Anda di halaman 1dari 4

TATA TERTIB MUSYAWARAH KERJA

PALANG MERAH INDONESIA KABUPATEN LEBAK


NOVEMBER 2023

BAB I
KETENTUAN UMUM

PASAL 1

(1) Musyawarah Kerja Palang Merah Indonesia Kabupaten Lebak Tahun 2023, yang
selanjutnya dalam Tata Tertib ini disebut Musyawarah Kerja KKabupaten, adalah
pemegang kekuasaan tertinggi Musyawarah Kerja Palang Merah Indonesia Kabupaten
Lebak
(2) Penyelenggara Musyawarah Kerja PMI Kabupaten Lebak, Sepenuhnya menjadi
tanggungjawab Pengurus PMI Kabupaten Lebak

BAB II
TUGAS DAN WEWENANG

Pasal 2

Tugas dan wewenang Musyawarah Kabupaten adalah :

(1) Menetapkan dan Menyempurnakan Peraturan Peraturan Organisasi Palang Merah


Indonesia Kabupaten Lebak
(2) Menetapkan Pokok pokok Kebijakan dan Rencana Strategis Operasi Organisasi;
(3) Menyampaikan Rencana Kerja Tahun 2023
(4) Memilih dan menetapkan Pengurus PMI Kecamatan
(5) Menetapkan Pembentukan Sibat
(6) Menetapkan keputusan-keputusan lain yang dianggap perlu.

BAB III
UTUSAN MUSYAWARAH KABUPATEN
Pasal 3

(1) Musyawarah Kabupaten dihadiri oleh Peserta dan Peninjau;


(2) Peserta Musyawarah Kerja Kabupaten Terdiri dari :
a) Pengurus PMI Provinsi Banten 2 Orang
b) Pengurus PMI Kabupaten Lebak 11 orang
c) Pengurus PMI Kecamatan Se- Kabupaten Lebak 28 orang

(3) Peninjau Musyawarah Kota terdiri dari


a) Unit Donor Darah 2 Orang
b) Utusan Kecamatan 1 Orang
c) Utusan Sukarelawan 5 Orang
(4) Setiap Peserta dan Peninjau membawa Surat Tugas dari Pengurus masing
masing tingkatan
(5) Setiap Peserta dan Peninjau Wajib mengisi daftar Hadir

BAB IV
HAK DAN KEWAJIBAN PESERTA DAN PENINJAU

Pasal 4

(1) Tiap Peserta memiliki hak bicara, hak suara dan hak memilih dan di pilih;
(2) Peserta boleh mengajukan pendapat, saran dan tanggapan baik secara lisan
maupun tertulis
(3) Peninjau hanya memiliki hak bicara;
(4) Peserta dan Peninjau dapat harus mengikuti seluruh agenda rapat
(5) Peserta dan Peninjau wajib mendukung kelancaran pelaksanaan Musyawarah
Kerja PMI Kabupaten Lebak

BAB V
KELENGKAPAN MUSYAWARAH KERJA

Pasal 5

Kelengkapan Musyawarah Kabupaten terdiri dari :

1. Pimpinan Musyawarah;
2. Panitia Pengarah;
3. Panitia Pelaksana;
4. Pimpinan Sidang Pleno;
5. Pimpinan Sidang Komisi;
6. Tim perumus hasil persidangan;
7. Formatur Musyawarah Kota.

Pasal 6

(1) Pimpinan Musyawarah adalah Pengurus PMI Demisioner atau Peserta Lainnya yang di
pilih oleh peserta melalui Sidang pleno pertama
(2) Pimpinan Musyawarah bertanggungjawab atas:
a) Ketertiban, Kelancaran dan kesuksesan Musyawarah Kerja
b) Suasana kebersamaan Musyawarah Kerja

BAB VI
TATA CARA BERBICARA

Pasal 7

Demi tertib dan kelancaran persidangan tiap utusan berbicara setelah mendapatkan
ijin Pimpinan Sidang.

Pasal 8

(1) Ketentuan mengenai waktu dan juru bicara, berbicara diatur oleh pimpinan sidang;
(2) Bila juru bicara melebihi waktu yang ditetapkan, pimpinan sidang mengingatkan
pembicara agar mengakhiri pembicaraanya dan pembicara harus menaati
peringatan itu.

Pasal 9

(1) Sebelum berbicara, setiap juru bicara mendafttarkan diri pada pimpinan sidang
terlebih dahulu;
(2) Juru bicara yang belum mendaftarkan diri tidak boleh berbicara kecuali bila
menurut pimpinan sidang alasan-alasan yang dapat dipertanggungjawabkan;
(3) Untuk efisiensi waktu, maka setiap juru bicara hendaknya langsung pada pokok
permasalahanya dan disampaikan secara singkat dan jelas.

Pasl 10

Setiap Utusan dapat menyampaikan intrupsi untuk :


1. Memberikkan penjelasan tentang duduk perkara yang sebenarnya tentang masalah
yang dibicarakan;
2. Mengajukan usul prosedur mengenai ihwal yang sedang dibicarakan;
3. Memberikan penjelasan tentang masalah yang dibicarakan;
4. Mengajukan keberatan terhadap materi yang pembicara diluar masalah-masalah
yang dibahas.

Pasal 11

(1) Apabila seorang juru bicara menyimpang dari pokok pembicaraan, maka pimpinan
sidang dapat memperingatkan dan kembali pada pokok-pokok permasalahan;
(2) Apabila juru bicara dalam berbicara menggunakan kata-kata yang menyinggung
pribadi seseorang atau menganjurkan melakukan perbuatan yang bertentangan
dengan hukum, maka pimpinan sidang dapat memberikan nasihat dan
memperingatkan agar pembicara tertib kembali, serta menarik kembali kata-kata
yang menyebabkan ia diberi peringatan.

Pasal 12
(1) Apabila seorang utusan melakukan perbuatan yang menggangu ketertiban sidang,
pimpinan sidang memperingatkan agar utusan tersebut menghentikan
perbuatannya;
(2) Jika peringatan tersebut ayat 1 (satu) diatas tidak diindahkan, pimpinan sidang
dapat memerintahkan utusan tersebut untuk meninggalkan ruangan sidang.

KETENTUAN PENUTUP

Segala sesuatu yang belum diatur dalam tata tertib ini akan diputuskan oleh
Musyawarah Kerja PMI Kabupaten Lebak sejauh tidak bertentangan dengan AD-ART PMI

Pasal 13
Tata tertib ini berlaku sejak tanggal ditetapkan

Ditetapkan di : Lebak
Pada Tanggal : November 2022

Musyawarah Kerja
PALANG MERAH INDONESIA
PMI Kabupaten Lebak

Pimpinan Sidang Sekretaris

(………………………………………..) (………………………………………..)

Anda mungkin juga menyukai