- 2-
MEMUTUSKAN:
Menetapkan PERATURAN DIREKTUR JENDERAL KEKAYAAN NEGARA
TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENYELESAIAN ASET BEKAS
MILIKASING/ TIONGHOA.
BAB!
KETENTUANUMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Direktur Jenderal ini yang dimaksud dengan:
(1) Aset Bekas Milik Asing/Tionghoa, yang selanjutnya
disingkat ABMA/T, adalah aset yang dikuasai Negara
berdasarkan:
a. Peraturan Penguasa Perang Pus at Nomor
Prt/Peperpu/032/ 1958 jo. Keputusan Penguasa
Perang Pusat Nomor Kpts/ Peperpu/0439/1958 JO.
Undang-Undang Nomor 50 Prp. Tahun 1960;
b. Penetapan Presiden Nomor 2 Tahun 1962;
c. Penetapan Presiden Nomor 4 Tahun 1962 jo. Keputusan
Presiden/Panglima Tertinggi ABRI/Pemimpin Besar
Revolusi Nomor 52/KOTI/1964; dan
d. Instruksi Radiogram Kaskogam Nomor T0403/G-
5/5/66.
(2) Menteri adalah Menteri Keuangan Republik Indonesia.
(3) Direktorat Jenderal adalah Direktorat Jenderal di lingkungan
Kementerian Keuangan yang memiliki kewenangan, tugas,
dan fungsi di bidang kekayaan negara.
(4) Direktur Jenderal adalah Direktur Jenderal pada
Kementerian Keuangan yang memiliki kewenangan, tugas
dan fungsi di bidang kekayaan negara.
(5) Direktorat adalah Direktorat di lingkungan Direktorat
J enderal yang melaksanakan tugas dan fungsi pengelolaan
ABMA/T.
KEMENTERIANKEUANGANREPUBLIK INDONESIA
-3-
(6) Direktur adalah Direktur pada Direktorat Jenderal yang
melaksanakan tugas dan fungsi pengelolaan ABMA/T.
(7) Kantor Wilayah adalah Kantor Wilayah pada Direktorat
Jenderal.
(8) Kantor Pelayanan adalah unit vertikal pelayanan pada
Kantor Wilayah.
(9) Kementerian Negara yang selanjutnya disebut Kementerian
adalah perangkat pemerintah yang membidangi urusan
tertentu dalam pemerintahan.
(10) Lembaga adalah organisasi non Kementerian Negara dan
instansi lain pengguna anggaran yang dibentuk untuk
melaksanakan tugas tertentu berdasarkan Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 atau
peraturan perundang-undangan lainnya.
(11) Tim Penyelesaian adalah Tim Penyelesaian ABMA/T Tingkat
Pu sat.
( 12) Tim Asistensi Daerah adalah Tim Asistensi Penyelesaian
ABMA/T Tingkat Wilayah.
(13) Pemohon adalah pejabat yang berwenang/ditunjuk oleh
Kernen terian/ Lembaga, Pemerintah Provinsi/ Kabupaten/
Kota, atau Pihak Ketiga.
(14) Pihak Ketiga adalah pihak yang menempati/
menghuni/menggunakan ABMA/T meliputi:
a. Pegawai Negeri Sipil/Tentara Nasional
Indonesia/Kepolisian Negara Republik Indonesia;
b. Pensiunan/Purnawirawan/Janda/Duda Pegawai Negeri
Sipil/Tentara Nasional Indonesia/Kepolisian Negara
Republik Indonesia; atau
c. Badan Usaha Milik Negara/Daerah
d. Swasta, baik Badan Hukum/Perorangan.
(15} Surat Pernyataan Penerima Pelepasan Hak, yang selanjutnya
disingkat SP3H adalah surat pernyataan yang dibuat serta
ditandatangani oleh Pemohon yang menyatakan ABMA/T
tidak akan dialihkan/ dipindahtangankan/diubah
peruntukannya tanpa persetujuan tertulis dari Direktur
Jenderal atas nama Menteri.
KEMENTERIANKEUANGANREPUBLIKINDONESIA
-4-
( 16) Penilaian adalah suatu proses kegiatan yang dilakukan oleh
Tim Penilai Pemerintah pada Direktorat Jenderal untuk
memberikan suatu opini nilai atas suatu objek penilaian.
(17) Nilai Wajar adalah estimasi harga yang akan diterima dari
penjualan aset atau dibayarkan untuk penyelesaian
kewajiban antara pelaku pasar yang memahami dan
berkeinginan untuk melakukan transaksi wajar pada tanggal
Penilaian.
(18) Rapat Pembahasan Tim Asistensi Daerah adalah rapat
Pembahasan yang dihadiri paling sedikit 5 (lima) unsur
instansi Tim Asistensi Daerah yang dilakukan dengan
kehadiran secara fisik atau secara daring yang dituangkan
dalam berita acara pembahasan dengan penandatanganan
secara fisik atau digital signature.
( 19) Rapat Pembahasan Tim Penyelesaian adalah rapat
Pembahasan yang dihadiri paling sedikit 5 (lima) unsur
instansi Tim Penyelesaian yang dilakukan dengan kehadiran
secara fisik a tau secara daring yang dituangkan dalam berita
acara pembahasan dengan penandatanganan secara fisik
atau digital.
(20) Rekomendasi Tim Asistensi Daerah adalah cara penyelesaian
yang diusulkan oleh Tim Asistensi Daerah kepada Tim
Penyelesaian yang didasarkan pada hasil penelitian
administratif, penelitian lapangan, dan pembahasan.
(21) Rekomendasi Tim Penyelesaian adalah cara penyelesaian
yang diusulkan oleh Tim Penyelesaian kepada Direktur
Jenderal yang merupakan kesimpulan dari hasil penelitian
administratif, dan pembahasan serta penelitian lapangan
apabila dilakukan.
(22) Pengelola Barang adalah pejabat yang berwenang dan
bertanggung jawab menetapkan kebijakan dan pedoman
serta melakukan pengelolaan Barang Milik Negara.
BAB II
TIM PENYELESAIANDANTIM ASISTENSIDAERAH
Pasal 2
KEMENTERIANKEUANGANREPUBLIKINDONESIA
-5-
Dalam penyelesaian ABMA/T, Direktur Jenderal atas nama
Menteri membentuk:
a. Tim Penyelesaian; dan
b. Tim Asistensi Daerah.
Pasal 3
(1) Tim Penyelesaian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2
huruf a, beranggotakan unsur dari instansi tingkat pusat,
antara lain:
a. Kementerian Keuangan;
b. Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia;
c. Kementerian Pertahanan;
d. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan;
e. Badan Intelij en Negara;
f. Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan
Pertanahan Nasional;
g. Kejaksaan Agung; dan
h. Kepolisian Negara Republik Indonesia.
(2) Tim Penyelesaian sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
diketuai oleh Direktur.
(3) Masa Kerja Tim Penyelesaian selama 1 (satu) tahun dan
dapat diperpanjang.
(4) Susunan keanggotaan Tim Penyelesaian ditetapkan setiap
awal tahun dengan Keputusan Direktur Jenderal.
(5) Dalam hal terdapat perubahan susunan keanggotaan Tim
Penyelesaian selama tahun berjalan, Direktur dapat
menetapkan Perubahan Tim Penyelesaian.
Pasal 4
(1) Tim Penyelesaian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2
huruf a mempunyai tugas:
a. memberikan pertimbangan atas penyelesaian ABMA/T
termasuk penanganan masalah hukum kepada Direktur
Jenderal;
b. melaksanakan sosialisasi dan koordinasi penyelesaian
ABMA/T dengan instansi terkait;
c. melaksanakan inventarisasi dan penelitian ABMA/T;
KEMENTERIANKEUANGANREPUBLIKINDONESIA
-6-
Pasal 5
(1) Tim Asistensi Daerah sebagaimana dimaksud pada Pasal 2
huruf b beranggotakan unsur dari instansi tingkat daerah,
antara lain:
a. Kantor Wilayah;
b. Pemerintah Provinsi dan/ atau Kabupaten/Kota;
c. Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi
Manusia;
d. Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Provinsi
dan/ atau Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota;
e. Komando Daerah Militer;
f. Badan Intelijen Negara di Daerah;
g. Kejaksaan Tinggi
h. Kepolisian Daerah; dan
i. Kantor Pelayanan.
(2) Tim Asistensi Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
diketuai oleh Kepala Kantor Wilayah yang wilayah kerjanya
meliputi wilayah kerja Tim Asistensi Daerah yang
bersangkutan.
(3) Masa Kerja Tim Asistensi Daerah selama 1 (satu) tahun
anggaran dan dapat diperpanjang.
(4) Susunan keanggotaan Tim Asistensi Daerah ditetapkan
setiap awal tahun dengan Keputusan Kepala Kantor Wilayah.
KEMENTERIANKEUANGANREPUBLIKINDONESIA
-7-
(5) Dalam hal terdapat perubahan susunan keanggotaan Tim
Asistensi Daerah selama tahun berjalan, Kepala Kantor
Wilayah dapat menetapkan Perubahan Tim Asistensi Daerah.
Pasal 6
(1) Tim Pelaksanaan Asistensi Daerah mempunyai tugas:
a. melaksanakan sosialisasi dan koordinasi dengan
instansi terkait di wilayahnya dalam rangka
mempercepat penyelesaian masalah ABMA/T sesuai
dengan arahan Direktur J enderal;
b. melaksanakan inventarisasi dan penelitian ABMA/Tdan
melaporkan basil inventarisasi dan penelitian kepada
Tim Penyelesaian;
c. menyampaikan usulan penyelesaian masalah ABMA/T
sesuai kondisi terkini di wilayahnya dan menyampaikan
saran dan rekomendasi penyelesaian kepada Tim
Penyelesaian;
d. melakukan pengawasan aspek kesesuaian peruntukan
terhadap ABMA/T yang telah dilakukan penyelesaian
dengan cara dilepaskan penguasaannya dari Negara
kepada Pihak Ketiga dengan cara pembayaran
kompensasi yang diberikan keringanan; dan
e. melaksanakan tugas lain yang ditetapkan oleh Direktur
Jenderal.
(2) Pembayaran kornpensasi sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) huruf d merupakan pembayaran kompensasi yang
diberikan keringanan.
(3) Tim Asistensi Daerah menyampaikan laporan perkembangan
penyelesaian ABMA/T di wilayahnya kepada Direktur
Jenderal melalui Tim Penyelesaian setiap tahun.
(4) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) disusun
sesuai tata cara pengisian dan format sebagaimana
tercantum dalam Lampiran VI huruf a yang merupakan
bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Direktur Jenderal
!Ill.
KEMENTERIANKEUANGANREPUBLIKINDONESIA
-8-
BAB III
PENYELESAIAN
ABMA/T
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 7
(1) Penyelesaian ABMA/T dilakukan dengan cara:
a. dimantapkan status hukumnya menjadi Barang Milik
Negara/ Daerah/ Des a;
b. dilepaskan penguasaannya dari Negara kepada pihak
ketiga dengan cara pembayaran kompensasi kepada
Pemerintah;
c. dikembalikan kepada pihak ketiga yang sah; atau
d. dinyatakan selesai karena keadaan tertentu.
(2) Penyelesaian ABMA/T dimaksud pada ayat (1) dilakukan
secara se bagian a tau seluruhnya berdasarkan usulan Tim
Asistensi Daerah.
(3) Penyelesaian ABMA/T diutamakan dilakukan dengan cara
dimantapkan status hukumnya menjadi Barang Milik
Negara/ Daerah/ Des a.
(4) Penyelesaian ABMA/T sebagaimana dimaksud pada ayat
( 1) didasarkan pada data se bagaimana dimaksud
tercantum dalam Lampiran Peraturan Menteri Keuangan
Nomor 62/PMK.06/2020 tentang Penyelesaian Aset Bekas
Milik Asing/Tionghoa.
Bagian Kedua
Permohonan
Pasal 8
( 1) Penyelesaian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7
didahului dengan adanya permohonan yang diajukan oleh
Pemohon kepada Tim Asistensi Daerah.
(2} Dikecualikan dari ketentuan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), penyelesaian dapat dilakukan tanpa melalui
permohonan dari Pemohon, dalam hal:
KEMENTERIANKEUANGANREPUBLIK INDONESIA
-9-
a. dimantapkan menjadi Barang Milik
Negara/Daerah/Desa, untuk:
1. kepentingan Negara/Daerah/Desa; atau
2. ABMA/T yang telah bersertipikat atas nama
Kementerian/Lembaga atau Pemerintah
Provinsi/Kabupaten/Kota/Desa dan telah
digunakan sesuai dengan tugas dan fungsi.
3. kepentingan Negara dimantapkan menjadi Barang
Milik Negara pada Pengelola Barang.
b. dinyatakan selesai karena keadaan tertentu untuk
ABMA/T dalam hal:
1. tidak ditemukan; atau
2. hilang atau musnah akibat bencana alam {force
majeur).
(3) Pemohon sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:
a. Kementerian/Lembaga;
b. Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota; atau
c. Pihak Ketiga.
(4) Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hams
dilengkapi dokumen persyaratan penyelesaian ABMA/T.
Pasal 9
(1) Penyelesaian ABMA/T sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7
ayat (1) huruf a dilengkapi dokumen persyaratan meliputi:
a. fotokopi sertipikat hak atas tanah dalam hal tanah telah
bersertipikat;
b. riwayat tanah dari Kantor .Kelurahan/Desa dalam hal
tanah belum bersertipikat;
c. fotokopi surat ukur / peta bidang tanah/ gambar situasi
dari Kantor Pertanahan setempat atau dokumen
pengukuran luas tanah dari instansi lainnya;
d. surat keterangan dari Pemohon rencana peruntukan/
penggunaan ABMA/T;
e. surat pernyataan dari Pemohon bahwa tidak ada
sengketa atas ABMA/T;
f. surat pernyataan dari Pemohon yang menyatakan akan
menyelesaikan permasalahan, apabila aset
diduduki/ dihuni oleh pihak lain;
KEMENTERIANKEUANGANREPUBLIKINDONESIA
- 10 -
g. dokumen lain yang mendukung penyelesaian.
