Anda di halaman 1dari 49

KEBIJAKAN PENGELOLAAN

KELAPA SAWIT BERKELANJUTAN


DAN UPAYA PERCEPATAN
PENERAPAN ISPO

OLEH
DIREKTUR JENDERAL PERKEBUNAN

DISAMPAIKAN PADA
SOSIALISASI DAMPAK PEMANASAN GLOBAL
WORKSHOP PENGELOLAAN KELAPA SAWIT RAMAH
LINGKUNGAN
DAN BERKELANJUTAN
sistematika
 LATAR BELAKANG
 POTRET KELAPA SAWIT
INDONESIA
 KEBIJAKAN PEMBANGUNAN
PERKEBUNAN KELAPA SAWIT
BERKELANJUTAN INDONESIA
 PERKEMBANGAN
PENERAPAN ISPO
 UPAYA PERCEPATAN
PENERAPAN ISPO
 KESIMPULAN 2
I. LATAR BELAKANG
3
 Usaha perkebunan kelapa sawit yang diawali
dengan perkebunan rakyat melalui pola PIR
pada awal tahun 1980 an, tidak sekedar
sebagai penghasil devisa negara, penyerap
tenaga kerja, yang lebih penting lagi
merupakan tempat tumpuan utama sebagian
besar rakyat Indonesia mencari nafkah
kehidupan sebagai pekebun maupun
berbagai kegiatan terkait lainnya.
 Pengembangan kelapa sawit tahun 1980 an
dimaksud dilakukan setelah Konferensi
Stockholm tahun 1972, yang menandai4
 Dengan pertumbuhan yang sangat pesat, maka
sejak tahun 2006 Indonesia menjadi produsen
terbesar minyak sawit dunia, serta menggeser
pangsa konsumsi minyak kedelai terhadap
pangsa konsumsi minyak nabati dunia sejak
tahun 2005.
 Dibalik keberhasilan tersebut, sekaligus
dihadapi tantangan yang harus disikapi dengan
arif, yaitu kuatnya pandangan dari berbagai
kalangan, lembaga swadaya masyarakat
termasuk dari negara produsen minyak nabati
lain yang mencitrakan bahwa pengembangan
kelapa sawit Indonesia berdampak merusak5
II. POTRET
KELAPA SAWIT
INDONESIA

