba-lomba yang berkaitan dengan program pengembangan lingkungan
hidup (Program Citarum Bestari).

16
Modul 3
MASALAH LINGKUNGAN DAN KEHIDUPAN

Pendahuluan

Kehidupan yang dijalani manusia sangat bersinggungan dengan lingkungan hidup di


sekitarnya. Hubungan keduanya menyebabkan adanya sebuah interaksi. Interaksi yang
dibangun sudah sepantasnya harus saling menguntungkan. Manusia dapat hidup dengan baik
jika lingkungan yang ditempatinya pula baik. Keterkaitan keduanya menjadikan pengaruh
terhadap aspek sebab dan akibatnya. Karena itu, masalah lingkungan hidup yang menjadi
fenomena kehidupan saat ini tidak terlepas dari unsur yang dibangun oleh manusia sebagai
faktor penentu utamanya. Masalah lingkungan hidup yang terjadi saat ini, harus direspon
bahkan diupayakan solusinya oleh manusia itu sendiri.

Kompetensi yang dicapai


1. Mengidentifikasi masalah lingkungan hidup yang menjadi fenomena kehidupan
2. Menjelaskan upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah lingkungan
tersebut

Tujuan
Secara khusus setelah mengikuti sesi ini peserta diharapkan mampu :
Mengidentifikasi masalah lingkungan hidup yang menjadi fenomena kehidupan dan
mengupayakan langkah-langkah yang dilakukan untuk mengatasinya.

Pertanyaan Kunci
No Pertanyaan Jawaban

1. Apa yang menjadi masalah


lingukungan hidup dan
menjadi fenomena kehidupan
manusia saat ini?
2 Apa upaya yang dapat
dilakukan untuk mengatasi
masalah lingkungan hidup saat
ini?
Catatan Fasilitator

Sesi ini merupakan sesi pengantar untuk modul ini. Maka sepanjang sesi ini
Fasilitator perlu untuk memastikan bahwa peserta memahami masalah
lingkungan hidup yang menjadi fenomena kehidupan. Lakukan aktivitas seperti
brainstorming untuk memaksimalkan pemahaman mereka. 17
Alat dan Bahan
• Flipchart/Kertas Plano
• Spidol
• Projektor
• Ice Breaker
• Soft Copy Kebijakan
• Hand out 3.1.

Waktu
Sesi ini berlangsung selama 90 menit. Fasilitator dapat mengikuti urutan waktu yang
ditetapkan secara fleksibel.

Ringkasan Sesi

I C A R E
Introduction Connection Aplication Reflection Extension
5 menit 20 menit 45 menit 10 menit 10 menit
Pada awal sesi Fasilitator Bekerja dalam Menanyakan Fasilitator
ini fasilitator melakukan kelompok kepada peserta memberikan
dapat brainstorming untuk mengenai tugas mandiri
mengawali tentang mendiskusikan ketercapaian kepada peserta
dengan ice kompetensi handout 3.1 tujuan sesi ini.
breaker. terkait masalah dan Memberikan
Menjelasan lingkungan dilanjutkan kesempatan
latar belakang, hidup yang dengan kepada peserta
tujuan, menjadi presentasi yang ingin
dan hasil fenomena masing-masing menyampaikan
belajar, serta kehidupan saat kelompok pertanyaan atau
pertanyaan ini. tanggapan.
kunci

Rincian Langkah – langkah Kegiatan

Introduction (5 menit)
1. Pada awal sesi satu ini fasilitator melakukan ice breaker.
2. Fasilitator menyampaikan tujuan, hasil belajar dan pertanyaan kunci. Menjelaskan
tentang indikator keberhasilan jika peserta telah mampu menjawab pertanyaan kunci.
3. Menyampaikan beberapa poin utama yang terdapat dalam pendahuluan sesi ini.

Connection (20 menit)


Fasilitator melakukan brainstorming tentang regulasi terkait masalah lingkungan hidup yang
menjadi fenomena kehidupan saat ini.

18
Application (45 menit)
1. Fasilitator membagi peserta menjadi kelompok berdasarkan jumlah materi pada hand out.
2. Mintalah kepada setiap kelompok untuk mendiskusikan hand out 3.1
3. Minta kepada para peserta untuk menuliskan hasil diskusi kelompok pada kertas plano
atau flipchart.
4. Setiap kelompok menempelkan kertas plano tersebut pada dinding/ tempat yang
disediakan.
5. Minta kepada setiap wakil kelompok maju ke depan untuk mempresentasikan hasil
diskusinya di depan kelompok lain kurang lebih 5 menit.
6. Beri kesempatan kepada kelompok lain menanggapi.
7. Fasilitator memberikan umpan balik dan penegasan tentang: Regulasi terkait
implementasi kurikulum berwawasan lingkungan hidup.

Reflection (10 menit)


Menanyakan kepada peserta mengenai ketercapaian tujuan sesi ini. Memberikan kesempatan
kepada peserta yang ingin menyampaikan pertanyaan

Extension (5 menit)
Di luar sesi, peserta diminta mempelajari kembali semua materi yang ada di handout.

PESAN KUNCI
Pada dasarnya masalah lingkungan hidup yang menjadi fenomena kehidupan saat ini banyak
terkontribusi oleh ulah manusia. Ketergantungan pada manusia itu pula untuk mengupayakan
langkah-langkah pemecahannya.

Ice Breaker ini bertujuan untuk mendapatkan motivasi.

Misalnya game dengan langkah-langkah berikut :


1. Peserta dibagi ke dalam beberapa kelompok.
2. Pada setiap kelompok dibagikan kertas bagan masalah dan solusi.

Permasalahan Gambar Tema Dampak

Tema
AIR

Upaya yang dapat dilakukan

3. Setiap kelompok diberikan tema tentang masalah lingkungan yang menjadi fenomena saat
ini. Sebagai contoh, satu kelompok diberi tema “AIR”
4. Peserta dengan kelompoknya menuliskan permasalahan dan upaya yang dapat dilakukan

19
untuk mencari solusi dari permasalahan tersebut. (waktu dibatasi).
5. Setiap kelompok menempelkan hasil tulisannya pada media yang disediakan.
6. Fasilitator mengumumkan kelompok yang memiliki ketepatan dalam menuangkan gagasan
dalam tulisan yang dibuat.

Hand Out 3
MASALAH LINGKUNGAN DAN KEHIDUPAN

A. PENGANTAR MODUL
TINJAUAN TENTANG MASALAH LINGKUNGAN HIDUP
Ruang tempat manusia hidup sangat bersinggungan dengan lingkungan hidup.
Interaksi yang terjadi antara keduanya selalu terus berlangsung sesuai kodratnya. Keterkaitan
keduanya menjadikan pengaruh terhadap aspek sebab dan akibatnya. Sebagai contoh kegiatan
manusia mempengaruhi lingkungan hidup, mulai dari kegiatan metabolisme manusia
(bernafas serta buang air besar dan kecil), sampai pada kegiatan dengan menggunakan
teknologi modern, (pengoperasian pabrik dan mengendarai mobil). Sebaliknya perubahan
pada lingkungan hidup, baik karena proses alamiah, seperti letusan gunung berapi dan
perubahan iklim dalam siklus alamiah, maupun karena perilaku manusia, seperti pembakaran
bahan bakar minyak, juga akan mempengaruhi manusia.
Keberadaan lingkungan hidup berlangsung secara dinamis, bukan statis. Lingkungan
hidup terus-menerus mengalami perubahan. Begitu juga kondisi makhluk hidup dengan terus-
menerus mengadaptasikan diri pada perubahan lingkungan hidup itu sendiri. Sifat dinamis
lingkungan hidup mencakup pula perubahan kecil-kecil yang terjadi terus-menerus dalam
jangka waktu panjang dan menghasilkan efek kumulatif yang besar. Perubahan kecil
demikian tidak terekam dalam pengalaman, karena efeknya yang kecil. Orang baru
merasakannya pada waktu efek kumulatifnya cukup besar untuk dirasakan. Lihatlah pada
proses peladang berpindah. Karena jumlah penduduk bertambah, jangka waktu antara
membiarkan hutan beristirahat dan tumbuh kembali dengan pembukaan hutan makin pendek.
Hutan tidak lagi mempunyai cukup waktu untuk beristirahat dan tumbuh kembali. Terjadilah
kerusakan hutan yang makin lama makin parah.
Tidak mudah untuk mencari jalan keluar dari masalah lingkungan hidup. Kelakuan
manusia harus diubah dengan membangun kesadarannya. Kerusakan lingkungan hidup adalah
perubahan pada lingkungan hidup yang mempunyai dampak negatif pada manusia. Kerusakan
bukanlah konsep absolut, melainkan sebuah konsep relatif. Sebuah perubahan dapat
menguntungkan orang tertentu dan merugikan orang lain. Misalnya, membuat sebuah
bendungan, mengubah sebuah bentang alam dari lahan pertanian, hunian, prasarana jalan,
sungai dan semak-belukar menjadi sebuah danau. Perubahan itu merugikan penduduk
setempat, karena mereka kehilangan tempat tinggalnya, sawah dan prasarana jalan, sementara
mereka tidak dapat keuntungan apa-apa, seperti listrik dan air irigasi. Mereka menyebutnya
kerusakan. Karena itu pembangunan bendungan selalu ditentang oleh penduduk setempat.
Sebaliknya penduduk di hilir mendapat keuntungan, karena air irigasinya lebih terjamin dan
terlindung dari banjir. Penduduk kota dan para industriawan juga mendapat keuntungan
pasokan listrik yang lebih besar dan lebih terpercaya. Bagi mereka perubahan lingkungan
hidup karena pembangunan bendungan bukanlah kerusakan.

20
Karena itu, salah satu jalan keluar untuk membangun kesadaran adalah dengan lebih
menekankan pendidikan lingkungan hidup melalui proses pendidikan. Lebih utama dengan
menggunakan pendekatan fenomena kehidupan sehari-hari. Pendidikan lingkungan hidup
menjadi sangat penting karena pendidikan lingkungan mempunyai dampak positif bagi
pembangunan karakter dan mental Ladalam mengenal dan bersahabat dengan alam sekitarnya
termasuk di dalamnya manusia, air, udara, tanaman, binatang, dan sampah. Dalam
pembangunan karakter ini memang memerlukan waktu yang cukup lama. Oleh karena itu,
perlu adanya konsistensi para pembuat kebijakan dan pelaksana di bawahnya untuk
menjadikan budaya cinta lingkungan menjadi karakter sebuah bangsa. Konsep lingkungan
hidup atau green education hendaknya dimaknai bukan hanya sebagai wacana kurikulum
yang pada akhirnya akan terjebak menjadi konsep hapalan atau kognisi.
Pendidikan lingkungan hidup seharusnya menjadi implementasi dari bentuk
kepedulian terhadap lingkungan sebagai manifestasi rasa syukur atas karunia yang diberikan
Allah SWT melalui alam semesta sehingga pembelajaran menjadi lebih bermakna. Pendidikan
lingkungan hidup diharapkan dapat menciptakan manusia-manusia masa depan yang lebih
memuliakan diri dan lingkungannya. Dapat menyeimbangkan antara kebutuhan hidupnya dan
kewajibannya dalam menjaga dan memelihara alam ini. Manusia yang bertanggung jawab
sehingga dapat menikmati kehidupan yang sehat secara fisik maupun mental berkat
berinteraksi dengan alam.

B. PEMANASAN GLOBAL
Lapisan atmosfir terdiri atas susunan gas. Di lapisan atmosfer terdapat selimut gas.
Permukaan bumi dilapisi dengan Gas Rumah Kaca (GRK). Gas Rumah Kaca adalah
sekumpulan gas yang berfungsi sebagai panel kaca layaknya rumah kaca pembibitan di
pertanian atau perkebunan. Gas-gas yang terdapat pada Gas Rumah Kaca antara lain Uap Air
(H2O), Carbon Dioksida (CO2), Metana (CH4), Nitrogen Oksida (NO2), Ozon (O3),
Kloroflorokarbon (CFC) dan sejumlah gas-gas lainnya..
Jika dibuat sebuah analogi, maka rumah kaca adalah analogi atas bumi yang
dikelilingi gelas kaca. Panas matahari yang masuk ke bumi dengan menembus gelas kaca
tersebut berupa radiasi gelombang pendek. Sebagian diserap oleh bumi dan sisanya
dipantulkan kembali ke angkasa sebagai radiasi gelombang panjang.
Namun, panas yang seharusnya dapat dipantulkan kembali ke angkasa menyentuh
permukaan gelas kaca dan terperangkap di dalam bumi. Layaknya proses dalam rumah kaca
di pertanian dan perkebunan, gelas kaca memang berfungsi menahan panas untuk
menghangatkan rumah kaca. Inilah yang terjadi di bumi, dengan adanya Efek Rumah Kaca,
bumi terasa hangat. Kalau tidak ada GRK dan efek
rumah kaca, bumi tidak layak untuk ditinggali karena
dingin dan beku.
Masalah timbul ketika aktivitas manusia
menyebabkan peningkatan konsentrasi selimut gas di
atmosfer (Gas Rumah Kaca) sehingga melebihi
konsentrasi yang seharusnya. Maka, panas matahari yang
tidak dapat dipantulkan ke angkasa akan meningkat pula.
Kadang kala perubahan yang kecil dapat memberi
dampak yang besar. Sebagai contoh bila seseorang tidak
menggosok giginya dalam satu hari tidak akan terjadi perubahan yang banyak pada giginya
namun kalau ia tidak menggosok giginya selama sebulan tentunya ia dapat menderita sakit
gigi. Hal yang sama dapat terjadi dengan perubahan temperatur global. Jika temperatur
meningkat di atas normal dalam beberapa hari tidak akan menimbulkan masalah yang berarti.
Namun jika peningkatan temperatur itu terjadi pada waktu yang panjang maka bumi akan
mengalami masalah yang serius.

21
Temperatur global rata-rata telah meningkat sekitar 1oF dalam 100 tahun terakhir. Para
ahli memperkirakan temperatur global rata-rata akan naik 2-6 oF untuk 100 tahun kedepan.
Kelihatannya perubahan ini tidak banyak, tapi hal ini dapat merubah iklim bumi jauh dari
seperti sebelumnya.
Akibat lain adalah penyimpangan terhadap iklim, ketika musim hujan air hujan akan
lebih banyak atau bisa kurang, sebaliknya musim kemarau harusnya kurang hujan, justru
hujan masih banyak. Juga awal, berakhirnya, serta periode musim hujan/kemarau sering
menyimpang dari kebiasaannya. Perubahan temperatur sekecil apapun dalam waktu yang
lama dapat mengubah iklim. Secara global panas akan naik dan hujan lebih banyak turun
karena terjadi lebih banyak penguapan. Namun di setiap daerah akan mengalami pengaruh
yang berbeda akibat perubahan iklim tersebut yang tentunya akan memberikan akibat yang
berbeda pula.

1. Apakah Pemanasan Global Itu?


Pemanasan global adalah adanya proses
peningkatan suhu rata-rata atmosfer, laut, dan daratan
bumi. Pemanasan Global akan diikuti dengan perubahan
iklim, seperti meningkatnya curah hujan di beberapa
belahan dunia sehingga menimbulkan banjir dan erosi.
Sedangkan, di belahan bumi lain akan mengalami musim
kering yang berkepanjangan disebabkan kenaikan suhu.
Pemanasan global dan perubahan iklim terjadi akibat aktivitas
manusia, terutama yang berhubungan dengan penggunaan
bahan bakar minyak bumi dan batu bara serta kegiatan lain
yang berhubungan dengan hutan, pertanian dan peternakan.
Aktivitas manusia di kegiatan-kegiatan tersebut secara
langsung maupun tidak langsung menyebabkan perubahan
komposisi alami atmosfer, yaitu peningkatan jumlah Gas
Rumah Kaca. Efek Rumah Kaca menyebabkan terjadinya
akumulasi panas (atau energi) di atmosfer bumi. Dengan
adanya akumulasi yang berlebihan tersebut, iklim melakukan
penyesuaian. Penyesuaian yang dimaksud salah satunya peningkatan temperatur bumi,
kemudian disebut pemanasan global dan berubahnya iklim regional, pola curah hujan,
penguapan, pembentukan awan atau perubahan iklim.
Indonesia yang terletak di garis equator, merupakan
negara yang akan merasakan dampak perubahan iklim.
Dampak tersebut telah dirasakan yaitu pada 1998 menjadi
tahun dengan suhu udara terpanas dan semakin meningkat pada
tahun-tahun berikutnya.
Diperkirakan pada 2070 sekitar 800 ribu rumah yang
berada di pesisir harus dipindahkan dan sebanyak 2.000 dari
18.000 pulau di Indonesia akan tenggelam akibat naiknya air
laut. Perubahan iklim yang disebabkan pemanasan global telah
menjadi isu besar dunia. Mencairnya es kutub utara dan kutub selatan yang akan
menyebabkan kepunahan habitat di sana merupakan bukti dari pemanasan global. Pemanasan
global disebabkan kegiatan manusia yang mengasilkan emisi gas rumah kaca dari industri,
kendaraan bermotor, pembangkit listrik bahkan menggunaan listrik berlebihan.

2. Fenomena Alam yang Mengindikasikan Adanya Pemanasan Global


Akibat pemanasan global, terjadi fenomena-fenomena alam di bumi yang mengancam
kehidupan di bumi. Diantaranya yang terparah adalah :

22
a. Peningkatan suhu muka bumi
b. Naiknya permukaan laut lebih cepat
c. Gelombang udara panas dan kekeringan yang
mengakibatkan berkurangnya sumber-sumber air
d. Pergeseran iklim
e. Bencana-bencana alam seperti banjir dan erosi
f. Meningkatnya potensi terjangkitnya penyakit yang
diakibatkan oleh panas dan menyebarnya penyakit
menular yang disebabkan oleh serangga dan tikus di
daerah-daerah yang sebelumnya tidak terdapat
penyakit tersebut
g. Punahnya berbagai hewan dan tumbuhan yang tidak mampu bertahan akibat
perubahan iklim
h. Perubahan siklus cuaca yang mempengaruhi sektor ekonomi dengan berubahnya
jadwal bercocok tanam terutama di negara-negara berkembang karena belum
tersedianya sarana pengairan yang baik.
Akibat pemanasan global, permukaan laut Indonesia naik 0,8 cm per tahun dan
berdampak pada tenggelamnya pulau-pulau nusantara hampir satu meter dalam 15 tahun ke
depan. Dampak lain dari pemanasan global adalah terjadinya pergeseran iklim dari yang
seharusnya Juni 2006 sudah musim kemarau, Kalimantan dan Sumatra malah masih
mengalami banjir besar dan bulan September yang seharusnya sudah dimulai musim hujan
bergeser mulai November. Data dampak pemanasan global lainnya misalnya mencairnya
glasier di pegunungan Himalaya, meningkatnya frekuensi badai di Kepulauan Pasifik Selatan,
pemutihan karang secara massal dan berdampak pada kematian di Great Barrier Reef
Australia, berkurangnya persediaan air bersih di sungai Mekong dan lain-lain.
Indikasi pemanasan global lain yang begitu jelas dirasakan misalnya kenaikan suhu
yang ekstrem beberapa waktu belakangan ini misalnya suhu di Kalimantan yang biasanya
sekitar 35 derajat Celcius naik menjadi 39 derajat Celcius. Di Sumatra, yang biasanya berkisar
pada 33-34 derajat naik menjadi 37 derajat, dan di Jakarta yang biasanya 32-34 naik menjadi
36 derajat Celcius.
3. Di manakah Posisi Indonesia dalam Fenomena Alam ?
Akibat tingginya tingkat kebakaran hutan yang terjadi setiap tahun pada puluhan juta
hektare areal hutan di Kalimantan, Indonesia menempati urutan keempat penyumbang
pemanasan global saat ini. Kalau kebakaran hutan di Indonesia juga dimasukkan, maka
negara kita urutan keempat di dunia memberikan kontribusi pemanasan global. Namun jika
dilihat dari tingkat konsentrasi emisi gas rumah kaca, maupun transportasi, Indonesia masih
pada urutan ke-13.
Hutan Indonesia yang sebagian besar berada di Kalimantan yang telah rusak akibat
kebakaran, pada tahun 2005 tercatat seluas 28,8 juta hektare.
Berkaitan dengan hal tersebut, negara-negara di dunia yang
memiliki kepedulian terhadap perubahan iklim dan pemanasan
global tersebut, telah berupaya membentuk organisasi dunia yang
fokus pada upaya penyelamatan bumi dari pemanasan global
melalui United Nations Framework Convention on Climate
Change (UNFCCC) pada tahun 1992 di Rio de Jeneiro.
Selanjutnya pada tahun 1997 mengadakan pertemuan tahunan
Conference of Parties (COP) di Kyoto, Jepang dan melahirkan
kesepakatan 189 negara yang dikenal dengan istilah `Kyoto Protocol to the UNFCCC yang
mewajibkan negara maju menurunkan 5,2% gas rumah kaca untuk periode 2008-2012. Jika
dilihat dari segi konsentrasi emisi gas rumah kaca, kewajiban menurunkan emisinya tertinggi
adalah Amerika sebanyak 30%, menyusul Uni Eropa berkewajiban menurunkan emisinya
24,2%, Rusia 17,4%, Jepang 8,5%, Kanada 3,3% dan Australia 2,1%.

23
4. Apa yang harus dilakukan?
Dampak dari perubahan iklim sangat membahayakan kehidupan,
sebab dampaknya akan menyebabkan kerusakan fatal di bumi pada
beberapa masa ke depan.
Ada beberapa cara mudah yang bisa kita lakukan, yaitu ;
1. Di negara-negara maju biasanya listrik didapat dari tenaga listrik
yang menggunakan bahan bakar senyawa organik (mengandung
unsur C/N, contoh; minyak bumi dan batubara). Hal ini
mengakibatkan timbulnya gas-gas rumah kaca sehingga terjadi pemanasan global.
Hal-hal yang dapat dilakukan ;
a. Memilih lampu (ke jenis CFL, sesuai daya listrik, meski harganya agak mahal, lampu
ini lebih hemat listrik dan awet) dan alat-alat elektronik yang hemat energi,
b. Bersihkan lampu (debu bisa mengurangi tingkat penerangan hingga 5%),
c. Membuat jadwal penggunaan listrik sehingga dapat mengurangi pemakaian listrik,
arau mematikan listrik (jika tidak digunakan, jangan tinggalkan alat elektronik dalam
keadaan aktif. Cabut charger telepon genggam dari stop kontak. Meski listrik tak
mengeluarkan emisi karbon, pembangkit listrik PLN menggunakan bahan bakar fosil
penyumbang besar emisi).
d. Menggunakan tangga daripada lift ”sekalian olahraga”,
e. Tidak menggunakan AC karena gas yang ditimbulkannya (CFC) dapat meningkatkan
laju pemanasan global. Jika terpaksa memakai AC (tutup pintu dan jendela selama AC
menyala. Atur suhu sejuk secukupnya, sekitar 21-24oC).
f. Gunakan timer (untuk AC, microwave, oven, magic jar, dll).
g. Jemur pakaian di luar. Angin dan panas matahari lebih baik ketimbang memakai
mesin (dryer) yang banyak mengeluarkan emisi karbon.
2. Tanam pohon di lingkungan sekitar.
Menanam pohon serta merawatnya menjadi salah satu alternatif dalam mengurangi
pemanasan global. Satu pohon bisa menghisap satu ton karbon dioksida sepanjang
hidupnya. Selain itu dapat juga menanam tumbuh-tumbuhan yang dapat menghilangkan
gas-gas yang dapat menimbulkan efek rumah kaca (contoh; tanaman lidah mertua dan
spider plant).
3. Pengurangan emisi kendaraan bermotor
Emisi dari kendaraan bermotor menjadi salah satu donatur terbesar gas rumah kaca. Oleh
karena itu penggunaan kendaraan yang ramah lingkungan serta meminimalisir
penggunaan kendaraan bermotor menjadi suatu langkah untuk mengurangi pemanasan
global.
Hal- hal yang dapat dilakukan :
a. Memberikan hadiah sepeda bagi siswa yang berprestasi. Selain sebagai bentuk
penghargaan kepada siswa, nilai positif lainnya adalah menginformasikan
bahwa dengan bersepeda kita dapat mengurangi polusi udara. Solusi ini dapat
diterapkan dengan mempertimbangkan letak sekolah itu sendiri. Apakah
terletak di lalu lintas yang padat atau di daerah yang lalu lintasnya tidak padat.
b. Menetapkan hari bebas kendaraan di tiap sekolah. Guru, karyawan dan siswa
dapat menggunakan kendaraan ramah lingkungan seperti sepeda atau jika
rumahnya berdekatan dengan sekolah disarankan berjalan kaki (selain tidak
menimbulkan polusi juga dapat menunjang tubuh yang sehat dengan
berolahraga).
c. Menggunakan sepeda atau berjalan kaki untuk perjalanan jarak dekat.
Di beberapa sekolah, keadaan sebelum dan sesudah kegiatan belajar mengajar,
biasanya banyak siswa yang diantar oleh orang tuanya dengan menggunakan

24
kendaraan pribadi (hal ini mengakibatkan; kemacetan lalu lintas, bertambahnya
polusi udara dari asap kendaraan bermotor). Salah satu solusinya adalah:
menerapkan sistem mobil antar jemput, yang dapat di atur pelaksanaanya oleh
pihak sekolah dan atau pihak luar yang berhubungan dengan bisnis mobil antar
jemput antar sekolah.