(2) Penyelesaian ABMA/Tsebagaimana dimaksud dalam Pasal 7
ayat ( 1) huruf b dilengkapi dokumen persyaratan meliputi:
a. fotokopi sertipikat hak atas tanah dan riwayat
perolehan/kepemilikan tanah dari Kantor Pertanahan
setempat dalam hal tanah telah bersertipikat;
b. riwayat tanah dari Kantor Kelurahan/Desa dalam hal
tanah belum bersertipikat;
c. surat pernyataan dari pemohon, terkait kepentingan
penggunaan ABMA/Tsebagai berikut:
1. tempat kegiatan komersial;
2. rumah tinggal bagi:
a) perseorangan; atau
b) Pegawai Negeri Sipil/Tentara Nasional
Indonesia/Kepolisian Negara Republik
Indonesia a tau
pensiunan/ purnawirawan/ janda/ duda
Pegawai Negeri Sipil/Tentara Nasional
Indonesia/Kepolisian Negara Republik
Indonesia, yang didasarkan pada suatu
keputusan yang diterbitkan oleh instansi
yang berwenang;
3. tern pat kegiatan organisasi sosial dan/ a tau
organisasi keagamaan;
4. tempat kegiatan pendidikan formal, dengan
keterangan sebagai berikut:
a) tempat pendidikan formal yang berizin tetapi
belum terakreditasi;
b) tempat pendidikan formal berupa sekolah
dan/ atau perguruan tinggi dan sudah
mempunyai Akreditasi;
5. tempat kegiatan pendidikan berupa sekolah luar
bias a;
6. tempat ibadah agama yang diakui Pemerintah.
d. surat pernyataan dari Pemohon bahwa ABMA/T tidak
dalam keadaan sengketa;
e. surat keterangan dari Kelurahan/Desa setempat yang
menerangkan bahwa Pemohon telah secara terus
KEMENTERIANKEUANGANREPUBLIK INDONESIA
- 11 -
menerus menempati/ menghuni/ menggunakan
ABMA/Tpaling sedikit 5 (lima)tahun;
f. surat pernyataan bermeterai cukup yang menyatakan
bahwa:
1. Pemohon Badan Hukum bukan merupakan
reinkarnasi/ penerus /
onderbouw/perkumpulan/yayasan terlarang/
eksklusif rasial;
2. Perorangan tidak pernah menjadi anggota
dan/ atau pengurus perkumpulan/yayasan
terlarang/ eksklusif rasial.
g. surat pernyataan dari Pemohon yang menyatakan
bahwa segala akibat hukum dan biaya yang timbul
terkait proses penerbitan sertipikat pada Kantor
Pertanahan menjadi tanggung jawab sepenuhnya
Pernohon;
h. dokumen akreditasi pendidikan dalam hal ABMA/T
digunakan untuk ternpat pendidikan formal
berakreditasi;
i. Surat keterangan dari Kemeterian Agama setempat atau
Kelurahan /Desa setempat bahwa ABMA/Tdigunakan
untuk tempat ibadah agama yang diakui pernerintah,
dalam hal ABMA/Tdigunakan untuk tempat ibadah.
j. bagi Pemohon yang merupakan badan hukurn,
dilengkapi dengan:
1. salinan/fotokopi keputusan pengesahan badan
hukum Indonesia dari Kementerian Hukum dan
Hak Asasi Manusia;
2. surat pernyataan bermeterai cukup yang
menyatakan bahwa status badan hukum tersebut
tidak memiliki kaitan kepemilikan dengan badan
hukum atau organisasi asing;
k. bagi Pemohon Pegawai Negeri Sipil/Tentara Nasional
Indonesia/Kepolisian Negara Republik Indonesia
dilengkapi dengan:
1. fotokopi kartu PNS/anggota TNI/Polri; dan
2. fotokopi Surat Izin Penghunian/Penunjukan;
KEMENTERIANKEUANGANREPUBLIKINDONESIA
- 12 -
- 13 -
Bagian Ketiga
Proses Penyelesaian ABMA/T di Tim Asistensi Daerah
Pasal 10
(1) Tim Asistensi Daerah menindaklanjuti permohonan tertulis
sebagaimana dalam Pasal 8 ayat (1).
(2) Pelaksanaan tindak lanjut sebagaimana dimaksud pada ayat
( 1) Tim Asistensi Daerah melakukan:
a. penelitian administratif;
b. penelitian lapangan; dan
c. pembahasan.
Pasal 11
Penelitian administratif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10
ayat (2) huruf a meliputi:
a. pengecekan terhadap kelengkapan dokumen
persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9; dan
KEMENTERIANKEUANGANREPUBLIKINDONESIA
- 14 -
- 15 -
f. pihak yang ditemui;
g. penjelasan penguasaan tanah dan/atau bangunan dan
penggunaan ABMA/T;
h. penjelasan apabila terjadi perbedaan/ ketidaksesuaian
data ABMA/T dengan kondisi tanah dan/ atau
bangunan dan penggunaan ABMA/T;
i. penjelasan lain yang diperlukan terkait ABMA/T; dan
J· tanda tangan tim penelitian.
(5) Dalam hal terdapat perbedaan/ketidaksesuaian data
ABMA/T dengan kondisi tanah dan/ a tau bangunan dan
penggunaan ABMA/T sebagaimana dimaksud pada ayat (4)
huruf h, hams didukung dengan surat keterangan dari pihak
yang berwenang.
(6) Berita acara penelitian lapangan sebagaimana dimaksud
pada ayat (3) disusun sesuai dengan tata cara pengisian dan
format sebagaimana tercantum dalam Lampiran II yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Direktur
J ender al ini.
Pasal 15
( 1) Berdasarkan hasil penelitian administrasi dan penelitian
lapangan, Tim Asistensi Daerah melakukan Pembahasan
terhadap permohonan penyelesaian untuk menentukan
penyelesaian ABMA/T.
(2) Hasil pembahasan dituangkan dalam berita acara
pembahasan.
(3) Berita acara pembahasan sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) memuat sekurang-kurangnya:
a. hari, tanggal, dan tempat pelaksanaan pembahasan;
b. nama, jabatan, dan kedudukan Tim Asistensi Daerah
yang hadir;
c. data ABMA/Tyang dibahas;
d. dasar pertimbangan penetapan usulan penyelesaian
ABMA/T;
e. usulan rekomendasi penyelesaian ABMA/T; dan
f. tanda tangan Tim Asistensi Daerah paling sedikit dari 5
(lima) unsur instansi yang hadir.
KEMENTERIANKEUANGANREPUBLIKINDONESIA
- 16 -
Pasal 16
( 1) Dalam hal hasil pembahasan sebagaimana dimaksud dalam
pasal 15 ayat (1) dinyatakan disetujui, Tim Asistensi Daerah
menyampaikan usulan penyelesaian ABMA/T kepada Tim
Penyelesaian dengan menyertakan dokumen meliputi:
a. dokumen persyaratan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 9;
b. daftar pengecekan (checklist) kelengkapan dokumen
persyaratan;
c. Berita acara penelitian lapangan; dan
d. Berita Acara pembahasan.
(2) Dalam hal hasil pembahasan sebagaimana dimaksud dalam
pasal 15 ayat (1) dinyatakan tidak disetujui, maka Tim
Asistensi Daerah menerbitkan surat pengembalian atau
penolakan kepada Pemohon.
Bagian Keempat
Proses Penyelesaian di Tim Penyelesaian
Pasal 17
(1) Tim Penyelesaian menindaklanjuti usulan penyelesaian
ABMA/T dari Tim Asistensi Daerah sebagaimana dimaksud
dalam Pas al 16 ayat ( 1).
(2) Dalam pelaksanaan tindak lanjut usulan penyelesaian
ABMA/T dari Tim Asistensi Daerah sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 16 ayat (1), Tim Penyelesaian melakukan:
a. Penelitian administratif; dan
b. Pembahasan.
(3) Selain melakukan penelitian administratif dan pembahasan
sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Tim Asistensi Daerah
dapat melakukan penelitian lapangan.
KEMENTERIAN
KEUANGANREPUBLIKINDONESIA
- 17 -
Pasal 18
Penelitian administratif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17
huruf a meliputi:
a. pengecekan kelengkapan dokumen sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 17 ayat (1); dan
b. pencocokan kesesuaian data ABMA/T dengan dokumen
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat (1).
Pasal 19
Pengecekan terkait penelitian administrasi dilakukan dengan cara
mengisi daftar pengecekan ( checklist) kelengkapan dokumen
sebagaimana tercantum dalam Lampiran I yang merupakan
bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Direktur Jenderal ini.
Pasal 20
(1) Dalam hal dari hasil penelitian administrasi disimpulkan
dokumen persyaratan belum lengkap dan/ atau belum sesuai
masih diperlukan kelengkapan data dan/ atau dokumen
persyaratan, Tim Penyelesaian menerbitkan surat permintaan
kelengkapan data dan/ atau dokumen persyaratan kepada Tim
Asistensi Daerah.
(2) Dalam hal dari hasil penelitian administrasi disimpulkan
dokumen persyaratan sudah lengkap dan data telah sesuai,
terhadap usulan penyelesaian Tim Asistensi Daerah dilakukan
pembahasan.
Pasal 21
(1) Pembahasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 ayat (2)
dihadiri oleh Tim Penyelesaian dan Tim Asistensi Daerah.
(2) Hasil pembahasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dituangkan dalam berita acara pembahasan.
(3) Berita acara pembahasan sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) memuat sekurang-kurangnya:
a. hari, tanggal, dan tempat pelaksanaan pembahasan;
b. nama, jabatan, dan kedudukan Tim Penyelesaian yang
hadir;
KEMENTERIANKEUANGANREPUBLIKINDONESIA
- 18 -
- 19 -
Bagian Kelima
Penetapan Status Hukum Menjadi Barang Milik
Negara/Daerah/Desa
Pasal 23
(1) Pemantapan status hukum ABMA/T menjadi Barang Milik
Negara/Daerah/Desa dilakukan terhadap ABMA/T yang
belum bersertipikat atau telah bersertipikat atas nama
Kementerian/ Lembaga a tau Pemerintah
Provinsi/ Kabupaten/Kota/ Desa.
(2) Kementerian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) termasuk
Kementerian yang mempunyai tugas dan wewenang selaku
Pengelola Barang.
(3) Usulan pemantapan status hukum ABMA/T sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) dilengkapi dengan keterangan
pertimbangan diusulkannya mekanisme penyelesaian
ABMA/T dimaksud oleh Tim Asistensi Daerah.
Pasal 24
( 1) Dalam hal Tim Penyelesaian merekomendasikan
pemantapan status hukum ABMA/T sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 23 ayat (1), Direktur membuat konsep
Keputusan Menteri Keuangan untuk ditetapkan oleh
Direktur Jenderal atas nama Menteri.
(2) Direktur J enderal atas nama Menteri menetapkan
pemantapan status hukum ABMA/T menjadi Barang Milik
Negara/Daerah/Desa.
(3) Keputusan Menteri sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1)
disusun dengan mengacu pada tata cara pengisian dan
format sebagaimana tercantum dalam Lampiran V yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Direktur
J enderal ini.
KEMENTERIANKEUANGANREPUBLIKINDONESIA
- 20 -
Pasal 25
(1) Dalam hal ABMA/T belum bersertipikat atas nama
Kementerian/Lembaga atau Pemerintah Daerah/Desa,
keputusan mengenai pemantapan status hukum ABMA/T
menjadi Barang Milik Negara/Daerah/Desa sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 23 harus segera ditindaklanjuti
dengan pensertipikatan.
(2) Pembebanan biaya pensertipikatan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Bagian Keenam
Pelepasan Penguasaan Dari Negara Kepada Pihak Ketiga Dengan
Cara Pembayaran Kompensasi Kepada Pemerintah
Pasal 26
(1) Penyelesaian ABMA/T dilakukan dengan cara dilepaskan
penguasaannya dari negara kepada pihak ketiga dengan cara
pembayaran kompensasi kepada Pemerintah dilakukan
terhadap ABMA/T yang telah ditempati/ dihuni/ digunakan
oleh pihak ketiga.
(2) Pihak ketiga sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
mengajukan permohonan pelepasan penguasaan ABMA/T
kepada Tim Asistensi Daerah.
(3) Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
disampaikan secara tertulis kepada Tim Asistensi Daerah,
dengan dilengkapi persyaratan meliputi:
a. menempati/menghuni/menggunakan ABMA/T secara
terus menerus paling singkat selama 5 (lima) tahun; dan
b. dalam hal pihak ketiga:
1. badan hukum, maka status badan hukum tersebut
harus tidak memiliki kaitan kepemilikan dengan
badan hukum atau organisasi asing, dan bukan
merupakan reinkarnasi/ penerus/ onderbouw dari
organisasi/ perkumpulan/ yayasan terlarang
eksklusif rasial; atau
KEMENTERIAN
KEUANGAN
REPUBLIKINDONESIA
- 21 -
Pasal 27
(1) Tim Asistensi Daerah melakukan pembahasan untuk
meneliti kebenaran bahwa pihak ketiga memenuhi
persyaratan sebagaimana tersebut pada Pasal 26 ayat (3).
(2) Hasil rapat pembahasan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dituangkan dalam berita acara rapat yang ditandatangani
oleh Tim Asistensi Daerah.
(3) Berita acara rapat yang disusun sesuai dengan tata cara
pengisian dan format sebagaimana tercantum dalam
Lampiran III huruf a yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraturan Direktur Jenderal ini.
Pasal 28
(1) ABMA/T yang akan dilepaskan penguasaanya dari Negara
kepada pihak ketiga dengan cara pembayaran kompensasi
kepada Pemerintah dilakukan penilaian untuk mendapatkan
nilai wajar.
(2) Nilai wajar sebagaimana dimaksud pada ayat (1) digunakan
sebagai dasar penetapan besaran kompensasi.
Pasal 29
( 1) Dalam hal Tim Penyelesaian pada rapat pembahasan
menyetujui penyelesaian ABMA/T sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 26 ayat (1), Direktur meminta Kepala Kantor
Wilayah selaku Ketua Tim Asistensi Daerah untuk
menyampaikan laporan penilaian ABMA/T dan bentuk
pembayaran kompensasi secara sekaligus atau berkala.
(2) Berdasarkan permintaan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1), Kepala Kantor Wilayah selaku Ketua Tim Asistensi
Daerah melakukan:
a. Pengajuan permohonan penilaian sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang
penilaian.
KEMENTERIANKEUANGANREPUBLIKINDONESIA
- 22 -
Pasal 30
(1) Penilaian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29 ayat (1)
dihitung berdasarkan ketentuan sebagai berikut:
a. dalam hal di atas tanah ABMA/T telah berdiri bangunan
baru dengan struktur baru yang terpisah dari bangunan
ABMA/T, penilaian dilakukan atas tanah dan bangunan
lama;
b. dalam hal di atas tanah ABMA/T telah berdiri bangunan
baru yang berdiri dalam struktur yang sama dan
merupakan bagian renovasi dari bangunan ABMA/T,
penilaian dilakukan atas tanah dan seluruh bangunan;
a tau
c. dalam hal bangunan ABMA/T telah dibongkar, penilaian
dilakukan atas tanah ABMA/T;
(2) Kepala Kantor Wilayah selaku Ketua Tim Asistensi Daerah
menyampaikan laporan penilaian yang memuat nilai wajar
ABMA/T.
