OLEH
DIREKTUR JENDERAL PERKEBUNAN
DISAMPAIKAN PADA
SOSIALISASI DAMPAK PEMANASAN GLOBAL
WORKSHOP PENGELOLAAN KELAPA SAWIT RAMAH
LINGKUNGAN
DAN BERKELANJUTAN
sistematika
LATAR BELAKANG
POTRET KELAPA SAWIT
INDONESIA
KEBIJAKAN PEMBANGUNAN
PERKEBUNAN KELAPA SAWIT
BERKELANJUTAN INDONESIA
PERKEMBANGAN
PENERAPAN ISPO
UPAYA PERCEPATAN
PENERAPAN ISPO
KESIMPULAN 2
I. LATAR BELAKANG
3
Usaha perkebunan kelapa sawit yang diawali
dengan perkebunan rakyat melalui pola PIR
pada awal tahun 1980 an, tidak sekedar
sebagai penghasil devisa negara, penyerap
tenaga kerja, yang lebih penting lagi
merupakan tempat tumpuan utama sebagian
besar rakyat Indonesia mencari nafkah
kehidupan sebagai pekebun maupun
berbagai kegiatan terkait lainnya.
Pengembangan kelapa sawit tahun 1980 an
dimaksud dilakukan setelah Konferensi
Stockholm tahun 1972, yang menandai4
Dengan pertumbuhan yang sangat pesat, maka
sejak tahun 2006 Indonesia menjadi produsen
terbesar minyak sawit dunia, serta menggeser
pangsa konsumsi minyak kedelai terhadap
pangsa konsumsi minyak nabati dunia sejak
tahun 2005.
Dibalik keberhasilan tersebut, sekaligus
dihadapi tantangan yang harus disikapi dengan
arif, yaitu kuatnya pandangan dari berbagai
kalangan, lembaga swadaya masyarakat
termasuk dari negara produsen minyak nabati
lain yang mencitrakan bahwa pengembangan
kelapa sawit Indonesia berdampak merusak5
II. POTRET
KELAPA SAWIT
INDONESIA
6
CAPAIAN KINERJA PEMBANGUNAN
KELAPA SAWIT INDONESIA
7
Rata-rata 4
Potensi
12
II. KEBIJAKAN PEMBANGUNAN
PERKEBUNAN KELAPA SAWIT BERKELANJUTAN
13 13
Apa yang dimaksud pembangunan
berkelanjutan ?
14
Kenapa Isue negatif pada kelapa sawit gencar?
15
1. Minyak kelapa sawit adalah salah satu minyak nabati dunia (kedelai,
bunga matahari, rapeseed, minyak kelapa, dll) yang paling efisien
(produktivitas dan biaya produksi)
2. Kelapa sawit merupakan tanaman tahunan dan diproduksi oleh negara
berkembang di wilayah tropis, sedangkan minyak nabati lainnya
merupakan tanaman semusim, diproduksi negara maju di wilayah sub
tropis;
3. Saat ini dikonsumsi lebih dari 160 negara di dunia, yang sejak th 2005,
pangsa pasar minyak kelapa sawit menggeser pangsa minyak kedelai
(sebelumnya pangsa minyak kedelai terbesar diantara minyak nabati);
4. Luas tanaman kedelai dunia = 93 juta ha, rapeseed = 27 juta ha, bunga
matahari = 23 juta ha, dan kelapa sawit = 10 juta ha (TM);
5. Pengolahan tanah kelapa sawit 25 th sekali, kedelai 4 bulan sekali;
6. Produksi indonesia & malaysia 86% dari produksi dunia. Sejak th 2006,
indonesia menjadi negara produsen terbesar di dunia;
Kesadaran dan keprihatinan global atas kerusakan
lingkungan telah dibahas pada: (i). Konferensi
Stockholm (1972); Konferensi Rio de Janiero (1992);
(iii). Pertemuan puncak dunia tentang Pembangunan
Berkelanjutan di Johannes Berg (2002)
Seperti halnya pada tingkat global, di Indonesia juga
berlangsung langkah legislasi dan konstitusionalisasi
kebijakan lingkungan hidup dalam ketentuan
perundang-undangan. Sesuai fungsi masing-masing
kementerian/lembaga, telah diterbitkan ketentuan
tentang pelestarian lingkungan.
16
Mengingat bentuknya sejajar sebagai UU,
dipandang kurang kuat, masing-masing tidak
merasa tunduk, maka dipandang perlu
ditingkatkan. Untuk itu dilakukan amandemen
ke-4 UUD 1945, 2002, pasal 33, ayat (4)
berbunyi: perekonomian nasional
diselenggarakan berdasar atas demokrasi
ekonomi dengan prinsip kebersamaan,
efisiensi, berkeadilan, berkelanjutan,
berwawasan lingkungan, kemandirian, serta
dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan
kesatuan ekonomi nasional;
17
Kemudian dilakukan perubahan dan
penyesuaian ketentuan berbagai instansi
terkait sebagai amanat UUD 1945, pasca
amandemen, antara lain UU Lingkungan
Hidup.