4. Pengelolaan sampah
Tidak adanya sistem pengelolaan sampah yang
baik membuat sampah berkontribusi dalam hal
menyumbang gas rumah kaca. Sampah yang ditumpuk
(open dumping) mengeluarkan salah satu gas
penyebab efek rumah kaca yaitu CH4, oleh karena itu
sampah harus dikelola dengan baik. Gas CH4 dapat
dimafaatkan kembali sebagai bahan bakar biogas.
Pengelolaan sampah dari sumbernya merupakan suatu
langkah yang optimal untuk mengelola sampah.
Hal-hal yang dapat dilakukan ;
a. Menghemat kertas dengan menggunakan kedua sisinya (bahan baku kertas berasal
dari kayu),
b. Mendaur ulang sampah rumah tangga (organik) menjadi kompos,
c. Membawa tas belanja sendiri untuk mengurangi jumlah pemakaian kantong plastik,
d. Memilah sampah dari sumbernya sehingga sampah yang masih memiliki nilai
ekonomi dapat dimanfaatkan kembali,
e. Say no to plastic. Hampir semua sampah plastik menghasilkan gas berbahaya ketika
dibakar. Atau kita juga dapat membantu mengumpulkannya untuk didaur ulang
kembali.
5. Penghematan air
Air merupakan kebutuhan utama makhluk hidup yang
ada di bumi. Ketersediaan, kualitas, kuantitas air tanah
dan air permukaan yang semakin sedikit akibat
eksploitasi oleh manusia dan ditambah dengan adanya
global warming membuat kita harus menghemat
penggunaan air.
Hal-hal yang dapat dilakukan ;
a. menutup keran air dengan rapat,
b. saat mencuci piring buka tutup keran hanya pada saat membilas cucian (begitu
juga pada saat sikat gigi),
c. menghemat air untuk mandi,
d. mengunakan air hujan untuk menyiram kebun ataupun mencuci mobil.

C. PENGELOLAAN SAMPAH
Bersahabat dengan sampah
Sampah merupakan konsekuensi dari adanya aktifitas manusia. Setiap aktifitas
manusia pasti menghasilkan buangan atau sampah. Jumlah atau volume sampah sebanding
dengan tingkat konsumsi manusia terhadap barang/material yang digunakan sehari-hari.
Demikian juga dengan jenis sampah, sangat tergantung dari jenis material yang
dikonsumsi. Oleh karena itu pengelolaan sampah tidak bisa lepas juga dari ‘pengelolaan’ gaya
hidup masyarakat.

25
Apa itu sampah?
Sampah merupakan jenis limbah
padat yang terdiri dari zat organik dan zat
anorganik yang dibuang karena tidak
dibutuhkan lagi. Walaupun dianggap tidak
dibutuhkan lagi, namun sebenarnya dapat
diolah bahkan mempunyai nilai ekonomis.

Keluarga sampah?
Secara umum, jenis sampah dapat dibagi 2 yaitu sampah organik (biasa disebut
sebagai sampah basah) dan sampah anorganik (sampah kering). Sampah basah adalah sampah
yang berasal dari makhluk hidup, seperti daun-daunan, sampah dapur, dll. Sampah jenis ini
dapat membusuk/hancur secara alami. Sebaliknya dengan sampah kering, seperti kertas,
plastik, kaleng, dll. Sampah jenis ini tidak dapat hancur secara alami.

Bagaimana sampah terbentuk?


Sampah rumah tangga merupakan sampah yang berasal dari perumahan sedangkan
jumlah dan jenis sampah yang dihasilkan tergantung dari jenis perumahan di mana sampah itu
berasal, misalnya perumahan elit, menengah, atau perumahan kumuh.
Sampah nonrumah tangga adalah sampah-sampah yang berasal dari selain daerah
perumahan seperti daerah komersil, terminal bus, bandara, pasar, industri, stasiun kereta api,
dan lain-lain.
Daerah komersial umumnya didominasi oleh kawasan perniagaan, hiburan dan lain-
lain.Termasuk kategori komersial adalah :
a. Pasar
b. Pertokoan
c. Hotel
d. Restoran
e. Bioskop
f. Salon kecantikan
g. Industri dan lain-lain
Fasilitas umum merupakan sarana/prasarana perkotaan yang dipergunakan untuk
kepentingan umum. Termasuk dalam kategori fasilitas umum ini adalah
a. Perkantoran
b. Sekolah
c. Rumah Sakit
d. Apotik
e. Gedung olah raga
f. Museum
g. Taman
h. Jalan
i. Saluran/sungai dan lain-lain.
Fasilitas sosial merupakan sarana/prasarana perkotaan yang digunakan untuk
kepentingan sosial atau bersifat sosial. Fasilitas sosial ini meliputi :

26
a. Panti-panti sosial (rumah jompo, panti asuhan)
b. Tempat-tempat ibadah (mesjid, gereja, pura, dan lain-lain)
Komposisi fisik sampah mencakup prosentase dari komponen pembentuk sampah
yang secara fisik dapat dibedakan antara sampah organik, kertas, plastik, logam dan lain-lain.

Bagaimana sampah dikelola?


Kita adalah penghasil sampah. Dalam aktivitas kehidupan manusia baik langsung
maupun tidak langsung memberikan kontribusi yang besar terhadap persoalan sampah.
Pemahaman di masyarakat yang selama ini ada ialah mereka hanya berkewajiban membayar
retribusi sampah, untuk itu mereka berhak mendapatkan kompensasi atas retribusi yang telah
mereka bayar.
Akan tetapi pada kenyataannya hal tersebut seringkali tidak tercapai, sampah yang ada
di rumah tangga terlambat diambil sehingga menimbulkan bau busuk. Hal inilah yang
seharusnya memberikan kesadaran baru di masyarakat untuk turut serta terlibat dalam upaya
memecahkan persoalan sampah. Ketidakmampuan pemerintah daerah dalam mengatasi
masalah sampah tersebut dan diperparah dengan rendahnya tingkat kesadaran dan kepedulian
masyarakat mengenai pemecahan masalah tersebut, mengakibatkan upaya penyelesaian
masalah sanpah sampai saat ini menjadi problem yang sangat serius.
Penanganan sampah merupakan hal yang sangat kompleks karena tidak saja
menyangkut masalah teknis tetapi juga masalah kelembagaan, dukungan biaya, dukungan
pemerintah, dan peran serta masyarakat yang terkait erat satu dengan lainnya.
Berangkat dari hal tersebut di atas, untuk menyelesaikan problem tersebut harus
dilakukan melalui peran serta masyarakat secara aktif.
Daerah perkotaan menghasilkan sampah dengan karakteristik tertentu. Sampah
perkotaan mempunyai ciri yang didominasi sampah organik, namun demikian bukan berarti
tidak ada sampah anorganik.
Dengan dasar data di atas maka pengelolaan sampah melalui program daur ulang
sampah menjadi pilihan program pengelolaan sampah yang melibatkan peran serta
masyarakat dengan mengacu pada konsep pengolahan sampah modern, yaitu reduce
(mengurangi), recycle (mendaur ulang), reuse (memakai kembali), dan replace (mengganti),
sehingga program itu bukan saja akan memberikan keuntungan secara ekonomis akan tetapi
dapat memberikan keuntungan secara ekologis dan dapat memecahkan problem sampah
dengan skala luas.
Sistem manajemen persampahan yang dikembangkan harus merupakan sistem
manajemen yang berbasis pada masyarakat yang dimulai dari pengelolaan sampah di tingkat
rumah tangga.
Menerapkan 4 R (reuse, recycle, reduce, dan replace ) dapat dijadikan alternatif
pengelolaan sampah yang mudah dilakukan oleh masyarakat.
Reduce : Melakukan minimalisasi barang yang dipergunakan. Pasalnya, semakin banyak
kita menggunakan material, semakin banyak pula sampah yang dihasilkan.
Reuse : Memilih barang-barang yang bisa dipakai kembali, hindari pemakaian barang
yang hanya bisa sekali dipakai.
Recycle : Barangbarang yang sudah tidak terpakai didaur ulang atau dijadikan barang baru
yang lebih berguna.
Replace : Mengganti barang-barang yang lebih tahan lama dan ramah lingkungan.

Teknis pengolahan sampah


Pertama, pemilahan sampah organik dan anorganik. Sampah organik adalah sampah
yang dapat diuraikan oleh mikroba atau yang dapat membusuk (daun, sisa makanan, sayuran,
dll) sedangkan sampah anorganik adalah sampah yang sukar diuraikan (plastik, karet, dll).

27
Setiap rumah tangga disarankan memilih sampah sebelum dibuang ke tempat
pembuangan sampah sementara (TPS). Dan setiap TPS harus menyediakan tempat sampah
yang berbeda untuk sampah organik dan sampah anorganik dengan
warna yang berbeda pula.
Untuk sampah anorganik, berupa plastik dan kertas, dapat
dijual kiloan ke pengepul atau diolah menjadi barang kerajinan
tangan.
Kedua, menggunakan teknologi murah meriah yang mudah
dilakukan oleh masyarakat. Untuk sampah organik dapat dibuat
kompos. Metode komposting merupakan langkah sederhana yang
tidak menimbulkan efek samping bagi lingkungan, tetapi memberi
nilai tambah bagi sampah.
Pengelolaan sampah dengan komposting merupakan alternatif terbaik. Sayangnya
sampah organik yang dikomposkan baru sedikit, sedangkan sisanya lebih banyak dibakar,
ditimbun atau dibuang ke sungai dan TPA.
Dengan adanya pengolahan sampah di tingkat rumah tangga akan mengurangi volume
sampah yang ada di tempat pembuangan akhir (TPA) yang berarti pula mengurangi anggaran
pemerintah setempat dalam menangani masalah sampah. Ini diperlukan kerjasama yang baik
antara masyarakat dengan pemerintah, sehingga sampah dapat ditangani dengan baik.

Teknik-teknik pengomposan
Pengomposan Metode Karung Plastik
 Alat dan Bahan
Karung beras plastik, sampah dapur (yang dapat membusuk), dedaunan/rerumputan
kering
 Cara Kerja
 Komposisi dedaunan/rerumputan kering dengan sampah dapur adalah 2:1
 Lapisan pertama diisi dengan dedaunan/rerumputan kering
 Lapisan kedua dengan sampah dapur
 Lapisan ketiga dengan dedaunan/rerumputan kering, ulangi dari langkah
pertama ketika ada sampah dapur yang akan dikomposkan lagi
Perawatan
 Bagian luar karung disiram secukupnya setiap hari untuk menjaga kelembapan dan
supaya proses dekomposisi dalam pengomposan dapat berlangsung
 Setiap 2-3 minggu karung dibalik, supaya pengomposan terjadi secara merata
 Setelah 3 bulan pengomposan selesai
 Kompos sebaiknya diletakkan di bawah pepohonan
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam proses pengomposan
 Bahan yang dikomposkan, apakah mudah terurai atau sulit terurai, misalnya makin
banyak kandungan kayu maka akan semakin sulit terurai
 Ukuran bahan yang dikomposkan, bila ukuran sampah makin kecil, akan makin luas
permukaan sehingga makin baik kontak antara bakteri dan materi organik, akibatnya
akan makin cepat proses pembusukan.diameter yang baik adalah antara (25-75mm)
 Kadar air
 Timbunan kompos harus selalu lembap, biasanya sekitar nilai 50-60 %,kurang
lebih selembap karet busa yang diperas.
 Adanya panas yang terbentuk menyebabkan air menguap, sehingga tumpukan
menjadi kering.
 Bila terlalu basah, maka pori-pori timbunan akan terisi air dan oksigen berkurang
sehingga proses menjadi anaerob. Biasanya pengadukan atau pembalikan kompos
akan mengembalikan kondisi seperti normal kembali

28
Membuat Bakteri Pengurai
1. Bahan Baku Batang Pisang
 Membuat larutan : 20 lt air tawar + 1 lt air cucian beras + 1 kg molase atau 1 kg gula
merah cair + 2,5 kg batang pisang + 5 buah ragi tape
 Larutan ditampung dalam wadah tertutup diperam selama 20-30 hari
 Selama pemeraman dilakukan pengadukan larutan tiga kali sehari
 Setelah umur peram terpenuhi, larutan disaring dan siap digunakan
2. Bahan Baku Isi Usus ( sapi/kambing )
 Membuat larutam : 25% molase/gula merah cair + 75% isi rumen (sapi/kambing)
 Larutan ditampung dalam wadah tertutup diperam selama 20-30 hari
 Selama pemeraman dilakukan pengadukan larutan tiga kali sehari
 Setelah umur peram terpenuhi, larutan disaring dan siap digunakan

Komposter
Reaktor ini adalah wadah yang terbuat dari PVC, drum
berukuran kira-kira 1 m-kubik. Reaktor ini bisa dibuat dari apa saja,
misal dari drum PVC. Hal yang paling penting untuk diperhatikan
adalah, reaktor ini harus memiliki sistem ventilasi yang bagus. Reaksi
pengkomposan adalah memang jenis reaksi yang memerlukan udara.
Jika reaktor ini tidak memiliki sistem ventilasi yang baik, proses
pembusukan yang terjadi juga akan menghasilkan bau busuk akibat
dari pembentukan amoniak dan H2S.
Siapkan bahan (atau sampah) organik yang akan dikomposkan.
Sampah organik yang disiapkan bisa berasal dari apa saja, misalnya dari
sisa sayuran, nasi, atau potongan-potongan tanaman dari kebun. Agar
kompos tidak berbau, hindari memasukkan daging, tulang, dan minyak.
Sebelum dimasukkan ke dalam reaktor kompos, bahan-bahan tadi
sebaiknya dipotong kecil-kecil agar proses dekomposisinya menjadi
lebih cepat dan lebih sempurna.
Proses pembusukan atau dekomposisi memerlukan bakteri
pengurai. Jadi, alangkah baiknya jika bahan-bahan tadi dicampur terlebih
dahulu dengan sumber bakteri pengurai sebelum dimasukkan ke dalam
reaktor kompos. Sumber bakteri pengurai yang paling mudah didapat
adalah pupuk kandang (kotoran ternak). Bakteri pengurai yang dapat
digunakan untuk membantu proses pengomposan juga dijual di toko-toko
penjual pupuk.
Agar proses pengomposan berjalan dengan sempurna, media
harus mengandung kira-kira 50% air. Jadi jangan lupa untuk selalu
menyiram media kompos ini setiap hari dengan air secukupnya. Bila perlu, bolak-balik media
kompos setiap hari agar proses aerasi berjalan sempurna. Selama proses pengomposan, sering
kali lalat menjadi masalah yang menjengkelkan. Oleh sebab itu, diusahakan agar setiap
lubang di reaktor kompos ditutup dengan kawat kasa. Bila bau tak sedap keluar, tambahkan
air dan bakteri pengurai, dan bau segera menghilang. Jika proses ini
berjalan dengan baik, setelah 5 hari volume sampah yang dimasukkan akan
menyusut kira-kira menjadi hanya 25% dari volume awalnya.
Kompos siap dipanen setelah diproses kira-kira 2-3 minggu,
bergantung pada tahap pemrosesannya. Pada reaktor bisa dibuat sebuah
sistem sederhana sehingga proses pemanenan kompos dilakukan dari dasar
reaktor. Kompos yang diperoleh adalah lumpur hitam yang mengandung
air kira-kira 50%. Sehingga, untuk mendapatkan kompos kering, lumpur
tadi harus dijemur. Biasanya, lumpur yang diperoleh bisa dipakai sebagai
media tanaman di kebun. Jadi tidak perlu dijemur dahulu.
29
Bagaimana membuat kertas daur ulang?
Alat dan bahan yang dibutuhkan untuk membuat kertas daur ulang antara lain :
1. kertas
2. blender
3. baskom
4. spon
5. meja
6. kain
7. screen
8. papan dan alat pemberat
Cara membuat :
1. Robek kecil-keil kertas bekas dan rendam didalam air selama 1 hari
2. Blender kertas sampai menjadi bubur ( halus)
3. Tuangkan ke dalam baskom yang berisi air dan diaduk
4. Letakan Spons di atas meja, lalu taruh kain yang sudah dibasahi diatasnya
5. Saring campuran (jangan terlalu tebal) di baskom memakai screen sablon
6. Letakan di atas spons yang sudah dilapisi kain dengan posisi terbalik, gosok sedikit
screennya dan angkat dengan hati-hati
7. Tutup dengan kain yang sudah dibasahi. tambah satu lapis lagi kain basah, ulangi
langkah 5 dan 6
8. Sesudah beberapa lapis press dengan menaruh papan besar diatasnya dan beri
pemberat (batako atau batu)
9. Biarkan selama sekitar satu jam agar airnya berkurang. sebelum diangkat pastikan
sudah cukup kering. Angkat sepasang demi sepasang dan jemur ditempat yang panas.
lalu setrika sepasang demi sepasang kemudian buka kainnya pelan-pelan.
Jika ingin membuat atau corak khusus, beberapa proses di bawah ini dapat dilakukan.
 Proses tempelan. Sebelum anda menutup campuran bubur kertas dengan kain yang
sudah dibasah, tempelkan bunga, rumput atau daun-daun kecil diatasnya.
 Proses Campuran. Ketika memblender kertas, tambahkan bunga, rumput atau bahan
alami lainnya yang akan memberikan warna dan pola khusus.
 Proses Press. Ketika sedang mengepress kertasnya, taruhlah daun atau sesuatu yang
bermotif bagus. taruhlah papan diatasnya dan beri pemberat.
Contoh barang yang bisa dibuat dengan kertas daur ulang.
 Kertas untuk menggambar karya seni
 Pembungkus buku, tempat pensil, dan lain-lain
 Undangan, amplop, map, dll. Kertas daur ulang juga bagus sekali untuk ditempel
diatas karya-karya yang bisa anda bikin dari karton.
 Kotak pensil dan bingkai photo
 kotak kado
Jika ingin memberi warna pada kertas daur ulang memakai bahan alami untuk
mewarnai kertas daur ulang tersebut kita bisa memakai beberapa bahan yang bisa dipakai
untuk memberi warna tersebut diantaranya: kunyit, daun jati, daun pandan wangi, gambir,
pacar cina, nila.
 Kunyit : Kalau kita parut dan disaring akan menghasikan warna kuning.
 Daun Jati : Kalau diparut dan disaring akan menhasilkan warna merah
 Daun Pandan Wangi : Kalau kita parut dan disaring akan menghasikan warna hijau
 Gambir : Kalau kita parut dan disaring akan menghasikan warna hitam
 Pacar Cina : Kalau kita parut dan disaring akan menghasikan warna merah muda
 Nila : Kalau kita parut dan disaring akan menghasikan warna biru
Jika ingin mencoba membuat kertas dengan warna baru, saat kertas bekas yang kecil-
kecil akan direndam di air selama 1 hari, isilah airnya (sesudah disiram) dengan macam-
macam bahan yang bisa memberikan warna yang bagus.
30
Apotek Hidup
Segala yang ada di alam ini ada manfaatnya. Tumbuh-tumbuhan setelah diketahui
gunanya dibudidayakan dan disebut tanaman. Kita budidayakan agar hasilnya meningkat
jumlah dan mutunya, untuk memenuhi keperluan kita yang makin meningkat; diperlukan
untuk makanan, minuman, obat, keamanan, keindahan, hiburan.
Memelihara tanaman bisa dilakukan di kebun, di halaman rumah, dan di halaman
sekolah. Lahan di halaman/pekarangan rumah dan sekolah, dapat berfungsi sebagai lumbung
hidup, apotek hidup, warung hidup, pagar hidup, dan sebagai penambah keindahan. Lumbung
hidup, gudang bahan makanan, yang siap dipanen sesuai kebutuhan. Apotek hidup, sumber
obat tradisional, pengobatan alternatif. Warung hidup, tempat membeli bahan makanan bagi
mereka yang memerlukan.
Banyak jenis tanaman bergizi yang dapat diusahakan di pekarangan, tinggal memilih
sesuai dengan kebutuhan dan situasi-kondisi. Sumber protein antara lain: bayam, kangkung,
petai, lamtoro, melinjo, kacang panjang, kacang buncis, singkong (ubikayu).
Sumber kalori misalnya: pisang, talas, jagung, singkong, ubi jalar. Sumber vitamin C
antara lain: pepaya, jambu biji, sirsak, srikaya, cabai besar. Sumber vitamin A adalah:
adpokat, pepaya, mangga, lamtoro, melinjo, kacang panjang, kayumanis, talas, kelor, sawi,
kangkung, bayam, ubijalar, kecipir, mangkokan. Bumbu misalnya: kencur, kunyit, kumis
kucing, jahe, sirih, temu lawak.
Apotek hidup dapat diterapkan di sekolah. Untuk penerapannya diperlukan langkah-
langkah sebagai berikut:
1. Penanaman pohon untuk bahan apotek hidup dilakukan di halaman sekolah dan
pemeliharaannya dilakukan oleh siswa dengan pengawasan dan bimbingan guru yang
tahu soal itu.
2. Upaya pemanfaatan apotek hidup secara nyata, hal ini melalui:
 Pengoptimalan fungsi laboratorium sekolah untuk tempat penelitian, praktik peracikan
atau pembuatan obat dari tanaman obat atau apotek hidup.
 Pemanfaatan secara nyata obat-obatan buatan siswa untuk kesembuhan siswa yang
sakit di UKS.
3. Lambat laun, obat-obatan dari pabrik diganti dengan obat-obatan buatan siswa.
4. Tindakan itu harus dilakukan terus-menerus dan menggenerasi dengan baik, sehingga
keahlian menanam, memelihara, meracik tanaman menjadi obat bisa dilakukan semua

D. AIR
Air Sumber Kehidupan
Air adalah material yang paling
berlimpah di bumi ini, menutupi sekitar 71
persen dari muka bumi ini. Kehidupan
hampir seluruhnya air, 50 sampai 97
persen dari seluruh berat tanaman dan
hewan hidup dan sekitar 70 persen dari
berat tubuh kita.
Manusia bisa hidup sebulan tanpa
makanan, tapi hanya bisa bertahan
beberapa hari saja tanpa air. Air seperti
halnya energi, adalah hal yang esensial
bagi pertanian, industri, dan hampir semua
kehidupan. Dengan bertambahnya kebutuhan air untuk kegiatan manusia dan juga
peningkatan jumlah penduduk dari tahun ke tahun, kelangkaan air merupakan hal yang ada di
hadapan kita.
Jumlah air di permukaan bumi ini secara keseluruhan relatif tetap. Air akan selalu ada
karena air bersirkulasi tidak pernah berhenti dari atmosfir ke bumi dan kembali ke atmosfir

31
mengikuti siklus hidrologi. Tetapi apakah air akan hadir pada tempat, waktu, dan kualitas
yang dibutuhkan?

