Anda di halaman 1dari 15

P RO S E S P ER A LIH A N DAN

P E N I N G K ATA N H A K-H A K ATA S


TA N A H YA N G B E R A S A L D A R I
HAK-HAK B A R AT
HAK ATAS TANAH
Sebelum UUPA
Setelah UUPA
1. Tanah-tanah Hak
Yaitu HAT yang
Barat
diatur di dalam
2. Tanah-tanah Hak
UUPA
Indonesia

a. Hak Milik,
Tanah-tanah Hak b. Hak Guna Usaha,
Tanah Tanah Hak
Indonesia : c. Hak Guna Bangunan,
Barat : d. Hak Pakai,
a. Hak Eigendom (HE) a. Tanah-tanah dengan
e. Hak Sewa,
b. Hak Erfacht (HErf) Hak Adat f. Hak Membuka Tanah,
c. Hak Opstal (HO) b. Tanah-tanah dengan g. Hak Memungut Hasil Hutan,
d. Hak Gebruik (HG) Hak ciptaan Pemerintah h. Hak lain yang ditetapkan UU dan
HB yang bersifat sementara sesuai
Pasal 53.
SECARA HISTORINYA MAKA TANAH-TANAH
HAK INDONESIA DAPAT DIURAIKAN
SEBAGAI BERIKUT

Hak-hak atas Hak-hak atas tanah Hak-hak atas tanah


tanah Adat ciptaan Pemerintah ciptaan Pemerintah
Hindia Belanda Swapraja

Hak menguasai dari Hak-hak individual


desa atas tanah atas tanah (terkuat Hak Landerijen 1. Grant Sultan
(beschikkingsrecht) dan turun menurun): Agrarisch Bezitrecht 2. Grant
Perseorangan dan Eigendom (LB) Controleur
komunal (AE) 3. Grant Deli
Maatschappij
4. Hak konsesi

3
Hak Eigendom (HE)

Adalah hak untuk dengan leluasa: HE dibagi menjadi 2 (dua), yaitu:


• menikmati kegunaan suatu benda, dan 1. HE menurut ps.570 BW, (luasnya ≤10
bau)
• untuk berbuat bebas terhadap benda yang 2. HE dengan hak-hak penguasa
bersangkutan dengan kekuasaan yang (luasnya >10 bau) yang disebut
dengan tanah partikelir* (particulaire
sepenuhnya landerijn), Tuan tanah mempunyai:
• asal tidak bertentangan dengan UU dan Per- a. Hak dan kewajiban untuk
mengangkat kepala desa
UUan lainnya yang ditetapkan oleh Penguasa b. Hak memperkerjakan pddk laki-
yang berwenang dan tidak mengganggu hak- laki (rodi) untuk sehari dalam
seminggu dgn hanya diberi
hak pihak lain; semuanya itu terkecuali makan
pencabutan hak untuk kepentingan umum, dgn c. Hak untuk memungut cukai
(sebagian dari dari hasil panen)
pemberian ganti kerugian yang layak menurut d. Hak atas sewa kebun, sewa tanah
ketentuan per-UUan yg berlaku. (ps.570 BW) dan pajak atas pemeliharaan ikan
Hak Erfpacht (HErf)
Hak kebendaan (zakelijk Recht) untuk mendapatkan kenikmatan
sepenuhnya (volle genot hebben) dari benda tetap orang lain
dengan syarat membayar pacht-sejumlah uang tunai atau hasil
bumi-setiap tahun sebagai pengakuan terhadap milik orang
l a i n .  Ps.720 BW

HAK OPSTAL (HO)


Hak Gebruik (HG)

Merupakan hak pakai, yaitu hak pakai atas sebidang


tanah pekarangan, yang kepada pemakainya hanya
boleh mengambil hasil-hasilnya, sebanyak yang
diperlukan untuk diri sendiri dan seisi rumahnya
Ps.818 BW
L AL U B A G A I M A N A P R O S E S
P E N DA F TA R A N H A K H A K ATA S
T A N A H YA N G B E R A S A L D A R I
TA N A H B A R AT T E R S E BU T ?

Berdasarkan ketentuan peraturan pasal 9 PP No. 24 Tahun


1997 ttg Pendaftaran Tanah, maka jelas tanah-tanah yang
berasal dari Hak-Hak Barat tidak bisa didaftar. Jika tanah-tanah
ini tidak bisa didaftarkan tentukan akan merugikan
para pemilik tanah, karena mereka tentu akan kehilangan
haknya. Oleh karena itu diperlukan suatu cara agar tanah ini
dapat didaftarkan, maka cara yang dapat dilakukan adalah
dengan melakukan konversi terhadap tanah yang bersumber
dari hak barat tersebut.
PENGERTIAN KONVERSI
Boedi Harsono menyatakan :
“Konversi adalah perubahan hak yang lama menjadi satu hak
yang baru menurut UUPA’’.