Pembangunan perkebunan kelapa sawit
merupakan pembangunan lintas sektor,
sehingga harus tunduk dan patuh pada
seluruh ketentuan/perundangan seluruh
instansi terkait yang berlaku, tidak hanya
dibidang pertanian/perkebunan saja.
18
Dengan maksud agar mengikat secara utuh untuk
pembangunan perkebunan kelapa sawit secara
lestari/berkelanjutan, maka ketentuan terkait diikat
dalam satu ketentuan, yaitu ISPO
Penerapan ISPO adalah penerapan semua
ketentuan terkait yang berlaku di indonesia dan
diberikan sertifikat bagi yang telah memenuhi
ketentuan dan akan ditindak bagi yang melanggar
ISPO secara resmi berlaku mulai Maret 2011 dan
perusahaan perkebunan kelapa sawit dalam waktu
paling lambat s.d. 31 Desember 2014 harus sudah
melaksanakan usaha sesuai Permentan 19/2011
19
KETENTUAN YANG TELAH DITERBITKAN
20
24 24
Prinsip dan Kriteria ISPO
7 Prinsip ISPO :
1. Sistem Perizinan dan Manajemen
Perkebunan.
2. Penerapan Pedoman Teknis Budidaya dan
Masyarakat.
7. Peningkatan Usaha Secara Berkelanjutan.
Kriteria dan Indikator
26
Jumlah Kriteria : 41
Jumlah Indikator : 128
Semua indikator bernilai sama, tidak
ada major atau minor
Persyaratan Sertifikasi ?
27
PERKEBUNAN BESAR
Penilaian kebun sebagai prasyarat diproses ISPO
Standar (persyaratan) yang digunakan.
Pelaku Usaha yang Dinilai
Persyaratan Akreditasi : mekanisme persetujuan dan
pengawasan lembaga sertifikasi.
Kemampuan khusus Tim Penilai
Proses penilaian kesesuaian/assessment
Proses pengakuan sertifikat ISPO
Pengakuan ISPO terhadap sistem sertifikasi lainnya
Keluhan
28 28
MEKANISME SERTIFIKASI ISPO
•Izin IUP, IUP-B, IUP-P, HGU
1. PERUSAHAAN PERKEBUNAN •Termasuk kebun kelas I, II, III,
3. PERMOHONAN
3. PERMOHONAN KE
KE KOMISI
KOMISI ISPO
ISPO
UNTUK MENDAPATKAN
PENGAKUAN ISPO
4
4. SEKRETARIAT KOMISI ISPO Sekretariat memberi tahu
MENILAI KELENGKAPAN DOKUMEN Tidak
lengkap pemohon untuk memenuhi
kelengkapan
6. REKOMENDASI ditolak
HASIL PENILAIAN
7.
7. PENGAKUAN
PENGAKUAN SERTIFIKAT
SERTIFIKAT ISPO
ISPO YG
YG
DITERBITKAN LS OLEH KOMISI ISPO
DITERBITKAN LS OLEH KOMISI ISPO
DAN DIUMUMKAN
KE PUBLIK MELALUI WEBSITE ISPO
29
ORGANISASI KOMISI ISPO
KOMISI ISPO
TIM PENILAI
SEKRETARIAT
30
IV. PERKEMBANGAN
PENERAPAN ISPO
31
KEGIATAN YANG TELAH DILAKSANAKAN
S.D TAHUN 2014
1. Prasyarat untuk dapat mengajukan permohonan sertifikasi
ISPO adalah perusahaan perkebunan kelapa sawit harus sudah
mendapatkan penetapan kelas kebun I, II atau III sesuai
Permentan Nomor 07 Tahun 2009 tentang Pedoman Penilaian
Usaha Perkebunan.