(3) Penyampaian laporan penilaian pada ayat (2) disertai dengan
usulan cara pembayaran kompensasi oleh pihak ketiga.
(4) Dalam hal pihak ketiga tidak menyampaikan cara pembayaran
kompensasi, Kepala Kantor Wilayah selaku Ketua Tim Asistensi
Daerah merekomendasikan cara pembayaran kompensasi
kepada Direktur selaku Ketua Tim Penyelesaian.
Pasal 31
(1) Laporan penilaian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30 ayat
(2) menjadi dasar bagi Direktur dalam menghitung besaran
kompensasi yang harus dibayar oleh Pihak Ketiga.
(2) Pelepasan penguasaan ABMA/T dari Negara kepada pihak
ketiga dengan cara pembayaran kompensasi kepada
Pemerintah ditetapkan sebesar 100% (seratus persen) dari nilai
wajar ABMA/T.
KEMENTERIANKEUANGANREPUBLIKINDONESIA
- 23 -
(3) Besaran kompensasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dapat diberi keringanan dengan ketentuan sebagai ~erikut:
a. sebesar 50% (lima puluh persen) dari nilai wajar dalam hal
ABMA/Tdigunakan untuk:
1. tempat kegiatan pendidikan formal yang berizin
tetapi belum terakreditasi;
2. kegiatan organisasi sosial dan/ atau organisasi
keagamaan; atau
3. rumah tinggal Pegawai Negeri Sipil/ Tentara Nasional
Indonesia / Kepolisian Negara Republik Indonesia
atau Pensiunan/Pumawirawan/ Janda/Duda
Pegawai Negeri Sipil/Tentara Nasional
Indonesia/Kepolisian Negara Republik Indonesia,
yang didasarkan pada suatu keputusan yang
diterbitkan oleh instansi yang berwenang;
b. sebesar 65% (enam puluh lima persen) dari Nilai Wajar,
dalam hal ABMA/Tdigunakan untuk kegiatan pendidikan
formal berupa sekolah dan/ atau perguruan tinggi dengan
status akreditasi C;
c. sebesar 70% (tujuh puluh persen) dari Nilai Wajar, dalam
hal ABMA/Tdigunakan untuk kegiatan pendidikan formal
berupa sekolah dan/ atau perguruan tinggi dengan status
akreditasi B;
d. sebesar 80% (delapan puluh persen) dari Nilai Wajar,
dalam hal ABMA/Tdigunakan untuk:
1. kegiatan pendidikan formal berupa sekolah
dan/ atau perguruan tinggi dengan status akreditasi
A; atau
2. sekolah luar biasa;
e. sebesar 100% (seratus persen) dari nilai wajar dalam hal
ABMA/T digunakan untuk tempat ibadah agama yang
diakui Pemerintah.
(4) Pihak Ketiga membayar tambahan kompensasi sebesar 10%
(sepuluh persen) dari Nilai Wajar tanah ABMA/T dalam hal
terdapat bangunan ABMA/T yang dibongkar tanpa
persetujuan Menteri.
L_
KEMENTERIANKEUANGAN
REPUBLIKINDONESIA
- 24 -
- 25 -
- 26 -
- 27 -
( 1) Dalam hal ABMA/T yang persetujuan kompensasinya telah
dinyatakan batal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36
ayat (3), dapat dimantapkan status hukumnya menjadi
Barang Milik Negara/Daerah/Desa.
(2) Ketentuan mengenai pemantapan status hukum ABMA/T
menjadi Barang Milik Negara/Daerah/Desa sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 23, Pasal 24, dan Pasal 25 mutatis
mutandis berlaku untuk pemantapan status hukum menjadi
Barang Milik Negara/Daerah/Desa terhadap ABMA/T yang
persetujuan kompensasinya telah dinyatakan batal.
Pasal 38
( 1) Pihak Ketiga yang telah melunasi pembayaran kompensasi
sesuai ketentuan menandatangani SP3H di atas kertas
bermeterai sesuai ketentuan.
(2) Dikecualikan dari ketentuan ayat {1), SP3H tidak perlu
diterbitkan dalam hal Pihak Ketiga melakukan pembayaran
kompensasi sebesar 100% (seratus persen).
(3) Berdasarkan SP3H dan bukti setor ke kas Negara, Direktur
menerbitkan Surat Keterangan Lunas (SKL).
(4) Dikecualikan dari ketentuan ayat (3), Surat Keterangan
Lunas (SKL) tidak diterbitkan kepada Pihak Ketiga yang
memperoleh keringanan sebesar 100% (seratus persen).
(5) SP3H sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disusun sesuai
dengan tata cara pengisian dan format se bagaimana
dimaksud dalam Lampiran IV huruf h yang merupakan
bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Direktur J enderal
ini.
(6) Surat Keterangan Lunas (SKL)sebagaimana dimaksud pada
ayat (3) disusun sesuai dengan tata cara pengisian dan
format sebagaimana dimaksud dalam Lampiran IV huruf i
yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
Direktur J enderal ini.
Pasal 39
(1) Berdasarkan pelunasan dari Pihak Ketiga dengan dibuktikan
SP3H dan Surat Keterangan Lunas (SKL),Direktur membuat
konsep Keputusan Menteri Keuangan
KEMENTERIANKEUANGANREPUBLIKINDONESIA
- 28 -
- 29 -
Pasal 42
(1} Dalam hal Tim Penyelesaian pada rapat pembahasan
merekomendasikan penyelesaian ABMA/T sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1) huruf c, Direktur membuat
konsep Keputusan Menteri Keuangan tentang Pengembalian
ABMA/T Kepada Pihak Ketiga Yang Sah dan menyampaikan
kepada Direktur Jenderal atas nama Menteri.
(2) Direktur Jenderal atas nama Menteri menetapkan
Keputusan Menteri Keuangan ten tang Pengembalian
ABMA/T Kepada Pihak Ketiga yang Sah.
(3) Keputusan Menteri sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
disusun sesuai dengan alur tata cara pengisian dan format
sebagaimana tercantum dalam Lampiran V huruf d yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Direktur
Jenderal ini.
Bagian Kedelapan
ABMA/T Dinyatakan Selesai Karena Keadaan Tertentu
Pasal 43
(1) ABMA/T dapat dinyatakan selesai karena keadaan tertentu,
meliputi:
a. tidak ditemukan;
b. hilang atau musnah akibat bencana alam (force majeur);
KEMENTERIANKEUANGANREPUBLIKINDONESIA
- 30 -
c. sebelum berlak:u Peraturan Menteri Keuangan Nomor
188/PMK.06/2008 tentang Penyelesaian Aset Bekas
Milik Asing/ Cina, telah:
1. dipertukarkan dengan aset milik Pihak Ketiga oleh
Kementerian/Lembaga atau Daerah;
2. dilakukan pemindahtanganan atau dikembalikan
kepada pihak ketiga oleh Kementerian/Lembaga
atau Pemerintah Daerah;
3. dikembalikan kepada pemilik perorangan yang sah
dengan persetujuan Menteri; atau
4. dilepaskan penguasaannya kepada Pihak Ketiga
dengan cara pembayaran kompensasi dengan
persetujuan Menteri;
(2) ABMA/T dinyatakan selesai karena keadaan tertentu
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), harus terlebih dahulu
mendapatkan reviu oleh Aparat Pengawasan Internal
Pemerintah dengan ketentuan:
a. Reviu oleh Aparat Pengawasan Internal pemerintah dari
Kementerian Keuangan terhadap ABMA/T sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf a, huruf b, huruf c angka
3, atau huruf c angka 4;
b. Reviu oleh Aparat Pengawasan Internal pemerintah dari
Kementerian/Lembaga atau Pemerintah Daerah
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c angka 1
dan angka 2;
c. Dalam hal keadaan tertentu sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), ABMA/T dinyatakan selesai yang
memerlukan reviu dengan melibatkan lintas sektoral
Kementerian/Lembaga dan/atau Pemerintah Daerah,
maka reviu dilakukan oleh Badan Pengawasan
Keuangan dan Pembangunan (BPKP).
(3) Dalam hal pelaksanaan reviu sebagaimana dimaksud ayat
(2), Kepala Kanwil selaku Ketua TAD melakukan kegiatan
sebagai berikut:
a. Verifikasi dokumen ABMA/T;
b. Penelitian fisik ABMA/T dilakukan paling sedikit oleh 3
(tiga) unsur anggota TAD;
c. Mengumpulkan dokumen lain yang diperlukan.
KEMENTERIANKEUANGANREPUBLIKINDONESIA
- 31 -
- 32 -
a. Surat keterangan dari instansi terkait dalam hal kondisi
ABMA/T tidak ditemukan, hilang atau musnah akibat
bencana alam (force majeur); atau
b. Surat Persetujuan Menteri atau Pimpinan
Kementerian/Lembaga atau Pemerintah Daerah dalam
hal ABMA/T telah:
1. dipertukarkan dengan aset milik Pihak Ketiga oleh
Kementerian/Lembaga atau Daerah;
2. dilakukan pemindahtanganan atau dikembalikan
kepada pihak ketiga oleh Kementerian/Lembaga
atau Pemerintah Daerah;
3. dikembalikan kepada pemilik perorangan yang sah
dengan persetujuan Menteri; atau
4. dilepaskan penguasaannya kepada Pihak Ketiga
dengan cara pembayaran kompensasi dengan
persetujuan Menteri.
Pasal 44
( 1) Dalam hal Tim Penyelesaian pada rap at pembahasan
merekomendasikan penyelesaian ABMA/T sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1) huruf d, Direktur
membuat konsep surat keterangan untuk ditetapkan oleh
Direktur J enderal atas nama Menteri.
(2) Direktur Jenderal atas nama Menteri menetapkan surat
keterangan bahwa ABMA/T dinyatakan selesai karena
keadaan tertentu.
(3) Surat keterangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
disusun sesuai dengan tata cara pengisian dan format
sebagaimana tercantum dalam Lampiran V huruf e yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
Direktur J enderal ini.
BAB IV
ABMA/T YANGDIKUASAIOLEH PIHAK KETIGA
Pasal 45
(1) ABMA/T yang dikuasai oleh Pihak Ketiga dan telah terbit
sertipikat atas nama Pihak Ketiga namun perolehannya
KEMENTERIANKEUANGANREPUBLIKINDONESIA
- 33 -
- 34 -
BABV
PENATAUSAHAAN
DANPEMUTAKHIRANDATAABMA/T
Bagian Kesatu
Penatausahaan
Pasal 47
Direktur rrielakukan penatausahaan ABMA/T melalui kegiatan:
a. Pembukuan;
b. Inventarisasi; dan
c. Pelaporan.
Pasal 48
(1) Pembukuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 47 huruf
a merupakan kegiatan pencatatan ABMA/T yang dilakukan
setiap ada pemutakhiran data.
(2) Pencatatan ABMA/T sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan pada Daftar ABMA/T setiap ada pemutakhiran
data yang meliputi:
a. perubahan status terkini ABMA/T; atau
b. penyelesaian ABMA/T;
(3) Inventarisasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 7 huruf
b merupakan kegiatan penelitian lapangan yang dilakukan
oleh Tim Asistensi Daerah terhadap ABMA/T di wilayah
kerjanya paling sedikit 1 (satu) kali dalam 3 (tiga) tahun atas
permintaan Tim Penyelesaian
KEMENTERIANKEUANGANREPUBLIKINDONESIA
- 35 -
Bagian Kedua
Pemutakhiran Data
Pasal 49
KEMENTERIAN
KEUANGAN
REPUBLIKINDONESIA
- 36 -
- 37-
Pasal 50
(1) Tim Penyelesaian melakukan Rapat Pembahasan atas
perubahan status terkini data ABMA/T sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 48 ayat (2).
(2) Pembahasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hasilnya
dituangkan dalam Berita Acara Pembahasan sebagai
rekomendasi yang ditandatangani oleh Ketua Tim
Penyelesaian dan/ atau paling sedikit 5 (lima) unsur Tim
Penyelesaian yang hadir.
(3) Dalam hal diperlukan, Tim Penyelesaian melakukan
penelitian lapangan atas status terkini data ABMA/T.
(4) Hasil penelitian lapangan dituangkan dalam Berita Acara
Penelitian Lapangan dan ditandatangani oleh tim penelitian.
Pasal 51
(1) Berdasarkan Berita Acara sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 49 ayat (2) dan/atau ayat (4), Direktur melakukan
pemutakhiran data ABMA/T dengan cara memberikan
catatan pada daftar ABMA/T.
(2) Direktur memberitahukan status terkini atas data ABMA/T
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) kepada Kepala Kantor
Wilayah selaku Ketua Tim Asistensi Daerah.
BAB VI
PEMBINAAN,PENGAWASAN,DANEVALUASI
Bagian Kesatu
Pasal 52
(1) Direktur Jenderal melaksanakan pembinaan, pengawasan,
dan evaluasi atas penyelesaian ABMA/T.
(2} Pembinaan, pengawasan, dan evaluasi atas penyelesaian
ABMA/T sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan
oleh Tim Penyelesaian kepada Tim Asistensi Daerah.
KEMENTERIANKEUANGANREPUBLIKINDONESIA
- 38 -
Bagian Kedua
Pembinaan Penyelesaian ABMA/T
Pasal 53
Pembinaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 52 ayat ( 1)
dilaksanakan terhadap:
a. kegiatan penyelesaian; dan
b. pembukuan, inventarisasi, dan pelaporan.
Pasal 54
Pembinaan terhadap kegiatan penyelesaian sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 53 huruf a meliputi:
a. asistensi dalam rangka penyelesaian ABMA/T; dan/atau
b. pemberian bimbingan teknis peraturan di bidang ABMA/T;
Pasal 55
Pembinaan terhadap pembukuan, inventarisasi, dan pelaporan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 52 huruf b meliputi:
a. pemutakhiran data penyelesaian ABMA/T;
b. pelaksanaan inventarisasi ABMA/T; dan/ a tau
c. pelaporan penyelesaian ABMA/T.