6
CAPAIAN KINERJA PEMBANGUNAN
KELAPA SAWIT INDONESIA
7

bhn paparan di yogya


AREAL (Ha)
NO TAHUN
PR % PB % JUMLAH %
1 1970 - - 133.298 100 100
133.298
2 1980 2 288.385 98 100
6.175 294.560
3 1990 26 835.339 74 100
291.338 1.126.677
4 2000 28 2.991.319 72 100
1.166.758 4.158.077
5 2010 40 4.998.137 60 100
3.387.257 8.385.394
6 2011 42 5240344 58 100
3.752.480 8.992.824
7 2012 43 5.435.095 100
4.137.620 57 9.572.715
Keterangan : *) angka sementara
8 2013*)
**) angka estimasi 44 5595028 56 100
4.415.796
PR = Perkebunan Rakyat
10.010.824
PB = Perkebunan Besar 8
9 2014**) 44 5.667.771 56 100
4.543.121
Sumber : Statistik Ditjernbun 2013 10.210.892
LUAS AREAL KELAPA SAWIT BERDASARKAN PENGUSAHAAN (2012)
Luas Areal
No Provinsi
PR PBN PBS Total
1 Aceh 195.639 33.713 134.308 363.660
2 Sumatera Utara 416.541 310.505 465.420 1.192.466
3 Sumatera Barat 177.389 12.357 187.112 376.858
4 Riau 1.297.294 70.740 669.699 2.037.733
5 Kep. Riau 1.265 - 7.667 8.932
6 Jambi 427.950 25.179 234.763 687.892
7 Sumatera Selatan 372.439 48.370 400.582 821.391
8 Kep. Bangka Belitung 60.568 - 137.018 197.586
9 Bengkulu 193.839 4.677 111.207 309.723
10 Lampung 86.119 15.803 42.544 144.466
11 Jawa Barat 179 5.432 3.428 9.039
12 Banten 7.628 11.396 1.020 20.044
13 Kalimantan Barat 293.306 57.782 533.987 885.075
14 Kalimantan Tengah 158.696 700 865.577 1.024.973
15 Kalimantan Selatan 67.564 11.142 344.502 423.208
16 Kalimantan Timur 216.720 43097 456.845 716.662
17 Sulawesi Tengah 62.377 6.394 43.890 112.661
18 Sulawesi Selatan 23.413 6.772 11.797 41.982
19 Sulawesi Barat 47.997 - 46.822 94.819
20 Sulawesi Tenggara 5.538 3.877 30.626 40.041
21 Papua 14.244 12.399 13.285 39.928
22 Papua Barat 10.915 2.891 9.769 23.575
  TOTAL 4.137.620 683.227 4.751.868 9.572.715
PRODUKSI (Ton)
NO TAHUN
PR % PB % JUMLAH %
1 1970 - - 216.827 100 216.827 100
2 1980 770 0,11 720.402 99,89 721.172 100
3 1990 376.950 15,62 2.035.662 84,38 2.412.612 100
4 2000 27,22 5.094.855 72,78 7.000.508 100
1.905.653
5 2010 8.458.709 38,52 13.499.410 61,48 21.958.119 100
6 2011 8.797.924 38,09 14.298.617  
61,91 23.096.541
7 2012 35,35 16.817.790 64,65 26.015.518 100
9.197.728
8 2013*) 34,26 65,74  
9.504.981 18.241.144 27.746.125
9 2014**) 9.786.567 33,16 19.726.198 66,84 29.512.765 100
Keterangan : *) angka sementara
**) angka estimasi
PR = Perkebunan Rakyat
PB = Perkebunan Besar 10
Sumber : Statistik Ditjernbun 2013
PRODUKTIVITAS KELAPA SAWIT
Produktivitas CPO/Ha/Tahun, Tahun 2012

No. Uraian Ton/Ha/Thn


1. Perkebunan Rakyat 3,2

2. Perkebunan Besar Negara 4,1

3. Perkebunan Besar Swasta 4,7

Rata-rata 4

Potensi

No. Uraian Ton Minyak/Ha

1. Best Experimental Plot 8,6

2. Selected Progeny 12,2

3. Individual Palm 13,6


4. Max Theoritical Yield 18,2
VOLUME & NILAI EKSPOR MINYAK SAWIT
2007 - 2012

VOLUME (000/ton) VALUE (Thousand US$)


NO TAHUN Minyak Minyak Minyak Minyak
  Sawit Sawit Total Sawit Sawit Total
(CPO) Lainnya (CPO) Lainnya
1 2007 5.701 6.174 11.875 3.739 4.130 7.869
 2 2008 7.904 6.387 14.291 6.561 5.814 12.375
 3 2009 11.120 5.709 16.829 6.710 3.658 10.368
 4 2010 11.158 5.134 16.292 9.085 4.384 13.469
 5 2011 10.428 6.008 16.436 10.960 6.300 17.261
6 2012  7.263 11.588 18.850 6.677 10.926 17.603

12
II. KEBIJAKAN PEMBANGUNAN
PERKEBUNAN KELAPA SAWIT BERKELANJUTAN

13 13
Apa yang dimaksud pembangunan
berkelanjutan ?

Merupakan upaya sadar dan terencana yang memadukan


aspek lingkungan hidup, sosial, dan ekonomi kedalam
strategi pembangunan untuk menjamin keutuhan
lingkungan hidup serta keselamatan, kemampuan,
kesejahteraan, dan mutu hidup generasi masa kinidan
generasi masa depan (Undang-Undang LH no. 32 Tahun
2009)