Siklus Air di Bumi


Siklus Hidrologi adalah sirkulasi air yang tidak pernah berhenti dari atmosfir ke bumi
dan kembali ke atmosfir melalui kondensasi, presipitasi, evaporasi dan transpirasi.
Pemanasan air samudera oleh sinar matahari merupakan kunci proses siklus hidrologi
tersebut dapat berjalan secara kontinu. Air berevaporasi, kemudian jatuh sebagai presipitasi
dalam bentuk hujan, salju, hujan batu, hujan es dan salju (sleet), hujan gerimis atau kabut.
Pada perjalanan menuju bumi beberapa presipitasi dapat berevaporasi kembali ke atas atau
langsung jatuh yang kemudian diintersepsi oleh tanaman sebelum mencapai tanah. Setelah
mencapai tanah, siklus hidrologi terus bergerak secara kontinu dalam tiga cara yang berbeda:
 Evaporasi/transpirasi - Air yang ada di laut, di daratan, di sungai, di tanaman, dsb.
kemudian akan menguap ke angkasa (atmosfer) dan kemudian akan menjadi awan. Pada
keadaan jenuh uap air (awan) itu akan menjadi bintik-bintik air yang selanjutnya akan turun
(precipitation) dalam bentuk hujan, salju, es.
 Infiltrasi/Perkolasi ke dalam tanah - Air bergerak ke dalam tanah melalui celah-celah dan
pori-pori tanah dan batuan menuju muka air tanah. Air dapat bergerak akibat aksi kapiler
atau air dapat bergerak secara vertikal atau horizontal dibawah permukaan tanah hingga air
tersebut memasuki kembali sistem air permukaan.
 Air Permukaan - Air bergerak diatas permukaan tanah dekat dengan aliran utama dan
danau; makin landai lahan dan makin sedikit pori-pori tanah, maka aliran permukaan
semakin besar. Aliran permukaan tanah dapat dilihat biasanya pada daerah urban. Sungai-
sungai bergabung satu sama lain dan membentuk sungai utama yang membawa seluruh air
permukaan disekitar daerah aliran sungai menuju laut.

Air Permukaan = Sungai dan Danau


Setiap tetes air hujan yang jatuh ke tanah merupakan pukulan-pukulan kecil ke tanah.
Pukulan air ini memecahkan tanah yang lunak sampai batu yang keras. Partikel pecahan ini
kemudian mengalir menjadi lumpur, dan lumpur ini menutupi pori-pori tanah sehingga
menghalangi air hujan yang akan meresap ke dalam tanah. Dengan demikian maka semakin
banyak air yang mengalir di permukaan tanah.
Aliran permukaan ini kemudian membawa serta batu-batu dan bongkahan lainnya,
yang akan semakin memperkuat gerusan pada tanah. Goresan akibat gerusan air dan partikel
lainnya ke tanah akan semakin membesar. Goresan ini kemudian menjadi alur-alur kecil,
kemudian membentuk parit kecil, dan akhirnya berkumpul menjadi anak sungai. Anak-anak
sungai ini kemudian berkumpul menjadi satu membentuk sungai.
Pada tempat-tempat yang letaknya lebih rendah, air berkumpul dan tergenang membentuk
danau.
Sungai
Air hujan yang jatuh ke bumi, sebagian menguap kembali menjadi air di udara,
sebagian masuk ke dalam tanah sebagian lagi mengalir di permukaan. Aliran air di permukaan
ini kemudian akan berkumpul mengalir ke tempat yang lebih rendah dan membentuk sungai
yang kemudian mengalir ke laut.

Danau
Danau adalah sejumlah air (tawar atau asin) yang terakumulasi di suatu tempat yang
cukup luas, yang dapat terjadi karena mencairnya gletser, aliran sungai, atau karena adanya
mata air. Biasanya danau dapat dipakai sebagai sarana rekreasi, dan olahraga.
Danau adalah cekungan besar di permukaan bumi yang digenangi oleh air bisa tawar
ataupun asin yang seluruh cekungan tersebut dikelilingi oleh daratan. Kebanyakan danau

32
adalah air tawar dan juga banyak berada di belahan bumi utara pada ketinggian yang lebih
atas.

Air Bawah Tanah (ground water)


Lebih dari 98 persen dari semua air di daratan tersembunyi di bawah permukaan tanah
dalam pori-pori batuan dan bahan-bahan butiran. Dua persen sisanya terlihat sebagai air di
sungai, danau dan reservoir. Setengah dari dua persen ini disimpan di reservoir buatan.
Sembilan puluh delapan persen dari air di bawah permukaan disebut air tanah dan
digambarkan sebagai air yang terdapat pada bahan yang jenuh di bawah muka air tanah. Dua
persen sisanya adalah kelembapan tanah.

Air Laut
Kita ketahui bahwa laut merupakan bagian bumi yang paling banyak jumlahnya. Laut
adalah kumpulan air asin yang luas dan berhubungan dengan samudera. Air di laut merupakan
campuran dari 96,5% air murni dan 3,5% material lainnya seperti garam-garaman, gas-gas
terlarut, bahan-bahan organik dan partikel-partikel tak terlarut. Sifat-sifat fisis utama air laut
ditentukan oleh 96,5% air murni.

Apakah Air Bersih Itu?


Air yang ada di bumi umumnya tidak dalam keadaan murni (HO), melainkan
mengandung berbagai baik terlarut maupun tersuspensi, termasuk mikroba. Kita
membutuhkan air bersih sebagai kebutuhan hidup sehari-hari kita. Ciri air itu bersih dapat kita
periksa dari fisiknya, kandungan kimianya dan kandungan mikrobanya.
Secara fisik, air bersih haruslah jernih, tidak berwarna, tawar, tidak berbau, temperatur
normal, dan tidak mengandung zat padatan. Secara kimiawi, kualitas air baik jika memiliki
keasaman (pH) netral serta tidak mengandung bahan berbahaya dan beracun (B3), ion-ion
logam, dan bahan organik. Sedangkan dari segi biologis, air sebaiknya tidak mengandung
bakteri patogen (penyebab penyakit) dan bakteri non patogen.
Untuk mendapatkan air yang baik kualitasnya, dapat memenuhi kebutuhan manusia
akan air, dibuat sebuah sistem penyediaan dan pengolahan air bersih baik itu dengan
teknologi yang sederhana untuk mencukupi kebutuhan skala kecil (sumur, sistem pengolahan
dengan filter) sampai menggunakan teknologi seperti yang dipakai di PDAM untuk
memenuhi kebutuhan air skala besar.

Bagaimana Menjaga Air?


Air bersih dan menyehatkan merupakan salah satu kebutuhan vital bagi manusia. Oleh
karena itu gerakan penghematan penggunaan air harus digalakkan sejak dini sehingga saat
musim kemarau tiba, persediaan air bersih akan dapat dipenuhi secara mandiri oleh
masyarakat.
Beberapa upaya yang dilakukan untuk menghemat air yakni dengan membuat lubang
resapan biopori dan sumur resapan.

LUBANG RESAPAN BIOPORI ( LRB )


Banjir dan tanah longsor terjadi dimana-mana, ini karena terjadi
kerusakan lingkungan, tanaman pohon jadi tanaman perumahan,
perkantoran atau mall, hutan-hutan menjadi gundul. Ketika banjir
melumpuhkan Jakarta, berbagai pihak menuding berkurangnya tanah
resapan air sebagai salah satu penyebab karena konversi lahan untuk
pertanian banyak disulap menjadi permukiman, industri dan perkantoran.
Tak heran saat hujan turun, air menggelontor melalui sungai atau kanal.
Seiring musibah banjir yang kerap melanda sejumlah wilayah di
Indonesia, terutama Jakarta, peneliti Institut Pertanian Bogor telah

33
mengembangkan sebuah teknologi sederhana resapan air. Metode resapan yang dinamakan
Lubang Resapan Biopori ini diyakini lebih efektif mencegah banjir dibanding sumur resapan
biasa.
Lubang Resapan Biopori dikembangkan peneliti konservasi tanah dan air IPB diharapkan
bisa memberi solusi dari persoalan tersebut. Berbeda dengan sumur resapan, yang tinggi
lebarnya satu meter, Resapan Biopori hanya berdiameter 10 cm dengan kedalaman satu meter.
Berbeda dengan sumur resapan, Lubang Resapan Biopori tak perlu banyak menggali tanah.
Lubang berdiameter 10 cm itu kemudian cukup diisi pupuk organik. Selain mudah dan murah
karena berisi pupuk organik, Lubang Resapan Biopori akan mengundang cacing dan
organisme lain dalam tanah untuk berkembang dan membuat pori-pori dalam tanah.
Teknologi sederhana ini bisa dibuat, di mana saja seperti lahan pertanian, pekarangan atau
tempat parkir
Langkah-langkah pengerjaan :
1. Buat lubang sedalam 80 cm dengan diameter 10 cm, kedalaman lubang maksimal 100
cm. Kalau kedalamannya lebih dari 100 cm maka cacing-cacing dan organisme pengurai
lainnya akan kekurangan oksigen, sehingga tidak dapat bekerja dengan maksimal.
2. Setelah lubang jadi, masukkan sampah organik seperti daun dan ranting kering serta
sampah rumah tangga yang dapat terurai.
3. Tutup dengan kawat jaring agar orang yang menginjaknya tidak terperosok.

SUMUR RESAPAN
Konstruksi Sumur Resapan Air (SRA) merupakan alternatif pilihan dalam mengatasi
banjir dan menurunnya permukaan air tanah pada kawasan perumahan, karena dengan
pertimbangan : a) pembuatan konstruksi SRA tidak memerlukan biaya besar, b) tidak
memerlukan lahan yang luas, dan c) bentuk konstruksi SRA sederhana.
Sumur resapan air merupakan rekayasa teknik konservasi air yang berupa bangunan
yang dibuat sedemikian rupa sehingga menyerupai bentuk sumur gali dengan kedalaman
tertentu yang berfungsi sebagai tempat menampung air hujan diatas atap rumah dan
meresapkannya ke dalam tanah (Dephut,1994). Manfaat yang dapat diperoleh dengan
pembuatan sumur resapan air antara lain :
1. Mengurangi aliran permukaan dan mencegah terjadinya genangan air, sehingga
memperkecil kemungkinan terjadinya banjir dan erosi,
2. Mempertahankan tinggi muka air tanah dan menambah persediaan air tanah,
3. Mengurangi atau menahan terjadinya intrusi air laut bagi daerah yang berdekatan dengan
wilayah pantai,
4. Mencegah penurunan atau amblasan lahan sebagai akibat pengambilan air tanah yang
berlebihan,
5. Mengurangi konsentrasi pencemaran air tanah (Departmen Kehutanan, 1995).

Bersahabat dengan Air


Beberapa fakta mengenai air:
1. Kamar mandi di rumah menggunakan hampir 70% dari seluruh penggunaan air
2. Sebanyak 15% air dipakai di dapur
3. Sisanya digunakan untuk mencuci baju dan menyiram kebun
4. Setiap orang rata-rata menggunakan 300 liter air setiap hari
Seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk dunia, semakin
bertambah pula kebutuhan akan air. Kita harus berhemat air dari
sekarang dan mulai mengusahakan konservasi air untuk mencegah krisis
air di masa depan. Sudah waktunya kita menghemat air untuk
kepentingan lingkungan dan anak cucu kita.
Ada beberapa ide yang dapat membantu pengurangan penggunaan air diantaranya
adalah:

34
1. Matikan air kran sewaktu menggosok gigi. Lebih baik menggunakan gelas sehingga
air tidak mengucur terus menerus.
2. Jangan mandi terlalu lama. Mandi adalah pengguna air kedua
setelah WC. Rata-rata bila mandi menggunakan shower akan
menghabiskan 15-20 liter per menit. Mandilah kurang dari 5
menit. Matikan shower selagi memakai sabun dan shampo.
Nyalakan hanya sewaktu membilas.
3. Cek semua pipa yang bocor. Pipa bocor yang dibiarkan akan
sangat boros bila dibiarkan berhari-hari. Bila rata-rata bocor
tersebut adalah satu tetes per detik, maka hasilnya adalah
pemborosan 25 liter air per hari dan akhirnya adalah 10.000 liter per tahun.
4. Jangan buang air yang kemungkinan dapat digunakan kembali untuk menyiram
tanaman atau jalanan, seperti air hujan yang tertampung di ember atau air dari AC.
5. Gunakan toilet dengan sistem dual flush (atau 2 tombol flush). Dengan sistem ini kita
dapat memilih antara flush setengah atau full. Survey telah membuktikan bahwa
sistem ini dapat menghemat sampai dengan 68% dari seluruh keperluan di wc. Bila
kita tidak ingin mengubah toilet, maka kita dapat menggunakan botol plastik 1.5 atau
2 liter yang diisi air dan diletakkan di dalam WC anda. Maka kita akan menghemat
sebanyak botol tersebut pada setiap flush WC.
6. Minimalkan penggunaan air panas. Air panas sangat banyak menggunakan energi
untuk mengubah air dingin menjadi panas.
7. Matikan dulu air sewaktu menggosok piring dan perabot dapur.
8. Siram tanaman hanya diwaktu pagi atau malam untuk mengurangi evaporasi dari air
tersebut.
9. Gunakan sistem air abu-abu (grey water system) untuk memakai kembali pemakaian
air dari bekas mandi dan wastafel yang sudah di filter kembali.
Mari kita bersama-sama saling membantu lingkungan kita. Hal-hal kecil ini dapat
menjadi hal besar bila dilakukan bersama. Setiap tetes air berharga.

E. PENGHIJAUAN
Tanaman Sahabat Lingkungan
Tanaman bermanfaat memperbaiki kualitas udara melalui proses
fotosintesis yang mengubah karbondioksida (CO2) menjadi oksigen (O2).
Tanaman juga dapat menurunkan suhu udara di sekitar rumah.
Beberapa ahli lingkungan menyebutkan, setiap satu hektar lahan hijau
dapat mengubah 3,7 ton CO2 dari aktivitas manusia, pabrik, dan kendaraan
bermotor menjadi dua ton O2 yang dibutuhkan manusia.
Selain menyerap karbon dioksida, beberapa jenis tanaman, seperti
cemara laut dan johar, bisa menyerap gas polutan di udara, seperti SO2 (sulfur dioksida) dan
timah hitam (Pb). Sedangkan tanaman yang memiliki bulu daun (trikoma) efektif untuk
menyerap debu. Jenis tanaman yang memiliki bulu daun antara lain trengguli, johar,
flamboyan, dan bunga lampion. Tanaman ini cocok ditanam di daerah berdebu, seperti
kawasan pabrik semen, pinggir jalan, dan lain-lain.
Menurut penelitian, pepohonan di areal seluas 300 x 400 meter mampu menurunkan
konsentrasi debu di udara dari 7.000 partikel per liter menjadi 4.000 partikel per liter.
Seleksi tanaman untuk tiap tempat penting dilakukan. Tanaman yang dipilih harus
memiliki toleransi terhadap lingkungan sekitarnya agar bisa bertahan hidup. Di Jakarta,
misalnya, butuh tanaman atau pohon yang punya batas toleransi tinggi terhadap CO2 atau Pb.
Pohon juga seperti manusia, ada yang tahan dan tidak tahan terhadap lingkungan dan kondisi
tertentu seperti pencemaran.
Tanaman yang bandel terhadap polutan adalah jenis kacang-kacangan atau
leguminosae, seperti angsana, trembesi, dan akasia. Tanaman jenis kacang-kacangan ini

35
dipakai sebagai tanaman pionir pada lahan yang kurang subur.
Tanaman pionir ini berfungsi untuk memperbaiki kesuburan tanah. Jika tanah yang ditanami
sudah subur, tanaman kacang- kacangan bisa diganti dengan jenis tanaman lain yang
diinginkan.
Aneka Tukang Sedot Polutan
 Paku Boston Nephrolepis exaltata Bostoniensis Penyerap paling ampuh
 Palem Chyrsalidocarpus lutescens Penyerap banyak polutan
 Palem bambu Chemaedorea seifrizii Formaldehid, benzena, Trichloroethylene, dan
Penguapan tinggi
 Karet hias Ficus robusta Formaldehid
 Dracaena Draceana deremensis Formaldehid
 Ivy Hedera helix Formaldehid
 Palem phoenix Phoenix roebelenii Xylene
 Lili air Spathiphyllum sp Alkohol, aseton, Formaldehid, Benzene, Trichloroethylene
 Dracaena Dracaena fragans massangeana Formaldehid
 Sirih Belanda Epipremnum aureum Formaldehid
 Paku Neprolepis obliterata Formaldehid, alkohol
 Krisan Chrysanthemum morifolium Formaldehid, benzene, Ammonia.
 Gerbera Gerbera jamesonii Transpirasi tinggi
 Dracaena Dracaena deremensis warneckei Benzene
 Dracaena Dracaena marginata Xylene dan Trichloroethylene
 Schefflera Brassaia actinophylla Formaldehid.

Pengenalan Pembenihan
Menyimpan dan memanfaatkan benih lokal merupakan salah satu metode yang paling
penting untuk menguatkan basis pertanian dan meningkatkan keanekaragaman tanaman
karena :
 Murah dan mudah dilakukan, semua orang bisa mengumpulkan dan menyimpan
benih.
 Meningkatkan jumlah pangan yang dapat dikembangkan dan kisaran pangan yang
dapat dibudidayakan.
 Benih itu berharga dan dapat dipertukarkan dengan benih yang lain atau dijual melalui
bank benih masyarakat.
 Kualitas tanaman akan meningkat secara alami dari tahun ke tahun.
Benih lokal telah beradaptasi dengan kondisi-kondisi setempat. Benih-benih ini telah
tumbuh lama pada iklim dan tanah setempat sehingga menjadi semakin kuat. Jika seseorang
dari salah satu tempat di Indonesia misalnya, pergi dan tinggal di Inggris akan membutuhkan
banyak waktu untuk beradaptasi pada iklim dingin, manusianya, bahasa, dan budaya. Sama
halnya dengan benih dan tanaman. Tanaman yang tumbuhnya paling sehat dan paling kuat
merupakan tanaman terbaik yang dapat dijadikan sumber benih.

Persiapan Pembenihan
Untuk menghasilkan benih yang baik, diperlukan langkah-langkah sebagai berikut:
Langkah 1: Tanaman Sehat
Untuk menghasilkan benih yang berkualitas, langkah pertama adalah dengan menanam
tanaman yang sehat. Untuk ini dibutuhkan tanah yang sehat, kompos yang cukup.
Langkah 2: Pilih Benih yang Paling Baik
Selalu ambil bibit dari tanaman yang terbaik. Ciri tanaman ini
biasanya:
 Menghasilkan buah atau daun yang lezat dan sehat.
 Bebas dari penyakit dan secara alamiah tahan hama.
 Tahan terhadap kondisi ekstrem. Misalnya, mampu
36
bertahan terhadap kondisi yang sangat kering atau panas, atau masih bisa tumbuh
pada tanah yang berbatu.
 Lambat menghasilkan benih. Kumpulkan benih dari tanaman yang menghasilkan
bunga dan benih paling terakhir, bukan yang pertama.
Seleksilah benih dari banyak tanaman. Jika kita menanam pohon, misalnya pohon jati,
pilihlah benih dari banyak pohon jati yang berbeda. Demikian halnya untuk tanaman lainnya.
Ketika memilih benih, kita akan mendapatkan karakteristik tanaman untuk tanaman
berikutnya. Jika kita memilih tanaman yang sehat, tanaman berikutnya pun memiliki
karakteristik yang sama dengan tanaman induknya.
Benih-benih yang besar umumnya akan bertahan lebih lama daripada benih-benih
yang lebih kecil!
Langkah 3: Cara Memanen Benih
Berilah label pada tanaman yang akan diambil benihnya sehingga tanaman itu tidak
dipanen untuk dikonsumsi. Tunggulah sampai tanaman itu masak sebelum dipetik benihnya.
Ini berarti membiarkan tanaman tersebut melewati tahapan yang layak untuk dikonsumsi.
Buah yang masih muda memiliki benih yang muda juga sehingga tidak bisa berkecambah.
Waktu yang terbaik untuk memetik benih adalah menjelang tengah hari, saat matahari
bersinar dan cuaca cerah. Bila memanen benih pada musim hujan, Anda bisa memetik buah,
benih, atau lebih baik lagi dengan mencabut seluruh tanamannya dan menggantungnya dekat
perapian. Kelembapan sedikit saja akan membuat benih itu menjadi rusak
Langkah 4. Membersihkan Benih
Benih yang terbungkus dengan kulit atau cangkang dapat dikupas dan dipisahkan
dengan tangan. Benih-benih yang kecil berkulit dapat disimpan dalam sebuah tas, kemudian
dilipat dan dengan hati-hati diremas untuk memisahkan bijinya. Setiap sisa tanaman apapun
harus dipisahkan dari benih/biji dengan cara menampi atau dengan tangan.
Langkah 5: Mengeringkan Benih
Mengeringkan benih merupakan bagian yang sangat penting dari proses penyimpanan
benih.
Jika benih tidak dikeringkan dengan baik maka benih
akan membusuk ketika disimpan. Benih dapat dikeringkan
dengan cara apapun yang bisa kita lakukan. Namun, sangat
penting untuk mengikuti beberapa langkah praktis berikut
ini untuk mendapatkan hasil yang terbaik:
 Beberkan dan angin-anginkan benih itu. Loyang
ceper, nampan anyaman, kertas bekas, tikar atau yang lainnya dapat digunakan
sebagai alas. Untuk benih yang besar, tempatkan pada tas anyaman dan digantung
untuk dikeringkan.
 Balik-balikkan sekali atau dua kali sehari sehingga semua benih itu kering.
 Lindungi benih itu dari gangguan binatang, khususnya tikus.
 Untuk benih-benih yang kecil dan ringan, berilah perlindungan ekstra karena benih ini
gampang terbang.
 Benih yang kecil umumnya membutuhkan waktu 1 minggu dan benih yang besar
butuh waktu sekitar 1-2 minggu untuk kering sempurna.
 Awalilah proses pengeringan dengan menempatkan benih selama dua hari di tempat
teduh atau di dalam ruangan. Kemudian pindahkan ke bawah terik matahari selama
setengah hari untuk hari-hari berikutnya. Ini akan membantu membunuh serangga dan
telurnya.
 Masukkan benih itu ke dalam rumah di malam harinya. Pada musim hujan, akan lebih
baik untuk melakukan pengeringan dekat perapian.
Gunakan uji gigit untuk mengetahui apakah benih itu sudah kering atau belum.
Gigitlah sebuah benih secara perlahan. Jika benih itu keras dan tidak meninggalkan bekas
gigitan, berarti benih itu telah siap disimpan. Jika ada bekas gigitan pada benih itu, berarti

37
benih itu belum kering benar dan butuh dikeringkan lagi. Jika gigi Anda patah ketika
menggigit, berarti untuk pengujian berikutnya jangan terlalu keras menggigitnya!
Langkah 6: Menyimpan Benih
Setelah benih itu kering, perlu dilakukan penyimpanan yang baik. Bila iklim
tidak mendukung, benih bisa membusuk dengan cepat jika penyimpanannya salah. Dalam
penyimpanan, benih harus dilindungi dari :
 Udara, yang akan mengurangi umur hidup benih.
 Kelembapan, yang akan membuat benih membusuk.
 Panas, yang akan mengurangi jumlah benih yang dapat tumbuh waktu ditanam.
 Binatang, yang dapat merusak benih.
 Serangga, yang dapat memakan atau merusak benih. Jika telur serangga ada dalam
wadah penyimpanan maka telur itu bisa menetas dan anakan serangga bisa memakan
benih itu.
 Cahaya/sinar, yang juga bisa merusak benih.

