Dewan Penguji
Mengetahui
a.n Direktur
Ketua Perwakilan Jurusan DIII Keperawatan Pekalongan
Hartati, SKM.,M.Kes
NIP : 196810071988032001
ii
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING
Pembimbing 1 Pembimbing II
iii
KATA PENGANTAR
iv
8. Ayah dan Ibu penulis yang sangat penulis cintai yang telah memberikan
semangat, perhatian, membantu dalam hal oral maupun materi. Atas perhatian
dan do’a sehingga penulis mampu menyelesaikan proposal karya tulis ilmiah
ini dengan baik.
9. Teman-teman seperjuangan yang telah sama-sama melewati susah dan
senangnya kita, dan mengajarkan arti sebuah kekeluargaan selama 3 tahun di
Prodi DIII keperawatan.
10. Semua Pihak yang turut mendukung dalam penulisan Proposal Karya Tulis
Ilmiah yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.
Penulis sangat berharap agar peneltian ini dapat bermanfaat khususnya
untuk Asuhan Keperawatan Intoleransi Aktivitas pada pasien dengan Gagal
jantung di RS wilayah Pekalongan. Penulis sangat menyadari bahwa Karya Tulis
Ilmiah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu masukan dan kritik
untuk perbaikan penulisan Proposal Karya Tulis Ilmiah ini pada masa mendatang
sangat penulis harapkan.
Okta Rizqi
NIM.P1337420319063
v
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN.................................................................................ii
KATA PENGANTAR............................................................................................iii
DAFTAR TABEL..................................................................................................vii
DAFTAR DIAGRAM..........................................................................................viii
DAFTAR LAMPIRAN...........................................................................................ix
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………..……..1
A. Latar Belakang.........................................................................................7
B. Rumusan Masalah...................................................................................3
C. Tujuan Penelitian.....................................................................................3
1. Tujuan Umum.....................................................................................3
2. Tujuan Khusus....................................................................................3
D. Manfaat Penelitian...................................................................................4
1. Secara Teoritis....................................................................................4
2. Secara Praktis......................................................................................4
1. Definisi................................................................................................5
3. Klasifikasi...........................................................................................5
vi
4. Etiologi...............................................................................................6
6. Manifestasi klinis................................................................................7
7. Patofisiologi........................................................................................8
8. Pathway.............................................................................................10
9. Penatalaksanaan................................................................................11
10.Pemeriksaan Penunjang....................................................................11
11.Komplikasi.......................................................................................13
1. Definisi..............................................................................................14
2. Batasan Karakteristik.........................................................................14
3. Penyebab............................................................................................15
1. Pengkajian Keperawatan...................................................................17
4. Implementasi Keperawatan...............................................................23
5. Evaluasi Keperawatan.......................................................................24
A. Rancangan.............................................................................................27
vii
F. Teknik Analisis data dan Penyajian Data..............................................29
G. Etika Penelitian......................................................................................29
DAFTAR TABEL
viii
DAFTAR DIAGRAM
ix
DAFTAR LAMPIRAN
x
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyakit gagal jantung merupakan salah satu penyebab utama
morbiditas dan motralitas diseluruh dunia. Resiko terjadinya gagal jantung
juga semakin meningkat sepanjang waktu. Gagal jantung dapat dialami
oleh setiap orang dari berbagai usia, misal neonatus dengan gagal jantung
congenital atau orang dewasa dengan penyakit jantung aterosklerosis, usia
pertengahan dan usia tua juga bisa mengalami kegagalan jantung. Penyakit
gagal jantung merupakan penyakit dengan angka kematian tertinggi di
dunia, sehingga gagal jantung memiliki dampak yang besar pada pasien
dan keluarga. Kecenderungan pasien mengalami ketergantungan,
berpengaruh besar terhadap peran dan fungsi keluarga yang mengasuh
pasien sehingga menganggu status ekonomi keluarga, hal tersebut
dikarenakan pasien dengan gagal jantung memerlukan pengobatan yang
lama dan harus selalu rutin check up maupun terapi yang tentunya
memerlukan biaya yang mahal (Utami, 2019).