14
Kenapa Isue negatif pada kelapa sawit gencar?
15

1. Minyak kelapa sawit adalah salah satu minyak nabati dunia (kedelai,
bunga matahari, rapeseed, minyak kelapa, dll) yang paling efisien
(produktivitas dan biaya produksi)
2. Kelapa sawit merupakan tanaman tahunan dan diproduksi oleh negara
berkembang di wilayah tropis, sedangkan minyak nabati lainnya
merupakan tanaman semusim, diproduksi negara maju di wilayah sub
tropis;
3. Saat ini dikonsumsi lebih dari 160 negara di dunia, yang sejak th 2005,
pangsa pasar minyak kelapa sawit menggeser pangsa minyak kedelai
(sebelumnya pangsa minyak kedelai terbesar diantara minyak nabati);
4. Luas tanaman kedelai dunia = 93 juta ha, rapeseed = 27 juta ha, bunga
matahari = 23 juta ha, dan kelapa sawit = 10 juta ha (TM);
5. Pengolahan tanah kelapa sawit 25 th sekali, kedelai 4 bulan sekali;
6. Produksi indonesia & malaysia 86% dari produksi dunia. Sejak th 2006,
indonesia menjadi negara produsen terbesar di dunia;
 Kesadaran dan keprihatinan global atas kerusakan
lingkungan telah dibahas pada: (i). Konferensi
Stockholm (1972); Konferensi Rio de Janiero (1992);
(iii). Pertemuan puncak dunia tentang Pembangunan
Berkelanjutan di Johannes Berg (2002)
 Seperti halnya pada tingkat global, di Indonesia juga
berlangsung langkah legislasi dan konstitusionalisasi
kebijakan lingkungan hidup dalam ketentuan
perundang-undangan. Sesuai fungsi masing-masing
kementerian/lembaga, telah diterbitkan ketentuan
tentang pelestarian lingkungan.

16
 Mengingat bentuknya sejajar sebagai UU,
dipandang kurang kuat, masing-masing tidak
merasa tunduk, maka dipandang perlu
ditingkatkan. Untuk itu dilakukan amandemen
ke-4 UUD 1945, 2002, pasal 33, ayat (4)
berbunyi: perekonomian nasional
diselenggarakan berdasar atas demokrasi
ekonomi dengan prinsip kebersamaan,
efisiensi, berkeadilan, berkelanjutan,
berwawasan lingkungan, kemandirian, serta
dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan
kesatuan ekonomi nasional;
17
 Kemudian dilakukan perubahan dan
penyesuaian ketentuan berbagai instansi
terkait sebagai amanat UUD 1945, pasca
amandemen, antara lain UU Lingkungan
Hidup.
 Pembangunan perkebunan kelapa sawit
merupakan pembangunan lintas sektor,
sehingga harus tunduk dan patuh pada
seluruh ketentuan/perundangan seluruh
instansi terkait yang berlaku, tidak hanya
dibidang pertanian/perkebunan saja.

18
 Dengan maksud agar mengikat secara utuh untuk
pembangunan perkebunan kelapa sawit secara
lestari/berkelanjutan, maka ketentuan terkait diikat
dalam satu ketentuan, yaitu ISPO
 Penerapan ISPO adalah penerapan semua
ketentuan terkait yang berlaku di indonesia dan
diberikan sertifikat bagi yang telah memenuhi
ketentuan dan akan ditindak bagi yang melanggar
 ISPO secara resmi berlaku mulai Maret 2011 dan
perusahaan perkebunan kelapa sawit dalam waktu
paling lambat s.d. 31 Desember 2014 harus sudah
melaksanakan usaha sesuai Permentan 19/2011

19
KETENTUAN YANG TELAH DITERBITKAN
20

o Peraturan Menteri Pertanian Nomor


19/Permentan/OT.140/3/2011 tentang
ISPO untuk perusahaan perkebunan
o Keputusan Menteri Pertanian nomor :
4235/Kpts/OT.160/10/2011 tgl. 12
Oktober 2011 tentang Keanggotaan Komisi
ISPO
KETENTUAN YANG TELAH DITERBITKAN
21

o Keputusan Direktur Jenderal Perkebunan Nomor :


213/Kpts/OT.140/10/2011 tanggal 31 Oktober 2011
tentang Keanggotaan Tim Penilai ISPO dan revisi
Keputusan Direktur Jenderal Perkebunan Nomor
112/Kpts/OT.140/3/2012

o Keputusan Direktur Jenderal Perkebunan Nomor :