Untuk mencegah masalah tersebut, pastikan bahwa benih-benih


itu telah betul-betul kering dan bersih. Kemudian, pada saat cuaca cerah,
tempatkan benih dalam suatu wadah yang kedap udara.
Untuk mengurangi masalah kelembapan, bisa ditambahkan abu
kayu bakar pada bagian bawah wadah itu (tentu saja abu kayu bakar
yang sudah dingin). Bisa juga digunakan bubuk susu atau bijian lain
yang sudah sangat kering, ini akan menyerap kelembapan berlebih.

Pembibitan
Menanam Benih
Benih yang kecil harus ditanam sedalam kira-kira
satu ruas jari, sedangkan benih yang besar ditanam kira-
kira dua ruas jari dalamnya. Tanaman yang cocok
ditanam di kebun pembibitan adalah kobis, tomat,
sayuran hijau, bayam, terong, lombok besar, bawang
merah, cabe, mentimun, dan okra.
Tanaman yang cocok ditanam langsung pada
lahan adalah labu, jagung, buncis, kacang, lobak, bunga
matahari, gambas, dan melon. Namun, hampir semua
benih tanaman akan tumbuh lebih baik jika ditanam
dalam kebun pembibitan. Akan sangat baik untuk
memberikan label pada tiap-tiap benih yang ditanam.
Tulislah nama dan tanggal penanaman pada label tersebut. Ini akan berguna sekali, terutama
untuk pembibitan skala besar dan pembibitan masyarakat.
Sebaiknya usahakan agar bibit dapat dipindahkan ke lahan pada awal musim hujan.
Perkirakan waktu yang dibutuhkan benih tumbuh hingga siap dipindahakan ke lahan,
misalnya:
 Tanaman sayuran biasanya memerlukan waktu 3-4 minggu mulai dari benih
sampai penanaman di lahan.
 Tanaman pohon yang tumbuhnya cepat memerlukan waktu 2-3 bulan.
 Tanaman pohon yang tumbuhnya lambat memerlukan waktu 3-5 bulan.

38
Menanam Benih Langsung ke Lahan
Beberapa jenis tanaman akan tumbuh jauh lebih baik jika ditanam langsung pada
lahan, misalnya wortel. Namun, tanaman ini membutuhkan perhatian khusus untuk
pertumbuhannya.
Langkah-langkah penanaman langsung :
1. Cangkullah tanah dengan baik sebelum menanam benih. Tambahkan sejumlah pasir
jika tanahnya terlalu banyak mengandung tanah liat.
2. Siramlah tanah itu dengan air
3. Tanam benih, jangan terlalu dalam, lalu taburi dengan tanah atau pasir yang halus
tipis-tipis, kira-kira ½ cm.
4. Siram dengan air lagi, kemudian tutup permukaan tanah selama 1 minggu untuk
menjaga kelembapan tanah.
5. Jika tak ada hujan, siramlah dengan air sedikit-sedikit setiap harinya, dan tutup
kembali.
6. Ketika sudah ada yang tumbuh, singkirkan penutupnya dan tetap lakukan penyiraman
setiap hari atau setiap dua hari sekali, selama dua minggu.

Mengumpulkan Bibit Muda (Anakan)


Terkadang metode yang paling mudah untuk
untuk menanam pohon, dan bahkan beberapa jenis
sayuran dan bunga-bungaan, adalah dengan
mengumpulkan anakannya
Anakan ini sering ditemukan di bawah
pohon induknya yang besar. Bibit ini harus diambil
dalam kondisi semuda mungkin, sekitar 5-10 cm tingginya adalah yang terbaik. Ini akan
mengurangi stres dan kerusakan akar yang disebabkan oleh proses pencabutannya.
Proses pengumpulan bibit ini harus dilakukan dengan hati-hati, dengan cara
menggalinya, jangan hanya sekedar mencabutnya. Jika bibitnya lebih besar dari 20 cm,
pangkaslah kembali hingga tingginya hanya menyisakan 2 atau 3 daun. Airilah benihnya dulu
atau kumpulkan benihnya setelah hujan untuk mengurangi kerusakan akar atau stres tanaman.
Tanam kembali bibit itu ke dalam koker, taruhlah di
tempat yang teduh selama seminggu, lalu tempatkan ke tempat
pembibitan dan perlakukan bibit ini sama seperti bibit-bibit
yang lainnya.
Jika ingin menanamnya langsung ke lahan, berikan
naungan selama sekitar seminggu setelah penanaman. Untuk
bibit sayuran dan bunga-bungaan naungannya cukup hanya
selama 3 hari saja.

Pemeliharaan
Penyiraman
Tanaman yang ada perlu disiram setiap hari. Namun
apabila bibit masih muda maka penyiraman harus dilakukan
dengan hati-hati karena jika terlalu banyak air yang disiram
justru benih yang masih muda ini bisa mati.
Untuk tanaman yang telah dewasa, frekuensi
penyiraman bisa dikurangi. Namun, periksalah terus agar jangan
sampai tanahnya menjadi kering. Jika tanahnya kering sampai
kedalaman satu ruas jari, itu berarti tanaman memerlukan
penyiraman.

39
Pemupukan
Bibit akan tumbuh lebih kuat dan lebih cepat jika mendapatkan cukup unsur hara. Ini
akan membuat tanaman lebih kuat dan lebih sehat nantinya. Pupuk cair mengandung berbagai
macam unsur hara dan baik digunakan pada bibit. Namun, jangan gunakan pupuk cair ini
pada bibit yang berumur di bawah 1 bulan.
Encerkan pupuk cair ini dengan air terlebih dahulu. Takaran air yang digunakan harus
lebih banyak daripada takaran air untuk mengencerkan pupuk cair yang digunakan di lahan.
Pupuk ini bisa digunakan sekali atau dua kali seminggu.
Tanaman dalam koker akan menderita jika terlalu banyak pupuk yang dipakai dalam
campuran tanahnya. Merupakan tindakan yang bijaksana untuk memberikan pupuk lebih
sedikit pada kebun pembibitan, dan memberikannya dalam jumlah yang lebih banyak pada
tanaman yang ada di lahan.

Pemindahan Bibit
Dalam proses pembibitan, terkadang semaian tanaman yang masih muda harus
dipindahkan ke dalam suatu koker atau wadah yang lebih besar.
Cara memindahkannya yang aman:
1. Sirami semaian itu dengan baik.
2. Galilah semaian itu dengan sekop kecil atau gunakan tangan. Jangan mencabut
semaian pada tangkainya.
3. Jika terdapat banyak semaian sekaligus, pisahkan akarnya secara hati-hati.
4. Segera tanam kembali ke dalam suatu koker atau wadah, dengan akarnya
mengarah ke bawah.
5. Sirami lagi dengan hati-hati.

Pengendalian Gulma dan Hama


Pengendalian Gulma
Pengendalian gulma sangat penting dalam proses persemaian.
Gulma ini akan bersaing dengan tanaman utama dalam menyerap
makanan sehingga akan memperlambat tumbuhnya tanaman utama.
Secara terus-menerus, cabutlah gulma yang tumbuh di sekitar
tanaman utama
Pada kebun pembibitan, lapisan tipis mulsa akan
menghentikan tumbuhnya gulma. Lapisan ini bisa
dikombinasikan dengan tambahan lapisan plastik di antara
tanaman.
Pengendalian Hama dan Penyakit
Hama dan penyakit bisa menyebar dengan sangat mudah
dan cepat. Solusi yang terbaik untuk mencegah masalah-
masalah hama dan penyakit ini sebelum terjadi adalah dengan:
 Mengurangi stres tanaman sedapat mungkin dengan
menghindarkannya dari panas matahari dan memungkinkan
angin yang lembut berhembus memasuki pembibitan.
 Menggunakan campuran tanah yang sesuai.
 Memberikan cukup penyiraman.
 Pemupukan yang sesuai.
 Menempatkan kotak pembibitan dan koker tanaman
lebih tinggi dari permukaan tanah.
 Mencegah serangga mencapai kotak pembibitan,
misalnya dengan memasukkan kaki meja pembibitan
ke dalam suatu kaleng kecil yang sudah diberi air untuk mencegah semut, keong
atau siput memanjat.

40
Kita bisa mengurangi kemungkinan penyebaran serangan hama dan penyakit dari
tanaman satu ke tanaman lainnya dengan mencampur berbagai macam jenis tanaman secara
bersamaan, atau menempatkannya dalam kelompok-kelompok kecil daripada
menempatkannya dalam kelompok-kelompok besar. Jika tanaman mengalami serangan hama
dan penyakit, kita dapat:
 Melakukan penyemprotan dengan pestisida alami.
 Mengubah kondisi lingkunganw, misalnya jika tanaman
mengalami serangan jamur ataujelaga, cobalah untuk
memberikan lebih banyak sinar matahari dan angin.
 Jika solusi-solusi lain tidak memecahkan masalah, cabut dan
bakar tanaman yang terserang penyakit.

Penguatan Tanaman
Semua tanaman yang ditanam dalam suatu pembibitan perlu
mendapatkan ‘penguatan’ sebelum ditanam di lahan. Ini berarti
menyiapkan tanaman itu untuk kondisi tempat di mana tanaman itu akan
ditanam.
Penguatan tanaman bisa dengan cara membiarkan tanaman di bawah terik matahari
untuk beberapa waktu, kecuali untuk beberapa jenis tanaman yang harus tetap berada di
bawah naungan, seperti kopi dan vanili
Penguatan tanaman sangat penting karena dapat
mengurangi stres pada tanaman ketika ditanam di lahan. Jika
tanaman itu tidak dikuatkan terlebih dahulu, dalam beberapa
minggu pertumbuhannya akan terhenti/stagnan, banyak
daunnya berguguran, dan bahkan tanaman bisa mati karena
mengalami stres.
Sebuah teknik lain untuk mengurangi stres pada
tanaman adalah dengan memberikan naungan sekitar
seminggu setelah penanaman di lahan. Semakin berkurang
stres pada tanaman, semakin lebih baik pula pertumbuhannya.
Ini sama halnya dengan manusia

F. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)


Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) merupakan program unggulan dari visi kesehatan
untuk menjadikan Indonesia sebagai negara yang memiliki ”Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS)”. Perwujudan hal tersebut dapat dilakukan dengan menerapkan cara-cara hidup sehat
sebagai upaya menjaga, memelihara, dan meningkatkan kesehatannya. Lebih jauh dalam
mencegah timbulnya penyakit, menanggulangi, memanfaatkan pelayanan kesehatan,
mengembangkan, dan menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersumber daya masyarakat.
Setiap tanggal 15 Oktober diperingati sebagai hari cuci tangan se-dunia (Global Hands
Washing Day).al tersebut berlandaskan pada fakta bahwa hampir satu juta orang anak
meninggal setiap tahunnya karena penyakit diare dan infeksi saluran pernapasan akut (ISPA).
Penyebabnya karena bakteri yang menempel pada tangan manusia yang menjadi pusat
aktivitas sehari-hari. Setiap organ tangan kita menyentuh benda-benda yang kotor, kemudian
tanpa sadar pula kita sering menempelkan tangan pada organ hidung. Akibatnya bakteri bisa
masuk melalui hidung. Dampak selanjutnya menyebabkan infeksi pada saluran pernapasan.
Tangan sering kita gunakan pula sebagai media untuk memegang makanan yang akan kita
makan. Jika tangan kotor, maka makanan yang dihantarkan pun menjadi kotor pula. Karena
aktivitas tersebut, bakteri dapat masuk ke dalam tubuh manusia. Ketika bakteri masuk ke
dalam tubuh manusia, maka penyakit diare akan dirasakan oleh manusia. Data Badan
Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan diare penyebab nomor satu kematian balita di seluruh
dunia. Sedangkan di Indonesia diare menjadi penyakit pembunuh nomor dua setelah infeksi

41
saluran pernapasan akut (ISPA). Sementara UNICEF memperkirakan setiap 30 detik terjadi
kematian satu anak karena diare. (Sumber: ESP-USAID).
Cara yang paling efektif, murah, serta mudah dilakukan manusia untuk mengatasi hal
tersebut adalah selalu menjaga kebersihan tangan karena dapat memutuskan rantai penyakit
yang akan masuk ke dalam tubuh. Menjaga kebersihan tangan dapat dilakukan dengan
mencucinya menggunakan sabun. Sabun yang digunakan akan mampu membunuh bakteri
penyebab penyakit.
Fakta tentang pentingnya cuci tangan menggunakan sabun menurut sumber dari ESP –
USAID adalah:
 Penghantar utama masuknya kuman penyakit ke dalam tubuh manusia salah satunya
adalah tangan.
 Sepuluh juta virus dan satu juta bakteri terkandung dalam tangan manusia yang kotor.
 Karena bersifat kasat mata, maka kuman penyakit seperti virus dan bakteri sering
diabaikan oleh manusia.
 Pengertian tentang cuci tangan menggunakan sabun tidak dibarengi dengan
kebiasaannya.
Bersandar pada hal tersebut, badan kesehatan dunia (WHO) perlu menetapkan satu
hari untuk mengingatkan dan mengajak membiasakan manusia terhadap bahaya bakteri itu
dengan peringatan Hari Cuci Tangan se-Dunia (Global Hand Washing Day). Sebagai bentuk
wujudnya maka digelarlah kampanye hari Cuci Tangan Pakai Sabun se-Dunia kepada
masyarakat. Maksud dari kegiatan kampanye adalah untuk mengingatkan masyarakat untuk
selalu membiasakan mencuci tangan pakai sabun. Tujuan kampanye sebagai langkah
penurunan angka kematian, khususnya pada anak-anak. Kampanye juga diharapkan
memunculkan budaya hidup sehat di masyarakat. Nilai-nilai kesehatan yang dikampanyekan
merupakan upaya manusia untuk senantiasa menjaga dirinya dari berbagai serangan penyakit.
Tahapan-tahapan mencuci tangan pakai sabun sebagai berikut;
1. Basuh kedua tangan dengan air yang mengalir.
2. Gosoklah dengan sabun kedua permukaan tangan seperti orang yang bersalaman
3. Gosok pula sela-sela jarinya hingga tiap jari hingga kuku.
4. Bilas lagi kedua tangan dengan air bersih yang mengalir.
5. Keringkan tangan menggunakan lap yang bersih dan kering.
Membiasakan pola hidup bersih akan berdampak pada kesehatan. Jika seseorang telah
menerapkan pola hidup bersih, maka dirinya telah membuat batas atau jarak dengan penyakit.
Artinya, hidupnya akan selalu terlindungi dari berbagai hal yang dapat menimbulkan
penyakit.
Upaya untuk tetap menjaga lingkungan tetap bersih dapat diawali dari lingkungan
terdekat. Lingkungan terdekat adalah diri kita dan rumah yang selalu kita huni. Karena itu,
upaya kebersihan lingkungan (sanitasi) merupakan upaya pencegahan (preventif) dari
penyakit atau gangguan kesehatan.

1. Pola Hidup Bersih, Sehat, di Lingkungan Rumah


Rumah adalah tempat huni kita. Setiap hari didiami. Dapat dibayangkan jika rumah
kita tidak memiliki nilai kebersihan dan kesehatan. Pengaruh yang paling dirasakan adalah
terhadap kesehatan diri kita.
Menciptakan lingkungan rumah yang bersih dan sehat dapat dilakukan hal-hal berikut;
a. Membersihkan rumah secara teratur.
Kegiatan yang dapat dilakukan adalah menyapu rumah dan halaman setiap hari.
Jendela rumah dibuka untuk ventilasi dan pencahayaan. Apalagi di pagi hari saat
matahari bersinar. Pada malam hari pencahayaan lampu harus cukup memadai
pula. Kamar mandi atau WC disikat agar selalu tampak bersih. Sampah-sampah
sudah seharusnya dibuang ke tempatnya. Selain itu, dapat ditimbun atau diangkut

42
ke tempat penampungan sampah. Barang-barang yang kita gunakan sehari-hari
seperti bantal, kasur, dan selimut dijemur guna membunuh kuman yang menempel.
Adapun rumah yang sehat secara sederhana dapat dilihat dari dimilikinya ruangan
yang cukup memadai untuk keperluan hidup sehari-hari. Misalnya, terdapat ruang
makan keluarga, kamar tidur, dapur, kamar mandi, WC, dan tempat cuci pakaian.

b. Menjaga kebersihan makanan dan minuman


Makanan dan minuman yang kita konsumsi sering terabaikan masalah kebersihan
dan kesehatannya. Hal inilah yang sering berdampak pada kesehatan diri kita.
Kegiatan yang dapat dilakukan untuk menjaga kebersihan dan kesehatan makanan
yaitu dengan memperhatikan kelayakannya. Air yang akan kita minum harus
dimasak terlebih dahulu hingga mendidih. Dengan cara seperti itu kuman akan
mati. Buah/sayuran yang dimakan tanpa dimasak harus dicuci dengan air bersih
yang mengalir. Kemudian makanan dan minuman harus dalam keadaan tertutup
dan bebas dari debu atau lalat. Alat dan tempat makanan dan minuman harus
dicuci dengan sabun menggunakan air bersih.

c. Terdapat tanaman dan apotik hidup/ tanaman obat keluarga (TOGA)


Untuk menjaga keindahan rumah, dapat ditanam berbagai jenis tanaman dalam pot
atau lahan kosong di depan rumah. Jika memungkinkan dapat pula menanam
tanaman obat keluarga (TOGA). Manfaatnya amat besar bagi kita Selain menjadi
suplai oksigen tetap terjaga, TOGA dapat menjadi obat penolong pertama bagi diri
kita jika suatu waktu diperlukan khasiat dan manfaatnya.

2. Berlaku Bersih dan Sehat di Lingkungan Sekolah


Lingkungan sekolah adalah lingkungan terdekat setelah rumah. Sekolah selalu kita
gunakan setiap hari untuk menuntut ilmu. Lingkungan sekolah pun harus tetap dijaga
kebersihan, kesehatan, dan keindahannya. Jika sekolah yang kita tempati dalam keadaan
kotor, maka berbagai penyakit dapat menyerang. Bukankah jika sekolah kita bersih dan sehat
akan meningkatkan prestasi belajar? Lalu bagaimanakah jika sekolah kita kotor, tidak sehat,
dan mengabaikan keindahan?
Untuk menjaga lingkungan sekolah agar tetap bersih, sehat dan indah maka dapat
diperhatikan hal-hal berikut;
a. Menjaga kebersihan alat-alat kelas
Ruangan kelas selalu digunakan sebagai tempat belajar. Oleh karena itu kebersihan
kelas harus selalu diperhatikan. Kelas yang bersih akan menambah semangat
belajar. Berbeda jika kelas dalam keadaan kotor. Semangat belajar pun akan
terganggu karena banyak sampah di dalam kelas. Karena itu, kelas dan alat-alatnya
seperti papan tulis, meja, kursi, lemari, harus tetap dijaga kebersihannya.
Manfaatkan tugas piket untuk menjaga kebersihan kelas setiap harinya.

b. Menjaga kebersihan dari sampah


Selesai belajar biasanya terdapat sampah terutama sampah-sampah kertas.
Upayakan terdapat tempat sampah yang memadai di dekat kelas. Tempat sampah
tersebut selalu terjaga keadaannya. Tidak tampak kumuh atau mengganggu ke
sekitar kelas karena baunya. Halaman sekolah pun harus dijaga kebersihannya.
Bungkus-bungkus bekas jajanan tidak dibuang sembarangan. Penyediaan tempat
sampah yang telah dirancang sebagai tempat awal pemilahan sampah sangat tepat
manfaatnya. Ada baiknya setelah istirahat siswa melakukan operasi semut seputar
lingkungan sekolah. Hal ini untuk mendidik dan membiasakan siswa agar tetap
menjaga lingkungan sekolah dari sampah.

43
c. Memiliki sarana cuci tangan pakai sabun
Sekolah sebagai tempat kedua setelah rumah merupakan tempat beraktivitas siswa.
Setiap hari, kecuali hari Minggu, siswa melakuakn berbagai kegiatan selain belajar
seperti jajan dan bermain. Karena kegiatan tersebut memungkinkan tangan
menjadi kotor dan mengandung kuman. Dengan adanya sarana cuci tangan pakai
sabun yang terlihat oleh siswa, maka diingatkan bagi siswa untuk melakukannya.
Sarana cuci tangan pakai sabun tidak perlu besar namun dapat tejangkau
tempatnya oleh siswa. Selain itu tersedia pula sarana air yang cukup. Air yang
mengalir dan bersih.

d. Menjaga kebersihan WC sekolah


Hal lain yang penting adalah mengingatkan penjaga sekolah untuk selalu merawat
dan menjaga kebersihan WC. WC sekolah harus tetap bersih dengan cara disikat
setiap hari agar tidak licin. Para siswa diingatkan pula untuk membiasakan diri
hidup bersih dengan cara menyiramkan air setelah buang air. Halaman sekolah
adalah tempat belajar pula. Karena itu, halaman harus tetap bersih dan terjaga dari
sampah.

e. Menjaga kebersihan dan kesehatan warung sekolah


Kegiatan yang sering dilakukan oleh para siswa saat istirahat pelajaran adalah
jajan di warung sekolah/kantin. Warung sekolah adalah tempat yang menyediakan
jajanan makanan dan minuman di lingkungan sekolah. Beberapa hal yang harus
diperhatikan oleh pengelola warung sekolah/kantin antara lain; warung
sekolah/kantin harus selalu bersih dan sehat. Makanan dan minuman yang dijual
harus tertutup rapi dan terbebas dari debu dan lalat serta serangga lain yang
merugikan. Sajian makanan pun harus memiliki nilai gizi. Selain itu tidak
mengandung zat pewarna dan zat pengawet yang membahayakan. Air yang dijual
untuk minuman harus dimasak hingga matang. Sedangkan alat-alat makan dan
minum yang digunakan harus dicuci dengan sabun dan air bersih. Untuk
menampung bungkus bekas jajanan maka di warung sekolah/kantin harus
disediakan tempat sampah yang memisahkan sampah basah dan kering.

f. Meningkatkan peran Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) dan Dokter Kecil


Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) memiliki manfaat yang amat besar. Di dalamnya
terdapat anggota terpilih dari para siswa sebagai anggota penyuluh kesehatan bagi
teman-teman yang lain. Para penyuluh kesehatan itu adalah para dokter kecil.
Lingkungan sekolah yang sehat dapat didukung oleh program UKS. Tiga pilar
program UKS yang melibatkan para siswa yaitu pendidikan kesehatan, pelayanan
kesehatan, dan pembinaan lingkungan sekolah sehat dapat dijadikan alat untuk
mencapai tingkat kesehatan sekolah yang baik. Memberikan teladan kesehatan
bagi siswa yang lain oleh anggota UKS dan para dokter kecil merupakan cara
paling efektif dan bermanfaat besar. Dalam hal pembinaan lingkungan sekolah
sehat diharapkan peran dari para anggota UKS dan para dokter kecil untuk
membawa para siswa mencintai keindahan. Salah satu caranya dengan gemar
menanam tanaman di lingkungan sekolah dan merawatnya. Tanaman itu ada yang
berfungsi sebagai paru-paru sekolah atau juga tanaman obat keluarga yang
bermanfaat khasiatnya.