Hampir semua pasien penderita gagal jantung mengetahui bahwa
jantung merupakan organ yang penting dan jantung yang mengalami
kerusakan akan sangat mengancam kesehatan dan kematian. Pasien
dengan gagal jantung pada umumnya akan mengalami kelemahan dalam
melakukan aktivitas sehari-hari, dengan gejala kelelahan dan dyspnea
ditambah lagi dengan tingginya mortalitas berkontribusi yang akan
memperburuk kesehatan (Utami, 2019)
Menurut data yang diperoleh dari World Health Organization
(WHO) tahun 2018 menunjukkan bahwa terdapat 17.5 juta orang didunia
meninggal akibat gangguan kardiovaskular. Lebih dari 75% penderita
penyakit kardiovaskular terjadi dinegara-negara berpenghasilan rendah
dan menengah, dan 80% kematian penyakit kardiovaskuler disebabkan
xi
oleh serangan jantung dan stroke (WHO, 2018). Di Asia Tenggara,
Indonesia memasuki kelompok tertinggi dengan jumlah kejadian yang
terjadi yaitu 371 per 100.000 orang. Selanjutnya pada tahun 2030 WHO
memprediksi peningkatan penderita gagal jantung mencapai 23 juta jiwa
didunia (WHO, 2018). Berdasarkan data yang diperoleh menurut
(Riskesdas, 2018) prevalensi gagal jantung mengalami peningkatan setiap
lima tahun sekali di tingkat Indonesia dari 0,13% menjadi 0,19% dengan
peningkatan sebesar 1,37%. Di Jawa Tengah, prevalensi berdasarkan
diagnosis medis adalah sekitar (1,5%) atau 29.550 orang. Di RSUD
Kabupaten Batang untuk kasus Gagal Jantung dengan Intoleransi Aktivitas
pada tahun 2014 sebanyak 319 penderita dan pada tahun 2019 mengalami
peningkatan yaitu 339 penderita. Sedangkan berdasarkan diagnosis atau
gejala, diperkirakan jumlah penderita gagal jantung sebesar 0,4% atau
sekitar 29.880 (Riskesdas Jawa Tengah, 2018).
Prevalensi penyakit gagal jantung di dalam data statistik 3 tahun
terakhir di RSUD Batang Jawa Tengah dari tahun 2016-2019 berdasarkan
diagnosis dokter sebesar 0,13% atau diperkirakan sekitar 229.696 orang,
sedangkan berdasarkan diagnosis dokter/gejala sebesar 0,3% atau
diperkirakan sekitar 530.068 orang. Berdasarkan diagnosis dokter,
estimasi jumlah pasien penyakit gagal jantung di ruang rawat inap
penyakit jantung 43.361 orang (0,18%), sedangkan berdasarkan diagnosis/
gejala, sebanyak 72.268 orang (0,3%) (Pusdatin Departemen Kesehatan RI
Provinsi Jawa Tengah, 2019).
Penulis melakukan survey dan observasi di RSUD Kabupaten
Batang Jawa Tengah, tepatnya di ruang Rawat inap Jantung, terdapat 3
orang pasien dengan diagnosa gagal jantung serta masalah keperawatan
intoleransi aktivitas dengan rata-rata nilai pola aktivitas dan latihan tingkat
2 (Memerlukan bantuan atau pengawasan orang lain). Penulis juga
memiliki pengalaman saat merawat pasien dengan gagal jantung yaitu
kakek penulis sendiri, yang sudah mengalami Intoleransi aktivitas akibat
gagal jantung sejak 3 tahun yang lalu.
xii
Proses timbulnya penyakit gagal jantung kanan dan kiri terjadi
sebagai akibat kelanjutan dari gagal jantung kiri. Setelah terjadi hipertensi
pulmonal maka akan terjadi penimbunan darah dalam ventrikel kanan,
selanjutnya terjadi gagal jantung kanan. Setiap hambatan pada arah aliran
(forward failure) akan menimbulkan adanya gejala backward failure dalam
sistem sirkulasi aliran darah. Mekanisme kompensasi jantung pada
penyakit gagal jantung ialah dilatasi ventrikel, hipertrofi ventrikel,
kenaikan rangsang simpatis berupa takikardia, vasiokontriksi perifer,
peninggian kadar kateokolamin plasma, retensi garam, cairan, dan
peningkatan ekstraksi oksigen oleh jaringan. Apabila jantung bagian kanan
dan kiri bersama-sama dalam keadaan gagal yang disebabkan karena
gangguan aliran darah dan terdapat bendungan, maka akan tampak tanda
dan gejala gagal jantung pada sirkulasi sistemik dan sirkulasi paru
sehingga keadaan ini disebut dengan gagal jantung. Tanda dan gejala yang
muncul adalah nyeri, dyspnea, dan kelemahan atau intoleransi (Aspiani,
2019).