83/Kpts/OT.160/2/2013 tanggal 11 Pebruari 2013
tentang Keanggotaan Sekretariat Komisi ISPO
Pelaku usaha yang dinilai ?
22

 Perkebunan Besar  Permentan 19/2011


 Perkebunan Rakyat  dalam proses
* Kebun Plasma/Mitra
* Kebun Swadaya
Pra-syarat audit ISPO?
23

 Kebun Kelas I, Kelas II dan Kelas III,


dapat mengajukan audit ISPO
 Kebun kelas IV dan Kelas V, belum
dapat mengajukan audit ISPO, perlu
melaksanakan saran perbaikan
MATERI ISPO

24 24
Prinsip dan Kriteria ISPO
7 Prinsip ISPO :
1. Sistem Perizinan dan Manajemen

Perkebunan.
2. Penerapan Pedoman Teknis Budidaya dan

Pengolahan Kelapa Sawit.


3. Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan.

4. Tanggung Jawab Terhadap Pekerja.

5. Tanggung Jawab Sosial dan Komunitas.

6. Pemberdayaan Kegiatan Ekonomi

Masyarakat.
7. Peningkatan Usaha Secara Berkelanjutan.
Kriteria dan Indikator
26

 Jumlah Kriteria : 41
 Jumlah Indikator : 128
 Semua indikator bernilai sama, tidak
ada major atau minor
Persyaratan Sertifikasi ?
27

 Kepatuhan terhadap aspek


hukum, ekonomi, lingkungan dan
sosial sebagaimana diatur dalam
peraturan perundangan yang
berlaku, dan sanksi bagi yang
melanggar
SISTEM SERTIFIKASI P&C ISPO

1. Untuk Perkebunan Besar


2. Untuk Perkebunan Rakyat

PERKEBUNAN BESAR
 Penilaian kebun sebagai prasyarat diproses ISPO
 Standar (persyaratan) yang digunakan.
 Pelaku Usaha yang Dinilai
 Persyaratan Akreditasi : mekanisme persetujuan dan
pengawasan lembaga sertifikasi.
 Kemampuan khusus Tim Penilai
 Proses penilaian kesesuaian/assessment
 Proses pengakuan sertifikat ISPO
 Pengakuan ISPO terhadap sistem sertifikasi lainnya
 Keluhan
28 28
MEKANISME SERTIFIKASI ISPO
•Izin IUP, IUP-B, IUP-P, HGU
1. PERUSAHAAN PERKEBUNAN •Termasuk kebun kelas I, II, III,

Tidak memenuhi 22. LEMBAGA


LEMBAGA SERTIFIKASI
SERTIFIKASI
syarat INDEPENDEN

3. PERMOHONAN
3. PERMOHONAN KE
KE KOMISI
KOMISI ISPO
ISPO
UNTUK MENDAPATKAN
PENGAKUAN ISPO

4
4. SEKRETARIAT KOMISI ISPO Sekretariat memberi tahu
MENILAI KELENGKAPAN DOKUMEN Tidak
lengkap pemohon untuk memenuhi
kelengkapan

Dokumen lengkap 5. TIM PENILAI ISPO

6. REKOMENDASI ditolak
HASIL PENILAIAN

7.
7. PENGAKUAN
PENGAKUAN SERTIFIKAT
SERTIFIKAT ISPO
ISPO YG
YG
DITERBITKAN LS OLEH KOMISI ISPO
DITERBITKAN LS OLEH KOMISI ISPO
DAN DIUMUMKAN
KE PUBLIK MELALUI WEBSITE ISPO