3. Berlaku bersih, sehat, dan indah di lingkungan masyarakat


Sebenarnya kebersihan dan kesehatan lingkungan di masyarakat merupakan gambaran
dari kehidupan keluarga yang menjadi bagian dari lingkungan masyarakat. Peranan kehidupan
keluarga menjadi ukurannya. Jika kehidupan kebersihan, kesehatan, dan keindahan

44
keluarganya bagus, maka kehidupan masyarakatnya pun akan menjadi bagus. Namun
sebaliknya, jika kehidupan masyarakat keluarga tidak mencerminkan kebersihan, kesehatan,
dan keindahan maka lingkungan masyarakatnya pun akan rusak pula. Karena itu
membiasakan kehidupan bersih, sehat, dan indah harus tetap dijaga dan dilaksanakan
dari keluarga dulu.
Kebiasaan berlaku bersih, sehat, dan indah yang telah dilakukan dalam kehidupan
keluarga dapat ditularkan dalam kehidupan masyarakat. Beberapa hal yang perlu mendapat
perhatian dalam upaya menjaga kebersihan, kesehatan, dan keindahan di lingkungan
masyarakat antara lain;
 Berperan aktif dalam kegiatan kerja bakti untuk terciptanya kebersihan, kesehatan, dan
keindahan lingkungan. Kerja bakti yang sering dilakukan wrga masyarakat merupakan
upaya terpuji untuk menjaga lingkungan. Kita dapat memanfaatkan kesempatan kerja
bakti ini untuk selalu mengingatkan masyarakat terhadap pentingnya kebersihan dan
kesehatan serta keindahan lingkungan.
 Tidak membuang sampah sembarangan, namun memanfaatkan tempat pembuangan
sementara (TPS) yang terdapat di masyarakat. Salah satu upaya masyarakat terhadap
TPS ini adalah dengan menjaga dan memeliharanya. Para petugas kebersihan di
lingkungan masyarakat harus tanggap terhadap sampah. Jangan membiarkan sampah
menumpuk di TPS. Apalagi jika jarak TPS sangat dekat dengan rumah-rumah
masyarakat. Jika kalian melihat sampah sudah menumpuk di TPS, maka kalian dapat
melaporkannya kepada pihak pemerintah setempat (RW atau RT). Sampah yang
menumpuk dan menimbulkan bau yang tidak sedap akan mengundang lalat-lalat yang
dapat menimbulkan penyakit bagi manusia.
 Memperhatikan saluran selokan/got. Jika terlihat air tidak mengalir, maka perbaikilah
salurannya agar air tetap mengalir. Memperbaiki selokan/got yang tersumbat menjadi
satu upaya untuk mencegah banjir saat musim hujan. Selain itu, selokan atu got yang
tersumbat akan mengundang penyakit yang dapat mengganggu kesehatan masyarakat.
 Berperan aktif dalam memanfaatkan lahan kosong untuk ditanami tanaman sebagai
upaya membuat taman lingkungan sekitar. Tanaman yang ditanam akan menjadi paru-
paru udara bagi lingkungan sekitar. Kesejukan dan keasrian lingkungan dapat terasa
dengan banyaknya tanaman atau pohon-pohon yang tumbuh di lingkungan
masyarakat.
 Mengkampanyekan kebiasaan cuci tangan pakai sabun sebagai upaya menciptakan
lingkungan masyarakat yang sehat dan terbebas dari penyakit. Mencuci tangan pakai
sabun adalah cara yang paling mudah dan murah namun memiliki dampak kesehatan
yang luar biasa. Masih ingatkah kalian dengan langkah-langkah mencuci tangan pakai
sabun yang benar? Kalian dapat mengkampanyekannya kepada masyarakat di
lingkungan sekitar rumah kalian.

B. Membuat Papan atau Slogan Hidup Bersih dan Sehat


Kalian pasti sering melihat slogan-slogan atau simbol yang dibuat untuk
mengingatkan siapa saja yang membacanya. Slogan atau simbol itu lebih mengajak kepada
orang untuk melakukan apa yang dipesankan melalui tulisannya itu. Tulisan pada slogan dan
simbol merupakan bentuk kampanye atau ajakan.

45
Salah satu bentuk kampanye mengajak orang lain untuk mencintai kebersihan dan
kesehatan lingkungan dapat dilakukan dengan slogan atau simbol yang dapat dibaca oleh
orang lain. Kita dapat mencari bahan-bahan sebagai medianya. Tidak selalu harus membeli
namun kita dapat memanfaatkan dari barang-barang bekas di sekitar kita.
Bahan yang kita gunakan dapat dibuat dari papan kayu yang tidak terpakai lagi.
Bahan : a. Papan kayu dengan ukuran yang dinginkan
b. Spon
c. Cat dengan warna yang diinginkan
d. Pengait
Alat : a. Gunting
b. Kuas
c. Ampelas kayu
d. Lem kayu
Cara Pengerjaan
1. Sediakan bahan papan kayu sesuai dengan ukuran yang diinginkan.
2. Ampelas kayu tersebut hingga rata dan halus.
3. Berilah warna dengan cat menggunakan kuas
4. Biarkan cat pada papan kayu itu kering
5. Buatlah kata-kata simbol/slogan menggunakan spon yang bertema lingkungan.
6. Ukuran huruf disesuaikan dengan panjang dan lebar papan kayu.
7. Guntinglah huruf-huruf menggunakan gunting
8. Tempelkan pada papan kayu yang telah dicat menggunakan lem.
9. Berikan pengait pada papan kayu dengan ukuran yang simetris antara bagian kanan
dan kiri papan.
10. Papan slogan siap digunakan dan ditempel di tempat yang sesuai.

C. Membuat Miniatur Rumah Sehat


Rumah sehat adalah idaman semua orang. Bentuk rumah sehat tidak harus besar
namun yang penting nyaman dirasakan. Kenyamanan dapat dibentuk dengan komposisi
rumah yang bersyarat sehat. Ada ruang keluarga, ada ruang tamu, kamar tidur, dapur, kamar
mandi, memiliki halaman, dan terdapat tanaman sebagai paru-paru rumah. Kita dapat
membuat miniatur rumah sehat secara berkelompok sesuai dengan keinginan kita.
Bahan : Papan karton tebal ukuran 60 cm x 60 cm
Kertas berwarna
Kotak korek api bekas sebanyak 20 buah.
Hiasan pohon dan rerumputan
Biji korek api secukupnya sesuai kebutuhan
60 cm
Alat : Gunting
Lem kayu
Benang

60 cm

46
Cara Pembuatan
Gunakan lahan yang terbuat dari karton tebal berukuran 60 cm x 60 cm untuk
membuat miniatur rumah sehat yang tampak dari atas. Buatlah beberapa sekat untuk
pembagian ruang-ruang bagi berbagai macam kamar (ada kamar mandi, kamar tidur, ruang
tengah, ruang keluarga, dll). Buatkan pula halaman depan lengkap dengan taman dan
pagarnya. Gunakan kreasi kelompokmu untuk membuat miniatur rumah sehat.

D. Menghias Kelas dengan Hasil Karya Kelompok

Bahan : Serbuk gergaji


Tepung Kanji
Papan tipis atau triplek ukuran 70 cm x 50 cm
Alat : Pensil
Kuas
Cat macam-macam warna

Cara Pengerjaan
1. Pada papan tipis/triplek, buatlah pola yang ingin ditampilkan. Sebagai contoh pola
dapat berupa gambar pulau Jawa.
2. Buatlah perekat dari tepung kanji.
3. Setelah perekat dibuat, taburkan sedikit demi sedikit serbuk gergaji ke dalam perekat.
Aduk terus hingga mencapai kepekatan yang cukup.
4. Taburkan adonan serbuk gergaji yang telah bercampur perekat kepada pola yang
dibuat dan keringkan beberapa saat.
5. Bentuklah tempat-tempat dalam pola itu sesuai dengan keadaan tinggi dan rendahnya
sebagai contoh dataran tinggi, pegunungan, gunung, dan lembah.
6. Setelah selesai semuanya, keringkan beberapa saat.
7. Setelah kering, lalu berilah warna yang sesuai dengan peta pada umumnya.
8. Hiasan relief telah selesai dan siap untuk dipajang sebagai hiasan kelas yang
bermanfaat.

G. Program Citarum Bestari


Berdasarkan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Pengelolaan dan Perlindungan
Lingkungan Hidup, Pemerintah Provinsi memiliki tugas untuk mengoordinasikan dan
melaksanakan pengendalian pencemaran atau kerusakan lingkungan hidup lintas
kabupaten/kota. Salah satunya mengelola Daerah Alian Sungai Citarum yang melintasi
beberapa daerah di Provinsi Jawa Barat. Daerah-daerah yang terlintasi Sungai Citarum adalah
Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat, Kota Bandung, Kota Cimahi, Kabupaten
Sumedang, Kabupaten Cianjur, Kabupaten Bogor, Kabupaten Purwakarta, Kabupaten Bekasi,
Kota Bekasi, dan Kabupaten Karawang.
Sebagai sebuah sungai besar di Jawa Barat, maka sangat tepat jika pemerintah Provinsi Jawa
Barat sangat fokus terhadap pemulihan kembali keberadaan Sungai Citarum. Karena itu,
Pemerintah Provinsi Jawa Barat memokuskan dengan sebuah gerakan Citarum Bestari
(Bersih, Sehat, Indah, dan Lestari). Gerakan Citarum Bestari adalah gerakan pembangunan
dalam rangka memulihkan, menjaga, dan melestarikan fungsi DAS Citarum. Adapun yang
dimaksud dengan daerah aliran sungai (DAS) adalah suatu wilayah daratan yang merupakan
satu kesatuan dengan sungai dan anak-anak sungainya yang berfungsi menampung,
menyimpan, dan mengalirkan air yang berasal dari curah hujan ke danau atau laut secara
alami, yang batas di darat merupakan pemisah topografis dan batas di laut sampai dengan
daerah perairan yang masih terpengaruh aktivitas daratan. Sedangkan DAS Citarum adalah
DAS yang berhulu di Gunung Wayang (Kabupaten Bandung) dan mengalir melewati 10

47
(sepuluh) kabupaten/kota sampai bermuara di Tanjung Karawang dan Muara Gembong di
Kabupaten Bekasi. Landasan hukum yang digunakan untuk mengatur Program Citarum
Bestari adalah Peraturan Gubernur Nomor 78 tahun 2015.
Tujuan dari Gerakan Citarum Bestari adalah;
1. pengendalian kerusakan sumber daya alam
2. pengendalian erosi dan sedimentasi
3. rehabilitasi dan reklamasi hutan dan lahan
4. pengelolaan sampah dan limbah domestik
5. pengendalian limbah pertanian, peternakan, dan perikanan
6. pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup
7. pengembangan masyarakat berbudaya lingkungan
8. pengendalian dan konservasi sumber daya air
9. penataan penegakan hukum secara konsisten

Sasaran dari Gerakan Citarum Bestari adalah


1. mengendalikan pemanfaatan ruang sesuai peruntukannya, daya dukung, dan daya tampung
lingkungan.
2. meningkatkan pengendalian terhadap pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup.
3. meningkatkan kesadaran dan ketaatan para pelaku usaha dalam pengelolaan limbah serta
melaksanakan penegakan hukum secara konsisten sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
4. meningkatkan konservasi keanekaragaman hayati dan ekosistemnya, serta rehabilitasi hutan
dan lahan kritis
5. mengembangkan praktik budidaya pertanian ramah lingkungan dan kawasan agro-ekologi.
6. mengembangkan karakter/perilaku masyarakat berbudaya lingkungan
7. mengembangkan keterampilan masyarakat dalam pengolahan hasil pertanian guna
menghasilkan nilai tambah dan menciptakan lapangan kerja/usaha
8. meningkatkan partisipasi masyarakat dalam mengendalikan, menurunkan, dan
menghilangkan beban pencemaran dari berbagai sumber, antara lain industri, domestik,
kotoran ternak, pertanian, dan pakan ikan.
9. meningkatkan penguatan kelembagaan dan pendapatan masyarakat

Indikator yang diharapkan dari Program Citarum Bestari adalah


1. sungai bersih, dengan kriteria tidak adanya sampah, limbah, dan lumpur di sungai
2. sungai sehat, dengan kriteria tidak adanya zat berbahaya dan meningkatnya kualitas air
Sungai Citarum serta memenuhi baku mutu air sehingga dapat digunakan sebagai sumber
air baku sehingga dapat digunakan sebagai sumber air baku untuk rumah tangga, pertanian,
industri, dan lainnya
3. sungai indah, dengan kriteria tertatanya sepadan sungai yang terbebas dari bangunan liar,
bersih, dan asri sehingga dapat digunakan sebagai tujuan tempat wisata
4. sungai lestari, dengan kriteria kondisi bersih, sehat, dan indah terjaga dengan baik sehingga
dapat mendukung pembangunan berkelanjutan dan kehidupan.

48
Modul 4
PEMBELAJARAN BERWAWASAN LINGKUNGAN HIDUP

Pendahuluan

Pada sesi pelatihan ini peserta mendalami inovasi pembelajaran yang berwawasan lingkungan
hidup.

Kompetensi yang dicapai

Memahami inovasi pembelajaran serta penerapannya dalam pembelajaran.

Tujuan

Setelah berdiskusi peserta mampu :

1. Menjelaskan pendekatan saintfik, pengembangan model dan inovasi pembelajaran


berwawasan lingkungan hidup.
2. Menerapkan inovasi pembelajaran berwawasan lingkungan hidup..

Pertanyaan Kunci

No. Pertanyaan Jawaban

1 Jelaskan kriteria inovasi dalam


pembelajaran?
2 Uraikan contoh inovasi pembelajaran
berwawasan lingkungan hidup.

Catatan Fasilitator :
Pada sesi ini fasilitator memberikan gambaran tentang inovasi pembelajaran, dan
memberikan contoh penarapannnya dalam pembelajaran

49
Alat dan Bahan

• Flipchart/Kertas Plano
• Spidol
• Projektor/LCD
• Handout 2.1

Waktu

Sesi ini berlangsung selama 270 menit. Fasilitator dapat mengikuti urutan waktu yang
ditetapkan secara fleksibel.

Ringkasan Sesi
I C A R E
Introduction Connection Application Reflectionion Extension
5 menit 20 menit 220 menit 20 menit 5 menit
Pada awal sesi Fasilitator Peserta dibagi Menanyakan Peserta
ini fasilitator menayangkan beberapa kepada peserta mempelajari
menjelaskan foto /video kelompok, mengenai materi tentang
latar belakang, pembelajaran untuk ketercapaian perencanaan
tujuan, dilanjutkan mendiskusi kan tujuan sesi ini. pembelajaran
dan tanggapan dari handout 4.1 Memberikan
pertanyaan peserta dilanjutkan kesempatan
kunci dengan kepada peserta
presentasi hasil yang ingin
diskusi menyampai kan
masing-masing pertanyaan
kelompok.

Rincian Langkah–langkah Kegiatan

Introduction (5 menit)

Pada awal sesi satu ini fasilitator menjelaskan latar belakang, tujuan dan pertanyaan kunci.

Connection (20 menit)

Fasilitator menayangkan foto/video inovasi pembelajaran

Application (220 menit)

1. Fasilitator membagi peserta menjadi beberapa kelompok


2. Peserta mendiskusikan hand out 4.1
3. Peserta menuliskan hasil diskusi kelompok pada kertas plano atau flipchart.

50
4. Setiap kelompok menempelkan kertas plano tersebut pada dinding/ tempat yang
disediakan.
5. Wakil kelompok maju ke depan untuk mempresentasikan hasil diskusinya di depan
kelompok lain kurang lebih 15 menit.
6. Beri kesempatan kepada kelompok lain menanggapi.
7. Fasilitator memberikan umpan balik dan penegasan tentang, pendekatan saintifik,
pengembangan model dan inovasi pembelajaran.

Reflection (20 menit)

1. Menanyakan kepada peserta mengenai ketercapaian tujuan sesi ini.


2. Memberikan kesempatan kepada peserta yang ingin menyampaikan pertanyaan.

Extension (5 menit)

Di luar sesi, peserta diminta mempelajari kembali semua materi yang ada di handout dan
mengaitkannya dalam rancangan pembelajaran yang akan dibuat.

ICE BREAKER

Buatlah kalimat pendek yang berhubungan dengan materi pelajaran yang akan
diberikan, misal : Bersama Membangun Kepedulian. Kalimat yang dibuat sebanyak
setengah dari jumlah peserta, kalau peserta 20 orang, harus disediakan 10 kalimat.
Pecahlah kalimat tersebut ke dalam dua bagian dan ditulis di kertas , satu kertas berisi
kalimat Bersama Membangun dan satu kertas berisi kata Kepedulian.
Gulunglah kedua kertas yang berisi tulisan tadi.
Bagikan kertas–kertas tergulung yang sudah disiapkan sebanyak jumlah peserta
(apabila peserta ganjil, satu orang berpasangan dengan pemandu sendiri).
Minta peserta untuk membuka gulungan kertas masing–masing dan membaca isinya
yaitu sepotong kalimat yang belum lengkap
Minta peserta untuk mencari pasangannya masing – masing agar kalimat itu menjadi
lengkap.
Minta setiap pasangan berkenalan dan mendiskusikan arti kalimat tersebut.
Minta lagi dan meminta setiap pasangan memperkenalkan pasangannya dan
menyampaikan arti kalimat kepada peserta yang lain.

PESAN KUNCI

Pembelajaran sesi ini menekankan kepada kita sebagai pendidik dalam melaksanakan
proses pembelajaran harus inovatif untuk meningkatkan aktivitas peserta didik sebagai
pembelajar aktif.

51
Hand Out 4
PEMBELAJARAN BERWAWASAN LINGKUNGAN HIDUP

1. Langkah-langkah Saintifik, Pengembangan Model dan Inovasi Pembelajaran


Berwawasan Lingkungan Hidup dan Penilaian Proses/Hasil Belajar
Apa pembelajaran dengan pendekatan saintifik?
Proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif
mengonstruk konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati (untuk
mengidentifikasi atau menemukan masalah), merumuskan masalah, mengajukan atau
merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data,
menarik kesimpulan dan mengomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang
“ditemukan”.

Beberapa tujuan pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah:


1. untuk meningkatkan kemampuan intelek, khususnya kemampuan berpikir tingkat
tinggi siswa.
2. untuk membentuk kemampuan siswa dalam menyelesaikan suatu masalah secara
sistematik.
3. terciptanya kondisi pembelajaran dimana siswa merasa bahwa belajar itu merupakan
suatu kebutuhan.
4. diperolehnya hasil belajar yang tinggi.
5. untuk melatih siswa dalam mengomunikasikan ide-ide, khususnya dalam menulis
artikel ilmiah
6. Untuk mengembangkan karakter siswa

Prinsip-prinsip pembelajaran dengan pendekatan Saintifik


1. pembelajaran berpusat pada siswa
2. pembelajaran membentuk students’ self concept
3. pembelajaran terhindar dari verbalisme
4. pembelajaran memberikan kesempatan pada siswa untuk mengasimilasi dan
mengakomodasi konsep, hukum, dan prinsip
5. pembelajaran mendorong terjadinya peningkatan kemampuan berpikir siswa
6. pembelajaran meningkatkan motivasi belajar siswa dan motivasi mengajar
guru
7. memberikan kesempatan kepada siswa untuk melatih kemampuan dalam
komunikasi
8. adanya proses validasi terhadap konsep, hukum, dan prinsip yang dikonstruksi
siswa dalam struktur kognitifnya.

52
Proses pembelajaran menyentuh tiga ranah, yaitu: sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

Sikap
(Tahu
Mengapa)
Produktif
Inovatif
Kreatif
Keterampilan Afektif Pengetahuan
(Tahu Bagaimana) (Tahu Apa)

Hasil belajar melahirkan peserta didik yang produktif, kreatif, inovatif, dan afektif melalui
penguatan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang terintegrasi.

Langkah-Langkah Pendekatan Saintifik

Experimen- Networking
Observing Questioning Associating ting (membentuk
(mengamati) (menanya) (menalar) (mencoba) Jejaring)

Pengembangan Model Pembelajaran


Pendekatan Scientific pada Pembelajaran
 Aspek-aspek pada pendekatan scientific terintegrasi pada pendekatan keterampilan
proses dan metode ilmiah
 Keterampilan proses sains merupakan seperangkat keterampilan yang digunakan para
ilmuwan dalam melakukan penyelidikan ilmiah
 Keterampilan proses perlu dikembangkan melalui pengalaman-pengalaman langsung
sebagai pengalaman pembelajaran (Rustaman :2005)

Pendekatan saintifik dalam pembelajaran


Berdasarkan fakta Contoh Pendekatan Model Pembelajaran
Proses tertentu
 Observasi  Project based learning
 Mempertanyakan  Problem based learning
 Mencoba/eksploring  Inquery dan discovery learning
 Asosiasi
 Mengomunikasikan/ menyaji

53
Inovasi dalam Pembelajaran Berwawasan Lingkungan Hidup
Pengembangan kurikulum berbasis lingkungan
 Pengembangan model pembelajaran LH
 Penggalian dan pengembangan materi dan persoalan lingkungan hidup yang ada
di masyarakat sekitar (isu lokal)
 Pengembangan metode pembelajaran
 Pengembangan kegiatan kurikuler bertema lingkungan hidup
Dasar hukum PLH : Peraturan Gubernur Jawa Barat No 25 Tahun 2007 Tentang
pedoman Pelaksanaan Kurikulum Muatan Lokal Pendidikan Lingkungan Hidup

TUJUAN PLH
1 Memahami konsep dan pentingnya lingkungan hidup di jawa barat dengan
segala karakteristiknya.
2 Menampilkan sikap apresiatif terhadap pengelolaan lingkungan hidup di
daerahnya
3 Menampilkan kreatifitas melalui kegiatan nyata dalam rangka meningkatkan
daya dukung lingkungan dan upaya pelestarian keseimbangan lingkungan hidup.
4 Menampilkan peran serta secara nyata dalam setiap upaya pemanfaatan daya
dukung lingkungan dan upaya pelestarian lingkungan untuk mensukseskan visi
jawa barat.

PRINSIP PLH
1 Bukan teoritis, harus fakta dan lapangan
2 Memberikan kesempatan pengalaman yang menarik dan memberi kesan
mendalam
3 Menarik, santai dan menyenangkan, dengan tetap disiplin dan serius.
4 Semua mata pelajaran adalah dasar bagi pengembangan PLH, terlebih lagi mata
pelajaran kelompok humaniora dan sosial.
5 PLH yang berhasil dapat dilihat dari hasil / kesimpulan setelah proses
pembelajaran
Indikator Keberhasilan
Apakah peserta didik dapat menunjukkan minat, kemauan dan tanggung jawab secara
individu, kedudukan sosial dan secara profesi untuk melakukan sesuatu bagi perbaikan
kualitas lingkungan di sekitarnya.
Inti Materi PLH yang dikembangkan
1 Reduce : Mengurangi jumlah pemakaian (penghematan air, listrik, barang
dari plastik dan energi lain)
2 Reuse :Mempergunakan kembali sampah yang tidak terurai (bekas sedotan,
plastik air minum di jadikan kerajinan)
3 Recycle ( daur ulang) :Sampah organik jadi kompos.
4 Repair (pemeliharaan):Perawatan lingkungan.

54
Contoh :

Reduce, Reuse, Recycle ( daur ulang), Repair (pemeliharaan)

Lembar Kerja

LK 4.1

Rancangan inovasi Pembelajaran Berwawasan Lingkungan Hidup


Langkah kegiatan :
Peserta membuat karya inovatif dan kreatif dari bahan bekas kertas.
Contoh membuat perahu layar,model pesawat sederhana,balon kertas, burung, dll
Penilaian peserta yang kreatif diberi nilai tertinggi.

2. Permainan dalam Pembelajaran Berwawasan Lingkungan Hidup


PERMAINAN DALAM PEMBELAJARAN PLH
Jika kembali dikaitkan dengan kemampuan manusia dalam mengingat (memorize) di
mana melalui pengalaman langsung dan berkesan diharapkan peserta akan mengingat
peristiwa tersebut lebih lama dengan kata lain belajar berbasis pengalaman merupakan hal
penting. Permainan merupakan salah satu bentuk pengalaman. Permainan dapat menjadi
“pengalaman langsung” (saat kita memfasilitasi peserta dalam berinteraksi dengan alam), dan
“pengalaman tidak langsung” (saat kita menyampaikan informasi/konsep yang tidak mungkin
dialami langsung dalam bentuk simulasi). Belajar dengan bermain – dalam hal ini untuk anak-
anak perlu dipahami dan diadaptasi benar dalam pendidikan lingkungan, karena bermain
adalah kebutuhan yang sangat mendasar bagi anak-anak. Bermain juga bentuk operasional
konkrit bagi mereka, selain bahwa bermain adalah hak dasar anak.