Bagian Ketiga
Pengawasan dan Evaluasi Penyelesaian ABMA/T
Pasal 56
(1) Pengawasan penyelesaian ABMA/T dilaksanakan dengan
cara melakukan pemantauan tindak lanjut meliputi:
a. keputusan penyelesaian ABMA/T berupa pemantapan
status ABMA/T menjadi Barang Milik
Negara/Daerah/Desa; dan
b. keputusan penyelesaian ABMA/T yang dilepaskan
kepada Pihak Ketiga dengan keringanan pembayaran
kompensasi.
(2) Evaluasi penyelesaian ABMA/T dilaksanakan atas laporan
penyelesaian ABMA/T yang disampaikan oleh Tim Asistensi
Daerah maupun Tim Penyelesaian sebagaimana dimaksud
pada pasal 47 ayat (4).
KEMENTERIANKEUANGANREPUBLIKINDONESIA
- 39 -
Pasal 57
(1) Dalam melaksanakan pengawasan tindak lanjut
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 55 ayat (1), Direktur
dapat meminta bantuan Kantor Wilayah dan/ a tau
melibatkan instansi terkait.
(2) Pelaksanaan pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dilakukan dengan cara meliputi:
a. melakukan pemeriksaan lapangan;
b. melakukan korespondensi; dan/ atau
c. Melakukan koordinasi dengan instansi terkait.
(3) Pelaksanaan Pengawasan sebagaimana dimaksud pada Pasal
56 ayat (1) huruf a dilaksanakan sejak tanggal
diterbitkannnya keputusan pemantapan status ABMA/T
sampai dengan telah dilakukannya penatausahaan ABMA/T
oleh Kementerian/ Lembaga/ Pemerintah Dae rah/ Pemerintah
Desa berdasarkan peraturan perundang-undangan di bidang
Barang Milik Negara/Daerah.
(4) Pelaksanaan Pengawasan sebagaimana dimaksud pada Pasal
56 ayat (1) huruf b dilaksanakan sejak tanggal
diterbitkannnya keputusan penyelesaian ABMA/T yang
dilepaskan kepada Pihak Ketiga dengan keringanan
pembayaran kompensasi sampai dengan Pihak Ketiga
melakukan perubahan peruntukan maupun
pemindahtanganan atas ABMA/T.
BAB VII
KETENTUANPERALIHAN
Pasal 58
(1) Penyelesaian ABMA/T yang masih dalam proses atau belum
diproses selanjutnya dilaksanakan menurut ketentuan
dalam Peraturan Direktur Jenderal ini.
(2) Penyelesaian ABMA/T yang telah selesai dilaksanakan
sebelum berlakunya Peraturan Direktur Jenderal ini,
dinyatakan tetap sah.
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
- 40 -
BAB VIII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 59
Pada saat berlakunya Peraturan Direktur Jenderal ini, Peraturan
Direktur Jenderal Kekayaan Negara Nomor 7 /KN/2015 tentang
Petunjuk Teknis Penyelesaian Aset Bekas Milik Asing/Tionghoa,
dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
Pasal 60
Peraturan Direktur Jenderal ini mulai berlaku sejak tanggal
ditetapkan
Ditetapkan di : Jakarta
Pada tanggal : 13 April 2021
ttd.
RlONALD SILABAN
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAANNEGARA
LAMPIRAN
NOMOR PER-1/KN/2021
TENTANG
................ ( 1) .
1. Data ABMA/T sesuai Lampiran ... (4) ... Peraturan Menteri Keuangan Nomor
62/PMK.06/2020;
ALAMAT ABMA/T NO. URUT
IDENTITAS
JALAN/GANG/ DESA/
ABMA/T KEC KAB/KOTA NO HA LAMAN
BLOK KELURAHAN
2. Data Pemohon :
a. Nama .......................... (6) .
b. Alamat .......................... (7) .
c. Nomor/tanggal surat Perrnohonan ..•....................... (8) .
d. Permohonan jenis penyelesaian ..•....................... (9) .
D fotokopi sertipikat hak atas tanah dalam hal tanah telah bersertipikat;
D riwayat tanah
bersertifikat;
dari Kantor Kelurahan/Desa dalam hal tanah belum
D fotokopi surat ukur /peta bidang tanah/ gambar situasi dari Kantor
Pertanahan setempat atau dokumen pengukuran luas tanah dari
instansi lainnya;
-2-
D surat keterangan
ABMA/T;
dari Pemohon rencana peruntukan/ penggunaan
D surat pernyataan
ABMA/T;
dari Pemohon bahwa tidak ada sengketa atas
5. Keterangan Lain ya
......................................................... {12) .
........................................................ (dst) .
Keterangan tambahan:
*) Ditulis dengan huruf Arial dan ukuran sesuai pedoman penyusunan Peraturan
Menteri Keuangan, Keputusan Menteri Keuangan, Peraturan Pimpinan Unit
Organisasi Eselon I dan Keputusan Pimpinan Unit Organisasi Eselon I di
Lingkungan Kementerian Keuangan
I. Format Daftar Pengecekan (Checklist) Kelengkapan Dokumen Persyaratan
ABMA/T
A. Tim Asistensi Daerah
2. Format Daftar Pengecekan (Checklist) Kelengkapan Dokumen Persyaratan
Penyelesaian Aset Bekas Milik Asing/Tionghoa (ABMA/T) dengan Cara
Dilepaskan Penguasaannya dari Negara kepada Pihak Ketiga dengan Cara
Pembayaran Kompensasi kepada Pemerintah dengan Menyetorkannya ke
Kas Negara
................ ( 1) .
1. Data ABMA/T sesuai Lampiran ... (4) ... Peraturan Menteri Keuangan Nomor
62/PKM.06/2020:
ALAMAT ABMA/T NO.URUT
IDENTITAS
JALAN/GANG/ DESA/ KAB/
ABMA/T KEC NO HALAMAN
BLOK KELURAHAN KOTA
... rsi...
DOKUMEN PETUNJUK PENYELESAIAN
ATAS NAMA LUASTANAH
TANAH
2. Data Pemohon:
a.Nama : (6) .
b. Alamat : (7) ..
c. Nomor/tanggal surat Permohonan : (8) .
d. Permohonan jenis penyelesaian : (9) .
D
fotokopi sertipikat hak atas tanah dan riwayat perolehan/ kepemilikan
tanah dari Kantor Pertanahan setempat dalam hal tanah telah
bersertipikat
D riwayat tanah
bersertipikat
dari Kantor Kelurahan/Desa dalam hal tanah belum
D surat pernyataan
ABMA/T sebagai
dari pemohon terkait
(11)
kepentingan penggunaan
.
-2-
D surat pernyataan
sengketa;
dari Pemohon bahwa ABMA/T tidak dalam keadaan
D
surat keterangan dari Kelurahan/Desa setempat yang menerangkan
bahwa Pemohon telah secara terns menerus menempati/
menghuni/menggunakan ABMA/T paling sedikit 5 (lima) tahun;
D
surat pernyataan bermeterai cukup yang menyatakan Pemohon Badan
Hukum bukan merupakan reinkarnasi/penerus/ onderbouw/
perkumpulan/yayasan terlarang/ eksklusif rasial;
D
surat pernyataan bermeterai cukup yang menyatakan Pemohon
Perorangan tidak pernah menjadi anggota dan/atau pengurus
perkumpulan/yayasan terlarang/ eksklusif rasial;
D
surat pernyataan dari Pemohon yang menyatakan bahwa segala akibat
hukum dan biaya yang timbul terkait proses penerbitan sertipikat pada
Kantor Pertanahan menjadi tanggung jawab sepenuhnya Pemohon
DD
surat keterangan dari Kemeterian agama setempat atau Kelurahan
/Desa setempat bahwa ABMA/T digunakan untuk tempat ibadah
agama yang diakui pemerintah, dalam hal ABMA/T digunakan untuk
tempat ibadah.
D
surat pernyataan bermeterai cukup yang menyatakan bahwa status
badan hukum tersebut tidak memiliki kaitan kepemilikan dengan badan
hukum atau organisasi asing;
5. Keterangan Lain ya
......................................................... (13) .
.................................................. (dst) .
Keterangan tambahan:
*) Ditulis dengan huruf Arial dan ukuran sesuai pedoman penyusunan Peraturan
Menteri Keuangan, Keputusan Menteri Keuangan, Peraturan Pimpinan Unit
Organisasi Eselon I dan Keputusan Pimpinan Unit Organisasi Eselon I di
Lingkungan Kementerian Keuangan
I. Format Daftar Pengecekan ( Checklist) Kelengkapan Dokumen Persyaratan
ABMA/T
A.Tim Asistensi Daerah
3. Format Daftar Pengecekan (Checklist) Kelengkapan Dokumen Penyelesaian
Aset Bekas Milik Asing/Tionghoa (ABMA/T)dengan Cara Dikembalikan Pada
Pemilik Perorangan Yang Sah
................ (1) .
1. Data ABMA/T sesuai Lampiran ... (4) ... Peraturan Menteri Keuangan Nomor
62/PKM.06 2020:
ALAMAT ABMA T NO.URUT
IDENTITAS KAB/
JALAN/GANG/ DESA/ NO HALAMAN
ABMA/T KEC
BLOK KELURAHAN KOTA
... 5 ...
DOKUMEN LUASTANAH PETUNJUK PENYELESAIAN
ATAS NAMA
TANAH
2. Data Pemohon :
a. Nama ......................... (6) ..
b. Alamat ......................... (7) .
c. Nomor/tanggal surat Permohonan ........................ (8) .
d. Permohonan jenis penyelesaian ........................ (9) .
Keterangan tarnbahan:
*) Ditulis dengan huruf Arial dan ukuran sesuai pedoman penyusunan Peraturan
Menteri Keuangan, Keputusan Menteri Keuangan, Peraturan Pimpinan Unit
Organisasi Eselon I dan Keputusan Pimpinan Unit Organisasi Eselon I di
Lingkungan Kementerian Keuangan
I. Format Daftar Pengecekan (Checklist) Kelengkapan Dokumen Persyaratan
ABMA/T
A. Tim Asistensi Daerah
4. Format Daftar Pengecekan (Checklist) Kelengkapan Dokumen
Persyaratan Penyelesaian Aset Bekas Milik Asing/Tionghoa (ABMA/T}
Dengan Cara Dinyatakan Selesai Dengan Keadaan Tertentu
........ , (1) .
DAFI'ARPENGECEKAN(CHECKLIST)KELENGKAPAN DOKUMENPERSYARATAN
PENYELESAIAN
ASET BEKAS MILIKASING/TIONGHOA(ABMA/T)
DENGANCARADINYATAKAN SELESAI KARENAKEADAANTERTENTU
1. Data Data ABMA/T sesuai Lampiran ... (4) ... Peraturan Menteri Keuangan Nomor
6 2/PKM.06/2020:
ALAMAT ABMA/T NO.URUT
IDENTITAS
JALAN/GANG/ DESA/ KAB/
ABMA/T KEC NO HALAMAN
BLOK KELURAHAN KOTA
2. Data Pemohon :
a. Nama ...................... (6) ..........•........•.......•.....
b. Alamat ...................... (7) .
c. Nomor/tanggal surat Permohonan ...................... (8) .
d. Permohonan jenis penyelesaian ...................... (9) .
D
surat pernyataan dari Pemohon atau surat keterangan dari Tim Asistensi
Daerah bahwa tanah dan/atau bangunan tersebut dinyatakan selesai
karena keadaan tertentu dikarenakan
................................................... (11) ................................................••....
D
Hasil reviu oleh Aparat Pengawasan Internal Pemerintah mengenai
keadaan tertentu sebagaimana terse but pada huruf a di yang dikeluarkan
oleh Aparat Pengawasan Internal Pemerintah dari Kementerian/Lembaga
atau Pemerintah Daerah; dan
5. Keterangan Lainya
......................................................... (13) .
... .. (dst) .
Keterangan tambahan:
*) Ditulis dengan huruf Arial dan ukuran sesuai pedoman penyusunan Peraturan
Menteri Keuangan, Keputusan Menteri Keuangan, Peraturan Pimpinan Unit
Organisasi Eselon I dan Keputusan Pimpinan Unit Organisasi Eselon I di
Lingkungan Kementerian Keuangan
I. Format Daftar Pengecekan ( Checklist) Kelengkapan Dokumen Persyaratan ABMA/T
8. Tim Penyelesaian
1. Format Daftar Pengecekan ( Checklist) Kelengkapan Dokumen Persyaratan
Penyelesaian Aset Bekas Milik Asing/Tionghoa (ABMA/T)Dengan Cara
Dimantapkan Status Hukumnya Menjadi Barang , Milik
Negara/Daerah/Desa
1. Data ABMA/Tsesuai Lampiran ..... (2) ..... Peraturan Menteri Keuangan Nomor
6 2/PMK.06/2020:
ALAMAT ABMA/T NO.URUT
IDENTITAS
ABMA/T
JALAN/GANG/ DESA/
KEC
KAB/ NO HALAMAN
BLOK KELURAHAN KOTA
... f3l. ..
DOKUMEN
ATAS NAMA LUASTANAH PETUNJUK PENYELESAIAN
TANAH
2. Data Pemohon :
a. Nama : (4) .
b. Alamat : (5) .
c. Nomor/tanggal Surat Permohonan : (6) .
d. Permohonan jenis penyelesaian : (7) .
3. Data Usulan :
a. TADYang mengusulkan : (8) ·············· .
b. Nomor/tanggal Surat Usulan : (9) .
c. Usulan jenis penyelesaian : (10) ..
D fotokopi sertipikat
bersertipikat
hak atas tanah dalam hal tanah telah
D
fotokopi surat ukur / peta bidang tanah/ garnbar situasi dari
Kantor Pertanahan setempat atau dokumen pengukuran luas
tanah dari instansi lainnya
D surat keterangan
penggunaan ABMA/T
dari Pemohon rencana peruntukan/
D surat pernyataan
AaMA/T
dari Pemohon bahwa tidak ada sengketa atas
D
surat pernyataan dari Pemohon yang menyatakan akan
menyelesaikan permasalahan, apabila aset diduduki/ dihuni oleh
pihak lain
Keterangan tambahan:
*) Ditulis dengan huruf Arial dan ukuran sesuai pedoman penyusunan
Peraturan Menteri Keuangan, Keputusan Menteri Keuangan, Peraturan
Pimpinan Unit Organisasi Eselon I dan Keputusan Pimpinan Unit Organisasi
Eselon I di Lingkungan Kementerian Keuangan
I. Format Daftar Pengecekan ( Checklist) Kelengkapan Dokumen Persyaratan
ABMA/T
B. Tim Penyelesaian
2. Format Daftar Pengecekan (Checklis~ Kelengkapan Dokumen
Persyaratan Penyelesaian Aset Bekas Milik Asing/Tionghoa (ABMA/T)
dengan Cara Dilepaskan Penguasaannya dari Negara kepada Pihak
Ketiga dengan Cara Pembayaran Kompensasi kepada Pemerintah
dengan Menyetorkannya ke Kas Negara
................ (1) .