29
ORGANISASI KOMISI ISPO

KOMISI ISPO

TIM PENILAI

SEKRETARIAT

KOORDINATOR KOORDINATOR KOORDINATOR


KOORDINATOR
TEKNIS/ ADVOKASI/ PENYELESAIAN
ADMINISTRASI
PENELUSURAN PROMOSI SENGKETA

30
IV. PERKEMBANGAN
PENERAPAN ISPO

31
KEGIATAN YANG TELAH DILAKSANAKAN
S.D TAHUN 2014
1. Prasyarat untuk dapat mengajukan permohonan sertifikasi
ISPO adalah perusahaan perkebunan kelapa sawit harus sudah
mendapatkan penetapan kelas kebun I, II atau III sesuai
Permentan Nomor 07 Tahun 2009 tentang Pedoman Penilaian
Usaha Perkebunan.
kelas I : 137 perusahaan
kelas II : 383 perusahaan
kelas III : 361 perusahaan
Total : 881 perusahaan
2.Terdapat 40 Perusahaan Perkebunan Kelapa Sawit yang telah
terbit sertifikatnya, 19 Perusahaan sedang dalam proses
mendapatkan pengakuan (approval) Komisi ISPO dan 73
Perusahaan dalam proses penilaian dan verifikasi laporan
auditnya 32
KEGIATAN YANG TELAH DILAKSANAKAN
S.D TAHUN 2014
Perusahaan yang telah diaudit oleh LS dan Memperoleh
Pengakuan Komisi ISPO :
1)PT. Musim Mas (Pangkalan Lesung), Provinsi Riau
2)PT. Musim Mas (Batang Kulim), Provinsi Riau
3)PT. Laguna Mandiri, Provinsi Kalimantan Selatan
4)PT. Swadaya Andika, Provinsi Kalimantan Selatan
5)PT. Perkebunan Nusantara V (Tandun), Provinsi Riau
6)PT. Hindoli Provinsi, Sumatera Selatan
7)PT. Gunung Sejahtera Dua Indah, Provinsi Kalteng
8)PT. Gunung Sejahtera Ibu Pertiwi, Provinsi Kalteng
9)PT. Sari Aditya Loka 1, Provinsi Jambi
10)PT. Ivomas Tunggal (Samsam), Provinsi Riau
33
KEGIATAN YANG TELAH DILAKSANAKAN
S.D TAHUN 2014
11) PT. Kimia Tirta Utama
12) PT. Kencana Sawit Indonesia
13) PT. Sawit Sumbermas Sarana
14) PT. Meridan Sejatisurya Plantation
15) PT. Ivomas Tunggal (unit Tanjung)
16) PT. PP London Sumatera Indonesia, Tbk
(unit Turangie)
17) PT. Paripurna Swakarsa
18) PT.Inti Indosawit Subur
19) PT. Kalimantan Sawit Kusuma
20)PT. Agrowiyana/ Agro Mitra Madani
34
KEGIATAN YANG TELAH DILAKSANAKAN
S.D TAHUN 2014
35
21) PT. Swakarsa Sinarsentosa
22) PT. Steelindo Wahana Perkasa
23) PT. Patiware
24) PT. Ivomas Tunggal (Libo)
25) PT. Agro Wiratama
26) PT. Ekadura Indonesia
27) PT. Tania Selatan (Burnai Timur)
28) PT. Arindo Tri Sejahtera
29) PT. Gersindo Minang Plantation
30) PT. Buana Karya Bhakti (PKS Batulaki)
KEGIATAN YANG TELAH DILAKSANAKAN
S.D TAHUN 2014
36
31) PT. Gawi Bahandep Sawit Mekar
32) PT. Pangkatan Indonesia (Evans)
33) PT. Surya Indah Nusantara Pagi
34) PT. Aek Tarum
35) PT. Gunung Tua Abadi
36) PT. Telaga Hikmah
37) PT. SMART, Tbk. (Padang Halaban)
38) PT. Surya Inti Raya
39) PT. Sari Lembah Subur
40) PT. United Kingdom Indonesia Plantation
Lanjutan ...

37

Perusahaan yang telah mendapat rekomendasi Tim Penilai


untuk memperoleh Pengakuan Komisi ISPO :
1)PT. Ramajaya Pramukti – Ivomas Tunggal,
2)PT. Buana Wiralestari Mas (PKS Kijang),
3)PT. Laguna Mandiri (PKS Betung),
4)PT. Buana Wiralestari Mas (PKS Nagasakti),
5)PT. Sumber Indah Perkasa,
6)PT. Tapian Nadenggan (PKS Langga Payung),
7)PT. Sampoerna Agro (Selapan Jaya
8)PT. Mutiara Bunda Jaya,
9)PT. Sahabat Mewah dan Makmur,
10)PT. Indotruba Tengah (PKS Sekunyir),
Lanjutan ...