55
Bermain di Alam
Seorang ahli psikologi perkembangan yang terkenal Piaget, menyatakan bahwa proses
belajar pada masa kanak-kanak harus melibatkan indera. Artinya mereka harus secara
langsung merasakan, mencium, meraba apa yang mereka pelajari. Artinya, pengalaman
tangan pertama (first hand experience). Maka, bila kita ingin mengajak anak-anak untuk
mengenal alam dan memahami isu-isu lingkungan, mereka harus diajak langsung ke alam
atau lingkungan dan belajar disana. Permainan yang dirancang dengan baik dapat digunakan
memfasilitasi anak-anak untuk berinteraksi dengan alam dalam suasana emosional yang
nyaman dan perlibatan gerak.
Filosofi permainan alam adalah bahwa alam adalah guru terbaik untuk mengenalkan
pendidikan lingkungan hidup dan dalam permainan alam tidak ada pengajaran tetapi berbagi
pengalaman tentang alam. Tujuan permainan alam sendiri dimaksudkan untuk membantu
mendapatkan inspirasi dari alam karena alam adalah ibu bagi bumi. Dengan permainan alam
diharapkan anak didik akan lebih merasa dekat, terbangkitkan rasa ingin mengenal alam,
sehingga diharapkan selanjutnya dapat menumbuhkan kepedulian terhadap lingkungan
sekitar.
Karakteristik permainan alam pada dasarnya (1) menggunakan kelima indera yang
secara langsung dapat menambah pengalaman, (2) Umur maupun ilmu pengetahuan seseorang
tidak berpengaruh, (3) Dapat dilakukan dengan mudah di taman dalam kota, (4) Orang
dewasa maupun anak-anak dapat menikmatinya, dan (5) Permainan dapat disesuaikan dengan
kondisi/ keadaan hati pesertanya. Satu hal yang perlu dijaga dalam melakukan permainan di
alam adalah agar kita tidak terjebak ke dalam permainan yang sekedar bermainan. Permainan
ini adalah media untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu. Oleh karena itu yang terbaik adalah
memahami konsep-konsep yang mendasari permainan di alam. Ada 2 dimensi proses dari
permainan di alam, yaitu proses belajar dan proses penyadaran serta pendekatan diri dengan
alam.

Belajar Beralur
Joseph Cornell, seorang pendidik alam (nature educator) yang terkenal dengan
permainan di alam yang dikembangkannya sangat memahami psikologi ini. Sekitar tahun
1979 ia mengembangkan konsep belajar beralur (flow learning). Berbagai kegiatan atau
permainan disusun sedemikian rupa untuk menyingkronkan proses belajar di dalam pikiran,
rasa, dan gerak. Ia merancang sedemikian rupa agar kondisi emosi anak dalam keadaan
sebaik-baiknya pada saat menerima hal-hal yang penting dalam belajar.
Aspek-aspek yang perlu diperhatikan adalah:
 Aspek afektif: perasaan nyaman, senang, bersemangat, kagum, puas, dan bangga
 Aspek kognitif: proses pemahanan, dan menjaga keseimbangan aspek-aspek yang lain
 Aspek sosial: perasaan diterima dalam kelompok
 Aspek sensorik dan monotorik: bergerak dan merasakan melalui indera, melibatkan
peserta sebanyak mungkin
 Aspek lingkungan: suasanan ruang atau lingkungan
Prinsip cara belajar anak yang harus dipahami adalah:
 Sensorik – motorik (mengalami langsung, bergerak belajar)
 Operasional konkrit (suatu hal nyata, kemampuan berpikir abstrak rendah)
 Khayalan (fantasi)
Belajar beralur dengan permainan alam terdiri atas empat aktivitas beralur seperti
dibawah ini:
 Membangkitkan semangat/ antusiasme
Proses belajar di alam terbuka tidak akan banyak berarti bagi peserta bila dilakukan
tanpa semangat dan tanpa adanya rasa tertarik untukmelakukan serangkaian aktivitas. Bagi
peserta anak-anak, serangkaian aktivitas awal perlu dilakukan untuk ’mengeluarkan“ energi
yang masih tersimpan (bagi anak-anak yang pasif) sekaligus untuk menyalurkan energi

56
berlebih yang mereka miliki (bagi anakanak hiperaktif). Bagi peserta remaja dan dewasa,
rangkaian aktivitas awal perlu dilakukan untuk memecahkan kekakuan (ice break), mereduksi
sikap skeptis dan menciptakan kondisi partisipatif (keterlibatan aktif).
Dalam pembelajaran Pendidikan Lingkungan Hidup, bentuk penyampaian dalam
bentuk Games (permainan) dapat membantu pengajar untuk menyampaikan pesan, ilmu dan
nilai moral pada anak didik dengan nuansa yang menyenangkan.
Berikut ini ada beberapa contoh games :
1. Darat, Laut, Udara
Tujuan/Nilai : Mengenal lingkungan
Sasaran : Kelas I-VI SD
Sarana :-
Waktu : 10 menit
Pendukung : Pembimbing – Peserta didik
Langkah-langkah permainan :
a. Peserta didik berdiri membentuk lingkaran.
b. Pembimbing berjalan berkeliling dan mengatakan dengan cepat dan terus-menerus:
darat-laut-udara.
c. Secara tiba-tiba pembimbing menunjuk salah satu peserta didik dan berkata, misalnya
: “darat”, maka peserta didik ditunjuk harus menyebutkan binatang darat. Demikian
pula halnya dengan kata ”laut” , menyebut binatang laut, ”udara”, menyebut
binatang udara.
d. Peserta didik yang salah menjawab di dudukkan di tengah-tengah lingkaran.
Pertanyaan Reflektif :
a. Penyajian Fakta dan Konsep :
 Apakah nama permainan tersebut?
 Bagaimana cara menjawab pertanyaan yang diberikan?
b. Penyajian nilai :
 Mengajak peserta didik untuk dapat mengungkapkan makna/nilai dari permainan
dengan bantuan pertanyaan, misalnya:
 Bagaimana perasaanmu ketika bermain?
 Apa saja binatang darat, laut dan udara yang kamu ketahui?
 Mengangkat contoh hidup sehari-hari:
Manusia hidup di alam semesta yang terdiri dari tanaman, hewan, dan sesama
manusia. Oleh karena itu, agar manusia dapat hidup dengan nyaman, perlu mengenal dan
mencintai lingkungan. Misalnya: tidak menebang pohon sembarangan demi keuntungan
pribadi, merawat hewan yang ada, menyimpan sampah pada tempatnya. Intinya jadikan diri
kita bertanggung jawab tanpa menjadi beban bagi orang lain dan lingkungan kita.Te

2. Di mana Anak Kambing Saya


Tujuan/Nilai : Peka terhadap lingkungan sekitar, menyadari keberadaan orang di sekitarnya.
Sasaran : Kelas I-VI SD
Sarana :
Lagu ”DI MANA ANAK KAMBING SAYA”
Mana dimana anak kambing saya
Anak kambing saya ada di pohon waru
Mana di mana teman karib saya
Teman karib saya ada di kampung baru
Caca marica hee..hee.. caca marica hee.. hee..
Caca marica ada di kampung baru 2X
Waktu : 15-20 menit
Pendukung : Pembimbing – peserta didik

57
Langkah-langkah Permainan :
a. Persiapkan: siapkan teks lagu ”Anak Kambing Saya” di papan tulis.
b. Pelaksanaan :
 Pembimbing menunjuk seorang peserta didik keluar ruangan.
 Sementara itu seorang peserta didik (untuk kelas IV SD ke atas, 2-3 orang peserta
didik sekaligus) diminta bersembunyi diiringi lagu oleh teman sekelasnya).
 Jika yang bersembunyi sudah aman, lagu dihentikan dan pemain yang diluar masuk
ruangan.
 Dalam hitungan 5-4-3-2-1 (untuk kelas IV SD ke atas, hitungannya 3-2-1) pemain
tersebut harus bisa menyebutkan nama temannya yang tidak terlihat dalam ruangan
dan mendapat nilai 5 untuk setiap tebakan yang tepat.
 Pemain diganti, permainan dilanjutkan dengan bagian lagu yang belum sempat
dinyanyikan sampai batas waktu yang tersedia.

Pertanyaan Reflektif:
 Penyajian fakta dan konsep : Pembimbing mengajak peserta untuk mengangkat
beberapa fakta dari permainan tersebut. Misalnya: ada yang sama sekali tidak
menebak, ada yang hanya dapat menebak sebagian, ada yang mampu menebak semua
orang yang tidak terlihat dalam ruangan.
 Penyajian nilai : peserta diberi kesempatan merumuskan dan mengungkapkan
konsepnya tentang makna dan nilai yang didapatkannya dalam permainan tersebut.
 Mengangkat contoh dalam hidup sehari-hari, dalam hidup bersama keluarga dan
masyarakat.

3. Pisah Pilah Sampah


Tujuan/Nilai :
1. Anak didik mengerti anak mengerti jenis-jenis sampah.
2. Mengerti proses pemilahan sampah.
3. Mengerti manfaat pemilahan sampah.
4. Meningkatkan kreatifitas.

Sasaran : Kelas I-VI SD


Sarana : sampah,tempat sampah, kuas, cat dan celemek (kuas dan celemek untuk yang
games art&craft)
Waktu : 30 menit
Pendukung : Pembimbing – Peserta didik

Langkah-langkah permainan :
Games bisa dilakukan dengan :
1.Sistem Kompetisi
Setelah diterangkan, siapkan berbagai jenis sampah dan masing-masing kelompok berlomba
untuk memindahkan sampah tsb pada tempat yang sesuai.
(Saran : Setelah melakukan games kompetisi, perlu sangat diperhatikan bahwa anak tidak
merasa dikalahkan dan akhirnya cemburu pada teman yang menang. Bila perasaan tsb
muncul, suasana dalam materi berikutnya bisa tidak kondusif).

2. Art&Craft
Misalnya anak menghias tempat sampah terlebih dahulu. Setelah tempat sampahnya selesai,
anak-anak diminta memilah sampah hasil menghias ke tempat sampah yang sesuai.

58
Proses terakhir dilakukan diskusi singkat (debriefing) untuk menguatkan kembali materi
yang kita berikan. Dalam debriefing juga, bisa dilihat sejauh mana anak mengerti tentang
materi yang diberikan.

4. Pulau Tenggelam
Tujuan/Nilai :
1. Menerangkan tentang definisi pemanasan global
2. Menerangkan tentang efek pemanasan global
3. Meningkatkan kerja sama kelompok
4. Menimbulkan rasa berbagi

Sasaran : Kelas I-VI SD


Sarana : Koran bekas
Waktu : 15-30 menit
Pendukung : Pembimbing – Peserta didik

Langkah-langkah permainan :
Contoh tema pemanasan global
1. Anak-anak dibagi ke dalam beberapa kelompok.
2. Lalu mereka diberi daerah kekuasaan seluas kertas koran misalnya.
3. Fasilitator lalu bercerita mengenai pemanasan global yang menyebabkan air laut
makin meninggi dan pulau-pulau mulai terendam.
4. Simbolisasi dari air laut meninggi itu dengan kertas koran yang disobek oleh
fasilitator. Anak-anak diberitahu agar tetap berada di dalam kertas koran
bagaimanapun caranya. Misalnya mengangkat sebelah kaki atau apa pun.
5. Proses bercerita diteruskan sampai anak-anak sulit berdiri di atas koran tersebut.

Pertanyaan Reflektif: saat bertanya bisa dengan menguatkan pesan-pesan sederhana untuk
mencegah pemanasan global seperti mengurangi pemakaian listrik, menanam pohon, berjalan
kalau jarak tempat yang kita tuju tidak terlalu jauh.

5. Bakau Sang Pelindung


Tujuan:
Mengenalkan salah satu fungsi hutan mangrove sebagai barrier pantai/ laut dari pencemaran
logam berat aliran sungai daerah industri dan perkotaan
 Semakin banyak vegetasi mangrove yang tumbuh di tepi pantai akan melindungi laut
dan pesisir dari pencemaran logam berat.
 Sebaliknya, semakin berkurangnya vegetasi mangrove karena penebangan dan
pengurangan lahan, akan semakin banyak logam berat yang lolos sebagai pencemar
laut dan pesisir.
Metode:
 Peserta dibagi menjadi dua kelompok. Kelompok I sebagai lambang dari logam berat
dari aliran sungai industri dan perkotaan. Kelompok II sebagai lambang vegetasi
mangrove yang menjaga baris-baris yang dianggap sebagai daerah pesisir.
 Anggota kelompok I berusaha menerobos masuk baris-baris yang dijaga oleh
kelompok II. Kelompok II berusaha menghalangi masuknya anggota kelompok I
dengan menggapai dalam posisi yang tetap, dan setiap baris terdiri dari: Baris I dijaga
oleh 1 orang, Baris II dijaga oleh 2 orang, Baris III dijaga oleh 3 orang, dan
seterusnya.
 Peserta anggota kelompok I yang lolos dari penjagaan kelompok II melambangkan
logam berat yang lolos masuk ke daerah pantai.

59
 Pada permainan ini dapat diketahui bahwa semakin banyak vegetasi mangrove di
pantai maka akan semakin banyak pula logam berat yang diikat oleh vegetasi tersebut.
Hal ini menunjukkan fungsi ekosistem mangrove sebagai barrier pantai dari
pencemaran logam berat

6. Burung Hantu dan Burung Gagak


Materi pendidikan dari permainan ini adalah me-review hasil observasi awal anak-
anak. Untuk memulai permainan, peserta dibagi rata menjadi dua kelompok (menjadi burung
hantu dan burung gagak). Kedua kelompok ini berdiri berhadapan dengan jarak sekitar 5
meter. Di tengah-tengah letakkan tali sebagai pemisah. Di belakang masing-masing kelompok
(kira-kira sejauh 5 meter) letakkan tali lain sebagai batas ‘kandang’ mereka. Fasilitator
kemudian menyampaikan beberapa pernyataan dengan suara keras.
Jawaban dari pernyataan hanya benar dan salah. Pernyataan yang disampaikan
berkisar seputar hal yang mereka dapatkan di lokasi, misalnya:
 Daun ini (sambil menunjukkan sehelai daun kering berbentuk elips) berbentuk bulat
 Buah ini (sambil menunjukkan buah kering) berasal dari pohon kenari
 Pohon-pohon besar adalah tempat burung bermain dan mencari makan
 dan sebagainya
Jika jawaban benar maka kelompok burung hantu mengejar burung gagak, dan
berusaha menangkap mereka sebelum mereka masuk ‘kandang’. Jika jawaban salah maka
burung gagak mengejar burung hantu. Pemain yang tertangkap harus bergabung dengan
kelompok yang menangkap. Selama permainan berlangsung, fasilitator harus bersikap netral
dan membiarkan anak-anak menentukan jawabannya. Setelah permainan selesai dan peserta
sudah tenang kembali, fasilitator dapat mengulangi pernyataan yang disampaikan dan
mengkoreksi jawaban yang mungkin salah serta mengajak anak-anak berdiskusi.

7. Ekspedisi Kecil
Materi pendidikan dari permainan ini adalah observasi lapisan permukaan tanah dan/
atau permukaan tumbuhan yang masih hidup maupun sudah mati. Dalam permainan ini,
anak-anak akan menelusuri jalur sepanjang 5 meter/ lebih (sesuai keadaan dan kondisi anak-
anak) dengan berbekal kaca pembesar. Minta mereka untuk mengamati setiap bentuk
kehidupan yang mereka lihat.
Untuk menstimulasi (merangsang) imajinasi mereka, sementara mereka asyik
mengamati (misalnya mereka sedang mengamati iring-iringan semut), fasilitator dapat
mengajukan beberapa pertanyaan seperti: “Apa yang kalian lihat? Apa yang sedang ia
lakukan? Siapa ‘tetangga’ yang terdekat? Apakah mereka berteman baik?”

8. Kamera
Materi pendidikan dari permainan ini adalah meningkatkan apresiasi estetika dan
melakukan pengamatan langsung secara jelas dari jarak yang cukup dekat dengan obyek
pengamatan.
 Pada permainan ini, setiap peserta berpasangan dengan peserta lain, yang salah satu
anak akan berperan sebagai fotografer dan pasangannya akan berperan sebagai
kamera.
 Sang fotografer akan membimbing si kamera mendekati obyek menarik yang ingin ia
‘abadikan’ (seperti membuat foto close-up), sementara si kamera harus terus
memejamkan mata sampai sang fotografer memijit telinga si kamera sambil
mengucapkan ‘klik’ (seolah-olah ia memijit tombol kamera).
 Pada saat itu, si kamera membuka matanya selama beberapa saat dan akan
menyaksikan keindahan dan keunikan alam.
 Setelah 3-4 menit membuka mata, si kamera lalu menutup matanya lagi, dan sang
fotografer akan membawanya mencari obyek lain yang menarik.

60
Setelah ‘mengabadikan tiga sampai empat obyek/ gambar’, pasangan ini lalu berganti
peran

9. Menulis Puisi
 Permainan ini membutuhkan kertas besar untuk menuliskan puisi.
 Peserta diminta membuat kelompok yang terdiri dari 5 orang. Tiap-tiap kelompok
akan membuat puisi tentang alam.
 Di setiap kelompok : Orang pertama akan membuat satu kalimat puisi.
 Kalimat puisi tersebut kemudian diteruskan oleh orang kedua yang menuliskan satu
kalimat puisi
 Lalu kertas diberikan ke orang berikutnya yang akan menuliskan sambungan kalimat
puisi yang ada di atasnya.
 Setelah selesai, masing-masing kelompok membacakan puisi tersebut

10. Permainan Identifikasi


Materi pendidikan dari permainan ini adalah pengenalan bagian tanaman.
Kumpulkan beberapa daun yang akan diidentifikasi. Kemudian sebutkan nama dan jenis daun
tersebut secara singkat. Peserta dibagi dalam dua kelompok yang sama banyak dan saling
berhadapan dengan dibatasi tali. Tepat di atas tali diletakkan beberapa jenis daun. Tiap
kelompok berhitung untuk menandakan nomor diri masing-masing peserta dalam kelompok.
Lalu fasilitator menyebutkan jenis daun dan salah satu nomor dengan suara keras. Peserta
dalam dua kelompok yang nomornya disebut, langsung berlari (adu cepat) mengambil daun
yang dimaksud. Begitu seterusnya, fasilitator menyebut jenis daun dan salah satu nomor.

11. Kelelawar dan Kutu Loncat


Materi pendidikan dari permainan ini adalah pengenalan kelelawar dan melatih
konsentrasi. Peserta membentuk sebuah lingkaran, lalu salah satu peserta berperan sebagai
kelelawar dan ditutup matanya (dengan kain). Salah satu (atau beberapa) peserta lain berperan
sebagai kutu loncat yang selalu mengeluarkan suara/ bunyi tertentu. Sang kelelawar berusaha
menangkap kutu loncat dengan mengandalkan indera pendengar [sambil berteriak
‘kelelawar’] untuk mengetahui posisi si kutu loncat [dijawab ‘kutu loncat’]. Baik kelelawar
maupun kutu loncat harus selalu berada dalam lingkaran.

12. Tebak Gambar Satwa atau Tumbuhan


Materi pendidikan dari permainan ini adalah klasifikasi satwa/ tumbuhan dan ekologi
satwa/ tumbuhan. Untuk memulai permainan, fasilitator menempelkan gambar satwa/
tumbuhan di punggung peserta (jangan sampai ia melihat gambar tersebut). Minta ia berbalik
memunggungi peserta lain, sehingga mereka dapat melihat gambar tersebut. Kemudian minta
ia mengajukan sejumlah pertanyaan kepada peserta lain dalam upaya menebak gambar
tersebut. Para peserta hanya boleh menjawab ya, tidak, atau mungkin.

13. Permainan Rantai Makanan


 Peserta membentuk lingkaran
 Fasilitator bertanya “apa nama tanaman yang kita injak sekarang?”
 Salah satu peserta akan menjawab “rumput!”
 Fasilitator “Bagus! Kamu menjadi nona/ tuan rumput”, kemudian peserta tersebut
dibawa ke tengah lingkaran
 Fasilitator bertanya lagi “Binatang apa yang makan rumput?”
 Salah satu peserta akan menjawab “Kambing/ sapi/ ….”
 Fasilitator “ Nah, nona/ tuan kambing/ sapi/ …, pegang tangan nona/ tuan rumput”
 Dan seterusnya, sampai membentuk satu rantai makanan.
 Kemudian fasilitator menjelaskan tentang Rantai Makanan

61
14. Menggambar Obyek atau Pemandangan Paling Menarik
 Setiap peserta diminta untuk menggambar obyek/ pemandangan yang dianggap paling
menarik.
 Selesai menggambar, masing-masing anak diminta menceritakan makna gambarnya.
 Fasilitator kemudian menggiring peserta untuk mengingat kembali pengalaman-
pengalaman yang telah mereka peroleh sekaligus mengingatkan peserta tentang
beberapa materi penting dengan bahasa yang sesuai dengan usia peserta.

15. Peta Suara


Materi pendidikan dalam permainan ini adalah penggunaan indera pendengar untuk
mempelajari suara-suara di alam terbuka, sumber suara dan polusi suara.
 Untuk memulai permainan, para peserta duduk bersila dalam satu baris (berjajar).
 Fasilitator kemudian menunjukkan selembar kertas putih tebal berbentuk segiempat
dengan tanda X di tengah kertas.
 Sampaikan kepada peserta bahwa kertas tersebut adalah peta dan tanda X
menggambarkan posisi tempat mereka duduk.
 Minta mereka untuk diam, memejamkan mata selama 5 menit (sesuaikan dengan
waktu yang tersedia) dan mendengarkan suara-suara di sekitar mereka.
 Setiap kali mendengar suara, mereka memberi tanda di peta berupa jenis suara dan
lokasi sumber suara (di belakang, di kanan, atas, dan sebagainya). Setelah 5 menit,
peta suara tersebut didiskusikan. Momen ini juga tepat untuk mempelajari polusi
suara.

16. Piramida Kehidupan


Materi dari permainan ini adalah pengenalan salah satu konsep ekologi yaitu piramida
makanan; yang pada level terbawah pada rantai tersebut adalah tanaman, level selanjutnya
adalah herbivora (pemakan tanaman), dan level teratas adalah predator (pemangsa hewan).
Untuk memulai permainan, fasilitator membagikan kertas dan meminta setiap peserta untuk
secara rahasia menuliskan nama tanaman dan hewan yang mereka kenal. Sesudah semua
kertas terkumpul, fasilitator akan memulai permainan ini,
“Dari mana bumi memperoleh energi?”Salah satu anak mungkin akan menjawab……”Dari
matahari!” Benar…..
”Bentuk kehidupan apa yang memanfaatkan energi tersebut?”
”Tanaman!”….. Benar…..
”Siapa yang memakan tanaman?”…”Binatang!” ….. Benar……
”Nah, sekarang kita akan mencoba membuat piramida. Kalian yang tadi menulis nama
tanaman, akan menjadi lapisan pertama piramida. Nama hewan yang ditulis teman kalian
adalah….(misalnya ayam, sapi dan harimau)…..Ayam dan sapi termasuk pemakan tanaman
atau pemakan daging?”……”Pemakan tanaman!”……Betul….”Kamu yang menulis ayam
dan sapi naik ke punggung teman kalian dan menjadi lapisan kedua piramida, yang menulis
harimau menjadi lapisan ketiga piramida”.
Selama mereka membentuk piramida, fasilitator dapat mendemonstrasikan betapa
pentingnya fungsi tanaman dalam piramida kehidupan tersebut, dengan meminta salah satu
‘tanaman’ keluar dari piramida (tentunya akan menyebabkan piramida tersebut ‘hancur’ dan
anak-anak akan bergulingan di rumput).