1. Data ABMA/T sesuai Lampiran ... (2) ... Peraturan Menteri Keuangan Nomor
6 2/PKM.06/2020:
ALAMAT ABMA/T NO.URUT
IDENTITAS
JALAN/GANG/ DESA/ KAB/
ABMA/T KEC KOTA
NO HALAMAN
BLOK KELURAHAN
.••(3). .•
DOKUMEN
ATAS NAMA LUAS TANAH PETUNJUK PENYELESAIAN
TANAH
2. Data Pemohon:
a. Nama ....................... (4) .
b. Alamat ....................... (5) ..........................•......
c. Nomor/tanggal Surat Permohonan ....................... (6) ...........................•.....
d. Permohonan jenis penyelesaian ....................... (7) .
3. Data Usulan:
a. TAD Yang mengusulkan ...................... (8) ..............................•...
b. Nomor/tanggal Surat Usulan ...................... (9) .
c. Usulan jenis penyelesaian ..................... (10) .
D
fotokopi sertipikat hak atas tanah dan riwayat perolehan/ kepemilikan
tanah dari Kantor Pertanahan setempat dalam hal tanah telah
bersertipikat
-2-
D surat pemyataan
ABMA/Tsebagai
dari pemohon terkait
(12)
kepentingan penggunaan
.
D
surat pernyataan bermeterai cukup yang menyatakan Pemohon
Perorangan tidak pernah menjadi anggota dan/ atau pengurus
perkumpulan/yayasan terlarang/ eksklusif rasial;
D
surat pernyataan dari Pemohon yang menyatakan bahwa segala akibat
hukum dan biaya yang timbul terkait proses penerbitan sertipikat pada
Kantor Pertanahan menjadi tanggung jawab sepenuhnya Pemohon;
D
Surat keterangan dari Kemeterian agama setempat atau Kelurahan
/Desa setempat bahwa ABMA/Tdigunakan untuk tempat ibadah agama
yang diakui pemerintah, dalam hal ABMA/Tdigunakan untuk tempat
ibadah;
D
surat pernyataan bermeterai cukup yang menyatakan bahwa status badan
hukum tersebut tidak memilikikaitan kepemilikan dengan badan hukum
atau organisasi asing;
-3-
TNI/Polri untukjanda/dudaPNS/anggota
untuk pensiun/purna
PNS/anggota TNI/Polri atau surat keterangan janda/duda
TNI/Polri;
tugas
PNS/anggota
o. Keterangan Lainya
......................................................... (14) .
......................................................... [dst] .
Keterangan tambahan:
*) Ditulis dengan huruf Arial dan ukuran
sesuai pedoman penyusunan Peraturan
Menteri Keuangan, Keputusan Menteri Keuangan, Peraturan Pimpinan Unit
Organisasi Eselon I dan Keputusan Pimpinan Unit Organisasi Eselon I di
Lingkungan Kementerian Keuangan
I. Format Daftar Pengecekan ( Checklist) Kelengkapan Dokumen Persyaratan
ABMA/T
B. Tim Penyelesaian
3. Format Daftar Pengecekan (Checklist) Kelengkapan Dokumen
Penyelesaian Aset Bekas Milik Asing/Tionghoa (ABMA/T) dengan Cara
Dikembalikan Pada Pemilik Perorangan Yang Sah
................ (1) .
1. Data ABMA/T sesuai Lampiran ... (2) ... Peraturan Menteri Keuangan Nomor
62 /PKM.06 /2020:
ALAMAT ABMA/T NO.URUT
IDENTITAS
JALAN/GANG/ DESA/ KAB/
ABMA/T KEC NO HALAMAN
BLOK KELURAHAN KOTA
2. Data Pemohon :
a. Nama : (4) ..
b. Alamat : (5) ..
c. Nomor/tanggal Surat Permohonan : (6) ..
d. Permohonan jenis penyelesaian : (7) ..
3. Data Usulan :
a. TAD Yang mengusulkan : (8) .
b. Nomor/tanggal Surat Usulan : (9) .
c. Usulanjenis penyelesaian : (10 .
D
surat pernyataan dari Pemohon dan/ atau ahli waris Pemohon bahwa
segala akibat hukum dan biaya yang timbul terkait proses
penerbitan/perubahan sertipikat pada Kantor Pertanahan menjadi
tanggungjawab sepenuhnya Pemohon dan/atau ahli waris Pemohon.
-2-
6. Keterangan Lainya
........................................................... (13) .
........................................................... (dst) .
Keterangan tambahan:
*) Ditulis dengan huruf Arial dan ukuran sesuai pedoman penyusunan Peraturan
Menteri Keuangan, Keputusan Menteri Keuangan, Peraturan Pimpinan Unit
Organisasi Eselon I dan Keputusan Pimpinan Unit Organisasi Eselon I di
Lingkungan Kementerian Keuangan
I. Format Daftar Pengecekan ( Checkli.st) Kelengkapan Dokumen Persyaratan
ABMA/T
B. Tim Penyelesaian
4. Format Daftar Pengecekan (Checklist) Kelengkapan Dokumen Persyaratan
Penyelesaian Aset Bekas Milik Asing/Tionghoa (ABMA/T) Dengan Cara
Dinyatakan Selesai Karena Keadaan Tertentu
................ ( 1) .
1. Data DataABMA/T sesuai Lampiran ... (2) ... Peraturan Menteri Keuangan Nomor
62/PKM.06/2020:
ALAMAT ABMA/T NO.URUT
IDENTITAS
JALAN/GANG/ DESA/ KAB/
ABMA/T KEC NO HALAMAN
BLOK KELURAHAN KOTA
2. Data Pemohon:
a. Nama : (4) .
b. Alamat : ················· .. (5) .
c. Nomor/tanggal Surat Permohonan : (6) .
d. Permohonan jenis penyelesaian : (7) .
3. Data Usulan:
a. TAD Yang mengusulkan : (8) .
b. Nomor/tanggal Surat Usulan : (9) .
c. Usulan jenis penyelesaian : (10) ; .
D
surat pernyataan dari Pemohon atau surat keterangan dari Tim
Asistensi Daerah bahwa tanah dan/ a tau bangunan terse but
dinyatakan selesai karena keadaan tertentu dikarenakan
................................................ (12) .
-2-
6. Keterangan Lainya
......................................................... (14) .
... .. (dst} .
Keterangan tambahan:
*) Ditulis dengan huruf Arial dan ukuran sesuai pedoman penyusunan Peraturan
Menteri Keuangan, Keputusan Menteri Keuangan, Peraturan Pimpinan Unit
Organisasi Eselon I dan Keputusan Pimpinan Unit Organisasi Eselon I di
Lingkungan Kementerian Keuangan
ttd.
RIONALD SILABAN
................ (1) .
Guna penyelesaian Aset Bekas Milik Asing/Tionghoa dan menindaklanjuti Surat (3) ....
Nomor .. (4) .. tanggal (5) perihal (6) .... , serta berdasarkan Surat Tugas Nomor: ... (7) tanggal
... (8) ... , pada hari ini (9) tanggal (10) ... , kami yang bertandatangan di bawah ini:
1. Nama : (11) .
NIP : (12) .
lnstansi : (13) ..
2. dst.
I h me I a ksana kan pene l'f
Tea I ran aoanoan a t as ABMA/T b erupa:
ALAMAT ABMAfT NO. URUT
IDENTITAS
JALANIGANG/ DESAI KAB/
ABMAfT KECAMATAN NO HALAMAN
BLOK KELURAHAN KOTA
.....(14).. ••
DOKUMEN
ATAS NAMA LUAS TANAH PETUNJUK PENYELESAlAN
TANAH
NO.URUT
DOKUMEN TANAH ATAS NAMA LUASTANAH
NO I HALAMAN
I
2. Pihak yang ditemui:
.................................................................. (15) .
3. Keterangan penguasaan tanah dan/atau bangunan dan penggunaan ABMA/T:
................................................................ (16) .
4. Penjelasan:
a. . (17) ..
b. . (18) ..
c. . (19) ..
d. . (20) ..
Demikian Serita Acara ini dibuat dengan sebenarnya untuk dipergunakan sebagaimana
mestinya.
ttd.
RIONALD SILABAN
Salinan sesuai dengan aslinya
~=f~ll!'-1'."etaris Direktorat J enderal
u. b
Kepala Bagian Umum,
SEKRE. ~/\.~
W~;
I
1setia~ {
LAMPIRAN III
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL KEKAYAAN NEGARA
NOMOR : PER-l/KN/2021
TENTANG
PETUNJUK TEKNIS PENYELESAIAN ASET BEKAS MILIK
ASING /TIO NG HOA
................ (1) .
BERITA ACARAPEMBAHASAN
PENYELESAIANASET BEKAS MILIKASING/TIONGHOA
................ (1) .
BERITAACARARAPATPEMBAHASANPENELITIANKEBENARANPERNYATAAN
PEMOHONBUKANMERUPAKAN REINKARNASI/PENERUS/ONDERBOUWDARI
ORGANISASI/PERKUMPULAN/YAYASAN
TERLARANG/EKSKLUSIFRASIAL
2. Pemohon (13) ..
3. Data ABMA/T: (14) ..
1 NOMORURUT
2 HALAMAN
3 IDENTITASABMA/T
4 LUASTANAH
5 STATUSPENGGUNAAN
6 DOKUMENTANAH
7 ATASNAMA
8 PETUNJUKPENYELESAIAN
4. Dasar Pertimbangan :
a. Surat Pernyataan dari pemohon bukan merupakan reinkarnasi/penerus
/ onderbouw dari organisasi/ perkumpulan/yayasan terlarang/ eksklusif rasial
b (15) ...
c (dst)...
5. Kesimpulan:
Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut di atas, Tim Asistensi Daerah
berkesimpulan bahwa Pemohon ...(16) ...
ttd.
RIONALD SILABAN
LAMPIRAN IV
PERATURANDIREKTURJENDERAL KEKAYAANNEGARA
NOMOR : PER-1/KN/2021
TENTANG
PETUNJUK TEKNIS PENYELESAIAN ASET BEKAS MILIK
ASJNG/TIONGHOA
Nomor : S- (2) .
Sifat : Segera
Perihal : Pemberitahuan Penyelesaian Aset Bekas MilikAsing/Tionghoa
tandatangan
...(nama)...
Tembusan:
1. Direktur PKNSIselaku Ketua Tim Penyelesaian
PETUNJUK PENGISIANLAMPIRANIV. A
( 1) Cukup Jelas
Keterangan tarnbahan:
*) Ditulis dengan huruf Arial dan ukuran sesuai pedoman penyusunan
Peraturan Menteri Keuangan, Keputusan Menteri Keuangan, Peraturan
Pimpinan Unit Organisasi Eselon I dan Keputusan Pimpinan Unit Organisasi
Eselon I di Lingkungan Kementerian Keuangan
IV. Format Dokumen Terkait ABMA/T yang dikuasai Pihak Keiga
B. Format Surat Peringatan
........................... ( 1) .......•........................
Nomor : S- (2) ..
Sifat : Segera
Perihal : Peringatan Penyelesaian Aset Bekas Milik Asing/Tionghoa
Sebagaimana surat kami terdahulu Nomor ... (4) ... tanggal ... (5) ... hal
pemberitahuan Penyelesaian Aset Bekas Milik Asing/Tionghoa, mengingat ·
jangka waktu pengajuan permohonan Penyelesaian Status kepemilikan
ABMA/T sudah lebih dari 3 (tiga) bulan, dengan ini kami sampaikan hal-hal
sebagai berikut:
1. Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 62/PMK.06/2020 tentang
Penyelesaian Aset Bekas Milik Asing/Tionghoa, aset di ... (6) ... yang Saudara
tempati/huni/gunakan termasuk ke dalam Aset Bekas Milik
Asing/Tionghoa (ABMA/T).
2. Sehubungan dengan hal tersebut diatas, dimohon Saudara segera
melakukan pengajuan permohonan penyelesaian status kepemilikan
ABMA/T paling lambat 2 (dua) bulan sejak tanggal surat peringatan ini.
3. Apabila setelah jangka waktu sebagaimana dimaksud pada angka 2
Saudara tetap tidak mengajukan permohonan penyelesaian status
kepemilikan ABMA/T, maka aset dimaksud akan dimantapkan status
hukumnya menjadi Barang Milik Negara/Daerah (BMN/BMD) untuk
kepentingan Negara
4. Setelah menjadi BMN/D maka Saudara tidak lagi memiliki hak untuk
menempati/menghuni/menggunakan aset dimaksud.
tandatangan
Tembusan:
Direktur PKNSI selaku Ketua Tim Penyelesaian ABMA/T
PETUNJUK PENGISIANLAMPIRANIV. B
Keterangan tambahan:
*) Ditulis dengan huruf Arial dan ukuran sesuai pedoman penyusunan
Peraturan Menteri Keuangan, Keputusan Menteri Keuangan, Peraturan
Pimpinan Unit Organisasi Eselon I dan Keputusan Pimpinan Unit Organisasi
Eselon I di Lingkungan Kementerian Keuangan
IV. Format Dokumen terkait ABMA/T yang dikuasai Pihak Ketiga
C. Format Berita Acara Musyawarah
BERITA ACARAMUSYAWARAH
Dalam hal ini atas nama Tim Asistensi Daerah .... (X) ..... selanjutnya disebut
sebagai Pihak Pertama:
Nama : (13) .
Nomor ldentitas : (14) .
Alamat : (15) .
Keterangan : ( 16} .
Untuk selanjutnya disebut Pihak Kedua:
1 NOMORURUT
2 HALAMAN
3 IDENTITASABMA/T
4 LUASTANAH
5 STATUSPENGGUNAAN
6 DOKUMENTANAH
7 ATASNAMA
8 DOKUMEN TANAH
9 PETUNJUKPENYELESAIAN
-2-
MENTERIKEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
Nomor : S- /MK.6/2021
Sifat : Segera
Perihal : Persetujuan Penetapan Besaran Kompensasi Aset Bekas
Milik Asing/Tionghoa ... ( 1) ...
Menteri Keuangan
a.n Direktur Jenderal Kekayaan Negara,
tandatangan
.. .. .. (14) .