38

11) PT. Dharma Satya Nusantara, Tbk-PKS 2,


12) PT. Dharma Satya Nusantara, Tbk-PKS 3,
13) PT. Pancasurya Agrindo,
14) PT. Subur Arum Makmur,
15) PT. Bumipalma Lestari Persada,
16) PT. Gunung Sejahtera Puti Pesona,
17) PT. AMP Plantation,
18) PT. Buanawira Lestarimas,
19) PT. Surya Panen Subur,
KEGIATAN YANG TELAH DILAKSANAKAN
S.D TAHUN 2014
3.39 Pelatihan Auditor ISPO: yang telah dilatih dan lulus sampai
dengan Mei 2014 sebanyak 52 orang
4. Pelatihan fasilitator ISPO (Disbun) tanggal 1–6 April 2013 dengan
peserta petugas Dinas yang membidangi perkebunan tingkat
provinsi dan Kabupaten sebanyak 30 orang
5. Lembaga Sertifikasi (LS) ISPO yang telah memperoleh pengakuan
dan terbit Surat Keputusan Ketua Komisi ISPO sebanyak
11 (sebelas) LS
6. Ketentuan ISPO untuk petani plasma/mitra dan petani swadaya
sudah disusun P & C untuk petani plasma/mitra telah dilakukan
uji lapang di beberapa perusahaan perkebunan yang memiliki
plasma/mitra dengan berbagai model kerjasama dan sudah
dilakukan sosialisasi ISPO untuk plasma di 22 propinsi sentra
pengembangan kelapa sawit.
39
KEGIATAN YANG TELAH DILAKSANAKAN
S.D TAHUN 2014
40

7. Proses revisi Peraturan Menteri Pertanian Nomor


19/Permentan/OT.140/3/2011 tentang ISPO untuk perusahaan
perkebunan, terkait terbitnya Peraturan Menteri Pertanian Nomor
98/Permentan/OT.140/9/2013 tentang Izin Usaha Perkebunan,
Inpres No. 6 Tahun 2013 tentang Penundaan Izin Baru Dan
Penyempurnaan Tata Kelola Hutan Alam Primer Dan Lahan
Gambut, dan penerapan high conservation value atau nilai
konservasi tinggi

40
UPAYA PERCEPATAN SERTIFIKASI ISPO
1. Meningkatkan sosialisasi ISPO dalam negeri di Pusat dan Daerah (seluruh
propinsi sentra pengembangan kelapa sawit).
2. Surat Menteri Pertanian kepada Perusahaan Perkebunan nomor:
19/KP.430/M/1/2014, tanggal 27 Januari 2014
3. Surat Direktur Jenderal Perkebunan kepada Perusahaan Perkebunan
nomor: 98/KP.430/E/2/2014, tanggal 5 Februari 2014
4. Surat Direktur Jenderal Perkebunan kepada Kadisbun Propinsi dan
Kabupaten/Kota penghasil kelapa sawit seluruh Indonesia, nomor:
41/HK.330/E/1/2014, tanggal 16 Januari 2014
5. MoU Antara Direktorat Jenderal Perkebunan dengan Lembaga Pendidikan
Perkebunan (LPP) Yogyakarta dalam rangka mendorong percepatan
implementasi ISPO
6. Workshop percepatan sertifikasi ISPO di LPP Yogyakarta, tgl 28
Februari 2014, dengan mengundang perusahaan perkebunan kelapa sawit
UPAYA PERCEPATAN SERTIFIKASI ISPO

7. Penambahan jumlah auditor.


Meningkatkan pelatihan auditor ISPO dengan melaksanakan
5 (lima) pelatihan dalam setahun diikuti dengan lokakarya dan seminar
mengenai ISPO

8. Pengajuan sertifikasi oleh perusahaan perkebunan


kelapa sawit
Rencana ini telah disosialisasikan tetapi dengan prinsip imparsial dan
transparansi yang dianut oleh ISPO (sesuai dengan standar ISO), maka
perusahaan perkebunan kelapa sawit tidak dapat dipaksa untuk disertifikasi
sesuai dengan ketentuan ISO dengan batas waktu 31 Desember 2014.
UPAYA PERCEPATAN SERTIFIKASI ISPO