Masalah keperawatan yang biasa muncul pada penderita gagal
jantung adalah berkurangnya pasokan oksigen ke jaringan sehingga tubuh
mengalami kelemahan atau intoleransi aktivitas. Selain itu, adanya
jaringan yang nekrotik dan iskemia pada miokard, gangguan rasa nyaman
nyeri, resiko terjadinya penurunan Cardiac Output (COP), irama konduksi
jantung, menurunnya preload atau peningkatan Systemic Vascular
Resistance (SVR), miokardial infark, resiko terjadinya penurunan perfusi
jaringan, hipovolemik, resiko terjadinya ketidakseimbangan cairan,
peningkatan retensi natrium, dan penurunan plasma protein bahkan bisa
menyebabkan kematian. Sehingga penderita penyakit gagal jantung
kongestif harus waspada terhadap keselamatan hidupnya. Pada pasien
gagal jantung dengan masalah intoleransi aktivitas terjadi karena
ketidakcukupan energi untuk melakukan aktivitas sehari-hari (Herdman &
Kamitsuru, 2018).
Dampak dari intoleransi aktivitas ini jika tidak ditangani akan
mengakibatkan tidak terpenuhinya kebutuhan – kebutuhan pasien dan
xiii
terjadi kekakuan otot, terjadi atropi karena otot tidak digunakan dalam
waktu yang lama sehingga mengakibatkan kandungan aktin dan myosin
berkurang, resiko atelektasis yang disebabkan oleh edama, konstipasi,
penurunan evakuasi kandung kemih, akan terjadi kerusakan kulit (pressure
ulcer) seperti dekubitus akibat tekanan yang terlalu lama dan terus
menerus (Halimuddin, 2018).
Solusi perawat dalam menangani masalah intoleransi aktivitas pada
penderita gagal jantung tersebut yaitu dengan mengajarkan pemberian
aktivitas secara bertahap yang berbasis ROM (Range Of Motion) dengan
melatih aktivitas seperti berjalan dan duduk sesuai kebutuhan untuk
mengatasi intoleransi aktivitas, memberikan penyuluhan pada pasien dan
keluarga mengenai pembatasan aktivitas yang berat untuk membantu
mengurangi beban pada jantung, memberi bantuan dalam aktivitas
perawatan diri atau ADL sesuai dengan indikasi, memonitor tanda-tanda
vital sebelum dan sesudah melakukan aktivitas, mencatat respon pasien
terhadap aktivitas dan mengkaji presipitator atau penyebab kelemahan
misalnya seperti nyeri, pengobatan dan lain-lain. Kemudian evaluasi
peningkatan intoleransi aktivitas dalam Nursing Intervension
Classification (NIC) (LeMone, Priscilla, 2019).
Berdasarkan latar belakang diatas, didapatkan bahwa masalah
intoleransi aktivitas pada pasien gagal jantung memiliki konstribusi yang
cukup besar pada kesembuhan penderita gagal jantung. Hal ini
menimbulkan ketertarikan penulis untuk mengeksplorasi lebih dalam
masalah keperawatan intoleransi aktivitas pada pasien gagal jantung.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, maka rumusan
masalah dalam kasus ini adalah Bagaimana Asuhan Keperawatan
Intoleransi Aktivitas pada pasien Gagal Jantung di RSUD Batang Jawa
Tengah?
xiv
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Menggambarkan Asuhan Keperawatan Intoleransi Aktivitas pada
pasien Gagal Jantung.
2. Tujuan Khusus
a. Memaparkan hasil pengkajian pada pasien dengan penyakit Gagal
Jantung.
b. Memaparkan peruusan Diagnosa keperawatan Intoleransi Aktivitas
pada pasien Gagal Jantung.
c. Memaparkan perencanaan keperawatan untuk mengatasi Intoleransi
Aktivitas pada pasien Gagal Jantung.
d. Memaparkan tindakan keperawatan yang dilakukan untuk mengatasi
Intoleransi Aktivitas pada pasien Gagal Jantung.
e. Meaparkan hasil evaluasi masalah keperawatan Intoleransi Aktivitas
pada pasien Gagal Jantung.
f. Membahas hasil pengkajian, masalah keperawatan, perencanaan
keperawatan, tindakan keperawatan yang ditekankan pada prosedur
keperawatan dan evaluasi dari tindakan yang dilakukan untuk
mengatasi Intoleransi Aktivitas pada pasien Gagal Jantung.