kelas I : 137 perusahaan
kelas II : 383 perusahaan
kelas III : 361 perusahaan
Total : 881 perusahaan
2.Terdapat 40 Perusahaan Perkebunan Kelapa Sawit yang telah
terbit sertifikatnya, 19 Perusahaan sedang dalam proses
mendapatkan pengakuan (approval) Komisi ISPO dan 73
Perusahaan dalam proses penilaian dan verifikasi laporan
auditnya 32
KEGIATAN YANG TELAH DILAKSANAKAN
S.D TAHUN 2014
Perusahaan yang telah diaudit oleh LS dan Memperoleh
Pengakuan Komisi ISPO :
1)PT. Musim Mas (Pangkalan Lesung), Provinsi Riau
2)PT. Musim Mas (Batang Kulim), Provinsi Riau
3)PT. Laguna Mandiri, Provinsi Kalimantan Selatan
4)PT. Swadaya Andika, Provinsi Kalimantan Selatan
5)PT. Perkebunan Nusantara V (Tandun), Provinsi Riau
6)PT. Hindoli Provinsi, Sumatera Selatan
7)PT. Gunung Sejahtera Dua Indah, Provinsi Kalteng
8)PT. Gunung Sejahtera Ibu Pertiwi, Provinsi Kalteng
9)PT. Sari Aditya Loka 1, Provinsi Jambi
10)PT. Ivomas Tunggal (Samsam), Provinsi Riau
33
KEGIATAN YANG TELAH DILAKSANAKAN
S.D TAHUN 2014
11) PT. Kimia Tirta Utama
12) PT. Kencana Sawit Indonesia
13) PT. Sawit Sumbermas Sarana
14) PT. Meridan Sejatisurya Plantation
15) PT. Ivomas Tunggal (unit Tanjung)
16) PT. PP London Sumatera Indonesia, Tbk
(unit Turangie)
17) PT. Paripurna Swakarsa
18) PT.Inti Indosawit Subur
19) PT. Kalimantan Sawit Kusuma
20)PT. Agrowiyana/ Agro Mitra Madani
34
KEGIATAN YANG TELAH DILAKSANAKAN
S.D TAHUN 2014
35
21) PT. Swakarsa Sinarsentosa
22) PT. Steelindo Wahana Perkasa
23) PT. Patiware
24) PT. Ivomas Tunggal (Libo)
25) PT. Agro Wiratama
26) PT. Ekadura Indonesia
27) PT. Tania Selatan (Burnai Timur)
28) PT. Arindo Tri Sejahtera
29) PT. Gersindo Minang Plantation
30) PT. Buana Karya Bhakti (PKS Batulaki)
KEGIATAN YANG TELAH DILAKSANAKAN
S.D TAHUN 2014
36
31) PT. Gawi Bahandep Sawit Mekar
32) PT. Pangkatan Indonesia (Evans)
33) PT. Surya Indah Nusantara Pagi
34) PT. Aek Tarum
35) PT. Gunung Tua Abadi
36) PT. Telaga Hikmah
37) PT. SMART, Tbk. (Padang Halaban)
38) PT. Surya Inti Raya
39) PT. Sari Lembah Subur
40) PT. United Kingdom Indonesia Plantation
Lanjutan ...
37
38
40
UPAYA PERCEPATAN SERTIFIKASI ISPO
1. Meningkatkan sosialisasi ISPO dalam negeri di Pusat dan Daerah (seluruh
propinsi sentra pengembangan kelapa sawit).
2. Surat Menteri Pertanian kepada Perusahaan Perkebunan nomor:
19/KP.430/M/1/2014, tanggal 27 Januari 2014
3. Surat Direktur Jenderal Perkebunan kepada Perusahaan Perkebunan
nomor: 98/KP.430/E/2/2014, tanggal 5 Februari 2014
4. Surat Direktur Jenderal Perkebunan kepada Kadisbun Propinsi dan
Kabupaten/Kota penghasil kelapa sawit seluruh Indonesia, nomor:
41/HK.330/E/1/2014, tanggal 16 Januari 2014
5. MoU Antara Direktorat Jenderal Perkebunan dengan Lembaga Pendidikan
Perkebunan (LPP) Yogyakarta dalam rangka mendorong percepatan
implementasi ISPO
6. Workshop percepatan sertifikasi ISPO di LPP Yogyakarta, tgl 28
Februari 2014, dengan mengundang perusahaan perkebunan kelapa sawit
UPAYA PERCEPATAN SERTIFIKASI ISPO
Mempertimbangkan bahwa
sertifikat berkelanjutan
akan menjadi
norma/persyaratan
perdagangan dunia, maka
didorong semua pelaku
usaha segera menerapkan
ISPO
47
48
TERIMA KASIH
48
KEGIATAN YANG TELAH DILAKSANAKAN
S.D TAHUN 2014
10. Lembaga Sertifikasi (LS) ISPO yang telah memperoleh
pengakuan dan terbit Surat Keputusan Ketua Komisi
ISPO sebanyak 11 (sebelas) LS, yaitu:
a. PT. Mutu Agung Lestari
b. PT. Sucofindo (Persero)
c. PT. TUV NORD Indonesia
d. PT. TUV Rheinland Indonesia
e. PT. SAI Global Indonesia
f. PT. Mutu Hijau Indonesia
g. PT. SGS Indonesia
h. PT. BSI Indonesia
i. PT. Lloyd’s Register Indonesia
j. PT. Mutu Indonesia Strategis Berkelanjutan Indonesia
k. PT. AJA Sertifikasi Indonesia 49