9. Rencana Aksi Sertifikasi


Program percepatan sertifikasi ISPO untuk tahun 2014 adalah:
a. Sosialisasi percepatan sertifikasi ISPO dengan LS dan meminta
kepada LS yang baru ditunjuk oleh Komisi ISPO untuk
melakukan promosi agar dapat lebih dikenal oleh perusahaan
perkebunan kelapa sawit;
b. Meningkatkan pelatihan auditor ISPO, kemudian diikuti dengan
lokakarya dan seminar mengenai ISPO;
c. Menyebarkan informasi mengenai sertifikasi ISPO melalui
internet;
UPAYA PERCEPATAN SERTIFIKASI ISPO

d. Proses sertifikasi ISPO dibantu oleh tenaga dari luar, namun


jumlah laporan yang masuk yang tidak seimbang dengan tenaga
verifikasi dan perbaikan oleh lembaga sertifikasi membutuhkan
waktu yang cukup lama;
e. Pendekatan dan menulis surat kepada Badan Pertanahan Nasional
(BPN) dan Kementerian Kehutanan untuk mempercepat proses
penerbitan HGU dan izin pelepasan kawasan hutan;

Hal ini diharapkan dapat menarik perhatian pengusaha perkebunan


kelapa sawit untuk mempercepat pelaksanaan sertifikasi ISPO
UPAYA PERCEPATAN SERTIFIKASI ISPO

10. Pembentukan forum Lembaga Sertifikasi ISPO


Beberapa waktu yang lalu Asosiasi Lembaga Sertifikasi Indonesia
(ALSI) telah mengadakan pertemuan dengan Sekretariat Komisi
ISPO dan dalam pertemuan tersebut ALSI menyatakan mendukung
penuh pelaksanaan sertifikasi ISPO dan saat ini mendorong
anggotanya untuk mempercepat proses audit sertifikasi

11. Penguatan Sekretariat Komisi ISPO


Saat ini Sekretariat Komisi ISPO didukung oleh 8 (delapan) orang.
Hal ini perlu diperkuat dengan tenaga profesional dari luar
(eksternal) dan biaya operasional Sekretariat Komisi ISPO perlu
disesuaikan dengan beban tugasnya
UPAYA PERCEPATAN SERTIFIKASI ISPO

12. Kerjasama dengan Badan Standardisasi Nasional


(BSN)
Kerjasama dengan BSN terus dibina

13. Notifikasi ISPO ke WTO


Tidak dapat dilakukan karena standar keberlanjutan (sustainablility) tidak
ada didalam artikel WTO

14. Insentif Pengurangan Bea Keluar


Surat usulan pengurangan Bea Keluar dari Menteri Pertanian RI dengan
nomor 76/PP.220/M/3/2014tanggal 25 Maret 2014 mengenai
Pengurangan Bea Keluar (BK) CPO telah disampaikan kepada
Mentero Perdagangan RI
KESIMPULAN

Mempertimbangkan bahwa
sertifikat berkelanjutan
akan menjadi
norma/persyaratan
perdagangan dunia, maka
didorong semua pelaku
usaha segera menerapkan
ISPO
47
48

TERIMA KASIH
48
KEGIATAN YANG TELAH DILAKSANAKAN
S.D TAHUN 2014
10. Lembaga Sertifikasi (LS) ISPO yang telah memperoleh
pengakuan dan terbit Surat Keputusan Ketua Komisi
ISPO sebanyak 11 (sebelas) LS, yaitu:
a. PT. Mutu Agung Lestari
b. PT. Sucofindo (Persero)
c. PT. TUV NORD Indonesia
d. PT. TUV Rheinland Indonesia
e. PT. SAI Global Indonesia
f. PT. Mutu Hijau Indonesia
g. PT. SGS Indonesia
h. PT. BSI Indonesia
i. PT. Lloyd’s Register Indonesia
j. PT. Mutu Indonesia Strategis Berkelanjutan Indonesia
k. PT. AJA Sertifikasi Indonesia 49

Anda mungkin juga menyukai