D. Manfaat Penulisan
1. Manfaat Teoritis
Hasil penulisan Proposal KTI Studi Kasus ini diharapkan
memberikan sumbangan untuk meningkatkan pengetahuan terutama
dalam Asuhan Keperawatan Intoleransi Aktivitas pada pasien Gagal
Jantung.
2. Manfaat Praktis
a. Peningkatan Pelayanan Kesehatan
Hasil penulisan diharapkan memberikan konstribusi dalam
peningkatan kualitas pelayanan Asuhan Keperawatan khususnya
bagi pasien Gagal Jantung.
xv
b. Hasil penulisan diharapkan memberikan konstribusi dalam status
kesehatan melalui upaya promotif khususnya bagi pasien Gagal
Jantung.
xvi
xvii
18
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2. Klasifikasi
a. Klasifikasi menurut gejala dan intensitas gejala :
1) Gagal jantung akut
Timbulnya gejala secara mendadak biasanya selama beberapa
hari atau beberapa jam.
2) Gagal jantung kronik
Perkembangan gejala selama beberapa bulan sampai
beberapa tahun dan menggambarkan keterbatasan kehidupan
sehari-hari (Fahmi, 2019)
19
3. Etiologi
Secara umum penyebab gagal jantung dikelompokkan
sebagai berikut : (Aspani, 2017)
a. Disfungsi miokard
b. Beban tekanan berlebihan-pembebanan sistolik (sistolic
overload).
1) Volume : defek septum atrial, defek septum ventrikel, duktus
arteriosus paten
2) Tekanan : stenosis aorta, stenosis pulmonal, koarktasi aorta
3) Disaritmia
c. Beban volume berlebihan-pembebanan diastolik (diastolic
overload)
d. Peningkatan kebutuhan metabolik (demand oveload)
Menurut Smeltzer (2018) dalam Buku Ajar Keperawatan
Medikal-Bedah, gagal jantung disebabkan dengan berbagai
keadaan seperti :
a. Kelainan otot jantung
20
4. Manifetasi Klinis
a. Gagal Jantung Kiri
1. Kongesti pulmonal
Dispnea (sesak), batuk, krekels paru, kadar saturasi oksigen
yang rendah, adanya bunyi jantung tambahan bunyi jantung
S3 atau “gallop ventrikel” bisa di deteksi melalui auskultasi.
2. Dispnea saat beraktifitas (DOE), ortopnea, dispnea nocturnal
paroksismal (PND).
3. Batuk kering dan tidak berdahak diawal, lama kelamaan
dapat berubah menjadi batuk berdahak.
4. Sputum berbusa, banyak dan berwarna pink (berdarah). 5)
Perfusi jaringan yang tidak memadai.
5. Oliguria (penurunan urin) dan nokturia (sering berkemih
dimalam hari)
6. Dengan berkembangnya gagal jantung akan timbul gejala-
gejala seperti: gangguan pencernaan, pusing, sakit kepala,
konfusi, gelisah, ansietas, sianosis, kulit pucat atau dingin
dan lembab.
22
5. Patofisiologi
Kekuatan jantung untuk merespon sters tidak mencukupi
dalam memenuhi kebutuhan metabolisme tubuh. Jantung akan
gagal melakukan tugasnya sebagai organ pemompa, sehingga
terjadi yang namanya gagal jantung. Pada tingkat awal disfungsi
komponen pompa dapat mengakibatkan kegagalan jika cadangan
jantung normal mengalami payah dan kegagalan respon fisiologis
tertentu pada penurunan curah jantung. Semua respon ini
menunjukkan upaya tubuh untuk mempertahankan perfusi organ
vital normal.