PETUNJUK PENGISIANLAMPIRANIV. D
MENTER!KEUANGAN
REPUBLIKINDONESIA
Nomor : S- /MK.6/2021
Sifat : Segera
Perihal : Persetujuan Penetapan Kembali Besaran Kompensasi Aset
Bekas Milik Asing/Tionghoa ... (1)...
tandatangan
Tembusan:
1. Menteri Keuangan
2. Direktur Pengelolaan Kekayaan Negara dan Sis tern Informasi, DJKN
3. Kepala Kanwil DJKN ... (21)...
.................................................. (22) .
PETUNJUK PENGISIANLAMPIRANIV. E
MENTERIKEUANGAN
REPUBLIKINDONESIA
Nomor S- /MK.6/2021
Sifat Seger a
Perihal Persetujuan Perpanjangan Jangka Waktu Pelunasan
Aset Bekas Milik Asing/Tionghoa ... ( 1) ...
Sehubungan dengan surat Saudara Nomor ... (3) ... tanggal .... (4) ....
Hal ... (5) ... , yang menyampaikan permohonan perpanjangan jangka waktu
pelunasan ABMA/T... (6) ... berupa ... (7)... m2 yang terletak di ... (8) .... ,
dengan ini kami sampaikan hal-hal sebagai berikut:
1. Berdasarkan Surat Persetujuan Perpanjangan Pembayaran Kompensasi
Nomor ... (9) tanggal .... (10).... Telah diberikan kompensasi sebesar
.... Rp ... (11) (terbilang) dengan jangka waktu pelunasan ... (12))...
2. Permohonan perpanjangan jangka waktu pelunasan Saudara dapat
disetujui dengan pertimbangan ... (13) ..
3. Berdasarkan pertimbangan tersebut diatas, jangka waktu pelunasan
pembayaran kompensasi diperpanjang selama ... (14) Diharapkan
Saudara segera melunasi pembayaran kompensasi sesuaijangka waktu
yang telah ditetapkan
Menteri Keuangan
a.n Direktur Jenderal Kekayaan Negara,
tandatangan
. .. .. .. .. .. .. .. .. .. (16) .
PETUNJUK PENGISIANLAMPIRANIV. F
Keterangan tambahan:
*) Ditulis dengan huruf Arial dan ukuran sesuai pedoman penyusunan
Peraturan Menteri Keuangan, Keputusan Menteri Keuangan, Peraturan
Pimpinan Unit Organisasi Eselon I dan Keputusan Pimpinan Unit Organisasi
Eselon I di Lingkungan Kementerian Keuangan
IV. Format Dokumen terkait ABMA/Tyang Dikuasai Pihak Ketiga
G. Format Surat Penolakan Perpanjangan Jangka Waktu Pelunasan Aset
Bekas Milik Asing/Tionghoa
MENTERIKEUANGAN
REPUBLIKINDONESIA
Nomor S- /MK.6/2021
Sifat Seger a
Perihal Penolakan Perpanjangan Jangka Waktu Pelunasan
Aset Bekas Milik Asing/Tionghoa ... ( 1) ...
Yth..... (2)....
Sehubungan dengan surat Saudara Nomor ... (3) ... tanggal .... (4)....
Hal ... (5)... , yang menyampaikan permohonan perpanjangan jangka waktu
pelunasan ABMA/T... (6)... berupa ... (7)... m2 yang terletak di ... (8).... ,
dengan ini kami sampaikan hal-hal sebagai berikut:
1. Berdasarkan Surat Persetujuan Perpanjangan Pembayaran Kompensasi
Nomor ... (9) tanggal .... (10).... Telah diberikan kompensasi sebesar
.... Rp ... (11) (terbilang) denganjangka waktu pelunasan ... (12))...
2. Permohonan perpanjangan jangka waktu pelunasan Saudara tidak
dapat disetujui dengan pertimbangan ... ( 13)..
3. Berdasarkan jangka waktu pelunasan sebagaimana dimaksud pada
angka lakan segera berakhir, diharapkan Saudara segera melunasi
pembayaran kompensasi.
Menteri Keuangan
a.n Direktur Jenderal Kekayaan Negara,
tandatangan
. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. (15) .
PETUNJUK PENGISIANLAMPIRANIV. G
Keterangan tambahan:
*) Ditulis dengan huruf Arial dan ukuran sesuai pedoman penyusunan Peraturan
Menteri Keuangan, Keputusan Menteri Keuangan, Peraturan Pimpinan Unit
Organisasi Eselon I dan Keputusan Pimpinan Unit Organisasi Eselon I di
Lingkungan Kementerian Keuangan
IV. Format Dokumen terkait ABMA/T yang Dikuasai Pihak Ketiga
H. Format Surat Pernyataan Penerima Pelepasan Hak (SP3H)
Pada hari ini ... (2) .. tanggal .. (3) ..bulan .. (4) ..tahun ... (5) ..Saya yang bertanda
tangan dibawah ini:
Nama ............ (6) .
Tempat/ tanggal lahir ............ (7) .
Alamat ............ (8) .
Alamat ............ (9) .........•
Dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama ... (10)... ,dengan ini menyatakan
hal-hal sebagai berikut:
1. Telah menerima pelepasan hak penguasaan Aset Bekas Milik Asing/Tionghoa
(ABMA/T) berupa_ (11).. di .. (12)..dengan cara pelepasan penguasaan dari
Negara kepada Pihak Ketiga dengan cara pembayaran kompensasi sebesar
... (13)..%(diberikan keringanan sebesar .. (13).. %), dengan ketentuan harga
digunakan untuk .. (14).. serta tidak dapat digunakan untuk kepentingan
komersial.
2. Apabila aset dialihkan kepada pihak lain atau diubah peruntukannya maka
.. (10)..harus meminta persetujuan Menteri Keuangan c.q Direktur Jenderal
Kekayaan Negara dan mengembalikan keringanan yang telah diberikan dengan
membayar kepada Negara sebesar ... (15)..% dari nilai aset pada saat pihak
... ( 10)..mengalihkan/ memindahtangankan/ mengubah peruntukannya.
3. Apabila .. (10).. tidak memenuhi kewajiban-kewajiban atau melakukan
4. Pelanggaran-pelanggaran atas ketentuan sebagaimana disebutkan pada angka
1 dalam Surat Pemyataan ini, ... (10)..bersedia memberikan ganti rugi kepada
Negara dan mengembalikan objek dalam keadaan seperti sebelum
pelanggaran-pelanggaran dilakukan serta bersedia diproses melalui jalur
hokum baik secara perdata maupun pidana.
............. (17) .
PETUNJUKPENGISIANLAMPIRANIV. H
.....•.......... (1) .
tanda tangan
... (nama) .
NIP ..
PETUNJUK PENGISIAN LAMPIRAN IV. I
Keterangan tarnbahan:
*) Ditulis dengan huruf Arial dan ukuran sesuai pedoman penyusunan Peraturan
Menteri Keuangan, Keputusan Menteri Keuangan, Peraturan Pimpinan Unit
Organisasi Eselon I dan Keputusan Pimpinan Unit Organisasi Eselon I di
Lingkungan Kementerian Keuangan
ttd.
RIONALD SILABAN
SeJ!.nan sesuai dengan aslinya,
~Rre:taris Direktorat Jenderal
~~ v~ u.b.
· {-- Kepala Bagian Umum
SE~·
- I '
;.; 7
W~yu Setiadi f
LAMPIRAN V
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL KEKAYMN NEGARA
NOMOR : PER-l/KN/2021
TENTANG
PETUNJUK TEKNIS PENYELESAIAN ASET BEKAS MILIK
ASING /TIONGHOA
MENTERIKEUANGAN
REPUBLIKINDONESIA
KEPUTUSANMENTERI'KEUANGAN REPUBLIKINDONESIA
NOMOR ... (1) ... / KM.6 / ...(2) ...
TENTANG
PENYELESAIAN
ASET BEKASMILIKASING/TIONGHOA.. (3) ... DENGANCARA
PEMANTAPANSTATUSHUKUMMENJADIBARANGMILIKNEGARA
MENTER!KEUANGAN
REPUBLIKINDONESIA,
-2-
MEMUTUSKAN:
-3-
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal (18) .
ttd.
(nama)
PETUNJUK PENGISIANLAMPIRANV. A.
( 1) Cukupjelas
(2) Cukupjelas
(4) Cukupjelas
(5) Cukupjelas
(6) Cukupjelas
(7) Cukupjelas
(8) Cukupjelas
Diisi sesuai data ABMA/T yang dimantapkan status hukumnya, apabila
(9) terdapat selisih luas tanah disebutkan luas perbedaan dan alasan dan
dasar dokumen
Diisi dengan Unit Eselon II pada Direktorat Jenderal Kekayaan Negara
(10)
yang melakukan pengelolaan ABMA/T
Diisi nomor lampiran ABMA/T yang dimantapkan status hukumnya
(11) (Dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 62/PMK.06/2020 terdapat
Lampiran I sampai dengan XVII}
(12) Diisi dengan peraturan yang menjadi dasar dalam pengelolaan aset.
(18) Cukupjelas
Keterangan tambahan:
*) Ditulis dengan huruf Bookman Old Style dan ukuran sesuai pedoman
penyusunan Peraturan Menteri Keuangan , Keputusan Menteri Keuangan,
Peraturan Pimpinan Unit Organisasi Eselon I dan Keputusan Pimpinan Unit
Organisasi Eselon I di Lingkungan Kementerian Keuangan
V. Format Keputusan Menteri Keuangan
B. Format Keputusan Menteri keuangan Tentang Penyelesaian ABMA/T Dengan
Cara Pemantapan Status Hukum Menjadi Barang Milik Daerah
MENTERIKEUANGAN
REPUBLIKINDONESIA
KEPUTUSANMENTER!KEUANGAN REPUBLIKINDONESIA
NOMOR ... (1) ... / KM.6 / ...(2) ...
TENTANG
PENYELESAIAN
ASET BEKASMILIKASING/TIONGHOA... (3) ... DENGANCARA
PEMANTAPANSTATUSHUKUMMENJADIBARANGMILIKDAERAH
MENTER!KEUANGAN
REPUBLIKINDONESIA,
-2-
MEMUTUSKAN:
-3-
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal (18) .
ttd
(nama)
PETUNJUK PENGISIANLAMPIRANV. B.
( 1) Cukupjelas
(2) Cukupjelas
(3) Diisi sesuai data ABMA/T yang dimantapkan status hukumnya
(4) Cukupjelas
(5) Cukupjelas
(6) Cukupjelas
(7) Cukupjelas
(8) Cukupjelas
Diisi sesuai data ABMA/T yang dimantapkan status hukurnnya, apabila
(9) terdapat selisih luas tanah disebutkan luas perbedaan, alasan dan dasar
dokumen
Diisi dengan Unit Eselon II pada Direktorat Jenderal Kekayaan Negara yang
(10)
melakukan pengelolaan ABMA/T
Diisi nomor lampiran ABMA/T yang dimantapkan status hukumnya (Dalam
( 11) Peraturan Menteri Keuangan Nomor 62/PMK.06/2020 terdapat Lampiran I
sampai dengan XVII}
(12) Diisi sesuai peraturan yang menjadi dasar dalam pengelolaan aset di daerah
(17) Diisi dengan pihak yang menerima salinan selain yang telah disebutkan
Keterangan tambahan:
*} Ditulis dengan huruf Bookman Old Style dan ukuran sesuai pedoman
penyusunan Peraturan Menteri Keuangan, Keputusan Menteri Keuangan,
Peraturan Pimpinan Unit Organisasi Eselon I dan Keputusan Pimpinan Unit
Organisasi Eselon I di Lingkungan Kementerian Keuangan
V. Format Keputusan Menteri keuangan
C. Format Keputusan Menteri keuangan Ten tang Penyelesaian ABMA/T Dengan
Cara Pelepasan Penguasaannya Dari Negara Kepada Pihak Ketiga Derngan
Pembayaran Kompensasi
MENTERIKEUANGAN
REPUBLIKINDONESIA
KEPUTUSANMENTERIKEUANGAN REPUBLIKINDONESIA
NOMOR ... (1) .../KM.6/ ... (2) ...
TENTANG
MENTERIKEUANGANREPUBLIKINDONESIA,
-2-
MEMUTUSKAN:
-3-
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal (20) .
ttd .
Keterangan tambahan:
*) Ditulis dengan huruf Bookman Old Style dan ukuran sesuai pedoman
penyusunan Peraturan Menteri Keuangan, Keputusan Menteri Keuangan,
Peraturan Pimpinan Unit Organisasi Eselon I dan Keputusan Pimpinan Unit
Organisasi Eselon I di Lingkungan Kementerian Keuangan
V. Format Keputusan Menteri keuangan
D. Format Keputusan Menteri keuangan Tentang Penyelesaian ABMA/T Dengan
Cara Pengembalian Kepada Pemilik Perorangan Yang Sah
MENTER!KEUANGAN
REPUBLIKINDONESIA
KEPUTUSANMENTER!KEUANGAN REPUBLIKINDONESIA
NOMOR ... (1) .../ KM.6 / .... (2) ....
TENTANG
PENYELESAIAN
ASET BEKASMILIKASING/TIONGHOA (3) .
DENGANCARAPENGEMBALIANKEPADAPEMILIKPERORANGANYANGSAH
MENTER!KEUANGAN
REPUBLIKINDONESIA,
-2-
MEMUTUSKAN:
-3-
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal ( 16) .
ttd .
(1) Cukupjelas
(2) Cukup jelas
Diisi sesuai data ABMA/T yang dikembalikan kepada pemilik perorangan
(3)
yang sah
Diisi sesuai nama pemilik perorangan yang sah yang memperoleh
(4)
pengembalian ABMA/T
Diisi dengan nomor Putusan Pengadilan yang telah berkekuatan hukum
(5) tetap (inkracht]
(6) Cukupjelas
(7) Cukup jelas
(8) Cukupjelas
(9) Cukupjelas
(10) Cukup jelas
Diisi sesuai data ABMA/Tyang dikembalikan, apabila terdapat selisih luas
(11)
tanah disebutkan luas perbedaan, alas an dan dasar dokumen
Diisi dengan Unit Eselon II pada Direktorat Jenderal Kekayaan Negara
(12)
yang melakukan pengelolaan ABMA/T
(13) Diisi nama kantor wilayah DJKN
(14) Diisi nama kantor Pertanahan
Diisi sesuai nama pemilik perorangan yang sah yang memperoleh
(15)
pengembalian ABMA/T
(16) Cukup jelas
Keterangan tambahan:
*) Ditulis dengan huruf Bookman Old Style dan ukuran sesuai pedoman
penyusunan Peraturan Menteri Keuangan, Keputusan Menteri Keuangan,
Peraturan Pimpinan Unit Organisasi Eselon I dan Keputusan Pimpinan Unit
Organisasi Eselon I di Lingkungan Kementerian Keuangan
V. Format Keputusan Menteri keuangan
E. Format Keputusan Menteri keuangan Tentang Penyelesaian ABMA/T
Dengan Cara Dinyatakan Selesai Karena Keadaan Tertentu
MENTERIKEUANGAN
REPUBLIKINDONESIA
KEPUTUSANMENTER!KEUANGAN REPUBLIKINDONESIA
NOMOR ...(1)/ KM.6 / ...(2) ....