62
17. Simulasi ‘Jaring Laba-laba’
Alat : Tali rafia
Metode:
 Salah seorang peserta diminta menjadi relawan yang berperan misalnya sebagai “si air
tercemar”.
 Peserta lain duduk mengitari “si air tercemar”.
 Kemudian kepada peserta dilontarkan pertanyaan tentang penyebab pencemaran air/
sungai yang baru diamati.
 Setiap peserta yang berani menjawab , mengikatkan tali rafia ke badan “si air
tercemar” dan kembali lagi ke tempat semula.
 Setelah dirasa semua informasi tentang akar penyebab pencemaran air tergali,
permainan dapat dihentikan
 Kemudian mintalah para peserta untuk meluruskan kembali tali (yang telah sangat
ruwet membelit tubuh “si air yang tercemar”), sebagai gambaran betapa rumitnya
permasalahan, sehingga penyelesaiannya pun harus menyeluruh dan melibatkan
banyak pihak yang terkait.
 Fasilitator memfasilitasi diskusi fenomena simulasi tersebut.

18. Suara Alam


Materi pendidikan untuk permainan ini adalah penggunaan indera pendengar untuk
mempelajari suara-suara di alam terbuka. Untuk memulai permainan ini, anak-anak diminta
mencari tempat untuk duduk bersila sambil memejamkan mata selama 2 menit (tergantung
waktu yang tersedia). Setiap kali mendengar suara, masing-masing menghitung dengan
jarinya. Setelah 2 menit, masing-masing diminta bercerita tentang suara-suara yang
didengarnya dan arah suara itu berasal. Misalnya si A mendengar lima jenis suara yaitu suara
burung (dua suara burung yang berbeda), suara angin menggesek daun, suara sirene polisi,
dan suara buah jatuh dari pohon.

19. Menjelajah Hutan


Materi pendidikan dari permainan ini adalah penggunaan kepekaan indera pendengar,
peraba dan pencium untuk mempelajari dan membayangkan suasana di dalam hutan dan
mempelajari konsep ekosistem hutan.
 Untuk memulai permainan ini, sebelumnya fasilitator memilih jalur yang penuh
dengan variasi, misalnya melalui pohon mati yang tumbang, pohon-pohon yang
beragam bentuk dan tekstur batangnya, serasah yang tebal, melalui bawah kanopi
(tajuk pohon) yang rapat sehingga sinar matahari tidak menembus lantai hutan,
melalui daerah terbuka, dan sebagainya.
 Akan lebih baik jika jalur tersebut memiliki tema seperti: identifikasi pohon, ‘lantai’
hutan, iklim mikro (perbedaan antara daerah di bawah kanopi lebat dengan daerah
terbuka), dan lain-lain.
 Pemilihan jarak dan variasi jalur diserahkan kepada fasilitator.
 Fasilitator kemudian memasang tali pada jalur tersebut (sehari sebelumnya atau sejam
sebelum peserta datang).
 Setiap peserta kemudian ditutup matanya dan diminta menelusuri jalur tersebut
dengan tenang (tanpa suara) seraya mengoptimalkan penggunaan indera pendengar,
pencium dan peraba.
Setelah semua peserta selesai, fasilitator dapat mengajak para peserta menelusuri balik
jalur tersebut dengan mata terbuka dan memfasilitasi diskusi seputar ekosistem hutan tropis.

63
20. Games Mencari “Jalan”

1 2 3

4 5

Dari gambar (1-5) di atas guru dapat menjelaskan tentang habitat dari hewan tersebut. Hal-hal
apa saja yang dapat mempengaruhi kehidupan tersebut. Apa saja yang dapat dilakukan untuk
menjaga kelestarian lingkungan tersebut. Dapat juga dihubungkan dengan pemanasan global.

21. Games Daya Pengamatan

64
Gambar di atas merupakan suatu gambar tentang kesalahan-kesalahan kecil masyarakat yang
dapat merusak lingkungan. Dalam hal ini siswa dapat mengamati apa saja ha;-hal yang salah
dalam gambar tersebut

7.

Gambar di atas merupakan enam gambar kepiting yang mirip tetapi tidak sama. Hanya ada 2
gambar yang sama. Dalam hal ini siswa dapat mengamati dan menentukan gambar mana yang
sama. Dari sini guru dapat menjelaskan tentang habitat, cara hidup, kegunaan kepiting, dll.
kepada siswa.

8.

65
Gambar di atas merupakan gambar dimana secara tersembunyi terdapat hewan-hewan yang
berada pada ekosistem tertentu. Dari sini guru dapat menjelaskan penting suatu ekosistem
bagi kehidupan hewan di sekitarnya
Jawaban:

9.

Gambar di atas merupakan gambar di mana secara tersembunyi terdapat hewan-hewan yang
berada pada ekosistem koral dan terumbu karang sebagai element penting di perairan laut.
Dari sini guru dapat menjelaskan penting suatu ekosistem bagi kehidupan hewan di sekitarnya
serta bagaimana cara merawatnya dan menjauhi dari kerusakannya.

66
Modul 5
RANCANGAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN BERWAWASAN
LINGKUNGAN HIDUP

Pendahuluan

Peningkatan Standar Proses PLH

Pembelajaran berwawasan Lingkungan Hidup dapat menggunakan pendekatan saintifik atau


pendekatan berbasis proses keilmuan. Pendekatan saintifik dapat menggunakan beberapa
strategi seperti pembelajaran kontekstual. Model pembelajaran merupakan suatu bentuk
pembelajaran yang memiliki nama, ciri, sintak, pengaturan, dan budaya misalnya discovery
learning, project-based learning, problem-based learning.

Pembelajaran berwawasan lingkungan hidup menggunakan modus langsung (direct


instruction) dan tidak langsung (indirect instruction). Pembelajaran langsung adalah
pembelajaran yang mengembangkan pengetahuan, kemampuan berpikir dan keterampilan
menggunakan pengetahuan peserta didik melalui interaksi langsung dengan sumber belajar
yang dirancang dalam silabus dan RPP. Dalam pembelajaran langsung peserta didik
melakukan kegiatan mengamati, menanya, mengumpulkan informasi/mencoba,
67
menalar/mengasosiasi, dan mengomunikasikan. Pembelajaran langsung menghasilkan
pengetahuan dan keterampilan langsung, yang disebut dengan dampak pembelajaran
(instructional effect).
Pembelajaran tidak langsung adalah pembelajaran yang terjadi selama proses pembelajaran
langsung yang dikondisikan menghasilkan dampak pengiring (nurturant effect).
Pembelajaran tidak langsung berkenaan dengan pengembangan nilai dan sikap.

Kompetensi yang dicapai


1. Memahami perencanaan pembelajaran berwawasan lingkungan hidup
2. Memahami pelaksanaan pembelajaran berwawasan lingkungan hidup.
3. Mendeskripsikan konsep pendekatan saintifik dalam pembelajaran berwawasan
lingkungan hidup
4. Menerapkan model-model pembelajaranDiscovery learning, project based learning dan
Problem based learning berwawasan lingkungan hidup
5. Menerapkan pendekatan saintifik dalam pelaksanaan pembelajaran berwawasan
lingkungan hidup

Tujuan
Peserta pelatihan mampu :
1. Menelaah RPP berwawasan lingkungan hidup
2. Menyusun RPP berwawasan lingkungan hidup

Pertanyaan kunci
1. Uraikan langkah-langkah penyusunan RPP berwawasan lingkungan hidup!

Alat dan bahan


 Flipchart
 Spidol
 Lakban
 LCD
 Amplop berisi potongan kertas
 Handout 3.1 : Perencanaan dan Pelaksanaan Pembelajaran

Waktu
Waktu yang diperlukan untuk sesi ini adalah 360 menit.

68
Ringkasan Sesi
INTRODUCT CONNECTIO APPLICATI REFLECTION EXTENSION
ION N ON
5 Menit 20 menit 305 menit 20 menit 10 menit
Fasilitator Fasilitator Peserta Fasilitator Fasilitator
menyampaikan membagikan kelompok 1 menyampaikan membagikan
tujuan yang amplop yang dan 3 diminta tujuan yang akan amplop yang
akan dicapai berisikan untuk dicapai pada sesi berisikan
pada sesi 3 ini potongan kertas mendiskusikan 3 ini dan potongan
dan melakukan berisi materi hand melakukan curah kertas berisi
curah pendapat perencanaan out 3.1 pendapat perencanaan
(brainstorming) pembelajaran, (perencanaan (brainstorming) pembelajaran,
dengan peserta penyusunan pembelajaran). dengan peserta penyusunan
pelatihan RPP, proses Kelompok 2 pelatihan tentang RPP, proses
tentang pembelajaran dan 4 beberapa macam pembelajaran
beberapa dan telaah RPP. mendiskusikan strategi dan telaah
macam strategi Sehingga materi pembelajaran RPP. Sehingga
pembelajaran peserta terbagi (pelaksanaan kelompok. peserta terbagi
kelompok. ke dalam 4 pembelajaran) ke dalam 4
kelompok. (20’) dan kelompok.
Fasilitator menuangkan Fasilitator
menanyakan hasil diskusi menanyakan
tentang kedalam tentang
kesulitan- bentuk kesulitan-
kesulitan dalam gambar/skema kesulitan
menyusun RPP dan dalam
dan metode mempresentasi menyusun RPP
pembelajaran kannya yang dan metode
yang pernah dilanjutkan pembelajaran
mereka gunakan dengan yang pernah
ketika mengajar mengerjakan mereka
di kelas. LK 3.1.1 dan gunakan ketika
LK 3.1.2. mengajar di
kelas.

Ice Breaker
Penyegaran berikut ini masih terkait dengan tema sesi yang bertujuan melatih suatu
potensi lain yang ada dalam diri setiap orang sebagai bagian dalam memotivasi diri.
Penyegaran ini dapat dilakukan di dalam atau di luar ruangan dan hanya membutuhkan
waktu antara 10 sampai 15 menit saja.

Sebelum memulai aktivitas, Fasilitator menanyakan kepada semua peserta apakah


diantara peserta ada yang kidal (menulis dan melakukan kegiatan dengan menggunakan
tangan kiri). Jika ada, maka Fasilitator akan memisahkannya dari peserta lainnya.

Fasilitator kemudian membagikan kertas kosong kepada semua peserta. Mereka


kemudian diminta untuk menuliskan nama dan asal instansi tempat mereka bekerja saat
69
ini, dengan menggunakan tangan kiri. Sementara untuk peserta yang kidal diminta untuk
menulis hal yang sama dengan tangan kanan dalam waktu yang ditentukan, yaitu 5
menit.

Setelah selesai menulis, mintalah setiap peserta untuk menyampaikan kesan dan
pengalaman mereka ketika harus menulis dengan tangan yang tidak seperti biasanya
digunakan.

Permainan bisa divariasikan tidak saja dengan menuliskan nama dan


asal instansi, tetapi menirukan satukalimat atau kata tertentu sesuai
tema latihan.
Peserta yang menonjol prestasinya bisa juga diberi satu hadiah yang
menarik sebagai reward atas prestasinya

Rincian Langkah-langkah Kegiatan

Introduction ( 5 Menit)
Fasilitator menyampaikan tema, tujuan hasil pembelajaran pada sesi ini dan melakukan
curah pendapat (Brainstorming) dari peserta mengenai pengembangan pembelajaran
khususnya kesulitan dalam menyusun RPP dan metode pembelajaran yang pernahmereka
gunakan ketika mengajar di kelas. Fasilitator menuliskan setiap jawaban peserta di
Flipchart/whiteboard

Connection ( 20 menit)
Fasilitator membagikan 4 amplop yang berisikan potongan kertas : perencanaan
pembelajaran, penyusunan RPP, pelaksanaan pembelajaran dan telaah RPP kepada
semua peserta, setiap peserta diminta untuk mencari potongan kertas tersebut agar
terbentuk gambaran secara utuh. Peserta yang mendapatkan gambaran utuh duduk pada
satu kelompok, begitu seterusnya hingga terbentuk 4 kelompok.

Application (305 menit)


1. Setelah semua peserta berada di kelompoknya masing-masing, Fasilitator
menjelaskan tugas yang akan dilakukan setiap kelompok.
2. Fasilitator meminta kelompok 1 dan 3, diminta untuk membaca danmendiskusikan
hand out 3.1 tentang perencanaan pembelajaran (20’).
3. Kelompok 2 dan 4, diminta untuk membaca danmendiskusikan hand out 3.2.
tentang pelaksanaan pembelajaran.
4. Setelah peserta berdiskusi di dalam kelompoknya masing-masing,
fasilitatormeminta hasilnya dituangkan dalam bentuk skema/gambar.
5. Setelah masing-masing mengilustrasikan hasil diskusi dalam bentuk gambar,
kelompok 1 dan 3, kelompok 2 dan 4,
untuk bergabung dan sharing tentang hasil diskusidi kelompok masing-masing.
6. Fasilitator meminta setiap kelompok gabungan menunjuk juru bicara.
7. Fasilitator meminta masing-masing juru bicara mendatangi kelompok lain untuk
menyampaikan hasil diskusinya dengan ketentuan sebagai berikut : juru bicara
kelompok gabungan 1 dan 3 ke kelompok gabungan 2 dan 4, selanjutnya juru
bicara kelompok gabungan 2 dan 4 ke gabungan kelompok 1 dan 3 (20’).
8. Setelah masing-masing kelompok sharing ke kelompok lain fasilitator
menanyakan kepada anggota kelompok yang lain tentang apa yang diperoleh dari
juru bicara yang datang. Perwakilan kelompok memberikan penjelasan.
70
9. Fasilitator mempresentasi materi yang telah didiskusikan sebagai penguatan (10’).
10. Fasilitator meminta semua peserta untuk mengejakan LK3.1.1, 3.1.2, (60’)
11. Ke 4 kelompok saling bertukar LK 3.2.1 (penyusunan RPP) yang akan ditelaah pada
LK 3.2.2.(20’)

Reflection (20 menit)


Peserta diminta untuk menyampaikan pengalaman tentang proses pembelajaran yang
dialami dan apa yang telah dipelajari padasesi ini. Fasilitator meminta peserta untuk
mereview langkah-langkah metode yang telah dilakukan. Fasilitator Menanyakan
kepada peserta mengenai ketercapaian tujuan sesi ini.

Extension (10 menit)


Di luar sesi, peserta diminta mempelajari kembali semua materi yang ada di handout.

Semua metode pembelajaran sangat fleksibel, dapat disesuaikan dengan kebutuhan materi
dan tujuan pembelajaran di kelas,oleh karena itu tidak perlu terlalu kaku dalam penerapan
metode.

Extension (5 menit)

Fasilitator memberikan tugas mandiri untuk menyusun RPP dan telaah RPP sesuai
mata pelajaran yang diampu.

Pesan Kunci

Pembelajaran dilaksanakan dengan menggunakan RPP berwawasan lingkungan


hidup yang disusun oleh guru dengan mengacu pada silabus.

71
Hand Out 5

RANCANGAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN BERWAWASAN


LINGKUNGAN HIDUP
Tahap pertama dalam pembelajaran yaitu perencanaan pembelajaran yang diwujudkan dengan
kegiatan penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).
Perencanaan pembelajaran dirancang dalam bentuk Silabus dan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) yang mengacu pada Standar Isi.Perencanaan pembelajaran meliputi
penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran dan penyiapan media dan sumber belajar,
perangkat penilaian pembelajaran, dan skenario pembelajaran. Penyusunan Silabus dan RPP
disesuaikan pendekatan pembelajaran yang digunakan.

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran selanjutnya disebut dengan RPP adalah rencana


pembelajaran yang dikembangkan mengacu pada silabus.Penyusunan kurikulum berwawasan
lingkungan hidup dimulai dengan menetapkan standar kompetensi lulusan berdasarkan
kesiapan peserta didik, tujuan pendidikan nasional, dan kebutuhan. Setelah kompetensi
ditetapkan kemudian ditentukan kurikulum berwawasan lingkungan hidupnya yang terdiri
dari kerangka dasar kurikulum berwawasan lingkungan hidup dan struktur kurikulum
berwawasan lingkungan hidup. Satuan pendidikan dan guru tidak diberikan kewenangan
menyusun silabus, tetapi disusun pada tingkat nasional.

A. Hakikat RPP
RPP merupakan rencana pembelajaran yang dikembangkan secara rinci mengacu pada
silabus, buku teks pelajaran, dan buku panduan guru.RPP mencakup: (1) identitas
sekolah/madrasah, mata pelajaran, dan kelas/semester; (2) alokasi waktu; (3) KI, KD,
indikator pencapaian kompetensi; (4) materi pembelajaran; (5) kegiatan pembelajaran; (6)
penilaian; dan (7) media/alat, bahan, dan sumber belajar.
Setiap guru di setiap satuan pendidikan berkewajiban menyusun RPP untuk kelas di mana
guru tersebut mengajar (guru kelas) di SD/MI dan untuk guru mata pelajaran yang diampunya
untuk guru SMP/MTs, SMA/MA, dan SMK/MAK. Pengembangan RPP dilakukan sebelum
awal semester atau awal tahun pelajaran dimulai, namun perlu diperbaharui sebelum
pembelajaran dilaksanakan.
Pengembangan RPP dapat dilakukan oleh guru secara mandiri dan/atau berkelompok di
sekolah/madrasah dikoordinasi, difasilitasi, dan disupervisi oleh kepala sekolah/madrasah.
Pengembangan RPP dapat juga dilakukan oleh guru secara berkelompok antar sekolah atau
antarwilayah dikoordinasi, difasilitasi, dan disupervisi oleh dinas pendidikan atau kantor
kementerian agama setempat.
B. Prinsip Penyusunan RPP
1) Setiap RPP harus secara utuh memuat kompetensi dasar sikap spiritual (KD dari KI-
1), sosial (KD dari KI-2), pengetahuan (KD dari KI-3), dan keterampilan (KD dari
KI-4).
2) Satu RPP dapat dilaksanakan dalam satu kali pertemuan atau lebih.
3) Memperhatikan perbedaan individu peserta didik
72
RPP disusun dengan memperhatikan perbedaan kemampuan awal, tingkat
intelektual, minat, motivasi belajar, bakat, potensi, kemampuan sosial, emosi, gaya
belajar, kebutuhan khusus, kecepatan belajar, latar belakang budaya, norma, nilai,
dan/atau lingkungan peserta didik.
4) Berpusat pada peserta didik
Proses pembelajaran dirancang dengan berpusat pada peserta didik untuk mendorong
motivasi, minat, kreativitas, inisiatif, inspirasi, kemandirian, dan semangat belajar,
menggunakan pendekatan saintifik meliputi mengamati, menanya, mengumpulkan
informasi, menalar/mengasosiasi, dan mengomunikasikan.
5) Berbasis konteks
Proses pembelajaran yang menjadikan lingkungan sekitarnya sebagai sumber belajar.
6) Berorientasi kekinian
Pembelajaran yang berorientasi pada pengembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi, dan nilai-nilai kehidupan masa kini.
7) Mengembangkan kemandirian belajar
Pembelajaran yang memfasilitasi peserta didik untuk belajar secara mandiri.
8) Memberikan umpan balik dan tindak lanjut pembelajaran
RPP memuat rancangan program pemberian umpan balik positif, penguatan,
pengayaan, dan remedi.
9) Memiliki keterkaitan dan keterpaduan antarkompetensi dan/atau antar muatan
RPP disusun dengan memperhatikan keterkaitan dan keterpaduan antara KI, KD,
indikator pencapaian kompetensi, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran,
penilaian, dan sumber belajar dalam satu keutuhan pengalaman belajar. RPP disusun
dengan mengakomodasikan pembelajaran tematik, keterpaduan lintas mata pelajaran,
lintas aspek belajar, dan keragaman budaya.
10) Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi
RPP disusun dengan mempertimbangkan penerapan teknologi informasi dan
komunikasi secara terintegrasi, sistematis, dan efektif sesuai dengan situasi dan
kondisi.

C. Komponen dan Sistematika RPP


Komponen-komponen RPP secara operasional diwujudkan dalam bentuk format berikut
ini.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Sekolah :
Mata pelajaran :
Kelas/Semester :
Alokasi Waktu :
A. Kompetensi Inti (KI)
B. Kompetensi Dasar
1. KD pada KI-1
2. KD pada KI-2
3. KD pada KI-3
4. KD pada KI-4
C. Indikator Pencapaian Kompetensi*)
1. Indikator KD pada KI-1
2. Indikator KD pada KI-2
3. Indikator KD pada KI-3
4. Indikator KD pada KI-4
D. Materi Pembelajaran (dapat berasal dari buku teks pelajaran dan buku panduan guru,
sumber belajar lain berupa muatan lokal, materi kekinian, konteks pembelajaran dari

73
lingkungan sekitar yang dikelompokkan menjadi materi untuk pembelajaran reguler,
pengayaan, dan remedial)
E. Kegiatan Pembelajaran
1. Pertemuan Pertama: (...JP)
a. Kegiatan Pendahuluan
b. Kegiatan Inti **)
Mengamati
Menanya
Mengumpulkan informasi/mencoba
Menalar/mengasosiasi
Mengomunikasikan
c. Kegiatan Penutup
2. Pertemuan Kedua: (...JP)
a. Kegiatan Pendahuluan
b. Kegiatan Inti **)
Mengamati
Menanya
Mengumpulkan informasi/mencoba
Menalar/mengasosiasi
Mengomunikasikan
c. Kegiatan Penutup
3. Pertemuan seterusnya.

F. Penilaian, Pembelajaran Remedial dan Pengayaan


1. Teknik penilaian
2. Instrumen penilaian
a. Pertemuan Pertama
b. Pertemuan Kedua
c. Pertemuan seterusnya
3. Pembelajaran Remedial dan Pengayaan
Pembelajaran remedial dilakukan segera setelah kegiatan penilaian.

G. Media/alat, Bahan, dan Sumber Belajar


1. Media/alat
2. Bahan
3. Sumber Belajar

*) Pada setiap KD dikembangkan indikator atau penanda. Indikator untuk KD yang


diturunkan dari KI-1 dan KI-2 dirumuskan dalam bentuk perilaku umum yang
bermuatan nilai dan sikap yang gejalanya dapat diamati sebagai dampak pengiring
dari KD pada KI-3 dan KI-4. Indikator untuk KD yang diturunkan dari KI-3 dan KI-
4 dirumuskan dalam bentuk perilaku spesifik yang dapat diamati dan terukur.
**) Pada kegiatan inti, kelima pengalaman belajar tidak harus muncul seluruhnya dalam
satu pertemuan tetapi dapat dilanjutkan pada pertemuan berikutnya, tergantung
cakupan muatan pembelajaran. Setiap langkah pembelajaran dapat digunakan
berbagai metode dan teknik pembelajaran.

D. Langkah Penyusunan RPP


1) Pengkajian silabus meliputi: (1) KI dan KD; (2) materi pembelajaran; (3) proses
pembelajaran; (4) penilaian pembelajaran; (5) alokasi waktu; dan (6) sumber belajar;
2) Perumusan indikator pencapaian KD pada KI-1, KI-2, KI-3, dan KI-4;

74
3) Materi Pembelajaran dapat berasal dari buku teks pelajaran dan buku panduan guru,
sumber belajar lain berupa muatan lokal, materi kekinian, konteks pembelajaran dari
lingkungan sekitar yang dikelompokkan menjadi materi untuk pembelajaran reguler,
pengayaan, dan remedial;
4) Penjabaran Kegiatan Pembelajaran yang ada pada silabus dalam bentuk yang lebih
operasional berupa pendekatan saintifik disesuaikan dengan kondisi peserta didik dan
satuan pendidikan termasuk penggunaan media, alat, bahan, dan sumber belajar;
5) Penentuan alokasi waktu untuk setiap pertemuan berdasarkan alokasi waktu pada
silabus, selanjutnya dibagi ke dalam kegiatan pendahuluan, inti, dan penutup;
6) Pengembangan penilaian pembelajaran dengan cara menentukan lingkup, teknik, dan
instrumen penilaian, serta membuat pedoman penskoran;
7) Menentukan strategi pembelajaran remedial segera setelah dilakukan penilaian; dan
8) Menentukan Media, Alat, Bahan dan Sumber Belajar disesuaikan dengan yang telah
ditetapkan dalam langkah penjabaran proses pembelajaran.

E. Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan pembelajaran meliputi:

1) Kegiatan Pendahuluan
Dalam kegiatan pendahuluan, guru:
b. mengondisikan suasana belajar yang menyenangkan;
c. mendiskusikan kompetensi yang sudah dipelajari dan dikembangkan
sebelumnya berkaitan dengan kompetensi yang akan dipelajari dan
dikembangkan;
d. menyampaikan kompetensi yang akan dicapai dan manfaatnya dalam kehidupan
sehari-hari;
e. menyampaikan garis besar cakupan materi dan kegiatan yang akan dilakukan;
dan
f. menyampaikan lingkup dan teknik penilaian yang akan digunakan.
2) Kegiatan Inti
Kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai kompetensi, yang
dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi
peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi
prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan
fisik serta psikologis peserta didik.
Kegiatan inti menggunakan pendekatan saintifik yang disesuaikan dengan
karakteristik mata pelajaran dan peserta didik. Guru memfasilitasi peserta didik
untuk melakukan proses mengamati, menanya, mengumpulkan informasi/mencoba,
menalar/mengasosiasi, dan mengomunikasikan.
Dalam setiap kegiatan guru harus memperhatikan perkembangan sikap peserta didik
pada kompetensi dasar dari KI-1 dan KI-2 antara lain mensyukuri karunia Tuhan,
jujur, teliti, kerja sama, toleransi, disiplin, taat aturan, menghargai pendapat orang
lain yang tercantum dalam silabus dan RPP.
3) Kegiatan Penutup
Kegiatan penutup terdiri atas:
a. Kegiatan guru bersama peserta didik yaitu: (a) membuat rangkuman/simpulan
pelajaran; (b) melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan;
dan (c) memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran; dan
b. Kegiatan guru yaitu: (a) melakukan penilaian; (b) merencanakan kegiatan tindak
lanjut dalam bentuk pembelajaran remedi, program pengayaan, layanan
konseling dan/atau memberikan tugas baik tugas individual maupun kelompok

75
sesuai dengan hasil belajar peserta didik; dan (c) menyampaikan rencana
pembelajaran pada pertemuan berikutnya.

Contoh RPP berwawasan lingkungan hidup

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(RPP)

Satuan Pendidikan : SDN Dewi Sartika CBM


Kelas / Semester : V/1
Tema 3 : Sehat Itu Penting
Sub Tema 1 : Pentingnya Kesehatan Diri dan Lingkungan
Pembelajaran Ke : 1
Alokasi Waktu : (6 x 35 menit) 1 x Pertemuan

A. KOMPETENSI INTI (KI)


KI 1 : Menerima dan menjalankan ajaran Agama yang dianutnya.
KI 2 : Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya
diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman dan guru.
KI 3 : Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati [mendengar, melihat,
membaca] dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk
ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah,
sekolah.
KI 4 : Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis dan
sistematis, dalam karya yang estetis dalam gerakan yang mencerminkan anak
sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan
berakhlak mulia.

B. KOMPETENSI DASAR (KD)


Bahasa Indonesia
1.2 Meresapi makna anugerah Tuhan yang MahaEsa atas keberadaan proses
kehidupan dan lingkungan alam terhadap makanan dan rantai makanan serta
kesehatan melalui pemanfaatan bahasa Indonesia.
2.1 Memiliki kepedulian dan tanggung jawab.
3.2 Menguraikan isi teks penjelasan tentang proses daur air, rangkaian listrik, sifat
magnet, anggota tubuh (manusia, hewan, tumbuhan) dan fungsinya, serta sistem
pernapasan dengan bantuan guru dan teman dalam bahasa Indonesia lisan dan
tulis dengan memilih dan memilah kosakata baku.
4.2 Menyampaikan teks penjelasan tentang proses daur air, rangkaian listrik, sifat
magnet, anggota tubuh (manusia, hewan, tumbuhan) dan fungsinya, serta sistem
pernapasan secara mandiri dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis dengan
memilih dan memilah kosakata baku.

76
Matematika
1.1 Menerima, menjalankan, danmenghargaiajaran agama yang dianutnya.
2.2 Menunjukkan sikap berpikir logis, kritis dan kreatif.
3.5 Mengenal dan menggambar denah letak benda dan sistem koordinat.
4.8 Menggambar denah sederhana menggunakan skala, mempertimbangkan jarak
dan waktu dengan berbagai lintasan, serta menentukan letak objek berdasarkan
arah mata angin.

C. INDIKATOR KETERCAPAIAN KOMPETENSI


Bahasa Indonesia
1.2.1. Menunjukkkan sikap syukur terhadap anugerahTuhan yang Maha Esa atas
keberadaan proses kehidupan dan lingkungan alam terhadap makanan dan
rantai makanan serta kesehatan melalui pemanfaatan bahasa Indonesia.
2.1.1. Menujukkan sikap kepedulian dan tanggung jawab.
3.2.1. Mengidentifikasi pentingnya manfaat air bagi makhluk hidup (manusia, hewan,
tumbuhan) dari teks
4.2.1. Menyajikan teks tentang pentingnya air dalam kehidupan makhluk hidup
(manusia, hewan,tumbuhan)

Matematika
1.1.1. Menunjukkan sikap menerima, menjalankan, danmenghargaiajaran agama yang
dianutnya.
2.2.1. Menunjukkan sikap berpikir logis, kritis dan kreatif.
3.5.1. Mengenal dan menggambar denah letak benda dan sistem koordinat.
4.8.1. Menggambar letak benda (atau rumah di sekitar).

D. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Dengan kegiatan mengamati gambar anak menyiram bunga siswa dapat
menyebutkan manfaat air bagi makhluk hidup dengan percaya diri.
2. Dengan kegiatan menulis manfaat air bagi manusia, siswa dapat menyebutkan
manfaat air bagi manusia dengan tekun.
3. Dengan keterampilan mengamati gambar tentang manfaat air, siswa dapat
menyajikan hasil pengamatannya secara tertulis dengan cermat.
4. Dengan menulis hasil pengamatan gambar, siswa dapat mengidentifikasikan manfaat
air bagi manusia, tumbuhan, dan hewan dengan mandiri.
5. Dengan latihan menentukan arah suatu benda/tempat, siswa dapat menggambar arah
dan letak suatu benda/tempat dengan cermat.

E. MATERI PEMBELAJARAN
Fakta : Hasil pengamatan dan wawancara tentang pentingnya air
bagikehidupan manusia dan lingkungan.
Konsep : Manfaat air, menentukan arah suatu benda
Prinsip : Rumus mencari skala, jaraj sebenarnya, jarak pada peta
Prosedur : Menggambar arah

77
F. PENDEKATAN & METODE PEMBELAJARAN
1.Pendekatan : Saintifik
2. Metode : Permainan/simulasi, diskusi, tanya jawab, penugasan dan
ceramah

G. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Alokasi
Kegiatan DeskripsiKegiatan
Waktu
Pendahul  Guru 25menit
uan memberikansalamdanmengajaksemuasiswaberdo’amenurut
agama dankeyakinanmasing-masing (religius)
 Guru mengecek kesiapan diri dengan mengisi lembar
kehadiran dan memeriksa kerapihan pakaian, posisi dan
tempat duduk disesuaikan dengan kegiatan pembelajaran.
(disiplin)
 Membaca buku non pelajaran sekitar 15 menit sebelum
pembelajaran dimulai
 Menyanyikan lagu wajib nasional yang menggambarkan
semangat cinta tanah air.
 Menginformasikan tema yang akan dibelajarkan yaitu
tentang ”Pentingnya Kesehatan Diri dan Lingkungan”.
 Guru menyampaikan tahapan kegiatan yang meliputi
kegiatan mengamati, menanya, mengeksplorasi,
mengomunikasikan dan menyimpulkan.

Inti  Pada awal pembelajaran, guru mengondisikan siswa secara 165menit


klasikal dengan mendeskripsikan ilustrasi gambar (fakta)
 Guru menstimulus pengetahuan dan daya analisa siswa
dengan mengajukan pertanyaan pada buku siswa: Mengapa
air penting bagi kehidupan manusia dan
lingkungannya?
 Biarkan siswa mengembangkan jawabannya secara mandiri
dan mampu menjadikan benda-benda atau peristiwa-
peristiwa yang ada dan terjadi di sekitarnya sebagai sumber
inspirasi.
 Siswadimintauntukmengamatibeberapagambarberkaitanden
ganmanfaat air (fakta)
 siswa menuliskan hasil pengamatan gambar pada kegiatan
sebelumnya.
 Guru menciptakan suasana belajar yang demokratis,
sehingga masing-masing siswa secara mandiri mampu
menuliskan hasil pengamatannya sesuai dengan imajinasi
dan analisanya.(tanggungjawab)
 Siswa menggambar petunjuk arah yang digunakan Edo
menuju kelas.(prosedur)
 Siswa menggambar sesuai dengan petunjuk pada buku siswa

78
Alokasi
Kegiatan DeskripsiKegiatan
Waktu
(prosedur)
 Guru membuatilustrasisebagaipenghubungantarkompetensi,
air denganletakbenda. Adapun kata kunci yang digunakan
sebagai penghubung adalah galon-galon air.(konsep)
 Siswa memahami arah mata angin, sebagai dasar untuk
mengetahui letak suatu benda.(konsep)
 Agar lebih menyenangkan, guru dapat membuat kreasi
pembelajaran agar siswa dapat dengan mudah memahami
konsep mata angin, misalnya dengan simulasi.(konsep)
 Setelah memahami mengenai konsep arah mata angin, siswa
diminta untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan
tentang letak suatu benda dengan mengerjakan perintah soal
pada buku siswa.(prinsip)
 Dengan memperhatikan letak Edo dan galon, siswa
mengerjakan soal secara mandiri.
 Berdasarkanpertanyaanpadabukusiswa: Mengapakamubutuh
air?
secaramandirisiswadimintauntukmengemukakanpendapatny
aberdasarkanpemahaman yang
sudahdidapatkannyaselamakegiatanpembelajaranberlangsun
g.
 Guru mengidentifikasidanmenganalisajawabanmasing-
masingsiswauntukmengetahuisejauhmanatingkatpemahama
nsiswamengenaimanfaat air bagimanusia.
 Siswamengamatidanmengidentifikasikegiatananggotakeluar
ganya yang memerlukan air(fakta)
 Selesai melakukan pengamatan, siswa menuliskan hasilnya
pada kolom yang tersedia pada buku siswa.(fakta)
 Untuk mengoptimalkan kerja sama, siswa dapat berbagai
peran dan tugas dengan orang tuanya.
Penutup  Bersama-sama siswa membuat kesimpulan / rangkuman 20menit
hasil belajar selama sehari
 Bertanya jawab tentang materi yang telah dipelajari (untuk
mengetahui hasil ketercapaian materi)
 Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk
menyampaikan pendapatnya tentang pembelajaran yang
telah diikuti.
 Melakukanpenilaianhasilbelajar
 Menyanyikan satu lagu daerah
 Mengajaksemuasiswaberdo’amenurut agama
dankeyakinanmasing-masing
(untukmengakhirikegiatanpembelajaran) (religius)

79
I. SUMBER DAN MEDIA PEMBELAJARAN
1. BukuSiswaTema :BanggaSebagaiBangsa IndonesiaKelas V (BukuTematik
Terpadu Kurikulum2013, Jakarta: KementerianPendidikandanKebudayaan, 2014).
2. Teks bacaan, dan gambar tentang peranan dan manfaat air.

J. PENILAIAN HASIL PEMBELAJARAN


RubrikMenulisBerdasarkanPengamatanGambar

BaikSekali Baik Cukup PerluBimbingan


Aspek
4 3 2 1
Isi Keseluruhanjawaba Keseluruhanjawa Sebagianbesarja Hanyasebagianke
danPengetah n yang ban yang waban yang ciljawaban yang
uan ditulissiswasesuaid
ditulissiswasesua ditulissiswasesua ditulissiswasesua
engangambar yang idengangambar idengangambar idengangambar
diamatidanbenarme yang yang yang
ngelompokkanjawa diamatidansebagi diamatidansebagi diamatidanhanya
ban. anbesarbenardala anbesarbenardala sebagiankecilben
mmengelompokk mmengelompokk ardalammengelo
anjawaban. anjawaban. mpokkanjawaban
PenggunaanB Bahasa Indonesia Bahasa Indonesia Bahasa Indonesia Bahasa Indonesia
ahasa yang yang yang yang
Indonesia baikdanbenardigun baikdanbenardig baikdanbenardig baikdanbenardig
yang akandenganefisiend unakandenganefi unakandenganefi unakandenganefi
baikdanbenar anmenarikdalamke siendalamkeselur siendalamsebagia siendalamsebagia
seluruhanpenulisan uhanpenulisan. nbesarpenulisan. nkecilpenulisan.
.
SIkap Kecermatan, Kecermatan, Kecermatan, Kecermatan,
ketelitianbekerja, ketelitianbekerja, ketelitianbekerja, ketelitianbekerja,
danketepatanwaktu danketepatanwak danketepatanwak danketepatanwak
dalampemenuhantu tudalampemenuh tudalampemenuh tudalampemenuh
gas yang diberikan, antugas yang antugas yang antugas yang
disertaijugadengan diberikanmenunj diberikanmenunj diberikanmenunj
kreatifitasdalambek ukkankualitassik ukkankualitassik ukkankualitassik
erjamenunjukkanku ap yang ap yang ap yang
alitassikap yang sangatbaik . masihdapatterusd masihharusterusd
sangatbaikdanterpu itingkatkan. iperbaiki.
ji.
Keterampilan Keseluruhanpenulis Keseluruhanpenu Sebagianbesarpe Hanyasebagianke
Penulisan anhasilmencermink lisanhasilmencer nulisanhasilmenc cilhasilpenulisan
anhasilpengamatan minkanhasilpeng erminkanhasilpe mencerminkanha
yang amatan yang ngamatan yang silpengamatan
sistematisdanbenar sistematisdanben sistematisdanben yang
sertamenunjukkank arsertamenunjuk arsertamenunjuk sistematisdanben
eterampilanpenulis kanketerampilan kanketerampilan arsertamenunjuk
an yang sangatbaik, penulisan yang penulisan yang kanketerampilan
di atas rata-rata baik. terusberkembang penulisan yang
kelas. . masihperluterusd

80
itingkatkan.

Rubrik Mengetahui Letak Benda

BaikSekali Baik Cukup PerluBimbingan


Aspek
4 3 2 1
Melakukanselur Seluruhlangkahp 75% 50% Dikerjakantanpa
uhprosedur engerjaandilakuk langkahpengerjaa langkahpengerjaa memperhatikanpr
an. ndilakukan. ndilakukan. osedurpengerjaan
.
Jawabanlengka Seluruhbutirperta 75% 50% Samasekalitidakd
psesuaibutirpert nyaandiisi. pertanyaandiisi. pertanyaandiisi. iisi.
anyaan
Isi Seluruhjawabanb 75% 50% Jawabansamasek
jawabansesuaip enarsesuaipertan jawabanbenarses jawabanbenarses alitidaksesuaiden
ertanyaan yaan. uaipertanyaan. uaipertanyaan. ganpertanyaan.
Sikap Percayadiri, Percayadiri, Tidakpercayadiri Menyontek .
mandiri, dan rasa sesekalimeminta ,
ingintahu bantuan guru, mengandalkanbi
dan rasa mbingan guru.
ingintahu.

LK.5.1

PENYUSUNAN RPP
Tujuan Kegiatan
Melalui kegiatan penyusunan dan telaah RPP, peserta mampu menyusun RPP mata
pelajaran berwawasan lingkungan hidup yang sesuai dengan SKL, KI, dan KD;
Standar Proses; pendekatan saintifik dan model pembelajaran yang relevan serta
sesuai dengan prinsip-prinsip pengembangan RPP
Langkah Kegiatan:
1. Diskusikan prinsip-prinsip penyusunan RPP berserta contoh RPP mata
pelajaran berwawasan lingkungan hidup .
2. Dalam kelompok susunlah RPP dari satu KD, setiap orang atau dua orang
mendapatkan tugas menyusun RPP untuk satu kali tatap muka, dengan
memilih model pembelajaran sebagai berikut: Project Based Learning
(PjBL), Problem Based Learning, atau Discovery Learning.
3. Setelah selesai tukarkan RPP mata pelajaran berwawasan lingkungan hidup
yang anda susun dengan anggota kelompok lain.
4. Lakukan telaah terhadap RPP mata pelajaran berwawasan lingkungan hidup
yang disusun anggota kelompok lain menggunakan format yang tersedia.

81
5. Isilah format sesuai dengan petunjuk pada format telaah RPP mata pelajaran
berwawasan lingkungan hidup , berikan catatan khusus atau alasan Anda
memberi skor pada suatu aspek pada RPP.
6. Tuliskan masukan atau rekomendasi secara umum sebagai saran perbaikan
RPP pada kolom yang tersedia.
7. Setelah selesai telaah RPP mata pelajaran berwawasan lingkungan hidup ,
tukarkan kembali RPP selanjutnya diskusikan hasil telaah RPP kemudian
revisi sesuai rekomendasi atau saran perbaikan.

LK.5.2

PENELAAHAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)


FORMAT TELAAH RPP

MateriPelajaran : .....................................................
Topik/Tema : ......................................................
Berilah tanda cek ( V) pada kolom skor (1, 2, 3 ) sesuai dengan kriteria yang tertera
pada kolom tersebut. Berikan catatan atau saran untuk perbaikan RPP sesuai penilaian
Anda

Komponen Rencana Pelaksanaan Hasil Penelaahan dan Skor


No Catatan
Pembelajaran 1 2 3
Tidak Kurang Sudah
A Identitas Mata Pelajaran
ada Lengkap Lengkap
1. Satuan pendidikan, Mata pelajaran/
tema ,kelas/Semester dan alokasi
waktu
Tidak Kurang Sudah
B. Pemilihan Kompetensi
ada Lengkap Lengkap
1. Kompetensi Inti

2. Kompetensi Dasar
C Perumusan Indikator Tidak Sesuai Sesuai
Sesuai sebagiany seluruhny
a a

1. Kesesuaian dengan KD.


2. Kesesuaian Penggunaan kata kerja
operasional dengan kompetensi yang
diukur
3. Kesesuaian dengan aspek sikap,
pengetahuan dan ketrampilan
Sesuai
Tidak Sesuai
D. Pemilihan Materi Pembelajaran Seluruhn
Sesuai Sebagian
ya

82
Komponen Rencana Pelaksanaan Hasil Penelaahan dan Skor
No Catatan
Pembelajaran 1 2 3
1 Kesesuaian dengan KD
2 Kesesuaian dengan Karakteristik
Peserta didik.
3. Kesesuaian dengan alokasi waktu
Sesuai
Tidak Sesuai
E Pemilihan Sumber belajar Seluruhn
Sesuai Sebagian
ya
1. Kesesuaian dengan KI dan KD
2. Kesesuaian dengan materi
pembelajaran dan pendekatan
saintifik
3 Kesesuaian dengan Karakteristik
peserta didik
Sesuai
Tidak Sesuai
F Kegiatan pembelajaran Seluruhn
Sesuai Sebagian
ya
1. Menampilkan kegiatan
Pendahuluan,Inti,dan penutup dengan
jelas
2. Kesesuaian kegiatan dengan
pendekatan saintifik
3. Kesesuaian dengan sintak model
pembelajaran yang dipilih
4. Kesesuaian penyajian dengan
sistematika materi
5. Kesesuaian alokasi waktu dengan
cakupan materi
Sesuai
Tidak Sesuai
G Penilaian Seluruhn
Sesuai Sebagian
ya
1. Kesesuaian dengan Teknik penilaian
otentik
2. Kesesuaian dengan instrumen
penilaian otentik
3 Kesesuaian soal dengan indikator
pencapaian kompetensi
4. Kesesuaian kunci jawaban dengan
soal
5. Kesesuaian pedoman penskoran
dengan soal
Sesuai
Tidak Sesuai
H Pemilihan Media Pembelajarn Seluruhn
Sesuai Sebagian
ya
1. Kesesuaian dengan materi
pembelajaran
2. Kesesuaian dengan kegiatan pada
pendekatan saintifik
3 Kesesuaian dengan karakteristik
peserta didik

83
Komponen Rencana Pelaksanaan Hasil Penelaahan dan Skor
No Catatan
Pembelajaran 1 2 3
Sesuai
Tidak Sesuai
I. Pemilihan Bahan Pembelajaran Seluruhn
Sesuai Sebagian
ya
1. Kesesuaian dengan Materi
pembelajaran
2. Kesesuaian dengan kegiatan pada
pendekatan saintifik.
J. Sesuai
Tidak Sesuai
Pemilihan Sumber Pembelajaran Seluruhn
Sesuai Sebagian
ya
1. Kesesuaian denganmateri
Pembelajaran
2. Kesesuaian dengan kegiatan pada
pendekatan saintifik
3. Kesesuaian dengan karakteristik
Peserta Didik.
Jumlah

Komentar/Rekomendasi terhadap RPP secara umum:

.......................................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................................
....................................................................................................................................................................

84
DAFTAR PUSTAKA

Dakhi, E dkk. 2001. Terbang dengan Dua Sayap, Grasindo, Jakarta

Darmasetiawan, M. 2004. Sampah dan Sistem Pengelolaannya, Ekamitra Engineering.

Dephut. 1994.Pedoman Penyusunan Rencana Pembuatan Bangunan Sumur Resapan Air.

Dephut. 1994.Pedoman Penyusunan Rencana Pembuatan Bangunan Sumur Resapan Air.

Direktorat Jenderal Reboisasi dan Rehabilitasi Lahan, Jakarta.

Dephut. 1995. Petunjuk Teknis Uji coba Pembuatan Percontohan Sumur Resapan Air.
Departemen Kehutanan, Jakarta

Tim Guru Cinta Lingkungan, 2009, Pendidikan Lingkungan Hidup untuk SD/MI, PT.
Erlangga, Jakarta

http://agriculturesupercamp.wordpress.com

http://akuinginhijau.wordpress.com/2007/01/30/hemat-air-hemat-uang-bantu-lingkungan-kita/

http://asbax.wordpress.com/2007/03/13/cara-membuat-kertas-daur-ulang/

http://www.arthazone.com/article_detail.php?nid=1003&do=addcomment

http://blog.unila.ac.id/redha/tag/kenapa-bumi-panas/

http://www.bracsystems.com

http://www.daunbagus.com/mod.php?mod=publisher&op=printarticle&artid=91

http://www.eramuslim.com/berita/nas/6b02155526-akibat-pemanasan-global-pulau-pulau-
indonesia-tenggelam-hampir-satu-meter.htm?rel

www.idepfoundation.org/download_files/permakultur/MOD5-pembibitan.pdf

http://www.indomedia.com/intisari/2001/Juli/briket_halhi.htm

http://www.kapanlagi.com/h/0000189133.html

85
http://www.lablink.or.id/Hidro/air.htm

http://www.mail archive.com/info@rw14.web.id/

http://www.pontianakpost.com/berita/index.asp?Berita=Opini&id=132780

http://sampahbandung.blogspot.com/2006_05_01_archive.html

http://www.wawasandigital.com/index.php?option=com_content&task=view&id=18915&Ite
mid=62

86

Anda mungkin juga menyukai