Sebagai respon terhadap gagal jantung ada tiga mekanisme
respon primer yaitu meningkatnya aktivitas adrenergik simpatis,
meningkatnya beban awal akibat aktifitas neurohormon, dan
hipertrofi ventrikel. Ketiga respon ini mencerminkan usaha untuk
mempertahankan curah jantung. Mekanisme-mekanisme ini
mungkin memadai untuk mempertahankan curah jantung pada
tingkat normal atau hampir normal pada gagal jantung dini pada
keadaan normal.
23
Gagal
Jantung
Cairan terdorong ke
paru/alveoli
Intoleransi Aktivitas
Keterangan :
: Diagnosa lain yang mungkin muncul pada
…...
pasien dengan Gagal Jantung
: Fokus Diagnosa yang akan diteliti pada pasien
……
dengan Gagal Jantung
7. Pemeriksaan Penunjang
a. Electrokardiogram (EKG)
Dari hasil rekaman EKG ini dapat ditemukan kelainan
primer jantung antara lain iskemik, hipertrofi ventrikel,
gangguan irama dan tanda-tanda faktor pencetus akut antara lain
infark miocard, emboli paru. Pemeriksaan ini untuk mendeteksi
gangguan fungsional serta anatomis yang menjadi penyebab
gagal jantung.
b. Ekokardiogram
Ekokardiogram menggunakan gelombang suara untuk
mengetahui ukuran dan bentuk jantung, serta menilai keadaan
ruang jantung dan fungsi katup jantung. Sangat bermanfaat
untuk menegakkan diagnosis diagnosis gagal jantung.
c. Foto rontgen dada
Foto rontgen dada digunakan untuk mengetahui adanya
pembesaran jantung akibat penimbunan cairan di paru-paru.
d. Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan laborat yang umum dilakukan padaa gagal
jantung antara lain : darah rutin, urin rutin, elektrolit (Na dan K),
ureum dan kreatinin, SGOT/SGPT, dan BNP. Pemeriksaan ini
dilakukan kaena berbagai alasan, diantaranya : untuk
mendeteksi anemia, mengetahui mendeteksi gangguan elektrolit,
menilai fungsi ginjal dan hati, dan untuk mengukur brain
natriuretic peptide (BNP) yaitu beratnya gangguan
hemodinamik (Majid, 2017, dalam Fahmi, 2019).
8. Penatalaksanaan
27
9. Komplikasi
Komplikasi gagal jantung menurut (Bararah & Jauhar, 2017).
Antara lain :
a. Kerusakan atau kegagalan ginjal
29
NILAI-NILAI NORMAL
Kategori tingkat kemampuan aktivitas adalah sebagai berikut :
Tingkat Aktivitas Kategori
Tingkat 0 Mampu merawat diri sendiri secara penuh
Tingkat 1 Memerlukan penggunaan alat
Tingkat 2 Memerlukan bantuan atau pengawasan
orang lain
Tingkat 3 Memerlukan bantuan, pengawasan orang
lain dan peralatan
Tingkat 4 Sangat tergantung dan tidak dapat
melakukan atau berpartisipasi dalam
34
perawatan
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan merupakan penilaian klinis mengenai
respon pasien terhadap masalah kesehatan (SDKI DPP PPNI,
2017). Diagnosa keperawatan intoleransi aktivitas pada pasien
dengan gagal jantung berdasarkan SDKI adalah :
a. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan
Definisi : ketidakcukupan energi untuk melakukan aktivitas
sehari-hari
Penyebab : kelemahan
Batasan karakteristik :
Kriteria mayor :
1) Subjektif : Mengeluh lelah
2) Objektif : Frekuensi jantung meningkat >20% dari kondisi
istirahat
Kriteria minor :
1) Subjektif : Dispnea saat/setelah beraktifitas, merasa tidak
nyaman setelah beraktifitas, merasa lemah
2) Objektif : Tekanan darah berubah >20% dari kondisi
istirahat, gambaran EKG menunjukkan aritmia saat/setelah
aktifitas, gambaran EKG menunjukkan iskemia,sianosis
2.
3.
4.
E
1.
2.
39
3.
4.
K
1.
Te
1.
2.
3.
4.
40
Ed
1.
2.
3.
4.
5.
K
1.
Sumber : Standar Intervensi Keperawatan Indonesia dalam
(PPNI,2018)
4. Implementasi Keperawatan
Implementasi adalah suatu proses pelaksanaan terapi
keperawatan yang berbentuk intervensi mandiri atau melalui
pemanfaatan sumber-sumber yang dimiliki klien. Implementasi di
prioritaskan sesuai dengan kemampuan klien dan sumber yang
dimiliki klien.