TENTANG
PENYELESAIAN
ASET BEKASMILIK ASING/TIONGHOA.... (3) ...
DENGANCARADINYATAKAN SELESAIKARENAKEADAAN TERTENTU
MENTER!KEUANGAN
REPUBLIKINDONESIA,
-2-
MEMUTUSKAN:
-3-
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal ( 15) .
ttd .
( 1) Cukup jelas
(2) Cukupjelas
Diisi sesuai data ABMA/T yang dinyatakan selesai karena keadaan
(3}
tertentu
(4) Cukupjelas
(5) Cukup jelas
(6) Cukupjelas
(7) Cukup jelas
(8) Cukupjelas
Diisi dengan alasan dinyatakan selesai karena keadaan tertentu sesuai
(9)
Pasal 10 PMK Nomor 62/PMK.06/2020
Diisi dengan Unit Eselon II pada Direktorat Jenderal Kekayaan Negara yang
(10)
melakukan pengelolaan ABMA/T
Diisi nomor lampiran ABMA/T yang dinyatakan selesai karena keadaan
(11) tertentu (Dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 62/PMK.06/2020
terdapat Lampiran I sampai dengan XVII)
(12) Diisi nama kantor wilayah DJKN
(13) Diisi nama kantor Pertanahan
(14) Diisi dengan pihak yang menerima salinan selain yang telah disebutkan.
(15) Cukupjelas
Keterangan tambahan:
*) Ditulis dengan huruf Bookman Old Style dan ukuran sesuai pedoman
penyusunan Peraturan Menteri Keuangan , Keputusan Menteri Keuangan,
Peraturan Pimpinan Unit Organisasi Eselon I dan Keputusan Pimpinan Unit
Organisasi Eselon I di Lingkungan Kementerian Keuangan
V. Format Keputusan Menteri keuangan
F. Format Keputusan Menteri keuangan Tentang Penyelesaian ABMA/T
Dengan Cara Sebagian
1. Pemantapan Status Hukum menjadi Barang MilikNegara
MENTERIKEUANGAN
REPUBLIKINDONESIA
KEPUTUSANMENTER!KEUANGAN REPUBLIKINDONESIA
NOMOR ...(1) ... / KM.6/ .... (2) ....
TENTANG
PENYELESAIAN SECARASEBAGIANATASASETBEKASMILIK
ASING/TIONGHOA..... (3) .... DENGANCARAPEMANTAPAN
STATUSHUKUM
MENJADIBARANGMILIKNEGARA
MENTERIKEUANGAN
REPUBLIKINDONESIA,
-2-
MEMUTUSKAN:
Menetapkan KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN TENTANG
PENYELESAIAN SECARA SEBAGIAN ATAS ASET BEKAS
MILIK ASING/ TIONGHOA .... (3). .... DENGAN CARA
PEMANTAPAN STATUSHUKUMMENJADI BARANGMILIK
NEGARA.
PERTAMA Menetapkan penyelesaian status kepemilikan Aset Bekas
Milik Asing/Tionghoa ... (3)... kepemilikan secara sebagian
dengan cara Pemantapan Status Hukum Menjadi Barang
Milik Negara, selisih seluas .. (9) ... akan diselesaikan
kemudian;
KEDUA Memerintahkan kepada .... (10).... untuk memberikan
catatan pada daftar ABMA/T sesuai Lampiran .... (11)...
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 62/PMK.06/2020
tentang Penyelesaian ABMA/T bahwa Aset Bekas Milik
Asing/Tionghoa sebagaimana dimaksud dalam Diktum
PERTAMAtelah selesai sebagian
KETIGA Mekanisme pengelolaan aset sebagaimana dimaksud dalam
Diktum PERTAMAberpedoman pada .... (12)...
KEEMPAT Memerintahkan kepada .... (13).... untuk mengajukan
permohonan penetapan status penggunaan Barang Milik
Negara atas aset sebagaimana dimaksud dalam Diktum
PERTAMA kepada Menteri Keuangan selaku Pengelola
Barang Milik Negara.
MENTER! KEUANGAN
R,EPUBLIKINDONESIA
-3-
Ditetapkan di .Jakarta
pada tanggal (18) .
a.n. MENTER!KEUANGAN
DIREKTURJENDERALKEKAYAAN
NEGARA,
ttd .
...(nama)...
PETUNJUK PENGISIANLAMPIRANV. F.1
(18) Cukupjelas
Keterangan tambahan:
*) Ditulis dengan huruf Bookman Old Style dan ukuran sesuai pedoman
penyusunan Peraturan Menteri Keuangan, Keputusan Menteri Keuangan,
Peraturan Pimpinan Unit Organisasi Eselon I dan Keputusan Pimpinan Unit
Organisasi Eselon I di Lingkungan Kementerian Keuangan
V. Format Keputusan Menteri keuangan
F. Format Keputusan Menteri keuangan Tentang Penyelesaian ABMA/T
Dengan Cara Sebagian
2. Pemantapan Status Hukum menjadi Barang Milik Daerah
MENTERIKEUANGAN
REPUBLIKINDONESIA
KEPUTUSANMENTER!KEUANGAN REPUBLIKINDONESIA
NOMOR ...(1) .../ KM.6/ .... (2) ....
TENTANG
PENYELESAIAN SECARASEBAGIANATASASET BEKASMILIK
ASING/TIONGHOA..... (3) .... DENGANCARAPEMANTAPAN
STATUSHUKUM
MENJADIBARANGMILIKDAERAH
MENTER!KEUANGAN
REPUBLIKINDONESIA,
-2-
MEMUTUSKAN:
-3-
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal ( 18) .
ttd .
( 1) Cukup jelas
(2) Cukupjelas
Diisi sesuai data ABMA/T yang diselesaikan status kepemilikannya
(3)
secara sebagian
(4) Cukupjelas
(5) Cukupjelas
(6) Cukup jelas
(7) Cukupjelas
(8) Cukup jelas
Diisi sesuai selisih antara luas tanah yang diselesaikan secara sebagian
dengan luas tanah ABMA/T sebagaimana data yang terdapat pada
(9)
Lampiran I sampai dengan XVII Peraturan Menteri Keuangan Nomor
62/PMK.06/2020
Diisi dengan Unit Eselon II pada Direktorat Jenderal Kekayaan Negara
(10)
yang melakukan pengelolaan ABMA/T
Diisi nomor lampiran ABMA/T yang diselesaikan (Dalam Peraturan
(11) Menteri Keuangan Nomor 62/PMK.06/2020 terdapat Lampiran I sampai
dengan XVII)
(12) Diisi dengan peraturan yang menjadi daar dalam pengelolaan aset
(13) Diisi dengan Pimpinan Daerah yang menerima aset
Diisi sesuai Pimpinan Pemerintah Daerah yang ditunjuk pada Diktum
(14)
KEEMPAT
(15) Diisi nama kantor wilayah DJKN
(16) Diisi nama kantor Pertanahan
(17 Diisi dengan pihak yang menerima salinan selain yang telah disebutkan.
Keterangan tambahan:
*) Ditulis dengan huruf Bookman Old Style dan ukuran sesuai pedoman
penyusunan Peraturan Menteri Keuangan, Keputusan Menteri Keuangan,
Peraturan Pimpinan Unit Organisasi Eselon I dan Keputusan Pimpinan Unit
Organisasi Eselon I di Lingkungan Kementerian Keuangan
V. Format Keputusan Menteri keuangan
F. Format Keputusan Menteri keuangan Tentang Penyelesaian ABMA/T Dengan
Cara Sebagian
3. Pelepasan Penguasaannya dari Negara kepada Pihak Ketiga dengan
Pembayaran Kompensasi
MENTERIKEUANGAN
REPUBLIKINDONESIA
KEPUTUSANMENTERIKEUANGANREPUBLIKINDONESIA
NOMOR ... (1) .../ KM.6/ .... (2)....
TENTANG
PENYELESAIAN SECARASEBAGIANATASASET BEKASMILIKASING/TIONGHOA
..... (3) .... DENGANCARAPELEPASANPENGUASAANNYADARINEGARAKEPADA
PIHAKKETIGAATASNAMA...(4) ....DENGANPEMBAYARANKOMPENSASI
MENTER!KEUANGANREPUBLIKINDONESIA,
MEMUTUSKAN:
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal (20) .
ttd .
Keterangan tambahan:
*) Ditulis dengan huruf Bookman Old Style dan ukuran sesuai pedornan
penyusunan Peraturan Menteri Keuangan, Keputusan Menteri Keuangan,
Peraturan Pirnpinan Unit Organisasi Eselon I dan Keputusan Pirnpinan Unit
Organisasi Eselon I di Lingkungan Kernenterian Keuangan
V. Format Keputusan Menteri keuangan
F. Format Keputusan Menteri keuangan Tentang Penyelesaian ABMA/T
Dengan Cara Sebagian
4. Pengembalian kepada Pemilik Perorangan Yang Sah
MENTERIKEUANGAN
REPUBLIKINDONESIA
KEPUTUSANMENTER!KEUANGAN REPUBLIKINDONESIA
NOMOR ...(1) ... / KM.6/ .... (2) ....
TENTANG
PENYELESAIANSECARASEBAGIANATASASET BEKASMILIK
ASING/TIONGHOA..... (3) .... DENGANCARAPENGEMBALIAN
KEPADAPEMILIKPERORANGANYANG SAHATASNAMA.... (4) ....
MENTER!KEUANGAN
REPUBLIKINDONESIA,
MEMUTUSKAN:
-3-
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal ( 16) ..
ttd .
Keterangan tambahan:
*) Ditulis dengan huruf Bookman Old Style dan ukuran sesuai pedoman
penyusunan Peraturan Menteri Keuangan, Keputusan Menteri Keuangan,
Peraturan Pimpinan Unit Organisasi Eselon I dan Keputusan Pimpinan Unit
Organisasi Eselon I di Lingkungan Kementerian Keuangan
DIREKTURJENDERALKEKAYAAN NEGARA
ttd.
RIONALDSILABAN
Salinan sesuai dengan aslinya,
Sg, etaris Direktorat Jenderal
.b.
Kepala. agian Umum
~ilil
LAMPIRAN VI
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL KEKAYAAN NEGARA
NOMOR : PER-l/KN/2021
TENTANG
PETUNJUK TEKNIS PENYELESAIAN ASET BEKAS MILIK
ASING/TIONGHOA
1 ..... (5) ..... . ... (6) ...... . ... (7) ...... ..... (8) ..... . .... (9) ..... . .... (10) .....
Mengetahui
Kepala Kantor Wilayah ... DJKN ......
selaku Ketua Tim Asistensi Wilayah ........
Provinsi ......
(tanda tangan)
... (Nama)....
NIP...
Tembusan:
Direktur Piutang Negara dan Kekayaan Negara Lain-lain.
PETUNJUK PENGISIAN LAMPIRANVI.A
Keterangan tambahan:
*) Ditulis dengan huruf Bookman Old Style dan ukuran sesuai pedoman
penyusunan Peraturan Menteri Keuangan, Keputusan Menteri Keuangan,
Peraturan Pimpinan Unit Organisasi Eselon I dan Keputusan Pimpinan Unit
Organisasi Eselon I di Lingkungan Kementerian Keuangan
VI Format Format Laporan Perkembangan ABMA/T
B. Format Laporan Perkernbangan Penyelesaian ABMA/T di Tim Penyelesaian
1 ......(3)..... .....(4)..•.. ....•(5).... .....(6).... . ....(7)..... .....(8)..... .. ... (9) ..... ..... (10)..... . ....(11) ..... .....(12) ..... . .. (13..... ..• (14)... • ....(15) ..... .....(16).....
.......... . ......... .......... .......... .......... . ......... . ......... .......... .......... .......... . ......... .......... . .........
2 ··········
Dst. .......... .......... . ......... . ......... . ......... .......... .. ........ ·········· .......... . ......... • ••• ,,,u, . ......... . ......... ..........
JUMLAH
.......... .......... .......... .......... . ......... .......... .......... .......... . ......... . ......... .......... .. ........
Mengetahui
Direktur.......
Selaku Ketua Tim Penyelesaian Pusat
{tanda tangan)
... (Nama)....
NIP ....
Tembusan:
Direktur Piutang Negara dan Kekayaan Negara Lain-lain.
PETUNJUK PENGISIAN LAMPIRAN VI. B
ttd.
RIONALDSILABAN
Salinan sesuai dengan aslinya,
~=~:I:.<etarisDirektorat Jenderal
u.b.
, 7i
Wahyu Setiadi
LAMPIRAN VII
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL KEKAYAAN NEGARA
NOMOR : PER-1/KN/2021
TENT ANG
PETUNJUK TEKNIS PENYELESAIAN ASET BEKAS MILIK
ASING/TIONGHOA
MENTERIKEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
Sehubungan dengan tindak lanjut penyelesaian status ABMA/T .... (7)...., dengan ini kami
sampaikan bahwa ABMA/T dimaksud telah selesai karena keadaan tertentu yaitu .... (8) .....
berdasarkan .... (9) ..... yang dilengkapi dengan hasll reviu .... (10) .... sesuai .... (11 ) ....
Berdasarkan hal-hal tersebut, maka penyelesaian ABMA/T telah sesuai dengan ketentuan
Pasal 35 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 62/PMK.06/2020 tentang Penyelesaian Aset Bekas
Milik Asing/Tionghoa. Agar selanjutnya dilakukan pemutakhiran data ABMA/T dimaksud
sebagaimana mestinya.
Tembusan:
Menteri Keuangan
Gedung Syafrudin Prawiranegara II Lt. 10, Jalan Lapangan Banteng Timur 2-4, Jakarta 10710
Telepon: (021) 3849388; Faksimile: (021) 3448390; Laman: www.djkn.kemenkeu.go.id
PETUNJUK PENGISIANLAMPIRANVII. A.