A.P Parlindungan, Menyatakan


Bahwa konversi hak-hak atas tanah adalah bagaimana
pengaturan dari hak-hak atas tanah yang ada sebelum
berlakunya UUPA untuk masuk dalam sistem UUPA.
TUJUAN KONVERSI Macam-Macam Konversi

Tujuannya adalah untuk Dalam UUPA terdapat 3 (tiga)


menata kembali hak hak jenis konversi:
atas tanah yang berasal
1. Konversi hak atas tanah,
dari hak adat maupun
berasal dari tanah hak
barat dan untuk
barat
mengembalikan fungsi
sosial atas penguasaan 2. Konversi hak atas tanah,
tanah sesuai dengan berasal dari hak Indonesia
pancasila dan UUD 45 3. Konversi hak atas tanah,
serta melenyapkan berasal dari tanah bekas
sistem barat Swapraja
PENGGOLONGAN KONVERSI HAK ATAS TANAH BARAT

1. Hak-Hak yang dikonversi menjadi hak milik meliputi: Hak Eigendom atas tanah ( Pasal I
ayat 1 ).
2. Hak-Hak yang dikonversi menjadi Hak Guna Usaha meliputi:
a. Hak Erfpacht untuk perusahaan kebun besar ( Pasal III ayat 1)
b. Pemegang concessie dan sewa untuk perusahaan kebun besar (Pasal IV ayat 1)
3. Hak-Hak yang dikonversi menjadi hak guna bangunan meliputi:
a. Hak Eigendom kepunyaan orang/ badan hukum asing ( Pasal I
ayat 3 ).
b. Hak Opstall atau Hak Erfpacht yang membebani hak Eigendom ( Pasal I ayat 4).
c. Hak Opstall dan Hak Erfpacht untuk perumahan ( Pasal V ).
4. Hak-hak yang dikonversi menjadi Hak Pakai meliputi : Hak Gebruik (Pasal VI)
PENGOLONGAN KONVERSI HAK ATAS TANAH BARAT

5. Hak-Hak yang dikonversi menjadi hak pakai


meliputi: Hak Eigendom kepunyaan pemerintahan
negara asing yang dipergunakan untuk keperluan
rumah kediaman kepala perwakilan dan gedung
kedutaan (Pasal I ayat 2 ).
6. Hak-Hak yang setelah dikonversi menjadi hapus
meliputi: Hak Erfpacht untuk pertanian kecil
(Pasal III ayat 2).
PENDAFTARAN TANAH
Terkait pembuktian Hak Hak Lama telah di atur di
dalam Pasal 24 Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun
1997 Tentang Pendaftaran yaitu:

“Untuk keperluan pendaftaran hak, hak atas tanah yang berasal


dari konversi hak-hak lama dibuktikan dengan alat-alat bukti
mengenai adanya hak tersebut berupa bukti-bukti tertulis,
keterangan saksi dan atau pernyataan yang bersangkutan yang
kadar kebenarannya oleh Panitia Ajudikasi dalam pendaftaran
tanah secara sistematik atau oleh Kepala Kantor Pertanahan
dalam pendaftaran tanah secara sporadik, dianggap cukup untuk
mendaftar hak, pemegang hak dan hak-hak pihak lain yang
membebani-nya”.
B A G A I M A N A J IK A A L AT
P E M BU K T I A N S E R TA S U R AT- S U R AT
TERSEBUT TIDAK LENGKAP?

Hal ini sudah diatur dalam PP 24/1997 pasal 24 ayat 2;


“ Dalam hal tidak atau tidak lagi tersedia secara lengkap alat-alat
pembuktian sebagaimana dimaksud pada ayat (1), pembukuan hak
dapat dilakukan berdasarkan kenyataan penguasaan fisik bidang
tanah yang bersangkutan selama 20 (dua puluh) tahun atau lebih
secara berturut-turut oleh pemohon pendaftaran dan pendahulu-
pendahulunya, dengan syarat” :
 penguasaan tersebut dilakukan dengan itikad baik dan secara
terbuka oleh yang bersangkutan sebagai yang berhak atas tanah,
serta diperkuat oleh kesaksian orang yang dapat dipercaya;
 penguasaan tersebut baik sebelum maupun selama pengumuman
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26 tidak dipermasalahkan
oleh masyarakat hukum adat atau desa/kelurahan yang
bersangkutan ataupun pihak lainnya.

HUBUNGAN HUKUM PERTANAHAN KANTOR WILAYAH BADAN


PERTANAHAN NASIONAL PROVINSI KEPULAUAN RIAU
HUBUNGAN HUKUM PERTANAHAN KANTOR WILAYAH BADAN
PERTANAHAN NASIONAL PROVINSI KEPRI

Anda mungkin juga menyukai