Tabel 2.2 Implementasi Keperawatan
Edukasi
1. Menganjurkan tirah baring
2. Menganjurkan melakukan aktivitas
secara bertahap
3. Menganjurkan menghubungi perawat
jika tanda dan gejala kelelahan tidak
berkurang
4. Mengajarkan strategi koping untuk
mengurangi kelelahan
Kolaborasi
1. Berkolaborasi dengan ahli gizi tentang
cara meningkatkan asupan makanan
Nyeri akut beruhubungan 1. Mengidentifikasi lokasi karakteristik, 1. R
42
5. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi keperawatan adalah penilaian dengan cara
membandingkan perubahan keadaan pasien (hasil yang diamati)
dengan tujuan dan kriteria hasil yang dibuat pada tahap
perencanaan (Budiono, 2016).
Tabel 2.3 Evaluasi Keperawatan
No Diagnosa Keperawatan
1 Intoleransi aktifitas b.d kelemahan b. Pasien mengatakan
c. Pasien mengatakan
berkurang
O:
Data yang diperoleh
verbal atau melalui p
a. Frekuensi nadi cuku
b. Kemudahan dalam
pasien cukup menin
c. Kemudahan dalam
pasien cukup menin
A:
Tindak lanjut dan pene
dilanjutkan atau sudah
a. Tujuan tercapai apa
43
BAB III
METODE PENULISAN
A. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan adalah studi kasus dan metode
penulisan yang digunakan adalah metode Deskriptif yaitu menggambarkan
hasil asuhan keperawatan dengan memfokuskan pada salah satu masalah
penting dalam kasus yang dipilih disertai dengan analisis sederhana untuk
menjawab pertanyaan mengapa.
Alat pengumpul data adalah lembar/format asuhan keparawatan,
dan prosedur pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, observasi,
dan dokumen. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan cara
convenience sampling method (non-probability sampling technique)
dimana subjek dipilih karena kemudahan / keinginan peneliti.
Studi kasus yang menjadi pokok pembahasan penelitian ini adalah
digunakan untuk mengeksplorasi masalah Asuhan Keperawatan Pada
Pasien Yang Mengalami Gagal Jantung Dengan Masalah Intoleransi
Aktivitas Di RSUD Batang Jawa Tengah.
F. Etika Penelitian
Dalam melaksanakan asuhan keperawatan ini penulis menekankan
masalah etika yang meliputi (Hidayat, 2008; Nursalam, 2017):
1. Lembar Persetujuan (Informed Consent)
47
DAFTAR PUSTAKA
Utami Mulya D. 2019. Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Masalah Gagal
Jantung Dengan Masalah Intoleransi Aktivitas Di Ruang Tulip RSUD
dr. Abdul Moeloek (Karya Tulis Ilmiah). Lampung : STIKES
Muhammadiyah Pringsewu.
World Health Organization. Cardiovascular Diseases. 2019 [cited 2019 Sep 23].
Fajriah, 2020. Proses Keperawatan dan Pemeriksaan Fisik. (A. Suslia, Ed.).
Jakarta: Salemba Medika.
Smeltzer, & Bare. (2018). Buku ajar keperawatan medikal bedah brunner &
suddart (Edisi 8). Jakarta:
SIKI DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI), Edisi
1, Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia
SLKI DPP PPNI. (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), Edisi
1, Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia
Setiadi, 2017. Konsep & penulisan dokumentasi asuhan keperawatan teori dan
praktik. Yogyakarta : Galeri Ilmu
Lampiran
54
Lampiran 1
LEMBAR BIMBINGAN
PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN PEKALONGAN
JURUSAN KEPERAWATAN – POLTEKKES KEMENKES SEMARANG
Lampiran 2
Konsep teori Latihan ROM
55
A. Pengertian
Range Of Motion (ROM) adalah latihan menggerakkan bagian tubuh
untuk memelihara fleksibilitas dan kemampuan gerak sendi. Latihan range of
motion (ROM) adalah latihan yang dilakukan untuk mempertahankan atau
memperbaiki tingkat kesempurnaan kemampuan menggerakan persendian
secara normal dan lengkap untuk meningkatkan massa otot dan tonus otot
(Potter & Perry, 2018).