( 1) Cukupjelas
(2} Cukup jelas
Diisi sesuai data ABMA/T sesuai data yang terdapat pada Lampiran I sampai
(3)
dengan XVII Peraturan Menteri Keuangan Nomor 62/PMK.06/2020
(4) Diisi Menteri/Kepala Daerah Provinsi/Kabupaten/Kota terkait
(5) Diisi nama Kantor Wilayah DJKN
(6) Diisi nama Kantor Pertanahan
Diisi sesuai data ABMA/Tlengkap dengan data alamat, luas tanah dsb, apabila
(7) terdapat selisih luas tanah disebutkan luas perbedaan dan alasan dan dasar
dokumen
(8) Diisi dengan peyelesaian karena keadaan tertentu sesuai penyelesaiannya
Disi dengan surat/keputusan yang menjadi dasar penyelesaian ABMA/T oleh
(9)
KIL atau Pemda
(10) Diisi Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP)dari K/L atau Pemda terkait
( 11) Diisi dengan surat APIP dari K/L atau Pemda mengenai basil reviu.
Keterangan tambahan:
*) Ditulis dengan huruf Arial dan ukuran sesuai pedoman penyusunan Peraturan
Menteri Keuangan, Keputusan Menteri Keuangan, Peraturan Pimpinan Unit
Organisasi Eselon I dan Keputusan Pimpinan Unit Organisasi Eselon I di
Lingkungan Kementerian Keuangan
VII. Format Perjanjian Menteri Keuangan
B. Format Perjanjian Menteri keuangan Tentang Penyelesaian ABMA/T Dengan
Cara Dilepaskan Penguasaannya dari Negara Kepada Pihak Ketiga Dengan
Pembayaran Kompensasi Kepada Pemerintah
PERJANJIAN
PEMBAYARANKOMPENSASI SECARA BERKALAATAS PELEPASAN ASET BEKAS
MILIKASING/TIONGHOA ... (1) .....
ANTARA
KEMENTERIANKEUANGANREPUBLIK INDONESIA
DENGAN
......... (2) .
PASAL2
OBJEK PERJANJIAN
Objek dalam PERJANJIAN ini adalah ABMA/T ..... (1) ..... untuk selanjutnya dalam
PERJANJIAN ini disebut "ABMA/T".
PASAL3
RUANGLINGKUP
PASAL4
HAK DAN KEWAJIBANPARAPIHAK
4.1 Selain hak dan kewajiban yang tercantum di bagian lain PERJANJIAN ini, PIHAK
PERTAMAmemiliki hak dan kewajiban sebagai berikut:
4.1.1 Hak PIHAK PERTAMA:
a. Menerima pembayaran kompensasi atas ABMA/T oleh PIHAK KEDUA
dengan mekanisme sebagaimana diatur dalam PERJANJIAN ini.
b. Melakukan pengawasan dan pengendalian terhadap pelaksanaan
PERJANJIAN ini oleh PIHAKKEDUA.
c. Meminta keterangan, tanggapan, atau penjelasan dari PIHAK KEDUA
terhadap hal-hal yang diperlukan terkait dengan pelaksanaan
PERJANJIAN ini.
d. Menyampaikan peringatan kepada PIHAK KEDUA dalam hal PIHAK
KEDUA tidak melaksanakan kewajiban sesuai PERJANJIAN ini.
e. Meminta PIHAK KEDUA untuk melakukan penyesuaian atau
penghentian kegiatan, baik sebagian maupun seluruhnya, dalam hal
PIHAK KEDUA melakukan hal-hal yang tidak sesuai dengan
PERJANJIAN ini dan/atau dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
f. Mengenakan sanksi kepada PIHAK KEDUA atas pelanggaran yang
dilakukan PIHAKKEDUAterhadap PERJANJIAN ini.
g. Menyatakan PERJANJIAN batal dan membatalkan proses pelepasan
ABMA/T kepada PIHAK KEDUA dalam hal PIHAK KEDUA tidak
melaksanakan kewajiban sesuai PERJANJIAN ini Menerima kembali
ASET ABMA/T yang digunakan dalam PERJANJIAN ini berakhir dengan
kondisi seperti semula dan dibebaskan dari segala tuntutan hukum
dari pihak ketiga ( clean and clear).
4.1.2 Kewajiban PIHAKPERTAMA:
a. Mernpersiapkan prosedur teknis penerirnaan Negara dalarn rangka
pembayaran kompensasi oleh PIHAK KEDUA.
b. Melakukan verifikasi penerirnaan pernbayaran kompensasi oleh PIHAK
KEDUA.
c. Menindaklanjuti penyelesaian ABMA/T dalam hal PIHAKKEDUA telah
rnelaksanakan kewajiban sesuai ketentuan yang ditetapkan dalarn
PERJANJIAN ini.
4.2 Dalam PERJANJIAN ini PIHAK KEDUA rnemiliki hak dan kewajiban sebagai
berikut:
4.2.1 Hak PIHAKKEDUA:
a. Menerima data/ informasi teknis mekanisrne penyetoran ke Rekening
Kas Umurn Negara terkait pembayaran kompensasi kepada PIHAK
PERTAMA.
b. Meminta keterangan, tanggapan, atau penjelasan dari PIHAKPERTAMA
terhadap hal-hal yang diperlukan terkait dengan pelaksanaan
PERJANJIAN ini.
c. Menerima bukti penerimaan Negara terkait pembayaran kompensasi
kepada PIHAKPERTAMA.
d. Menyarnpaikan klarifikasi/penjelasan kepada PIHAK PERTAMAdalam
hal terjadi keadaan kahar {force majeun dan/ atau dalarn hal kewajiban
tidak dapat dilaksanakan sesuai PERJANJIAN yang ditetapkan.
4.2.2 Kewajiban PIHAKKEDUA:
a. Membayar kompensasi atas ABMA/T sebagairnana diatur dalarn
PERJANJIAN ini dan Menyampaikan bukti pernbayaran kompensasi
kepada PIHAKPERTAMA
b. Menggunakan dan memelihara Aset ABMA/T dengan baik sesuai
peruntukan yang telah ditetapkan sesuai dengan PERJANJIAN ini dan
Tidak mengubah peruntukkan/penggunaan ABMA/T yang tidak sesuai
dengan kriteria pemberian keringanan kompensasi, dalam hal
diberikan keringanan kompensasi.
c. Menanggung sepenuhnya segala biaya yang dikeluarkan dalam
kaitannya dengan penggunaan, pemeliharaan, dan pengamanan
ABMA/T berikut bagian-bagian dan/ atau turutan-turutannya.
d. Mengikuti ketentuan penyelesaian ABMA/T sesuai ketentuan yang
berlaku.
PASAL5
JANGKA WAKTU
PERJANJIAN ini berlaku selama ... (13).... sejak perjanjian pembayaran kompensasi
ABMA/T ditandatangani oleh Para Pihak.
PASAL6
BESARANDAN KETENTUANPEMBAYARANKOMPENSASI
6.1 Kornpensasi dalarn rangka pelepasan ABMA/T oleh PIHAKKEDUAditetapkan
seluruhnya sebesar Rp .... (14).... sesuai surat persetujuan penetapan besaran
kornpensasi Nornor...... ( 15).... tanggal ... ( 16)....
6.2 Besaran kornpensasi dibayarkan oleh PIHAK KEDUA secara berkala setiap
bulan hingga akhir jangka waktu PERJANJIAN dengan besaran yang tetap
sebesar Rp..... (14) ..... ke Rekening Kas Urnurn Negara dengan Mata Anggaran
Penerirnaan 425145 (Pendapatan Kompensasi Aset Bekas Milik
Asing/Tionghoa) dan Kode Satuan Kerja 999.99.984608 berdasarkan billing
yang akan diterbitkan oleh PIHAKPERTAMA.
6.3 Pembayaran kornpensasi secara berkala untuk bulan pertarna ke Rekening Kas
Urnurn Negara oleh PIHAK KEDUA harus dilakukan paling larnbat dua hari
kerja setelah tanggal PERJANJIANini ditandatangani oleh PARAPIHAK.
6.4 Pernbayaran kornpensasi secara berkala bulan berikutnya harus dilakukan
paling lambat sesuai tanggal PERJANJIAN ini ditandatangani oleh PARA
PIHAK.
6.5 Bukti pembayaran kornpensasi disarnpaikan oleh PIHAK KEDUA secara
berkala setiap bulan kepada PIHAK PERTAMApaling larnbat satu hari kerja
setelah tanggal pembayaran kornpensasi.
6.6 Dalam hal PIHAKKEDUAterlarnbat rnelakukan pernbayaran atau rnelakukan
pembayaran narnun tidak sesuai dengan ketentuan pernbayaran kornpensasi
secara berkala pada waktu yang telah ditentukan, PIHAK KEDUA harus
membayarkan jurnlah kewajiban yang rnasih harus dibayarkan pada bulan
berikutnya sekaligus dengan kewajiban pernbayaran pada bulan dirnaksud.
PASAL7
KEADAANKAHAR(FORCE MAJEURE)
7.1 PARA PIHAK tidak bertanggung jawab atas kegagalan dalam mernenuhi
Perjanjian ini, baik langsung maupun tidak langsung dikarenakan oleh
keadaan di luar kendali dan kemarnpuannya, yang meliputi tetapi tidak
terbatas pada perubahan peraturan yang diterbitkan oleh Pernerintah,
bencana alam, kebakaran, banjir, pemogokan umum, perang (dinyatakan atau
tidak dinyatakan), pemberontakan, revolusi, rnakar, huru-hara, terorisme,
a tau wabah/ epidernik, yang selanjutnya disebut sebagai "Keadaan Kahar".
7.2 Jika PIHAK PERTAMA atau PIHAK KEDUA tidak dapat melaksanakan
Perjanjian ini karena mengalami atau dipengaruhi oleh Keadaan Kahar, maka
Pihak yang rnengalami Keadaan Kahar harus memberitahukan secara tertulis
kepada Pihak lainnya dalam waktu 14 (ernpat belas) hari kalender setelah
terjadinya Keadaan Kahar dengan melarnpirkan bukti-bukti dan surat
keterangan resrni dari pejabat berwenang dengan disertai perkiraan atau
upaya-upaya yang akan atau telah dilakukan dalarn rangka rnengatasi
Keadaan Kahar tersebut.
7.3 Jika Pihakyang mengalami Keadaan Kahar tidak dapat melaksanakan seluruh
atau sebagian ketentuan dalam Perjanjian ini karena rnengalami atau
dipengaruhi oleh Keadaan Kahar lebih dari 30 (tiga puluh) hari kalender, rnaka
Pihak tersebut dapat rnengusulkan perubahan atau pengakhiran Perjanjian ini
kepada Pihak lainnya dengan pernberitahuan tertulis. Hal-hal rnerugikan yang
disebabkan oleh perbuatan atau kelalaian PIHAK PERTAMA atau PIHAK
KEDUAtidak dapat digolongkan Keadaan Kahar.
7. 4 Hal-hal merugikan yang dise babkan oleh perbuatan atau kelalaian PIHAK
PERTAMAatau PIHAKKEDUA tidak dapat digolongkan Keadaan Kahar.
7 .5 Tindakan yang diambil untuk mengatasi terjadinya Keadaan Kahar diserahkan
kepada kesepakatan dari PARAPIHAK.
7.6 Kerugian yang diderita dan biaya yang dikeluarkan oleh PIHAK KEDUA akibat
terjadinya Keadaan Kahar bukan menjadi tanggung jawab PIHAK PERTAMA,
demikian pula sebaliknya.
PASAL8
KORESPONDENSI
8.1 Semua surat/pemberitahuan/pernyataan/persetujuan yang wajib dan perlu
dilakukan oleh satu pihak kepada pihak lainnya dalam Perjanjian ini, harus
dilakukan secara tertulis dan disampaikan secara langsung atau melalui fax
atau jasa pos atau melalui ekspedisi (kurir) dengan menggunakan alamat
sebagaimana tersebut di bawah ini:
PIHAKPERTAMA
KEMENTERIANKEUANGANRI
c.q. DIREKTORATJENDERAL KEKAYAAN NEGARA
Alamat: Gedung Syafrudin Prawiranegara II Lantai 9 Utara
Jalan Lapangan Banteng Timur Nomor 2-4 Jakarta 10710
Telepon : (021) 3455159
Faksimile: (021) 3512232
Attn: Direktur Pengelolaan Kekayaan Negara dan Sistem Informasi
PIHAKKEDUA
............. (2) .
Alamat : (2) .
PASAL9
HUKUMYANGBERLAKU
PERJANJIAN ini tunduk pada dan oleh karenanya harus ditafsirkan berdasarkan
pada hukum dan ketentuan peraturan perundang-undangan di Republik Indonesia.
PASAL10
PENYELESAIANPERSELISIHAN
PASAL11
SANKSI
PASAL 12
BERAKHIRNYA
PERJANJIAN
12.1 Ketentuan PERJANJIAN telah dipenuhi oleh PARA PIHAK dan jangka waktu
PERJANJIAN sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 telah berakhir.
12.2 Salah satu pihak melakukan pelanggaran/wanprestasi sehingga menyebabkan
PERJANJIAN batal dan seluruh proses penyelesaian ABMA/T
dihentikan/ dibatalkan.
PASAL 13
ADDENDUM
Segala perubahan yang dilakukan serta hal-hal yang belum diatur dalam
PERJANJIANini akan ditetapkan kemudian secara musyawarah mufakat oleh PARA
PIHAK dan akan dituangkan dalam suatu addendum tersendiri yang merupakan
satu kesatuan yang tidak terpisahkan dari PERJANJIAN ini.
PASAL 14
PENUTUP
14.1 Segala ketentuan dan persyaratan dalam PERJANJIAN ini berlaku serta
mengikat bagi PARA PIHAK yang menandatangani dan pengganti-
penggantinya.
14.2 PERJANJL\N ini dibuat rangkap 3 (tiga) dalam Bahasa Indonesia dan
mempunyai kekuatan hukum yang sama sebagai pembuktian yang sah,
rangkap pertama dan rangkap kedua masing-masing bermeterai cukup,
rangkap pertama dan rangkap ketiga untuk PIHAK PERTAMA, sedangkan
rangkap kedua untuk PIHAKKEDUA.
Demikian PERJANJIAN ini dibuat dan ditandatangani oleh PARA PIHAK pada hari,
tanggal, bulan dan tahun serta tempat sebagaimana terse but pada awal PERJANJIAN
ini untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.
ttd.
RIONALD SILABAN
Salinan sesuai dengan aslinya,
~==H~1ra:Ptaris Direktorat J enderal
\l,b.
Kepala Bagian Umum
,SEK-~
Wahyg Setiadi {